PENDAHULUAN
Virus herpes simpleks terbagi menjadi 2 tipe yaitu virus herpes simpleks 1 (HSV-1)
dan virus herpes simpleks 2 (HSV-2). Virus herpes simpleks bersifat sangat infeksius
dan meningkatkan risiko mendapatkan infeksi HIV. Virus herpes simpleks endemis di
seluruh dunia. Virus herpes dapat menyebabkan infeksi kronis residif seumur hidup,
dengan prisip terapi untuk mengatasi gejala yang timbul.1
Infeksi virus herpes dapat menimbulkan gejala yang lebih berat pada orang
dengan defisiensi sistem imun, dan dapat menyebabkan komplikasi serius seperti
ensefalitis, dan kelainan pada mata. Penderita penyakit herpes simpleks dapat
menghadapi stigma sosial dari masyarakat, dan dapat menyebabkan gangguan
psikologis bagi penderitanya.1
EPIDEMIOLOGI
Infeksi virus herpes simpleks merupakan suatu permasalahan global, dimana 400 juta
penduduk diseluruh dunia beresiko terinfeksi herpes, HIV, dan transmisi herpes
kepada
partner
maupun
neonatus.2
Penyakit
menular
seksual
merupakan
berdasarkan regional, Asia tenggara diperkirakan 13 juta wanita dan sekitar 14 juta
pria terinfeksi herpes simpleks virus.4
TRANSMISI
Herpes merupakan suatu infeksi virus yang sangat infeksius, dan merupakan salah
satu infeksi penyakit menular seksual. Umumnya HSV-1 menular dengan kontak oral
dengan penderita HSV-1, dan menyebabkan herpes orolabial / labialis, namun dapat
juga menyebabkan genital herpes apabila terjadi kontak seksual seperti oral sex.1
HSV-2 merupakan salah satu infeksi yang ditularkan melalui hubungan
seksual dan menyebabkan genital herpes. Umumnya HSV-2 menular melalui
hubungan sex dimana terdapat kontak dengan lesi kulit penderita herpes. Diketahui
bahwa infeksi HSV-2 berhubungan dengan meningkatnya resiko terinfeksi HIV.1
Pada pasien dengan defisiensi sistem imun yang terinfeksi virus herpes
simpleks dapat menimbulkan gejala yang berat dan lebih sering kambuh. Infeksi
HSV-1 pada pasien HIV stadium lanjut dapat menyebabkan komplikasi serius seperti
ensefalitis dan gangguan pengelihatan. Herpes neonatorum dapat terjadi akibat kontak
antara neonatus pada masa perinatal dengan lesi herpes pada ibu dengan herpes saat
proses persalinan. Apabila tidak diobati memiliki tingkat mortalitas tinggi berkisar
60%.1
HERPES PADA KEHAMILAN
Infeksi virus herpes simpleks pada masa kehamilan diketahui berhubungan abortus
spotan, prematuritas, dan dapat terjadi gangguan perkembangan janin intrauterin.
Sedangkan pada saat proses persalinan dapat menyebabkan neonatus terinfeksi virus
herpes simpleks apabila mengalami kontak dengan lesi herpes, dan dapat
menyebabkan komplikasi serius seperti gangguan perkembangan otak yang berat,
serta memiliki angka kematian tinggi apabila tidak ditangani.5
Infeksi herpes simpleks diketahui tidak dapat menular antara ibu dan janin
yang dikandung selama kehamilan, namun di perkirakan 2 % dari wanita di seluruh
dunia beresiko terinfeksi herpes selama kehamilan, dan memiliki komplikasi serius
terhadap janin yang dikandungnya. Diperkirakan apabila terdapat 9 orang wanita yang
terinfeksi herpes simpleks saat mendekati proses persalinan, 4 dari 9 anak yang
dilahirkan tertular herpes saat proses persalinan, 1 anak meninggal dunia, dan 1 anak
dapat mengalami sekuel neurologis. Pemeriksaan serologis terhadap HSV dapat
mengetahui secara dini. Perlu dilakukan konseling untuk meningkatkan kewaspadaan
terhadap virus herpes simpleks, dan tindakan abstinens sex dan penggunaan kondom
dianjurkan terutama pada trimester ketiga kehamilan.5
EFEKTIFITAS
PENGGUNAAN
KONDOM
DALAM
PENCEGAHAN
KEPUSTAKAAN
1. Herpes
simplex
fact
sheet.
WHO.
2015.
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs400/en/
November 2015.
Available
Accessed
at
at
:
:
9th
2. Looker KJ, Garnett GP, Schmid GP. An estimate of the global prevalence and
incidence of herpes simplex virus type 2 infection. Bulletin of the World
Health Organization. 2015.
3. WHO. Sexually Transmitted Infections: Large Burden and Serious
Consequences. 2015.
4. WHO. Globally, an estimated two-thirds of the population under 50 are
infected with herpes simplex virus type 1. 2015.
5. Brown ZA, Selke S, Zeh Judy. The Acquisition of Herpes Simplex Virus
During Pregnancy. NEJM.1997.