SKENARIO
Dokter Tuti seorang dokter perusahaan pemintalan benang selama 5
tahun, dalam 2 bulan terakhir angka absensi dari tenaga kerja
meningkat 10%. Peningkatan angka absensi disebabkan banyaknya
tenaga kerja yang sakit dengan keluhan sesak nafas. Sesak nafas
menjangkiti tenaga kerja yang telah bekerja selama 5 tahun ke atas
berjumlah 20 orang. 5 orang dari bagian gudang, 12 dari bagian
produksi dan 3 orang dari bagian penjaminan mutu. Sesak nafas
dirasakan di awal minggu shift kerja dan berkurang ketika tenaga
kerja libur. Semakin hari dirasakan semakin berat, sementara tenaga
kerja selama bekerja tidak menggunakan alat pelindung diri dengan
alasan kenyamanan. Kedua puluh orang tenaga kerja tersebut pada
pemeriksaan awal tidak ditemukan gangguan pernafasan maupun
riwayat asthma pada rekam medisnya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era industrialisasi saat ini, kegiatan sektor industri tidak
terlepas dengan penggunaan teknologi maju yang dapat berdampak
terhadap keselamatan dan kesehatan kerja terutama masalah penyakit
(Perguruan Tinggi).
Pembangunan di Indonesia dewasa ini telah mencapai tahap
industrialisasi. Pembangunan Industrialisasi ini telah membawa
berbagai dampak positif, yaitu terbukanya lapangan pekerjaan,
membaiknya sarana transportasi dan komunikasi serta meningkatnya
taraf hidup masyarakat. Tetapi selain memberikan dampak positif,
pembangunan industrialisasi juga memberikan dampak negatif. Salah
satu dampak negatif yang ditimbulkan adalah pencemaran udara dalam
bentuk debu yang dihasilkan dari proses pengolahan industri tekstil.
Debu kapas tidak hanya dapat mencemari lingkungan umum, tetapi
juga mencemari lingkungan kerja sehingga para pekerja dapat terpapar
dan menimbulkan gangguan kesehatan.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Valic dan Zuskin dapat
diketahui bahwa prevalensi tertinggi dari penyakit bysinosis adalah
pada unit pemintalan, tetapi tidak ada bukti beratnya penyakit akibat
pemaparan debu kapas dengan lamanya pemaparan (Yunus,1997).
Berdasarkan data International Labour Organization (ILO)
tahun 2013, 1 pekerja di dunia meninggal setiap 15 detik karena
kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja. Tahun
hubungan
kerja,
yang
bisa
menghabiskan
sekitar
jarang bolos)
Penyakit akibat kerja bukan dikarakteristikan semata oleh
penyakit itu sendiri, tetapi merupakan akibat dari penyakit dan paparan.
Sama halnya dengan istilah yang dimaksud oleh ILO Employment
Injury Benefits Recommendation, tahun 1964 NO. 121 paragraf 6 (1)
bahwa tenaga kerja pada kondisi tertentu, dalam hal ini yang terkena
paparan dari beberapa bahan/zat dalam kondisi berbahaya baik dalam
perdagangan dan pekerjaan yang disebut dengan penyakit akibat kerja.
Setiap ancaman terhadap keselamatan dan kesehatan kerja harus
dicegah. Karena ancaman seperti itu akan membawa kerugian baik
material, moril maupun waktu terutama terhadap kesejahteraan tenaga
kerja dan keluarganya. Lebih-lebih perlu disadari bahwa pencegahan
terhadap bahaya tersebut jauh lebih baik dari pada menunggu sampai
kecelakaan terjadi yang biasanya memerlukan biaya yang lebih besar
untuk penanganan dan pemberian kompensasinya. Maka, tujuan
diselenggarakannya kesehatan dan keselamatan kerja adalah agar
tercapainya tingkat kesehatan yang optimal dari tenaga kerja,
terciptanya lingkungan kerja yang nyaman dan aman bagi tenaga kerja
dan masyarakat di sekitar tempat kerja melalui upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif sehingga dapat tercapainya
produktifitas yang optimal.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana absensi pada perusahaan meningkat sebesar 10% ?
2. Bagaimana cara menanggulangi absentisme yang terjadi pada
perusahaan tersebut ?
C. Tujuan
BAB II
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Analisis
Pembangunan industrialisasi di Indonesia membawa beberapa
dampak, baik positif maupun negatif. Salah satunya adalah industri
tekstil yang mempunyai dampak negatif antara lain dapat menyebabkan
pencemaran debu yang timbul pada proses pengolahan atas hasil
industri itu (kapas). Debu kapas dapat menyebabkan gangguan fungsi
paru salah satunya adalah penyakit bissinosis, yang tertera pada SK
Presiden NO. 22 tahun 1993.
Bisinosis adalah istilah yang menggambarkan perasaan tertekan
di dada karena paparan debu kapas, perasaan ini timbul terutama pada
hari pertama kembali bekerja setelah istirahat akhir minggu.
Patogenesis bisinosis belum jelas dan multifaktorial, salah satu teori
yaitu tentang mekanisme kemotaksis menerangkan bahwa serat kapas
yang terhirup akan difagosit oleh makrofag alveolus, ini akan
merangsang
pelepasan
timbulnya
mediator
eosinofil
inflamasi
dijaringan
sehingga
yang
dapat
menginduksi
menimbulkan
Ketersediaan APD
Pendidikan
Kepatuhan
memakai APD
Pemakaian APD
Debu Kapas
Ventilasi
B. Pembahasan
1. Mengatasi peningkatan absensi pada perusahaan pemintalan
benang
Sesuai dengan definisi dari kesehatan dan keselamatan kerja
tujuan diselenggarakannya kesehatan dan keselamatan kerja adalah
agar tercapainya tingkat kesehatan yang optimal dari tenanga kerja,
terciptanya lingkungan kerja yang nyaman dan aman bagi tenanga
kerja dan masyarakat di sekitar tempat kerja melalui upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilatatif sehingga dapat tercapai
produktifitas yang optimal, dalam hal ini dapat menurunkan angka
absensi tenaga kerja.
Untuk
melindungi
keselamatan
pekerja/buruh
guna
sebuah
sistem
manajemen
kesehatan
dan
10
penanggulangan
untuk
lebih
meningkatkan
dalam
Bengkel
kerja
utama
industri
jika
11
kesehatannya
yang
paripurna
(promotif,
b. Pencegahan
Kesehatan dan keselamatan kerja adalah salah satu
disiplin ilmu dalam kesehatan masyarakat yang mengkhususkan
diri pada sebagian kecil masyarakat yaitu tenaga kerja. Dalam
kesehatan dan keselamatan kerja ada tiga istilah yang harus
dimengerti yaitu higiene perusahaan, kesehatan kerja dan
keselamatan kerja, yang dulu dikenal dengan nama hiperkes,
namun dalam perkembangannya karena higiene merupakan
salah satu ilmu kesehatan maka hiperkes kini dikenal dengan K3
(Kesehatan dan Keselamatan kerja).
Menurut Danggur Konradus (2006) mengatakan bahwa
pelaksanaan
program
keselamatan
dan
kesehatan
kerja
12
13
BAB III
RENCANA PROGRAM
A. Dasar Hukum
Kesehatan dan keselamatan kerja saat ini merupakan fokus
perhatian
14
15
maksimal
pula
(Dainur,1992).
Sedangkan
definisi
lain
16
merupakan
upaya
menghilangkan
bahaya
dari
sumbernya.
2. Reduction, mengupayakan agar tingkat bahaya bisa dikurangi.
3. Engineering control, artinya bahaya diisolasi agar tidak kontak
dengan pekerja.
4. Administrative control, artinya bahaya dikendalikan dengan
menerapkan
instruksi
kerja
atau
penjadualan
kerja
untuk
Jamsostek,
Taspen,
Askes,
dan
Asabri.
D. Rencana Program
17
No Kegiata
Sasaran
Target
Vol.
Rincian
Lokasi
Tenag
kegiata
pelaksanaan
pelaksanaan
n
1.
Penyulu Para
han
100%
1 hari
pekerja dari
di pabrik Jml
sasaran
Jadwal Kebutuha
n
pelaksana
pelaks
Pemberian
Ruang
ana
Dokte
materi
pertemuan
(penggunaa
pabrik
an
1 tahun 2x
-
Lcd
Laptop
Alat
peraga
APD
n APD
dalam
dunia kerja)
2.
Pengawa Kader
san
100%
1 hari
Evaluasi
Ruang
Dokte
Tiap
kesehata dari
jml
n
sasaran
perusaha
penyerapan
pertemuan
bulan
materi
pabrik
an
kader
terhadap
kesehatan
perusahaan
Lcd
- La
op
18
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari pembahasan masalah yang telah dibahas diambil beberapa
kesimpulan, yaitu :
1. Meningkatkan penerapan sistem manajemen kesehatan dan
keselamatan kerja yang baik dan benar untuk optimalisasi kesehatan
tenaga kerja sehingga dapat menurunkan absensi perusahaan
2. Pencengahan dengan menggunakan APD (alat pelindung diri)
seperti: memakai safety glasses, ear plung, ear muff, respirator dan
lain-lain.
3. Pencegahan yang lain dapat di lakukan dengan pemeliharaan rumah
tangga yang baik di perusahaan tekstil sehingga debu kapas sangat
sedikit di udara, pembersihan mesin carding sebaiknya dengan
pompa hampa udara, membersihkan lantai dengan sapu tidak baik,
ventilasi umum dengan sistim hisap, pemeriksaan kesehatan pekerja
sebelum bekerja dan pemeriksaan kesehatan secara berkala, rotasi
pekerja yang telah terpapar debu kapas ke tempat yang tidak
berbahaya.
B. Saran
1. Memutuskan jenis alat pelindung diri yang harus kita gunakan,
lakukan terlebih dahulu hazard identification (identifikasi bahaya).
2. Tinjau ulang setiap aspek dari pekerjaan, agar potensi bahaya bisa
kita identifikasi.
3. Perlu penegakan disiplin karyawan terhadap pemakaian alat
pelindung diri terutama masker dan sumbat telinga.
4. Perlu adanya penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan bidang
kesehatan dan keselamatan kerja, dan keterampilan para pekerja.
Dari saran-saran tersebut diharapkan dapat menurunkan angka
absensi yang terjadi di perusahaan tersebut, sehingga produktifitas
produksi dapat ditingkatkan.
19
DAFTAR PUSTAKA
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Materi Pokok Kepaniteraan Klinik Ilmu
Kesehatan Masyarakat, 2014, Mitra Media Kreasindo, Sidoarjo, Jatim, pp.
148-153.
Direktorat
Kependudukan
Kesejahteraan
Sosial,
Dan
Pemberdayaan
20
Jamsos.com
Indonesia,
2015.
Manfaat
Program
http://www.jamsosindonesia.com/prasjsn/jamsostek/manfaat,
Jamsostek,
12
Maret
Weaving
PT.
Inti
Corpora
Semarang,
Skripsi-2001.
http://www.fkm.undip.ac.id/data/index.php?action=4&idx=1449
Qomariyah N. and Sucahyo G., 2014. Employees Attendance Patterns
Prediction using Classification Algorithm;Case Study: A Private Company
in Indonesia, Vol. 1, IJCCIE, pp. 68-69.
World Health Organization, 1999. International Statistical Classification of
Diseases and Related Health Problems (ICD-10), Protection of the Human
Environment Occupational and Environmental Health Series, Geneva.
21