Anda di halaman 1dari 7

EMPIEMA

BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Masalah kesehatan yang berpengaruh terhadap system respirasiyang
menuntut asuhan keperawatan dapat dialami oleh orang pada berbagai tingkat usia.
Bila salah satu organ tersebut mengalami ganguanmaka akan mengganggu semua
system tubuh. Empiema masih merupakan masalah dalam bidang penyakit paru
karena secara signifikan masih menyebabkan kecacatan dan kematian walaupun
sudah ditunjang dengan kemajuan terapi antibiotik dan drainase rongga pleura
maupun dengan tindakan operasi dekortikasi.
Penyakit tersebut dapat pula disebabkan oleh :
a. Trauma pada dada (sekitar 1 5 % kasus mendorong ke arah empiema)
b. Pecahnya abses dari paru-paru kedalam rongga pleura
Untuk itu Penulis berharap makalah asuhan keperawatan pada pasien
empiema ini dapat membantu mahasiswa atau masyarakat dalam menangani pasien
empiema
2. TUJUAN
Tujuan umum:
Tujuan dalam pembuatan makalah ini secara umum adalah untuk membantu
mahasiswa dalam mempelajari tentang aritmia dan asuhan keperawatan aritmia
Tujuan khusus:
1. Mengetahui pengertian dari empiema
2. Menngetahui penyebab dari empiema
3. Mengetahui tanda dan gejala dari empiema
4. Mengetahui klasifikasi dari empiema
5. Mempelajari asuhan keperawatan empiema
3.
1)
2)
3)
4)
5)

RUMUSAN MASALAH
Apa pengertian empiema?
Apa saja penyebab empiema?
Apa saja tanda dan gejala yang timbul pada pasien empiema?
Bagaimana proses perjalanan empiema?
Dan bagaimana Asuhan Keperawatan pada pasien empiema?

BAB II
EMPIEMA
A. PENGERTIAN
Emphiema thoraksis adalah penyakit yang ditandai dengan adanya
penumpukan cairan terinfeksi atau pus pada kavitas pleural (Brunner and Suddart,
2000). Emphiema thorak juga dapat berarti adanya proses supuratif pada rongga
pleura.
Empiema adalah terkumpulnya cairan purulen (pus) didalam rongga
pleura.Pada awalnya,cairan pleura encer dengan jumlah leukosit rendah,tetapi
sering kali menjadi stadium fibropurulen dan akhirnya sampai pada keadaan dimana
paru-paru tertutup oleh membran eksudat yang kental.Meskipun empiema sering kali
disebabkan oleh komplikasi dari infeksi pulmonal, namun tidak jarang penyakit ini
terjadi karena pengobatan yang terlambat.
Empiema merupakan salah satu penyakit yang sudah lama ditemukan dan
berat. Di India terdapat 5 10% kasus anak dengan empiema toraks. Empiema
toraks didefinisikan sebagai suatu infeksi pada ruang pleura yang berhubungan
dengan pembentukan cairan yang kental dan purulen baik terlokalisasi atau bebas
dalam ruang pleura yang disebabkan karena adanya dead space, media biakan
pada cairan pleura dan inokulasi bakteri. Empiema paling banyak ditemukan pada
anak usia 2 9 tahun. Empiema adalah akumulasi pus diantara paru dan membran
yang menyelimutinya (ruang pleura) yang dapat terjadi bilamana suatu paru
terinfeksi. Pus ini berisi sel sel darah putih yang berperan untuk melawan agen
infeksi (sel sel polimorfonuklear) dan juga berisi protein darah yang berperan dalam
pembekuan (fibrin). Ketika pus terkumpul dalam ruang pleura maka terjadi
peningkatan tekanan pada paru sehingga pernapasan menjadi sulit dan terasa nyeri.
Seiring dengan berlanjutnya perjalanan penyakit maka fibrin-fibrin tersebut akan
memisahkan pleura menjadi kantong kantong (lokulasi). Pembentukan jaringan parut
dapat membuat sebagian paru tertarik dan akhirnya mengakibatkan kerusakan yang
permanen.
B.
1.
2.
-

ETIOLOGI
Berasal dari Paru
Pneumonia
Abses Paru
Adanya Fistel pada paru
Bronchiektasis
TB
Infeksi fungidal paru
Infeksi Diluar Paru
Trauma dari tumor

3.
-

4.

Pembedahan otak
Thorakocentesis
Subdfrenic abces
Abses hati karena amuba
Bakteriologi
Staphilococcus Pyogenes.
Terjadi pada semua umur, sering pada anak
Staphylococcus adalah kelompok dari bakteri-bakteri, secara akrab dikenal sebagai
Staph, yang dapat menyebabkan banyak penyakit-penyakit sebagai akibat dari
infeksi beragam jaringan-jaringan tubuh. Bakteri-bakteri Staph dapat menyebabkan
penyakit tidak hanya secara langsung oleh infeksi (seperti pada kulit), namun juga
secara tidak langsung dengan menghasilkan racun-racun yang bertanggung jawab
untuk keracunan makanan dan toxic shock syndrome. Penyakit yang berhubungan
dengan Staph dapat mencakup dari ringan dan tidak memerlukan perawatan sampai
berat/parah dan berpotensi fatal.
Bakteri gram negatif
Bakteri anaerob
Pneumococcus adalah salah satu jenis bakteri yang dapat menyebabkan infeksi
serius seperti radang paru-paru (pneumonia),meningitis (radang selaput otak) dan
infeksi darah (sepsis).Sebenarnya ada sekitar 90 jenis kuman pneumokokus, tetapi
hanya sedikit yang bisa menyebabkan penyakit gawat. Bentuk kumannya bulat-bulat
dan memiliki bungkus atau kapsul. Bungkus inilah yang menentukan apakah si
kuman akan berbahaya atau tidak.
PATOFISIOLOGI
Infeksi paru dapat menyebabkan terjadinya empiema. Infeksi adalah komplikasi
yang paling sering terjadi. Sumber infeksi yang paling jarang termasuk sepsis
abdomen, yang mana pertama sekali dapat membentuk abses subfrenik sebelum
menyebar ke rongga pleura melalui aliran getah bening. Abses hati yang
disebabkan Entamoeba histolytica mungkin juga terlibat dan infeksi pada faring,
tulang thoraks atau dinding thoraks dapat menyebar ke pleura, baik secara langsung
maupun melalui jaringan mediastinum.
Pleura dan rongga pleura dapat menjadi tempat sejumlah gangguan yang
dapat menghambat pengembangan paru atau alveolus atau keduanya. Reaksi ini
dapat disebabkan oleh penekanan pada paru akibat penimbunan udara, cairan,
darah atau nanah dalam rongga pleura. Penimbunan eksudat disebabkan oleh
peradangan atau keganasan pleura, dan akibat peningkatan permeabelitas kapiler
atau gangguan absorbsi getah bening. Eksudat dan transudat dibedakan dari kadar
protein yang dikandungnya dan berat jenis. Transudat mempunyai berat jenis <1,015
dan kadar proteinnya kurang dari 3%; eksudat mempunyai berat jenis dan kadar

protein lebih tinggi, karena banyak mengandung sel. Penimbunan cairan dalam
rongga pleura disebut efusi pleura.
Infeksi oleh organisme-organisme patogen menyebabkan jaringan ikat pada
membran pleura menjadi edema dan menghasilkan suatu eksudasi cairan yang
mengandung protein yang mengisi rongga pleura yang dinamakan pus atau nanah.
Jika efusi mengandung nanah, keadaan ini disebut empiema.
Terjadinya empyema thoraks dapat melalui tiga jalan :
1. Sebagai komplikasi penyakit pneumonia atau bronchopneumonia dan
abscessus pulmonum, oleh karena kuman menjalar per continuitatum dan
menembus pleuravisceralis2.
2. Secara hematogen , kuman dari focus lain sampai di pleura visceralis.
3. Infeksi dari luar dinding thorax yang menjalar ke dalam rongga pleura, misalnya
pada trauma thoracis, abses dinding thorax.
Terjadinya empyema akibat invasi basil piogenik ke pleura, timbul peradangan
akut yang diikuti dengan pembentukan eksudat serous dengan banyak sel-sel PMN
(Polimerphonucleus) baik yang hidup ataupun mati dan meningkatnya kadar protein,
maka cairan menjadi keruh dan kental. Adanya endapan-endapan fibrin akan
membentuk kantong-kantong yang melokalisasi nanah tersebut.Apabila nanah
menembus bronkus timbul fistel bronko pleura, atau menembus dinding thoraks dan
keluar melalui kulit disebut empyema nasessitatis. Stadium ini masih disebut
empyema akutyang lama-lama akan menjadi kronis (batas tak jelas) .Biasanya
empyema merupakan suatu proses luas, yang terdiri atas serangkaian
daerah berkotak-kotak yang melibatkan sebagian besar dari satu atau kedua rongga
pleura. Dapat pula terjadi perubahan pleura parietal. Jika nanah yang tertimbun
tersebut tidak disalurkan keluar,maka akan menembus dinding dada ke dalam
parenkim paru-paru dan menimbulkan fistula.
Piopneumothoraks dapat pula menembus ke dalam rongga perut. Kantungkantung nanah yang terkotak-kotak akhirnya berkembang menjadi rongga-rongga
abses berdinding tebal, atau dengan terjadinya pengorganisasian eksudat maka
paru-paru dapat menjadi kolaps sertadikelilingi oleh sampul tebal yang tidak elastis .

5. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala empiema secara umum adalah :
- Demam
- Keringat malam
- Nyeri pleural
- Dispnea
- Anoreksia dan penurunan berat badan
- Auskultasi dada, ditemukan penurunan suara napas
- Perkusi dada, suara flatness

Palpasi , ditemukan penurunan fremitus


Tanda gejala empiema berdasarkan klasifikasi empiema akut dan empiema kronis
:
a. Emphiema akut:
Panas tinggi dan nyeri pleuritik.
Adanya tanda-tanda cairan dalam rongga pleura.
Bila dibiarkan sampai beberapa minggu akan menimbulkan toksemia, anemia, dan
clubbing finger .
Nanah yang tidak segera dikeluarkan akan menimbulkan fistel bronco-pleural.
Gejala adanya fistel ditandai dengan batuk produktif bercampur dengan darah dan
nanah banyak sekali.
b. Emphiema kronis:
Disebut kronis karena lebih dari 3 bulan.
Badan lemah, kesehatan semakin menurun.
Pucat, clubbing finger.
Dada datar karena adanya tanda-tanda cairan pleura.Terjadi fibrothorak trakea dan
jantung tertarik kearah yang sakit.
Pemeriksaan radiologi menunjukkan cairan.

6. KOMPLIKASI
Kemungkinan komplikasi yang terjadi adalah pengentalan pada pleura. Jika
inflamasi telah berlangsung lama, eksudat dapat terjadi di atas paru yang
menganggu ekspansi normal paru. Dalam keadaan ini diperlukan pembuangan
eksudat melalui tindakan bedah (dekortasi). Selang drainase dibiarkan ditempatnya
sampai pus yang mengisi ruang pleural dipantau melalui rontgen dada dan pasien
harus diberitahu bahwa pengobatan ini dapat membutuhkan waktu lama
Fibrosis pleura
- Kolaps paru akibat penekanan cairan pada paru-paru
- Panyakit paru restriktif
- Pergeseran organ-organ mediastinum
- Piopneumotoraks
7.
a.
-

KLASIFIKASI
Emphiema akut:
Panas tinggi dan nyeri pleuritik.
Adanya tanda-tanda cairan dalam rongga pleura.
Bila dibiarkan sampai beberapa minggu akan menimbulkan toksemia, anemia, dan
clubbing finger .
- Nanah yang tidak segera dikeluarkan akan menimbulkan fistel bronco-pleural.

- Gejala adanya fistel ditandai dengan batuk produktif bercampur dengan darah dan
nanah banyak sekali.
b. Emphiema kronis:
- Disebut kronis karena lebih dari 3 bulan.
- Badan lemah, kesehatan semakin menurun.
- Pucat, clubbing finger.
- Dada datar karena adanya tanda-tanda cairan pleura.
- Terjadi fibrothorak trakea dan jantung tertarik kearah yang sakit.
- Pemeriksaan radiologi menunjukkan cairan.
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Cairan pleura bebas dapat terlihat sebagai gambaran tumpul di sudut kostofrenikus
pada posisi posteroanterior atau lateral.
2) Dijumpai gambaran yang homogen pada daerah posterolateral dengan gambaran
opak yang konveks pada bagian anterior yang disebut denganD-shaped
shadow yang mungkin disebabkan oleh obliterasi sudut kostofrenikus ipsilateral
pada gambaran posteroanterior.
3) Organ-organ mediastinum terlihat terdorong ke sisi yang berlawanan dengan efusi.
4) Air-fluid level dapat dijumpai jika disertai dengan pneumotoraks, fistula
bronkopleural.
5) Pemeriksaan ultrasonografi (USG) :
Pemeriksaan dapat menunjukkan adanya septa atau sekat pada suatu empiema
yang terlokalisir.
Pemeriksaan ini juga dapat membantu untuk menentukan letak empiema yang perlu
dilakukan aspirasi atau pemasangan pipa drain.
6) Pemeriksaan CT scan :
Pemeriksaan CT scan dapat menunjukkan adanya suatu penebalan dari pleura.
Kadang dijumpai limfadenopati inflamatori intratoraks pada CT scn.
9. PENATALAKSAAN
1) Pengambilan nanah
a. Closed drainage-tube thoracostomy-water seal drainage (WSD)
Indikasi :
- Nanah sangat kental dan sukar diaspirasi
- Nanah terus terbentuk setelah 2 minggu
- Terjadi piopneumotoraks
b. Drainase terbuka (Open drainage)
Indikasi :
Dikerjakan pada empiema kronis akibat pengobatan yang terlambat atau tidak
adekuat.
2) Antibiotika

3)
a.
b.
4)

5)

Antibiotika harus segera diberikan begitu diagnosa ditegakkan dan dosisnya harus
adekuat. Pemilihan antibiotika didasarkan pada hasil pengecatan Gram dari
hapusan nanah. Pengobatan selanjutnya tergantung pada hasil kultur dan
sensitivitasnya. Metronidazole dapat ditambahkan untuk organisme gram negatif
anaerob yang menghasilkanb-laktamase. Sefalosporin generasi kedua seperti
cefoxitin sangat potensial terhadap gram negatif yang menghasilkan b-laktamase.
Penutupan rongga empiema
Dekortikasi
Drain tidak berjalan dengan baik karena banyak kantung-kantung
Letak empiema sukar dicapai dengan drain
Empiema totalis yang mengalami organisasi pada pleura visceralis.
Torakoplasti
Jika empiema tidak mau sembuh karena adanya fistula bronkopleural.
Pengobatan kausal
Misalnya abses subfrenik dengan drainase subdiafragmatika, terapi spesifik pada
amubiasis, tuberkulosis, aktinomikosis dan sebagainya.
Perbaiki keadaan umum, fisioterapi untuk membebaskan jalan nafas.
Pengobatan tambahan
Perbaiki keadaan umum, fisioterapi untuk membebaskan jalan nafas.

Anda mungkin juga menyukai