BRONKOPNEUMONIA
PORTOFOLIO
No. ID dan Nama Peserta : dr. Novi Hermawan
No. ID dan Nama Wahana : Puskesmas Bareng Kec.bareng Kab.Jombang
Topik :
Tanggal Kasus : 14 Mei 2015
Nama Pasien : An. M/6 tahun
No. RM :
Tanggal Presentasi :
Pendamping : dr. Andry Suharyono
Tempat presentasi : Puskesmas Bareng
Obyektif Presentasi : Makalah
Keilmuan
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan pustaka
Diagnostik
Manajemen
Masalah
Istimewa
Neonatus
Bayi
Anak
Remaja
Dewasa
Lansia
Bumil
Deskripsi : Batuk + demam
Tujuan : Mengetahui penatalaksanaan pasien anak dengan batuk disertai demam
Bahan bahasan
Tinjauan Pustaka
Riset
Kasus
Audit
Cara membahas
Diskusi
Presentasi &
E-mail
Pos
diskusi
Data Pasien
Nama
: An. M
No. Registrasi :
Alamat : Bareng
Nama Klinik : Puskesmas Bareng
Telp. Terdaftar sejak : KELUHAN UTAMA : Batuk + demam
Data Utama untuk bahan diskusi
1. Diagnosis / Gambaran Klinis :
o Pasien mengeluhkan batuk dan pilek yang disertai demam sejak 7 hari sebelum masuk
rumah sakit.
o Keluhan utama tersebut muncul secara bersamaan dan mendadak.
o Nafas pasien berbunyi grok-grok, begitu pula bila batuk juga berbunyi grok-grok. Pasien
juga mengeluhkan sesak nafas.
o Makan dan minum berkurang bila pasien batuk-batuk.
o Tidak ada penurunan berat badan yang signifikan.
o Tidak ada riwayat pergantian makanan atau minuman, tidak ada riwayat alergi makanan
dan yang lain, tidak ada penurunan kesadaran, pasien tampak aktif walaupun sakit.
o Demam turun bila diberikan obat penurun panas. Pasien sudah berobat ke bidan dan tidak
sembuh.
2. Riwayat Pengobatan :
o Berobat ke bidan tetapi tidak sembuh
3. Riwayat Penyakit Dahulu :
o Pasien sering mengalami batuk dan pilek sebelumnya, tetapi membaik. dengan pengobatan
di puskesmas atau bidan.
o Tidak ada riwayat demam lama, tetapi sering demam.
o Tidak ada riwayat sesak nafas sebelumnya.
o Tidak ada riwayat alergi.
o Tidak ada riwayat kejang sebelumnya.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum :
GCS 455
OBYEKTIF
Dari hasil pemeriksaan didapatkan keadaan umum pasien tampak sakit ringan dengan
kesadaran compos mentis. Nadi 120x/menit, kuat, teratur; respirasi 32x/menit. Dari
pemeriksaan temperatur axial 37,9o C tampak pasien mengalami demam.
Dari
pemeriksaan thorax didapatkan jantung dalam batas normal dan pada pemeriksaan thorax
dapat terdengar rhonki di seluruh area paru dan tidak didapatkan wheezing. Dari
pemeriksaan abdomen dan pemeriksaan ekstremitas dalam batas normal. Pemeriksaan
lain-lain dalam batas normal.
1. SUBJEKTIF
Pasien mengeluhkan batuk dan pilek yang disertai demam sejak 7 hari sebelum masuk
rumah sakit. Semakin lama keluhan semakin memberat dan tidak membaik. Keluhan
utama tersebut muncul secara bersamaan dan mendadak. Batuk timbul terus menerus,
berdahak namun susah keluar, tidak dipengaruhi cuaca, aktivitas, waktu maupun posisi
tubuh, tidak disertai dengan suara napas berbunyi. Riwayat tersedak sebelum timbul
sesak napas tidak ada. Keluhan ini baru pertama kali dialami. Dan keluhan dirasa
semakin memberat sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit.Nafas pasien berbunyi grokgrok, begitu pula bila batuk juga berbunyi grok-grok. Pasien juga mengeluhkan sesak
nafas. Makan dan minum berkurang bila pasien batuk-batuk.Tidak ada penurunan berat
badan yang signifikan. Tidak ada riwayat pergantian makanan atau minuman, tidak ada
riwayat alergi makanan dan yang lain, tidak ada penurunan kesadaran, pasien tampak
aktif walaupun sakit. Keluhan disertai demam tinggi yang timbul mendadak dan terus
menerus, tidak menggigil dan tidak kejang Demam turun bila diberikan obat penurun
panas. Pasien sudah berobat ke bidan dan tidak sembuh. Tidak ada keluhan pada BAB
dan BAK.
2. OBJEKTIF
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum :
KU : tampak sakit sedang
Kesadaran : CM
Kesan gizi baik
b. Tanda vital
Denyut nadi
:120 x / menit, reguler
Laju pernafasan : 52 x / menit, reguler adekuat
Suhu aksila
: 38,3C
Kesimpulan gizi baik
Status generalis
1. Kepala
: normochepali
UUB : Rata, tidak cekung
Rambut : Hitam, lurus, tidak mudah dicabut
Mata : Mata cowong (-), edema palpebral (-),konjungtiva anemis (-), sclera ikterik (-),
refleks cahaya (+/+).
Telinga : Bentuk normal, simetris, liang lapang, serumen (-/-)
Hidung : Bentuk normal, septum deviasi (-), pernafasan cuping hidung (-), sekret (+)
Mulut : Bibir tidak kering, sianosis (-), lidah tidak kotor, faring tidak hiperemis, tonsil T1T1 tenang
2. Thorax
:
Inspeksi :
Bentuk
: normal, Simetris
Kulit
: tidak ditemukan kelainan
Axilla
: tidak ditemukan kelainan
Retraksi intercostal (+)
Paru
Inspeksi
ANTERIOR
Kiri
Kanan
Pergerakan
Pergerakan
POSTERIOR
Kiri
Kanan
Pergerakan
Pergerakan
pernafasan
pernafasan
pernafasan
pernafasan
simetris
simetris
simetris
simetris
Fremitus taktil Fremitus taktil Fremitus taktil Fremitus taktil =
Palpasi
Perkusi
Auskulta
si
= kanan
Sonor
Bronkovesikul
er
Ronkhi basah
halus (+)
Wheezing (-)
= kiri
Sonor
Bronkovesikul
er
Ronkhi basah
halus (+)
Wheezing (-)
= kanan
Sonor
Bronkovesikul
er
Ronkhi basah
halus (+)
Wheezing (-)
kiri
Sonor
Bronkovesikuler
Ronkhi basah
halus (+)
Wheezing (-)
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
:
Inspeksi : Datar, simetris
Palpasi
: Supel, turgor cukup, hepar dan lien tidak teraba.
Perkusi
: Timpani.
Auskultasi : Bising usus (+) normal.
Extremitas
Atas
Bawah
:
Umum:
-Akral: Hangat, kering, merah
-Tidak didapat deformitas
-Eritema Palmaris: tidak didapat
Sendi: tidak didapat kelainan
Kuku: tidak didapat kelainan, CRT<2
Sianosis (-/-)
Umum:
-Akral: Hangat, kering, merah
-Tidak didapat deformitas
Edema: -, CRT<2
Sianosis (-/-)
disebabkan oleh adanya mekanisme pertahanan paru. Terdapatnya bakteri di dalam paru
merupakan ketidakseimbangan antara daya tahan tubuh, sehingga mikroorganisme dapat
berkembang biak dan berakibat timbulnya infeksi penyakit. Masuknya mikroorganisme ke dalam
saluran nafas dan paru dapat melalui berbagai cara, antara lain :
Inhalasi langsung dari udara
Aspirasi dari bahan-bahan yang ada di nasofaring dan orofaring
Perluasan langsung dari tempat-tempat lain
Penyebaran secara hematogen
Mekanisme daya tahan traktus respiratorius bagian bawah sangat efisien untuk mencegah infeksi
yang terdiri dari :
Susunan anatomis rongga hidung
Jaringan limfoid di nasofaring
Bulu getar yang meliputi sebagian besar epitel traktus respiratorius dan sekret lain
yang dikeluarkan oleh sel epitel tersebut.
Refleks batuk.
Refleks epiglotis yang mencegah terjadinya aspirasi sekret yang terinfeksi.
yang terinfeksi. Pada saat ini endapan fibrin terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan
terjadi fagositosis sisa-sisa sel. Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai diresorbsi, lobus masih
tetap padat karena berisi fibrin dan leukosit, warna merah menjadi pucat kelabu dan kapiler darah
tidak lagi mengalami kongesti.
Stadium IV (7 11 hari)
Disebut juga stadium resolusi yang terjadi sewaktu respon imun dan peradangan mereda, sisasisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorsi oleh makrofag sehingga jaringan kembali ke
strukturnya semula.
Diagnosis
Gambaran Klinis
Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas selama beberapa
hari. Suhu dapat naik secara mendadak sampai 39-400C dan mungkin disertai kejang karena
demam yang tinggi. Anak sangat gelisah, dispnu, pernafasan cepat dan dangkal disertai
pernafasan cuping hidung dan sianosis di sekitar hidung dan mulut. Batuk biasanya tidak
dijumpai pada awal penyakit,anak akan mendapat batuk setelah beberapa hari, di mana pada
awalnya berupa batuk kering kemudian menjadi produktif.
Pemeriksaan Fisik
Dinding thorak terlihat retraksi intercostali dan kalau berat disertai retraksi epigastrium.
Stemfremitus teraba mengeras bila beberapa kelainan kecil menyatu. Pada perkusi sering tidak
ditemukan kelainan, tetapi kalau sarang bronkopneumonia menjadi satu, pada perkusi terdengar
redup. Pada auskultasi terdengar vesikuler mengeras, ronkhi basah halus dan sedang nyaring
yang terdengar pada stadium permulaan dan stadium resolusi sedangkan pada stadium
hepatisasi ronkhi tidak terdengar.
Pemeriksaan Laboratorium
Gambaran darah menunjukkan leukositosis, biasanya 15.000 40.000/ mm3
dengan pergeseran ke kiri. Jumlah leukosit yang tidak meningkat berhubungan
dengan infeksi virus atau mycoplasma.
Nilai Hb biasanya tetap normal atau sedikit menurun.
Peningkatan LED.
Kultur dahak dapat positif pada 20 50% penderita yang tidak diobati. Selain
kultur dahak , biakan juga dapat diambil dengan cara hapusan tenggorok (throat
swab).
Analisa gas darah (AGDA) menunjukkan hipoksemia dan hiperkarbia.Pada
stadium lanjut dapat terjadi asidosis metabolik.
Diagnosis etiologi dibuat berdasarkan pemeriksaan mikrobiologi serologi, karena pemeriksaan
mikrobiologi tidak mudah dilakukan dan bila dapat dilakukan kuman penyebab tidak selalu dapat
ditemukan. Oleh karena itu WHO mengajukan pedoman diagnosa dan tata laksana yang lebih
sederhana. Berdasarkan pedoman tersebut bronkopneumonia dibedakan berdasarkan:
Bronkopneumonia sangat berat : Bila terjadi sianosis sentral dan anak tidak
sanggup minum,maka anak harus dirawat di rumah sakit dan diberi antibiotika.
Bronkopneumonia berat : Bila dijumpai adanya retraksi, tanpa sianosis dan masih
sanggup minum,maka anak harus dirawat di rumah sakit dan diberi antibiotika.
Bronkopneumonia: Bila tidak ada retraksi tetapi dijumpai pernafasan yang cepat
Penatalaksanaan
Tatalaksana Umum
Pada pneumonia berat, asupan oral dikurangi atau dihentikan, diberikan cairan
intravena dan dilakukan balans cairan ketat
Antipiretik dan analgetik dapat diberikan untuk menjaga kenyamanan pasien dan
mengontrol batuk.
Nebulisasi B2 agonis dan/atau NaCl dapat diberikan untuk memperbaiki
mucocilliary clearance
Pasien yang mendapatkan terapi oksigen harus diobservasi setidaknya setiap 4
jam sekali, termasuk pemeriksaan saturasi oksigen
Antibiotik
Rekomendasi UKK Respirologi
Neonatus-2 bulan : Ampisilin + Gentamisin
> 2 bulan :
Lini pertama Ampisilin bila dalam 3 hari tidak ada perbaikan dapat ditambahkan kloramfenikol
Lini kedua golongan sefalosporin,contoh Ceftriaxone, cefotaxime
Pilihan antibiotik intravena untuk pneumonia
Antibiotik
Dosis
Frekuensi
Keterangan
Penisilin G
S. Pneumonia
Ampisilin
100 mg/kg/hari
Tiap 6 jam
Kloramfenikol
100 mg/kg/hari
Tiap 6 Jam
Ceftriaxone
50 mg/kg/kali
Tiap 24 Jam
S.
Pneumonia,
Influenzae
H.
Cefuroxime
50 mg/kg/kali
Tiap 8 Jam
S.
Pneumonia,
Influenzae
H.
Clindamycin
10 mg/kg/kali
Tiap 6 Jam
Eritromisin
10 mg/kg/kali
Tiap 6 jam
Gentamisin
3-5 mg/kg/hari
Tiap 12 Jam
Nutrisi
Diagnosis Banding
Secara klinis pneumonia yang disebabkan oleh kuman (bakteri), virus tidak dapat dibedakan.
Keadaan yang menyerupai pneumonia secara klinik:
Bronkhiolitis
TB Paru
Payah jantung
Aspirasi benda asing
Komplikasi
Otitis media
Bronkiektasis
Abses paru
Empiema
Prognosis
Sembuh total, mortalitas kurang dari 1 %, mortalitas bisa lebih tinggi didapatkan pada anak-anak
dengan keadaan malnutrisi energi-protein dan datang terlambat untuk pengobatan. Interaksi
sinergis antara malnutrisi dan infeksi sudah lama diketahui. Infeksi berat dapat memperjelek
keadaan melalui asupan makanan dan peningkatan hilangnya zat-zat gizi esensial tubuh.
Sebaliknya malnutrisi ringan memberikan pengaruh negatif pada daya tahan tubuh terhadap
infeksi. Kedua-duanya bekerja sinergis, maka malnutrisi bersama-sama dengan infeksi memberi
dampak negatif yang lebih besar dibandingkan dengan dampak oleh faktor infeksi dan malnutrisi
apabila berdiri sendiri.
Pencegahan
Penyakit bronkopneumonia dapat dicegah dengan menghindari kontak dengan penderita atau
mengobati secara dini penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan terjadinya bronkopneumonia
ini. Selain itu hal-hal yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan daya tahan tubuh kaita
terhadap berbagai penyakit saluran nafas seperti: cara hidup sehat, makan makanan bergizi dan
teratur ,menjaga kebersihan, beristirahat yang cukup, rajin berolahraga, dan lain-lain
Melakukan vaksinasi juga diharapkan dapat mengurangi kemungkinan terinfeksi antara lain:
Vaksinasi Pneumokokus
Vaksinasi H. influenza
Vaksinasi Varisela yang dianjurkan pada anak dengan daya tahan tubuh rendah
PLAN
Planning Diagnosis :
DL
Foto x-ray thorax Ap/lateral
Planning Terapi
:
MRS
Pasang O2 KP
Infus D5 NS 15 tpm
Planning Monitoring:
Tanda Vital (denyut nadi, laju pernafasan, suhu tubuh, tekanan darah)
Intake
Tanda distres nafas
Planning KIE :
Menjelaskan kepada orang tua pasien tentang penyakit yang diderita oleh anaknya
(infeksi saluran nafas bagian bawah), rencana pemeriksaan, dan rencana terapi yang
akan dilakukan.
Menjelaskan kemungkinan perkembangan penyakit dan pentingnya kerjasama pasien dan
keluarga dalam pelaksanaan tindakan medis dan pengobatan.
o Menjaga kecukupan kuantitas dan kualitas makanan dan minuman sesuai anjuran
dokter.
o Mengikuti terapi dengan baik sesuai petunjuk dokter.
Pendamping