Anda di halaman 1dari 4

Penyakit AutoImun Lainnya

Titoiditis : suatu peradangan pada kelenjar tiroid , menyebabkan hipertiroidisme sementara


yang seringkali diikuti oleh hipotiroidisme sementara atau tidak.
Tiroiditis Hashimoto
Tiroiditis Hashimoto (Tiroiditis autoimun) adalah peradangan kelenjar tiroid yang sering
menyebabkan hipotiroidisme.
Tiroiditis Hashimoto merupakan jenis tiroiditis yang paling sering ditemukan.
Paling sering terjadi pada wanita usia lanjut dan cenderung diturunkan.
Etiologi
Untuk alasan yang tidak diketahui, tubuh melawan dirinya sendiri dalam suatu reaksi
autoimun, membentuk antibodi yang menyerang kelenjar tiroid.
Penyakit ini 8 kali lebih sering terjadi pada wanita dan bisa terjadi pada orang-orang yang
memiliki kelainan kromosom tertentu, seperti sindroma Turner, sindroma Down dan sindroma
Kleinefelter.
Gejala
Tiroiditis Hashimoto sering dimulai dengan pembesaran kelenjar tiroid yang tidak
menimbulkan nyeri atau rasa penuh di leher.
Jika diraba, kelenjar terasa membesar, teksturnya seperti karet tetapi tidak lembut; kadang
terasa berbenjol-benjol.
20% penderita memililki kelenjar tiroid yang kurang aktif, sisanya memiliki kelenjar yang
berfungsi normal.
Banyak penderita yang juga memiliki kelainan endokrin lainnya (seperti diabetes (kencing
manis), kelenjar adrenal yang kurang aktif atau kelenjar paratiroid yang kurang aktif) dan
penyakit autoimun lainnya
Diagnose
Dilakukan pemeriksaan fungsi tiroid pada contoh darah untuk menentukan apakah fungsi
kelenjar masih normal.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala, hasil pemeriksaan fisik dan adanya antibodi yang
menyerang kelenjar (antibodi antitiroid) di dalam darah.
Pengobatan
Tidak ada pengobatan khusus untuk tiroiditis Hashimoto.
Sebagian besar penderita pada akhirnya akan mengalami hipotiroidisme dan harus menjalani
terapi sulih hormon sepanjang hidupnya.

Hormon tiroid juga bisa digunakan untuk mengurangi pembesaran kelenjar tiroid.

Anemia Pernisiosa
DEFINISI
Anemia Karena Kekurangan Vitamin B12 (anemia pernisiosa) adalah anemia megaloblastik
yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B12.
Selain zat besi, sumsum tulang memerlukan vitamin B12 dan asam folat untuk menghasilkan
sel darah merah.
Jika kekurangan salah satu darinya, bisa terjadi anemia megaloblastik.
Pada anemia jenis ini, sumsum tulang menghasilkan sel darah merah yang besar dan
abnormal (megaloblas).
Sel darah putih dan trombosit juga biasanya abnormal.
Anemia megaloblastik paling sering disebabkan oleh kekurangan vitamin B12 dan asam folat
dalam makanan atau ketidakmampuan untuk menyerap vitamin tersebut.
Kadang anemia ini disebabkan oleh obat-obat tertentu yang digunakan untuk mengobati
kanker (misalnya metotreksat, hidroksiurea, fluorourasil dan sitarabin).
PENYEBAB
Penyerapan yang tidak adekuat dari vitamin B12 (kobalamin) menyebabkan anemia
pernisiosa.
Vitamin B12 banyak terdapat di dalam daging dan dalam keadaan normal telah diserap di
bagian akhir usus halus yang menuju ke usus besar (ilium).
Supaya dapat diserap, vitamin B12 harus bergabung dengan faktor intrinsik (suatu protein
yang dibuat di lambung), yang kemudian mengangkut vitamin ini ke ilium, menembus
dindingnya dan masuk ke dalam aliran darah.
Tanpa faktor intrinsik, vitamin B12 akan tetap berada dalam usus dan dibuang melalui tinja.
Pada anemia pernisiosa, lambung tidak dapat membentuk faktor intrinsik, sehingga
vitamin B12 tidak dapat diserap dan terjadilah anemia, meskipun sejumlah besar
vitamin dikonsumsi dalam makanan sehari-hari.
Tetapi karena hati menyimpan sejumla besar vitamin B12, maka anemia biasanya tidak
akan muncul sampai sekitar 2-4 tahun setelah tubuh berhenti menyerap vitamin B12.
Selain karena kekurangan faktor intrinsik, penyebab lainnya dari kekurangan vitamin B12
adalah:
- pertumbuhan bakteri abnormal dalam usus halus yang menghalangi penyerapan vitamin
B12
- penyakit tertentu (misalnya penyakit Crohn)
- pengangkatan lambung atau sebagian dari usus halus dimana vitamin B12 diserap
- vegetarian.

GEJALA
Selain mengurangai pembentukan sel darah merah, kekurangan vitamin B12 juga
mempengaruhi sistem saraf dan menyebabkan:
- kesemutan di tangan dan kaki
- hilangnya rasa di tungkai, kaki dan tangan
- pergerakan yang kaku.
Gejala lainnya adalah:
- buta warna tertentu, termasuk warna kuning dan biru
- luka terbuka di lidah atau lidah seperti terbakar
- penurunan berat badan
- warna kulit menjadi lebih gelap
- linglung
- depresi
- penurunan fungsi intelektual.
DIAGNOSA
Biasanya, kekurangan vitamin B12 terdiagnosis pada pemeriksaan darah rutin untuk anemia.
Pada contoh darah yang diperiksa dibawah mikroskop, tampak megaloblas (sel darah merah
berukuran besar).
Juga dapat dilihat perubahan sel darah putih dan trombosit, terutama jika penderita telah
menderita anemia dalam jangka waktu yang lama.
Jika diduga terjadi kekurangan, maka dilakukan pengukuran kadar vitamin B12 dalam darah.
Jika sudah pasti terjadi kekurangan vitamin B12, bisa dilakukan pemeriksaan untuk
menentukan penyebabnya.
Biasanya pemeriksaan dipusatkan kepada faktor intrinsik:
Contoh darah diambil untuk memeriksa adanya antibodi terhadap faktor intrinsik.
Biasanya antibodi ini ditemukan pada 60-90% penderita anemia pernisiosa.
Pemeriksaan yang lebih spesifik, yaitu analisa lambung.
Dimasukkan sebuah selang kecil (selang nasogastrik) melalui hidung, melewati tenggorokan
dan masuk ke dalam lambung.
Lalu disuntikkan pentagastrin (hormon yang merangasang pelepasan faktor intrinsik) ke
dalam sebuah vena.
Selanjutnya diambil contoh cairan lambung dan diperiksa untuk menemukan adanya faktor
intrinsik.

Jika penyebabnya masih belum pasti, bisa dilakukan tes Schilling.


Diberikan sejumlah kecil vitamin B12 radioaktif per-oral (ditelan) dan diukur penyerapannya.

Kemudian diberikan faktor intrinsik dan vitamin B12, lalu penyerapannya diukur kembali.
Jika vitamin B12 diserap dengan faktor intrinsik, tetapi tidak diserap tanpa faktor
intrinsik, maka diagnosisnya pasti anemia pernisiosa.
PENGOBATAN
Pengobatan kekurangan vitamin B 12 atau anemia pernisiosa adalah pemberian vitamin B12.
Sebagian besar penderita tidak dapat menyerap vitamin B12 per-oral (ditelan), karena itu
diberikan melalui suntikan.
Pada awalnya suntikan diberikan setiap hari atau setiap minggu, selama beberapa minggu
sampai kadar vitamin B12 dalam darah kembali normal.
Selanjutnya suntikan diberikan 1 kali/bulan.
Penderita harus mengkonsumsi tambahan vitamin B12 sepanjang hidupnya.
PENCEGAHAN
Jika penyebabnya adalah asupan yang kurang, maka anemia ini bisa dicegah melalui pola
makanan yang seimbang.

Anda mungkin juga menyukai