OLEH
Nama
: Deni Indrawan
NIM
: 1351040018
Kelas
: 02
2015
Kelas Terbuka
1. Dapat muncul pada awal dan akhir
kalimat.
2. Jumlahnya tidak terbatas, sehingga tidak
begitu sering muncul.
5. Tidak pernah muncul bersama dalam satu 3. Sering muncul anggota baru (kata baru).
kalimat.
6. Tidak punya rujukan sendiri; tetapi selalu 5. Bisa muncul bersama dalam satu kalimat;
merujuk pada kata-kata lain dari kelas
terbuka.
Mc. Neil (1966) merumuskan kalimat dua kata kanak-kanak itu sebagai berikut.
S
P
O
Keterangan :
S = Sentence (kalimat)
P = Pivot
O = Open (kelas terbuka)
= Terdiri dari
= Pilihan
Gabungan kata pivot dan kata terbuka menurut Mc. Neil yang mungkin adalah:
P
+
O
O
+
P
O
+
O
O
Yang tidak mungkin adalah
*P
+
P
*P
Cara menguraikan ucapan kanak-kanak pada tahap dua kata ini berdasarkan posisi
dan frekuensinya adalah sebagai akibat dari apa yang disebut discovery procedure yang
digunakan oleh linguistic deskriptif pada tahun lima puluhan. Discovery procedure ini
bertujuan mencari keteraturan-keteraturan pada korpus data tanpa memperhatikan makna.
b.
Kata-kata pivot dapat juga bergabung dengan kata pivot lain dalam sebuah kalimat.
c. Pada kalimat-kalimat dua kata yang dibuat kanak-kanak terdapat juga kata-kata dari kelas
lain selain kelas pivot dan kelas terbuka
d. Tata bahasa pivot tidak dapat menampung semua makna ucapan-ucapan dua kata.
e.
Pembagian kata-kata pivot dan kelas terbuka tidak mencerminkan bahasa-bahasa lain
selain bahasa inggris.
Akhirnya bisa dikatakan bahwa ucapan dalam kalimat dua kata oleh kanak-kanak
telah menunjukkan penggunaan bahasa yang lebih produktif dibandingkan dengan
penggunaan bahasa pada tahap holofrasis.
Ibu
: Nyanyi dek
Bangun tidurku
Anak
Ibu
: Tidak
Anak
Ibu
: Habis mandi
Anak
Ibu
: Membersikan
Anak
Kata Sebenarnya
Yuri
Satuan
Fonem Yang
Lesap
Perubaha
n Fonem
/h/
/r/ /m/
/l/
Haus
Aus..aus..aus..aus..aus..aus.
Terus mandi
Telus andi
Kutolong ibu
Ku toyong ibu
/l/
/y/
Tempat tidurku
Tempat tidungku
/r/
/ng/
Analisis Percakapan
Analisis percakapan yang termaktuk dalam tugas mengacu pada teori
pendekatan semantik. Teori ini menurut Greenfield dan Smith (1976) pertama
kali diperkenalkan oleh Bloom. Dalam hal ini Bloom mengintegrasikan
pengetahuan semantik dalam pengkajian perkembangan sintaksis berdasarkan
teori generatif transformasinya Chomsky (1965).
Salah satu teori tata bahasa yang didasarkan pada komponen semantik
diperkenalkan oleh Fillmore (1968) yang dkenal dengan nama tata bahasa kasus
(case grammar). Teori ini telah digunakan oleh Bowerman (1973) dan Brown
(1973) sebagai dasar untuk menganalisis data-data perkembangan bahasa.
Dalam teorinya, Fillmore menunjukkan bahwa transformasi-transformasi tata
bahasa tidak diatur oleh rumus-rumus sintaksis, melainkan oleh hubunganhubungan semantik yang ditandai oleh kategori-kategori kasus itu. Jadi,
merupakan satu keharusan untuk mengikutsertakan semantik pada umumnya,
dan hubungan-hubungan semantik khususnya dalam menganalisis pengetahuan
tata bahasa. Struktur yang berdasarkan semantik kemudian dipakai sebagai
dasar cabang teori generatif transformasi yang dikenal dengan nama semantik
generatif.
Jadi, teori hubungan tata bahasa nurani menerapkan struktur sintaksis orang
dewasa, yaitu:
K FN FV
Pada ucapan-ucapan kanak-kanak, sedangkan teori pendekatan semantik
menemukan struktur:
Agen Kerja Objek, atau
Agen kerja, atau
Objek kerja