Anda di halaman 1dari 4

BAB I.

PENDAHULUAN

Bab

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Bendungan Batutegi yang terletak di Pekon Batutegi ,Kecamatan Air

Naningan mempunyai fungsi utama sebagai penyedia sumberdaya air bagi


irigasi untuk mengairi daerah irigasi Sekampung 66.500 ha, selain itu
bendungan Batutegi memiliki fungsi sebagai pembangkit listrik dengan luas
catchment areanya sebesar 42.400 hektar termasuk genangan.
Ditinjau dari aspek hidrologi, air bendungan Batutegi bersumber dari 3
sungai yaitu Way Sekampung Hulu, Way Rilau dan Way Sangarus. Bagian hulu
DAS Sekampung sebagian besar adalah kawasan Hutan Lindung Register 39
Kota Agung Utara, Register 22 Way Waya dan Register 32 Bukit Rindingan.
Cathment area Batutegi atau DAS Sekampung Hulu sebagai sumber air
bendungan

Batutegi

mengalami

kerusakan

yang

sudah

sangat

mengkhawatirkan. Berdasarkan data dari KPHL Batutegi, (2016). Kondisi di


kawasan hutan hanya sekitar 23,71% atau seluas 8.4675,5 Ha yang dalam
keadaan baik, sedangkan sisanya 76,29 % tau seluas 27.243,5 Ha dalam
kondisi rusak karena pembukaan lahan untuk perkebunan kopi. Pada tahun
2000 tingkat sedimentasi total di catchment area Waduk Batutegi sebesar
2.081.642,89 ton/tahun dan terus meningkat hingga 9,1 juta ton/tahun (Radar
Lampung, 2006). Sedangkan perhitungan normal 1,7 juta ton/tahun (Dinas
Pekerjaan Umum, 2001) dan erosi yang terjadi rata-rata 6,75 Ton/Ha (Nippon
Koei.Co.ltd, 2003).
LAPORAN AKHIR
KAJIAN CATCHMENT AREA BENDUNGAN BATUTEGI
KABUPATEN TANGGAMUS

I-1

BAB I. PENDAHULUAN

Kerusakan area tangkapan air bendungan Batutegi bersumber dari alih


fungsi kawasan hutan menjadi perkebunan yang didominasi tanaman kopi tanpa
aspek konservasi tanah dan air, sehingga mengakibatkan tingginya erosi dan
sedimentasi sungai dari hulu di bendungan Batutegi, yang pada akhirnya dapat
mengakibatkan penurunan debit air dan umur bendungan Batutegi.
Bendungan batutegi mempunyai fungsi penting dalam mendukung
ketahanan pangan di provinsi lampung, sebagai penyedia air bagi daerah irigasi
sekampung. Berdasarkan Depkimpraswil, Dirjen Sumber Daya Air (2000)
Bendungan Batutegi luas genangan pada elevasi 281,5 m seluas 25 Km 2
dengan kapasitas genangan 860.000.000 m 3. Adapun kapasitas tampung efektif
pada elevasi 208 274 m sebanyak 665.000.000 m 3 yang mampu mengairi
66.573 Ha daerah irigasi kabupaten dibawahnya seperti Kabupaten Pringsewu,
Metro, Lampung Tengah dan Lampung Timur.
Sebagai bendungan terbesar di asia tenggara, Batutegi merupakan aset
nasional yang harus dipertahankan. Selain sebagai sumber air irigasi dan
pembangkit listrik, Batutegi juga berfungsi sebagai atraksi wisata dan memiliki
potensi untuk perikanan dan sumber air bersih yang besar bagi Kota Bandar
Lampung dan wilayah lain dibawahnya.
Pada dasarnya, keberadaan Bendungan batutegi lebih bermanfaat bagi K
kabupaten/kota yang berada dibawahnya. Adapun Kabupaten Tanggamus lebih
sebagai wilayah yang dianggap bertanggung jawab terhadap keberlanjutan
fungsi dari Bendungan Batutegi. Hal tersebut menjadikan Kabupaten
Tanggamus menanggung beban yang besar, sementara manfaat dari
keberadaan bendungan Batutegi dinikmati secara bersama-sama oleh wilayah
kabupaten/kota lainnya. Oleh karena itu upaya menjaga pelestarian Batutegi
menjadi sangat penting, dan harus menjadi tanggung jawab Pemerintah Pusat,

LAPORAN AKHIR
KAJIAN CATCHMENT AREA BENDUNGAN BATUTEGI
KABUPATEN TANGGAMUS

I-2

BAB I. PENDAHULUAN

Provinsi Lampung, Kabupaten Tanggamus dan Kabupaten/kota lainnya sebagai


penerima manfaat.
Mengingat fungsinya yang beragam dan vital, maka penanganan
catchment area Batutegi menjadi sangat penting, untuk itu diperlukan suatu
kajian terhadap DAS Sekampung Hulu (catchment area Batutegi) yang lengkap
dan terintegrasi guna kelestarian fungsi Bendungan Batutegi Kabupaten
Tanggamus yang selanjutnya dapat dirumuskan kebijakan yang dapat
mencegah terjadinya kerusakan wilayah ini yang semakin parah
1.2.

Maksud dan Tujuan


Kajian Ekologi Catchment Area Bendungan Batutegi Kabupaten

Tanggamus dimaksudkan untuk mendapatkan kondisi aktual dan faktual


mengenai ekologi pada daerah kawasan resapan air Bendungan Batutegi dan
sosial ekonomi dan budaya masyarakat.
Adapun tujuan kajian ini adalah:
1. Menggambarkan kondisi faktual ekologi serta kondisi sosial, ekonomi, dan
budaya masyarakat di Catchment Area Bendungan Batutegi.
2. Mengidentifikasi, menganalisis, danmemberikan program pengelolaan
Catchment Area Bendungan Batutegi dalam jangka waktu pendek,
menengah dan panjang.
3. Menyusun rekomendasi sebagai upaya peningkatkan daya dukung ekologi
Catchment Area Bendungan Batutegi dan penyangga ekonomi bagi
masyarakat

sekitar

bendungan

batutegi

yang

menekankan

pada

pemberdayaan masyarakat lokal.


1.3. Sasaran

LAPORAN AKHIR
KAJIAN CATCHMENT AREA BENDUNGAN BATUTEGI
KABUPATEN TANGGAMUS

I-3

BAB I. PENDAHULUAN

Sasaran yang ingin dicapai dalam Kajian Ekologi Catcment Area Bendungan
Batutegi Kabupaten Tanggamus adalah:
1. Keberlanjutan Catchment Area yang merupakan sumber air bendungan
batutegi yang ditinjau dari aspek ekologi, ekonomi dan sosial
2. Rekomendasi dasar kebijakan untuk konservasi dan pemanfaatan
Catchment Area Bendungan Batutegi di Kabupaten tanggamus
1.4. Kegunaan
Kegunaan studi ini adalah:
1. Sebagai masukan dalam rangka penyusunan kebijakan pengelolaan
Catchment Area Bendungan Batutegi oleh Pemerintah Kabupaten
Tanggamus, Pemerintah Provinsi Lampung dan Pemerintah Pusat.
2. Sebagai informasi kepada stakeholder dan masyarakat pada umumnya,
dalam rangka turut berperan dalam pengelolaan dan pelestarian
lingkungan hidup khususnya di Catchment Area Bendungan Batutegi.

LAPORAN AKHIR
KAJIAN CATCHMENT AREA BENDUNGAN BATUTEGI
KABUPATEN TANGGAMUS

I-4

Anda mungkin juga menyukai