DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................ 1
BAB I
.............................................................................................. 2
.............................................................................................. 4
.............................................................................................. 8
............................................................................................ 10
APPENDIX........................................................................................... 22
Jurusan matematika
Fakultas sains dan teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam industri pembuatan semen secara umum melalui
proses penggilingan dan pengeringan, reaksi klinkerasi, serta
pendingan. Produksi semen paling dominan terletak pada
proses penggilingannya. Dalam satu kali produksi, bahan baku
yang nantinya akan menjadi semen harus mengalami dua kali
tahap penggilingan. Yang pertama penggilingan bahan baku
(raw material) yang akan diproses menggunakan raw mill,
kemudian penggilingan kedua terjadi pada akhir proses yaitu
menggiling klinker hingga menjadi semen dengan blaine atau
tingkat kehalusan yang diinginkan, proses penggilingan kedua
ini terjadi didalam cement mill.
Didalam mill tidak hanya terjadi proses penggilingan
saja,
namun
juga
terjadi
proses
pengeringan.
Hal
ini
mill
menggunakan
udara
ambient
(30C)
yang
Jurusan matematika
Fakultas sains dan teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
2016
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari tugas khusus ini adalah:
1. Menghasilkan simulasi yang dapat menentukan berapa
jumlah udara yang dibutuhkan cement mill ketika feed dan
kandungan air didalamnya diketahui.
2. Mendapatkan pengaruh kandungan air dari masing masing
komponen
Jurusan matematika
Fakultas sains dan teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
2016
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengeringan dan Penggilingan Akhir Semen
Proses pengeringan dan penggilingan akhir semen adalah sebuah
proses penggilingan clinker, gypsum dan beberapa jenis aditif seperti batu
kapur dan trass. Zat aditif yang digunakan dapat ditambahkan dalam jumlah
tertentu,
selama
memenuhi
kualitas
dan
spesifikasi
semen
yang
Jurusan matematika
Fakultas sains dan teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
2016
melalui control room. Suhu operasional cement mill yang baik adalah sekitar
120C.
C.
Grinding Heat
Sebagian besar energi yang tersalurkan ke cement mill terkonversi
menjadi panas karena adanya pengaruh dari grinding atau penggilingan, panas
ini berasal dari gesekan antara grinding balls dengan liner, sehingga material
yang masuk ke dalam cement mill mengalami peningkatan suhu. Kebanyakan
panas yang timbul akan keluar bersamaan dengan produk atau semen.
Panas yang timbul akibat dari proses penggilingan memiliki efek yang
dapat menguntungkan dan tidak menguntungkan.
Panas yang menguntungkan lebih dirasakan manfaatnya pada chamber
1, yaitu untuk mencegah kecenderungan terjadinya clogging jika material
yang masuk mengandung lebih dari 1-2% kadar air, panas tersebut dapat
menguapkan air yang terkandung pada material. Panas yang kurang
menguntungkan berakibat pada chamber 2, pada temperature 100C atau
lebih, material tanah halus yang kering dapat menyebabkan clogging pada
mill dan akan semakin parah seiring dengan meningkatnya suhu, sehingga
kapasitas penggilingan akan berkurang jauh. Terlebih lagi, material yang
telah halus memiliki kecenderungan untuk menyatu dengan deburan media
grinding, yang mana dapat benar-benar mengganggu proses penggilingan
yang baik.
Dikarenakan hal tersebut, dirasa perlu adanya pengurangan panas yang
timbul akibat penggilingan dengan menggunakan air pendingin. Cara
pemberian air pendingin pada mill yang digunakan dibedakan menjadi 2
jenis, yaitu outside water cooling dan inside water cooling. Outside water
cooling dilakukan dengan menyemprotkan air pada bagian luar cement mill
shell, sedangkan inside water cooling dilakukan dengan menginjeksikan air
dengan partikel kecil melalui nozzle yang ada di dalam cement mill.
Jurusan matematika
Fakultas sains dan teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
2016
D.
E. Faktor Penguapan
Di dalam proses pengeringan bahan baku, beberapa parameter proses
yang perlu diketahui karena memang penting dan erat kaitannya dengan
kualitas produk dan proses adalah sebagai berikut.
1. Laju bahan baku yang akan diuapkan
Laju bahan baku yang akan dikeringkan menunjukkan berapa
ton/jam bahan baku yang harus dikeringkan agar memenuhi kebutuhan
Jurusan matematika
Fakultas sains dan teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
2016
10
10
11
11
12
dilakukan
dengan
dengan
beberapa
metode,
yaitu
Jurusan matematika
Fakultas sains dan teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
2016
12
13
BAB III
METODOLOGI
(Analisa data kadar air clinker, gypsum, batu kapur, dan trass),
Jumlah total feed cement mill per jam,
Temperatur pada masing masing komponen feed cement mill.
Temperatur operasi unit cement mill Tonasa IV,
Temperatur output cement mill
Perbandingan antara clinker, gypsum, batu kapur, dan trass
13
14
2. Studi pustaka
Data-data yang di ambil bersumber dari bacaan-bacaan dan
literatur berbagai bidang disiplin ilmu sesuai dengan topik
permasalahan seperti :
a. Data formula modulus dan faktor,
b. Data desain dari unit cement mill Tonasa IV
C. Metode Analisa Data
Data-data pengamatan yang berupa data operasional pabrik yang di
ambil selama penyelesaian tugas khusus ini ditampilkan dalam bentuk tabel
yang bisa dilihat pada bagian lampiran.
Kemudian dari data tersebut dibuatkan simulasi dalam bentuk excel
sehingga dapat melihat pengaruh kadar air pada masing masing komponen
feed cement mill terhadap kebutuhan udara yang masuk cement mill. Dan
juga dari simulasi tersebut dapat terlihat pula hubungan kadar air pada
masing masing komponen feed cement mill terhadap velocity didalam
cement mill.
Dalam pembahasan kali ini, digunakan boundary conditions dalam
simulasi, sebagai berikut:
1. New feed cement mill sebesar 140 ton/jam
a. Komposisi pada feed dengan rician 85% clinker, 5% gypsum, 7,5%
batu kapur, dan 2,5% trass.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jurusan matematika
Fakultas sains dan teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
2016
14
15
dari
permasalahan
yang
telah
dirumuskan,
untuk
Jurusan matematika
Fakultas sains dan teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
2016
15
16
digunakan. Dalam simulasi ini, untuk mencari besar kebutuhan udara yang
masuk cement mill menggunakan perhitungan material balance.
Data kadar air feed tersebut digunakan untuk melakukan simulasi awal
sebelum nantinya dilakukan perubahan variabel untuk mendapatkan data
perbandingan sebagai dasar penarikan hubungan antara kadar air pada feed
dan kebutuhan udara yang masuk ke cement mill.
Berikut adalah contoh dari simulasi yang telah dijalankan dengan
menggunakan data kadar air feed yang telah didapatkan:
Tabel 4.1.3Material Balance Cement Mill dengan data Feed Juni 2016
Komponen
Clinker
Gypsum
Batu Kapur
Trass
Air
TOTAL
Komponen
INPUT
Feed
x
0,85
0,0392
0,0698
0,0175
0,0235
1
Udara
x
m (kg)
120.927,15
5.582,57
9.931,68
2.489,68
3.336,77
142.267,236
m (kg)
Komponen
Clinker
Gypsum
Batu Kapur
Trass
Air
TOTAL
Komponen
Udara
0,976
37.603,71 Udara
Air
0,024
924,68 Air
TOTAL
TOTAL INPUT
OUTPUT
Cement
x
0,8677
0,0401
0,0713
0,0179
0,0031
1
Udara
x
0,9074
m (kg)
37.603,71
6
0,0925
3.834,65
4
1
38.528,389 TOTAL
180.795,625
m (kg)
120.927,15
5.582,57
9.931,68
2.489,07
426,80
139.357,267
41.438,359
TOTAL OUTPUT
180.795,625
Tabel 4.1.4Heat Balance Cement Mill dengan data Feed Juni 2016
JENIS
Input Qfeed
Hs (kJ)
Clinker
Gypsum
Batu kapur
Trass
Air
TOTAL
7.180.049,57
18.841,16
27.522,89
6.533,81
41.709,64
7.274.657,08
Jurusan matematika
Fakultas sains dan teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
2016
16
17
Input Qudara
Udara
Air
TOTAL
Input Qgrinding
Grinding
TOTAL Q INPUT
Output Qcement
Clinker
Gypsum
Batu kapur
Trass
Air
TOTAL
Output Qudara
Udara
Air
TOTAL
Output Qradias
Radiasi
Output QPanas Latent Air
Panas Latent Air
Output Qloss
Q loss
TOTAL Q OUTPUT
138.281,44
5.548,09
143.829,53
17.056.667
24.475.153,28
7,467,251.56
489,870.20
536,696.42
169,879.16
135,153.87
8,798,851.21
3,503,129.78
582,866.95
4,085,996.73
1,043,039.94
8,099,750.08
2,447,515.33
24.475.153,28
Jurusan matematika
Fakultas sains dan teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
2016
17
18
batu kapur
gypsum
Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa kadar air tiap komponen pada
feed cement mill berpengaruh pada jumlah kebutuhan udara yang digunakan.
Dan dari grafik tersebut juga dapat dilihat seberapa besar pengaruh apabila
kandungan kadar air salah satu komponen tersebut naik ataupun turun.
Semakin tinggi kadar air pada feed, maka udara yang dibutuhkan akan
semakin sedikit. Hal ini dikarenakan material yang akan diproses di dalam
cement mill akan dikurangi kadar airnya melalui proses pengeringan. Proses
pengeringan di dalam cement mill terjadi dengan bantuan panas yang timbul
dari gesekan antara grinding ball dan liner atau dinding bagian dalam cement
mill.Proses pengeringan material tidak dilakukan oleh udara yang masuk.
Udara di dalam cement mill berperan sebagai pendorong material agar
berpindah dari chamber 1 ke chamber 2 dan akhirnya keluar cement mill.
Udara juga berperan sebagai transportasi air yang telah teruapkan dari
Jurusan matematika
Fakultas sains dan teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
2016
18
19
19
20
Jurusan matematika
Fakultas sains dan teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
2016
20
21
Trass
Jumlah feed (ton/jam)
240
220
200
180
160
140
120
100
80
60
40
20
Batu0Kapur
Gypsum
Gambar 4.3.1Grafik Hubungan Antara Kadar Air dan Jumlah Feed Cement
Mill
Dari grafik diatas, dapat diketahui bahwa kadar air pada material
berbanding terbalik dengan jumlah feed yang masuk ke dalam cement mill,
semakin rendah kadar air pada feed, maka semakin banyak jumlah feed yang
mampu diberikan ke dalam cement mill.
Mari bandingkan dua kondisi feed cement mill, yang pertama dengan
kadar air tinggi dan yang kedua dengan kadar air rendah. Dengan
menggunakan basis waktu pengoprasian yang sama yaitu 1 jam, untuk
mencapai proses pengeringan secara maksimal sehingga target kadar air
semen yang baik dapat terpenuhi, feed dengan kadar air tinggi hanya mampu
diberikan semisal sebesar 150 ton/jam, namun dengan feed berkadar air
rendah,feed yang diberikan dapat ditambah. Sebab,feed dengan kadar air
rendah tidak memerlukan waktu yang lama untuk mencapai kondisi kadar air
maksimal pada semen. Dengan menambahkan jumlah feed maka dalam waktu
Jurusan matematika
Fakultas sains dan teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
2016
21
22
Jurusan matematika
Fakultas sains dan teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
2016
22
23
BAB V
SIMPULAN
A. Simpulan
Dari hasil analisa permasalahan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
beberapa simpulan antara lain :
1. Kadar air pada masing-masing komponen feed cement mill
berbanding terbalik dengan jumlah feed yang diberikan. Semakin
rendah kadar air pada material feed maka jumlah feed yang diberikan
dapat semakin banyak.
2. Bila ditinjau dari kapasitas fan yang digunakan Tonasa Unit IV,
apabila fan digunakan dalam kondisi maksimum yaitu dengan bukaan
dumper 60%, dan dengan harapan target faktor clinker 70%, maka
dengan menggunakan simulasi yang ada, akan didapatkan nilai kadar
air pada masing-masing komponen feed yang baik ialah dengan
gypsum 5%, batu kapur 5%, dan trass 5%.
B. Saran
Untuk menjawab permasalahan yang ada maka saran yang dapat
diberikan, yaitu :
1. Untuk memaksimalkan produksi Semen Tonasa Unit IV, dapat
dilakukan dengan meningatkan jumlah feed yang diberikan pada
cement mill. Penambahan feed dilakukan dengan memperhatikan
kadar air pada masing-masing komponen feed cement mill.
2. Untuk mencapai kadar air ideal agar sistem mampu berjalan optimum,
maka akan lebih baik apabila dilakukan treatment pada masingmasing komponen feed cement mill. Treatment yang dilakukan dapat
berupa pengeringan material terlebih dahulu sebelum memasuki
cement mill. Hal tersebut akan mengurangi kadar air material
sehingga proses penggilingan dan pengeringan lebih optimum.
Jurusan matematika
Fakultas sains dan teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
2016
23
24
DAFTAR PUSTAKA
Duda, Walter.H. 1985.Cement Data-Book 3rd edition, Bauverlag
GmbH, Berlin .
FLSmidth, 1994
Geankoplis, C.J. 1993. Transport Processes and Unit Operations.
New Jersey: Prentice Hall.
Holderbank. 1993. Cement Seminar Process Technology: Heat
Balances of Kilns and Coolers and Related Topics.
Institut Semen dan Beton Indonesia.2008. Bab 4 Pengendalian
Kualitas Klinker dan Semen.
Peray. Kurt E. Cement Manufactures Handbook. New York.
Perry, R.H. 1999. Perrys Chemical Engineers Handbook. New
York: McGrawHill.
Van
Jurusan matematika
Fakultas sains dan teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
2016
24
25
LAMPIRAN
1. Data Kandungan H2O dalamFeed Cement Mill Bulan Juni
2016
Tanggal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Avrg
Gypsum
21.95
21.36
22.53
22.72
23.33
20.61
21.68
23.10
22.14
20.81
20.56
20.88
21.69
21.91
21.21
20.54
21.07
20.93
21.49
20.83
21.80
21.38
20.31
20.93
21.91
21.70
21.52
Batu Kapur
6.81
7.28
7.25
6.95
7.27
6.93
7.09
6.58
6.97
6.97
6.98
6.95
6.82
7.36
7.12
6.32
6.75
6.87
7.11
6.97
6.62
6.95
6.95
6.25
6.85
6.82
6.92
Trass
29.80
29.60
30.18
29.97
29.45
29.43
29.60
29.03
30.57
29.93
29.68
30.11
29.71
30.18
29.31
30.19
30.75
29.97
29.91
31.03
30.69
30.79
29.80
30.20
30.60
30.01
30.02
Jurusan matematika
Fakultas sains dan teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
2016
25
26
Jurusan matematika
Fakultas sains dan teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
2016
26
27
4. Data Literatur
Cp H2O liquid
Cp H2O vapour
L air
Cp udara
Cp clinker
Cp gypsum
Cp batu kapur
Cp trass
Cp semen
5. Densitas udara
Densitas udara
Densitas udara in
Densitas udara out
= 1 kcal/kgC
= 0,48 kcal/kgC
= 595,48 kcal/kg
= 0,242 Btu/lbF
= 0,19 kcal/kgC
= 0,27 kcal/kgC
= 0,1663 kcal/kgC
= 0,21 kcal/kgC
= 0,185 Btu/lbF
= 0.0000000488 kcal/(m2.h.K4)
= 1290 kg/N.m3
= 1,1697 kg/m3
= 0,9388 kg/m3
Jurusan matematika
Fakultas sains dan teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
2016
27
28
Jurusan matematika
Fakultas sains dan teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
2016
28
29
APPENDIX
1. Luas Permukaan Kosong di
dalam Cement Mill
Chamber 1
Luas tembereng = Luas
juring Luas ABC
2
1
x x r 2 (2 x AD x AB )
( 360 =
2
= 6,5883
2,2135
h
A
= 4,37477 m2
Luas lingkaran
x r2
= 3,14 x 2,3752
= 17,7277 m2
= 17,7277 4,37477
= 13,353 m2
Chamber 2
Luas tembereng = Luas
juring Luas ABC
2
1
2
( 360 x x r (2 x 2 AD x AB )
=
= 9,5989 2,2495
C
= 7,3494 m2
Luas lingkaran=
x r2
= 3,14 x 2,75
Jurusan matematika
Fakultas sains dan teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
2016
29
30
= 23,768 m2
Luas permukaan kosong
tembereng
= 23,768 7,3494
= 16,418 m2
Jurusan matematika
Fakultas sains dan teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
2016
30
31
2. MaterialBalance
New feed
= 157,822 ton/jam
= 157.822 kg/jam
Reject
= 157,822 ton/jam
= 157.822
kg/jam
Cement mill feed = 315,644 ton/jam
= 315.644 kg/jam
Wet Basis :
% clinker = 85%
= 134,15 ton/jam = 134.149 kg/jam
% gypsum = 5% = 7,8911 ton/jam = 7.891
kg/jam
% batu kapur
= 7,5%
= 11,837 ton/jam = 11.837
kg/jam
% trass
= 2,5%
= 3,9455 ton/jam = 3.946
kg/jam
Udara
vudara
= 6,1 m3/s = 25.685,6
kg/jam
(asumsi : udara yang digunakan berasal dari
lingkungan)
T lingkungan
= 30C
Kelembaban relatif
= 80%
Kandungan uap air di udara
= 0,024 kg uap/kg
udara (dari psikometrik)
= 616,454 kg/jam
Udara murni
= 25.069 kg/jam
Air
Feed :
Kadar air clinker = 0% = 0 ton/jam = 0
kg/jam
Kadar air gypsum
= 21,52%
= 1,6982
ton/jam
= 1.698,16
kg/jam
Kadar air batu kapur
= 6,9%
= 0,8167
ton/jam
= 817 kg/jam
Kadar air trass = 30% = 1,1837 ton/jam = 1.183,66
kg/jam
TOTAL MOISTURE = 2,34%
Produk :
Kadar air semen
= 616,45 kg/jam
Dry Basis
Clinker
kg/jam
= 0,30%
= 0,47 ton/jam
= 134,149 ton/jam
= 134.149
Jurusan matematika
Fakultas sains dan teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
2016
31
32
Gypsum
6.193
kg/jam
Batu kapur
11.019,9kg/jam
Trass
kg/jam
Reject
kg/jam
UMPAN KERING
kg/jam
= 6,19293 ton/jam
Semen Kering
Semen
= 11,0199 ton/jam
= 2,76188 ton/jam
= 2.762
= 157,349 ton/jam
= 157.349
= 311,472 ton/jam
= 311,472
3. Heat Balance
Qfeed + Qudara in + Qgrinding = Qvap + Qsemen + Qudaraout +Qloss
INPUT
Feed
Kompone
n
Clinker
Gypsum
Batu
Kapur
Trass
Air
TOTAL
Cp
(kcal/kg
C)
m (kg)
0.850
00
0.039
24
0.069
83
0.017
50
0.023
44
1.000
00
134,148.
69
0.19
6,192.93
11,019.9
2
0.27
0.166273
409
2,761.88
0.21
3,698.56
157,821.
989
T
(
C)
Hs (kJ)
75
7,965,078.5
3
20,901.16
30,538.66
7,249.95
46,231.98
8,070,000.
27
Udara
Kompon
en
m (kg)
Udara
0.976
25,069.1
Cp
(kcal/kg
C)
0.06098
T
(
C)
14
Hs (kJ)
92,187.63
Jurusan matematika
Fakultas sains dan teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
2016
32
33
Kompone
n
m (kg)
Cp
(kcal/kg
C)
0.8671
00
4
2
25,069.14
0.060984
Air
0.024
616.45
0.1328
00
8
3,841.55
0.48
TOTAL28,910.68
1.000 25,685.5
1.0000
93
0
500
Udara
Air
TOTAL
T
(
C)
Hs (kJ)
367
4
0.48
76
2,335,419.8
5
3
3,698.73
583,915.08
95,886
.35
2,919,334.94
Grinding
Qgrinding = 85% of power supplied to the mill table
Q
= 85% (Power Ch.1 + Power Ch.2)
= 85% (2.800 + 2.800)
= 4.760 kw
= 4.093.600 kcal
= 17.056.667 kJ
TOTAL Q INPUT
= Qfeed + Qudara in + Qgrinding
= 8.070.000,27 + 95.886,35 +
17.056.667
= 25.222.553,29 kJ
OUTPUT
Cement
Kompone
n
Clinker
Gypsum
Batu
Kapur
Trass
Air
TOTAL
Cp
(kcal/kg
C)
m (kg)
0.867
73
0.040
06
0.071
28
0.017
87
0.003
06
1.000
00
134,148.
69
0.19
6,192.93
11,019.9
2
0.27
0.166273
409
2,761.88
0.21
473.47
154,596.
897
Udara
Radias
Radiasi
Q radiasi Ch.1
= x A x T4
= 0 x 92,94 x 18.339.659.776
T
(
C)
Hs (kJ)
78
8,283,681.6
7
78
78
78
76
Jurusan matematika
Fakultas sains dan teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
2016
543,430.03
595,503.91
188,498.64
149,930.89
9,761,045
.15
33
34
= 83.179,01 kcal
Q radiasi Ch.2
= x A x T4
= 0 x 182,76 x 18.741.610.000
= 167.150,57 kcal
Q RADIASI = 1.043.039,94 kJ
Q Loss
Asumsi : 10% dari Q input
Q LOSS = 2.522.255,33 kJ
= 25.222.553,29 kJ
HEAT BALANCE
= Q INPUT Q OUTPUT
= 25.222.553,29
25.222.553,29
=-
Jurusan matematika
Fakultas sains dan teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
2016
34