Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM
ANALISA ESTIMASI SUHU RESERVOIR PANAS BUMI SEULAWAH
AGAM PADA MANIFESTASI MATA AIR PANAS BUMI IE SUUM
MENGGUNAKAN METODE GEOTHERMOMETER

BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN
Diusulkan Oleh:
Ketua Kelompok

: Muhammad Irpan

(1404109010032)

Anggota

: Khairil Umam

(1404109010005)

UNIVERSITAS SYIAH KUALA


BANDA ACEH
2016

PENGESAHAN PROPOSAL PKM-PENELITIAN


1. Judul Kegiatan

2.
3.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
4.
5.

:
:

Bidang Kegiatan
Ketua Pelaksana Kegiatan
Nama Lengkap
:
NIM
Jurusan
:
Universitas/Institut/Politeknik :
Alamat Rumah dan No Tel./HP :
Email
Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis
Dosen Pembimbing
a. Nama Lengkap dan Gelar
b. NIDN
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP
6. Total Kegiatan Total
a. Kemristekdikti
b. Sumber Lain (sebutkan)
7. Jangka Waktu Pelaksanaan

:
:
:
:
:
:
:
: Rp.
: Rp.
: Bulan

Banda Aceh, 1 Desember


2016
Menyutujui
Wakil Dekan III Fakultas Teknik
Bidang Kemahasiswaan

Ketua Pelaksana Kegiatan

(Dr. Nasrullah RCL, ST, M.T)


NIP. 19680507 199702 1 001

(Muhammad Iqbal Faresi)


NIM. 1404109010012

Wakil Rektor III


Bidang Kemahasiswaan

Dosen Pembimbing

(Dr. Ir. Alfiansyah Yulianur BC)


M.Sc)
NIP. 19630725 199102 1 001

(Muhammad Ridha Adhari, ST,


NIP. 198807232015041001

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Berdasarkan kondisi geologinya daerah Kabupaten Aceh Besar banyak

memiliki sumber energi alternative panas bumi. Didalam memenuh energi


setempat, sejauh ini masih memakai energi minyak bumi berupa bensin dan solar
yang harus dipasok dari lain daerah. Akibatnya subsidi menjadi mahal karena
harga minya bumi selalu dikonversikan dengannila dolaryang nilainya selalu
melambung apabila dibandingan dengan nilai rupiah. Untuk memenuhi
kebuthanenergi terebut, perlu diupayakan sumber energi yang berasal dari daera
sendiri, diantaranya panas bumi. Kajian literatur menunjukkan ada mata air di Ie
Suum Kecamatan Mesjid Raya, Kabupaten Aceh Besar pada alluvium dan batuan
vulkanik kuarter tua (plistosen).
Berdasarkan kajian literatur tipe dan karakteristik manifestasi panas bumi
di permukaan menunjukkan bahwa system panas bumi Ie Suum memiliki potensi
panas bumi yangcukup menjanjikan. Namun sebelum dilakukan kegiatan
eksploitasi panas bumi pada reservoir mata air panas Ie Suum, terlebih dahulu
dilakukan

survey

geokimia

dengan

menggunakan

geotermometer

utuk

membuktikan seberapa potensialnya reservoir tersebut yang nantinya akan


dipergunakn sebagai energi panas bumi.
1.2. Rumusan Masalah
Dewasa ini cadangan sumber energi fosil terutama minyak bumi semakin
menipis, sedangkan kebutuhan semakin meningkat. Untuk mengantisipasi krisis
energi dimasa mendatang dan sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam bidang
diversifikasi sumber energi terutama energi listrik, maka pengembangan sumber
daya energi panas bumi harus secepatnya direalisasikan. Panas bumi merupakan
salah satu energi alternatif yang cocok dikembangkan di wilayah Indonesia
melihat besarnya potensi panas bumi yang terkandung di bawahnya. Selain itu
juga energi panas bumi mempunyai keunggulan sebagai energi yang dapat
diperbaharui (renewable) dan ramah lingkungan serta dengan berbagai
pertimbangan teknik yang ada di daerah penyelidikan.

1.3. Tujuan Penelitian


Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini sebagai berikut :
1. Sebagai data pendukung survey awal eksplorasi panas bumi propinsi Aceh.
2. Untuk mengetahui potensi panas bumi propinsi Aceh.

1.4. Urgensi Penelitian


Keutamaan dalam penelitian ini adalah mendapatkan gambaran potensi
panasbumi melalui metode geotermometer guna mengetahui suhu reservoir.
1.5. Luaran yang Diharapkan
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan untuk mendapatkan estimasi suhu
reservoir berdasarkan metode geotermometer yang diterapkan. Sehingga
kesimpulan yang didapat dari penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan
untuk masyarakat dan Pemerintah Daerah setempat untuk mengembangkan
potensi panasbumi agar dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi terbaru.
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai survey awal dalam menentukan
arah pengembangan lebih lanjut pemanfaatan potensi panasbumi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sejarah Panas Bumi
Panas bumi merupakan energi panas yang terbentuk secara alami dibawa
permukaan bumi. Sumber energi tersebut berasal dari pemanasan batuan dan air
bersama unsur unsur lain yan terkandung panas bumi yang tersimpan di dala
kerak bumi. Untuk pemanfaatannya, perlu dilakukan kegiatan penambangan
berupa eksplorasi dan eksploitasi guna mentransfer energi panas tersebut ke
permukaan dalm wujud uap panas, air panas atau campuran uap dan air serta
unsur unsur lain yang dikandung panas bumi. Pada prinsipnya dalam kegiatan
panas

bumi

yang

ditambang

adalah

air

panas

dan

uap

air

(http://agungr.vox.com/Library/post/energi-panas-bumi-1.htm).
Berdasarkan kondisi geologinya daerah Ie Suum terletak di ujung barat
Pulau Sumatera yang berada diantara dua patahan Krueng Raya. Didaerah ini
terdapat sesar normal yang membentuk horst dan graben. Sesar Krueng Raya
mengarah 1600 ke Utara dan 1700 ke Selatan serta membentuk cekungan lebih dari
750. Pada graben Ie Suum muncul manifestasi mata air panas bersuhu 86 86,4
0

C yang berada di patahan Krueng Raya.


Adapun skema terjadinya sumber air panas dan sumber uap seperti

terdapat pada gambar dibawah yaitu magma yang terletak didalam lapisan
mantel, memanasi suatu lapisan batu padat. Diatas batu padat terletak suatu
lapisan batu berpori, yaitu lapisan batuan yang memiliki banyak lubang kecil.
Lapisan berpori ini berisi air yang berasal dari air tanah, resapan air hujan
atau resapan air danau yang dipanaskan oleh lapisan batu padat yang panas itu.
Bila panasnya besar, maka terbentuk air panas bahkan dapat terbentuk uap dalam
lapisan batu berpori. Bila diatas lapisan batu berpori terdapat satu lapisan batu
padat, maka lapisan batu berpori berfungsi sebagai pemanas. Uap dan air panas
yang bertekanan akan berusaha keluar ke permukaan bumi. (Muhammad
Raihansyah. 2014)

Gambar 2.1 Skema terjadinya sumber air panas dan sumber uap
Gejala panas bumi pada umumnya tampak dipermukaan bumi berupa
mata air panas, fumarola, geyser dan sulfatora. Dengan jalan pengeboran, uap
alam yang bersuhu dan bertekanan tinggi dapat diambil dari dalam bumi dan
dialirkan ke turbin dan menuju generator yang selanjutnya menghasilkan tenaga
listrik. (Muhammad Raihansyah. 2014)
B. Panas Bumi Gunung Seulawah Agam
Lokasi prospek panas bumi daerah Gunung Seulawah Agam terletak di
kompleks Gunung Seulawah dan sekitarnya, Kecamatan Seulimum, Kabupaten
Aceh Besar Provinsi Aceh. Daerah manifestasi panas bumi utama (Lamteuba)
berada pada posisi geografis 52851 LU dan 954353 BT atau sekitar 60 km
sebelah tenggara Banda Aceh. Lokasi ini dapat dicapai dari Banda Aceh melalui
Krueng Raya menuju Lamteuba dengan kendaraan roda dua dan empat.
-Review Geologi
Geologi Regional
Geologi Daerah Seulawah Agam
-Review Geokimia
Kimia Air
Kimia Isotop C13 Gas CO2
Kimia Tanah dan Rembesan Klorida

-Review Geofisika
Tahanan Jenis
Gaya Berat
Magnetik
Self Potensial
Head-On
Magnetotelluric

Kompilasi dari seluruh hasil survei memperlihatkan keberadaan sistem


panas bumi Gunung Seulawah yang berada didaerah Lamteuba di kaki barat
laut sampai ke lereng barat laut Gunung Seulawah Agam. Sistem tersebut
mencakup manifestasi panas bumi tanah panas Ie Jeu di Lamteuba, mata air
panas Alue Busuk dan fumarola kawah Van Heutz di lereng barat laut
Gunung Seulawah Agam. Reservoir panas bumi Seulawah Agam diperkirakan
berada dalam batuan tersier atau pada batas formasi antara vulkanik tua dan
batuan tersier. Fluida didalam reservoir utama kemungkinan adalah dorninasi
air dengan temperatur sekitar 240 C. Sumber panas untuk sistem panas bumi
Seulawah diperkirakan berasal dari magma dibawah komplek gunung ini.
(Muhammad Raihansyah. 2014)
Luas prospek Lamteuba dengan mengacu pada hasil survei MT adalah
sekitar 15 km2. Untuk mendelineasi secara baik batas-batas daerah prospek
perlu dilakukan pengeboran landaian suhu di sekitar 3 lokasi, yaitu didalam,
dibatas dan diluar prospek.
C. Wilayah Kerja Pertambangan Energi Panas Seulawah Agam
Beberapa kriteria yang menjadi pertimbangan didalam penentuan
Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) Panas Bumi Seulawah Agam antara lain:

Perkiraan letak prospek panas bumi (reservoir, sumber panas).


Sistem hidrologi panas bumi.

Kemungkinan adanya perluasan dan tambahan prospek baru setelah


dilakukan penelitian dan kajian lebih lanjut oleh pihak pengembang.

D. Metode Geotermometer
Metoda geotermometri dapat dipakai untuk memprediksi suhu reservoar
secara tidak langsung dengan biaya yang tidak terlalu mahal, namun hasilnya
tidak melenceng jauh dari kondisi sebenarnya di alam (dibawah permukaan).
Prinsip geotermometri didasarkan pada perilaku kimiawi unsur terlarut dalam
fluida panas bumi.
Sebagai studi awal penentuan potensi panas bumi di Pulau Weh, penelitian
ini akan memfokuskan penggunaan persamaan geotermometer empiris untuk
memperkirakan suhu reservoir panas bumi dari sumber mata air panas.
Geotermometer tersebut dianggap paling baik diterapkan karena dapat
memberikan hasil perhitungan suhu yang lebih akurat dengan nilai kesalahan
estimasi kurang dari 5% (Sismanto dan Andayany, 2012).
Pengukuran suhu reservoir tersebut dapat diestimasi dengan cara
menentukan kandungan logam Na, K, Ca dan Si yang terdapat pada air panas
tersebut. Sebagai faktor tambahan, pH dan suhu permukaan mata air panas akan
digunakan untuk melihat hubungannya dengan suhu estimasi reservoir panas
bumi.
Sistem panas bumi yang berhubungan dengan aktivitas gunung api pada
umumnya merupakan sistem panas bumi bersuhu tinggi. Suhu reservoir pada
sistem ini dapat mencapai 200 (Hochstein dan Browne, 2000).
Dengan demikian, salah satu geotermometer yang baik digunakan untuk
menghitung suhu reservoir pada sistem panas bumi ini adalah geotermometer NaK dan Silika karena kedua geotermometer ini valid untuk digunakan dalam sistem
panasbumi yang memiliki suhu tinggi (Nicholson, 1993).
Dengan menggunakan geotermometer Na-K, silika dan Na-K-Ca, maka
akan diketahui geotermometer yang lebih valid untuk memprediksi suhu reservoir
panas bumi. Perhitungan geotermometer Na-K, SiO2 dan Na-K-Ca berturut-turut
dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 1, 2 dan 3 (DiPippo, 2012).

(1)
(2)
(3)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu pengukuran data di lapangan
dan pengolahan data. Sebelum melakukan pengukuran data di lapangan, langkah
yang ditempuh yaitu studi literatur. Dari studi literatur tersebut, didapatkan 5
(Lima) lokasi manifestasi panasbumi Pulau Weh. Selanjutnya, dilakukan survey
awal di setiap lokasi manifestasi yang menghasilkan informasi geologi di lokasi
tersebut. Dari informasi geologi yang didapat, dilakukan perbandingan kriteria
untuk penentuan lokasi manifestasi yang memungkinkan sebagai lokasi
pengambilan sample.
Selanjutnya, dilakukan pengujian sample di Laboratorium di Teknik Kimia
Fakultas Teknik Unsyiah. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan seperti
aturan yang telah ditentukan.
3.2. Alat dan Bahan Penelitian
Adapun alat dan bahan yang akan dibutuhkan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
No
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8

Alat dan Bahan


GPS
Kompas Geologi
Atomic Absorbtion Spectroscopy
pH Meter
Termometer Digital
Tabung Vial 100 gram
Box Es
Water Sampler

Jumlah
5
3
1
3
3
30
1
1

3.3. Tahapan Penelitian


Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah air yang berasal dari
sumber mata air panas pada 5 (lima) titik lokasi manifestasi yang berbeda di Pulau
Weh. Pada setiap sampel, dilakukan pengukuran pH dan suhu permukaan.
Pengukuran suhu permukaan dilakukan menggunakan termometer digital,
sedangkan pengukuran pH menggunakan pH meter. Pengukuran suhu dan pH
dilakukan langsung pada masing-masing sampel di lokasi objek penelitian.
Setelah dilakukan pengukuran suhu dan pH, sampel yang diambil dibawa ke
laboratorium dengan menggunakan botol plastik untuk dianalisis mengunakan
AAS dan spektrofotometer.
Data yang diperoleh dari analisis sampel air panas menggunakan AAS akan
didapatkan nilai konsentrasi dari logam Na, K, Ca, dan hasil analisis
menggunakan spektrofotometer didapatkan konsentrasi SiO2. Nilai konsentrasi
tersebut kemudian dimasukkan ke dalam persamaan geotermometer empiris untuk
memperkirakan suhu reservoir sumber panas bumi.
Berdasarkan hasil yang didapatkan, akan dilihat hubungan antara perkiraan
suhu reservoir terhadap pH dan suhu permukaan mata air panas.

3.4. Diagram Alir


Mulai

Studi Literatur

Survei Awal dan


Penentuan Lokasi
Manifestasi

Pengambilan
Sample

Uji Laboratorium

Pengolahan Data
Menggunakan
Metode
Data tidak valid
Interpretasi

Kesimpulan

Penyususnan
Laporan

BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1. Anggaran Biaya
Peralatan

Juml

Penunjang

ah

Harga
Satuan
Rp

Jumlah Harga
Rp

pH Meter
Termometer

3 277.500
Rp

832.500
Rp

Digital
Tabung Vial 100

3 188.100
Rp

564.300

gram

30 44.700
Rp

Box Es

1 664.000
Rp

Water Sampler

1 2.110.000

Jumlah Biaya Peralatan Penunjang


Bahan Habis

Juml

Pakai

ah

Bensin

Harga
Satuan
Rp

24 8.000
Rp

Konsumsi

120 12.000

Jumlah Biaya Habis Pakai


Perjalanan
Naik Kapal

Juml
ah

Harga
Satuan
Rp

Penyebrangan

8 25.000
Rp

Sewa Penginapan

8 400.000

Jumlah Biaya Perjalanan

Rp
Rp

1.341.000

664.000
Rp
Rp

2.110.000

5.511.800
Jumlah Harga
Rp
192.000
Rp
Rp

1.440.000

1.632.000
Jumlah Harga
Rp
200.000
Rp
Rp

3.200.000

3.400.000

Rp
Total Dana Keseluruhan

10.543.800

4.2. Jadwal Kegiatan


N
o
1
2
3
4
5
6
7

Nama

1
1 2

Konsultasi dengan dosen


pembimbing
Studi Literatur
Survey Awal dan Penentuan
Lokasi Manifestasi
Pengambilan Sample
Uji Laboratorium
Pengolahan Data
Interpretasi
Penyusunan Laporan

Bulan
2
1 2 3 4

4
1

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebelum dilakukan pengambilan sampel air panas, terlebih dahulu
dilakukan pengukuran temperature air panas. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
temperature rata rata dari keenam sumber mata air panas. Hasil pengukuran
temperatur air panas permukaan dapat dilihat padda table 4.1dibawah ini :
Table 4.1 Tempetur mata air panas permukaan
No
1
2
3
4
5
6

Sumber Mata Air Panas


Sumber I
Sumber II
Sumber III
Sumber IV
Sumber V
Sumber VI
Temperatur rata rata

T Temperatur Permukaan (oC)


88
86
86
85
83
82
85

Selain pengukuran temperature bawah permukaan dengan metode


geothermometer. Metode ini digunakan untuk menentukan temperature bawah
permukaan yang dihitung berdasarkan konsentrasi Na dan K yang terkandung
dalam sampel, untuk menentukan konsentrasi Na dan K pada setiap sampel yang
diambil pada semua mata air panas diuji dengan metode AAS (atomic Absortion
Spectofotometer). Hasil pengukuran dapat dilihat pada table 4.2 berikut ini.
Table 4.2 Konsentrasi Na dan K pada sampel dari mata air panas.
No

Kode Sampel Mata Air Konsentrasi Na (ppm)

Konsentrasi K (ppm)

1
2
3

Panas
Sumber I
Sumber II
Sumber III

229,60
56,208
57,030

1.530,18
1.526,0
1.496,36

4
5
6

Sumber IV
Sumber V
Sumber VI

1.494,76
1.482,33
1.415,32

59,466
55,346
55,736

Setelah diketahui konsentrasi Na dan K dari masing masing sampel air,


maka temperatur bawah permukaan dapat ditentukan berdasaran persamaan dapat
dilihat pada table 4.3. dibawah ini :
Table 4.3 Temperatur Bawah Permukaan Air Panas Berdasarkan Persamaan
Fournier
No

Kode

Sampel

1
2
3
4
5
6

Panas
Sumber I
Sumber II
Sumber III
Sumber IV
Sumber V
Sumber VI
T rata rata (oC)

Mata

Air T Bawah Permukaan (ppm)


254,33
144,01
146,36
149,91
144,71
147,61
146,52

Table 4.4 Temperatur Bawah Permukaan Air Panas Berdasarkan Persamaan


Giggenbach
No

Kode

Sampel

1
2
3
4
5
6

Panas
Sumber I
Sumber II
Sumber III
Sumber IV
Sumber V
Sumber VI
T rata rata (oC)

Mata

Air T Bawah Permukaan (ppm)


266,84
163,37
165,62
169,02
164,04
166,82
165,77

Pada Tabel 4.2 nilai konsentrasi Na dan K untuk sumber I terlaulu tinggi
karena tidak bersamaan dibawa ke Laboratium dengan sumber-sumber lain, begitu
juga dengan tabel Tabel 4.3 dan Tabel 4.4 temperatur bawah permukaan untuk
sumber I juga semakin tinggi dari hasil perhitungan dengan menggunakan
Persamaan 2.1 dan Persamaan 2.2. Oleh sebab itu pada Tabel 4.5 dan Tabel 4.6
hasil perhitungan untuk potensi energi panas bumi Ie Suum berdasarkan

Persamaan Fournier dan persamaan Giggenbach untuk sumber I tidak libatkan


lagi.
Tabel 4.3 dan 4.4 diperkirakan luas daerah prospek lapangan panas bumi
Ie Suum Kabupaten Aceh Besar seluas 0,5 Km2 berdasarkan referensi dari
Sundhoro (2007). Selanjutnya ditentukan besar energi yang tersimpan di lapangan
panas bumi Ie Suum Kabupaten Aceh Besar berdasarkan Persamaan 2.3. Hasil
perhitungan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.5 dan Tabel 4.6 dibawah ini :
Tabel 4.5 Potensi Energi Panas Bumi Ie Suum Berdasarkan Persamaan Fournier.
No

1
2
3
4
5

Sumber mata air panas

Sumber II
Sumber III
Sumber IV
Sumber V
Sumber VI
Trata-rata (0C)

TBawah Permukaan

Potensi Energi Panas

(0C)

Bumi

144,01
146,36
149,91
144,71
147,61

(Mwe)
1,36
1,50
1,70
1,40
1,57
1,50

Tabel 4.6 Potensi Energi Panas Bumi Ie Suum Berdasarkan Persamaan


Giggenbach.
No

1
2
3
4
5

Sumber mata air panas

Sumber II
Sumber III
Sumber IV
Sumber V
Sumber VI
Trata-rata (0C)

TBawah Permukaan

Potensi Energi Panas

(0C)

Bumi

163,37
165,62
169,02
164,04
166,82

(Mwe)
2,47
2,60
2,79
2,51
2,66
2,60

4.2 Pembahasan
Manifestasi panas bumi di daerah Ie Suum Aceh Besar terdiri dari
hembusan uap panas dan adanya sublimasi belerang pada uap panas di Ie Suum
dengan temperatur 82-880C dan temperatur bawah permukaan antara 146,52 0C
(Fournier) dan 165,77 0C (Giggenbach).

Pada sampel air panas sumber I terdapat nilai yang sangat tinggi dan jauh
berbeda dengan sampel air sumber II sampai dengan sumber VI, ini disebabkan
karena terlalu lama disimpan di Laboratorium dan tidak langsung diuji,
sebenarnya ada pengaruhnya juga dengan nilai yag terkandung didalam
konsentrasi Na dan K sedangkan sumber mata air II sampai VI begitu diambil
langsung diantar dan diuji dilaboratium.
Dari hasil pengukuran konsentrasi Na, K dan temperatur bawah permukan
terlihat bahwa semakin besar konsentrasi Na, K pada sampel air maka semakin
tinggi nilai temperatur bawah permukaan, seperti yang terdapat pada Tabel 4.3
dan Tabl 4.4. Pada sumber mata air panas I diabaikan karena hasil perhitungannya
error jadi tidak dimasukkan lagi kedalam Tabel temperatur bawah permukaan dan
Tabel potensi energi panas bumi.
Berdasarkan analisis morfologi, lapangan panas bumi Ie Suum berada
pada tepi bagian barat dari sistem rangkaian bukit barisan yang arahnya cenderung
ke Tenggara / Barat Laut, dengan ketinggian sekitar 73-81m dari permukaan laut
(dpl). Penampakan mata air panas yang keluar dari rekahan batuan andesit akibat
adanya patahan pada lapangan panas bumi Ie Suum.
Hasil uji menunjukkan bahwa tipe air panasnya alkali klorida dan air
panas di Ie Suum warnanya bening. Karakteristik air panas di Ie Suum yang ber
Ph netral yaitu antara 6,910-6,825 Ph meter.
Air panas Ie Suum merupakan tipe yang ideal untuk aplikasi estimasi
geotermometer air panas. Berdasarkan geothermometer Na/K Fournier dan
Giggenbach, suhu dikedalaman menunjukkan antara 146,520C (persamaan
fournier) dan 165,770C (persamaan giggenbach). Suhu ini termasuk kedalam suhu
reservoir kategori entalpi sedang. Dari hasil perhitungan yang dilakukan energi
panas bumi yang tersimpan pada lapangan panas bumi Ie Suum didapat antara
1,50 Mwe (Fournier) dan 2,60 Mwe (Giggenbach).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasaan maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :

1. Manifestasi panas bumi didaerah Ie Suum Aceh Besar terdiri dari mata air
anas dan hembusan uap panas dengan temperatur permukaan antara 82-85
0

C dan temperatur bawah permukaan dengan menggunakan persamaan

Fournier antara 144,01-149,91 0C dan persamaan Giggenbach antara


163,37-169,02 0C.
2. Daerah Ie Suum Kabupaten Aceh Besar merupakan daerah prospek panas
bumi yang ditunjukkan oleh kehadiran manifestasi panas bumi di
permukaan berupa mata air panas.
3. Hasil uji menunjukkan bahwa tipe air panasnya alkali klorida dan air
panas di Ie Suum warnanya bening. Karakteristik air panas di Ie Suum
yang ber Ph netral yaitu antara 6,910-6,825 Ph Meter.
4. Berdasarkan hasil perhitungan dan interpretasi data lapangan diperkirakan,
potensi panas bumi daerah Ie Suum di dapatkan yaitu sebesar 1,50 Mwe
(Fournier) dan 2,60 Mwe (Giggenbach).
5.2 Saran
Didaerah Ie Suum Kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh untuk kedepan
perlu dilakukan survei panas bumi secara terpadu (geologi, geokimia, dan
geofisika) agar dapat diketahui potensi cadangan panas bumi terduga dengan
konfigurasi batuan dikedalaman yang mengidentifikasikan struktur bawah
permukaan serta merekonstruksikan model panas bumi daerah Ie Suum secara
baik.

DAFTAR PUSTAKA

Supriyanto, 2006, Eksploitasi Panas Bumi, Institut Teknologi Bandung,


Bandung.

Sundhoro, H, 2006, Sumber Daya Energi Panas Bumi Hipotesis Derah


Petandio,
Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, Pusat Sumber Daya Geologi,
Bandung.
Sundhoro, H, 2007, Potensi Sumber Daya, Tipe Fluida dan Sistem Panas Bumi
Ie Suum, Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung.
Saptaji, N. M, 2006, Teknik Panas Bumi, Institut Teknologi Bandung, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai