DAFTAR ISI............................................................................................ 1
BAB I
.............................................................................................. 2
.............................................................................................. 4
.............................................................................................. 8
............................................................................................ 10
Jurusan matematika
Fakultas sains dan teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
2016
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
dari cement mill. Apabila udara yang masuk terlalu sedikit, maka
semen yang dihasilkan akan mengandung kadar air diatas batas
ambang yang diizinkan, hal ini dikarenakan udara yang masuk
sudah tidak dapat menyerap uap air dari material semen,
dengan kata lain udara telah mengalami kejenuhan. Sebaliknya,
apabila udara yang masuk terlalu banyak maka akan
berpengaruh pada kecepatan udara di dalam cement mill dimana
kecepatan yang diizinkan tidak lebih dari 1,5 m/s. Apabila udara
terlalu banyak sehingga menyebabkan kecepatan udara di dalam
cement mill terlalu cepat, maka produk semen hasil dari
penggilingan cement mill tidak memenuhi blaine atau tingkat
kehalusan semen yang diperbolehkan.
Pengaturan udara yang masuk serta kecepatan udara di
dalam cement mill tidak dapat diatur sembarangan. Udara
bergerak di dalam cement mill dipengaruhi oleh fan yang
menarik udara dari luar sehingga dapat masuk ke dalam cement
mill, banyak sedikitnya udara yang masuk harus disesuaikan
dengan kapasitas desain fan. Jika fan bekerja terlalu keras
sehingga tidak dapat menahan beban, akan berakibat pada
panasnya motor penggerak fan, jika tidak diatasi maka dapat
menyebabkan crash.
I.2
Rumusan Masalah
I.3
Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari tugas khusus ini adalah:
1. Menghasilkan simulasi yang dapat menentukan berapa
jumlah udara yang dibutuhkan cement mill ketika feed
dan kandungan air didalamnya diketahui.
2. Mendapatkan pengaruhkandungan air dari masing
masing komponen pada feed cement mill terhadap
kebutuhan udara cement mill
3. Menentukan batas maksimum moisture komponen
pada feed cement mill sehingga tercapai faktor clinker
70%ditinjau dari kapasitas desain fan.
Jurusan matematika
Fakultas sains dan teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
2016
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Pengeringan dan Penggilingan Akhir Semen
Proses pengeringan dan penggilingan akhir semen adalah sebuah proses
penggilingan clinker, gypsum dan beberapa jenis aditif seperti batu kapur dan
trass. Zat aditif yang digunakan dapat ditambahkan dalam jumlah tertentu, selama
memenuhi kualitas dan spesifikasi semen yang dipersyaratkan. Proses
penggilingan clinker secara garis besar dibagi menjadi sistim penggilingan open
circuit dan sistim penggilingan closedcircuit. Dalam open circuit panjang shell
sekitar 4-5 kali dari diameter untuk mendapatkan blaine yang diinginkan.
Sedangkan dalam closedcircuit panjang shell sekitar 3 kali diameter atau kurang
untuk mempercepat produk yang lewat. Karena pabrik Semen Tonasa
menggunakan sistem closed circuit, maka pembahasan pada laporan kali ini akan
lebih difokuskan pada pengeringan dan penggilingan dengan sistem closed circuit.
Pada sistem closed circuit, ketika material akan keluar dari cement mill
maka akan diteruskan ke separator. Dalam separator material akan dipisahkan
menjadi 2 fractions, yaitu finer atau produk semen yang sudah memenuhi standar
kualitas baik dari segi kehalusan maupun kandungan airnya, dan reject atau
produk semen yang masih dirasa belum memenuhi standar sehingga akan
dikembalikan lagi kedalam cement mill dan akan diproses kembali. Dalam
keadaan stabil, finer yang dihasilkan akan sesuai dengan jumlah feed yang masuk
ke dalam cement mill, namun dalam keadaan tertentu material yang dikembalikan
lagi ke dalam cement mill akan lebih tinggi jumlahnya dibandingkan
denganfeed.Reject yang kembali ke dalam cement mill tergantung pada efisiensi
separator, atau dapat juga dihitung dengan rumus circulating load yaitu hasil bagi
feed dan finer yang dihasilkan oleh separator.Sistem closed circuit
memungkinkan untuk melakukan penggilingan dalam jumlah yang lebih besar
tanpa menyebabkan kerusakan liner atau dinding dalam cement mill.
Dalam cement mill selain terjadi proses penggilingan juga terjadi proses
pengeringan. Proses pengeringan yang terjadi memanfaatkan panas yang
dihasilkan oleh gesekan antara grinding ball dengan liner. Panas
tersebut akan terakumulasi dengan panas feed dan kandungan
air akan teruapkan. Air yang menguap akan terbawa oleh udara
yang mengalir di dalam cement mill dan diteruskan ke
electrostatic precipitator untuk dipisahkan dari semen yang ikut
terbawa aliran udara keluar.
II.6 Moisture
Kadar air (moisture) adalah bagian/contoh yang hilang jika
dipanaskanpada kondisi uji tertentu. Kadar air dalam bahan
makanan sangat mempengaruhikualitas dan daya simpan dari
pangan tersebut. Oleh karena itu, penentuan kadar airdari suatu
bahan pangan sangat penting agar dalam proses pengolahan
maupunpendistribusian mendapat penanganan yang tepat.
Penentuan kadar air dalammakanan dapat dilakukan dengan
dengan beberapa metode, yaitu metodepengeringan (dengan
oven biasa), metode destilasi, metode kimia, dan metode
khusus.
Jurusan matematika
Fakultas sains dan teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
2016
BAB III
METODOLOGI
III.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kerja Praktek ini dilaksanakan pada tanggal 11 Juli 2016
sampai dengan 29 Juli 2016 di Pabrik Semen PT. Semen Tonasa
unit IV, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, pada Biro
Perencanaan Operasi dan Evaluasi Proses.
10
Jurusan matematika
Fakultas sains dan teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
2016
11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Data dan Simulasi
Berangkat dari permasalahan yang telah dirumuskan,
untuk mengetahui pengaruh kadar air masing-masing material
pada feed terhadap kebutuhan udara yang masuk ke cement
mill, maka diperlukan perhitungan material balance dan heat
balance. Data yang diperlukan meliputi data desain cement mill
Tonasa IV, data hasil pengukuran aktual, dan data literatur. Data
yang telah terkumpul kemudian diolah sesuai langkah
perhitungan yang terlampir sehingga menjadi simulasi sistem
cement mill. Simulasi tersebut dapat membantu mengetahui
kondisi optimum sistem, khususnya mengetahui jumlah feed
cement mill yang dapat diberikan ketika kondisi moisture dan
bukaan dumper telah ditentukan.
Berikut adalah data yang didapatkan dari Quality Control
Cement Mill Tonasa 4 pada bulan Juni 2016:
Tabel 4.1.1 Data Kadar Air Feed Cement Mill pada Juni 2016
DATA KADAR AIRFEED
Komponen
%Massa
Clinker
0%
Gypsum
21.52%
Batu Kapur
6.92%
Trass
30.017%
Tabel 4.1.2 Data Komposisi Feed Cement Mill pada Juni 2016
KOMPOSISI FEED
Komponen
%Massa
Clinker
85%
Gypsum
5%
Batu Kapur
7.5%
Trass
2.5%
Jurusan matematika
Fakultas sains dan teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
2016
12
13
JENIS
Input Qfeed
Clinker
Gypsum
Batu kapur
Trass
Air
TOTAL
Input Qudara
Udara
Air
TOTAL
Input Qgrinding
Grinding
TOTAL Q INPUT
Output Qcement
Clinker
Gypsum
Batu kapur
Trass
Air
TOTAL
Output Qudara
Udara
Air
TOTAL
Output Qradias
Radiasi
Output QPanas Latent Air
Panas Latent Air
Output Qloss
Q loss
TOTAL Q OUTPUT
Hs (kJ)
7.180.049,57
18.841,16
27.522,89
6.533,81
41.709,64
7.274.657,08
138.281,44
5.548,09
143.829,53
17.056.667
24.475.153,28
7,467,251.56
489,870.20
536,696.42
169,879.16
135,153.87
8,798,851.21
3,503,129.78
582,866.95
4,085,996.73
1,043,039.94
8,099,750.08
2,447,515.33
24.475.153,28
Jurusan matematika
Fakultas sains dan teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
2016
14
batu kapur
gypsum
15
16
Trass
Jumlah feed (ton/jam)
240
220
200
180
160
140
120
100
80
60
40
20
Batu0Kapur
Gypsum
17
Jurusan matematika
Fakultas sains dan teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
2016
18
BAB V
SIMPULAN
V.1 Simpulan
Dari hasil analisa permasalahan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
beberapa simpulan antara lain :
1. Kadar air pada masing-masing komponen feed cement mill
berbanding terbalik dengan jumlah feed yang diberikan. Semakin
rendah kadar air pada material feed maka jumlah feed yang diberikan
dapat semakin banyak.
2. Bila ditinjau dari kapasitas fan yang digunakan Tonasa Unit IV,
apabila fan digunakan dalam kondisi maksimum yaitu dengan bukaan
dumper 60%, dan dengan harapan target faktor clinker 70%, maka
dengan menggunakan simulasi yang ada, akan didapatkan nilai kadar
air pada masing-masing komponen feed yang baik ialah dengan
gypsum 5%, batu kapur 5%, dan trass 5%.
V.2 Saran
Untuk menjawab permasalahan yang ada maka saran yang dapat
diberikan, yaitu :
1. Untuk memaksimalkan produksi Semen Tonasa Unit IV, dapat
dilakukan dengan meningatkan jumlah feed yang diberikan pada
cement mill. Penambahan feed dilakukan dengan memperhatikan
kadar air pada masing-masing komponen feed cement mill.
2. Untuk mencapai kadar air ideal agar sistem mampu berjalan optimum,
maka akan lebih baik apabila dilakukan treatment pada masingmasing komponen feed cement mill. Treatment yang dilakukan dapat
berupa pengeringan material terlebih dahulu sebelum memasuki
cement mill. Hal tersebut akan mengurangi kadar air material
sehingga proses penggilingan dan pengeringan lebih optimum. Hal
lain yang dapat dilakukan adalah dengan mencari material alternatif
yang memiliki kadar air lebih rendah dari material yang digunakan
sekarang.
Jurusan matematika
Fakultas sains dan teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
2016
19
DAFTAR PUSTAKA
Duda, Walter.H. 1985.Cement Data-Book 3rd edition, Bauverlag
GmbH, Berlin .
FLSmidth, 1994
Geankoplis, C.J. 1993. Transport Processes and Unit Operations.
New Jersey: Prentice Hall.
Holderbank. 1993. Cement Seminar Process Technology: Heat
Balances of Kilns and Coolers and Related Topics.
Institut Semen dan Beton Indonesia.2008. Bab 4 Pengendalian
Kualitas Klinker dan Semen.
Peray. Kurt E. Cement Manufactures Handbook. New York.
Perry, R.H. 1999. Perrys Chemical Engineers Handbook. New
York: McGrawHill.
Van
Jurusan matematika
Fakultas sains dan teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
2016
20
LAMPIRAN
1. Data Kandungan H2O dalamFeed Cement Mill Bulan Juni
2016
Tanggal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Avrg
Gypsum
21.95
21.36
22.53
22.72
23.33
20.61
21.68
23.10
22.14
20.81
20.56
20.88
21.69
21.91
21.21
20.54
21.07
20.93
21.49
20.83
21.80
21.38
20.31
20.93
21.91
21.70
21.52
Batu Kapur
6.81
7.28
7.25
6.95
7.27
6.93
7.09
6.58
6.97
6.97
6.98
6.95
6.82
7.36
7.12
6.32
6.75
6.87
7.11
6.97
6.62
6.95
6.95
6.25
6.85
6.82
6.92
Trass
29.80
29.60
30.18
29.97
29.45
29.43
29.60
29.03
30.57
29.93
29.68
30.11
29.71
30.18
29.31
30.19
30.75
29.97
29.91
31.03
30.69
30.79
29.80
30.20
30.60
30.01
30.02
Jurusan matematika
Fakultas sains dan teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
2016
21
Jurusan matematika
Fakultas sains dan teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
2016
22
4. Data Literatur
Cp H2O liquid
Cp H2O vapour
L air
Cp udara
Cp clinker
Cp gypsum
Cp batu kapur
Cp trass
Cp semen
5. Densitas udara
Densitas udara
Densitas udara in
Densitas udara out
= 1 kcal/kgC
= 0,48 kcal/kgC
= 595,48 kcal/kg
= 0,242 Btu/lbF
= 0,19 kcal/kgC
= 0,27 kcal/kgC
= 0,1663 kcal/kgC
= 0,21 kcal/kgC
= 0,185 Btu/lbF
= 0.0000000488 kcal/(m2.h.K4)
= 1290 kg/N.m3
= 1,1697 kg/m3
= 0,9388 kg/m3
Jurusan matematika
Fakultas sains dan teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
2016
23
Jurusan matematika
Fakultas sains dan teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
2016
24
APPENDIX
1. Luas Permukaan Kosong di
dalam Cement Mill
Chamber 1
Luas tembereng = Luas
juring Luas ABC
2
1
x x r 2 (2 x AD x AB )
( 360 =
2
= 6,5883
2,2135
h
A
= 4,37477 m2
Luas lingkaran
x r2
= 3,14 x 2,3752
= 17,7277 m2
= 17,7277 4,37477
= 13,353 m2
Chamber 2
Luas tembereng = Luas
juring Luas ABC
2
1
2
( 360 x x r (2 x 2 AD x AB )
=
= 9,5989 2,2495
C
= 7,3494 m2
Luas lingkaran=
xr
= 3,14 x 2,75
= 23,768 m2
Jurusan matematika
Fakultas sains dan teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
2016
25
= 23,768 7,3494
= 16,418 m2
Jurusan matematika
Fakultas sains dan teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
2016
26
2. MaterialBalance
New feed
= 157,822 ton/jam
= 157.822 kg/jam
Reject
= 157,822 ton/jam
= 157.822
kg/jam
Cement mill feed = 315,644 ton/jam
= 315.644 kg/jam
Wet Basis :
% clinker = 85%
= 134,15 ton/jam = 134.149 kg/jam
% gypsum = 5% = 7,8911 ton/jam = 7.891
kg/jam
% batu kapur
= 7,5%
= 11,837 ton/jam = 11.837
kg/jam
% trass
= 2,5%
= 3,9455 ton/jam = 3.946
kg/jam
Udara
vudara
= 6,1 m3/s = 25.685,6
kg/jam
(asumsi : udara yang digunakan berasal dari
lingkungan)
T lingkungan
= 30C
Kelembaban relatif
= 80%
Kandungan uap air di udara
= 0,024 kg uap/kg
udara (dari psikometrik)
= 616,454 kg/jam
Udara murni
= 25.069 kg/jam
Air
Feed :
Kadar air clinker = 0% = 0 ton/jam = 0
kg/jam
Kadar air gypsum
= 21,52%
= 1,6982
ton/jam
= 1.698,16
kg/jam
Kadar air batu kapur
= 6,9%
= 0,8167
ton/jam
= 817 kg/jam
Kadar air trass = 30% = 1,1837 ton/jam = 1.183,66
kg/jam
TOTAL MOISTURE = 2,34%
Produk :
Kadar air semen
= 616,45 kg/jam
Dry Basis
Clinker
kg/jam
Gypsum
6.193
kg/jam
= 0,30%
= 0,47 ton/jam
= 134,149 ton/jam
= 134.149
= 6,19293 ton/jam
Jurusan matematika
Fakultas sains dan teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
2016
27
Batu kapur
11.019,9kg/jam
Trass
kg/jam
Reject
kg/jam
UMPAN KERING
kg/jam
Semen Kering
Semen
= 11,0199 ton/jam
= 2,76188 ton/jam
= 2.762
= 157,349 ton/jam
= 157.349
= 311,472 ton/jam
= 311,472
3. Heat Balance
Qfeed + Qudara in + Qgrinding = Qvap + Qsemen + Qudaraout +Qloss
INPUT
Feed
Kompone
n
Clinker
Gypsum
Batu
Kapur
Trass
Air
TOTAL
Cp
(kcal/kg
C)
m (kg)
0.850
00
0.039
24
0.069
83
0.017
50
0.023
44
1.000
00
134,148.
69
0.19
6,192.93
11,019.9
2
0.27
0.166273
409
2,761.88
0.21
3,698.56
157,821.
989
T
(
C)
Hs (kJ)
75
7,965,078.5
3
20,901.16
30,538.66
7,249.95
46,231.98
8,070,000.
27
Udara
Kompon
en
Udara
Air
TOTAL
m (kg)
0.976
00
0.024
00
1.000
25,069.1
4
616.45
25,685.5
Cp
(kcal/kg
C)
0.06098
4
0.48
T
(
C)
14
3
Hs (kJ)
92,187.63
3,698.73
95,886
Jurusan matematika
Fakultas sains dan teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
2016
28
Kompone
n
m (kg)
00
0.8671
2
25,069.14
0.1328
8
3,841.55
1.0000 28,910.68
0
5
Udara
Air
TOTAL
Cp
(kcal/kg
93C)
0.060984
0.48
T
(
C)
Hs (kJ)
367
2,335,419.8
5
76
.35
583,915.08
2,919,334.94
Grinding
Qgrinding = 85% of power supplied to the mill table
Q
= 85% (Power Ch.1 + Power Ch.2)
= 85% (2.800 + 2.800)
= 4.760 kw
= 4.093.600 kcal
= 17.056.667 kJ
TOTAL Q INPUT
= Qfeed + Qudara in + Qgrinding
= 8.070.000,27 + 95.886,35 +
17.056.667
= 25.222.553,29 kJ
OUTPUT
Cement
Kompone
n
Clinker
Gypsum
Batu
Kapur
Trass
Air
TOTAL
Cp
(kcal/kg
C)
m (kg)
0.867
73
0.040
06
0.071
28
0.017
87
0.003
06
1.000
00
134,148.
69
0.19
6,192.93
11,019.9
2
0.27
0.166273
409
2,761.88
0.21
473.47
154,596.
897
Udara
Radias
Radiasi
Q radiasi Ch.1
= x A x T4
= 0 x 92,94 x 18.339.659.776
T
(
C)
Hs (kJ)
78
8,283,681.6
7
78
78
78
76
Jurusan matematika
Fakultas sains dan teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
2016
543,430.03
595,503.91
188,498.64
149,930.89
9,761,045
.15
29
= 83.179,01 kcal
Q radiasi Ch.2
= x A x T4
= 0 x 182,76 x 18.741.610.000
= 167.150,57 kcal
Q RADIASI = 1.043.039,94 kJ
Q Loss
Asumsi : 10% dari Q input
Q LOSS = 2.522.255,33 kJ
= 25.222.553,29 kJ
HEAT BALANCE
= Q INPUT Q OUTPUT
= 25.222.553,29
25.222.553,29
=-
Jurusan matematika
Fakultas sains dan teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
2016
30