Anda di halaman 1dari 14

II.

PENDEKATAN STUDI

2.1. Ruang Lingkup


Ruang lingkup Kegiatan Analisis Keterkaitan Antar Sektor
Ekonomi di Kabupaten Lampung Barat berdasarkan Model InputOutput (I-O) adalah
1.

Mengidentifikasi

karakteristik

struktur

ekonomi

suatu

wilayah dalam pembangunan daerah.


2.

Mengkaji transaksi barang dan jasa yang terjadi antar


sektor ekonomi.

3.

Menyusun Tabel I-0 Kabupaten Lampung Barat yang


menggambarkan tranksaksi dan keterkaitan antar sektor
dalam perekonomian.

2.2. Lokasi Kegiatan


Kegiatan Analisis Keterkaitan Antar Sektor Ekonomi di
Kabupaten Lampung Barat berdasarkan Model Input-Output (I-O)
adalah

meliputi

seluruh

wilayah

administrasi

Kabupaten

Lampung Barat.
2.3. Kerangka Pemikiran Model I-O
Alat analisis Input-Ouput (I-O) pertama kali dikembangkan
oleh Wassily Leontief pada tahun 1930-an. Idenya sangat
sederhana namun mampu menjadi salah satu alat analisis yang
ampuh dalam melihat hubungan antar sektor dalam suatu
perekonomian. Hubungan antar sektor ini mulai menjadi penting
sejak

analisis

pembangunan

ekonomi

tidak

lagi

hanya

mementingkan pertumbuhan ekonomi semata, tetapi juga mulai


melihat pembagian pertumbuhan antar faktor-faktor produksi
dan sumber-sumber pertumbuhan itu sendiri.
ANALISIS KETERKAITAN ANTAR SEKTOR EKONOMI
DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT BERDASARKAN MODEL IO

II-1

PENDEKATAN STUDI

Konsep

keterpaduan

program

pembangunan

ekonomi

menjadi semakin penting dalam era otonomi daerah. Secara


ideal, output dari suatu program pembangunan bisa menjadi
input bagi program pembangunan yang lain. Program sektoral
yang bersifat ego-sektor semakin tidak populer karena diduga
dapat meru gikan kepentingan sdi sektor lain. Pendekatan "win
and win" harus lebih banyak diterapkan daripada "win and lost".
Dalam perekonomian yang lebih luas dan berkembang,
hubungan antar kegiatan ekonomi juga menunjukkan keterkaitan
yang semakin kuat dan dinamis. Bahkan jenis-jenis kegiatan baru
bermunculan untuk mengisi kekosongan mata rantai kegiatan
yang semakin panjang dan kait-mengkait. Kemajuan di suatu
sektor tidak mungkin dapat dicapai tanpa dukungan sektorsektor lainnya. Berbagai hubungan antar-kegiatan ekonomi
(inter-industry relationship) selanjutnya dapat direkam dalam
suatu instrumen statistik yang kemudian dikenal dengan Tabel IO.
Dalam

perkembangannya,

metode-metode

yang

diturunkan dan suatu Tabel I-O semakin banyak diterapkan


sebagai alat analisis dan perencanaan ekonomi yang praktis dan
bersifat

kuantitatif.

Dengan

demikian,

dalam

pelaksanaan

kegiatan pembangunan makro ekonomi suatu daerah, khususnya


di Kabupaten Lampung Barat sangat dibutuhkan adanya data
dan informasi sebagai bahan dalam menyusun program-program
pembangunan setiap sektor yang dapat memberikan kontribusi
nyata dalam menyumbangkan pendapatan dan menyediakan
kesempatan kerja bagi masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan
serangkaian data-data transaksi dan keterkaitan antar sektorsektor ekonomi dalam pembangunan daerah yang disediakan
dalam model input-output (Tabel I-O).

ANALISIS KETERKAITAN ANTAR SEKTOR EKONOMI


DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT BERDASARKAN MODEL IO

II-2

PENDEKATAN STUDI

Untuk mendapatkan gambaran mengenai tabel I-O berikut


ilustrasi kerangka umum dari kegiatan ekonomi untuk tiga sektor
produksi.

Alokasi Ouput
Susunan input
1
Input Sektor
Antar Produk
2
a
si
3
Jumlah Input Primer
Jumlah Input

Permintaan
Antara
Sektor Produksi
1
2
3
X11
X21
X31
V1
X1

X12
X22
X31
V2
X2

Perminta
an AKhir

Jumla
h
Outpu
t

F1
F2
F3

X1
X2
X3

X13
X23
X31
V3
X3

Dengan mengambil contoh dari ilustrasi di atas, dapat diikuti


bahwa sektor 1, outputnyaberjumlah X1, dialokasikan secara
baris sebanyak x11, x12, x13 berturut-turut kepada sektor 1, 2,
dan 3 sebagai permintaan antara, serta sebanyak F1 untuk
memenuhi permintaan akhir. Output X2 dan X 3 masing-masing
dari sektor 2 dan 3, alokasinya dapat diperiksa
yang

sama.

Alokasi

output

itu

secara

dengan cara

keseluruhan

dapat

dituliskan dalam bentuk persamaan aljabar sebagai berikut

Secara umum perasamaan dapat dirumuskan kembali menjadi

Dimana xij

adalah banyaknya output sektor ke i yang

dipergunakan sebagai input oleh sektor j, F adalah permintaan


terhadap sektor ke i. Dalam analisis input-output, sistem
ANALISIS KETERKAITAN ANTAR SEKTOR EKONOMI
DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT BERDASARKAN MODEL IO

II-3

PENDEKATAN STUDI

persamaanpersamaan

tersebut

diatas

memegang

peranan

penting sebagai kerangka dasar analisis yang akan dibuat.


2.4. Analisis Input-Output ( I-O)
Tabel input-output (I-O) pada dasarnya merupakan uraian
statistik dalam bentuk matriks yang menyajikan informasi
tentang transaksi barang dan jasa serta saling keterkaitan antarsatuan kegiatan ekonomi (sektor) dalam suatu wilayah pada
suatu periode waktu tertentu. Isian sepanjang baris dalam
matriks menunjukkan bagaimana output suatu sektor ekonomi
dialokasikan

ke

sektor-sektor

lainnya

untuk

memenuhi

permintaan antara dan permintaan akhir. Sedangkan isian


sepanjang kolomnya menunjukkan struktur input yang digunakan
masing-masing sektor dalam proses produksinya, baik berupa
input antara maupun input primer (tenaga kerja).
Sebagai

metode

kuantitatif,

Tabel

I-O

memberikan

gambaran yang menyeluruh tentang:


1. Struktur perekonomian suatu wilayah yang mencakup
output dan nilai tambah masing-masing sektor,
2. struktur input antara yaitu transaksi penggunaan barang
dan jasa antar sektor-sektor produksi,
3. struktur penyediaan barang dan jasa, baik berupa produksi
dalam negeri maupun barang impor atau yang berasal dari
luar wilayah tersebut, dan
4. struktur

permintaan

barang

dan

jasa,

baik

berupa

permintaan oleh berbagai sektor maupun permintaan


untuk konsumsi, investasi, dan ekspor.
Secara umum matriks daiam Tabel IO dibagi dalam 4 kuadran,
yaitu:
1. Kuadran I (Intermediate Quadran), merupakan kuadran
ANALISIS KETERKAITAN ANTAR SEKTOR EKONOMI
DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT BERDASARKAN MODEL IO

II-4

PENDEKATAN STUDI

transaksi antara, yaitu transaksi barang dan jasa yang


digunakan dalam proses produksi.
2. Kuadran

II

(Final

Demand

Quadran),

menunjukkan

penjualan barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektorsektor perekonomian untuk memenuhi permintaan akhir.
3. Kuadran

III

(Primary

Input

Quadran),

menunjukkan

pembelian input yang dihasilkan di luar sistem produksi


oleh sektor-sektor dalam kuadran antara.
4. Kuadran IV (Primary Input-Final Demand), menunjukkan
transaksi langsung antara kuadran input primer dengan
permintaan akhir tanpa melalui kuadran antara.

Pada perkembangannya model I-O digunakan secara luas


dalam analisis ekonomi, antara lain adalah:
1. untuk memperkirakan dampak permintaan akhir terhadap
output,

nilai

tambah,

impor,

penerimaan

pajak,

dan

penyerapan tenaga kerja di berbagai sektor produksi,


2. untuk
barang

melihat
dan

komposisi

jasa

penyediaan

terutama

dalam

dan

pengunaan

analisis

terhadap

kebutuhan impor dan kemungkinan substitusinya,


3. untuk analisis perubahan harga yaitu dengan melihat
pengaruh

secara

langsung

dan

tidak

langsung

dari

perubahan harga input terhadap output,


4. untuk mengetahui sektor-sektor yang pengaruhnya paling
dominan terhadap pertumbuhan ekonomi dan sektor-sektor
yang peka terhadap pertumbuhan perekonomian, dan
5. untuk menggambarkan perekonomian suatu wilayah dan
ANALISIS KETERKAITAN ANTAR SEKTOR EKONOMI
DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT BERDASARKAN MODEL IO

II-5

PENDEKATAN STUDI

mengidentifikasikan

karakteristik

struktural

suatu

perekonomian wilayah.
2.4.1.

Analisis Dasar Input-Output ( I-O)

Penyajian Tabel I-O lazimnya dibagi dalam dua kelompok,


yaitu kelompok tabel-tabel dasar dan kelompok tabel-tabel
analisis. Dalam kelompok tabel-tabel dasar disajikan informasi
statistik yang menggambarkan besarnya nilai transaksi barang
dan jasa sektor-sektor ekonomi, seperti transaksi total atas harga
dasar pembeli dan harga produsen serta transaksi domestik atas
dasar harga produsen. Tabel-tabel dasar ini diperlukan dalam
membuat analisis deskriptif, seperti struktur perekonomian
regional, nilai tambah sektoral, distribusi barang dan jasa,
struktur konsumsi dan pembentukan struktur ekspor dan impor
dan sebagainya. Tabel-tabel analisis menyajikan informasi yang
diturunkan dari tabel-tabel dasar, seperti tabel koefisien input
dan matriks kebalikan yang sangat berguna untuk analisis
lanjutan.
Analisis input-output dapat berupa analisis deskriptif dan
analisis

lanjutan

seperti

analisis

dampak

akibat

kenaikan

permintaan akhir terhadap output, nilain tambah dan kebutuhan


tenaga kerja. Di samping itu, diberikan pula analisis dampak
perubahan komponen nilai tambah terhadap harga serta analisis
keterkaitan yang menggunakan indeks derajat kepekaan dan
derajat penyebaran yang pada hakekatnya bertumpu pada
pemanfaatan matriks pengganda.
Dalam

analisis

deskriptif

akan

dilihat

secara

umum

keadaan perekonomian suatu daerah melalui beberapa variabel


atau indikator berikut:
1. Analisis tentang struktur penawaran dan permintaan akan
barang dan jasa yang terjadi di suatu daerah dapat
ANALISIS KETERKAITAN ANTAR SEKTOR EKONOMI
DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT BERDASARKAN MODEL IO

II-6

PENDEKATAN STUDI

menunjukkan peranan produksi domestik dan impor untuk


memenuhi permintaan barang dan jasa, baik domestik
maupun luar negeri,
2. Struktur output dapat menggambarkan peranan output
sektoral dalam perekonomian,
3. Struktur nilai tambahnya, baik menurut lapangan usaha
(sektor) maupun komponennya, berguna untuk meiihat
peranan

masing-masing

sektor

dalam

menciptakan

tambah,
4. Struktur permintaan akhir dapat pula dipakai untuk melihat
apakah pola konsumsi rumahtangga atau pemerintah dan
komponen harga dalam perekonomian,
5. Indeks

daya

penyebaran

dan

derajat

kepekaan

(backward-forward linkage effect) jika dipetakan secara


serempak dalam satu salib sumbu dapat menentukan
kehandalan suatu sektor dalam perekonomian, dan
6. Gambaran efektivitas dan efisiensi sektor-sektor produksi
dapat dilihat melalui rasio permintaan antara, rasio input
antara atau kombinasinya.

2.4.2.

Analisis Lanjutan Input-Output ( I-O)

Beberapa

analisis

lanjutan

yang

penting

dalam

penggunaan Tabel I-O adalah analisis keterkaitan, dampak


penyebaran, dan analisis multiplier.
(1) Analisis Keterkaitan
Konsep

keterkaitan

perumusan

strategi

biasa

digunakan

pembangunan

sebagai

ekonomi

dasar
dengan

melihat keterkaitan antar sektor dalam suatu sistem


perekonomian. Konsep keterkaitan yang biasa dirumuskan
ANALISIS KETERKAITAN ANTAR SEKTOR EKONOMI
DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT BERDASARKAN MODEL IO

II-7

PENDEKATAN STUDI

meliputi keterkaitan ke belakang (backward linkage) yang


menunjukkan hubungan keterkaitan antar industri/ sektor
dalam pembelian terhadap total pembelian input yang
digunakan untuk proses produksi dan keterkaitan ke depan
(forward linkage) yang menunjukkan hubungan keterkaitan
antar industri/ sektor dalam penjualan terhadap output
yang dihasilkannya.
Berdasarkan

konsep

pertumbuhan

suatu

ini

dapat

sektor

yang

diketahui
dapat

besarnya
menstimulir

pertumbuhan sektor lainnya melalui mekanisme induksi.


Keterkaitan langsung antar sektor perekonomian dalam
pembelian dan penjualan input antara ditunjukkan oleh
koefisien langsung, sedangkan keterkaitan langsung dan
tidak langsungnya ditunjukkan dan matriks kebalikan
Leontief.
(a) Keterkaitan Langsung ke Depan
Untuk menunjukkan akibat suatu sektor tertentu
terhadap sektor-sektor yang menggunakan sebagian
output sektor tersebut secara langsung per unit
kenaikan permintaan total.
(b) Keterkaitan Langsung ke Belakang
Untuk menunjukkan akibat dan suatu sektor tertentu
terhadap

sektor-sektor

yang

menyediakan

input

antara bagi sektor tersebut secara langsung per unit


kenaikan permintaan total.

(c) Keterkaitan Langsung dan Tidak Langsung Ke


Depan

ANALISIS KETERKAITAN ANTAR SEKTOR EKONOMI


DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT BERDASARKAN MODEL IO

II-8

PENDEKATAN STUDI

Untuk menunjukkan akibat dan suatu sektor tertentu


sektor-sektor yang menggunakan output bagi sektor
tersebut secara langsung maupun tidak langsung per
unit kenaikan permintaan total.
(d) Keterkaitan Langsung. dan Tidak Langsung Ke
Belakang
Untuk menyatakan akibat dari suatu sektor yang
diteliti terhadap sektor-sektor yang menyediakan input
antara bagi sektor tersebut baik secara langsung
maupun tidak langsung per unit kenaikan permintaan
total.
(2) Dampak Penyebaran
Indeks keterkaitan langsung dan tidak langsung baik ke
depan maupun ke belakang belumlah memadai dipakai
sebagai

landasan

pemilihan

indikator tersebut tidak

sektor

kunci.

Indikator-

dapat diperbandingkan antar

sektor karena peranan permintaan akhir setiap sektor tidak


sama. Oleh karena itu kedua indeks tersebut haruslah
dinormalkan

dengan

cara

membandingkan

rata-rata

dampak yang ditimbulkan oleh sektor tersebut dengan


rata-rata dampak seluruh sektor. Analisis ini disebut
dengan dampak penyebaran yang terbagi dua yaitu
kepekaan penyebaran dan keofisien penyebaran.
(a)

Koefisien Penyebaran (Daya Penyebaran

ke Belakang/ Daya Menarik)


Konsep ini berguna untuk mengetahui distribusi
manfaat dari pengembangan suatu sektor terhadap
perkernbangan

sektor-sektor

lainnya

melalui

mekanisme transaksi pasar input. Konsep ini juga


ANALISIS KETERKAITAN ANTAR SEKTOR EKONOMI
DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT BERDASARKAN MODEL IO

II-9

PENDEKATAN STUDI

sering diartikan sebagai kemampuan suatu sektor


untuk meningkatkan pertumbuhan industri hulunya.

(b)

Koefisien Penyebaran (Daya Penyebaran ke Depan/Daya


Mendorong)
Konsep

ini

berguna

untuk

kepekaan suatu sektor

mengetahui

terhadap

sektor

tingkat
lainnya

melalui mekanisine pasar output. Konsep ini sering


juga diartikan sebagai kemampuan suatu sektor
untuk mendorong pertumbuhan produksi sektorsektor lain yang memakai input dari sektor ini. Sektor
i dikatakan mempunyai kepekaan penyebaran yang
tinggi

apabila

nilai

Sdi

lebih

besar

dari

satu.

Sebaliknya jika nilai Sdi lebih kecil dari satu.


(3) Analisis Multiplier
(a)

Multiplier Output
Multiplier output dihitung dalam per unit perubahan
output

sebagai

efek

awal

(initial

effect),

yaitu

kenaikan atau penurunan output sebesar satu unit


satuan

moneter.

Setiap

elemen

dalam

matriks

kebalikan Leontief (matriks invers) menunjukkan


total pembelian input, baik tidak langsung maupun
langsung dari sektor i yang disebabkan karena
adanya peningkatan penjualan dari sektor i sebesar 1
unit satuan moneter ke permintaan akhir.
Dengan

demikian

matriks

invers

mengandung

informasi penting tentang struktur perekonomian


yang

dipelajari

dengan

menentukan

tingkat

keterkaitan antar sektor dalam perekonomian suatu


ANALISIS KETERKAITAN ANTAR SEKTOR EKONOMI
DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT BERDASARKAN MODEL IO

II-10

PENDEKATAN STUDI

wilayah. Koefisien dari matriks invers menunjukkan


besarnya perubahan aktivitas dari suatu sektor yang
akan mempengaruhi tingkat output dari sektor-sektor
lain.

(b)

Multiplier Pendapatan
Multiplier

pendapatan

mengukur

peningkatan

pendapatan akibat adanya perubahan output dalam


perekonomian. Dalam Tabel I0, yang dimaksud
dengan pendapatan adalah upah dan gaji yang
diterima oleh rumahtangga. Pengertian pendapatan
di

sini

tidak

hanya

mencakup

beberapa

jenis

pendapatan yang umumnya diklasifikasikan sebagai


pendapatan rumahtangga, tetapi juga deviden dan
bunga bank.
(c)

Multiplier Tenaga Kerja


Multiplier

tenaga

kerja

menunjukkan

perubahan

tenaga kerja yang disebabkan oleh perubahan awal


dari

sisi

output.

Multiplier

tenaga

kerja

tidak

diperoleh dari elemen-elemen dalam Tabel I0


seperti pada multiplier output dan pendapatan,
karena dalam Tabel I0 tidak mengandung elemenelemen yang berhubungan dengan tenaga kerja.
Untuk memperoleh multiplier tenaga kerja maka
pada Tabel I0 harus ditambahkan baris yang
menunjukkan jumlah dari tenaga kerja untuk masingmasing sektor dalam perekonomian suatu wilayah.
Penambahan baris ini untuk mendapatkan koefisien
tenaga kerja. Cara untuk memperoleh koefisien
ANALISIS KETERKAITAN ANTAR SEKTOR EKONOMI
DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT BERDASARKAN MODEL IO

II-11

PENDEKATAN STUDI

tenaga kerja adalah dengan membagi setiap jumlah


tenaga kerja masing-masing sektor perekonomian di
suatu wilayah dengan jumlah total output dari
masing-masing sektor tersebut.
Koefisien tenaga kerja menunjukkan efek langsung
ketenagakerjaan dari setiap sektor akibat adanya
perubahan output sektor ke-i. Efek langsung dan
tidak langsung ditunjukkan untuk setiap sektor dalam
perekonomian suatu wilayah.

(d)

Multiplier Tipe I dan II


Multiplier Tipe I dan II digunakan untuk mengukur
efek dari output, pendapatan maupun tenaga kerja
masing-masing

sektor

perekonomian

yang

disebabkan karena adanya perubahan dalam jumlah


output, pendapatan, dan tenaga kerja yang ada di
suatu wilayah.
2.5. Metode Penyusunan
Melihat ketersediaan data baik di kabupaten maupun
provinsi maka penyusunan Tabel I-O dapat dilakukan dengan dua
pendekatan. yaitu pendekatan langsung dan pendekatan tidak
langsung;
1. Pendekatan langsung atau metode survei digunakan
apabila seluruh data yang diperlukan dikumpulkan
secara

langsung

lapangan.

melalui

Metode

ini

survei
lekukan

atau

penelitian

pengumpulan

data/informasi dari populasi yang ada kemudian diambil


ANALISIS KETERKAITAN ANTAR SEKTOR EKONOMI
DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT BERDASARKAN MODEL IO

II-12

PENDEKATAN STUDI

beberapa

sampel

untuk

diamati.

Metode

non

probability sampling atau dikenal sebagai "purposive


sampling,

karena

informasi

yang

ingin

diperoleh

adalah struktur input baik input antara maupun input


primer dan indikator produksi guna estimasi output,
tidak perlu pendugaan besarnya populas
2. Pendekatan tidak langsung atau metode non survei dan
semi survei digunakan apabila seluruh atau sebagian
data yang diperlukan diperoleh dari suatu tabel inputoutput lain yang sudah ada.

Metode ini umumnya

digunakan dalam penyusunan tabel input-output updating (pemutakhiran), di mana pengisian sel-sel tabel
input-output

tidak

menggunakan

metode

survey,

Tujuannya adalah menaksir dan memperbaiki koefisien


input antara atau koefisien teknis (A) pada tahun tabel
input-output disusun. metode yang sering digunakan
dalam penyusunan input-output up-dating adalah RAS
Dalam
Ekonomi

di

menggunakan

penyusunan

Analisis

Kabupaten
teknik

Keterkaitan

Lampung

hybrid

dengan

Barat

Antar

Sektor

peneliti

metode

RAS

akan
untuk

membalancing total input dan output masing-masing sektor


kemudian dilakukan cross cek melalui metode survei.
2.6. Tahap Kegiatan Studi
Uraian tahapan Kegiatan Analisis Keterkaitan Antar Sektor
Ekonomi di Kabupaten Lampung Barat Berdasarkan Model InputOutput (I-O) yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1. Studi Literatur (desk study), bertujuan untuk menggali
data dan informasi tentang Analisis Keterkaitan Antar
Sektor Ekonomi Berdasarkan Model Input-Output (I-O) di
Kabupaten Lampung Barat, dari dokumen-dokumen yang
ANALISIS KETERKAITAN ANTAR SEKTOR EKONOMI
DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT BERDASARKAN MODEL IO

II-13

PENDEKATAN STUDI

tersedia di lintas sektor terkait, baik di pusat maupun di


daerah.
2. Survei Lapangan, untuk pengumpulan data/informasi
tentang kondisi biogeofisik, ekonomi, sosial budaya, sarana
prasarana, dan lingkungan yang akan dilakukan dengan
wawancara langsung dengan para pihak yang terkait di
daerah, masyarakat, pelaku ekonomi, kelompok lembaga
swadaya

masyarakat,

dan

pengamatan/

pengukuran

langsung di lapangan.
3. Analisis

Keterkaitan

Kabupaten

Lampung

Antar
Barat

Sektor

Ekonomi

Berdasarkan

di

Model

Input-Output (I-O), kegiatan ini dimulai dengan tabulasi


data/informasi

dari

lapang

sesuai

kebutuhan

peruntukannya, pengolahan data, dan analisis penyiapan


tabel I-O. Pelaksanaan analisis input-output dasar, dan
lanjutan.
4. Paparan dan Diskusi, hasil Analisis Keterkaitan Antar
Sektor Ekonomi di Kabupaten Lampung Barat Berdasarkan
Model Input-Output (I-O), dipaparkan melalui forum diskusi
dan seminar.

ANALISIS KETERKAITAN ANTAR SEKTOR EKONOMI


DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT BERDASARKAN MODEL IO

II-14

Anda mungkin juga menyukai