Nama Mahasiswa
: EMANUEL KONDA
Stambuk
: C 120 01 053
Tanggal
: 06 September 2003
Tempat
1. Identitas Klien :
Nama
: Tn.J
Umur
: 22 Tahun.
Jenis Kelamin
: Laki-laki.
Alamat
: Jl. Sukamaju.
Suku
: Flores.
Diagnosa Medik
2. Data :
KU : Baik.
HD yang ke 99.
Pemeriksaan Laboratorium :
o
Ureum darah
Kreatini darah
3. Diagnosa Keperawatan
a. Risiko tinggi terhadap kelebihan volume cairan berhubungan dengan pemasukan
cairan yang berlebihan.
b. Risiko tinggi terhadap kekurangan.
c. Risiko tinggi cedera berhubungan dengan pembekuan.
Abocath
g. Cairan NaCl.
h. Dispo 50 cc & 10 cc
i.
j.
Infus set.
Listrik.
Alat-alat HD :
o
Prosedur :
Keluarkan peralatan dari pembungkusnya (Dialiser, NaCl, Set Infus, AVBL).
Tempatkan dialiser pada tempatnya (Holder) dengan posisi Inlet di atas (Merah),
Outlet di bawah (Biru).
Hubungkan slang dialisat ke dialiser.
Inlet di bawah.
Outlet di atas.
Kecepatan dialisat : 500 cc/m.
Berikan tekanan negatif 100 mmHg.
Biarkan posisi ini berlangsung selama 10 menit.
Pasang ABL tempatkan segment pump pada pompa darah (blood pump) dengan
baik.
Pasang VBL dan buble trap (perangkat udara) dengan posisi tegak (vertikel).
Dengan teknik aseptik, buka penutup (pelindung yang terdapat di ujung ABL dan
tempatkan pada dialiser (Inlet), demikian juga dengan VBL.
Hubungkan selang monitor tekanan arteri (Arterial Pressure) dan selang monitor
tekanan vena (Venous Pressure).
Siapkan 1000 cc NaCl, masukan 2000 IU heparin ke dalam kolf. Cairan ini gunanya
untuk membilas dan mengisi sirkulasi ekstra korporal. Siapkan NaCl 1 kolf lagi (500
cc) untuk digunakan selama HD bilamana diperlukan dan sebagai pembilas pada
waktu pengakhiran HD.
Hubungkan NaCl melalui set infus ke ABL, yakinkan bahwa set infus bebas dari
udara dengan cara mengatasinya terlebih dahulu.
Tempatkan
ujung
ABL
dalam
penampung,
hindarkan
kontaminasi
dengan
Untuk
mengeluarkan
udara
lakukan
tekanan
secara
intermiten
dengan
menggunakan klem pada VBL (tekanan tidak boleh lebih dari 200 mmHg).
Teruskan priming sampai level NaCl habis 1 liter dan sirkulasi bebas dari udara.
Ganti kolf NaCl yang sudah kosong dengan kolf baru (500 cc).
Matikan pompa darah klem kedua ujung AVBL kemudian hubungkan kedua ujung
dengan konektor semua klem dibuka.
Lakukan sirkulasi selama 5 menit dengan Qb 200/m.
Matikan pompa darah, kembalikan dialiser ke posisi semula.
Periksa fungsi peralatan yang lain sebelum HD dimulai.
-
Temperatur.
Konduktivitas.
Aliran.
Monitor tekanan.
Rapikan pasien.
Persiapan pasien.
Beritahu pasien dan tentukan tempat punksi SHS.
Bawa peralatan ke dekat pasien.
Pakai masker, cuci tangan dan pakai handscun.
Letakan duk steril di bawah lengan.
Desinfeksi daerah SHS dengan bethadine dan bersihkan dengan alkohol.
Lakukan punksi Inlet dan Outlet serta fiksasi dan tutup dengan kasa steril.
Intra HD
Tujuan : Untuk mengoptimalkan kondisi pasien dan peralatan HD.
Pasien dan mesin HD selama intra HD.
-
Catat tipe SHS yang digunakan (Fistula amino, shunt, catheter, vena femoralis,
cateter vena subclavia atau tanpa shunt/fistula.
Pemeriksaan
fisik
untuk
mengetahui
adanya
tanda-tanda
gangguan
Kaji kecepatan aliran darah Qb : 200 - 300 ml/m, kecepatan aliran dialisat Qd 400
800 ml/m. Pertahankan sesuai kebutuhan klien.
Kaji, sistem alarm harus baik meliputi temperatur, konduktivitas, foam / air
detektor, blood lead detector, pertahankan fungsi alarm dengan baik, bila
temperatur , konduktivitas alarm terganggu maka
Fistula pressure yaitu tekanan yang terdapat antara fungsi inlet dan segmen
pump, dapat dideteksi pada bantalan yang terpadat pada ABL.
Positive pressure yaitu jumlah dari tekanan arteri dan vena dibagi dua.
Daliser pressure lazim disebut negatif pressure yaitu tekanan yang ditimbulkan
oleh mesun itu sendiri.
Sirkulasi Darah.
-
Kaji lokal fungsi inlet dan outlet apakah ada perembesan darah. Bila punksi inlet
dan outet ada perembasan darah, kita perbaiki fiksasinya dan tutup dengan kain
kasa steril yang kering dan kurangi dosis koagulan.
Pertahankan buble tram 2/3 baian, pastikan sambungan sudah tertutup rapat
supaya tidak ada udara.
Bila dialiser bocor/leak atau ada bekuan/clot, secepatnya dialiser diganti, bila
dialiser ada udara, posisi dialiser dibalik supaya dialiser bebas udara, kemudian
kembalikan lagi pada posisi semula.
Kolf NaCl harus berisi NaCl 200 500 cc dan sert infus dalam posisi tertutup.
Pertahankan fiksasi yang baik dan pastikan AVBL tidak ada yang tertekut / terlipat.
Sirkulasi dialisat.
-
Dapat mengenali secara dini apabila timbul penyulit sehingga dapat segera
ditanggulangi secara cepat dan tepat.
Prosedur
Mengukur Tanda-tanda vital.
Pasien diistirahatkan 30 menit dan bila tidak ada keluhan, pasien diperbolehkan
pulang / pindah ruangan.
Timbang BB bila keadaan memungkinkan.
5. Tujuan Tindakan
Mengeluarkan zat-zat nitrogen yang toksik dari dalam darah dan mengeluarkan air yang
berlebihan.
6. Bahaya-Bahaya Yang Mungkin Terjadi Akibat Tindakan dan Pencegahan.
a. Hipotensi dapat terjadi selama terapi dialisa, ketika cairan dikeluarkan untuk
mengantisipasi hal ini. Maka pemantauan tanda-tanda vital sangat penting sehingga
gejala-gejala hipotensi dapat diketahui sejak dini. Apabila hipotensi terjadi maka
pasien ditidurkan terlentang tanpa bantal Qb + TMP diturunkan, pemberian O2 bila
perlu.
b. Nyeri dada dapat terjadi karena PCO2 menurun bersamaan dengan terjadinya
sirkulasi darah di luar tubuh.
Pencegahan : Pemantauan Qb dan TMP sangat penting.
c. Pruritis dapat terjadi selama dialisa ketika produk akhir metabolisme meninggalkan
kulit,
kram otot dan nyeri terjadi ketika cairan dan elektrolit dengan cepat
meninggalkan ruang ekstrasel, mual dan muntah merupakan peristiwa yang sering
terjadi.
d. Risiko terjadi infeksi akibat penusukan/punksi.
Pencegahan : Bekerja secara aseptik dan antiseptik.
7. Hal Yang Didapat dan Maknanya.
a. Tindakan HD dilakukan selama 4 jam.
b. Mesin yang digunakan : Baxter.
c. Inlet dan Outlet : Cimino.
d. Observasi selama HD :
Jam
TD
Nadi
Qb
TMP
Tek. A
Tek. V
Kondukti
titas
Ket
Heparin
07.40
140/80
72
13,5
1 cc
Heparin
08.40
200/90
68
13,5
1 cc
Heparin
09.40
Tidur
Tidur
13,5
1 cc
Heparin
10.40
140/80
72
13,5
1 cc
11.40
150/90
68
13,5
Aff HD
9. Analisa Diri.
Dalam pelaksanaan / pemasangan Haemodialisa kami hanya menerima pasien,
menimbang berat badan pre dan pasca HD dan mengobservasi tanda-tanda vital pasien
yang
sedang
dilakukan
HD
atau
selama
pelaksanaan
HD,
sedangkan
Pembimbing / CI Lahan