JUDUL PROGRAM
ANALISA ESTIMASI SUHU RESERVOIR PANAS BUMI SEULAWAH
AGAM PADA MANIFESTASI MATA AIR PANAS BUMI IE SUUM
MENGGUNAKAN METODE GEOTHERMOMETER
BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN
Diusulkan Oleh:
Ketua Kelompok
: Muhammad Irpan
(1404109010032)
Anggota
: Khairil Umam
(1404109010005)
2.
3.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
4.
5.
:
:
Bidang Kegiatan
Ketua Pelaksana Kegiatan
Nama Lengkap
:
NIM
Jurusan
:
Universitas/Institut/Politeknik :
Alamat Rumah dan No Tel./HP :
Email
Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis
Dosen Pembimbing
a. Nama Lengkap dan Gelar
b. NIDN
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP
6. Total Kegiatan Total
a. Kemristekdikti
b. Sumber Lain (sebutkan)
7. Jangka Waktu Pelaksanaan
:
:
:
:
:
:
:
: Rp.
: Rp.
: Bulan
Dosen Pembimbing
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Berdasarkan kondisi geologinya daerah Kabupaten Aceh Besar banyak
survey
geokimia
dengan
menggunakan
geotermometer
utuk
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sejarah Panas Bumi
Panas bumi merupakan energi panas yang terbentuk secara alami dibawa
permukaan bumi. Sumber energi tersebut berasal dari pemanasan batuan dan air
bersama unsur unsur lain yan terkandung panas bumi yang tersimpan di dala
kerak bumi. Untuk pemanfaatannya, perlu dilakukan kegiatan penambangan
berupa eksplorasi dan eksploitasi guna mentransfer energi panas tersebut ke
permukaan dalm wujud uap panas, air panas atau campuran uap dan air serta
unsur unsur lain yang dikandung panas bumi. Pada prinsipnya dalam kegiatan
panas
bumi
yang
ditambang
adalah
air
panas
dan
uap
air
(http://agungr.vox.com/Library/post/energi-panas-bumi-1.htm).
Berdasarkan kondisi geologinya daerah Ie Suum terletak di ujung barat
Pulau Sumatera yang berada diantara dua patahan Krueng Raya. Didaerah ini
terdapat sesar normal yang membentuk horst dan graben. Sesar Krueng Raya
mengarah 1600 ke Utara dan 1700 ke Selatan serta membentuk cekungan lebih dari
750. Pada graben Ie Suum muncul manifestasi mata air panas bersuhu 86 86,4
0
terdapat pada gambar dibawah yaitu magma yang terletak didalam lapisan
mantel, memanasi suatu lapisan batu padat. Diatas batu padat terletak suatu
lapisan batu berpori, yaitu lapisan batuan yang memiliki banyak lubang kecil.
Lapisan berpori ini berisi air yang berasal dari air tanah, resapan air hujan
atau resapan air danau yang dipanaskan oleh lapisan batu padat yang panas itu.
Bila panasnya besar, maka terbentuk air panas bahkan dapat terbentuk uap dalam
lapisan batu berpori. Bila diatas lapisan batu berpori terdapat satu lapisan batu
padat, maka lapisan batu berpori berfungsi sebagai pemanas. Uap dan air panas
yang bertekanan akan berusaha keluar ke permukaan bumi. (Muhammad
Raihansyah. 2014)
Gambar 2.1 Skema terjadinya sumber air panas dan sumber uap
Gejala panas bumi pada umumnya tampak dipermukaan bumi berupa
mata air panas, fumarola, geyser dan sulfatora. Dengan jalan pengeboran, uap
alam yang bersuhu dan bertekanan tinggi dapat diambil dari dalam bumi dan
dialirkan ke turbin dan menuju generator yang selanjutnya menghasilkan tenaga
listrik. (Muhammad Raihansyah. 2014)
B. Panas Bumi Gunung Seulawah Agam
Lokasi prospek panas bumi daerah Gunung Seulawah Agam terletak di
kompleks Gunung Seulawah dan sekitarnya, Kecamatan Seulimum, Kabupaten
Aceh Besar Provinsi Aceh. Daerah manifestasi panas bumi utama (Lamteuba)
berada pada posisi geografis 52851 LU dan 954353 BT atau sekitar 60 km
sebelah tenggara Banda Aceh. Lokasi ini dapat dicapai dari Banda Aceh melalui
Krueng Raya menuju Lamteuba dengan kendaraan roda dua dan empat.
-Review Geologi
Geologi Regional
Geologi Daerah Seulawah Agam
-Review Geokimia
Kimia Air
Kimia Isotop C13 Gas CO2
Kimia Tanah dan Rembesan Klorida
-Review Geofisika
Tahanan Jenis
Gaya Berat
Magnetik
Self Potensial
Head-On
Magnetotelluric
D. Metode Geotermometer
Metoda geotermometri dapat dipakai untuk memprediksi suhu reservoar
secara tidak langsung dengan biaya yang tidak terlalu mahal, namun hasilnya
tidak melenceng jauh dari kondisi sebenarnya di alam (dibawah permukaan).
Prinsip geotermometri didasarkan pada perilaku kimiawi unsur terlarut dalam
fluida panas bumi.
Sebagai studi awal penentuan potensi panas bumi di Pulau Weh, penelitian
ini akan memfokuskan penggunaan persamaan geotermometer empiris untuk
memperkirakan suhu reservoir panas bumi dari sumber mata air panas.
Geotermometer tersebut dianggap paling baik diterapkan karena dapat
memberikan hasil perhitungan suhu yang lebih akurat dengan nilai kesalahan
estimasi kurang dari 5% (Sismanto dan Andayany, 2012).
Pengukuran suhu reservoir tersebut dapat diestimasi dengan cara
menentukan kandungan logam Na, K, Ca dan Si yang terdapat pada air panas
tersebut. Sebagai faktor tambahan, pH dan suhu permukaan mata air panas akan
digunakan untuk melihat hubungannya dengan suhu estimasi reservoir panas
bumi.
Sistem panas bumi yang berhubungan dengan aktivitas gunung api pada
umumnya merupakan sistem panas bumi bersuhu tinggi. Suhu reservoir pada
sistem ini dapat mencapai 200 (Hochstein dan Browne, 2000).
Dengan demikian, salah satu geotermometer yang baik digunakan untuk
menghitung suhu reservoir pada sistem panas bumi ini adalah geotermometer NaK dan Silika karena kedua geotermometer ini valid untuk digunakan dalam sistem
panasbumi yang memiliki suhu tinggi (Nicholson, 1993).
Dengan menggunakan geotermometer Na-K, silika dan Na-K-Ca, maka
akan diketahui geotermometer yang lebih valid untuk memprediksi suhu reservoir
panas bumi. Perhitungan geotermometer Na-K, SiO2 dan Na-K-Ca berturut-turut
dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 1, 2 dan 3 (DiPippo, 2012).
(1)
(2)
(3)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu pengukuran data di lapangan
dan pengolahan data. Sebelum melakukan pengukuran data di lapangan, langkah
yang ditempuh yaitu studi literatur. Dari studi literatur tersebut, didapatkan 5
(Lima) lokasi manifestasi panasbumi Pulau Weh. Selanjutnya, dilakukan survey
awal di setiap lokasi manifestasi yang menghasilkan informasi geologi di lokasi
tersebut. Dari informasi geologi yang didapat, dilakukan perbandingan kriteria
untuk penentuan lokasi manifestasi yang memungkinkan sebagai lokasi
pengambilan sample.
Selanjutnya, dilakukan pengujian sample di Laboratorium di Teknik Kimia
Fakultas Teknik Unsyiah. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan seperti
aturan yang telah ditentukan.
3.2. Alat dan Bahan Penelitian
Adapun alat dan bahan yang akan dibutuhkan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
No
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8
Jumlah
5
3
1
3
3
30
1
1
Studi Literatur
Pengambilan
Sample
Uji Laboratorium
Pengolahan Data
Menggunakan
Metode
Data tidak valid
Interpretasi
Kesimpulan
Penyususnan
Laporan
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1. Anggaran Biaya
Peralatan
Juml
Penunjang
ah
Harga
Satuan
Rp
Jumlah Harga
Rp
pH Meter
Termometer
3 277.500
Rp
832.500
Rp
Digital
Tabung Vial 100
3 188.100
Rp
564.300
gram
30 44.700
Rp
Box Es
1 664.000
Rp
Water Sampler
1 2.110.000
Juml
Pakai
ah
Bensin
Harga
Satuan
Rp
24 8.000
Rp
Konsumsi
120 12.000
Juml
ah
Harga
Satuan
Rp
Penyebrangan
8 25.000
Rp
Sewa Penginapan
8 400.000
Rp
Rp
1.341.000
664.000
Rp
Rp
2.110.000
5.511.800
Jumlah Harga
Rp
192.000
Rp
Rp
1.440.000
1.632.000
Jumlah Harga
Rp
200.000
Rp
Rp
3.200.000
3.400.000
Rp
Total Dana Keseluruhan
10.543.800
Nama
1
1 2
Bulan
2
1 2 3 4
4
1
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebelum dilakukan pengambilan sampel air panas, terlebih dahulu
dilakukan pengukuran temperature air panas. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
temperature rata rata dari keenam sumber mata air panas. Hasil pengukuran
temperatur air panas permukaan dapat dilihat padda table 4.1dibawah ini :
Table 4.1 Tempetur mata air panas permukaan
No
1
2
3
4
5
6
Konsentrasi K (ppm)
1
2
3
Panas
Sumber I
Sumber II
Sumber III
229,60
56,208
57,030
1.530,18
1.526,0
1.496,36
4
5
6
Sumber IV
Sumber V
Sumber VI
1.494,76
1.482,33
1.415,32
59,466
55,346
55,736
Kode
Sampel
1
2
3
4
5
6
Panas
Sumber I
Sumber II
Sumber III
Sumber IV
Sumber V
Sumber VI
T rata rata (oC)
Mata
Kode
Sampel
1
2
3
4
5
6
Panas
Sumber I
Sumber II
Sumber III
Sumber IV
Sumber V
Sumber VI
T rata rata (oC)
Mata
Pada Tabel 4.2 nilai konsentrasi Na dan K untuk sumber I terlaulu tinggi
karena tidak bersamaan dibawa ke Laboratium dengan sumber-sumber lain, begitu
juga dengan tabel Tabel 4.3 dan Tabel 4.4 temperatur bawah permukaan untuk
sumber I juga semakin tinggi dari hasil perhitungan dengan menggunakan
Persamaan 2.1 dan Persamaan 2.2. Oleh sebab itu pada Tabel 4.5 dan Tabel 4.6
hasil perhitungan untuk potensi energi panas bumi Ie Suum berdasarkan
1
2
3
4
5
Sumber II
Sumber III
Sumber IV
Sumber V
Sumber VI
Trata-rata (0C)
TBawah Permukaan
(0C)
Bumi
144,01
146,36
149,91
144,71
147,61
(Mwe)
1,36
1,50
1,70
1,40
1,57
1,50
1
2
3
4
5
Sumber II
Sumber III
Sumber IV
Sumber V
Sumber VI
Trata-rata (0C)
TBawah Permukaan
(0C)
Bumi
163,37
165,62
169,02
164,04
166,82
(Mwe)
2,47
2,60
2,79
2,51
2,66
2,60
4.2 Pembahasan
Manifestasi panas bumi di daerah Ie Suum Aceh Besar terdiri dari
hembusan uap panas dan adanya sublimasi belerang pada uap panas di Ie Suum
dengan temperatur 82-880C dan temperatur bawah permukaan antara 146,52 0C
(Fournier) dan 165,77 0C (Giggenbach).
Pada sampel air panas sumber I terdapat nilai yang sangat tinggi dan jauh
berbeda dengan sampel air sumber II sampai dengan sumber VI, ini disebabkan
karena terlalu lama disimpan di Laboratorium dan tidak langsung diuji,
sebenarnya ada pengaruhnya juga dengan nilai yag terkandung didalam
konsentrasi Na dan K sedangkan sumber mata air II sampai VI begitu diambil
langsung diantar dan diuji dilaboratium.
Dari hasil pengukuran konsentrasi Na, K dan temperatur bawah permukan
terlihat bahwa semakin besar konsentrasi Na, K pada sampel air maka semakin
tinggi nilai temperatur bawah permukaan, seperti yang terdapat pada Tabel 4.3
dan Tabl 4.4. Pada sumber mata air panas I diabaikan karena hasil perhitungannya
error jadi tidak dimasukkan lagi kedalam Tabel temperatur bawah permukaan dan
Tabel potensi energi panas bumi.
Berdasarkan analisis morfologi, lapangan panas bumi Ie Suum berada
pada tepi bagian barat dari sistem rangkaian bukit barisan yang arahnya cenderung
ke Tenggara / Barat Laut, dengan ketinggian sekitar 73-81m dari permukaan laut
(dpl). Penampakan mata air panas yang keluar dari rekahan batuan andesit akibat
adanya patahan pada lapangan panas bumi Ie Suum.
Hasil uji menunjukkan bahwa tipe air panasnya alkali klorida dan air
panas di Ie Suum warnanya bening. Karakteristik air panas di Ie Suum yang ber
Ph netral yaitu antara 6,910-6,825 Ph meter.
Air panas Ie Suum merupakan tipe yang ideal untuk aplikasi estimasi
geotermometer air panas. Berdasarkan geothermometer Na/K Fournier dan
Giggenbach, suhu dikedalaman menunjukkan antara 146,520C (persamaan
fournier) dan 165,770C (persamaan giggenbach). Suhu ini termasuk kedalam suhu
reservoir kategori entalpi sedang. Dari hasil perhitungan yang dilakukan energi
panas bumi yang tersimpan pada lapangan panas bumi Ie Suum didapat antara
1,50 Mwe (Fournier) dan 2,60 Mwe (Giggenbach).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasaan maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Manifestasi panas bumi didaerah Ie Suum Aceh Besar terdiri dari mata air
anas dan hembusan uap panas dengan temperatur permukaan antara 82-85
0
DAFTAR PUSTAKA