Anda di halaman 1dari 6

SEPSIS

Sepsis adalah suatu keadaan di mana tubuh bereaksi hebat terhadap bakteria
atau mikroorganisme lain. Sepsis merupakan suatu keadaan yang mesti
ditangani dengan baik yang berhubungan dengan adanya infeksi oleh bakteri.
Bila tidak segera diatasi, Sepsis dapat menyebabkan kematian penderita.
Tanda dan gejala infeksi ini harus memenuhi paling sedikit 2 kriteria dari
Systemic Inflamatory Response Syndrome (SIRS). Kriteria utama dari SIRS
adalah: meningkatnya denyut jantung, demam dan meningkatnya bunyi
pernafasan.
Kriteria adanya SIRS adalah:
Meningkatnya denyut jantung >90/menit, saat istirahat;
Suhu tubuh yang meninggi >38C atau yang rendah <36C;
Meningkatnya bunyi pernafasan >20/menit;
Jumlah sel-sel darah putih yang tidak normal, yaitu >12000 sel/cu mm atau
<4000 sel/cu mm.

Penyebab utama dari Sepsis adalah adanya infeksi oleh bakteri atau jamur.
Sepsis merupakan penyebab utama terjadinya Shock dan memberikan angka
kematian sekitar 30%-87%.
Faktor risiko untuk terjadinya Sepsis antara lain: umur, penyakit kencing manis,
obat imunosupresi (yang dapat menekan sistim kekebalan tubuh) dan adanya
riwayat tindakan invasif (pemasukan suatu alat kedokteran ke dalam tubuh),
misalnya pemasangan kateter air seni, penyuntikan secara intravena (melalui
pembuluh darah balik / vena), dan lain-lain.
Secara umum, Sepsis pada penderita dengan umur lanjut mempunyai Prognosa
(ramalan penyakit) yang lebih buruk daripada umur dewasa. Prognosa Sepsis
tergantung dari keganasan Sepsis dan status kesehatan dari penderita.
Terdapat macam-macam Sepsis antara lain:
MRSA sepsis yaitu sepsis yang disebabkan oleh Methicilin-resisten bakteri
Stapphylocoocus auerus, (yang menyerang darah dan jaringan tubuh lain).
VRE sepsis yaitu sepsis yang disebabkan oleh Vancomycin-resisten bakteri
Enterococcus species, (yang menyerang darah dan jaringan tubuh lain).
Urosepsis, yaitu sepsis yang disebabkan oleh adanya infeksi saluran kencing.
Wound sepsis, yaitu sepsis yang disebabkan oleh infeksi luka.
Neonatal sepsis atau Neonatorum sepsis atau Septicemia, yaitu sepsis pada bayi
yang baru lahir, terutama 4 minggu pertama sejak dilahirkan.

Septic abortion, yaitu keguguran yang disebabkan oleh adanya infeksi dengan
terjadinya sepsis pada seorang Ibu yang mengalami keguguran.

GEJALA
Pada keadaan Sepsis, terdapat tekanan darah yang menurun, yang
menyebabkan terjadinya Shock. Organ-organ tubuh termasuk jantung, ginjal,
hati, paru-paru dan susunan syaraf pusat berhenti bekerja dengan baik karena
terdapat aliran darah yang menurun.
Secara umum, penderita akan menunjukkan gejala menggigil, penurunan
kesadaran sehingga tidak dapat diajak bicara, demam atau penurunan suhu
tubuh, sakit kepala akibat tekanan darah yang menurun, denyut jantung
meninggi, bercak-bercak di kulit dan perdarahan juga dapat terjadi
Gejala pada usia lanjut sama dengan gejala pada usia dewasa (menggigil,
kelemahan, pernafasan yang cepat dan kulit tampak lebih gelap). Gejala pada
penderita usia anak-anak dapat sama dengan usia dewasa, namun lebih
menonjol pada gejala demam dan produksi air seni yang menurun, penurunan
kesadaran.
Gejala lain pada penderita bayi yang baru lahir adalah demam, berbau cairan
amoniak, tanda-tanda vital yang abnormal, kejang dan muntah yang bersifat
projektil (terlempar jauh).
Untuk menentukan jenis bakteri yang terdapat dalam darah, perlu dilakukan
biakan darah dan tes resistensi terhadap jenis antibiotika.
PENYEBAB
Infeksi bakteri atau jamur di dalam tubuh bagian mana saja dapat menjadi
penyebab terjadinya Sepsis. Tempat-tempat yang sering terjadinya awal infeksi
antara lain:
Aliran darah,
Tulang,
Usus,
Ginjal,
Otak,
Hati,
Kandung empedu,
Paru-paru,
Kulit.

Secara umum, penderita dengan Sepsis dapat menularkan kepada orang lain
sehingga harus diperhatikan tindakan mencuci tangan, sarung tangan yang
steril, pemakaian masker dan pakaian penutup badan.

PENGOBATAN
Penderita Sepsis sebaiknya dirawat di rumah sakit dan biasanya ditempatkan di
Unit Perawatan Intensif (UPI);
Pemberian obat antibiotika secepatnya melalui infus, dengan kombinasi 2 atau 3
macam antibiotika pada saat yang sama. Bila hasil pemeriksaan tes resistensi
sudah didapatm maka penderita dapat segera diberikan antibiotika yang masih
dapat membunuh bakteri yang didapat dalam pemeriksaan Kultur dari darah
penderita;
Pemberian cairan secara intravena dan pemberian Oksigen. Pemberian cairan
melalui infus dimaksudkan untuk meningkatkan tekanan darah penderita untuk
mengurangi jumlah kematian penderita Sepsis. Pemeriksaan kultur darah,
pemberian antibiotika dan pemberian cairan untuk mengatasi Sepsis sangat
diperlukan dalam 6 jam pertama sejak penderita dirawat;
Pemberian obat untuk meningkatkan tekanan darah;
Cuci darah bila terdapat gangguan fungsi ginjal;
Bila ada gangguan pernafasan dipasang alat bantu pernafasan.

Sepsis dengan cepat dapat menyebabkan kematian penderita. Oleh karena itu,
pengobatan harus segera dilakukan. Pemberian antibiotika yang terlambat dapat
meningkatkan kematian 7% setiap jamnya. Pada kebanyakan kasus, penderita
Sepsis diberi pengobatan dalam ruangan Unit Perawatan Intensif.
Pengobatan yang dapat diberikan pada penderita dengan keadaan Septik Shock:
Perbaiki kesimbangan Cairan dan Elektrolit (mineral Natrium, Kalium). Bila
terdapat keadaan Asidosis (larutan yang bersifat Asam), diberikan larutan
Natrium bikarbonat (larutan yang bersifat Basa ini akan menetralisir suasana
asam ini);
Diberikan obat Kortikosteroid (misalnya Hidrokortison);
Bilamana shock masih tidak teratasi, diberikan Metaraminol (Aramine);
Tekanan darah Sistolik (tekanan darah saat jantung sedang berkontraksi)
dipertahankan pada 90-100 mmHg (bila tekanan darah ini < 90 mmHg, maka
penderita dapat mengalami Shok, penurunan kesadaran);

Kesadaran dan produksi air seni harus dikontrol terus menerus;


Pada Septik shock, sering terjadi pembekuan darah di dalam seluruh pembuluh
darah yang dapat diobati dengan Heparin (sebagai pengencer darah agar tidak
menggumpal);
Untuk mengatasi infeksi, dapat diberikan antiobiotika setiap 6 jam.

Keberhasilan pengobatan penderita dengan Sepsis tergantung dari beberapa hal,


yaitu: tingkat keganasan Sepsis dan keadaan status kesehatan penderita.
Sebagai contoh, pasien dengan sepsis dan tidak ada tanda berkelanjutan
kegagalan organ pada saat didiagnosis memiliki sekitar 15% -30% perubahan
kematian. Penderita dengan Sepsis yang hebat atau Septic shock mempunyai
angka kematian sebesar 40-60%, di mana pada usia lanjut angka tersebut dapat
menjadi lebih tinggi. Penderita anak dan anak yang baru lahir dengan Sepsis
mempunyai angka kematian sebsar 9-36%.
Kematian penderita Sepsis disebabkan oleh adanya kegagalan multi organ tubuh
(hati, ginjal atau paru-paru).
Faktor risiko untuk terjadinya Sepsis dapat dikurangi dengan berbagai cara. Cara
yang penting untuk mengurangi terjadinya Sepsis adalah dengan mencegah
terjadinya infeksi dengan cara:
Pemberian vaksinasi,
Kebersihan yang baik,
Mencuci tangan,
Menghindari sumber infeksi.
Bila terjadi infeksi pada tubuh, pemberian pengobatan untuk mengatasi infeksi
sangat diperlukan sebelum infeksi menyebar melalui aliran darah ke seluruh
tubuh. Ini penting dilakukan sebagai pencegahan infeksi, misalnya pada
penderita kanker, penderita kencing manis dan penderita usia lanjut.

Pencegahan dan Pengobatan Sepsis


Pada masa antenatal. Perawatan antenatal meliputi pemeriksaan kesehatan ibu
secara berkala, imunisasi, pengobatan terhadap penyakit infeksi yang diderita
ibu, asupan gizi yang memadai, penanganan segera terhadap keadaan yang
dapat menurunkan kesehatan ibu dan janin, rujukan segera ke tempat pelayanan
yang memadai bila diperlukan.
Pada saat persalinan perawatan ibu selama persalinan dilakukan secara aseptik
dalam arti persalinan diperlukan sebagai tindakan operasi. Tindakan intervensi
pada ibu dan bayi seminimal mungkin dilakukan (bila benar-benar diperlukan).

Mengawasi keadaan ibu dan janin yang baik selama proses persalinan
melakukan rujukkan secepatnya bila diperlukan dan menghindari perlukaan kulit
dan selaput lendir.
Sesudah persalinan. Perawatan sesudah lahir mleiputi menerapkan rawat
gabung bila bayi normal, pemberian ASI secepatnya, mengupayakan lingkungan
dan perlatan tetap bersih, setiap bayi menggunakan peralatan sendiri.
Perawatan luka umbilikus secara steril. Tindakan invasif harus dilakukan dengan
memperhatikan prinsip-prinsip aspetik. Menghindari perlukaan selaput lendir dan
kulit, mencuci tangan dengan menggunakan larutan desinfektan sebelum dan
sesudah memegang setiap bayi. Pemantauan keadaan bayi secara teliti disertai
pendokumentasian data-data yang benar dan baik semua personel yang
menangani atau bertugas di kamar bayi harus sehat. Bayi yang berpenyakit
menular harus diisolasi. Pemberian antibiotik secara rasional, sedapat mungkin
melalui pemantauan mikrobiologi dan tes resistensi.
Prinsip pengobatan pada sepsis neonatorium adalah mempertahankan
metabolisme tubuh dan memperbaiki keadaan umum dengan pemberian cairan
intravena termasuk kebutuhan nutrisi. Menurut Yu Victor Y.H dan Hans E.
Monintja pembreian antibiotik hendaknya memenuhi kriteria efektif berdasarkan
hasil pemantauan mikrobiologi, murah dan mudah diperoleh, tidak toksis, dapat
menembus sawar darah otak dan dapat diberi secara parenteral. Pilihan obat
yang diberikan ialah ampisilin dan gentamisin atau ampisilin dan kloramfenikol,
eritromisin atau sefalosporin atau obat lain sesuai hasil tes resistensi.

Dosis antibiotik untuk sepsus neonatorum.

Ampisilin 200 mg/kg BB/hari, dibagi 3 atau 4 kali pemberian.

Gentamisin 5 mg/kg BB/hari, dibagi dalam 2 kali pemberian.

Sefalosporin 100 mg/kg BB/hari, dibagai dalam 2 kali pemberian.

Kloramfenikol 25 mg/kg BB/hari dibagi dalam 3 atau 4 kali pemberian.

Eritromisin 50 mg/kg BB/hari dibagi dalam 3 dosis.

Berikan lingkungan dengan temperatur netral.

Pertahankan kepatenen jalan napas

Observasi tanda-tanda syok septik

Antisipasi masalah potensial seperti dehidrasi/hipoksia


Temuan Pemeriksaan Diagnostik dan Laboratorium
Kultur darah dapat menunjukkan organisme penyebab.
Analisis kultur urine dan cairan sebrospinal (CSS) dengan lumbal fungsi dapat
mendeteksi organisme.
DPL menunjukan peningkatan hitung sel darah putih (SDP) dengan peningkatan
neutrofil immatur yang menyatakan adanya infeksi.
Laju endah darah, dan protein reaktif-c (CRP) akan meningkat menandakan
adanya infalamasi.

Anda mungkin juga menyukai