Anda di halaman 1dari 5

TRANSMISI VIRUS HERPES SIMPLEKS

I Gede Ariguna Wijaya1, Suswardana2


1

Dokter Muda Fakultas Kedokteran Trisakti di

SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSAL dr. Mintohardjo


2

SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSAL dr. Mintohardjo

PENDAHULUAN
Virus herpes simpleks terbagi menjadi 2 tipe yaitu virus herpes simpleks 1 (HSV-1)
dan virus herpes simpleks 2 (HSV-2). Virus herpes simpleks bersifat sangat infeksius
dan meningkatkan risiko mendapatkan infeksi HIV. Virus herpes simpleks endemis di
seluruh dunia. Virus herpes dapat menyebabkan infeksi kronis residif seumur hidup,
dengan prisip terapi untuk mengatasi gejala yang timbul.1
Infeksi virus herpes dapat menimbulkan gejala yang lebih berat pada orang
dengan defisiensi sistem imun, dan dapat menyebabkan komplikasi serius seperti
ensefalitis, dan kelainan pada mata. Penderita penyakit herpes simpleks dapat
menghadapi stigma sosial dari masyarakat, dan dapat menyebabkan gangguan
psikologis bagi penderitanya.1
EPIDEMIOLOGI
Infeksi virus herpes simpleks merupakan suatu permasalahan global, dimana 400 juta
penduduk diseluruh dunia beresiko terinfeksi herpes, HIV, dan transmisi herpes
kepada

partner

maupun

neonatus.2

Penyakit

menular

seksual

merupakan

permasalahan global dengan konsekuensi yang serius. Berdasarkan perhitungan


WHO, terhitung setiap tahunnya terdapat 499 juta kasus baru infeksi menular seksual
diseluruh dunia, 536 juta orang didunia terdiagnosis mengidap herpes simpleks, dan
terdapat 291 juta wanita didunia yang terinfeksi oleh human papillomavirus (HPV).3
Estimasi WHO menyatakan bahwa sekitar 417 juta penduduk dunia dengan
usia antara 15-49 tahun terinfeksi HSV-2. Total keseluruhan penderita herpes
diperkirakan lebih dari 500 juta orang di seluruh dunia dengan usia antara 15-49 tahun
terinfeksi herpes yang disebabkan oleh HSV-1 atau HSV-2. Berdasarkan perkiraaan

berdasarkan regional, Asia tenggara diperkirakan 13 juta wanita dan sekitar 14 juta
pria terinfeksi herpes simpleks virus.4
TRANSMISI
Herpes merupakan suatu infeksi virus yang sangat infeksius, dan merupakan salah
satu infeksi penyakit menular seksual. Umumnya HSV-1 menular dengan kontak oral
dengan penderita HSV-1, dan menyebabkan herpes orolabial / labialis, namun dapat
juga menyebabkan genital herpes apabila terjadi kontak seksual seperti oral sex.1
HSV-2 merupakan salah satu infeksi yang ditularkan melalui hubungan
seksual dan menyebabkan genital herpes. Umumnya HSV-2 menular melalui
hubungan sex dimana terdapat kontak dengan lesi kulit penderita herpes. Diketahui
bahwa infeksi HSV-2 berhubungan dengan meningkatnya resiko terinfeksi HIV.1
Pada pasien dengan defisiensi sistem imun yang terinfeksi virus herpes
simpleks dapat menimbulkan gejala yang berat dan lebih sering kambuh. Infeksi
HSV-1 pada pasien HIV stadium lanjut dapat menyebabkan komplikasi serius seperti
ensefalitis dan gangguan pengelihatan. Herpes neonatorum dapat terjadi akibat kontak
antara neonatus pada masa perinatal dengan lesi herpes pada ibu dengan herpes saat
proses persalinan. Apabila tidak diobati memiliki tingkat mortalitas tinggi berkisar
60%.1
HERPES PADA KEHAMILAN
Infeksi virus herpes simpleks pada masa kehamilan diketahui berhubungan abortus
spotan, prematuritas, dan dapat terjadi gangguan perkembangan janin intrauterin.
Sedangkan pada saat proses persalinan dapat menyebabkan neonatus terinfeksi virus
herpes simpleks apabila mengalami kontak dengan lesi herpes, dan dapat
menyebabkan komplikasi serius seperti gangguan perkembangan otak yang berat,
serta memiliki angka kematian tinggi apabila tidak ditangani.5
Infeksi herpes simpleks diketahui tidak dapat menular antara ibu dan janin
yang dikandung selama kehamilan, namun di perkirakan 2 % dari wanita di seluruh
dunia beresiko terinfeksi herpes selama kehamilan, dan memiliki komplikasi serius
terhadap janin yang dikandungnya. Diperkirakan apabila terdapat 9 orang wanita yang
terinfeksi herpes simpleks saat mendekati proses persalinan, 4 dari 9 anak yang
dilahirkan tertular herpes saat proses persalinan, 1 anak meninggal dunia, dan 1 anak
dapat mengalami sekuel neurologis. Pemeriksaan serologis terhadap HSV dapat
mengetahui secara dini. Perlu dilakukan konseling untuk meningkatkan kewaspadaan

terhadap virus herpes simpleks, dan tindakan abstinens sex dan penggunaan kondom
dianjurkan terutama pada trimester ketiga kehamilan.5
EFEKTIFITAS

PENGGUNAAN

KONDOM

DALAM

PENCEGAHAN

TRANSMISI VIRUS HERPES SIMPLEKS


Diketahui bahwa herpes dapat ditularkan dengan hubungan sex, terutama virus herpes
simpleks 2 (HSV-2). Beberapa penelitian telah membuktikan efektivitas kondom
dapat memberikan perlindungan dalam proses penularan herpes, namun beberapa
faktor dalam aktivitas seksual sulit untuk dikelola dan dapat menurunkan kemaknaan
dari perkiraan yang sudah diketahui.6
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tahun 2012 dengan menggunakan
data penelitian dari beberapa studi prospektif sebelumnya dengan tujuan meninjau
efektivitas kondom dalam perlindungan terhadap infeksi HSV-2 didapatkan adanya
peningkatan resiko 3,6 % seseorang terinfeksi HSV-2 apabila melakukan hubungan
sex tanpa menggunakan kondom. Hal tersebut menguatkan bahwa penggunaan
kondom diketahui dapat memberikan perlindungan yang cukup bermakna untuk
mencegah penularan dari HSV-2. Dimana didapatkan kemungkinan seseorang
terinfeksi HSV-2 lebih rendah pada kelompok responden yang menggunakan kondom
dibandingkan dengan yang tidak menggunakan pengaman saat berhubungan sex
(Wald test p=0,029). 6

Tabel 1. Tabel odd ratio memperlihatkan perbedaan kemungkinan


seseorang terinfeksi HSV-2 pada kelompok yang menggunakan kondom
dibandingkan dengan kelompok yang tidak menggunakan pengaman
saat berhubungan sex.6
PENCEGAHAN

Intervensi pencegahan terhadap infeksi menular seksual telah dilakukan, namun


kegunaannya dalam populasi dipengaruhi oleh faktor-faktor dan barier yang
mempengaruhi keberhasilan suatu intervensi tersebut. Prinsip utama dalam intenvensi
pencegahan infeksi penyakit menular secara umum meliputi:3
a) Upaya meningkatkan efektifitas pelayanan
Upaya ini dilakukan dengan management kasus, konseling, vaksinasi, dan
deteksi dini kasus baru dalam masyarakat3
b) Upaya memperluas upaya pencegahan infeksi menular seksual
Dengan melakukan integrasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan, usaha
melawan stigma masyarakat terhadap infeksi menular seksual, dan mengukur
dampak infeksi menular seksual pada masyarakat secara berkala.3
c) Dukungan terhadap metode pencegahan
Dilakukan dengan pengembangan rapid test terhadap infeksi menular seksual,
mencari terapi alternatif bagi penderita infeksi menular seksual, dan
melakukan pengembangan dalam vaksinasi dan intervensi biomedis.3
KESIMPULAN
Virus herpes simpleks terbagi menjadi 2 tipe yaitu virus herpes simpleks 1 (HSV-1)
dan virus herpes simpleks 2 (HSV-2). Virus herpes simpleks bersifat sangat infeksius
dan meningkatkan risiko mendapatkan infeksi HIV. Virus herpes simpleks endemis di
seluruh dunia. Virus herpes dapat menyebabkan infeksi kronis residif seumur hidup,
dengan prisip terapi untuk mengatasi gejala yang timbul.1
HSV-1 umumnya ditularkan melalui kontak oral dan menyebabkan herpes
orolabial / labialis, namun dapat juga menyebabkan herpes genital. Sedangkan HSV-2
merupakan suatu infeksi menular seksual yang umumnya menyebabkan herpes
genital, dan terutama ditularkan melalui hubungan sex dimana terjadi kontak dengan
lesi herpes. Infeksi herpes simpleks diketahui tidak dapat menular antara ibu dan janin
yang dikandung selama kehamilan. Penggunaan kondom diketahui dapat memberikan
perlindungan yang cukup bermakna untuk mencegah penularan dari virus herpes
simpleks, khususnya HSV-2.4,6

KEPUSTAKAAN
1. Herpes

simplex

fact

sheet.

WHO.

2015.

http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs400/en/
November 2015.

Available
Accessed

at

at
:

:
9th

2. Looker KJ, Garnett GP, Schmid GP. An estimate of the global prevalence and
incidence of herpes simplex virus type 2 infection. Bulletin of the World
Health Organization. 2015.
3. WHO. Sexually Transmitted Infections: Large Burden and Serious
Consequences. 2015.
4. WHO. Globally, an estimated two-thirds of the population under 50 are
infected with herpes simplex virus type 1. 2015.
5. Brown ZA, Selke S, Zeh Judy. The Acquisition of Herpes Simplex Virus
During Pregnancy. NEJM.1997.

Anda mungkin juga menyukai