Anda di halaman 1dari 6

http://jurnal.fk.unand.ac.

id

Artikel Penelitian

Hubungan Anxietas dengan Kejadian Amenore Sekunder pada


Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
1

Flora Oktavia , Desmiwarti , Yaslinda Yaunin

Abstrak
Amenore sekunder merupakan salah satu gangguan siklus menstruasi yang berkaitan dengan penurunan
fertilitas dan gangguan kesehatan organ reproduksi. Anxietas merupakan faktor yang dapat menyebabkan amenore
sekunder. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan anxietas dengan kejadian amenore sekunder
pada mahasiswi pendidikan dokter Fakultas Kedokteran Universitas Andalas angkatan 2009 dan 2010 yang dipilih
sebagai subjek. Penelitian ini menggunakan cross sectional study dengan jumlah subjek 193 orang. Pengumpulan
data dari responden dilakukan dengan wawancara terpimpin (pengisian kuesioner). Analisis statistik yang digunakan
adalah uji chi square. Hasil penelitian menemukan bahwa kejadian amenore sekunder lebih banyak terjadi pada
responden yang mengalami anxietas (36,3%), jika dibandingkan dengan responden yang tidak mengalami anxietas
(2,1%). Uji statistik chi square menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara anxietas dengan kejadian amenore
sekunder (p<0,05) dan ada hubungan yang bermakna antara tingkat anxietas dengan kejadian amenore sekunder
berdasarkan uji statistik chi square (p<0,05).
Kata kunci: anxietas, amenore sekunder, mahasiswi

Abstract
Secondary amenorrhea is one a menstrual cycle disturbances have been associated with decreased fertility
and various health disorderson reproductive systems. Anxiety have been found at risk of disturbances of the
secondary amenorrhea.The objective of this study was to determine the association of anxiety with secondary
amenorrhea in female medical faculty of Andalas University.This study used cross sectional study design with 193
samples. Data was collected by guided interview. Statistic analysis used chi square test. Result of this study found that
incidence of secondary amenorrhea is more common in women who experience anxiety (36,3%), when compared with
who did not has anxiety (2,1%). Chi square test statistic showthere was significant relationship between anxiety and
secondary amenorrhea (p<0,05) and also there is significant relationship between anxiety levels and secondary
amenorrhea base on statistic square test (p<0,05).
Keywords:anxiety,secondary amenorrhea,female medical faculty
Affiliasi penulis : 1. Pendidikan Dokter FK UNAND (Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas Padang, 2. Bagian Kebidanan FK
UNAND/RSUP Dr. M. Djamil Padang, 3. Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa

Batasan usia remaja menurut WHO adalah usia 12


1

24 tahun dan belum menikah. Menurut Departemen

FK UNAND/RSUP Dr. M. Djamil Padang,

Pendidikan dan Kebudayaan dikatakan remaja apabila

Korespondensi :Flora Oktavia, E-mail: Loraapris_91@yahoo.com

individu telah berusia 18 tahun yang sesuai dengan

Telp: 082383617475

saat lulus dari sekolah menengah. Pada masa remaja


terjadi

PENDAHULUAN
Masa

remaja

merupakan

masa

transisi

kehidupan yang menghubungkan masa anak ke masa


dewasa

yang

peningkatan

ketegangan

emosi

akibat

perubahan fisik dan kelenjar yang menyebabkan

ditandai

dengan

percepatan

perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial.

remaja sangat sensitif dan rentan terhadap anxietas.

Anxietas adalah suatu respon fisiologis dan


psikologis

manusia

yang

mencoba

untuk

mengadaptasi dan mengatur tuntutan beban yang


Jurnal Kesehatan Andalas. 2015; 4(1)

130

http://jurnal.fk.unand.ac.id

berlebihan

terhadapnya

maupun

Beberapa hasil study menunjukan bahwa

eksternal. Jika individu tersebut dapat mengatasi

anxietas dapat mengaktivasi HPA aksis (Hipotalamus-

beban

tersebut

baik

dengan

internal

yang

Pituitary-Adrenal) bersama-sama dengan sistem saraf

bersangkutan lah dikatakan tidak mengalami anxietas

baik

artinya

autonom yang menyebabkan beberapa perubahan

diantaranya pada sistem reproduksi yakni siklus

dimana fungsi organ tubuhnya juga tidak terganggu.

Mahasiswa Kedokteran dalam kegiatannya juga tidak

menstruasi yang abnormal.

terlepas dari anxietas.

Peningkatan aktivitas

HPA aksis sewaktu

Di negara Thailand, ditemukan sebanyak

anxietas ditandai dengan hipersekresi Corticotropin

61,4% mahasiswi fakultas kedokteran mengalami

Releasing Hormon (CRH) dari hipotalamus, akibatnya

distres dan di Malaysia, prevalensi anxietas mahasiswi

terjadi peningkatan rangsangan pada hipofisis anterior

fakultas kedokteran adalah 41,9%. Pada mahasiswi

untuk

kedokteran penyebab anxietas dapat berasal dari

(ACTH) yang berlebihan pula dikorteks adrenal. ACTH

dalam diri individu sendiri atau dari luar, misalnya

berperan

anxietas akibat tuntutan orang tua akan prestasi

mensintesis dan melepaskan hormon glukokortikoid

akademik, maupun dari lingkungan sekitar, misalnya

yakni

suasana perkuliahan yang tidak nyaman atau adanya

menimbulkan hiperaktivitas kelenjar adrenal, yang

ketidakharmonisan antar teman sekampus.


Salah

satu

ciri

merangsang

kortisol.

menyebabkan

Kadar

korteks

ACTH

peningkatan

adrenal

yang

kadar

Hormone

tinggi

kortisol

untuk

dapat

dalam

darah. Kadar CRH yang tinggi juga dapat merangsang

perempuan adalah menstruasi. Menstruasi merupakan

peningkatan pelepasan endorphin yang merupakan

hasil interaksi antara hipotalamus, hipofisis dan

penghambat sekresi Gonadotropin Releasing Hormon

ovarium dengan perubahan terkait pada jaringan

(GnRH). Peningkatan kadar endorphins dan kortisol

sasaran pada saluran reproduksi. Namun demikian

menyebabkan sekresi GnRH terhambat, sehingga

terdapat banyak variasi gangguan menstruasi baik

sekresi Luteneizing Hormone (LH) yang di kontrol oleh

berupa

GnRH juga ikut terhambat sehingga menyebabkan

Dikatakan

organik

gangguan

dari

Adrenocorticotropin

kedewasaan

gangguan

khas

melepaskan

ataupun

organik,

fungsional.

bila

pola

dasar

tidak terjadinya pematangan folikel dan ovulasi, dan

perdarahan normal atau tidak terganggu namun

kegagalan

terdapat episode spotting atau perdarahan yang

progesterone.

menyertainya, maka penyebabnya sangat mungkin

endometrium berlanjut pada fase proliferasi yang

suatu

lesi

organik

perdarahan.

lokal

Sebaliknya,

tersebut

memproduksi
menyebabkan

memanjang dan kadar estrogen turun sehingga

dikatakan

gangguan

menyebabkan

ataupun gangguan pola sekresi hormon.


faktor

yang

faktor

internal

amenore.

terjadinya

oligomenorrhea

dan

Berdasarkan uraian diatas perlu dilakukan


penelitian terhadap remaja putri yang mempunyai

mempengaruhi

Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

bahwa

angkatan 2009 dan 2010 dengan dalih kepraktisan

prevalensi pada populasi wanita usia 18 50 tahun

dan kedua angkatan tersebut memiliki tingkat anxietas

mengalami gangguan pada siklus menstruasinya.

lebih tinggi akibat Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang

Menurut

sering

relatif rendah sehingga terancam drop out dan juga

menstruasi.Siklus

adanya tuntutan penulisan skripsi sebagai salah satu

menstruasi yang abnormal dipengaruhi oleh anxietas

syarat untuk memperoleh gelar sarjana kedokteran.

Beberapa

hasil

mengalami

studi

penelitian,

gangguan

maupun

siklus amenore sekunder pada Mahasiswi Pendidikan

faktor

eksternal.

baik

Hal

dalam

gangguan

yang sering disebabkan oleh tidak adanya ovulasi

menstruasi,

luteum

ataupun

fungsional, jika pola dasar perdarahannya berubah

Banyak

korpus

menunjukan

pelajar

siklus

lebih

psikologis. Dari beberapa hasil penelitian menunjukan

Dalam hal ini peneliti hanya memfokuskan kepada

bahwa

remaja putri yang mengalami anxietas saja.

pelajar

perawat

di

Kyushu

mengalami

menstruasi yang tidak teratur akibat anxietas, Di


Jepang terdapat 63% mahasiswi yang mengalami
gangguan menstruasi.

Jurnal Kesehatan Andalas. 2015; 4(1)

131

http://jurnal.fk.unand.ac.id

Analisis Univariat

METODE
Jenis penelitian yang akan dilakukan pada

Analisis univariat dilakukan terhadap tiap

penelitian tentang hubungan anxietas dengan kejadian

variabel dari hasil penelitian. Tujuan dari analisis ini

amenore sekunder pada mahasiswi pendidikan dokter

untuk menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap

angkatan 2009-2010 Fakultas Kedokteran Universitas

variabel

Andalas,

merupakan

jenis

survey

dengan

menggunakan studi analitik observasional dengan

Tabel

rancangan penelitian cross sectional. Penelitian ini

Mahasiswi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran

dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Universitas Andalas

Padang yang dilakukan pada bulan Maret 2013Januari 2014.


Populasi aktual pada penelitian ini adalah
segenap mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas

1.

Distribusi

Frekuensi

Anxietas

Anxietas

Frekuensi

Tidak

47

24,4

Ya

146

75,6

Total

193

100.0

pada

Andalas Padang. Sedangkan populasi target pada


penelitian ini adalah Mahasiswi pendidikan dokter

Tabel

menunjukkan

bahwa

75,6%

Fakultas Universitas Andalas Padang angkatan 2009-

mahasiswi pendidikan dokter angkatan 2009 dan 2010

2010.

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas mengalami


Pada penelitian ini subjek penelitian yang

diambil

anxietas, sedangkan 24,4% tidak mengalami anxietas.

adalah semua populasi yang hadir saat

penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Tingkat Anxietas pada

memenuhi

Mahasiswi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran

kriteria

ekslusi.

Kriteria

inklusi

pada

penelitian adalah mahasiswi yang sudah mengalami

Universitas Andalas

haid, haid teratur 3 bulan sebelum kuliah di FK,

Anxietas

Frekuensi

mempunyai BMI (Body Mass Index) normal, tidak ada

Ringan

39

26,7

riwayat penyakit sistemik, tidak merokok dan bersedia

Sedang

58

39,7

Berat

49

33,6

Total

146

100.0

menjadi responden dalam penelitian


Pengambilan

dan

pengumpulan

data

penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuisioner


yang

lansung

diisi

oleh

responden.

Kemudian

Tabel 2 menunjukkan bahwa anxietas yang

kuisioner langsung dikumpulkan pada hari yang sama

paling banyak dialami mahasiswi pendidikan dokter

oleh peneliti. Pengolahan data penelitian dilakukan

angkatan

dengan cara editing,coding,entry, dan cleaning dan

Universitas Andalas adalah anxietas sedang yaitu

dianalisis melalui analisis univariat dan bivariat untuk

sebanyak 58 responden (39,7%), kemudian sebanyak

menarik kesimpulan.

49 responden (33,6%) mengalami anxietas berat, dan

2009

dan

2010

Fakultas

Kedokteran

39 responden (26,7%) mengalami anxietas ringan.

HASIL
Telah

dilakukan

bulan

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Amenore Sekunder pada

mahasiswi pendidikan

Mahasiswi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran

penelitian

November 2013 terhadap

pada

dokter Angkatan 2009 dan 2010 Fakultas Kedokteran


Universitas

Andalas

dengan

cara

menyebarkan

Universitas Andalas
Amenore Sekunder

Frekuensi

pada hari itu juga. Dari 242 mahasiswi pendidikan

Tidak

139

72.0

dokter Fakultas Kedokteran Universitas Andalas telah

Ya

54

28.0

disebarkan 230 kuisioner dan berhasil dikumpulkan

Total

193

100.0

kuisioner secara langsung dan mengumpulkannya

sebanyak 218 kuesioner. Namun yang masuk kriteria


inklusi hanya 193 orang.
Jurnal Kesehatan Andalas. 2015; 4(1)

132

http://jurnal.fk.unand.ac.id

Pada Tabel 3 menunjukkan bahwa 38.0%

Tabel 5. Hubungan Tingkat Anxietas dengan Kejadian

mahasiswi pendidikan dokter angkatan 2009 dan 2010

Amenore

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas mengalami

Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

amenore

sekunder,

sedangkan

72.0%

Sekunder

tidak

Tidak Amenore

Tingkat

Amenore

Anxietas

Sekunder

Analisis ini digunakan untuk mengetahui

2,1

46

97.9

47

100

Ringan

5,1

37

94.9

39

100

Sedang

5,2

55

94.8

58

100

Berat

48

98.0

2.0

49

100

Total

54

28.0

139

72.0

193

100

Anxietas

Amenore

Sekunder

Anxietas
pada

dengan

Mahasiswi

Kejadian

Pendidikan

Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Andalas


Diagnosa Amenore

Keterangan :
F =Frekuensi

Sekunder
Anxietas

Total

Tidak

Amenore

Amenore

Sekunder

Total

independen.

Hubungan

Sekunder

Tidak

4.

Pendidikan

hubungan antara variabel dependen dan variabel

Tabel

Mahasiswi

Diagnosa Amenore Sekunder

mengalami anxietas.

Analisis Bivariat

pada

PEMBAHASAN

Sekunder

Dalam penelitian ini peneliti menyebarkan

Ya

53

36,3

93

63,7

146

100

Tidak

2,1

46

97,9

47

100

Total

54

28.0

139

72.0

193

100

Keterangan :
F =Frekuensi

kuisioner kepada 230 responden. Dari 230 kuisioner


yang tersebar berhasil dikumpulkan sebanyak 218
kuisioner, namun yang memenuhi kriteria inklusi dan
dapat

dijadikan

sampel

responden.Penelitian

penelitian

yang

hanya

dilakukan

193

adalah

mengukur hubungan antara anxietas dengan amenore


Tabel
amenore

menunjukkan

sekunder

lebih

bahwa

banyak

kejadian

terjadi

pada

sekunder pada mahasiswi pendidikan dokter Fakultas


Kedokteran Universitas Andalas.

responden yang mengalami anxietas (36,3%), jika


dibandingkan

dengan

responden

yang

tidak

mengalami anxietas (2,1%). Berdasarkan uji statistik

Hubungan anxietas dengan kejadian amenore


sekunder

Dapat

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil

disimpulkan bahwa terdapat hubungan bermakna

penelitian terhadap mahasiswi pendidikan dokter

antara anxietas dengan kejadian amenore sekunder

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas didapatkan

pada

bahwa yang mengalami anxietas pada tabel 1.adalah

yang

diperoleh

nilai

mahasiswi

p=0,00

pendidikan

(p<

0,05).

dokter

Fakultas

75,6% dan yang tidak mengalami anxietas adalah

Kedokteran Universitas Andalas.


Tabel 5 menunjukkan bahwa responden yang

24.4%.

Sedangkan

menurut

tabel

mengenai

mengalami amenore sekunder paling banyak dialami

diagnosa amenore sekunder terhadap mahasiswi

oleh responden yang mengalami anxietas berat

angkatan 2009 dan 2010 sebanyak 72.0% tidak

(98,0%), jika dibandingkan dengan responden yang

mengalami amenore sekunder dan 28.0% mengalami

tidak mengalami anxietas (2,1%), anxietas ringan

amenore sekunder. Kemudian menurut tabel 4 tentang

(5,1%) dan anxietas sedang (5,2%). Berdasarkan uji

hubungan antara anxietas dengan kejadian amenore

statistik yang diperoleh nilai p value = 0,00 (p< 0,05).

sekunder didapatkan bahwa keadaan anxietas yang

Dapat

hubungan

terjadi pada mahasiswi yang mengalami amenore

bermakna antara tingkat anxietas dengan kejadian

sekunder adalah 36,3%. Sedangkan jumlah mahasiswi

amenore sekunder pada mahasiswi pendidikan dokter

yang tidak anxietas pada mahasiswi yang mengalami

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.

amenore sekunder adalah 2,1%.

disimpulkan

bahwa

terdapat

Jurnal Kesehatan Andalas. 2015; 4(1)

133

http://jurnal.fk.unand.ac.id

Korelasi antara anxietas dengan kejadian

Hasil ini sesuai dengan penelitian Enggarsari

amenore sekunder dalam penelitian ini korelasinya

pada tahun 2008 bahwa perbedaan tingkat anxietas

kuat hal ini sejalan dengan hasil penelitian Weishmerr

berpengaruh terhadap pola menstruasi.

et al pada tahun 2009, dimana ditemukan adanya

diperkuat oleh penelitian Coppen Alec dkk pada tahun

keterlibatan

terutama

2004 bahwa terbukti secara signifikan wanita yang

melalui aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium. Keadaan

memiliki tingkat anxietas yang tinggi memiliki risiko

anxietas

gangguan pola menstruasi yang lebih besar.

sistem

pada

neuroendokrinologi

akhirnya

akan

menyebabkan

penurunan kadar GnRH dalam darah. Melalui jalan


inilah

terjadi

gangguan

Gangguan

yang

diantaranya

adalah

pada

termasuk
amenore

wanita

dengan

Hal ini juga

13

gejala

amenore

pola

menstruasi.

sekunder menunjukkan keadaan hiperkortisolisme

sering

ditemukan

yang bisa menyebabkan siklus menstruasi yang

sekunder,

dimana

ditemukan peningkatan kortisol dalam darah pada


wanita dengan amenore sekunder.

Pada

12

10

sebelumnya

normal

menjadi

amenore

sekunder

ataupun polimenore. Gejala-gejala klinis yang timbul


ini tergantung pada derajat penekanan GnRH. Gejala-

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan

gejala ini umumnya bersifat sementara dan biasanya

penelitian Rakhmawati pada tahun 2012 bahwa risiko

kembali normal apabila keadaan anxietas yang dialami

gangguan siklus menstruasi seperti polimenore dan

bisa diatasi.

amenore 2 kali lebih besar terjadi pada responden

Cowen

dkk

pada

tahun

2005,

dalam

yang mengalami tingkat anxietas berat dibandingkan

penelitiannya menemukan adanya peningkatan kadar

yang mengalami tingkat anxietas ringan. Dimana

kortisol pada penderita tingkat anxietas berat. Selain

keadaan anxietas menyebabkan peningkatan CRH

itu penekananan sekresi GnRH pada anxietas berat

dan glukokortikoid sehingga menghambat sekresi

menghambat pelepasan FSH dan LH sehingga tidak

GnRH oleh hipotalamus yang menyebabkan fluktuasi

terjadi

kadar FSH dan LH dan lama proses pada masa

terbentuknya estrogen dan tidak terjadinya proliferasi

proliferasi

sehingga terjadi oligomenore dan amenore.

dan

sekresi

ataupun pemanjangan.

mengalami

pemendekan

11

pematangan

Berdasarkan

folikel

uji

dan

chi

ovulasi,

square

tidak

14

didapatkan

Hasil uji statistik chi square menunjukan ada

hubungan yang bermakna antara tingkat anxietas

hubungan yang bermakna antara anxietas dengan

dengan kejadian amenore sekunder yang dialami oleh

kejadian amenore sekunder (p value <0,05). Hal ini

mahasiswi pendidikan dokter Fakultas Kedokteran

membuktikan bahwa anxietas meningkatkan kejadian

Universitas Andalas dengan nilai p=0,00.

amenore sekunder.

KESIMPULAN
Hubungan

tingkat

anxietas

dengan

kejadian

amenores sekunder

Ada

hubungan

yang

bermakna

antara

anxietas dengan kejadian amenore sekunder. Ada

Dari hasil penelitian didapatkan responden


yang mengalami amenore sekunder paling banyak

hubungan yang bermakna antara tingkat anxietas


dengan kejadian amenore sekunder.

dialami oleh responden yang mengalami tingkat


anxietas berat (98%). Sedangkan kejadian amenore

UCAPAN TERIMA KASIH

sekunder paling sedikit dialami oleh responden yang

Ucapan terimakasih kepada Dr. Desmiwarti,

mengalami tingkat anxietas ringan (5,1%). Sehingga,

Sp.OG(K) dan Dr.Yaslinda Yaunin, Sp.KJ(K)., yang

berdasarkan penelitian ini dapat ditarik kesimpulan

telah banyak memberikan bimbingan, bantuan dan

bahwa dengan adanya peningkatan tingkat anxietas

motivasi dalam penelitian ini. Terimakasih kepada

dapat

teman-teman pendidikan dokter Fakultas Kedokteran

meningkatkan

sekunder.

risiko

kejadian

amenore

Universitas Andalas angkatan 2009 2010 atas


bantuan teknis dalam pelaksanaan penelitian.

Jurnal Kesehatan Andalas. 2015; 4(1)

134

http://jurnal.fk.unand.ac.id

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Rusdi Medan. Medan: Fakultas Keperawatan

1.

Universitas Sumatera Utara; 2011.

Isnaeni, Desty N. Hubungan antara stres dengan


pola menstruasi D IV Kebidanan jalur reguler

Jurusan

Williams & Wilkins. Baltimore; 2005.

Kebidanan

Fakultas

Kedokteran
10.

4.

8.

USA:

Lippincott

Weishmerr, et al. Research: stress and female

Kembang Anak dan Remaja. Jilid I. Edisi ke-1

in cortisol , gonadotropins in a rural mayan

IDAI : Moersintowati, et al (editor).. Jakarta: PT.

population. 2009.

Buku

Ajar

11.

Rakhmawati A. Hubungan obesitas dengan

Pinel JPJ. Biopsikologi. Edisi ke-7. Yogyakarta:

kejadian gangguan siklus menstruasi

PT. Pustaka Pelajar; 2009.

wanita

Carolin. Gambaran tingkat stres pada mahasiswa

Kedokteran Diponegoro; 2012.

sarjana

kedokteran

Universitas

12.

dewasa

muda.

Semarang:

pada
Fakultas

Enggarsari A. Perbedaan tingkat stres antara

Sumatera Utara. Medan: Universitas Sumatera

mahasiswa berkepribadian etrovert dan introvert

Utara; 2010.

dalam mengerjakan (skripsi). Fakultas Psikologi

Marshall AG, Scott E. endocrinology adult and

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim;

pediatric. Edisi ke-6. Philadelphia: Saunders

2008.
13.

Coppen A, et al

Research: interactions of

Nepomnaschy PA, Sheiner E, Mastorakos G,

corticotropin-releasing factor of stress-induced

Arck PC. Research: stress, immune function, and

amenorrhea. Oregon, USA; 2009.

womens reproduction. 2007.


7.

ke-7.

reproductive function. a study of daily variations

Dalam:

Elsevier; 2010. hlm: 1256 9.


6.

Edisi

Tumbuh

Pardede N.

pendidikan

5.

infertility.

AF. Clinical endocrinology

Universitas Sebelas Maret Surakarta. Surakarta:

Sagung Seto; 2002. hlm. 138 9.


3.

Sperroff L, Marca
and

Universitas Sebelas Maret; 2010.


2.

9.

Onimura

K,

Yamaguchi

14.
K.

The

menstrual

Cowen, et al. Strategies and methods for


research on sex differences in brain and

disturbance and stres in nursing students. 1996.

behavior. Dalam: Becker JB, Arnold AP, Berkley

Zuiatna, Dian. perubahan pola haid saat ujian

KJ, editor (penyunting). Endocrinolog; Baltimore,

pada mahasiswi tingkat III Akademi Kebidanan

USA; 2005;146(4):1650-72.

Jurnal Kesehatan Andalas. 2015; 4(1)

135

Anda mungkin juga menyukai