LP Ok
LP Ok
KEPERAWATAN PERIOPERATIF
Oleh: Selvi Oktavia
NPM :1206218505
Indikasi Pembedahan
Tanpa penundaan
Contoh
Perdarahan hebat
Obstruksi usus atau kandung
kemih
Fraktur tulang kepala
Luka tembak atau tusuk
Urgen
Dalam 24 jam
Diperlukan
Terjadwal
dalam
minggu/bulan
Elektif
Katarak
Tidak membahayakan jika Perbaikan skar
tidak dilakukan
Opsional
Pilihan pribadi
Sumber: Smeltzer, Bare, Hinkle, & Cheever, 2010
2. Periode Perioperatif
2.1 Fase Pra Operasi
Perbaikan vagina
Operasi kosmetik
Fase pra operasi dimulai ketika pasien, atau orang yang bertanggung jawab atas pasien,
diinformasikan tentang kebutuhan operasi pada diri pasien dan pemberian keputusan
untuk menyetuju prosedur pembedahan. Fase ini berakhir ketika pasien dipindahkan ke
tempat tidur ruang operasi (Goodman & Spry, 2016). Pada fase pra operasi, harus
dilaksanakan persiapan fisik dan psikologis pada pasien untuk menghadapi operasi.
Pada kegawatdaruratan, fase ini berjalan cepat sehingga pemeriksaan pra operasi sering
kali tidak cukup dan fase ini tidak disadari oleh pasien.
2.1.1
dan
abnormalitas. Kaji tangan dan kaki pasien untuk mengeceh temperatur, warna,
nadi perifer, capillary refill time, dan edema. Kaji riwayat tromboembolisme
dan obat yang dikonsumsi . Pemeriksaan EKG, kadar hemoglobin, hematokrit,
dan elektrolit digunakan untuk mengetahui fungsi kardiovaskular. Pengkajian
kardiovaskular merupakan pengkajian yang kritis karena masalah jantung
2.1.2
2.1.3
resiko
muntah,
aspirasi,
dan
obstruksi
usus,
fase pra operasi adalah enema dan NGT. Enema dapat diberikan dengan
pasien yang akan menjalani prosedur bedah yang melibatkan saluran
cerna, area perianal, dan rongga pelvis dan NGT digunakan untuk klien
yang memerlukan drainase.
c) Edukasi Kesehatan
Edukasi pra operasi penting untuk mencapai hasil pembedahan
yang positif. Edukasi pra operasi dapat mengurangi kejadian komplikasi
paska operasi dan lama rawat inap, tingkat kecemasan, dan ketakutan
pasien. Informasi yang diberikan kepada pasien dapat berupa sensori,
psikososial, dan prosedural.
Informasi sensori berfokus pada aspek penglihatan, pendengaran,
dan perasaan saat berada di ruang operasi. Perawat dapat menjelaskan
kepada klien kondisi ruang operasi, misalnya ruang operasi dan sediaan
obat cair terasa dingin dan terdapat ruang bedah yang dilengkapi musik
untuk
membantu
klien
relaks.
Informasi
psikososial
mencakup
pemasangan IV line
Pasien tidak makan dan minum selama 8 jam sebelum operasi
Pastikan pasien sudah buang air kecil. Catat jumlah urin yang keluar
Gigi palsu telah dilepas dan disimpan di tempat yang aman
Adanya gigi palsis, prostesis harus dicatat dan diketahui oleh tim
anestesi
Apabila pasien menggunakan alat pendengar, sampaikan kepada tim.
dan
elastis atau kaos kaki emboli telah digunakan jika memang diminta
Make up pasien dibersihkan supaya kulit sebenarnya dapat diamati
layanan pemulihan (Goodman). Aktivitas keperawatan pada fase ini berfokus pada
keselamatan pasien, dukungan emosi, memfasilitasi prosedur, mencegah infeksi, dan
memperhatikan respon fisiologis pasien terhadap anastesi dan prosedur operasi.
2.2.1 Anggota Tim Pembedahan
Tim pembedahan terdiri dari sekelompok tenaga kesehatan yang terdiri dari
dokter bedah, dokter anastesi, perawat. Dokter bedah menjadiketua tim dan
mengambil keputusan terkait prosedur bedah. Dokter anastesi mempertahankan
jalan napas, memastikan pertukaran gas yang adekuat, dan memonitor sirulasi dan
respirasi. Peran perawat pada periode perioperatif antara lain:
a) Perawat Sirkulator
Perawat sirkulator memeriksa klien sebelum operasi, merencanakan tindakan
keperawatan yang optimal selama operasi, mengoordinasikan semua personel
di ruang operasi, dan memonitor personel yang tidak berlisensi serta cost
compliance yang berhubungan dengan prosedur di ruang operasi. Perawat
sirkulator tidak memakai pakaian steril dan dapat keluar masuk ruang operasi.
Berikut tugas spesifik perawat sirkulator:
Memastikan semua peralatan dapat bekerja dengan baik
Menjamin alat yang dipakai steril dan menjamin kesediaan alat tersebut
Memonitor ruangan dan tim dari pelanggaran teknik steril
Membantu tim anestesi dengan induksi dan monitoring fisiologis
Mengurus spesimen
Berkordinasi dengan departemen lain jika diperlukan, misalnya radiologi
Mencatat perawatan yang diberikan
Meminimalkan percakapan dan hambatan di ruang operasi
b) Perawat Scrub
Perawat scrub bertugas mempersiapkan semua peralatan yang diperlukan
untuk prosedur, semua peralatan steril, mempertahankan kondisi steril pada
area steril, mengurus peralatan dan persediaannya selama operasi, dan
membersihkannya jika operasi telah selesai. Selamat pembedahan, perawat
scrub bersama perawat sirkulator harus menghitung jumlah peralatan sebelum
dan sesudah operasi.
c) Registered Nurse First Assistant (RNFA)
RNFA merupakan perawat berpengalaman dan telah menjalani pendidikan
khusus. RFNA bekerja dengan dokter bedah utama selama operasi. Tugasnya
antara lain menggunakan instrumen untuk memegang dan memotong, retraksi
dan menangani jaringan, menjahit.
d) Certified Registered Nurse Anesthetist (CRNA)
jalan
Sumber: Smeltzer, Bare, Hinkle, & Cheever, 2010
Referensi
Black, J.M & Hawks, J. H. (2014). Keperwatan medikal bedah. Jakarta: Salemba Media
Goodman, T & Spry, C. (2016). Essentials of perioperative nursing. 6th edition. Burlington:
Jones & Barlett Learning
Ignatavicius, D.D Workman, M.L. (2013). Medical-surgical nursing: Patient centered
collaborative care. Missouri: Elsevier Mosby.
Smeltzer, S.C., Bare, B.G., Hinkle, J.L., & Cheever, K.H. (2010). Brunner & suddarths
textbook of medical surgical nursing. 12th edition. Philadelphia: Lippincott Williams
& Wilkins