Anda di halaman 1dari 192

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016

KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
BAB VII
DATA DAN ANALISA
7.1 Kebijakan Pembangunan Kabupaten/Wilayah
7.1.1

Perencanaan Pembangunan Daerah (RPJP/RPJM)


Rencana pembangunan jangka menengah atau disebut dengan RPJM merupakan

laporan yang berisi tentang visi, misi, tujuan dan sasaran suatu daerah untuk melakukan
pembangunan serta kebijakan dan program yang akan direncanakan. Perencanaan
pembangunan Kabupaten Ngawi dilaksanakan sesuai dengan RPJPD Kabupaten dan
RTRW Kabupaten yang merupakan satu kesatuan dokumen sistem perencanaan
pembangunan daerah. RPJPD Kabupaten Ngawi dapat ditinjau kembali setiap lima
tahun. Berikut merupakan visi, misi, dan Strategi dalamm RPJM Kabupaten Ngawi
tahun 2010-2015:
1. Visi
Terwujudnya Ngawi Sejahtera Dan Berakhlak Dengan Berbasis Pembangunan
Pedesaan.
2. Misi
a. Menanggulangi kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan.
b. Meningkatkan pelayanan dasar bidang pendidikan dan kesehatan yang
berkualitas serta berdaya saing.
c. Mengembangkan iklim usaha dan ekonomi kerakyatan berbasis agraris.
d. Pembaharuan tata kelola pemerintahan daerah dan desa serta pelayanan
publik yang baik, bersih dan akuntabel.
e. Meningkatkan kualitas infrastruktur sesuai dengan daya dukung lingkungan
dan fungsi ruang.
f. Meningkatkan budaya yang berlandaskan kearifan dan keagamaan dalam
suasana yang kondusif.
3. Strategi
Strategi yang tedapat dalam RPJM Kabupaten Ngawi merupakan stategi yang
akan dikerjakan dalam perioofe pengembangan daerah selama lima tahunan
mereupakan penjabaran dari misi RPJMD Kabupaten.

VII1

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Tabel 7. 1 Analisis Kebijakan Perencanaan Pembangunan Daerah
No.
1

Aspek

RTRW

Kependudukan

Jaringan Jalan

Jaringan Sanitasi

Jaringan Sampah

Jaringan Listrik

Perikanan

VII-2

RPJP
Tingkat kepadatan penduduk untuk kawasan perkotaan
(Kecamatan Ngawi) sudah tergolong cukup padat
dibandingkan dengan kecamatan lainnya, yaitu sebesar 1199
jiwa/Km2.

Perkembangan Kabupaten Ngawi yang tinggi ditunjang dengan pengembangan


kawasan agropolitan, pengembangan kawasan siap bangun di Perkotaan
Ngawi akan mendorong percepatan realisasi jalan lingkar (ring road) dan jalan
tol yang melalui Kecamatan Ngawi.
Untuk menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah polusi yang tidak
diinginkan maka perlu dilakukan pengelolaan limbah industri berdasarkan
ketentuan yang berlaku pada kawasan industri dan pada sentra-sentra industri
yang memungkinkan dilakukan pengolahan limbah industri secara terpadu.
Adapun lokasi pengolahan limbah industri dapat dikembangkan salah satunya
di Kecamatan Ngawi.
Arahan penanganan persampahan di wilayah perkotaan Kabupaten Ngawi
diperlukan sebuah LPS skala lokal dan LPA . LPS lokal ini direncanakan untuk
menampung dan mengelola sampah yang ada di setiap kecamatan, jadi akan
dikembangkan 1 LPS disetiap kecamatan di Kabupaten Ngawi sehingga total
ada 19 LPS yang dapat mengcover setiap kebutuhan pembuangan sampah
masyarakat di perdesaan. Sedangkan untuk 4 LPA akan dikembangkan di
setiap bagian wilayah yang ada di Wilayah Pengembangan antara lain Wilayah
Pengembangan Ngawi, Wilayah Pengembangan Widodaren, Wilayah
Pengembangan Karangjati, Wilayah Pengembangan Ngrambe.
Kabupaten Ngawi memiliki wilayah yang luas dengan 19 kecamatan. Listrik
atau penerangan sangat dibutuhkan oleh setiap daerah agar lebih mudah dalam
memperoleh informasi guna memajukan daerah itu sendiri, Gardu Induk
Kabupaten Ngawi jumlahnya saat ini ada 1 unit yaitu di Kecamatan Ngawi.
Potensi perikanan darat di Kabupaten Ngawi terdiri dari
26.68 ha kolam, 0,86 ha karamba dengan dan 1.351 ha
perairan umum dengan pemeliharaan perikanan di Kolam
terbesar berada di Kecamatan Ngawi dengan produksi

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
No.

Aspek

RTRW

RPJP
189.756 kg.

Industri

Pariwisata

Kegiatan industri di Kabupaten Ngawi memiliki potensi


yang cukup besar, salah satunya industri makanan dan
minuman, Ledre Pisang dan Kripik Tempe di Kecamatan
Ngawi.
Potensi pariwisata di Kabupaten Ngawi cukup besar baik
wisata alam, wana wisata, maupun wisata sejarah, salah
satunya Benteng Van Den Bosch di Kecamatan Ngawi

Permukiman

10

Enetgi Lainnya

Seiring dengan pengembangan Kecamatan Ngawi sebagai ibukota Kabupaten,


maka permukiman di Kecamatan Ngawi ini akan meningkat pesat, sehingga
perlu peningkatan kualitas permukiman melalui penyediaan infrastruktur yang
memadai pada permukiman padat, penyediaan perumahan baru, dan
penyediaan Kasiba-Lisiba Berdiri Sendiri. Pada setiap kawasan permukiman
disediakan berbagai fasilitas yang memadai sehingga menjadi permukiman
yang layak dan nyaman untuk dihuni.
Energi lainnya meliputi jaringan Gas dan ketersediaan SPPBE (Stasiun
Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji) di Kabupaten Ngawi. Jaringan Gas
di Kabupaten Ngawi potensi yang ada masih belum dapat dikembangkan
karena belum dipersiapkannya studi pengembangan yang dilakukan terhadap
kelayakan energi alternatif ini bagi Kabupaten Ngawi. Di Kabupaten Ngawi
saat ini baru memiliki satu depo SPPBE di Kecamatan Ngawi, sedangkan
target yang dibutuhkan adalah sesuai jumlah perkotaan hingga ketingkat
pelayanan PKLp yang ada di Kabupaten Ngawi yaitu 3 SPPBE.

Sumber: Hasil Analisis, 2016

VII-3

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
7.1.2
A.

Perencanaan Ruang Wilayah RTRW Kabupaten Ngawi

Tinjauan Kebijakan Penataan Ruang Kabupaten Ngawi


1. Visi Pengembangan Tata Ruang Kabupaten Ngawi
Visi penataan ruang Kabupaten Ngawi adalah Terwujudnya ruang wilayah
Kabupaten Ngawi sebagai lumbung pertanian Jawa Bali yang didukung oleh
industri dan perdagangan.
a) Struktur Tata Ruang
Kebijakan penataan ruang terkait struktur ruang yaitu mewujudkan struktur
ruang yang seimbang guna mendorong pertumbuhan wilayah sekaligus
mengurangi kesenjangan antar wilayah.
b) Prasarana Perkotaan
Sistem prasarana perkotaan mendukung untuk keberlanjutan struktur ruang yaitu
dengan mewujudkan penyediaan prasarana di perkotaan untuk peningkatan SDM
yang lebih produktif dan mandiri serta berdaya saing tinggi.
2. Konsepsi Struktur Tata Ruang Kabupaten Ngawi

a) Strategi Dasar Pembangunan


Kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten Ngawi membahas mengenai
strategi peningkatan fungsi kawasan perkotaan secara berjenjang dan
bertahap sesuai pengembangan perkotaan secara keseluruhan, strategi
pengembangan kegiatan pertanian, industri, perdagangan dan pariwisata yang
didukung oleh sistem jaringan sarana dan prasarana wilayah, strategi
penetapan

kawasan

lahan

pertanian

pangan

berkelanjutan,

strategi

pengembangan sistem agropolitan dan perikanan pada kawasan potensial,


strategi penetapan fungsi wilayah perdesaan melalui pengembangan produk
unggulan perdesaan, dan strategi pengoptimalan potensi sumber daya alam
secara berkelanjutan untuk menghindari dampak dan resiko bencana.
b) Pemanfaaatan Ruang

1. Pengembangan produk unggulan dengan cara mendorong eksport hasil pertanian


unggulan daerah dan pengembangan sentra produksi-pemasaran pada pusat
kegiatan ekonomi di Kecamatan
2. Pelayanan sosial ekonomi dengan pengembangan perkotaan sebagai pusat

VII4

pelayanan sosial ekonomi


JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
3. Pengembangan perkotaan IKK dengan pemenuhan fasilitas perkotaan dan
peningkatan interaksi kawasan
4. Pemantapan kawasan lindung bernilai strategis dalam penyediaan air dan

pengembalian fungsi lindung dengan reboisasi serta penanganan secara


teknis.
5. Pemantapan kawasan perlindungan setempat dengan perlindungan
setempat sepanjang sungai yang dibatasi untuk kepentingan pariwisata dan
mengupayakan sungai sebagai latar belakang kawasan fungsional serta
waduk dan mata air juga dibatasi untuk pariwisata dan menghindari
bangunan radius pengamanan kawasan dan mengutamakan vegetasi yang
memberikan perlindungan waduk dan mata air
B.

Rencana Struktur Ruang Kota Kabupaten Ngawi


Rencana struktur ruang kota Kabupaten Ngawi dilakukan dengan perwujudan
sistem pusat kegiatan dan perwujudan sistem jaringan prasarana wilayah. Perwujudan
sistem pusat kegiatan di Kabupaten Ngawi meliputi:
1. Penetapan PKL adalah Perkotaan Ngawi
2. Penetapan PKLp adalah Perkotaan Karangjati, Widodaren dan Ngrambe
3. Penetapan PPK adalah ibukota kecamatan di Kabupaten Ngawi lain yang
tidak termasuk diatas, antara lain Kecamatan Ngawi, Pitu, Kresman, Bringin,
Padas, Pangkur, Kwadungan, Geneng, Gerih, Kendal, Jogorogo, Sine,
Kedunggalar, Mantingan.
4. Penetapan PPL adalah masing-masing pusat desa
Perwujudan sistem jaringan prasarana wilayah di Kabupaten Ngawi meliputi
sistem jaringan prasarana utama yang terdiri dari jaringan transportasi darat, jaringan
transportasi laut dan jaringan transportasi udara; dan sistem jaringan prasarana lainnya.

C.

Rencana Jaringan dan Pengembangan Transportasi


Sistem jaringan transportasi di Kabupaten Ngawi lebih didominasi oleh transportasi
darat terutama jalan raya dan sebagian kereta api. Berdasarkan arahan pengembangan
struktur ruang, arahan pengembangan transportasi darat di Kabupaten Ngawi meliputi
jaringan jalan yang terdiri dari jaringan jalan nasional, provinsi, kabupaten, jalan, jembatan,
terminal, arahan pengembangan angkutan massal, dan kereta api. Untuk jaringan sungai,

VII5

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
danau dan penyeberangan dikembangkan secara terbatas untuk daerah-daerah terisolir.
Sistem jaringan transportasi udara di wilayah udara Kabupaten merupakan bagian teritotrial
dari wilayah pertahanan udara Republik Indonesia sehingga tertutup untuk transportasi
1. Jaringan jalan
Kebijakan terhadap rencana sistem jaringan jalan di Kabupaten Ngawi adalah:
a) Rencana Jalan Bebas Hambatan
Rencana pembangunan jalan bebas hambatan lintas tengah trans pulau Jawa
bertujuan untuk menyeimbangkan dan meningkatkan perekonomian antara Jawa
bagian selatan dengan Jawa bagian utara. Selama ini pertumbuhan perekonomian
masyarakat di pantai utara (Pantura) Jawa lebih maju dibandingkan penduduk
pantai selatan Jawa. Rencana pembangunan jalan bebas hambatan Ngawi Kertosono dan Jalan bebas hambatan Solo Mantingan Ngawi, dengan
panjang 44,7 Km. Right Of Way (Row) atau ruang milik jalan (Rumija) yang
dibangun rata-rata 60 meter. Luas lahan yang dibutuhkan 361,4 Ha, terdiri dari
lahan sawah seluas 331,2 Ha dan lahan darat seluas 0,301 Ha.
b) Rencana Jalan Arteri Primer
Rencana pengembangan jalan arteri primer yang memiliki status Jalan Nasional
di Kabupaten Ngawi adalah ruas jalan Mantingan Batas Kota Ngawi, Jalan
Gubernur Suryo, Jalan PB. Sudirman, Jalan Basuki Rahmat, Jalan Sukowati,
Jalan Batas Kota Ngawi Batas Kab. Madiun.
c) Rencana Jalan Kolektor Primer
Rencana pengembangan jalan kolektor primer yang termasuk status jalan
Nasional di Kabupaten Ngawi adalah ruas jalan A. Yani, Jalan Klitik
Banyakan, Jalan Lombok, Jalan Batas Kota Ngawi Batas Kab. Magetan. Selain
itu juga jalan Padangan Batas Kab. Ngawi, Batas Kab. Bojonegoro Batas
Kota Ngawi dan Jalan Raya Padangan
d) Rencana Terminal
Rencana pengembangan terminal penumpang, meliputi:
1) memperbaiki, meningkatkan pelayanan dan mengembangkan terminal Tipe C,
di Ngrambe, Geneng, Karangjati dan Gendingan
2) memperbaiki, meningkatkan pelayanan dan mengembangkan terminal barang
di Kecamatan Ngawi, Mantingan dan Karangjati

VII6

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
3) memelihara dan meningkatkan pelayanan Terminal Kertonegoro Tipe A di
tepi jalan lingkar Kecamatan Ngawi
4) peningkatan infrastruktur pendukung pelayanan terminal yang memadai.
e) Rencana pengembangan terminal barang, meliputi:
1) memperbaiki, meningkatkan pelayanan dan mengembangkan terminal barang
di Kecamatan Ngawi, Mantingan dan Karangjati
2) peningkatan infrastruktur pendukung pelayanan terminal yang memadai.

D.

Rencana Sistem Prasarana Pengelolaan Lingkungan


Rencana sistem prasarana pengelolaan lingkungan adalah rencana pengembangan
prasarana dan infrastruktur kota yang berkelanjutan yang berprinsip pada fungsional
prasarana dengan prioritas menjaga kelestarian lingkungan. Rencana sistem prasarana
pengelolaan lingkungan terdiri dari rencana sistem energi listrik, rencana sistem
telekomunikasi, rencana sistem irigasi, rencana sistem persampahan, rencana sistem
sanitasi, rencana sistem sistem pengelolaan air limbah dan rencana sistem air bersih.
Berikut ini adalah uraian rencana sistem prasarana pengelolaan lingkungan.
1. Rencana sistem energi listrik
Pengembangan pelayanan energi listrik meliputi:
a. Peningkatan daya energi listrik pada daerah-daerah pusat pertumbuhan dan
daerah pengembangan berupa pembangunan dan penambahan gardu-gardu listrik
di Kecamatan Widodaren, Ngrambe dan Karangjati
b. Penambahan dan perbaikan sistem jaringan listrik pada daerah-daerah yang
belum terlayani
c. Meningkatkan

dan

mengoptimalkan

pelayanan

listrik

sehingga

terjadi

pemerataan pelayanan diseluruh wilayah daerah, sehingga dapat diasumsikan


bahwa setiap rumah tangga akan memperoleh layanan jaringan listrik, sehingga
tidak ada masyarakat yang belum terlayani.
2. Rencana sistem telekomunikasi
Dengan semakin berkembangnya teknologi, untuk peningkatan kebutuhan dan
pelayanan

masyarakat

perlu

dilakukan

peningkatan

jumlah

telekomunikasi pada tiap wilayah, yaitu :


a. Menerapkan teknologi telekomunikasi berbasis teknologi modern.

VII7

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

dan

mutu

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
b. Pembangunan teknologi telekomunikasi pada wilayah - wilayah pusat
pertumbuhan.
c. Membentuk jaringan telekomunikasi dan informasi yang menghubungkan setiap
wilayah pertumbuhan dengan ibukota kabupaten.
d. Mengarahkan untuk memanfaatkan secara bersama pada satu tower BTS untuk
beberapa operator telepon seluler dengan pengelolaan secara bersama pula
(diarahkan agar Satu Tower untuk Tiga Operator)
e. Mengatur jarak antar tower berdasarkan skala pelayanan secara teratur dan tetap
memperhatikan keindahan
3. Rencana sistem irigasi
Peningkatan sistem jaringan irigasi dilakukan dengan strategi sebagai berikut:
a. Meningkatkan jaringan irigasi sederhana dan irigasi setengah teknis; serta
b. Meningkatkan sarana dan prasarana pendukung.
Sedangkan untuk pengoptimalisasian fungsi dan pelayanan prasarana pengairan
dilakukan melalui strategi berikut:
a. Memberi perlindungan terhadap sumber-sumber mata air dan daerah resapan air;
b. Mengembangkan waduk baru, bendung, dan cek dam pada kawasan potensial;
c. Mencegah terjadinya pendangkalan terhadap saluran irigasi; serta
d. Membangun dan memperbaiki pintu-pintu air
4. Rencana sistem air bersih
Upaya penanganan untuk meningkatkan layanan fasilitas air bersih di Kabupaten
Ngawi seperti :
a. Perlindungan terhadap sumber-sumber mata air dan daerah resapan
b. Perluasan daerah tanggapan air
c. Peningkatan pelayanan dan pengelolaan air bersih oleh PDAM dengan
peningkatan sistem jaringan air bersih hingga ke wilayah perdesaan.
Sedangkan upaya pengembangan pelayanan pengairan dilakukan dengan cara :
d. Melakukan perlindungan terhadap sumber-sumber mata air
e. Melakukan perlindungan terhadap daerah aliran air, baik itu saluran irigasi, serta
daerah aliran sungai
f. Mencegah terjadinya pendangkalan terhadap saluran irigasi
g. Pembangunan dan perbaikan pintu-pintu air.

VII8

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
5. Rencana sistem sanitasi
Upaya penanganan permasalahan limbah khusus rumah tangga dibedakan menurut
wilayah perkotaan dan perdesaan.
a. Pada wilayah perkotaan pengembangan sanitasi diarahkan kepada pemenuhan
fasilitas septic tank pada masing-masing KK; serta
b. Pada wilayah perdesaan penanganan limbah khusus rumah tangga dapat
dikembangkan fasilitas sanitasi pada setiap KK serta fasilitas sanitasi umum.
6. Rencana sistem pengelolaan limbah industri
Untuk menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah polusi yang tidak diinginkan
maka perlu dilakukan pengelolaan limbah industri berdasarkan ketentuan yang
berlaku pada kawasan industri dan pada sentra-sentra industri yang memungkinkan
dilakukan pengolahan limbah industri secara terpadu. Adapun lokasi pengolahan
limbah industri dapat dikembangkan di Kecamatan Ngawi, Geneng, Pitu dan
Karangjati.
7. Rencana sistem persampahan

a. Pengembangan sistem reduksi sumber timbunan sampah sejak awal dengan


strategi dengan meminimasi pengunaan sumber sampah yang sukar didaur
ulang secara alamiah dan memanfaatkan ulang sampah (re-cycle) yang ada
terutama yang memiliki nilai ekonomi, serta mengolah sampah organik
menjadi kompos.
b. Pengoptimalan tingkat penanganan sampah perkotaan dengan meningkatkan
prasarana pengolahan sampah, mengadakan TPS skala lokal, mengadakan
TPA regional, serta mengelola sampah berkelanjutan.
c. Pengoptimalan tingkat penanganan sampah perdesaan melalui sistem
pengelolaan sampah berbasis pelestarian lingkungan dan mengolah sampah
untuk mendukung pertanian.
7.1.3

Kebijakan Sektoral

A.

Kebijakan dan Strategi Kawasan Lindung

B.

Kebijakan dan Strategi Kawasan Budidaya

VII9

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Peta 6.1 Peta Pola Ruang

VII10

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
7.2 Kebijakan Pengembangan Kecamatan Ngawi
Kecamatan Ngawi sebagai pusat regional kabupaten yang memberikan pelayanan
kepada wilayah dengan fungsi kegiatan dibawahnya, dengan orientasi kegiatan pelayanan
yaitu di Kecamatan Paron, Kecamatan Widodaren dan Kecamatan Kedunggalar, sebagai
pusat pelayanan dengan fungsi PKLp, kemudian Kecamatan Karangjati, Kecamatan
Widodaren dan Ngrambe sebagai pusat pelayanan dengan fungsi PKK, dan Kecamatan
dibawahnya sebagai pusat pelayanan berupa PPL. Pada akhirnya, semua kebutuhan
pedesaan akan terpenuhi dengan adanya fungsi wilayah berjenjang.

VII11

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Peta 6.2 Peta Orientasi Kecamatan Terhadap Kabupaten

VII12

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Peta 6.3 Peta Sistem Perkotaan

VII13

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
7.3

VII14

Isu Strategis Kecamatan Ngawi

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Peta 6.4 Peta Jaringan Transportasi

VII15

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
7.4

VII16

Pembagian Sub BWP Kecamatan Ngawi

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Peta 6.5 Peta Kawasan Perencanaan

VII17

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Peta 6.6 Peta Pembagian Sub BWP

VII18

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
7.5

Fisik Dasar dan Sumber Daya Alam

7.5.1

Tanah dan Geologi


Tanah dan geologi merupakan salah satu Unsur tematik dalam kondisi fisik dasar

suatu perencanaan ialah tanah dan geologi. Kondisi tanah dan geologi dalam kawasan
perkotaan Kecamatan dapat ,yaitu sebagai berikut:
Tabel 7. 2 Jenis Tanah
Desa/Kelurahan
Jenis Tanah
Bagian Wilayah Perkotaan
Karangasri
Grumusol Kelabu Tua
Aluvial kelabu
Karangtengah
Aluvial Kelabu
Pelem
Aluvial Kelabu
Grumosol kelabu tua
Jururejo
Aluvial Kelabu
Grumosol kelabu tua
Grudo
Aluvial Kelabu
Grumosol Kelabu Tua
Margomulyo
Aluvial Kelabu
Ngawipurba
Kompleks Litosol, Mediteran dan Renzina
Mediteran Coklat Kemerahan dan Grumusol Kelabu
Beran
Aluvial Kelabu
Grumosol Kelabu tua
Ketanggi
Aluvial Kelabu
Watualang
Aluvial Kelabu
Grumosol Kelabu tua
Bagian Wilayah Pedesaan
Banyu Urip
Kompleks Mediteran Coklat Kemerahan dan Litosol
Kompleks Litosol, Mediteran dan Renzina
Mediteran coklat kemerahan dan grumosol kelabu
Kerek
Kompleks Litosol, Mediteran dan Renzina
Mediteran coklat kemerahan dan grumosol kelabu
Mangunharjo
Grumusol Kelabu Tua
Aluvial kelabu
Kandangan
Grumusol Kelabu Tua
Aluvial Kelabu dan Coklat Kekelabuan
Krt Prandon
Mediteran Coklat Kemerahan dan Grumusol Kelabu
Grumusol Kelabu Tua
Kartoharjo
Aluvial Kelabu dan Coklat Kekelabuan
Grumusol Kelabu Tua
Sumber: Badan Petahanan Nasional, 2016

Luas (Ha)
447,9
7,54
63,53
48,42
13,07
80,59
296,73
359,32
160,29
207,63
19,23
173.07
223.74
469,38
98,81
33,59
424,72
53,62
435,62
71,2
212
17,37
886,04
86,33
160,6
642.6
224,03
521,19
159,64
228,93

Pada Tabel diketahui bahwa jenis tanah di BWP Kecamatan Ngawi sebagian
besar terdiri dari jenis tanah aluvial kelabu dengan luas 2081,82 ha sedangkan jenis
lahan terkecil yaitu Kompleks Litosol, Mediteran dan Renzina dengan luas 19,23 ha.

VII19

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
7.5.2

Hidrologi
Keadaan hidrologi pada Kecamatan Ngawi khususnya di wilayah perkotaan

diketahui dilewati oleh dua sungai besar. Sungai besar yang mengalir antara lain Sungai
bengawan Solo dan Kali Madiun, dengan kondisi arus yang cukup deras dikarenakan
merupakan wilayah pertemuan arus antara sungai Bengawansolo dan kali madiun
tepatnya berada di desa Ngawi Purba. Sedangakan pada wilayah non perkotaan pada
wilayah Ngawi sebagian besar merupakan sawah tadah hujan yaitu desa kerek dan desa
banyu urip.
7.5.3

Topografi
Tingkat kelerengan lahan diperlukan untuk melakukan analisis kemampuan dan

kesesuaian lahan.
Tabel 7. 3 Tingkat Kelerengan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Ketinggian Desa/Kelurahan
Karangasri
Karangtengah
Pelem
Jururejo
Grudo
Margomulyo
Ngawipurba
Beran
Ketanggi
Watualang
Banyu Urip
Kerek
Mangunharjo
Kandangan
Krt Prandon
Kartoharjo
Sumber: Hasil Analisa, 2016

Tingkat Kelerengan
0-2%
0-2%
0-2%
0-2%
0-2%
0-2%
0-2%
0-2%
0-2%
0-2%
8-15%
8-15%
0-2%
0-2%
0-2%
0-2%

Berdasarkan Tabel diatas dapat disimpulkan tingkat kelerengan tertinggi di


kecamatan ngawi berada di desa banyu urip dan ngawi purba dengan tingat kelerengan
8-15%.
7.5.4

Klimatologi
Stasiun pengukur curah hujan pada Kecamatan Ngawi terdekat berada di stasiun

papungan, stasiun Krs kulon, dan stasiun padas. Berikut merupakan rata rata curah
hujan setiap bulan pada tahun 2015.

VII20

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Tabel 7. 4 Rata-Rata Curah Huja
Rata rata curah hujan (mm)
Stasiun Krs kulon
Januari
59
35
Februari
31
93
Maret
58
107
April
50
74
Mei
5
9
Juni
Juli
Agustus
16
7
September
Oktober
November
26
145
Desember
51
28
Sumber:Kecamatan Ngawi Dalam Angka 2015

No

Bulan

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Stasiun Papungan

Stasiun Padas
89
38
38
41
41
41

Berdasarkan Tabel maka curah hujan di Kecamatan Ngawi, curah hujan tertinggi
terdapat pada bulan November. Pada proses analisis ,data curah hujan digunakan untuk
memperoleh hasil analisis kemampuan dan kesesuaian lahan.

VII21

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Peta 6.7 Peta Jenis Tanah

VII22

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Peta 6.8 Peta Geologi

VII23

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Peta 6.9 Peta Hidrologi

VII24

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Peta 6.10 Peta Kelerengan

VII25

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Peta 6.11 Peta Kontur

VII26

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Peta 6.12 Peta Curah Hujan

VII27

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
7.5.5

Sumber Daya Alam Potensial


Kondisi sumber daya alam digunakan untuk mengetahui lebih jauh mengenai

kondisi daya dukung lingkungan yang ada, dan untuk memahami tingkat perkembangan
pemanfaatan sumberdaya lahan/tanah, sumberdaya air, sumberdaya udara, sumberdaya
hutan, dan sumberdaya alam lainnya serta potensi yang dapat dikembangkan lebih
lanjut dalam menunjang pengembangan pembangunan wilayah Kabupaten Ngawi. Pada
umumnya kecamatan Ngawi merupakan pusat pemerintahan dan pelayanan yang berada
di Kabupaten Ngawi, sehingga mayoritas guna lahan di kecamatan Ngawi ialah
permukiman dan sarana perdagangan dan jasa. Sumber Daya Alam Potensial yang
berada diKecamatan Ngawi yaitu terdapatnya Bangunan Kuno Benteng Pendem Van
Den Bosch yang berada di kelurahan Pelem tepatnya diwilayah sekitar pertemuan
sungai Bengawan solo dan sungani madiun ,yang sebelumnya digunakan oleh Belanda
sebagai strategi Benteng Steelsel dalam upaya mempersempit ruang gerak Pangeran
Diponegoro dalam perang gerilya.Benteng Van Den Bosch memiliki lebar bangunan
165 m x 80 m dengan luas tanah 15 Ha. Beriku merupakan gambar Benteng Van Den
Bosch.

Gambar 7. 1 Benteng Van Den Bosch


Sumber: Hasil survei ,2016

7.6

Fisik Binaan

7.6.1

Tata Guna Lahan


Penggunaan lahan yang ada di Kecamatan Ngawi terdiri dari kawasan budidaya

dan kawasan lindung. Begitu juga dengan penggunaan lahan di bagian wilayah
perkotaan Kecamatan Ngawi yaitu Kelurahan Ketanggi, Kelurahan Karang Tengah,

VII28

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Kelurahan Margomulyo, Kelurahan Pelem, Desa Beran, Desa Grudo, Desa Jururejo,
Desa Watualang, Desa Karangasri dan Desa Ngawi Purba yang terdiri dari kawasan
budidaya dan kawasan lindung. Kawasan budidaya merupakan kawasan yang memiliki
fungsi utama untuk dikembangkan dan dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi
sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan, seperti permukiman
dan sarana. Kawasan lindung merupakan kawasan yang bersifat melindungi atau tidak
dapat digunakan sebagai pembangunan, seperti sempadan sungai.
A.

Pola Guna Lahan


Guna lahan di wilayah perkotaan Kecamatan Ngawi yang terdiri dari Kelurahan

Margomulyo, Kelurahan Pelem, Desa Beran, Desa Grudo, Desa Jururejo, Desa
Watualang, Desa Karangasri dan Desa Ngawi Purba terdiri dari lahan terbangun dan
lahan tidak terbangun. Lahan terbangun terdiri dari permukiman, pemerintahan dan
pelayanan umum, perdagangan dan jasa, peribadatan, keamanan, pendidikan, kesehatan,
dan industri dan pergudangan. Lahan tidak terbangun terdiri dari RTH dan olahraga,
pemakaman, dan lahan pertanian seperti persawahan atau perkebunan, dan juga lahan
kosong. Untuk penggunaan lahan pada 10 wilayah perkotaan di Kecamatan Panarukan
lebih didominasi oleh penggunaan lahan permukiman serta persawahan. Pada Tabel
merupakan tabel luas dan prosentase guna lahan bagian wilayah perkotaan Kecamatan
Ngawi dan Tabel merupakan tabel prosentase lahan terbangun dan lahan tidak terbangun
di bagian wilayah perkotaan Kecamatan Ngawi.

VII29

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Peta 6.13 Peta Persebaran Guna Lahan

VII30

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Peta 6.14 Peta Analisis Tata Guna Lahan

VII31

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
B.

Analisis Kemampuan Lahan


Potensi lahan merupakan penilaian indikator yang penting terutama dalam

penyusunan kebijakan, pemanfaatan lahan dan pengelolaan lahan secara berkelanjutan di


suatu wilayah. Analisis kemampuan lahan adalah suatu analisis yang digunakan untuk
mengetahui kemampuan suatu lahan di suatu wilayah untuk digunakan dalam pemanfaatan
lahan yang sesuai dengan potensinya. Menurut Peraturan Menteri PU No. 20/PRT/M/2007
tentang Pedoman Teknis Analisis Fisik dan Lingkungan Ekonomi serta Sosial Budaya
dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang, analisis kemampuan lahan terdiri dari beberapa
analisis sebagai berikut.
1. Analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Morfologi
Analisis yang digunakan untuk memilih bentuk bentang alam/morfologi pada
wilayah dan/atau kawasan perencanaan yang mampu untuk dikembangkan sesuai
dengan fungsinya.
Tabel 7. 5 Klasifikasi SKL Morfologi
Morfologi

Lereng

Hasil
Pengamatan

SKL Morfologi

Gunung/ pegunungan dan


bukit/ perbukitan
Gunung/ pegunungan dan
bukit/ perbukitan
Bukit/ perbukitan

Survei lapangan

Datar
Datar

Kemampuan lahan dari


morfologi tinggi
Kemampuan lahan dari
morfologi cukup
Kemampuan lahan dari
morfologi sedang
Kemampuan lahan dari
morfologi kurang
Kemampuan lahan dari
morfologi rendah

Nilai
1
2
3
4
5

Sumber : Permen PU No. 20/PRT/M/2007

Berdasarkan hasil analisis kemampuan lahan morfologi BWP Kecamatan Ngawi


memiliki kelerengan 0-2%. Sehingga ketiga desa yang menjadi BWP Kecamatan
Ngawi memiliki kemampuan lahan dari morfologi rendah.
2. Analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Kemudahan Dikerjakan
Analisis ini berguna untuk mengetahui tingkat kemudahan lahan di wilayah
dan/atau

kawasan

perencanaan

untuk

digali/dimatangkan

pembangunan/pengembangan kawasan.

VII32

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

dalam

proses

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Tabel 7. 6 Klasifikasi SKL Kemudahan Dikerjakan
Leren
g

Morfologi

Hasil
Pengamatan

Gunung/ Pegunungan dan


Bukit/ Perbukitan
Gunung/ Pegunungan dan
Bukit/ Perbukitan

SKL Kemudahan Dikerjakan

Nila
i

Tingkat kemudahan pencapaian,


kekerasan batuan tinggi
Tingkat kemudahan pencapaian,
kekerasan batuan cukup
Tingkat kemudahan pencapaian,
kekerasan batuansedang
Tingkat kemudahan pencapaian,
kekerasan batuan kurang
Tingkat kemudahan pencapaian,
kekerasan batuan rendah

Bukit/ Perbukitan
Datar
Datar

1
2
3
4
5

Sumber : Permen PU No. 20/PRT/M/2007

Berdasarkan tingkat kemudahan pencapaian serta kekerasan batuan, BWP


Kecamatan Ngawi yang memiliki kelas kelerengan 0-2% termasuk ke dalam tingkat
kemudahan pencapaian dengan kekerasan batuan rendah. Hal ini memudahkan
dalam proses perencanaan karena tingkat kekerasan batuan rendah membuat proses
penggalian/pematangan lahan mudah.
3. Analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Kestabilan Lereng
Analisis ini berfungsi untuk mentehaui tingkat kemampuan lereng di wilayah
perencanaan dalam menerima beban.
Tabel 7. 7 Klasifikasi SKL Kestabilan Lereng
Morfologi

Leren
g

Ketinggia
n

Gunung/
pegunungan dan
bukit/ perbukitan
Gunung/
pegunungan dan
bukit/ perbukitan
Bukit/ perbukitan
Datar
Datar

Curah
Hujan

Penggunaan
Lahan

SKL
Kestabilan
Lereng

Kelas
Sama

Semak, belukar,
lading

Kestabilan
lereng rendah

Kelas
Sama

Kebun, hutan,
hutan belukar

Kestabilan
lereng kurang

Kelas
Sama
Kelas
Sama
Kelas
Sama

Semua
Semua

Kestabilan
lereng cukup
Kestabilan
lereng tinggi

Semua

Sumber : Permen PU No. 20/PRT/M/2007

Berdasarkan analisis kemampuan lahan, BWP Kecamatan Ngawi termasuk ke


dalam kestabilan lereng tinggi dengan tingkat kelerengan 0-2% dan ketinggian
sangat rendah.
4. Analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Kestabilan Pondasi

VII33

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Nila
i

3
4
5

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Tujuan dari analisi ini adalah untuk mengetahui tingkat kemampuan lahan untuk
mendukung bangunan berat dalam pengembangan perkotaan, serta jenis pondasi
yang sesuai untuk masing-masing tingkatan.
Tabel 7. 8 Klasifikasi SKL Kestabilan Pondasi
SKL Kestabilan Lereng

Penggunaan
Lahan

Kestabilan lereng rendah


Kestabilan lereng kurang

SKL Kestabilan Pondasi

Nilai

Daya dukung dan kestabilan pondasi rendah


Daya dukung dan kestabilan pondasi
kurang

1
2

Kestabilan lereng sedang


Daya dukung dan kestabilan pondasi tinggi

Kestabilan lereng tinggi

3
4
5

Sumber : Permen PU No. 20/PRT/M/2007

Penggunaan lahan pada BWP Kecamatan Ngawi terdiri dari seluruh penggunaan
lahan yang ada, bukan hanya semak, belukar, lading, ataupun hutan. Kestabilan
pondasi di BWP Kecamatan Ngawi termasuk dalam daya dukung dan kestabilan
pondasi tinggi.
5. Analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Ketersediaan Air
Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui tingkat ketersediaan air dan
kemampuan penyediaan air pada masing-masing tingkatan, guna pengembangan
kawasan perencanaan.
Tabel 7. 9 Klasifikasi SKL Ketersediaan Air
Gunung/ pegunungan
dan bukit/ perbukitan
Gunung/ pegunungan
dan bukit/ perbukitan

Penggunaan
Lahan
Semak, belukar,
lading
Kebun, hutan,
hutan belukar

Bukit/ perbukitan

Semua

Datar

Semua

Morfologi

Lereng

Curah
Hujan

Datar
Sumber : Permen PU No. 20/PRT/M/2007

Semua

SKL Ketersediaan
Air
Ketersediaan air
sangat rendah
Ketersediaan air
rendah
Ketersediaan air
sedang
Ketersediaan air
tinggi

Nilai
1
2
3
4
5

Berdasarkan hasil analisis kemampuan lahan, morfologi yang ada di BWP


Kecamatan Ngawi termasuk morfologi datar, dengan kelerengan 0-2%. SKL
ketersediaan air yang ada di BWP Kecamatan Ngawi termasuk ke dalam

ketersediaan air tinggi. Maksud dari hal ini adalah ketersediaan aiar tanah dalam
dan dangkal cukup banyak.
6. Analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Drainase

VII34

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan lahan dalam
memutuskan air hujan secara alami, sehingga kemungkinan genangan baik
bersifat lokal ataupun meluas dapat dihindari.
Tabel 7. 10 Klasifikasi SKL Drainase
Gunung/ pegunungan dan
bukit/ perbukitan
Gunung/ pegunungan dan
bukit/ perbukitan

Penggunaan
Lahan
Semak, belukar,
lading
Kebun, hutan,
hutan belukar

Bukit/ perbukitan

Semua

Datar

Semua

Morfologi

Leren
g

Topografi/
Ketinggian

Datar
Sumber : Permen PU No. 20/PRT/M/2007

SKL
Drainase
Drainase
tinggi

Nila
i
5
4

Drainase
cukup
Drainase
kurang

Semua

3
2
1

Berdasarkan hasil analisis, maka seluruh BWP Kecamatan Ngawi termasuk


dalam drainase kurang dengan kelerengan 0-2%. Hal ini berarti drainase yang
ada di BWP Kecamatan Ngawi tidak terlalu memadai, meskipun ketersediaan
airnya baik.
7. Analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL) terhadap Erosi
Analisis ini bertujuan mengetahui daerah yang mengalami keterkikisan tanah,
sehingga dapat diketahui tingkat ketahanan lahan terhadap erosi serta antisipasi
dampaknya pada daerah yang lebih hilir.
Tabel 7. 11 Klasifikasi SKL Erosi
Morfologi

Lereng

Topografi/
Ketinggian

Gunung/
pegunungan dan
bukit/ perbukitan
Gunung/
pegunungan dan
bukit/ perbukitan
Bukit/ perbukitan

Penggunaan Lahan

SKL Erosi

Nilai

Semak, belukar,
lading

Erosi tinggi

Kebun, hutan, hutan


belukar

Erosi cukup
tinggi

Semua

Erosi sedang
Erosi sangat
rendah
Tidak ada
erosi

Datar

Semua

Datar

Semua

Sumber : Permen PU No. 20/PRT/M/2007

Berdasarkan analisis kemampuan lahan, maka BWP Kecamatan Ngawi termasuk


ke dalam tingkatan tidak ada erosi.
8. Analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Pembuangan Limbah

VII35

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

3
4
5

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui daerah-daerah yang mampu untuk
ditempati sebagai lokasi penampungan akhir dan pengolahan limbah, baik
limbah padat maupun limbah cair.
Tabel 7. 12 Klasifikasi SKL Pembuangan Limbah
Morfologi

Leren
g

Topografi/Ketinggia
n

Gunung/
pegununga
n dan
bukit/
perbukitan
Gunung/
pegununga
n dan
bukit/
perbukitan

Penggunaan
Lahan

SKL
Pembuangan
Limbah

Semak, belukar,
lading

Kemampuan
lahan untuk
pembuangan
limbah kurang

Nilai

Kebun, hutan,
hutan belukar

Bukit/
perbukitan

Semua

Datar

Semua

Datar
Sumber : Permen PU No. 20/PRT/M/2007

Semua

2
Kemampuan
lahan untuk
pembuangan
limbah sedang
Kemampuan
lahan untuk
pembuangan
limbah cukup

4
5

Berdasarkan hasil analisis kemampuan lahan, maka BWP Kecamatan Ngawi


termasuk ke dalam analisis kemampuan lahan untuk pembuangan limbah cukup.
Hal ini berarti wilayah tersebut merupakan wilayah yang cukup digunakan
sebagai tempat pembuangan limbah.
9. Analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL) terhadap Bencana Alam
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan lahan dalam
menerima

bencana

alam

khususnya

dari

sisi

geologi,

untuk

menghindari/mengurangi kerugian dan korban akibat bencana tersebut.


Tabel 7. 13 Klasifikasi SKL Bencana Alam
Morfologi
Gunung/
pegunungan dan
bukit/ perbukitan
Gunung/
pegunungan dan
bukit/ perbukitan
Bukit/ perbukitan

VII36

Lereng

Topografi/
Ketinggian

Penggunaan
Lahan

SKL Bencana
Alam

Semak, belukar,
lading

Potensi bencana
alam tinggi

Kebun, hutan, hutan


belukar
Semua

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Nilai
5
4

Potensi bencana

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI

Morfologi

Lereng

Topografi/
Ketinggian

Datar

Penggunaan
Lahan
Semua

Datar
Sumber : Permen PU No. 20/PRT/M/2007

SKL Bencana
Alam
alam cukup
Potensi bencana
alam kurang

Nilai
2

Semua

Berdasarkan hasil analisis klasifikasi bencana alam, BWP Kecamatan Ngawi


termasuk ke dalam potensi bencana alam kurang. Hal ini berarti BWP
Kecamatan Ngawi tidak termasuk ke dalam wilayah yang mengalami banyak
kerugian akibat dari bencana alam yang terjadi.

Sembilan analisis satuan

kemampuan lahan di BWP Kecamatan Ngawi dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel 7. 14 Analisis Kemampuan Lahan BWP Kecamatan Ngawi.
SKL
Morf
ologi

SKL
Kemudah
an
Dikerjaka
n

SKL
Kesta
bilan
Lere
ng

SKL
Kestab
ilan
Pondas
i

SKL
Keters
ediaan
Air

SKL
Terhad
ap
Erosi

SKL
Drai
nase

SKL
Pembua
ngan
Limbah

SKL
Benc
ana
Alam

Skor
Kemam
puan
Lahan

Bobot
Nilai
Bobot
x Nilai
Sumber:

Tabel 7. 15 Klasifikasi Kemampuan Lahan


Total Nilai
Kelas Kemampuan Lahan
32-58
Kelas a
59-83
Kelas b
84-109
Kelas c
110-134
Kelas d
135-160
Kelas e
Sumber : Permen PU No. 20/PRT/M/2007

Klasifikasi Pengembangan
Kemampuan Pengembangan sangat rendah
Kemampuan Pengembangan rendah
Kemampuan Pengembangan sedang
Kemampuan Pengembangan agak tinggi
Kemampuan Pengembangan sangat tinggi

Berdasarkan hasil analisis perhitungan kemampuan lahan, BWP Kecamatan


Ngawi memiliki skor 128. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa BWP
Kecamatan Ngawi merupakan kelas kemampuan lahan d, yaitu kemampuan
pengembangan agak tinggi. Hal ini berarti pengembangan yang dapat dilakukan
di BWP Kecamatan Ngawi tidak terlalu menimbulkan masalah karena
kemampuan lahannya sudah mencukupi.

VII37

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Peta 6.15 Peta SKL Morfologi

VII38

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Peta 6.16 Peta SKL Kemudahan dikerjakan

VII39

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Peta 6.17 Peta SKL Kestabilan Lereng Peta 6.18 Peta SKL Kestabilan Pondasi

VII40

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Peta 6.19 Peta SKL Ketersediaan Air

VII41

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Peta 6.20 Peta SKL Drainase

VII42

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Peta 6.21 Peta SKL Erosi

VII43

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Peta 6.22 Peta SKL Pembuangan Limbah

VII44

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Peta 6.23 Peta SKL Bencana Alam

VII45

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Peta 6.24 Peta Kemampuan Lahan dan Pengembangan

VII46

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Peta 6.25 Peta Fungsi Kawasan

VII47

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
C.

Analisis Kesesuaian Lahan


Analisis kesesuaian lahan merupakan suatu pendekatan untuk mengkaji potensi

sumber daya dari suatu lahan dengan memperhatikan resiko kerusakan dan faktor-faktor
yang akan mempengaruhi kualitas suatu lahan dan sumber daya lainnya. Analisis
kesesuaian lahan dapat dilakukan dengan melihat arahan tata ruang pertanian, arahan
rasio penutupan, arahan ketinggian bangunan, arahan pemanfaatan air baku, dan
perkiraan daya tampung lahan.
1. Tata Ruang Pertanian
Tata ruang pertanian merupakan arahan klasifikasi kawasan pertanian yang
cocok digunakan pada suatu kawasan perencanaan. Pada tabel 6.20 merupakan
tabel Arahan Tata Ruang Pertanian menurut Permen PU No. 20/PRT/M/2007.
Tabel 7. 16 Arahan Tata Ruang Pertanian menurut Permen PU No. 20/PRT/M/2007
Kemampuan Lahan
Kelas
Kemampuan Pengembangan
Kelas a
Kemampuan pengembangan sangat rendah
Kelas b
Kemampuan pengembangan rendah
Kelas c
Kemampuan pengembangan sedang
Kelas d
Kemampuan pengembangan agak tinggi
Kelas e
Kemampuan pengembangan sangat tinggi
Sumber : Permen PU No. 20/PRT/M/2007

Arahan Tata Ruang Pertanian


Klasifikasi
Nilai
Lindung
Kawasan penyangga
Tanaman tahunan
Tanaman setahun
Tanaman setahun

1
2
3
4
5

Berdasarkan hasil analisis kemampuan lahan, telah diketahui BWP Kecamatan


Ngawi termasuk ke dalam kelas d yaitu kemampuan pengembangan agak tinggi.
Arahan tata ruang pertanian pada BWP Kecamatan Ngawi yaitu tanaman
setahun dengan nilai empat. Berdasarkan hasil survei dan perbandingan dengan
arahan tata ruang pertanian, lahan pada BWP Kecamatan Ngawi banyak
digunakan sebagai lahan pertanian padi.
2. Rasio Penutupan
Arahan rasio penutupan merupakan arahan tutupan lahan berdasarkan kelas
kemampuan lahan. Tabel 6.21 merupakan Tabel Rasio Penutupan.
Tabel 7. 17 Rasio Penutupan Arahan Rasio Tutupan
Kelas Kemampuan Lahan
Kelas a
Kelas b
Kelas c
Kelas d
Kelas e

VII48

Klasifikasi
Non bangunan
Rasio tutupan lahan maks. 10%
Rasio tutupan lahan maks. 20%
Rasio tutupan lahan maks. 30%
Rasio tutupan lahan maks. 50%

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Nilai
1
2
3
4

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Berdasarkan analisis kemampuan lahan, maka arahan rasio untuk BWP
Kecamatan Ngawi adalah dengan rasio tutupan lahan maks. 30% dengan nilai
skor 3. Perbandingan wilayah yang bisa tertutup oleh bangunan yang kedap air
dengan luas lahan keseluruhan, yaitu maksimal sebesar 20%. Jika ingin
menggunakan arahan tutupan lahan dengan maksimum, harus memperhatikan air
lain dalam memenuhi kebutuhan air bersih/baku atau dengan pengembangan
vertikal.
3. Arahan Ketinggian Bangunan
Tabel 7. 18 Standar ketinggian Bangunan Arahan Ketinggian Banguna
Kelas Kemampuan Lahan
Klasifikasi
Kelas a
Non bangunan
Kelas b
Non bangunan
Kelas c
Bangunan < 4 lantai
Kelas d
Kelas e
Bangunan > 4 lantai
Sumber : Permen PU No. 20/PRT/M/2007

Nilai
1
2
3
4

Arahan ketinggian bangunan memiliki tujuan untuk mengetahui gambaran


daerah-daerah yang sesuai untuk dikembangkan dengan bangunan berat atau
tinggi pada pengembangan kawasan. Pada tabel 6.22 merupakan tabel ketinggian
bangunan. Berdasarkan analisis kemampuan lahan, maka arahan ketinggian
bangunan untuk BWP Kecamatan Ngawi adalah kelas d dengan klasifikasi
bangunan < 4 lantai dan nilai tiga. Kondisi eksisting ketinggian bangunan pada
BWP Kecamatan Ngawi memiliki tinggi bangunan yang tidak lebih dari empat
lantai, maka dari itu hal tersebut sudah sesuai dengan arahan ketinggian
bangunan sesuai standar.
4. Pemanfaatan Air Baku
Analisis pemanfaatan air baku memiliki tujuan untuk mengetahui sumbersumber air yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber air baku dalam perencanaan
tata ruang.
Tabel 7. 19 Arahan Pemanfaatan Air Baku Arahan Pemanfaatan Air Baku
Kelas Kemampuan Lahan
Klasifikasi
Kelas a
Sangat Rendah
Kelas b
Rendah
Kelas c
Cukup
Kelas d
Baik
Kelas e
Sangat Baik
Sumber : Permen PU No. 20/PRT/M/2007

VII49

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Nilai
1
2
3
4
5

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Berdasarkan analisis kemampuan lahan, maka BWP Kecamatan Ngawi termasuk
ke dalam kelas d dengan klasifikasi arahan pemanfaatan air baku baik. Hal
tersebut menunjukkan bahwa sumber air baku yang terdapat di BWP Kecamatan
Ngawi sudah baik untuk perencanaan tata ruang dalam jangku waktu tertentu.
5. Perkiraan Daya Tampung Lahan
Analisis daya tampung lahan digunakan untuk mengetahui jumlah penduduk
yang dapat ditampung di dalam wilyah yang masuk dalam kemampuan lahan.
Perhitungan daya tampung lahan berdasarkan perhitungan dari arahan rasio
tutupan lahan. Sehingga dari analisis kesesuaian lahan diperoleh arahan rasio
tutupan lahan maksimal 30%. Sehingga dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
(7- 0)

Daya Tampung =

Dari rumus yang digunakan menjelaskan bahwa n% adalah jumlah dari arahan
rasio tutupan lahan maksimal yang dapat digunakan di BWP Kecamatan Ngawi
sehingga didapatkan perhitungan sebagai berikut:
Daya tampung =

50 {30 x 2.3665 .500 ( m2 ) }


x 5( jiwa)
100

177.491 jiwa
Berdasarkan hasil perhitungan daya tampung, didapatkan lahan yang dapat
dibangun sebesar 30% dari total luas lahan. Luas lahan eksisting sebesar
2.3665.500 m2. Perhitungan daya tampung diperoleh jumlah penduduk sebesar
177.491 jiwa, penduduk eksisting di BWP Kecamatan Ngawi sebesar 48.180
jiwa, penduduk proyeksi tahun 2035 sebesar 54.506 jiwa Sehingga dapat
disimpulkan bahwa BWP Kecamatan Ngawi masih dapat menampung penduduk
hingga proyeksi 20 tahun kedepan yaitu tahun 2035. Kesesuaian lahan yang
terdapat di BWP Kecamatan Ngawi sesuai dengan jumlah penduduk eksisting
hingga penduduk proyeksi tahun 2035.

VII50

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Peta 6.26 Peta Arahan Tata Ruang Pertanian

VII51

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Peta 6.27 Peta Arahan Rasio Tutupan Lahan

VII52

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Peta 6.28 Peta Arahan Ketinggian Bangunan

VII53

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Peta 6.29 Peta Pemanfaatan Air Baku

VII54

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Peta 6.30 Peta Kesesuaian Lahan

VII55

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
D.

Analisis Kebutuhan Lahan


Kebutuhan lahan di BWP Kecamatan Ngawi terdiri dari

Kelurahan

Margomulyo, Kelurahan Pelem, Desa Beran, Desa Grudo, Desa Jururejo, Desa
Watualang, Desa Karangasri dan Desa Ngawi Purba. Kebutuhan lahan ini digunakan
sebagai dasar pembangunan untuk rencana penambahan rumah serta sarana dalam
waktu 20 tahun mendatang. Tabel 6. menjelaskan tabel kebutuhan lahan di BWP
Kecamatan Ngawi.

VII56

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Peta 6.31 Peta Ketersediaan Lahan

VII57

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
7.7

Kependudukan

7.7.1

Jumlah dan Sebaran Penduduk

A.

Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk merupakan perbandingan antara jumlah penduduk suatu

wilayah dengan luas wilayah tersebut. Perhitungan dan analisis kepadatan penduduk
diperlukan untuk pemerataan atau distribusi penduduk agar jumlah penduduk tidak
terkonsentrasi hanya di satu wilayah saja. Berikut merupakan klasifikasi kepadatan
penduduk berdasarkan SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan
Perumahan di Perkotaan.
1. Kepadatan penduduk rendah : < 150 jiwa/ha
2. Kepadatan penduduk sedang : 151-200 jiwa/ha
3. Kepadatan penduduk tinggi : 201-400 jiwa/ha
4. Kepadatan penduduk sangat tinggi : > 400 jiwa/ha
Perhitungan kepadatan penduduk dapat menggunakan rumus sebagai berikut.
Kepadatan penduduk =

Jumlah penduduk ( jiwa)


Luas wilayah(ha)

(7- 0)

Berdasarkan rumus tersebut, berikut merupakan hasil perhitungan kepadatan


penduduk setiap desa di Kecamatan Ngawi selama 20 tahun ke depan.
Tabel 7. 20 Kepadatan Penduduk Kecamatan Ngawi Tahun 2016-2035
Desa/Kelurahan

luas(Ha)

Kawasan Perkotaan
Beran
679
Jururejo
360
Watualang
754
Grudo
496
Margomulyo
206
Karangtengah
25
Pelem
85
Ketanggi
198
Karangasri
540
Ngawi Purba
192
Kawasan Pedesaan
Mangunharjo
731
Kandangan
806
Kartoharjo
469
Karang Tengah Prandon
644
Banyu Urip
584
Kerek
284
Sumber: Hasil Analisis, 2016

VII58

2016

Kepadatan penduduk(Jiwa/Ha)
2020
2025
2030
2035

14
16
6
12
30
137
16
7
7
12

14
16
6
12
30
137
16
26
7
12

14
17
7
13
32
139
17
26
7
13

14
18
7
14
34
142
18
26
6
14

14
21
8
15
37
145
20
27
6
15

46
41
4
5
2
2

52
41
4
4
2
2

69
39
4
4
1
2

109
37
3
4
1
2

200
34
3
4
1
2

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Tabel 7. 21 Klasifikasi Kepadatan Penduduk Kecamatan Ngawi Tahun 2016-2035
Desa/Kelurahan

luas(Ha)

Kawasan Perkotaan
Beran
679
Jururejo
360
Watualang
754
Grudo
496
Margomulyo
206
Karangtengah
25
Pelem
85
Ketanggi
198
Karangasri
540
Ngawi Purba
192
Kawasan Pedesaan
Mangunharjo
731
Kandangan
806
Kartoharjo
469
Karang Tengah Prandon
644
Banyu Urip
584
Kerek
284
Sumber: Hasil Analisis, 2016

2016

Klasifikasi kepadatan penduduk


2020
2025
2030

2035

Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah

Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah

Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah

Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah

Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah

Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah

Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah

Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah

Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah

Sedang
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah

Kepadatan penduduk tertinggi pada kawasan perkotaan yaitu di Kelurahan


Karangtengah, hal ini disebabkan karena pada Keluarahan Karangtengah terdapat rumah
sakit, pasar, dan sarana pendidkan mulai dari TK, SMP, dan SMA sehingga mendorong
masyarakat Kecamatan Ngawi untuk bermukim di Kelurahan Karangtengah. Sedangkan
desa yang memiliki kepadatan penduduk yang masih rendah yaitu pada Desa Banyuurip
karena masih banyak lahan tidak terbangun di desa tersebut.

B.

Proyeksi Penduduk
Proyeksi penduduk merupakan prakiraan jumlah penduduk dalam kurun waktu

tertentu pada masa yang akan datang. Proyeksi penduduk Kecamatan Ngawi dilakukan
untuk memprakirakan jumlah penduduk Kecamatan Ngawi selama 20 tahun ke depan
dengan melihat jumah penduduk selama lima tahun terakhir untuk dijadikan dasar
perhitungan. Proyeksi penduduk Kecamatan Ngawi dihitung dengan menggunakan
rumus eksponensial yaitu sebagai berikut:
Pn=Po(1+rn)
Keterangan:
Pn
= Jumlah penduduk tahun proyeksi
Po
= Jumlah penduduk tahun awal
r
= Rasio pertumbuhan penduduk
n
= Selisih tahun proyeksi dengan tahun awal

VII59

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

(7- 0)

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Berdasarkan hasil perhitungan, berikut merupakan proyeksi penduduk
Kecamatan Ngawi selama 20 tahun ke depan dengan jumlah penduduk dasar tahun
proyeksi tahun 2015 yaitu sebesar jiwa 72864 jiwa.
Tabel 7. 22 Proyeksi Jumlah Penduduk Kecamatan Ngawi
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Tahun Proyeksi
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
2032
2033
2034
2035

Jumlah Penduduk (jiwa)


72894
72938
72998
73073
73163
73268
73388
73523
73673
73839
74021
74218
74431
74660
74905
75165
75443
75737
76047
76375

Sumber: Hasil Analisis, 2016


Proyeksi Penduduk
77000
76375

76000
75000

74905

74000

Jumlah Penduduk

73839

73000 72894

73163

72000
71000
2016

2020

2025

2030

2035

Gambar 7. 2 Proyeksi Penduduk Kecamatan Ngawi


Sumber: Hasil Analisis, 2016

Berdasarkan hasil proyeksi penduduk selama 20 tahun ke depan, diketahui


bahwa jumlah penduduk Kecamatan Ngawi terus mengalami peningkatan. Berikut
merupakan tabel proyeksi penduduk 10 Kelurahan Kecamatan Ngawi yang merupakan
BWP Kecamatan Ngawi yaitu Desa Beran dengan jumlah penduduk dasar tahun 2015
sebesar 9743 jiwa, Desa Jururejo sebesar 5602 jiwa, Desa Watualang sebesar 4660 jiwa,

VII60

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Desa Grudo sebesar 5978 jiwa, Kelurahan Margomulyo sebesar 6170 jiwa, Kelurahan
Karangtengah sebesar 3420 jiwa, Kelurahan Pelem sebesar 1374 jiwa, Kelurahan
Ketanggi sebesar 5052 jiwa, Desa Karangasri sebesar 3858 jiwa dan Desa Ngawi Purba
sebesar 2272 jiwa.
Tabel 7. 23 Proyeksi Jumlah Penduduk Desa Beran Kecamatan Ngawi
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Tahun Proyeksi
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
2032
2033
2034
2035
Sumber: Hasil Analisis, 2016

Jumlah Penduduk
9743
9744
9744
9744
9745
9746
9747
9747
9748
9750
9751
9752
9753
9755
9756
9758
9760
9762
9764
9766

Tabel 7. 24 Proyeksi Jumlah Penduduk Desa Jururejo Kecamatan Ngawi


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

VII61

Tahun Proyeksi
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
2032
2033
2034
2035
Sumber: Hasil Analisis, 2016

Jumlah Penduduk
5616
5636
5664
5698
5740
5789
5846
5911
5983
6064
6153
6252
6359
6476
6604
6742
6892
7054
7228
7415

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Tabel 7. 25 Proyeksi Jumlah Penduduk Desa Watualang Kecamatan Ngawi
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Tahun Proyeksi
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
2032
2033
2034
2035
Sumber: Hasil Analisis, 2016

Jumlah Penduduk
4669
4681
4698
4719
4745
4775
4810
4849
4893
4941
4995
5054
5118
5188
5263
5344
5432
5525
5626
5733

Tabel 7. 26 Proyeksi Jumlah Penduduk Desa Grudo Kecamatan Ngawi


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Tahun Proyeksi
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
2032
2033
2034
2035
Sumber: Hasil Analisis, 2016

Jumlah Penduduk
5989
6005
6027
6054
6087
6126
6170
6221
6277
6340
6409
6484
6567
6656
6753
6858
6970
7090
7220
7358

Tabel 7. 27 Proyeksi Jumlah Penduduk Kelurahan Margomulyo Kecamatan Ngawi


No
1
2
3
4

VII62

Tahun Proyeksi
2016
2017
2018
2019

Jumlah Penduduk
6181
6197
6220
6248

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
No
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Tahun Proyeksi
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
2032
2033
2034
2035
Sumber: Hasil Analisis, 2016

Jumlah Penduduk
6282
6321
6367
6419
6477
6541
6613
6690
6775
6867
6967
7075
7190
7314
7447
7590

Tabel 7. 28 Proyeksi Jumlah Penduduk Kelurahan Karangtengah Kecamatan Ngawi


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Tahun Proyeksi
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
2032
2033
2034
2035
Sumber: Hasil Analisis, 2016

Jumlah Penduduk
3422
3424
3428
3432
3437
3443
3450
3458
3467
3477
3488
3499
3512
3525
3539
3555
3571
3588
3607
3626

Tabel 7. 29 Proyeksi Jumlah Penduduk Kelurahan Pelem Kecamatan Ngawi


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

VII63

Tahun Proyeksi
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024

Jumlah Penduduk
1377
1380
1385
1392
1399
1408
1418
1429
1442

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
No
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Tahun Proyeksi
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
2032
2033
2034
2035
Sumber: Hasil Analisis, 2016

Jumlah Penduduk
1457
1472
1489
1508
1529
1551
1574
1600
1627
1657
1688

Tabel 7. 30 Proyeksi Jumlah Penduduk Kelurahan Ketanggi Kecamatan Ngawi


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Tahun Proyeksi
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
2032
2033
2034
2035
Sumber: Hasil Analisis, 2016

Jumlah Penduduk
5055
5058
5063
5070
5077
5086
5096
5107
5120
5134
5149
5166
5183
5203
5223
5245
5269
5293
5319
5347

Tabel 7. 31 Proyeksi Jumlah Penduduk Desa Karangasri Kecamatan Ngawi


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

VII64

Tahun Proyeksi
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029

Jumlah Penduduk
3851
3840
3826
3809
3789
3765
3738
3708
3674
3638
3599
3557
3512
3465

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
15
16
17
18
19
20

2030
2031
2032
2033
2034
2035
Sumber: Hasil Analisis, 2016

3416
3364
3310
3253
3195
3135

Tabel 7. 32 Proyeksi Jumlah Penduduk Desa Ngawi Purba Kecamatan Ngawi


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Tahun Proyeksi
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
2032
2033
2034
2035
Sumber: Hasil Analisis, 2016

Jumlah Penduduk
2277
2283
2292
2304
2317
2333
2352
2372
2396
2422
2451
2482
2516
2554
2594
2638
2685
2735
2789
2848

Ngawi
Purba

Karangasr
i

Ketanggi

Pelem

Karangten
gah
Watualan
g

Margomul
yo
Jururejo

Grudo
Beran

Gambar 7. 3 Proyeksi Jumlah Penduduk Deliniasi Perkotaan Kecamatan Ngawi


Sumber: Hasil Analisis, 2016

Berdasarkan tabel dan grafik proyeksi jumlah penduduk BWP Kecamatan


Ngawi yaitu Desa Beran, Desa Jururejo, Desa Watualang, Desa Grudo, Kelurahan
Margomulyo, Kelurahan Karangtengah, Kelurahan Pelem, Kelurahan Ketanggi, Desa
Karangasri dan Desa Ngawi Purba, dapat diketahui bahawa jumlah penduduk pada 10
Kelurahan tersebut terus mengalami peningkatan selama 20 tahun mendatang.

VII65

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
7.7.2

Komposisi Penduduk
Komposisi

penduduk

dikelompokkan

untuk

memudahkan

fenomena

kependudukan yang ada di Kecamatan Ngawi. Komposisi penduduk diklasifikasikan


menurut jenis kelamin, umur, agama, tingkat pendidikan, mata pencaharian, kelahiran,
kematian, migrasi masuk dan migrasi keluar, dan lainnya.
A.

Menurut Jenis Kelamin


Jumlah penduduk menurut jenis kelamin berdasarkan Kecamatan Dalam Angka

2015 adalah 84.956 jiwa. Berikut rincian penduduk berdasarkan jenis kelamin tiap
kelurahan sebagai berikut:
Tabel 7. 33 Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.

Kelurahan
Laki-laki
Perempuan
Mangunharjo
3015
3278
Kandangan
2770
2501
Kartoharjo
2077
2239
Beran
5593
5988
Jururejo
2860
2763
Watualang
3384
3345
Grudo
3479
3332
Margomulyo
3162
3668
Karang Tengah
2103
2066
Pelem
1260
1185
Ketanggi
2957
3258
Karangasri
3098
3149
Ngawi purba
1540
1456
Krt prandon
2863
2826
Banyu urip
1132
1103
Kerek
823
683
Jumlah
42116
42840
Sumber: Kecamatan Ngawi dalam Angka, 2015

Jumlah
6293
5271
4316
11.581
5623
6729
6811
6830
4169
2445
6215
6247
2996
5689
2235
1506
84956

Sex ratio
92
111
93
93
104
101
104
83
102
106
91
98
106
101
103
120
98

Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa penduduk di Kecamatan Ngawi paling


tinggi adalah penduduk dengan jenis kelamin perempuan dengan jumlah 42840 jiwa,
sedangkan penduduk dengan jenis kelamin laki-laki sebesar 42116 jiwa.
B.

Menurut Kelompok Umur


Pengelompokan penduduk di Kecamatan Ngawi terbagi atas 4 kelompok umur

yaitu penduduk umur >20 sebesar 25.269 jiwa, umur 20-39 sebesar 25.557 jiwa, umur
40-59 sebesar 24,208 jiwa, sedangkan umur 60-75+ yaitu sebesar 9811 jiwa.

VII66

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
C.

Menurut Agama
Penduduk berdasarkan agama di Kecamatan Ngawi didominasi oleh penduduk

beragama islam sebesar 82.144 jiwa, penduduk beragama katolik sebesar 964 jiwa,
Kristen 1707 jiwa, Hindu 64 jiwa, dan penduduk beragama Budha sebesar 79 jiwa.
D.

Menurut Tingkat Pendidikan


Kompsisi penduduk menurut tingkat pendidikan dlihat pada jenjang pendidikan

yang ditempuh penduduk di Kecamatan Ngawi dengan rincian sebagai berikut:


Tabel 7. 34 Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
N
o
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
.
11.
12
.
13
.
14
.
15
.
16
.

Blm
sekolah
1563
2004
1451
5612
1053
1590
1801
2442

Tdk/blm
tamat sd
463
342
603
602
678
743
1117
355

Tamat
sd
1625
1648
1471
1452
778
2024
1799
1509

Tamat
SLTP
1432
900
446
1403
431
1018
1267
1379

Tamat
SLTA
1186
358
329
1640
1541
1182
758
710

Tamat
PT
26
19
16
872
1142
172
69
435

954

190

948

562

1154

361

Pelem

324

193

752

463

471

242

Ketanggi

939

975

1604

844

1420

433

Karangasri

713

1455

1625

1097

1099

256

Ngawi purba

596

401

892

509

526

72

Krt prandon

1457

320

1664

542

1463

243

Banyu urip

436

360

993

284

194

Kerek

447

268

451

198

141

21235

12733

14172

4369

Kelurahan
Mangunharjo
Kandangan
Kartoharjo
Beran
Jururejo
Watualang
Grudo
Margomulyo
Karang
Tengah

Jumlah
223882
9056
Sumber : Kecamatan Ngawi dalam Angka, 2015

E.

Menurut Mata Pencaharian


Penduduk berdasarkan mata pencaharian dikelompokkan berdasarkan masing-

masing sektor yang ada di Kecamatan Ngawi yaitu penduduk yang bekerja pada sektor
pertanian sebesar 16344 jiwa, pertambangan 769 jiwa, industri 3120 jiwa, listrik dan gas
592 jiwa, konstruksi/bangunan 1725 jiwa, perdagangan hotel & restoran 4969 jiwa,
angkutan dan telekomunikasi 1436 jiwa, keuangan 944 jiwa, dan sektor jasa sebesar
6471 jiwa.

VII67

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Peta 6.32 Peta Kepadatan Penduduk

VII68

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Peta 6.33 Peta Proyeksi Penduduk

VII69

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
7.7.3

Potensi dan Masalah Sosial-Budaya Masyarakat


Aspek sosial budaya masyarakat Kecamatan Ngawi merupakan salah satu aspek

yang perlu diperhatikan dalam perkembangan Kecamatan Ngawi. Aspek sosial budaya
masyarakat Kecamatan Ngawi sangat beragam. Berikut merupakan potensi dan masalah
dalam aspek sosial budaya yang ada di Kecamatan Ngawi.
A.

Potensi
1. Kepadatan penduduk Kecamatan Ngawi masuk dalam kategori rendah yaitu
10 jiwa/hektar pada Tahun 2015 dan untuk proyeksi 20 tahun ke depan,
kepadatan penduduk Kecamatan Ngawi yaitu sebesar yaitu 11 jiwa/hektar,
sehingga lahan yang ada di Kecamatan Ngawi masih dapat menampung
penduduk sampai periode 20 tahun ke depan.
2. x

B.

Masalah

7.8

Ekonomi Perkotaan
Ekonomi perkotaan yang terdapat di Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi

terutama di Desa Beran, Desa Jururejo, Desa Watualang, Desa Grudo, Desa
Margomulyo, Desa Karang Tengah, Desa Pelem, Desa Ketanggi, Desa Karangsari, dan
Desa Ngawi Purba adalah sebagai berikut.
7.8.1 Sektor Kegiatan Ekonomi Potensial dan Sebarannya
A.

Pertanian dan Perkebunan


Desa Beran serta Desa Watualang merupakan wilayah yang memiliki luas lahan

pertanian terbesar dibandingkan ke delapan wilayah perkotaan lainnya di Kecamatan


Ngawi. Hal ini menunjukkan bahwa Desa Beran dan Desa Watualang merupakan basis
pertanian terbesar dengan komoditas unggul berupa tanaman padi.
B.

Industri dan Pergudangan


Industri yang berada di bagian wilayah perkotaan Kecamatan Ngawi berupa

industry-industri kecil rumah tangga yang lebih ke arah makanan ringan berupa kripik
tempe. Meskipun hanya industri kecil namun keberadaannya sangat mendominasi.
Kawasan yang terdapat banyak industri kripik tempe berada di Desa Ngawi Purba.
Sedangkan untuk pergudangan hanya berupa lumbung-lumbung penyimpanan hasil
pertanian berupa padi yang banyak ditemukan di Desa Karang Tengah Prandon. Hal ini

VII70

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
dikarenakan penggunaan lahan pertanian yang lebih besar dibandingkan dengan lahan
terbangun yang berada di desa tersebut.
C.

Perdagangan dan Jasa


Pusat Perdagangan dan jasa yang terdapat di wilayah perkotaan Kecamatan

Ngawi berada di Desa Ketanggi. Aktivitas perdaganga di wilayah tersebut sangat


beragam karena di Desa Ketanggi terdapat satu pasar besar yang memiliki tingkat
pelayanan hingga seluruh desa di Kecamatan Ngawi. Selain itu Desa Ketanggi juga
menjadi pusat dari Kecamatan Ngawi karena di wilayah tersebut terdapat ruang terbuka
hijau atau lebih tepatnya Alun-Alun Ngawi sehingga sektor perdagangan dan jasa
terpusat di wilayah Desa Ketanggi.
7.8.2

Produksi dan Perkembangan Sektor Kegiatan Ekonomi


Sektor ekonomi yang diproduksi dan dikembangkan di Kecamatan Ngawi

berupa industri kecil-kecilan atau


berkembang

kerajinan rumah

tangga. Keberadaannya terus

dan menunjukkan tren positif dari tahun ke tahun. Perekonomian

Kecamatan Ngawi yang paling mendominasi ditunjang oleh dua sektor utama yaitu
sektor pertanian dan industri.
7.8.3

Analisis Location Quotient


Analisis LQ merupakan analisis untuk mengetahui kemampuan suatu daerah dalam

mengelola suatu sektor kegiatan tertentu. Analisis ini membandingkan porsi lapangan
kerja/jumlah produksi/nilai tambah untuk sektor tertentu di suatu wilayah dibandingkan dengan
porsi lapangan kerja/jumlah produksi/nilai tambah untuk sektor yang sama secara nasional/ satu
tingkat di atasnya. Tujuan metode analisis LQ adalah untuk mengidentifikasi komoditas
unggulan (basis) dalam suatu wilayah. Analisis location quotient (LQ) adalah cara permulaan
untuk mengetahui kemampuan suatu daerah dalam sektor kegiatan tertentu dan belum memberi
kesimpulan akhir. Secara matematis, analisis LQ dapat dirumuskan:
LQ i

E ij/E j
Ein/En

(7- 0)

Keterangan :
Eij : Variabel regional (contoh: pendapatan regional berupa PDRB ADHK) sektor i di wilayah j
Ej` : Variabel regional di wilayah j
Ein : Variabel regional di sektor i di wilayah n (kabupaten/propinsi)
En : Variabel regional perekonomian kabupaten/propinsi

Berdasarkan hasil perhitungan Location Quotient (LQ), dapat diketahui konsentrasi


suatu kegiatan pada suatu wilayah dengan kriteria yaitu:

VII71

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
1. Jika nilai LQ 1, bukan merupakan sektor unggulan dikarenakan sektor yang
bersangkutan kurang mendominasi dibanding sektor sejenis di tingkat daerah
tertentu.
2. Jika nilai LQ = 1, dikatakan sebagai daerah tersebut hanya cukup untuk melayani
kebutuhan daerah itu sendiri dikarenakan sektor yang bersangkutan memiliki tingkat
dominasi yang sama dengan sektor sejenis di tingkat daerah tertentu.
3. Jika nilai LQ 1, dikatakan sebagai sektor unggulan pada wilayah tersebut
dikarenakan sektor yang bersangkutan lebih mendominasi dibanding sektor yang
sama di tingkat daerah tertentu.
Kesimpulan yang diperoleh dalam analisis LQ ini adalah hanya merupakan kesimpulan
sementara yang masih harus dikaji dan diteliti kembali melalui teknik analisis lain agar dapat
menjawab dan menguji kebenaran dari kesimpulan sementara hasil analisis LQ.

A Pertanian
Berikut merupakan tabel analisis LQ produktivitas komoditas pertanian di
Kecamatan Ngawi terhadap produktivitas komoditas pertanian Kabupaten Ngawi:
Tabel 7. 35 LQ Sektor Pertanian
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Nama Komoditas
Kecamatan Ngawi
Padi
36984
Jagung
4437
Kacang Tanah
365
Kedelai
1681
Bayam
120
Kangkung
197
Terong
64
Tomat
62
Cabe Rawit
30
TOTAL
43940
Sumber: Hasil Analisis, 2016

Kabupaten Ngawi
738306
169112
11689
21160
2975
4117
6466
6403
4876
965104

LQ
1,1002504
0,5762741
0,6858507
1,7448822
0,8859482
1,050992
0,2173994
0,2126778
0,1351362

Keterangan
Basis
Non Basis
Non Basis
Basis
Non Basis
Basis
Non Basis
Non Basis
Non Basis

Berdasarkan Tabel dapat diketahui perhitungan LQ di berbagai komoditas sektor


pertanian Kecamatan Ngawi. Sektor basis di Kecamatan Ngawi ialah komoditas padi,
kedelai, dan kangkung yang mana nilai LQ komoditas padi adalah 1,1002504, kedelai
sebesar 1,7448822 dan kangkung sebesar 1,050992, sehingga termasuk pada kriteria
nilai LQ > 1, dan dapat diartikan bahwa komoditas padi, kedelai dan kangkung
merupakan komoditas basis di Kecamatan Ngawi. Nilai LQ terbesar adalah kedelai, hal
ini dikarenakan pada Kecamatan Ngawi terdapat home industry pembuatan keripik
tempe dengan menggunakan bahan baku kedelai dan menjadikan komoditas kedelai
basis utama pada Kecamatan Ngawi. Sehingga, dapat diartikan bahwa komoditas padi,

VII72

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
kedelai, dan kangkung di Kecamatan Ngawi sudah mampu memenuhi kebutuhan
permintaan pasar dalam wilayah dan juga dapat diekspor ke luar Kecamatan Ngawi.
Komoditas pertanian yang tergolong pada klasifikasi non basis ialah komoditas
jagung, kacang tanah, bayam, terong, tomat, dan cabe rawit. Nilai LQ jagung sebesar
0,5762741, kacang tanah sebesar 0,6858507, bayam sebesar 0,8859482, terong sebesar
0,2173994, tomat sebesar 0,2126778 dan cabe rawit sebesar 0,1351362. Komoditas
jagung, kacang tanah, bayam, terong, tomat, dan cabe rawit di Kecamatan Ngawi
termasuk dalam klasifikasi non basis, sehingga komoditas tersebut tidak dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat Kecamatan Ngawi sehingga perlu adanya pasokan
dari luar Kecamatan Ngawi.
B Perkebunan
Berikut merupakan tabel analisis LQ produktivitas komoditas perkebunan di
Kecamatan Ngawi terhadap produktivitas komoditas pertanian Kabupaten Ngawi:
Tabel 7. 36 LQ Sektor Perkebunan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Nama Komoditas
Kecamatan Ngawi
Mangga
4458
Jeruk
390
Pepaya
146
Pisang
1401
Belimbing
12
Melon
22804
Nangka
557
Sirsak
105
Tebu
4030
Tembakau
36,35
TOTAL
33939,35
Sumber: Hasil Analisis, 2016

Kabupaten Ngawi
138471
3485
31240
157972
1967
147887
22857
830
47520,36
2331,37
554560,7

LQ
0,5260498
1,8285524
0,0763638
0,1449118
0,0996833
2,5195711
0,3981819
2,0670777
1,3857054
0,2547644

Keterangan
Non Basis
Basis
Non Basis
Non Basis
Non Basis
Basis
Non Basis
Basis
Basis
Non Basis

Berdasarkan Tabel dapat diketahui perhitungan LQ di berbagai komoditas sektor


perkebunan Kecamatan Ngawi. Sektor basis di Kecamatan Ngawi ialah komoditas
jeruk, melon, sirsak dan tebu yang mana nilai LQ komoditas jeruk adalah 1,8285524,
melon sebesar 2,5195711, sirsak sebesar 2,0670777 dan tebu sebesar 1,3857054,
sehingga termasuk pada kriteria nilai LQ > 1, dan dapat diartikan bahwa komoditas
jeruk, melon, sirsak dan tebu

merupakan komoditas basis di Kecamatan Ngawi.

Sehingga, dapat diartikan bahwa komoditas jeruk, melon, sirsak dan tebu di Kecamatan
Ngawi sudah mampu memenuhi kebutuhan permintaan pasar dalam wilayah dan juga
dapat diekspor ke luar Kecamatan Ngawi.

VII73

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Komoditas perkebunan yang tergolong pada klasifikasi non basis ialah
komoditas mangga, pepaya, pisang, belimbing, nangka dan tembakau. Nilai LQ mangga
sebesar 0,5260498, pepaya sebesar 0,0763638, pisang sebesar 0,1449118, belimbing
sebesar 0,0996833, nangka sebesar 0,3981819 dan tembakau sebesar 0,2547644.
Komoditas mangga, pepaya, pisang, belimbing, nangka dan tembakau di Kecamatan
Ngawi termasuk dalam klasifikasi non basis, sehingga komoditas tersebut tidak dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat Kecamatan Ngawi sehingga perlu adanya pasokan
dari luar Kecamatan Ngawi.
C Peternakan
Berikut merupakan tabel analisis LQ produktivitas komoditas peternakan di
Kecamatan Ngawi terhadap produktivitas komoditas pertanian Kabupaten Ngawi:
Tabel 7. 37 LQ Sektor Peternakan
No
1
2
3
4
5
6
7
8

Nama Komoditas
Kecamatan Ngawi
Sapi
6892
Kerbau
10
Kuda
2
Kambing
1629
Domba
2148
Ayam Buras
17521
Ayam Broiler
17250
Itik
4250
TOTAL
49702
Sumber: Hasil Analisis, 2016

Kabupaten Ngawi
81373
1389
70
78543
39576
598744
259792
64902
1124389

LQ
1,9160536
0,1628698
0,6463603
0,4691982
1,2278494
0,6620037
1,5021249
1,4814042

Keterangan
Basis
Non Basis
Non Basis
Non Basis
Basis
Non Basis
Basis
Basis
Non Basis

Berdasarkan Tabel dapat diketahui perhitungan LQ di berbagai komoditas sektor


perkebunan Kecamatan Ngawi. Sektor basis di Kecamatan Ngawi ialah komoditas sapi,
domba, ayam broiler dan itik yang mana nilai LQ komoditas sapi adalah 1,9160536,
domba sebesar 1,2278494, ayam broiler sebesar 1,5021249 dan itik sebesar 1,4814042,
sehingga termasuk pada kriteria nilai LQ > 1, dan dapat diartikan bahwa komoditas
sapi, domba, ayam broiler dan itik merupakan komoditas basis di Kecamatan Ngawi.
Sehingga, dapat diartikan bahwa komoditas sapi, domba, ayam broiler dan itik di
Kecamatan Ngawi sudah mampu memenuhi kebutuhan permintaan pasar dalam wilayah
dan juga dapat diekspor ke luar Kecamatan Ngawi.
Komoditas peternakan yang tergolong pada klasifikasi non basis ialah komoditas
kerbau, kuda, kambing dan ayam buras. Nilai LQ kerbau sebesar 0,1628698 , kuda
sebesar 0,6463603, kambing sebesar 0,4691982 dan ayam buras sebesar 0,6620037.
Komoditas kerbau, kuda, kambing dan ayam buras di Kecamatan Ngawi termasuk

VII74

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
dalam klasifikasi non basis, sehingga komoditas tersebut tidak dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat Kecamatan Ngawi sehingga perlu adanya pasokan dari luar
Kecamatan Ngawi.
7.9

Permukiman dan Jaringan Sarana dan Prasarana

7.9.1

Permukiman
Permukiman ialah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik

yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaaan yang berfungsi sebagai lingkungan
tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung
perikehidupan dan penghidupan sedangkan perumahan adalah kelompok rumah yang
berfungsi sebagai lingungkan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi
dengan prasarana dan sarana lingkungan menurut SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara
Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan. Perumahan merupakan salah satu
guna lahan yang berdada di Kecamatan Ngawi, selain perumahan Kecamatan Ngawi
memiliki fasislitas penunjang untuk mendukung kegiatan masyarakat di Kecamatan
Ngawi sepertin perdagangan, industri, jasa, pemerintahan, kesehatan, peribadatan, ruang
terbuka hijau atau non hijau dan pariwisata.
A.

Pola Permukiman
Pola permukiman yang berada di Kecamatan Ngawi memiliki dua jenis pola

permukiman yaitu pola linier dan pola grid. Pola linear adalah permukiman yang
mengikuti jalan, alur sungai, garis pantai dan mengikuti rel kereta api. Sedangkan pola
grid merupakan pola yang mempunyai blok-blok dengan jalan-jalan yang paralel. Pola
yang mendominasi di Kecamatan Ngawi ialah linear mengikuti jalan. Berikut
merupakan pola permukiman di BWP Kecamatan Ngawi:
Tabel 7. 38 Pola Permukiman di BWP Kecamatan Ngawi
Desa/Kelurahan
Ketanggi
Karang Tengah
Pelem
Margomulyo
Beran
Jururejo
Grudo
Watualang
Karangasri
Ngawi Purba

VII75

Pola Permukiman

Grid
Grid
Grid
Grid dan Linear
Grid dan Linear
Grid dan Linear
Grid dan Linear
Linear
Grid dan Linear
Linear
Sumber: Survei Primer, 2016

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI

VII76

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Peta 6.34 Peta Pola Permukiman

VII77

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Peta 6.35 Peta Kepadatan Permukiman

VII78

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
B.

Tingkat Kepadatan Bangunan Permukiman


Tingkat kepadatan bangunan pada suatu wilayah dapat diidentifikasi melalui

perbandingan luas lahan terbangun dengan luas lahan keseluruhan dari suatu wilayah
atau kawasan. Nilai kepadatan bangunan akan berpengaruh pada perkembangan dan
pengembangan suatu kawasan apabila tidak sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan. Penetapan standar kepadatan bangunan telah diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pelaksanaan UU No. 28 Tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung. Klasifikasi kepadatan bangunan menurut peraturan tersebut terdiri
dari :
1. Klasifikasi kepadatan bangunan rendah, memiliki presentase luas lahan
terbangun kurang dari 30% dari luas wilayah.
2. Klasifikasi kepadatan bangunan sedang, memiliki presentase luas lahan
terbangun 30% hingga 60% dari luas wilayah.
3. Klasifikasi kepadatan bangunan tinggi, memiliki presentase luas lahan
terbangun lebih dari 60% dari luas wilayah.
Berikut merupakan analisa kepadatan bangunan di BWP Kecamatan Ngawi yang
dijelaskan pada Tabel :
C.

VII79

Kondisi Perumahan

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Peta 6.36 Peta Konstruksi Rumah

VII80

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
D.

VII81

Proyeksi Kebutuhan Rumah

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Peta 6.37 Peta Proyeksi Kebutuhan Rumah

VII82

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Peta 6.38 Peta Tipe Rumah

VII83

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
E.

Analisis Amplop Ruang

7.9.2

Sarana

A.

Sarana Pendidikan
Desa

TK
1
0
6
1
0
2
2
1
1
0
14

Karangtengah
Beran
Grudo
Jururejo
Karangasri
Ketanggi
Margomulyo
Ngawi Purba
Pelem
Watualang
Jumlah

Jeni
s
Sar
ana

Kelurah
an/desa

SD
1
0
4
1
1
1
2
1
1
3
15

Standar
d
Jumlah
Pendudu
k

Stand
ard
Luas
(m2)

1250

500

1600

2000

Karangt
engah
Beran
Grudo
Jururejo
TK

SD

Karanga
sri
Ketangg
i
Margom
ulyo
Ngawi
Purba
Pelem
Watuala
ng
Karangt
engah
Beran
Grudo

VII84

Sarana Pendidikan
SMP
SMA
Non-Formal
1
0
1
1
4
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
2
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
0
2
6
6
6
Kebutuhan
tahun 2016

(u Lu
Pend
nit as
uduk
)
(m2
)
150
3422
3
0
400
9743
8
0
250
5989
5
0
200
5616
4
0
150
3851
3
0
200
5055
4
0
250
6181
5
0
100
2777
2
0
1377
1
500
200
4669
4
0
400
3422
2
0
120
9743
6
00
5989
4
800

Proyeksi tahun
2020

(u Lu
Pend
nit as
uduk
)
(m2
)
150
3437
3
0
400
9745
8
0
250
6087
5
0
200
5740
4
0
150
3789
3
0
200
5077
4
0
250
6282
5
0
100
2317
2
0
1399
1
500
200
4745
4
0
400
3437
2
0
120
9745
6
00
6087
4
800

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Jumlah
4
5
12
2
2
6
5
2
3
6
47

Proyeksi tahun
2025

(u Lu
Pend
nit as
uduk
)
(m2
)
150
3477
3
0
400
9750
8
0
250
6340
5
0
200
6064
4
0
150
3638
3
0
200
5134
4
0
250
6541
5
0
100
2422
2
0
1457
1
500
200
4941
4
0
400
3477
2
0
120
9750
6
00
6340
4
800

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI

Jeni
s
Sar
ana

Kebutuhan
tahun 2016

(u Lu
Pend
nit as
uduk
)
(m2
)
0
800
5616
4
0
400
3851
2
0
600
5055
3
0
800
6181
4
0
200
2777
2
0
200
1377
1
0

Proyeksi tahun
2020

(u Lu
Pend
nit as
uduk
)
(m2
)
0
800
5740
4
0
400
3789
2
0
600
5077
3
0
800
6282
4
0
200
2317
1
0
200
1399
1
0

Proyeksi tahun
2025

(u Lu
Pend
nit as
uduk
)
(m2
)
0
800
6064
4
0
400
3638
2
0
600
5134
3
0
800
6541
4
0
400
2422
2
0
200
1457
1
0

4669

4745

4941

3422

3437

Beran

9743

9745

Grudo

5989

6087

Jururejo

5616

5740

3851

3789

5055

5077

6181

6282

2777

2317

2422

1377

1399

1457

4669

4745

3422

3437

Beran

9743

9745

Grudo

5989

6087

Jururejo

5616

5740

Karanga

3851

3789

0
900
0
125
00
250
00
125
00
125
00
125

Kelurah
an/desa

Standar
d
Jumlah
Pendudu
k

Stand
ard
Luas
(m2)

Jururejo
Karanga
sri
Ketangg
i
Margom
ulyo
Ngawi
Purba
Pelem
Watuala
ng
Karangt
engah

SM
P

SM
A

Karanga
sri
Ketangg
i
Margom
ulyo
Ngawi
Purba
Pelem
Watuala
ng
Karangt
engah

VII85

4800

4800

9000

12500

900
0
180
00
900
0
900
0
900
0
900
0
900
0
900
0
0
900
0
125
00
250
00
125
00
125
00
125

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

900
0
180
00
900
0
900
0
900
0
900
0
900
0

3477
9750
6340
6064
3638
5134
6541

4941

3
1
2
1
1
1
1
1
1
0
1

3477

9750

6340

6064

3638

900
0
180
00
900
0
900
0
900
0
900
0
900
0
900
0
0
900
0
125
00
250
00
125
00
125
00
125

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI

Jeni
s
Sar
ana

Kelurah
an/desa

Standar
d
Jumlah
Pendudu
k

Stand
ard
Luas
(m2)

sri
Ketangg
i
Margom
ulyo
Ngawi
Purba
Pelem
Watuala
ng

Jenis
Saran
a

TK

SD

VII86

Kelurah
an/desa
Karangt
engah
Beran
Grudo
Jururejo
Karanga
sri
Ketangg
i
Margom
ulyo
Ngawi
Purba
Pelem
Watuala
ng
Karangt
engah
Beran
Grudo
Jururejo
Karanga
sri
Ketangg
i
Margom
ulyo
Ngawi

Standard
Jumlah
Penduduk

1250

1600

Kebutuhan
tahun 2016

(u Lu
Pend
nit as
uduk
)
(m2
)
00
125
5055
1
00
125
6181
1
00
125
2777
1
00
1377
0
0
125
4669
1
00

Standard
Luas (m2)

500

2000

Proyeksi tahun
2020

(u Lu
Pend
nit as
uduk
)
(m2
)
00
125
5077
1
00
125
6282
1
00
2317

1399

4745

0
125
00

Proyeksi tahun 2030

Pendu (un
Luas
duk
it)
(m2)

Proyeksi tahun
2025

(u Lu
Pend
nit as
uduk
)
(m2
)
00
125
5134
1
00
125
6541
1
00
125
2422
1
00
1457
0
0
125
4941
1
00

Proyeksi tahun 2035

Pendu (un
Luas
duk
it)
(m2)

3539

1500

3626

9756
6753
6604

8
5
5

4000
2500
2500

9766
7358
7415

3416

1500

3135

5223

2000

5347

6967

3000

7590

2594

1000

2848

1551

500

1688

5263

2000

5733

3539

4000

3626

9756
6753
6604

6
4
4

12000
8000
8000

9766
7358
7415

3416

4000

3135

5223

6000

5347

6967

8000

7590

2594

4000

2848

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

3
8
6
6

1500
4000
3000
3000

1500

2000

3000

2
1

1000
500

2500

2
6
5
5

4000
12000
10000
10000

4000

6000

5
2

10000
4000

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI

Jenis
Saran
a

SMP

SMA

VII87

Kelurah
an/desa
Purba
Pelem
Watuala
ng
Karangt
engah
Beran
Grudo
Jururejo
Karanga
sri
Ketangg
i
Margom
ulyo
Ngawi
Purba
Pelem
Watuala
ng
Karangt
engah
Beran
Grudo
Jururejo
Karanga
sri
Ketangg
i
Margom
ulyo
Ngawi
Purba
Pelem
Watuala
ng

Standard
Jumlah
Penduduk

4800

4800

Standard
Luas (m2)

9000

12500

Proyeksi tahun 2030

Pendu (un
Luas
duk
it)
(m2)

Proyeksi tahun 2035

Pendu (un
Luas
duk
it)
(m2)

1551

2000

1688

5263

6000

5733

3539

9000

3626

9756
6753
6604

2
1
1

18000
9000
9000

9766
7358
7415

3416

9000

3135

5223

9000

5347

6967

9000

7590

2594

9000

2848

1551

1688

5263

9000

5733

3539

12500

3626

9756
6753
6604

2
1
1

25000
12500
12500

9766
7358
7415

3416

12500

3135

5223

12500

5347

6967

12500

7590

2594

12500

2848

1551

1688

5263

12500

5733

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2000

8000

1
2
2
2

9000
18000
18000
18000

9000

9000

18000

1
0

9000
0

9000

1
2
2
2

12500
25000
25000
25000

12500

12500

25000

1
0

12500
0

12500

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
A.

Sarana Kesehatan
Sarana Kesehatan
Desa
Karangtengah
Beran
Grudo
Jururejo
Karangasri
Ketanggi
Margomulyo
Ngawi Purba
Pelem
Watualang
Jumlah
Jenis Sarana

Puskesmas
Pembantu

Praktek Dokter

Klinik/Klinik
Bersalin

Apotik

Puskesma
s
Pembantu
1
1
2
0
0
0
0
1
0
1
6
Kelurahan/desa
Karangtengah
Beran
Grudo
Jururejo
Karangasri
Ketanggi
Margomulyo
Ngawi Purba
Pelem
Watualang
Karangtengah
Beran
Grudo
Jururejo
Karangasri
Ketanggi
Margomulyo
Ngawi Purba
Pelem
Watualang
Karangtengah
Beran
Grudo
Jururejo
Karangasri
Ketanggi
Margomulyo
Ngawi Purba
Pelem
Watualang
Karangtengah
Beran
Grudo
Jururejo

Praktek
Dokter

Klinik
Bersalin

7
0
1
1
0
1
0
1
0
0
11

1
1
0
1
2
2
0
0
0
0
7

Standard
Jumlah
Penduduk

Standard
Luas (m2)

30000

300

5000

30000

3000

30000

250

Apotik

Rumah Sakit

0
1
4
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
5
4
Kebutuhan tahun 2016

Penduduk
(unit)
Luas
(m2)
3422
0
0
9743
0
0
5989
0
0
5616
0
0
3851
0
0
5055
0
0
6181
0
0
2777
0
0
1377
0
0
4669
0
0
3422
1
0
9743
2
0
5989
1
0
5616
1
0
3851
1
0
5055
1
0
6181
1
0
2777
1
0
1377
0
0
4669
1
0
3422
0
0
9743
0
0
5989
0
0
5616
0
0
3851
0
0
5055
0
0
6181
0
0
2777
0
0
1377
0
0
4669
0
0
3422
0
0
9743
0
0
5989
0
0
5616
0
0

Jumlah
10
6
4
3
2
3
1
2
0
2
33

Proyeksi tahun 2020

Penduduk
(unit)
3437
9745
6087
5740
3789
5077
6282
2317
1399
4745
3437
9745
6087
5740
3789
5077
6282
2317
1399
4745
3437
9745
6087
5740
3789
5077
6282
2317
1399
4745
3437
9745
6087
5740

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
2
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Karangasri
Ketanggi
Margomulyo
Ngawi Purba
Pelem
Watualang

Jenis Sarana

Puskesmas
Pembantu

Praktek
Dokter

Klinik/Klinik
Bersalin

Apotik

Kelurahan/desa
Karangtengah
Beran
Grudo
Jururejo
Karangasri
Ketanggi
Margomulyo
Ngawi Purba
Pelem
Watualang
Karangtengah
Beran
Grudo
Jururejo
Karangasri
Ketanggi
Margomulyo
Ngawi Purba
Pelem
Watualang
Karangtengah
Beran
Grudo
Jururejo
Karangasri
Ketanggi
Margomulyo
Ngawi Purba
Pelem
Watualang
Karangtengah
Beran
Grudo
Jururejo
Karangasri
Ketanggi
Margomulyo

3851
5055
6181
2777
1377
4669

Standard
Jumlah
Penduduk

Standard
Luas
(m2)

30000

300

5000

30000

3000

30000

250

0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0

Proyeksi tahun 2020

Luas
Penduduk
(unit)
(m2)
3437
9745
6087
5740
3789
5077
6282
2317
1399
4745
3539
9756
6753
6604
3416
5223
6967
2594
1551
5263
3437
9745
6087
5740
3789
5077
6282
2317
1399
4745
3437
9745
6087
5740
3789
5077
6282

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
2
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

3789
5077
6282
2317
1399
4745

0
0
0
0
0
0

Proyeksi tahun 202

Penduduk
(unit)
3477
9750
6340
6064
3638
5134
6541
2422
1457
4941
3626
9766
7358
7415
3135
5347
7590
2848
1688
5733
3626
9766
7358
7415
3135
5347
7590
2848
1688
5733
3626
9766
7358
7415
3135
5347
7590

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
2
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Ngawi Purba
Pelem
Watualang

2317
1399
4745

0
0
0

0
0
0

2848
1688
5733

0
0
0

B.

Sarana Pemerintahan dan Pelayanan Umum


Sarana Pemerintahan dan Pelayanan Umum
Sarana
Pendidikan
Karangtenga
h
Beran
Grudo
Jururejo
Karangasri
Ketanggi
Margomulyo
Ngawi Purba
Pelem
Watualang
Jumlah

Sarana
Pendidikan
Karangtenga
h
Beran
Grudo
Jururejo

Pegadaia
n

Dinas
Pendidika
n

BAPPED
A

Resime
n

PU dan
Pengaira
n dan
Energi

Pertania
n

Dinas
Keuanga
n

1
0
0
0
0
0
0
1

1
0
0
0
0
0
0
1

1
0
0
0
0
0
0
0
0
1

1
0
0
0
0
0
0
0
0
1

0
0
0
0
1
0
0
0
0
1

0
1
0
0
0
0
0
0
0
1

0
0
0
0
1
0
0
0
0
1

0
0
1
0
0
0
0
0
0
1

0
0
0
0
1
0
0
0
0
1

Kantor
Keluraha
n

KP
U

1
1
1
1
1
1
1
1
1
10

0
1
0
0
0
0
0
0
1

BKKB
N

Kooperas
i

Sarana Pemerintahan dan Pelayanan Umum


DINAS
POLRE GEDUN
KANTO
PLN PERIKANA
S
G DPR
R POS
N
0

0
0
0

0
0
0

0
0
0

0
0
0

0
0
0

Karangasri
Ketanggi
Margomulyo
Ngawi Purba
Pelem
Watualang
Jumlah

0
1
0
0
0
0
1

0
1
0
0
0
0
1

0
1
0
0
0
0
1

0
1
0
0
0
0
1

0
1
0
0
0
0
1

C.

Sarana Peribadatan
Desa
Karangtengah
Beran
Grudo
Jururejo
Karangasri
Ketanggi
Margomulyo
Ngawi Purba
Pelem
Watualang
Jumlah
Jenis Sarana

Masjid

Mushola

Masjid
1
3
1
1
3
2
3
1
1
0
16
Kelurahan/desa
Karangtengah
Beran
Grudo
Jururejo
Karangasri
Ketanggi
Margomulyo
Ngawi Purba
Pelem
Watualang
Karangtengah
Beran
Grudo
Jururejo
Karangasri
Ketanggi
Margomulyo
Ngawi Purba
Pelem
Watualang

Jenis Sarana

Kelurahan/desa

Masjid

Karangtengah
Beran
Grudo
Jururejo
Karangasri
Ketanggi
Margomulyo
Ngawi Purba
Pelem

Sarana Peribadatan
Mushola
Gereja
2
1
1
0
4
1
2
1
2
0
1
3
5
0
2
0
1
1
6
0
21
7
Standard
Jumlah
Penduduk

2500

Standard
Luas
(m2)

3600

250

100

Standard
Jumlah
Penduduk

Standard
Luas
(m2)

2500

3600

Kelenteng
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
Kebutuhan tahun 2016

Penduduk
(unit)
Luas
(m2)
3422
1
3600
9743
4
14400
5989
2
7200
5616
2
7200
3851
2
7200
5055
2
7200
6181
2
7200
2777
1
3600
1377
1
3600
4669
2
7200
3422
14
1400
9743
39
3900
5989
24
2400
5616
22
2200
3851
15
1500
5055
20
2000
6181
25
2500
2777
11
1100
1377
6
600
4669
19
1900

Jumlah

Proyeksi tahun 2020

Luas
Penduduk
(unit)
(m2)
3437
9745
6087
5740
3789
5077
6282
2317
1399

1
4
3
3
1
2
3
1
1

3600
14400
10800
10800
3600
7200
10800
3600
3600

4
4
6
4
5
6
8
3
3
6
45

Proyeksi tahun 202

Penduduk
(unit)
3437
9745
6087
5740
3789
5077
6282
2317
1399
4745
3437
9745
6087
5740
3789
5077
6282
2317
1399
4745

1
4
2
2
2
2
3
1
1
2
14
39
24
23
15
20
25
9
6
19

Proyeksi tahun 202

Penduduk
(unit)
3477
9750
6340
6064
3638
5134
6541
2422
1457

1
4
3
3
1
2
3
1
1

Mushola

D.

Watualang
Karangtengah
Beran
Grudo
Jururejo
Karangasri
Ketanggi
Margomulyo
Ngawi Purba
Pelem
Watualang

250

100

4745
3539
9756
6753
6604
3416
5223
6967
2594
1551
5263

2
14
39
27
26
14
21
28
10
6
21

7200
1400
3900
2700
2600
1400
2100
2800
1000
600
2100

4941
3626
9766
7358
7415
3135
5347
7590
2848
1688
5733

2
15
39
29
30
13
21
30
11
7
23

Sarana RTH dan Olahraga


Desa
Karangtengah
Beran
Grudo
Jururejo
Karangasri
Ketanggi
Margomulyo
Ngawi Purba
Pelem
Watualang
Jumlah

Jenis Sarana

Lapangan

Taman

Lapangan
0
0
1
0
0
1
0
1
0
0
3

Kelurahan/desa
Karangtengah
Beran
Grudo
Jururejo
Karangasri
Ketanggi
Margomulyo
Ngawi Purba
Pelem
Watualang
Karangtengah
Beran
Grudo
Jururejo
Karangasri
Ketanggi
Margomulyo
Ngawi Purba
Pelem
Watualang

Sarana RTH dan Olahraga


Taman
Stadion
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
3
1
Standard
Jumlah
Penduduk

12000

1250

Standard
Luas
( m2/jiwa
)

GOR
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1

Kebutuhan tahun 2016

Penduduk
(unit)
Luas
(m2)
3422
3422
9743
9743
5989
5989
5616
5616
3851
3851
5055
5055
6181
6181
2777
2777
1377
1377
4669
4669
3422
1400
9743
3900
5989
2400
5616
2200
3851
1500
5055
2000
6181
2500
2777
1100
1377
600
4669
1900

Jumlah
1
2
1
0
0
2
0
2
0
0
8

Proyeksi tahun 202

Penduduk
(unit)
3437
9745
6087
5740
3789
5077
6282
2317
1399
4745
3437
9745
6087
5740
3789
5077
6282
2317
1399
4745

1
4
2
2
2
2
3
1
1
2
14
39
24
23
15
20
25
9
6
19

Jenis Sarana

Lapangan

Taman

Kelurahan/desa
Karangtengah
Beran
Grudo
Jururejo
Karangasri
Ketanggi
Margomulyo
Ngawi Purba
Pelem
Watualang
Karangtengah
Beran
Grudo
Jururejo
Karangasri
Ketanggi
Margomulyo
Ngawi Purba
Pelem
Watualang

Standard
Jumlah
Penduduk

Standard
Luas
(m2)

2500

3600

250

100

Proyeksi tahun 2020

Luas
Penduduk
(unit)
(m2)
3437
9745
6087
5740
3789
5077
6282
2317
1399
4745
3539
9756
6753
6604
3416
5223
6967
2594
1551
5263

3437
9745
6087
5740
3789
5077
6282
2317
1399
4745
3539
9756
6753
6604
3416
5223
6967
2594
1551
5263

Proyeksi tahun 202

Penduduk
(unit)
3477
9750
6340
6064
3638
5134
6541
2422
1457
4941
3626
9766
7358
7415
3135
5347
7590
2848
1688
5733

E.

Sarana Perdagangan dan Jasa


Sarana Perdagangan dan Jasa
Desa
Karangtengah
Beran
Grudo
Jururejo
Karangasri
Ketanggi
Margomulyo
Ngawi Purba
Pelem
Watualang
Jumlah
Jenis Sarana

Warung/Toko

Pertokoan

Warung/T
oko
85
88
150
77
70
185
183
91
26
38
993

Pertokoan

Pasar

0
6
7
0
0
0
0
0
0
0
13

1
1
1
1
0
1
0
1
0
0
6

Kelurahan/desa
Karangtengah
Beran
Grudo
Jururejo
Karangasri
Ketanggi
Margomulyo
Ngawi Purba
Pelem
Watualang
Karangtengah
Beran
Grudo
Jururejo
Karangasri
Ketanggi
Margomulyo
Ngawi Purba
Pelem
Watualang

Jenis Sarana

Kelurahan/desa

Warung/Toko

Karangtengah
Beran
Grudo
Jururejo
Karangasri
Ketanggi
Margomulyo
Ngawi Purba

Jasa

Standard
Jumlah
Penduduk

Standard
Luas (m2)

250

100

6000

3000

Standard
Jumlah
Penduduk

Standard
Luas (m2)

2500

3600

Jumlah

5
91
36
131
2
160
1
79
1
71
15
201
21
204
0
92
3
29
16
54
100
1112
Kebutuhan tahun 2016
Proyeksi tahun 20

Penduduk
(unit)
Luas
Penduduk
(unit)
(m2)
3422
14
1400
3437
14
9743
39
3900
9745
39
5989
24
2400
6087
24
5616
22
2200
5740
23
3851
15
1500
3789
15
5055
20
2000
5077
20
6181
25
2500
6282
25
2777
11
1100
2317
9
1377
6
600
1399
6
4669
19
1900
4745
19
3422
1
3000
3437
1
9743
2
6000
9745
2
5989
1
3000
6087
1
5616
1
3000
5740
1
3851
1
3000
3789
1
5055
1
3000
5077
1
6181
1
3000
6282
1
2777
0
0
2317
0
1377
0
0
1399
0
4669
1
3000
4745
1
Proyeksi tahun 2020

Penduduk
(unit) Luas
(m2)
3437
14
1400
9745
39
3900
6087
27
2700
5740
26
2600
3789
14
1400
5077
21
2100
6282
28
2800
2317
10
1000

Proyeksi tahun 20

Penduduk
(unit)
3477
9750
6340
6064
3638
5134
6541
2422

15
39
29
30
13
21
30
11

Pelem
Watualang
Karangtengah
Beran
Grudo
Jururejo
Karangasri
Ketanggi
Margomulyo
Ngawi Purba
Pelem
Watualang

Taman

F.

250

6
21
1
2
1
1
1
1
1
0
0
1

600
2100
3000
6000
3000
3000
3000
3000
3000
0
0
3000

1457
4941
3626
9766
7358
7415
3135
5347
7590
2848
1688
5733

Sarana Kebudayaan dan Rekreasi


Sarana Kebudayaan dan Rekreasi
Wisata
Balai Pertemuan
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
2
0
1
0
1
1
1
0
1
2
11

Desa
Karangtengah
Beran
Grudo
Jururejo
Karangasri
Ketanggi
Margomulyo
Ngawi Purba
Pelem
Watualang
Jumlah

G.

100

1399
4745
3539
9756
6753
6604
3416
5223
6967
2594
1551
5263

Sarana Industri dan Pergudangan


Desa
Karangtengah
Beran
Grudo
Jururejo
Karangasri
Ketanggi
Margomulyo
Ngawi Purba
Pelem
Watualang
Jumlah

Gudang
2
2
5
1
0
0
0
0
0
5
15

Sarana Industri dan Pergudangan


Kecap
Pasir
Kayu
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1

Jumlah
Tempe
0
0
0
0
0
0
0
4
0
0
4

3
2
7
1
0
0
0
4
0
5
21

7
23
1
2
1
1
1
1
1
0
0
1

H.

Sarana Keamanan
Desa
Karangtengah
Beran
Grudo
Jururejo
Karangasri
Ketanggi
Margomulyo
Ngawi Purba
Pelem
Watualang
Jumlah

I.

Sarana Keamanan
Pos Keamanan
0
0
11
2
3
1
0
8
2
3
26

Sarana Pemakaman
Desa
Karangtengah
Beran
Grudo
Jururejo
Karangasri
Ketanggi
Margomulyo
Ngawi Purba
Pelem
Watualang
Jumlah

B.

Sarana Kesehatan

C.

Sarana Pemerintahan dan Pelayanan Umum

D.

Sarana Peribadatan

E.

Sarana RTH dan Olahraga

F.

Sarana Perdagangan dan Jasa

G.

Sarana Kebudayaan dan Rekreasi

H.

Sarana Industri dan Pergudangan

I.

Sarana Keamanan

J.

Sarana Pemakaman

Sarana Keamanan
Pos Keamanan
1
6
0
3
0
1
0
8
2
3
26

Peta 6.39 Peta Persebaran Sarana

Peta 6.40 Peta Skala Pelayanan Sarana

7.9.3

Prasarana

A.

Jaringan Air Bersih


Sistem penyediaan air bersih di Kecamatan Ngawi terdiri dari sistem sumber,

transmisi dan distribusi. Sumber air bersih yang digunakan masyarakat Kecamatan Ngawi
berasal sumur dan dari PDAM. PDAM unit Ngawi melayani kebutuhan air bersih di 12 Desa
dari 16 Desa di Kecamatan Ngawi termasuk ke sepuluh bagian wilayah perkotaan di
Kecamatan Ngawi. Sumber air yang digunakan PDAM unit Kecamatan Ngawi berasal dari 5
unit sumur bor dan 1 sumber air. Dari 6 unit sumur bor 2 diantaranya berada di Desa Beran
yaitu sumur bor Beran I dan sumur bor Beran II. Selain itu 2 unit sumur bor lainnya berada
di Desa Krangsari yaitu sumur bor Karangsari I dan sumur bor Karangsari II. Untuk sumur
bor yang kelima terletak di Desa Jururejo yaitu sumur bor Jururejo . Adapun satu-satunya
sumber air yang terdapat di Kecamatan Ngawi berada di Desa Karangtengah Prandon yaitu
sumber Ngudal. Berikut merupakan tabel sumber air baku dan kapasitas produksi PDAM unit
Kecamatan Ngawi.
Tabel 7. 39 Sumber Air Baku dan Kapasitas Produksi PDAM Unit
No.
1
2
3
4
5
6

Lokasi Sumber Air

Kapasitas Terpasang

Kapasitas Produksi

(Liter/detik)
35
35
30
40
40
20

(Liter/detik)
25
25
15
30
25
10

Sumur Bor Beran I


Sumur Bor Beran II
Sumur Bor Karangsari I
Sumur Bor Karangsari II
Sumur Bor Jururejo
Mata Air Ngudal
Sumber:

Jaringan perpipaan distribusi Kecamatan Ngawi terdiri dari pipa distribusi utama
berdiamter 300 mm, 200 mm, pipa distribusi sekunder berdiamter 150 mm, 100 mm serta
pipa distribusi tersier berdiameter 75 mm dan 50 mm. Pemenuhan kebutuhan air bersih
masyarakat Kecamatan Ngawi sebagian besar menggunakan air sumur yang terdapat di
rumah masing-masing serta jaringan PDAM.
Berdasarkan hasil survei penggunaan sumber air bersih BWP Kecamatan Ngawi
didominasi oleh penggunaan sumur dibandingkan penggunaan PDAM dikarenakan
masyarakat merasa bahwa ketersediaan air sumur masih dapat memenuhi kebutuhan air
bersih dan kualitasnya tidak jauh berbeda dengan air PDAM. Kualitas air sumur maupun air
PDAM di BWP Kecamatan Ngawi berdasarkan hasil survei yaitu tidak berbau, tidak berasa
serta tidak berwarna. Akan tetapi penggunaan air sumur secara terus-menerus tanpa adanya
pengendalian dan pengawasan dalam jangka panjang tentu akan mengurangi ketersediaan air
tanah dan lama-kelamaan air tanah akan habis. Kebutuhan air bersih terdiri dari dua yaitu

kebutuhan domestik atau kebutuhan rumah tangga dan kebutuhan non domestik. Berikut
merupakan perhitungan kebutuhan air Kecamatan Ngawi selama 20 tahun ke depan.
1. Kebutuhan Domestik
Kebutuhan domestik merupakan kebutuhan air bersih untuk rumah tangga yang
didasarkan pada jumlah penduduk suatu wilayah. Berkut merupakan klasifiksi
kebutuhan air bersih berdasarkan kategori kota dan jumlah penduduk.
Tabel 7. 40 Klasifikasi Kebutuhan Air Bersih
No
1

Uraian

12

Konsumsi unit sambung


rumah (SR) l/org/hr
Konsumsi unit hiran
umum (HU) l/org/hr
Konsumsi unit non
domestik l/org/hr (%)
Kehilangan air (%)
Faktor hari maksimum
Faktor jam puncak
Jumlah jwa per SR
Jumlah jiwa per HU
Sisa tekan di penyediaan
distribusi (mka)
Jam operasi
Volume reservoir (% max
day demand)
SR : HR

13

Cakupan pelayanan (%)

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Kategori Kota Berdasarkan Jumlah Jiwa


500 ribu100-500
20-100
>1.000.000
1 juta
ribu
ribu
Metro
Besar
Sedang
Kecil

*)
90

< 20
ribu
Desa

190

170

130

100

80

30

30

30

30

30

20-30

20-30

20-30

20-30

20-30

20-30
1,15
1,5
5
100

20-30
1,15
1,5
5
100

20-30
1,15
1,5
5
100

20-30
1,15
1,5
5
100

20-30
1,15
1,5
5
100

10

10

10

10

10

24

24

24

24

24

20

20

20

20

20

50:50-80:20

50:5080:20

80:20

70:30

70:30

90

90

90

**) 70

90

90

90

**)
70

Sumber: Dijen Cipta Karya, 2000

*) 60% perpipaan, 30% non perpipaan


**) 25% perpipaan, 45% non perpipaan
Berdasarkan klasifikasi kebutuhan air bersih tersebut, Kecamatan Ngawi termasuk dalam
kategori kota kecil dengan jumlah penduduk antara 20 ribu sampa 100 ribu jiwa dengan
kebutuhan domestik atau konsumsi unit sambungan rumah tiap orang per hari per liternya
yaitu 100 liter/orang/hari.
2. Kebutuhan Non Domestik
Kebutuhan non domestik merupakan kebutuhan air di luar kebutuhan rumah tangga
diantaranya untuk kebutuhan industri, usaha-usaha komersil, perkaantoran, sekolah,
rumah sakit, tempat ibadah dan lain-lain. Berikut merupakan standar kebutuhan non
domestik.
a. Fasilitas umum = 15% x kebutuhan domestik
b. Kantor = 15% x kebutuhan domestik
c. Komersial = 20% x kebutuhan domestik

d. Industri = 10% x kebutuhan domestik

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Tabel 7. 41 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih BWP Kecamatan Ngawi tahun 2016
Kelurahan/Des
a

Pendudu
k

Kebutuhan
Domestik
(100xpenduduk)

Beran

9743

974300

Jururejo
Watualang
Grudo
Margomulyo
Karang Tengah
Pelem
Ketanggi
Karangsari
Ngawi Purba

5616
4669
5989
6181
3422
1377
5055
3851
2277

561600
466900
598900
618100
342200
137700
505500
385100
227700

Total

48180

4818000

Non Domestik
Fasum
14614
5
84240
70035
89835
92715
51330
20655
75825
57765
34155
72270
0

Kehilangan
Air

Keb.
Total

Keb.
Rata-rata
harian

Keb.
Maksimum
per hari

Kanto
r

Komersia
l

Industr
i

146145

194860

97430

584580

1558880

1558880

15588800

17147680

84240
70035
89835
92715
51330
20655
75825
57765
34155

112320
93380
119780
123620
68440
27540
101100
77020
45540

56160
46690
59890
61810
34220
13770
50550
38510
22770

336960
280140
359340
370860
205320
82620
303300
231060
136620

898560
747040
958240
988960
547520
220320
808800
616160
364320

898560
747040
958240
988960
547520
220320
808800
616160
364320

8985600
7470400
9582400
9889600
5475200
2203200
8088000
6161600
3643200

9884160
8217440
10540640
10878560
6022720
2423520
8896800
6777760
4007520

722700

963600

481800

2890800

7708800

7708800

77088000

84796800

Sumber: Hasil Analisis, 2016

VII104

Kebbutuhan
Non
Domestik

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Tabel 7. 42 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih BWP Kecamatan Ngawi tahun 2020
Kelurahan/Des
a

Pendudu
k

Kebutuhan
Domestik
(100xpenduduk)

Beran

9745

974500

Jururejo
Watualang
Grudo
Margomulyo
Karang Tengah
Pelem
Ketanggi
Karangsari
Ngawi Purba

5740
4745
6087
6282
3437
1399
5077
3789
2317

574000
474500
608700
628200
343700
139900
507700
378900
231700

Total

48618

4861800

Non Domestik
Fasum
14617
5
86100
71175
91305
94230
51555
20985
76155
56835
34755
72927
0

VII105

Kehilangan
Air

Keb.
Total

Keb.
Rata-rata
harian

Keb.
Maksimum
per hari

Kanto
r

Komersia
l

146175

194900

97450

584700

1559200

1559200

15592000

17151200

86100
71175
91305
94230
51555
20985
76155
56835
34755

114800
94900
121740
125640
68740
27980
101540
75780
46340

57400
47450
60870
62820
34370
13990
50770
37890
23170

344400
284700
365220
376920
206220
83940
304620
227340
139020

918400
759200
973920
1005120
549920
223840
812320
606240
370720

918400
759200
973920
1005120
549920
223840
812320
606240
370720

9184000
7592000
9739200
10051200
5499200
2238400
8123200
6062400
3707200

10102400
8351200
10713120
11056320
6049120
2462240
8935520
6668640
4077920

729270

972360

486180

2917080

7778880

7778880

77788800

85567680

Sumber: Hasil Analisis, 2016

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Industr
i

Kebbutuhan
Non
Domestik

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Tabel 7. 43 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih BWP Kecamatan Ngawi tahun 2025
Kelurahan/Des
a

Pendudu
k

Kebutuhan
Domestik
(100xpenduduk)

Beran

9750

975000

Jururejo
Watualang
Grudo
Margomulyo
Karang Tengah
Pelem
Ketanggi
Karangsari
Ngawi Purba

6064
4941
6340
6541
3477
1457
5134
3638
2422

606400
494100
634000
654100
347700
145700
513400
363800
242200

Total

49764

4976400

Non Domestik
Fasum
14625
0
90960
74115
95100
98115
52155
21855
77010
54570
36330
74646
0

VII106

Kehilangan
Air

Keb.
Total

Keb.
Rata-rata
harian

Keb.
Maksimum
per hari

Kanto
r

Komersia
l

146250

195000

97500

585000

1560000

1560000

15600000

17160000

90960
74115
95100
98115
52155
21855
77010
54570
36330

121280
98820
126800
130820
69540
29140
102680
72760
48440

60640
49410
63400
65410
34770
14570
51340
36380
24220

363840
296460
380400
392460
208620
87420
308040
218280
145320

970240
790560
1014400
1046560
556320
233120
821440
582080
387520

970240
790560
1014400
1046560
556320
233120
821440
582080
387520

9702400
7905600
10144000
10465600
5563200
2331200
8214400
5820800
3875200

10672640
8696160
11158400
11512160
6119520
2564320
9035840
6402880
4262720

746460

995280

497640

2985840

7962240

7962240

79622400

87584640

Sumber: Hasil Analisis, 2016

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Industr
i

Kebbutuhan
Non
Domestik

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Tabel 7. 44 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih BWP Kecamatan Ngawi tahun 2030
Kelurahan/Des
a

Pendudu
k

Kebutuhan
Domestik
(100xpenduduk)

Beran

9756

975600

Jururejo
Watualang

6604
5263

660400
526300

Grudo

6753

675300

Margomulyo

6967

696700

Karang Tengah
Pelem
Ketanggi
Karangsari
Ngawi Purba

3539
1551
5233
3416
2594

353900
155100
523300
341600
259400

Total

51676

5167600

Non Domestik
Fasum
14634
0
99060
78945
10129
5
10450
5
53085
23265
78495
51240
38910
77514
0

VII107

Kehilangan
Air

Keb.
Total

Keb.
Rata-rata
harian

Keb.
Maksimum
per hari

Kanto
r

Komersia
l

146340

195120

97560

585360

1560960

1560960

15609600

17170560

99060
78945

132080
105260

66040
52630

396240
315780

1056640
842080

1056640
842080

10566400
8420800

11623040
9262880

101295

135060

67530

405180

1080480

1080480

10804800

11885280

104505

139340

69670

418020

1114720

1114720

11147200

12261920

53085
23265
78495
51240
38910

70780
31020
104660
68320
51880

35390
15510
52330
34160
25940

212340
93060
313980
204960
155640

566240
248160
837280
546560
415040

566240
248160
837280
546560
415040

5662400
2481600
8372800
5465600
4150400

6228640
2729760
9210080
6012160
4565440

775140

1033520

516760

3100560

8268160

8268160

82681600

90949760

Sumber: Hasil Analisis, 2016

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Industr
i

Kebbutuhan
Non
Domestik

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Tabel 7. 45 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih BWP Kecamatan Ngawi tahun 2035
Kelurahan/Des
a

Pendudu
k

Kebutuhan
Domestik
(100xpenduduk)

Beran

9766

976600

Jururejo
Watualang

7415
5733

741500
573300

Grudo

7358

735800

Margomulyo

7590

759000

Karang Tengah
Pelem
Ketanggi
Karangsari
Ngawi Purba

3626
1688
5347
3135
2848

362600
168800
534700
313500
284800

Total

54506

5450600

Non Domestik
Fasum
14649
0
111225
85995
11037
0
11385
0
54390
25320
80205
47025
42720
81759
0

Kanto
r

Kehilangan
Air

Keb.
Total

Keb. Ratarata
harian

Keb.
Maksimum
per hari

Komersia
l

Industr
i

146490

195320

97660

585960

1562560

1562560

15625600

17188160

111225
85995

148300
114660

74150
57330

444900
343980

1186400
917280

1186400
917280

11864000
9172800

13050400
10090080

110370

147160

73580

441480

1177280

1177280

11772800

12950080

113850

151800

75900

455400

1214400

1214400

12144000

13358400

54390
25320
80205
47025
42720

72520
33760
106940
62700
56960

36260
16880
53470
31350
28480

217560
101280
320820
188100
170880

580160
270080
855520
501600
455680

580160
270080
855520
501600
455680

5801600
2700800
8555200
5016000
4556800

6381760
2970880
9410720
5517600
5012480

817590

1090120

545060

3270360

8720960

8720960

87209600

95930560

Sumber: Hasil Analisis, 2016

VII108

Kebutuhan
Non
Domestik

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Berdasarkan hasil proyeksi kebutuhan air bersih selama 20 tahun ke depan pada
desa-desa di Kecamatan Ngawi dapat diketahui bahwa kebutuhan akan air bersih
masyarakat terus mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan jumlah penduduk untuk
proyeksi 20 tahun ke depan yang juga mengalami kenaikan. Dengan melihat proyeksi di
atas masyarakat tetap diarahkan untuk menggunakan PDAM untuk mengurangi
penggunaan air tanah berupa sumur pribadi milik masyarakat yang mana
penggunaannya dalam jangka waktu lama tanpa ada pengawasan dapat mengurangi
keberadaan air tanah.

VII10
9

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Peta 6.55 Peta Pengguna Air Bersih dan jaringan PDAM

VII11
0

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Peta 6.56 Peta Proyeksi Kebutuhan Air Bersih

VII11
1

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
B.

Jaringan Persampahan
1. Sampah domestik
a. Sistem persampahan
Sistem persampahan di wilayah BWP Kecamatan Ngawi secara umum
dilihat dari aspek pewadahan, pemilahan, pengangkutan, pemrosesan akhir.
Jenis persampahan dibagi menjadi sampah domestik dan sampah non
domestik. Berdasarkan kondisi ekisting di wilayah BWP Kecamatan Ngawi
persampahan secara umum belum dikategorikan baik untuk pewadahan
sampah didominasi oleh wadah semi permanen yaitu karet ban, rata-rata
masih belum terdapat pemilahan sampah, sampah organik dan anorganik
masih tercampur, pengelolaan sampah terdapat dua macam yaitu sampah
dibuang melalui TPS dan sampah langsung dibakar maupun dibuang ke
sungai, untuk TPS sudah tersebar pada setiap kelurahan. Sampah dari TPS
masing-masing kelurahan selanjutnya diangkut menuju ke TPA Selopuro
yang berada di Kecamatan Pitu.
b. Proyeksi timbulan sampah
Perhitungan proyeksi timbulan sampah menurut SNI 32-3264-2004 untuk
standar sampah perkotaan sebesar 2,5 Liter/Orang/Hari, karena Kecamatan
Ngawi termasuk dalam perkotaan kecil yaitu dengan jumlah penduduk
kurang dari 100.000 jiwa. Analisis proyeksi timbulan sampah akan
diperhitungkan

tiap

BWP

di

Kecamatan

Ngawi

pada

tahun

2016,2020,2025,2030, dan tahun 2035. Beban timbulan sampah dihitung


dengan menggunakan rumus :
Beban timbulan sampah = Jumlah penduduk x Timbulan sampah

Berikut merupakan perhitungan proyeksi beban timbulan sampah

VII11
2

Tahun

Jumlah
penduduk

2016
2020
2025
2030
2035

72894
73163
73839
74905
76375

Timbulan
sampah
(Liter)
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5

Tingkat
pelayanan

Timbulan
sampah

100
100
100
100
100

182235
182907,5
184597,5
187262,5
190937,5

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

(7- 0)

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Total
Sumber: Hasil Analisis 2016

927940

Berdasarkan tabel perhitungan proyeksi beban timbulan sampah dapat


diketahui bahwa jumlah timbulan sampah setiap periode dari tahun
2016,2020,2025,2030,2035 mengalami peningkatan karena berkaitan
dengan meningkatnya jumlah penduduk. Pada tahun 2016 beban timbulan
sampah sebesar 182235, tahun 2020 sebesar 182907,5, tahun 2025 sebesar
184597,5, tahun 2030 sebesar 187262,5 dan pada tahun 2035 sebesar
190937,5.
c. Proyeksi prasarana persampahan
d. Pengangkutan sampah
Pengangkutan sampah di Kecamatan Ngawi sampah diambil dari sumber
oleh petugas kebersihan menuju ke TPS dengan menggunkan gerobak
motor. Selanjutnya sampah dari TPS diangkut menuju TPA Selopuro yang
terletak di Kecamatan Pitu dengan menggunkan arm roll truck. Alur
pengangkutan sampah yang ada di wilayah BWP Kecamatan Ngawi terbagi
menjadi 2 yaitu pengangkutan dari TPS, Pengolahan individu yang
dilakukan oleh warga:
1) Sistem pengangkutan sampah dari TPS
Sumber

TPS

Pengangkutan
oleh arm roll
truck

TPA
Selopuro

Pengangkutan sampah dari TPS yang ada di Kecamatan Ngawi ke TPA


Selopuro dilakukan ritasi sebanyak 1 kali dalam sehari yaitu pagi dan sore.

VII11
3

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI

Gambar 7. 4 Gerobak Sampah di Kelurahan Margomulyo


Sumber: Hasil Survei, 2016

2) Sistem pengolahan secara individu oleh masyarakat dengan cara dibakar


Sampah
rumah

Sampah
dibakar

Pengolahan sampah secara individu oleh masyarakat diolah dengan cara


dibakar terdapat di wilayah BWP Desa Ngawi Purba, Grudo dan
Jururejo, sehingga dapat disimpulkan bahwa masih belum semua wilayah
BWP di Kecamatan Ngawi terlayani oleh petugas kebersihan dan sampah
tidak terangkut ke TPA.
3) Pengelolaan dan Pemilahan Sampah
Berdasarkan kondisi eksisting di wilayah BWP Kecamatan Ngawi ratarata belum terdapat adanya pemilahan sampah, pemilahan sampah
terdapat di Kelurahan Ketanggi. Sampah dari rumah tangga cenderung
masih bercampur anatara sampah organik maupun anorganik.
Pengelolaan sampah di wilayah BWP Kecamatan Ngawi belum terdapat
warga yang mengolah sampah. Dominasi masyarakat masih membuang
sampah tanpa adanya pengelolaan terlebih dahulu.
4) Pemrosesan Akhir

VII11
4

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Sampah yang terdapat di Kecamatan Ngawi setelah ditampung pada TPS
yang ada pada tiap kelurahan selanjutnya dibawa menuju TPA, terdapat
satu TPA di Kabupaten Ngawi yaitu TPA Selopuro yang terdapat di
Kecamatan Pitu. TPA Selopuro menggunakan sistem controlled landfill
dengan dilengkapi pipa instalasi gas methan yang beroperasi mulai tahun
2016, selain pipa instalasi yang digunakan untuk menampung gas
methan, terdapat pengolahan composting, hasil dari pengolahan secara
composting, digunkan untuk pupuk pertamanan di wilayah Kabupaten
Ngawi.

Gambar 7. 5 Sistem Pengolahan Control Landfill di TPA Selopuro


Sumber: Hasil Survei, 2016

2. Sampah non domestik


a) Pewadahan
Sampah medis yang dihasilkan oleh sarana kesehatan antara lain RSUD
Dr.Soeroto, Rumah sakit widodo, Rumah sakit attin. Pada setiap rumah
sakit terdapat pewadahan yaitu semi permanen untuk sampah non medis,
untuk pewadahan sampah medis menggunakan wadah non permanen
plastik.

VII11
5

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI

Gambar 7. 6 Sistem Pengolahan Control Landfill di TPA Selopuro


Sumber: Hasil Survei, 2016

b) Pemilahan dan pegelolaan


Pemilahan sampah sarana belum memilah sampah antara sampah organik
maupun non organik, sedangkan medis pada setiap sarana kesehatan
yaitu terdapat pemilahan antara sampah organik non organik dengan
pemilahan sampah medis. Pengelolaan sampah di RSUD terdapat TPS
untuk sampah organik dan non organik, untuk sampah medis langsung
diolah dengan menggunakan alat insenerator yang berada pada RSUD,
untuk RS widodo dan attin insenerator terdapat di TPA Selopuro.

VII11
6

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI

Gambar 7. 7 Insenerator di Rumah Sakit Soeroto


Sumber: Hasil Survei, 2016

c) Pengangkutan
Sistem pengangkutan sarana diangkut oleh petugas sampah diambil dari
sumber sampah selanjutnya dibawa menuju TPA Selopuro.
Sampah sarana

TPA Selopuro

Pengangkutan sampah sarana dilakukan ritasi sebanyak 1 kali dalam


sehari yaitu pada pagi hari .
d) Pemrosesan Akhir
Sampah yang dihasilkan dari sumber sampah sarana kesehatan yang
diambil oleh petugas selanjutnya diangkut menuju ke TPA Selopuro.
Untuk sampah medis dari Rumah Sakit Widodo dan Attin diolah dengan
menggunakan insenerator yang terdapat di TPA Selopuro.

VII11
7

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI

Gambar 7. 8 Incenerator Milik Rumah Sakit Widodo di TPA Selopuro


Sumber: Hasil Survei, 2016

VII11
8

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Peta 6.57 Peta Persebaran TPS

VII11
9

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Peta 6.58 Peta Proyeksi Timbulan Sampah

VII12
0

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
C.

Jaringan Sanitasi
1. Sanitasi Rumah Tangga
a. Sistem Air Limbah BWP di Kecamatan Ngawi
Jenis air limbah yang terdapat di Kecamatan Ngawi terdapat 2 jenis yaitu
limbah yang berasal dari rumah tangga dan limbah yang berasal dari sarana.
Limbah yang dihasilkan berupa limbah grey water yang dominasi saluran
limbah dibuang melalui drainase dan limbah black water dibuang melalui
septictank Limbah rumah tangga yang berada di sekitar sungai bengawan
solo maupun kali madiun dialirkan langsung menuju sungai. Limbah sarana
di Kecamatan Ngawi dominasi pembuangan air limbah langsung dialirkan
menuju saluran drainase. Wilayah Kecamatan Ngawi belum semua memiliki
IPAL, terdapat satu IPAL yang terletak di Desa Ngawi Purba.
b. Proyeksi Air Limbah BWP Kecamatan Ngawi
Proyeksi air limbah di Kecamatan Ngawi yang dihasilkan akan dihitung
selama 5 periode 20 tahun kedepan. Perhitungan beban timbulan sanitasi
dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel 7. 46 Proyeksi Air Limbah BWP Kecamatan Ngawi

Tahun

Jumlah
penduduk

2016
2020
2025
2030
2035

72894
73163
73839
74905
76375

Pengguna
air
bersih(%)

70%
70%
70%
70%
70%
Total
Sumber: Hasil Analisis 2016

Kebutuhan
air bersih
yang
digunakan
per
penduduk
(L/hari)
100
100
100
100
100

Timbulan
sanitasi

5102580
5121410
5168730
5243350
5346250
25982320

Berdasarkan Tabel analisis timbulan sanitasi dihitung menggunakan


rumus:
Beban timbulan sanitasi = 70% x jumlah penduduk x kebutuhan air bersih/org/hari

(7- 0)

Dapat diketahui bahwa beban timbulan sanitasi sangat bergantung pada


jumlah penduduk. Timbulan sanitasi pada tahun 2016 sebesar 5102580

VII12
1

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Liter, tahun 2020 sebesar 5121410 Liter, tahun 2025 sebesar 5168730
Liter, tahun 2030 sebesar 5243350 Liter, dan pada tahun 2035 sebesar
53446250 Liter. Sehingga total timbulan air limbah sebesar 25982320
Liter. Timbulan air limbah pada setiap tahunya meningkat, karena
mengikuti jumlah penduduk setiap tahunnya yang semakin meningkat.
2. Sanitasi Sarana
a. Sistem air limbah
Sistem air limbah yang terdapat di sarana perdagangan dan kesehatan terdapat
2 jenis limbah yaitu limbah grey water dan limbah black water didominasi
untuk aliran air limbah grey water dibuang menuju ke saluran drainase,
limbah black water dibuang melalui septictank. Untuk air limbah kesehatan
terdapat IPAL yang ada di RSUD Dr Soeroto, rumah sakit widodo dan attin
yang melayani satu wilayah rumah sakit.

Gambar 7. 9 Gerobak Sampah di Kelurahan Margomulyo


Sumber: Hasil Survei, 2016

VII12
2

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Peta 6.59 Peta Persebaran MCK Umum

VII12
3

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Peta 6.60 Peta Proyeksi Air Limbah

VII12
4

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
D.

VII12
5

Jaringan Listrik

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Peta 6.61 Peta Persebaran Jaringan Listrik

VII12
6

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
E.

VII12
7

Jaringan Telekomunikasi

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Peta 6.62 Peta Persebaran BTS

VII12
8

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
F.

VII12
9

Jaringan Drainase

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Peta 6.63 Peta Hierarki Drainase

VII13
0

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Peta 6.64 Peta Analisis Drainase

VII13
1

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
G.

Jaringan Irigasi
Pada enam belas kelurahan atau desa di kecamatan ngawi, berdasarkan hasil

surve diketahui bahwa beberapa wilayah desa/kelurahan tidak memiliki area


persawahan, antara lain kelurahan ketanggi, margomulyo, pelem, dan karang tengah.
Selain itu terdapat tiga desa yang tidak terlalu banyak mengoptimalkan fungsi jaringan
irigasi dikarenakan daerah persawahan di tiga wilayah tersebut merupakan sawah tadah
hujan, yaitu desa kerek, ngawi purba dan banyu urip. Sehingga lebih banyak
menggunakan air hujan daripada aliran air dari sungai namun tetap menggunakan
jaringan irigasi. Pada umumnya area persawahan di kecamatan ngawi merupakan irigasi
non teknis dikarenakan memiliki bangunan pelengkap berupa pintu air ,salah satunya
berada di desa Jururejo.

VII13
2

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Peta 6.65 Peta Irigasi

VII13
3

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
7.9.4

Analisis Pusat-Sub Pusat


Penentuan pusat dan sub pusat Kecamatan Ngawi ditentukan dengan

menggunakan analisis indeks sentralitas. Parameter yang digunakan untuk menentukan


indeks sentralitas yaitu jumlah penduduk setiap desa, aksesibilitas tiap desa, serta
kelengkapan sarana dan prasarana di setiap desa. Pusat merupakan bagian kecamatan
yang memiliki sarana dan prasarana yang lebih lengkap serta pada umumnya
berkembang lebih cepat dan merupakan pusat pemerintahan kecamatan, sedangkan sub
pusat kecamatan merupakan bagian pusat pelayanan kedua setelah pusat kecamatan.
Berikut adalah parameter yang digunakan untuk menganalisis pembagian pusat dan sub
pusat kecamatan di Kecamatan Ngawi.
Tabel 7. 47 Indeks Sentralitas Kepadatan Penduduk
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Desa/ Kelurahan
Watualang
Pelem
Ngawipurba
Margomulyo
Ketanggi
Karangtengah
Karangasri
Jururejo
Grudo
Beran
Jumlah
Sumber: Hasil Analisis 2016

Kepadatan Penduduk

Indeks Fungsi

4
10
7
18
14
76
7
9
7
9
161

2,48
6,21
4,35
11,18
8,7
47,2
4,35
5,59
4,35
5,59
100

Tabel 7. 48 Indeks Sentralitas Sarana Industri dan Pergudangan


No

Desa/ Kelurahan

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Watualang
Pelem
Ngawipurba
Margomulyo
Ketanggi
Karangtengah
Karangasri
Jururejo
Grudo
Beran
Jumlah
Sumber: Hasil Analisis 2016

VII13
4

Panjang Jalan Arteri Primer (m)

Indeks

0,00
0,00
3139,21
839,18
0,00
1777,31
4077,61
2416,76
1561,39
1774,76
15586,23

0,00
0,00
20,14
5,38
0,00
11,40
26,16
15,51
10,02
11,39
100,00

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Tabel 7. 49 Indeks Sentralitas Sarana Industri dan Pergudangan
No

Desa/ Kelurahan

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Watualang
Pelem
Ngawipurba
Margomulyo
Ketanggi
Karangtengah
Karangasri
Jururejo
Grudo
Beran
Jumlah
Sumber: Hasil Analisis 2016

Gudang
5,00
0,00
0,00
0,00
0,00
2,00
0,00
1,00
5,00
2,00
15,00

Industri dan Pergudangan


Kecap
Pasir
Tempe
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
4,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
1,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
1,00
0,00
0,00
0,00
0,00
1,00
1,00
4,00

Kayu
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
1,00
0,00
1,00

Gudang
33,33
0,00
0,00
0,00
0,00
13,33
0,00
6,67
33,33
13,33
100,00

Industri dan Pergudangan


Kecap
Pasir
Tempe
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
100,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
100,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
100,00
0,00
0,00
0,00
0,00
100,00
100,00
100,00

Total indeks
Kayu
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
100,00
0,00
100,00

33,33
0,00
100,00
0,00
0,00
113,33
0,00
6,67
233,33
13,33
500,00

6,67
0,00
20,00
0,00
0,00
22,67
0,00
1,33
46,67
2,67
100,00

Tabel 7. 50 Indeks Sentralitas Sarana Kesehatan


N
o

Desa/
Kelurahan

Kesehatan
Puskesma
Prakte
s
k
Pembant
dokter
u

Puskesma
s

ruma
h
sakit

Watualang

0,00

1,00

1,00

Pelem

0,00

0,00

Ngawipurba

1,00

4
5
6
7

Margomuly
o
Ketanggi
Karangtenga
h
Karangasri

VII135

Indeks
Puskesma
Prakte
s
k
Pembant
dokter
u

Posyand
u

klini
k

Puskesma
s

ruma
h
sakit

0,00

0,00

0,00

0,00

33,33

100,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

1,00

2,00

0,00

50,00

0,00

1,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

1,00

0,00

0,00

1,00

0,00

7,00

0,00

0,00

0,00

1,00

Total indeks
Posyand
u

klinik

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

10,00

66,67

0,00

0,00

33,33

0,00

0,00

0,00

0,00

33,33

5,56

2,00

0,00

0,00

0,00

10,00

0,00

33,33

7,22

0,00

2,00

0,00

33,33

0,00

70,00

0,00

33,33

0,00

1,00

0,00

0,00

0,00

10,00

0,00

16,67

43,33
136,6
7
26,67

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

133,3
3
0,00
126,6
7

22,22
0,00
21,11

22,78
4,44

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI

N
o

Desa/
Kelurahan

8
9
10

Puskesma
s

ruma
h
sakit

Jururejo
Grudo
Beran

0,00
0,00
1,00

0,00
0,00
0,00

Jumlah

2,00

3,00

Kesehatan
Puskesma
Prakte
s
k
Pembant
dokter
u
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
1,00

10,00

Posyand
u

klini
k

Puskesma
s

0,00
1,00
0,00

0,00
0,00
1,00

0,00
0,00
50,00

3,00

6,00

100,00

ruma
h
sakit
0,00
0,00
0,00
100,0
0

Indeks
Puskesma
Prakte
s
k
Pembant
dokter
u
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
100,00

100,00

Total indeks
Posyand
u

klinik

0,00
33,33
0,00
100,00

0,00
0,00
16,67
100,0
0

0,00
33,33
66,67
600,0
0

0,00
5,56
11,11
100,0
0

Sumber: Hasil Analisis 2016

Tabel 7. 51 Indeks Sentralitas Sarana Pendidikan


N
o

Desa/
Keluraha
n

Watualang

Pelem

3
4
5
6
7
8

Ngawipur
ba
Margomul
yo
Ketanggi
Karangten
gah
Karangasr
i
Jururejo

VII136

Pendidikan
Pau
d

TK

0,0
0
0,0
0
2,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0

1,0
0
2,0
0
0,0
0
2,0
0
1,0
0
1,0
0
1,0
0
2,0
0

Pendidikan

SD/
MI

SMP/M
Ts

SMA/MA/
MAN

Perguru
an
Tinggi

Non
form
al

Pau
d

3,00

0,00

0,00

0,00

1,00

0,00

2,00

0,00

0,00

0,00

1,00

0,00

2,00

0,00

0,00

1,00

5,00

25,0
0

9,00

0,00

0,00

0,00

1,00

0,00

0,00

3,00

1,00

0,00

0,00

0,00

1,00

1,00

0,00

0,00

1,00

0,00

0,00

1,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

1,00

0,00

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Total indeks

SD/
MI

SMP/M
Ts

SMA/MA/
MAN

Perguru
an
Tinggi

16,6
7

0,00

0,00

0,00

11,11

0,00

0,00

0,00

0,00

11,11

0,00

0,00

50,00

20,0
0
10,0
0
10,0
0
10,0
0
20,0
0

50,0
0

0,00

0,00

0,00

0,00

42,86

16,67

0,00

0,00

5,56

14,29

0,00

0,00

10,0
0

0,00

14,29

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

10,0
0

TK
10,0
0
20,0
0

Non
form
al
10,0
0
10,0
0
50,0
0
10,0
0

36,6
7
41,1
1
136,
11
80,0
0
69,5
2
39,8
4
24,2
9
30,0
0

5,24
5,87
19,4
4
11,4
3
9,93
5,69
3,47
4,29

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI

N
o

Desa/
Keluraha
n

Pendidikan
Pau
d

TK

6,0
0,0
0
0
1
0,0
0,0
Beran
0
0
0
8,0
10,
Jumlah
0
00
Sumber: Hasil Analisis 2016
9

Grudo

Pendidikan
Non
form
al

Pau
d

TK

SD/
MI

SMP/M
Ts

Total indeks

SD/
MI

SMP/M
Ts

SMA/MA/
MAN

Perguru
an
Tinggi

SMA/MA/
MAN

Perguru
an
Tinggi

Non
form
al

1,00

1,00

1,00

0,00

0,00

75,0
0

0,00

5,56

14,29

16,67

0,00

0,00

0,00

1,00

4,00

1,00

0,00

0,00

0,00

0,00

14,29

66,67

50,00

0,00

18,0
0

7,00

6,00

2,00

10,0
0

100,
00

100,
00

100,
00

100,00

100,00

100,00

100,
00

111,
51
130,
95
700,
00

15,9
3
18,7
1
100,
00

Tabel 7. 52 Indeks Sentralitas Sarana Perdagangan dan Jasa


Perdagangan dan Jasa
Desa/
N Kelu
o raha
n

Watu
alang

Pele
m

3
4

Ngaw
ipurb
a
Marg
omul
yo

R
u
k
o
0,
0
0
1,
0
0
0,
0
0
5
3,
0

VII137

Wa
ru
ng
22,
00
0,0
0
0,0
0
37,
00

To
ko
/
Ki
os
16
,0
0
25
,0
0
91
,0
0
91
,0
0

Ru
ma
h
M
ak
an

P
as
ar

7,0
0

Supe
rmar
ket

Salo
n/
Per
awa
tan

Ka
rao
ke

0,
00

1,00

1,00

0,0
0

0,
00

1,00

0,0
0

1,
00

10,
00

0,
00

Wa
ru
ng

To
ko
/
Ki
os

Ru
ma
h
M
ak
an

Pa
sa
r

Supe
rmar
ket

Salo
n/
Per
awa
tan

Ka
rao
ke

Pengin
apan/H
otel

SP
B
U

Jas
a
Lai
nn
ya

0,
00

17,
32

2,
24

20,
59

0,
00

9,09

12,5
0

0,0
0

0,00

16
,6
7

12,
80

91,
21

8,
29

3,0
0

1,
61

0,0
0

3,
50

0,0
0

0,
00

9,09

25,0
0

0,0
0

0,00

0,
00

2,4
0

41,
61

3,
78

0,
00

0,0
0

0,
00

0,0
0

0,00

0,00

0,0
0

0,00

0,
00

0,0
0

32,
75

2,
98

1,
00

21,
00

85
,4
8

29,
13

18,18

0,00

16
,6
7

16,
80

28
3,4
2

25
,7
7

Pengin
apan/H
otel

S
P
B
U

Jas
a
Lai
nn
ya

R
uk
o

0,0
0

0,00

1,
00

16,
00

2,00

0,0
0

0,00

0,
00

0,00

0,00

0,0
0

0,00

2,00

0,00

1,0
0

Total
indeks

Perdagangan dan Jasa

1,00

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

12
,7
5
12
,7
5

0,0
0
29,
41

20
,0
0
0,
00

50,
00

25,00

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI

Perdagangan dan Jasa


Desa/
N Kelu
o raha
n

R
u
k
o

Wa
ru
ng

To
ko
/
Ki
os

0
3,
17
Ketan
15,
5
0
0,
ggi
00
0
00
Kara
0,
48
12,
6 ngten
0
,0
00
gah
0
0
Kara
0,
27
10,
7 ngasr
0
,0
00
i
0
0
0,
33
Jurur
0,0
8
0
,0
ejo
0
0
0
1,
16
Grud
0,0
9
0
0,
o
0
0
00
4,
53
1
31,
Beran 0
,0
0
00
0
0
6
71
2, 127
Jumlah
4,
0 ,00
00
0
Sumber: Hasil Analisis 2016

VII138

Ru
ma
h
M
ak
an

P
as
ar

12,
00

Wa
ru
ng

To
ko
/
Ki
os

Ru
ma
h
M
ak
an

4,
84

11,
81

23
,8
1

35,
29

21,
00

0,
00

9,4
5

6,
72

0,0
0

1,
00

11,
00

0,
00

7,8
7

3,
78

8,8
2

0,00

0,
00

1,0
0

0,
00

0,0
0

4,
62

0,0
0

0,00

0,
00

1,0
0

1,
61

0,0
0

3,00

0,0
0

2,00

3,
00

36,
00

6,
45

8,00

2,0
0

4,00

6,
00

125
,00

10
0,
00

Supe
rmar
ket

Salo
n/
Per
awa
tan

Ka
rao
ke

1,
00

1,00

0,00

0,0
0

1,
00

2,00

3,0
0

0,
00

0,0
0

Total
indeks

Perdagangan dan Jasa


Pengin
apan/H
otel

S
P
B
U

Jas
a
Lai
nn
ya

R
uk
o

0,0
0

0,00

0,
00

15,
00

2,00

1,0
0

0,00

0,
00

1,00

0,00

0,0
0

1,00

1,
00

0,00

0,00

0,0
0

0,0
0

0,
00

0,00

0,00

2,0
0

1,
00

3,00

34,
00

5,
00

11,00

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Supe
rmar
ket

Salo
n/
Per
awa
tan

Ka
rao
ke

Pengin
apan/H
otel

SP
B
U

Jas
a
Lai
nn
ya

9,09

0,00

0,0
0

0,00

0,
00

12,
00

18,18

25,0
0

50,
00

0,00

0,
00

16,
80

0,
00

9,09

0,00

0,0
0

25,00

16
,6
7

0,0
0

20
,0
0

0,00

0,00

0,0
0

0,00

22
,4
1

0,0
0

0,
00

0,00

0,00

0,0
0

24,
41

7,
42

5,8
8

20
,0
0

27,27

37,5
0

100
,00

10
0,
00

10
0,0
0

10
0,
00

100,0
0

100,
00

Pa
sa
r

20
,0
0
20
,0
0

11
6,8
4
14
6,1
5

10
,6
2
13
,2
9

8,8
0

80,
04

7,
28

0,
00

0,8
0

25,
42

2,
31

0,00

0,
00

0,8
0

24,
82

2,
26

0,0
0

50,00

50
,0
0

28,
80

25
7,7
4

23
,4
3

100
,00

100,00

10
0,
00

100
,00

11
00,
00

10
0,
00

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Tabel 7. 53 Indeks Sentralitas Peribadatan
No

Desa/ Kelurahan

Masjid
2,00
3,00
1,00
6,00
3,00
1,00
2,00
1,00
4,00
3,00
26,00

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Watualang
Pelem
Ngawipurba
Margomulyo
Ketanggi
Karangtengah
Karangasri
Jururejo
Grudo
Beran
jumlah
Sumber: Hasil Analisis 2016

Peribadatan
Musholla
Klenteng
5,00
0,00
1,00
0,00
6,00
0,00
8,00
0,00
2,00
1,00
3,00
0,00
2,00
0,00
3,00
0,00
6,00
0,00
1,00
0,00
37,00
1,00

gereja
0,00
1,00
0,00
0,00
3,00
1,00
0,00
0,00
1,00
0,00
6,00

Masjid
7,69
11,54
3,85
23,08
11,54
3,85
7,69
3,85
15,38
11,54
100,00

Peribadatan
Musholla
Klenteng
13,51
0,00
2,70
0,00
16,22
0,00
21,62
0,00
5,41
100,00
8,11
0,00
5,41
0,00
8,11
0,00
16,22
0,00
2,70
0,00
100,00
100,00

Total indeks
gereja
0,00
16,67
0,00
0,00
50,00
16,67
0,00
0,00
16,67
0,00
100,00

21,21
30,91
20,06
44,70
166,94
28,62
13,10
11,95
48,27
14,24
400,00

5,30
7,73
5,02
11,17
41,74
7,16
3,27
2,99
12,07
3,56
100,00

Tabel 7. 54 Indeks Sentralitas Peribadatan


PPU
N
o

Desa/
Kelurahan

1
2
3
4
5

Watualang
Pelem
Ngawipurba
Margomulyo
Ketanggi
Karangtenga
h
Karangasri
Jururejo
Grudo
Beran

6
7
8
9
10

VII139

Kantor
Pemerintahan
Kabupaten
0,00
0,00
1,00
11,00
7,00

PPU

1,00
1,00
1,00
1,00
1,00

Kantor
kecamata
n
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00

3,00

1,00

0,00

0,00

2,00

0,00

0,00

0,00

0,00

3,00
2,00
1,00
7,00

1,00
1,00
1,00
1,00

1,00
0,00
0,00
0,00

0,00
0,00
0,00
0,00

0,00
1,00
0,00
6,00

0,00
0,00
0,00
0,00

0,00
1,00
0,00
0,00

0,00
0,00
0,00
1,00

0,00
0,00
1,00
0,00

Kantor
Lurah

Kantor
Swasta

Ban
k

Kantor
Pos

Terminal
Kelas A

Terminal
Barang

1,00
0,00
1,00
5,00
0,00

0,00
1,00
1,00
9,00
6,00

0,00
0,00
0,00
1,00
1,00

0,00
0,00
0,00
0,00
0,00

0,00
0,00
0,00
0,00
0,00

Bank
Sampa
h
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Kantor
Pemerintahan
Kabupaten
0,00
0,00
2,86
31,43
20,00

10,00
10,00
10,00
10,00
10,00

Kantor
kecamata
n
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00

8,57

10,00

0,00

0,00

7,69

8,57
5,71
2,86
20,00

10,00
10,00
10,00
10,00

100,00
0,00
0,00
0,00

0,00
0,00
0,00
0,00

0,00
3,85
0,00
23,08

Kantor
Lurah

Kantor
Swasta

Bank

14,29
0,00
14,29
71,43
0,00

0,00
3,85
3,85
34,62
23,08

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
PPU
N
o

Desa/
Kelurahan

Kantor
Pemerintahan
Kabupaten
35,00

jumlah

PPU

Kantor
Lurah

Kantor
kecamata
n

Kantor
Swasta

Ban
k

Kantor
Pos

Terminal
Kelas A

10,00

1,00

7,00

26,00

2,00

1,00

Terminal
Barang

Bank
Sampa
h

Kantor
Pemerintahan
Kabupaten

1,00

1,00

100,00

Kantor
Lurah

Kantor
kecamata
n

Kantor
Swasta

Bank

100,00

100,00

100,00

100,0
0

Sumber: Hasil Analisis 2016

Tabel 7. 55 Indeks Sentralitas RTH dan Olahraga


No

Desa/ Kelurahan

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Watualang
Pelem
Ngawipurba
Margomulyo
Ketanggi
Karangtengah
Karangasri
Jururejo
Grudo
Beran
jumlah
Sumber: Hasil Analisis 2016

Taman
0,00
0,00
0,00
0,00
1,00
1,00
0,00
0,00
0,00
0,00
2,00

RTH dan Olahraga


Stadion
Lapangan
0,00
1,00
0,00
0,00
0,00
1,00
0,00
1,00
0,00
5,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
2,00
0,00
2,00
8,00

Taman
0,00
0,00
0,00
0,00
50,00
50,00
0,00
0,00
0,00
0,00
100,00

RTH dan Olahraga


Stadion
Lapangan
0,00
12,50
0,00
0,00
0,00
12,50
0,00
12,50
0,00
62,50
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
100,00
0,00
100,00
100,00

Total indeks
12,50
0,00
12,50
12,50
112,50
50,00
0,00
0,00
0,00
100,00
300,00

4,17
0,00
4,17
4,17
37,50
16,67
0,00
0,00
0,00
33,33
100,00

Tabel 7. 56 Indeks Sentralitas Pemakaman


No
1
2
3
4
5
6

Desa/ Kelurahan
Watualang
Pelem
Ngawipurba
Margomulyo
Ketanggi
Karangtengah

VII140

Pemakaman
Makam Umum
Makam Khusus
7,00
0,00
0,00
1,00
5,00
0,00
0,00
0,00
1,00
0,00
0,00
0,00

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Pemakaman
Makam Umum
Makam Khusus
30,43
0,00
0,00
100,00
21,74
0,00
0,00
0,00
4,35
0,00
0,00
0,00

Total indeks
30,43
100,00
21,74
0,00
4,35
0,00

15,22
50,00
10,87
0,00
2,17
0,00

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI

No

Desa/ Kelurahan

7
8
9
10

Karangasri
Jururejo
Grudo
Beran
jumlah
Sumber: Hasil Analisis 2016

Pemakaman
Makam Umum
Makam Khusus
3,00
0,00
0,00
0,00
6,00
0,00
1,00
0,00
23,00
1,00

Pemakaman
Makam Umum
Makam Khusus
13,04
0,00
0,00
0,00
26,09
0,00
4,35
0,00
100,00
100,00

Total indeks
13,04
0,00
26,09
4,35
200,00

6,52
0,00
13,04
2,17
100,00

Tabel 7. 57 Indeks Sentralitas Keamanan


Keamanan
N
o

Desa/
Kelurahan

Watualang

Pos
Kamlin
g
3,00

Pos
keamana
n
1,00

Pelem

2,00

3
4

Ngawipurba
Margomulyo

Keamanan

Polres

Polse
k

0,00

0,00

Pos
Polis
i
0,00

Kodim

Yon
Armed

0,00

0,00

Pos
Kamlin
g
11,54

0,00

0,00

0,00

0,00

1,00

1,00

7,69

8,00
0,00

1,00
0,00

0,00
0,00

0,00
1,00

0,00
0,00

0,00
0,00

0,00
0,00

Ketanggi

0,00

0,00

1,00

0,00

0,00

1,00

Karangtengah

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

Karangasri

0,00

0,00

0,00

1,00

8
9
10

Jururejo
Grudo
Beran

2,00
11,00
0,00

0,00
0,00
0,00

0,00
0,00
0,00

jumlah

26,00

2,00

1,00

Total indeks

Polres

Polse
k

Pos
Polisi

Kodi
m

Yon
Armed

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

50,00

50,00

30,77
0,00

50,00
0,00

0,00
0,00

0,00
50,00

0,00
0,00

0,00
0,00

0,00
0,00

0,00

0,00

0,00

100,00

0,00

0,00

50,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

1,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

50,00

100,00

0,00

0,00

0,00
0,00
0,00

0,00
0,00
0,00

0,00
0,00
0,00

1,00
0,00
0,00

7,69
42,31
0,00

0,00
0,00
0,00

0,00
0,00
0,00

0,00
0,00
0,00

0,00
0,00
0,00

0,00
0,00
0,00

50,00
0,00
0,00

2,00

1,00

2,00

2,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

Sumber: Hasil Analisis 2016

VII141

Pos
keamana
n
50,00

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

61,54
107,6
9
80,77
50,00
150,0
0
0,00
150,0
0
57,69
42,31
0,00
700,0
0

8,79
15,38
11,54
7,14
21,43
0,00
21,43
8,24
6,04
0,00
100,00

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Tabel 7. 58 Indeks Sentralitas Kecamatan Ngawi
Indeks
Jalan
Arteri
Prime
r
0,00
0,00

Indeks
Industri dan
Pergudanga
n

Indeks
Kesehata
n

Indeks
Pendidika
n

Indeks
Perdaganga
n dan Jasa

Indeks
Peribadata
n

Indek
s PPU

Indek
s RTH

Indeks
Pemakama
n

Indeks
Keamana
n

6,67
0,00

22,22
0,00

5,24
5,87

8,29
3,78

5,30
7,73

2,70
1,54

4,17
0,00

15,22
50,00

8,79
15,38

20,14

20,00

21,11

19,44

2,98

5,02

3,44

4,17

10,87

11,54

Margomulyo

5,38

0,00

5,56

11,43

25,77

11,17

21,94

4,17

0,00

7,14

Ketanggi

0,00

0,00

7,22

9,93

10,62

41,74

11,45

37,50

2,17

21,43

N
o

Desa/
Kelurahan

1
2

Watualang
Pelem

Ngawipurba

4
5

11,40

22,67

22,78

5,69

13,29

7,16

2,92

16,67

0,00

0,00

7
8

Karangtenga
h
Karangasri
Jururejo

26,16
15,51

0,00
1,33

4,44
0,00

3,47
4,29

7,28
2,31

3,27
2,99

13,17
13,28

0,00
0,00

6,52
0,00

21,43
8,24

Grudo

10,02

46,67

5,56

15,93

2,26

12,07

12,54

0,00

13,04

6,04

10

Beran

11,39

2,67

11,11

18,71

23,43

3,56

17,01

33,33

2,17

0,00

jumlah

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

Sumber: Hasil Analisis 2016

VII142

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Total

Kelas

78,59
84,31
118,7
1
92,56
142,0
7
102,5
7
85,75
47,95
124,1
2
123,3
8
100,0
0

3,00
3,00
2,00
3,00
1,00
2,00
3,00
4,00
1,00
1,00
100,0
0

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
K

= 1 + 3,3 log 10
= 1 + 3,3
= 4,3

Interval
I
I

= (Indeks max Indeks min) / 4


= (142,07 - 47,95) / 4
= 23,53

Klasifikasi

1 = 47,95 71,48

2 = 72,48 96,01
3 = 97,01 120,54
4 = 121,54 145,07
Berdasarkan hasil analisis dari penilaian kepadatan penduduk, jalan yang
dilewati arteri primer, dan persebaran sarana dan prasarana di Kecamatan Ngawi maka
didapat hasil untuk penentuan pusat da sub pusat sebagai berikut.
1. Pusat Kecamatan
Penentuan pusat kecamatan dilihat dari hasil tertinggi nilai perhitungan
indeks sentralitas, yaitu 142,07 yang terdapat di Kelurahan Ketanggi,
sehingga desa tersebut masuk dalam klasifikasi satu. Dengan faktor jumlah
pendudukan yang padat, dilewati oleh jalan arteri primer dan hampir semua
sarana prasarana ada di desa tersebut menjadikan desa tersebut pusat
kecamatan di Kecamatan Ngawi.
2. Sub Pusat Kecamatan
Berdasarkan hasil perhitungan analisis, sub pusat yang ada di Kecamatan
Ngawi yang merupakan Kelas 1 adalah Desa Grudo dengan nilai indeks
sebesar 124,12, Desa Beran 123,38. Kelas 2 adalah Desa Ngawi Purba
sebesar 118,71, Kelurahan Karangtengah sebesar 102,57. Kelas 3 adalah
Desa Watualang sebesar 78,59, Kelurahan Pelem sebesar 84,31, Kelurahan
Margomulyo sebesar 92,56, dan Desa Karangasri 85,75. Kelas 4 adalah
Jururejo dengan indeks sebesar 47,95.

VII14
3

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Peta 6.66 Peta Struktur Ruang

VII14
4

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
7.10

Sistem Pergerakan

7.10.1 Sistem Pergerakan (Lokal-Regional-Nasional)


Kelas jalan yang terdapat di Kecamatan Ngawi adalah jalan kelas 1, jalan kelas 2
dan jalan kelas 3C. Untuk hirarki jalan yang terdapat di Kecamatan Ngawi adalah arteri
primer, kolektor sekunder, lokal sekunder dan lingkungan.
A.

Pola Pergerakan Lokal


Pola pergerakan lokal yang terdapat di Kecamatan Ngawi merupakan pola

pergerakan yang berasal dari permukiman ke sarana atau pusat-pusat pelayanan yang
terdapat di Kecamatan Ngawi seperti pergerakan ke sarana pendidikan, perdagangan
dan jasa, serta pemerintahan dan pelayanan umum.
1. Pergerakan menuju kawasan pendidikan
Pada Kecamatan Ngawi pola pergerakan yang menuju kawasan pendidikan
dilakukan pada hari kerja. Pergerakan yang di lakukan menuju pada sarana
pendidikan seperti TK, SD, SMP dan SMA. Pergerakan pucak terjadi pada jamjam sibuk seperti pagi jam 06.00-08.00, siang jam 11.00-13.00 dan sore jam
16.00-18.00. Beberapa jalan tempat terjadinya pergerakan menuju kawasan
pendidikan adalah Jalan PB Sudirman, Jalan Ahmad Yani, Jalan Yos Sudarso,
Jalan Jaksa Agung Suprapto, dan Jalan Ronggowarsito.
2. Pergerakan menuju kawasan perdagangan dan jasa
Pergerakan menuju kawasan perdagangan dan jasa terjadi pada setiap hari, baik
hari kerja maupun hari libur. Pola pergerakan terbesar terjadi di Jalan Sultan
Agung, Jalan PB sudirman, dan Jalan Jaksa Agung Suprapto karena pada koridor
jalan tersebut terdapat toko-toko, supermarket dan pasar yang skala
pelayanannya mencakup kecamatan hingga kabupaten.
3. Pergerakan menuju kawasan pemerintahan dan pelayanan umum.
Pola pergerakan menuju kawasan pemerintahan dan pelayanan umum terjadi
pada hari kerja, persebaran sarana pemerintahan dan pelayanan umum tersebar
merata di semua desa maupun kelurahan pada bagian wilayah perkotaan
Kecamatan Ngawi. Jam puncak untuk pagi hari adalah pada jam 06.00-08.00,
siang hari pada jam 11.00-13.00 dan untuk sore hari jam 16.00-18.00.

VII14
5

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
B.

Pola Pergerakan Regional dan Nasional


Kecamatan Ngawi memiliki sistem pergerakan nasional yang terdapat pada Jalan

Mantingan Batas Kota Ngawi, Jalan Gubernur Suryo, Jalan PB. Sudirman, Jalan Basuki
Rahmat, Jalan Sukowati, Jalan Batas Kota Ngawi Batas Kab. Madiun, karena hirarki

jalan tersebut adalah arteri primer yang merupakan jalan utama di Kecamatan Ngawi
dan juga memiliki sistem pergerakan regional yang terdapat di jalan Ahmad Yani
sebagai jalur pendukung untuk menuju kecamatan lainnya di Kabupaten Ngawi.
7.10.2 Hierarki dan Fungsi Jaringan Jalan
Transportasi merupakan salah satu unsur terpenting dalam suatu wilayah, karena
transportasi memiliki pengaruh yang besar dalam perkembangan wilayah tersebut
terkait dengan aksesibilitas. Perkembangan sistem transpotasi pada suatu wilayah dapat
memberikan berdampak terhadap pertumbuhan dan perkembangan suatu wilayah.
Fungsi jalan di BWP Kecamatan Ngawi dianalisis berdasarkan kesesuaian kondisi
eksisting dengan standar Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 untuk mengetahui
kesesuaian fungsi jalan agar tidak terjadi penyimpangan yang dapat merugikan para
pengguna jalan. Dalam PP No. 34 Tahun 2006 terdapat ketentuan-ketentuan yang berisi
tentang jalan dala kaitannya dengan fungsi jalan, yaitu:
Tabel 7. 59 Ketentuan Hirarki Jalan
Hierarki Jalan
Lebar Badan Jalan (m)
Arteri Primer
>11
Arteri Sekunder
>11
Kolektor Primer
>9
Kolektor sekunder
>9
Lokal Primer
>7,5
Lokal Sekunder
>7,5
Lingkungan primer
>6,5
Lingkungan sekunder
>6,5
Sumber: PP No.34 Tahun 2006

A.

Kecepatan (km/jam)
>60
>30
>40
>20
>20
>10
>15
>10

Jalan Arteri Pimer


Jalan arteri primer merupakan jalan yang menghubungkan secara berdaya guna

antar pusat kegiatan nasional atau antar pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan
wilayah. Jalan arteri primer ini juga melayani angkutan utama yang merupakan tulang
punggung transportasi nasional yang menghubungkan pintu gerbang Kota Ngawi ke
perbatasan Jawa Timur Jawa Tengah. Ketentuan teknis tentang jalan arteri sistem

VII14
6

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
primer dijelaskan dalam Pasal 13 Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang
Jalan disebutkan bahwa:
1. Jalan arteri primer didesain berdasarkan kecepatan rencana minimal 60
km/jam dengan lebar badan jalan minimal 11 meter;
2. Jalan arteri primer mempunyai kapasitas yang lebih besar dari volume lalu
lintas rata-rata:
3. Pada jalan arteri primer lalu lintas jarak jauh tidak boleh terganggu oleh lalu
lintas ulang alik, lalu lintas lokal, dan kegiatan lokal;
4. Jumlah jalan masuk ke jalan arteri primer dibatasi;
5. Persimpangan sebidang pada jalan arteri primer dengan pengaturan tertentu;
serta;
6. Jalan arteri primer yang memasuki kawasan perkotaan dan/atau kawasan
pengembangan perkotaan tidak boleh terputus.
Berikut adalah jalan berhirarki arteri primer yang terdapat pada BWP Kecamatan
Ngawi.
B.

Jalan Kolektor Primer


Jalan kolektor 1 adalah jalan kolektor primer yang menghubungkan antar

Ibukota Provinsi; Jalan Kolektor 2 adalah jalan kolektor primer yang menghubungkan
Ibukota Provinsi dengan Ibukota Kabupaten/Kota; serta Jalan Kolektor 3 adalah jalan
kolektor primer yang menghubungkan antar Ibukota Kabupaten/ Kota. Ketentuan teknis
tentang jalan Kolektor sistem Primer dijelaskan dalam Pasal 14 Peraturan Pemerintah
No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yang memaparkan bahwa:
1. Jalan kolektor primer didesain berdasarkan kecepatan rencana minimal 40
km / jam dengan lebar badan jalan minimal 9 meter;
2. Jalan kolektor primer mempunyai kapasitas yang lebih besar dari volume
lalu lintas rata-rata;
3. Jumlah jalan masuk dibatasi dan direncanakan.
4. Persimpangan sebidang pada jalan kolektor primer dengan pengaturan
tertentu; serta

VII14
7

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
5. Jalan kolektor primer yang memasuki kawasan perkotaan dan/atau kawasan
pengembangan perkotaan tidak boleh terputus.
Berikut adalah jalan berhirarki kolektor primer yang terdapat pada BWP
Kecamatan Ngawi.
C.

Jalan lokal primer


Jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat

dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk
tidak dibatasi. Jalan lokal primer ini pada dasarnya merupakan jalan penghubung utama
antar kecamatan yang ada dan penghubung dengan fungsi utama di Kabupaten Ngawi
yang tidak terletak di jalan arteri maupun kolektor. Ketentuan teknis tentang jalan Lokal
sistem Primer dijelaskan dalam Pasal 15 Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006
tentang Jalan, yang memaparkan bahwa:
1. Jalan lokal primer di desain berdasarkan kecepatan rencana minimal 20 km /
jam dengan lebar badan jalan minimal 7,5 meter;
2. Jalan lokal primer yang memasuki kawasan perdesaan tidak boleh terputus.
Berikut adalah jalan berhirarki kolektor primer yang terdapat pada BWP
Kecamatan Ngawi.
Berikut adalah jalan berhirarki lokal primer yang terdapat pada BWP Kecamatan
Ngawi.
D.

Jalan lingkungan
Jalan lingkungan merupakan jalan yang menghubungkan antarpersil dalam

kawasan perkotaan. Jalan lingkungan sekunder didesain berdasarkan kecepatan rencana


paling rendah adalah 10 kilometer per jam dengan lebar badan jalan minimal adalah 6,5
meter. Untuk jalan lingkungan di Kecamatan Ngawi, kondisi sebagian jalan tergolong
baik. Akan tetapi masih juga terdapat jalan dengan kondisi jalan yang buruk
dikarenakan kurangnya upaya untuk perawatan dan perbaikan jalan. Berikut adalah
jalan berhirarki lingkungan yang terdapat pada BWP Kecamatan Ngawi.

VII14
8

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
E.

Konstruksi dan Penampang Melintang Jalan


Perkerasan jalan yang ada di Kecamatan Ngawi terdiri dari perkerasan aspal,

paving, tanah, dan plester. Perkerasan jalan yang paling dominan di Kecamatan Ngawi
adalah perkerasan dengan persentase sebesar. Perkerasan sebesar , sebesar, dan
perkerasan sebesar. Berikut ini adalah gambar penampang melintang jalan di
Kecamatan Ngawi yang dibuat berdasarkan hierarki jalan Kecamatan Ngawi.
7.10.3 Jenis Moda
Terdapat dua jenis moda transportasi pada Kecamatan Ngawi, yaitu kendaraan
bermotor dan kendaraan tidak bermotor. Moda yang masuk dalam kategori kendaraan
bermotor terdiri atas mobil, mobil box, pickup, angkutan umum, sepeda motor, truk, dan
bus, sedangkan untuk kendaraan tidak bermotor terdiri atas sepeda dan becak. Jenis
moda juga dibagi berdasarkan kepemilikannya, yaitu kendaraan pribadi dan kendaraan
umum.
Berdasarkan data hasil survei pencacahan lalu lintas, dapat diketahui bahwa jenis
moda transportasi yang banyak digunakan dalam mendukung pergerakan masyarakat
Kecamatan Ngawi adalah kendaraan pribadi, dengan penggunaan tertinggi adalah
sepeda motor. Tingginya angka kendaraan pribadi di Kecamatan Ngawi dikarenakan
masih kurangnya jumlah kendaraan umum (angkutan kota) serta kawasan yang terlayani
angkutan kota tersebut di Kecamatan Ngawi. Sehingga, masyarakat yang berada di
daerah yang tidak terlayani atau tidak dilewati jalur angkutan kota akan menggunakan
kendaraan pribadi, sedangkan penggunaan kendaraan tidak bermotor seperti sepeda dan
becak digunakan untuk perjalanan dengan jarak tempuh yang dekat.. Sedangkan untuk
penggunaan kendaraan umum di Kecamatan Ngawi didominasi oleh bus antar kota
dikarenakan Kecamatan Ngawi dilewati oleh jalan arteri primer.
7.10.4 Tingkat Pelayanan dan Lokasi Kemacetan
A.

Volume Lalu Lintas


Tingkat pelayanan pada suatu jalan bergantung pada kondisi dan arus lalu lintas.

Pada tingkat pelayanan jalan, data yang dapat diolah adalah dari volume lalu lintas yang
diperoleh dari konversil antara laju harian rata-rata (LHR) dengan standar Satuan Mobil

VII14
9

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Penumpang (SMP). Satuan Mobil Penumpang yang diatur dalam Standar Manual
Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) adalah sebagai berikut:
Emp
Tipe jalan : Jalan Tak
Terbagi

Arus lalu lintas total dua arah


(kend/jam)

Dua-lajur-tak-terbagi
(2/2 UD)
Empat-lajur-tak-terbagi
(4/2 UD)

0
> 1800
0
> 3700

Tipe Jalan : Jalan satu arah dan jalan terbagi


Dua-lajur-satu-arah (2/1) dan empat-lajur terbagi
(4/2D)
Tiga-lajur-satu-arah (3/1) dan empat-lajur terbagi
(6/2D)

H
V

LV

1,3
1,2
1,3
1,2

1
1
1
1

MC
Lebar jalur lalu-lintas
Wc (m)
<6
>6
0,5
0,4
0,35
0,25
0,4
0,25

Arus lalu-lintas per lajur


(kend/jam)
0
> 1050
0
> 1100

Emp
H
MC
V
1.3 0.4
0.2
1.2
5
1.3 0.4
0.2
1.2
5

Derajat kejenuhan (DS) adalah rasio volume (arus) lalu lintas terhadap kapasitas.
Derajat kejenuhan digunakan sebagai faktor utama dalam penentuan tingkat kinerja
simpang dan segmen jalan. Perhitungan derajat kejenuhan menurut MKJI 1997 adalah
sebagai berikut.
Keterangan:
DS = Derajat kejenuhan
Q = Volume lalu lintas
C = Kapasitas

DS =
Q/C

Derajat kejenuhan digunakan untuk analisis perilaku lalu lintas berupa kecepatan.
Adapun batas lingkup tingkat pelayanan ruas jalan telah diatur dalam MKJI yang dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tingkat
Pelayana
n
A
B
C

VII15
0

Karakteristik

Batas Lingkup
V/C

Kondisi arus bebas dengan kecepatan tinggi dan volume arus lalu
lintas rendah. Pengemudi dapat emmiliki kecepatan yang diinginkan.
Dalam zona arus stabil. Pengemudi memiliki kebebasan yang cukup
untuk memilih kecepatannya.
Dalam zona arus stabil. Pengemudi dibatasi dalam memilih

0,00-0,19

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

0,20-0,44
0,45-0,74

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Tingkat
Pelayana
n
D
E
F

Karakteristik

Batas Lingkup
V/C

kecepatannya.
Mendekati arus tidak stabil dimana hampir seluruh pengemudi akan
dibatasi volume pelayanan berkaitan dengan kapasitas yang diterima.
Volume arus lalu lintas mendekati atau berada pada kapasitasnya.
Arus tidak stabil dengan kondisi saling berhenti.
Arus yang dipaksakan atau macet pada kecepatan-kecepatan yang
rendah. Antrian yang panjang dan terjadi hambatan-hambatan yang
besar.

0,75-0,84
0,85-1,0
>1,0

Jenis Kendaraaan (unit)


Segme
n

Lokasi

Jl. Basuki
Rahmat
menuju Jl.
Sukowati
Jl. Ahmad
Yani
menuju
Desa
Beran

VII15
1

Jl. Ahmad
Yani
menuju
Kelurahan
Margomul
yo
Jl. PB
Sudirman
menuju
Desa
Jururejo
Jl. M.H.
Thamrin
menuju
Kelurahan
Margomul
yo
Jl. Jaksa
Agung
Suprapto

Waktu

06.00 08.00
11.00 13.00
16.00 18.00
06.00 08.00
11.00 13.00
16.00 18.00
06.00 08.00
11.00 13.00
16.00 18.00
06.00 08.00
11.00 13.00
16.00 18.00
06.00 08.00
11.00 13.00
16.00 18.00
06.00 08.00

Kendaraan Ringan
Mobil

Picku
p

Mobil
Box

356

58

14

357

70

338

Angkut
an
Umum

Kendaraan
Berat

Seped
a
Motor

Truk

Bus

24

64

2908

42

56

90

1960

54

20

30

20

1382

535

24

23

15

25

60

873

471

22

25

17

17

43

1357

473

31

26

18

12

51

1427

426

38

14

3006

464

46

30

10

10

2308

422

44

10

10

1422

154

28

11

33

839

209

45

19

10

40

18

849

143

28

13

22

1112

74

38

16

12

435

276

81

26

39

1417

252

59

30

21

1011

268

41

11

1899

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Jenis Kendaraaan (unit)
Segme
n

Lokasi

menuju
Kelurahan
Jl. Jaksa
Agung
Suprapto
menuju
Kelurahan
Ketanggi

Jl. Yos
Sudarso
menuju
Kelurahan
Ketanggi
Jl.
Sukowati
masuk Jl.
Basuki
Rahmat

7
Jl.
Sukowati
menuju
Desa
Karangasri

Jl.
MaospatiSolo
menuju Jl.
Ahmad
Yani
Jl. NgawiSolo
menuju
Desa
Grudo

9
Jl. NgawiSolo
menuju
Desa
Watualang

VII15
2

Waktu

11.00 13.00
16.00 18.00
06.00 08.00
11.00 13.00
16.00 18.00
06.00 08.00
11.00 13.00
16.00 18.00
06.00 08.00
11.00 13.00
16.00 18.00
06.00 08.00
11.00 13.00
16.00 18.00
06.00 08.00
11.00 13.00
16.00 18.00
06.00 08.00
11.00 13.00
16.00 18.00
06.00 08.00
11.00 13.00
16.00 18.00

Kendaraan Ringan
Mobil

Picku
p

Mobil
Box

306

53

284

31

243

Angkut
an
Umum

Kendaraan
Berat

Seped
a
Motor

Truk

Bus

15

23

2051

1933

60

15

16

1988

342

82

34

32

2725

393

64

52

2682

237

14

11

753

216

10

11

1021

136

489

165

41

43

11

2185

442

63

25

69

62

2383

246

43

15

27

1604

249

48

25

49

3720

445

109

84

31

2391

274

55

24

1170

445

13

19

13

17

50

1546

408

17

16

13

10

32

1270

427

20

14

16

44

1360

428

100

45

254

58

943

408

80

92

206

44

470

230

55

40

256

21

413

230

28

15

12

156

20

930

406

49

20

17

221

52

1163

308

54

12

227

52

958

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI

weekend
Segme
n

Lokasi

Jl. Basuki
Rahmat
menuju Jl.
Sukowati

Jl. Ahmad
Yani
menuju Jl.
MaospatiSolo

Jl. Ahmad
Yani
menuju
Kelurahan
Margomul
yo

Jl. Ahmad
Yani
menuju
Desa
Beran

VII15
3

Jl. PB
Sudirman
menuju
Desa
Jururejo

Wakt
u
06.00
08.00
11.00
13.00
16.00
18.00
06.00
08.00
11.00
13.00
16.00
18.00
06.00
08.00
11.00
13.00
16.00
18.00
06.00
08.00
11.00
13.00
16.00
18.00
06.00
08.00
11.00
13.00

Jenis Kendaraaan (unit)


Kendaraan
Kendaraan Ringan
Angkut
Berat
an
Mobil
Umum
Mobil Pickup
Truk
Bus
Box

Sepeda
Motor

349

28

14

37

34

1536

751

50

12

46

76

1311

705

51

19

19

53

577

72

13

527

367

21

10

1632

201

539

152

21

1034

477

31

10

1630

455

31

802

426

50

53

21

58

22

1204

466

61

75

13

43

29

939

506

46

53

31

23

29

893

284

49

11

29

16

15

1257

496

43

11

50

33

12

1069

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI

Segme
n

Lokasi

Jl. M.H.
Thamrin
menuju
Kelurahan
Margomul
yo

Jl. Jaksa
Agung
Suprapto
menuju
Kelurahan
Margomul
yo
5
Jl. Jaksa
Agung
Suprapto
menuju
Kelurahan
Ketanggi

VII15
4

Jl. Yos
Sudarso
menuju
Kelurahan
Ketanggi
Jl.
Sukowati
masuk Jl.
Basuki
Rahmat

Wakt
u
16.00
18.00
06.00
08.00
11.00
13.00
16.00
18.00
06.00
08.00
11.00
13.00
16.00
18.00
06.00
08.00
11.00
13.00
16.00
18.00
06.00
08.00
11.00
13.00
16.00
18.00
06.00
08.00
11.00
13.00
16.00
18.00

Jenis Kendaraaan (unit)


Kendaraan
Kendaraan Ringan
Angkut
Berat
an
Mobil
Umum
Mobil Pickup
Truk
Bus
Box

Sepeda
Motor

255

44

19

34

16

531

177

12

674

209

16

13

746

203

282

203

36

10

1828

231

34

14

15

2021

210

23

1883

203

45

12

10

1887

305

56

18

15

10

2365

370

54

13

2536

113

22

10

456

177

75

27

30

12

1128

158

29

16

10

1173

177

17

17

24

992

736

49

49

63

1865

493

23

13

21

926

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI

Segme
n

Lokasi

Jl.
Sukowati
menuju
Desa
Karangasri

Jl.
MaospatiSolo
menuju Jl.
Ahmad
Yani

Jl. NgawiSolo
menuju
Desa
Grudo
9
Jl. NgawiSolo
menuju
Desa
Watualang

Wakt
u
06.00
08.00
11.00
13.00
16.00
18.00
06.00
08.00
11.00
13.00
16.00
18.00
06.00
08.00
11.00
13.00
16.00
18.00
06.00
08.00
11.00
13.00
16.00
18.00

Jenis Kendaraaan (unit)


Kendaraan
Kendaraan Ringan
Angkut
Berat
an
Mobil
Umum
Mobil Pickup
Truk
Bus
Box

Sepeda
Motor

171

33

13

35

1147

572

54

71

30

1395

213

15

20

10

1211

370

28

44

14

51

14

1120

420

44

56

36

21

871

443

33

43

22

17

22

823

525

27

17

111

55

755

523

50

37

136

86

681

374

51

36

116

105

346

304

15

111

37

654

518

41

96

74

807

474

46

11

106

48

616

Total
(V)

Weekday
Segm
en

VII15
5

Lokasi

Jl. Basuki Rahmat menuju Jl. Sukowati

Waktu

H
V

L
V

M
C

06.00 08.00
11.00 13.00

10
6
17
5

43
2
47
3

72
7
49
0

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

1265
1138

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI

Segm
en

Lokasi

Jl. Ahmad Yani menuju Desa Beran

Jl. Ahmad Yani menuju Kelurahan Margomulyo

Jl. PB Sudirman menuju Desa Jururejo

Jl. M.H. Thamrin menuju Kelurahan Margomulyo

Jl. Jaksa Agung Suprapto menuju Kelurahan


Margomulyo
5
Jl. Jaksa Agung Suprapto menuju Kelurahan
Ketanggi

VII15
6

Jl. Yos Sudarso menuju Kelurahan Ketanggi

Waktu
16.00 18.00
06.00 08.00
11.00 13.00
16.00 18.00
06.00 08.00
11.00 13.00
16.00 18.00
06.00 08.00
11.00 13.00
16.00 18.00
06.00 08.00
11.00 13.00
16.00 18.00
06.00 08.00
11.00 13.00
16.00 18.00
06.00 08.00
11.00 13.00
16.00 18.00
06.00 08.00
11.00 13.00
16.00 18.00

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

H
V
60
10
2
72
76
24
24
17
58
82
53
16
56
35
24
46
17
26
46
16
20
24
4

L
V

M
C

41
2
59
7
53
5
54
8
49
6
56
0
49
2
19
4
28
3
19
0
12
8
38
5
34
5
31
0
36
4
31
7
31
8
45
8
50
9
25
7
23
0
14
4

34
6
21
8
33
9
35
7
75
2
57
7
35
6
21
0
21
2
27
8
10
9
35
4
25
3
47
5
51
3
48
3
49
7
68
1
67
1
18
8
25
5
12
2

Total
(V)
818
917
946
980
1272
1161
864
461
577
521
252
796
633
809
922
817
841
1185
1195
466
509
270

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI

Segm
en

Lokasi

Waktu

Jl. Sukowati masuk Jl. Basuki Rahmat

Jl. Sukowati menuju Desa Karangasri

Jl. Maospati-Solo menuju Jl. Ahmad Yani

Jl. Ngawi-Solo menuju Desa Grudo


9

Jl. Ngawi-Solo menuju Desa Watualang

06.00 08.00
11.00 13.00
16.00 18.00
06.00 08.00
11.00 13.00
16.00 18.00
06.00 08.00
11.00 13.00
16.00 18.00
06.00 08.00
11.00 13.00
16.00 18.00
06.00 08.00
11.00 13.00
16.00 18.00

H
V
65
15
7
38
62
37
11
80
50
62
37
4
30
0
33
2
21
1
32
8
33
5

L
V

M
C

21
6
53
2
30
4
32
4
63
9
35
3
49
0
45
4
47
7
57
3
58
8
32
7
28
5
49
2
37
4

54
6
59
6
40
1
93
0
59
8
29
3
38
7
31
8
34
0
23
6
11
8
10
3
23
3
29
1
24
0

Total
(V)
827
1285
743
1316
1274
656
957
822
879
1183
1006
763
729
1110
948

Weekend
Segmen

Lokasi

Jl. Basuki
Rahmat menuju
Jl. Sukowati

VII15
7

Waktu
06.00 08.00
11.00 13.00

HV

LV

MC

Total (V)

85

392

486

146

816

19

981

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI

Segmen

Lokasi

Jl. Ahmad Yani


menuju Jl.
Maospati-Solo

Jl. Ahmad Yani


menuju
Kelurahan
Margomulyo

Jl. Ahmad Yani


menuju Desa
Beran

Jl. PB Sudirman
menuju Desa
Jururejo

Jl. M.H.
Thamrin menuju
Kelurahan
Margomulyo
Jl. Jaksa Agung
Suprapto
menuju
Kelurahan
Margomulyo

5
Jl. Jaksa Agung
Suprapto
menuju
Kelurahan
Ketanggi
6

VII15
8

Jl. Yos Sudarso


menuju
Kelurahan
Ketanggi

Waktu
16.00 18.00
06.00 08.00
11.00 13.00
16.00 18.00
06.00 08.00
11.00 13.00
16.00 18.00
06.00 08.00
11.00 13.00
16.00 18.00
06.00 08.00
11.00 13.00
16.00 18.00
06.00 08.00
11.00 13.00
16.00 18.00
06.00 08.00
11.00 13.00
16.00 18.00
06.00 08.00
11.00 13.00
16.00 18.00
06.00 08.00
11.00 13.00
16.00 -

HV

LV

MC

Total (V)

86

775

13

875

11

96

108

397

406

12

214

226

184

259

451

523

408

937

497

201

702

96

550

301

947

86

615

235

936

62

636

223

922

37

373

417

54

600

13

667

60

327

392

198

169

373

247

187

438

206

71

277

256

261

294

304

245

247

270

472

750

12

394

591

997

444

634

1085

151

155

16

309

332

213

224

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI

Segmen

Lokasi

Jl. Sukowati
masuk Jl. Basuki
Rahmat
7
Jl. Sukowati
menuju Desa
Karangasri

Jl. MaospatiSolo menuju Jl.


Ahmad Yani

Jl. Ngawi-Solo
menuju Desa
Grudo
9
Jl. Ngawi-Solo
menuju Desa
Watualang

VII15
9

Waktu
18.00
06.00 08.00
11.00 13.00
16.00 18.00
06.00 08.00
11.00 13.00
16.00 18.00
06.00 08.00
11.00 13.00
16.00 18.00
06.00 08.00
11.00 13.00
16.00 18.00
06.00 08.00
11.00 13.00
16.00 18.00

HV

LV

MC

Total (V)

49

198

248

495

134

792

466

1393

41

519

232

791

58

213

273

121

627

748

36

228

264

78

456

280

814

68

526

218

812

47

541

206

794

199

572

772

266

617

885

265

466

732

178

325

164

666

204

571

202

977

185

531

154

870

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

B.

Kapasitas Jalan

Kapasitas jalan adalah jumlah kendaraan maksimum yang dapat ditampung pada ruas jalan
selama kondisi tertentu (desain geometri, lingkungan dan komposisi tertentu) yang
dinyatakan dalam satuan massa penumpang (smp/jam). Menutut Manual Kapasitas Jalan
Indonesia tahun 1997, Persamaan umum untuk menghitung kapasitas suatu ruas jalan untuk
jalan luar kota adalah sebagai berikut:
( 5-1)

C = CO x FCW x FCSP x FCSF x FCCS


C = Kapasitas (smp/jam)
CO = Kapasitas dasar (smp/jam)
FCW = Faktor penyesuaian lebar jalan
FCSP = Faktor penyesuaian pemisahan arah (hanya untuk jalan tak terbagi)
FCSF = Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan/kereb
FCCS = Faktor penyesuaian ukuran kota

Berdasarkan rumus kapasitas diatas maka terdapat ketentuan dalam menentukan


nilai yang menjadi factor penyesuaian untuk masing- masing segmen yang ada pada
Kelurahan Pisang candi. Ketentuan tersebut sebagai berikut:
1. Kapasitas Dasar (Co)
Menurut MKJI 1997 mengenai jalan perkotaan, ketentuan yang digunakan
dalam menentukan nilai kapasitas dasar dalam menghitung kapasitas jalan (Co)
adalah sebagai berikut :
Tabel 5.33 Kapasitas Dasar Jalan Luar Perkotaan (Co)
Tipe Jalan/Tipe Alinyemen
Empat-lajur terbagi (4/2D)
- Datar
- Bukit
- Gunung
Empat-lajur tak-terbagi (4/2UD)
- Datar
- Bukit
- Gunung
Dua-lajut tak-terbagi (2/2UD)
- Datar
- Bukit
- Gunung
Sumber: MKJI, 1997

Kapasaitas Dasar (smp/jam)


1900
1850
1800
1700
1650
1600
3100
3000
2900

2. Faktor Koreksi Lebar Jalan (Fcw)


Menurut MKJI 1997 mengenai jalan perkotaan, ketentuan yang digunakan
dalam menentukan nilai factor koreksi lebar jalan (Fcw) dalam menghitung
kapasitas jalan (Co) adalah sebagai berikut :
Tabel 5.34 Faktor Koreksi Kapasitas Akibat Lebar Jalan (Fcw)
Tipe Jalan
Empat-lajur terbagi (4/2D)

Lebar Jalan Efektif (m)


Perlajur

Fcw

3,00
3,25
3,50
3,75
Perlajur
3,00
3,25
3,50
3,75
Dua Arah
5
6
7
8
9
10
11

Enam-lajur terbagi (6/2D)

Empat-lajur tak-terbagi (4/2UD)


Dua-lajur tak-terbagi (2/2UD)

0,91
0,96
1,00
1,03
0,91
0,95
1,00
1,03
0,69
0,91
1,00
1,08
1,15
1,21
1,27

Sumber: MKJI, 1997

3. Faktor Koreksi Kapasitas akibat Pembagi Arah (FCsp)


Menurut MKJI 1997 mengenai jalan perkotaan, ketentuan yang digunakan
dalam menentukan nilai Faktor Koreksi Kapasitas akibat Pembagi Arah (FCsp)
dalam menghitung kapasitas jalan (Co) adalah sebagai berikut :
Tabel 5.35 Faktor Koreksi Kapasitas Akibat Lebar Jalan (Fcw)
Pembagian Arah (%-%)
Dua-lajur (2/2)
FCsp
Empat-lajur (4/2)
Sumber: MKJI, 1997

50-50
1,00
1,00

55-45
0,97
0,975

60-40
0,94
0,95

65-35
0,91
0,925

70-30
0,88
0,90

4. Faktor Koreksi Kapasitas Akibat Gangguan Samping dan Bahu Jalan (FCsf)
Menurut MKJI 1997 mengenai jalan perkotaan, ketentuan yang digunakan
dalam menentukan nilai Faktor Koreksi Kapasitas Akibat Gangguan Samping
dan Bahu Jalan (FCsf) dalam menghitung kapasitas jalan (Co) adalah sebagai
berikut :

Tabel 5.36 Faktor Koreksi Kapasitas Akibat Gangguan Samping dan Bahu Jalan (FCsf)
Tipe Jalan

Empat-lajur terbagi (4/2D)

Empat-lajur tak-terbagi (4/2UD)


Dua-lajur tak-terbagi (2/2 UD)
Sumber: MKJI, 1997

Kelas Hambatan
Samping
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi

FCsf
Lebar Bahu Jalan Efektif
<0,5
1,0
1,5
0,99
1,00
1,01
0,96
0,97
0,99
0,93
0,95
0,96
0,90
0,92
0,95
0,88
0,90
0,93
0,97
0,99
1,00
0,93
0,95
0,97
0,88
0,91
0,94
0,84
0,87
0,91
0,80
0,83
0,88

>2,0
1,03
1,01
0,99
0,97
0,96
1,02
1,00
0,98
0,95
0,93

5. Faktor Koreksi Kapasitas Akibat Ukuran Kota (FCcs)


Menurut MKJI 1997 mengenai jalan perkotaan, ketentuan yang digunakan
dalam menentukan nilai Faktor Faktor Koreksi Kapasitas Akibat Ukuran Kota
(FCcs) dalam menghitung kapasitas jalan (Co) adalah sebagai berikut :
Tabel 5.37 Faktor Koreksi Kapasitas Akibat Ukuran Kota (FCcs)
Ukuran Kota (Juta Penduduk)
<0,1
0,1-0,5
0,5-1,0
1,0-3,0
>3
Sumber: MKJI, 1997

Faktor Koreksi untuk Ukuran Kota


0,86
0,90
0,94
1,00
1,04

Weekday
Segmen

Lokasi

Waktu

CO

FCW

FCSP

FCSF

FCcs

3100

0,69

0,9

3103,59

1700

1,03

0,9

1703,93

1700

0,91

0,9

1703,81

1700

1,03

0,9

1703,93

3100

0,69

0,9

3103,59

3100

0,69

0,9

3103,59

06.00 - 08.00
1

Jl. Basuki Rahmat


menuju Jl. Sukowati

11.00 - 13.00
16.00 - 18.00
06.00 - 08.00

Jl. Ahmad Yani


menuju Desa Beran

11.00 - 13.00
16.00 - 18.00

2
06.00 - 08.00
Jl. Ahmad Yani
menuju Kelurahan
Margomulyo

11.00 - 13.00
16.00 - 18.00
06.00 - 08.00

Jl. PB Sudirman
menuju Desa
Jururejo

11.00 - 13.00
16.00 - 18.00
06.00 - 08.00

Jl. M.H. Thamrin


menuju Kelurahan
Margomulyo

11.00 - 13.00
16.00 - 18.00

Jl. Jaksa Agung

06.00 - 08.00

Segmen

Lokasi

Waktu

CO

FCW

FCSP

FCSF

FCcs

3100

0,69

0,9

3103,59

3100

0,69

0,9

3103,59

3100

0,69

0,9

3103,59

3100

0,69

0,9

3103,59

1700

1,03

0,9

1703,93

11.00 - 13.00
Suprapto menuju
Kelurahan

16.00 - 18.00
06.00 - 08.00

Jl. Jaksa Agung


Suprapto menuju
Kelurahan Ketanggi

11.00 - 13.00
16.00 - 18.00
06.00 - 08.00

Jl. Yos Sudarso


menuju Kelurahan
Ketanggi

11.00 - 13.00
16.00 - 18.00
06.00 - 08.00

Jl. Sukowati masuk


Jl. Basuki Rahmat

11.00 - 13.00
16.00 - 18.00

7
06.00 - 08.00
Jl. Sukowati menuju
Desa Karangasri

11.00 - 13.00
16.00 - 18.00

Jl. Maospati-Solo
menuju Jl. Ahmad
Yani

06.00 - 08.00
11.00 - 13.00

Segmen

Lokasi

Waktu

CO

FCW

FCSP

FCSF

FCcs

1700

1,03

0,97

0,9

1703,9

1700

0,91

0,97

0,9

1703,78

16.00 - 18.00
06.00 - 08.00
Jl. Ngawi-Solo
menuju Desa Grudo

11.00 - 13.00
16.00 - 18.00

9
06.00 - 08.00
Jl. Ngawi-Solo
menuju Desa
Watualang

11.00 - 13.00
16.00 - 18.00

Weekend
Segmen

Lokasi

Waktu

CO

FCW

FCSP

FCSF

FCcs

3100

0,69

0,9

3103,59

1700

1,03

0,9

1703,93

1700

0,91

0,9

1703,81

1700

1,03

0,9

1703,93

1700

1,03

0,9

1703,93

3100

0,69

0,9

3103,59

06.00 - 08.00
1

Jl. Basuki Rahmat


menuju Jl. Sukowati

11.00 - 13.00
16.00 - 18.00
06.00 - 08.00

Jl. Ahmad Yani


menuju Jl. MaospatiSolo

11.00 - 13.00
16.00 - 18.00
06.00 - 08.00

Jl. Ahmad Yani


menuju Kelurahan
Margomulyo

11.00 - 13.00
16.00 - 18.00
06.00 - 08.00

Jl. Ahmad Yani


menuju Desa Beran

11.00 - 13.00
16.00 - 18.00
06.00 - 08.00

Jl. PB Sudirman
menuju Desa Jururejo

11.00 - 13.00
16.00 - 18.00

Jl. M.H. Thamrin

06.00 - 08.00

Segmen

Lokasi

Waktu

CO

FCW

FCSP

FCSF

FCcs

3100

0,69

0,9

3103,59

3100

0,69

0,9

3103,59

3100

0,69

0,9

3103,59

3100

0,69

0,9

3103,59

3100

0,69

0,9

3103,59

11.00 - 13.00
menuju Kelurahan
Margomulyo
Jl. Jaksa Agung
Suprapto menuju
Kelurahan
Margomulyo

16.00 - 18.00
06.00 - 08.00
11.00 - 13.00
16.00 - 18.00

5
06.00 - 08.00
Jl. Jaksa Agung
Suprapto menuju
Kelurahan Ketanggi

11.00 - 13.00
16.00 - 18.00
06.00 - 08.00

Jl. Yos Sudarso


menuju Kelurahan
Ketanggi

11.00 - 13.00
16.00 - 18.00
06.00 - 08.00

Jl. Sukowati masuk Jl.


Basuki Rahmat

11.00 - 13.00
16.00 - 18.00

06.00 - 08.00
Jl. Sukowati menuju
Desa Karangasri

11.00 - 13.00

Segmen

Lokasi

Waktu

CO

FCW

FCSP

FCSF

FCcs

1700

1,03

0,9

1703,93

1700

1,03

0,97

0,9

1703,9

1700

0,91

0,97

0,9

1703,78

16.00 - 18.00
06.00 - 08.00
8

Jl. Maospati-Solo
menuju Jl. Ahmad
Yani

11.00 - 13.00
16.00 - 18.00
06.00 - 08.00

Jl. Ngawi-Solo
menuju Desa Grudo

11.00 - 13.00
16.00 - 18.00

9
06.00 - 08.00
Jl. Ngawi-Solo
menuju Desa
Watualang

11.00 - 13.00
16.00 - 18.00

C.

Tingkat Pelayanan Jalan


Tingkat pelayanan jalan dapat dilakukan apabila volume lalu lintas dan kapasitas

jalan sudah di peroleh. Berikut merupakan tabel tingkat pelayanan jalan di hari kerja:

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Weekday
Segmen

Lokasi

Jl. Basuki Rahmat


menuju Jl. Sukowati

Jl. Ahmad Yani menuju


Desa Beran

Waktu

Volume (smp/jam)

06.00 - 08.00

1265

11.00 - 13.00

1138

16.00 - 18.00

(V/C)

Tingkat Pelayanan

0,41

0,37

818

0,26

06.00 - 08.00

917

0,54

11.00 - 13.00

946

0,56

16.00 - 18.00

980

0,58

06.00 - 08.00

1272

0,75

11.00 - 13.00

1161

0,68

16.00 - 18.00

864

0,51

06.00 - 08.00

461

0,27

11.00 - 13.00

577

0,34

16.00 - 18.00

521

0,31

06.00 - 08.00

252

0,08

11.00 - 13.00

796

0,26

2
Jl. Ahmad Yani menuju
Kelurahan Margomulyo

VII170

Jl. PB Sudirman menuju


Desa Jururejo

Jl. M.H. Thamrin menuju


Kelurahan Margomulyo

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Kapasitas Jalan (C)

3103,59

1703,93

1703,81

1703,93

3103,59

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI

Segmen

Lokasi

Jl. Jaksa Agung Suprapto


menuju Kelurahan
Margomulyo

Waktu

Volume (smp/jam)

16.00 - 18.00

(V/C)

Tingkat Pelayanan

633

0,20

06.00 - 08.00

809

0,26

11.00 - 13.00

922

0,30

16.00 - 18.00

817

0,26

06.00 - 08.00

841

0,27

11.00 - 13.00

1185

0,38

16.00 - 18.00

1195

0,39

06.00 - 08.00

466

0,15

11.00 - 13.00

509

0,16

16.00 - 18.00

270

0,09

06.00 - 08.00

827

0,27

11.00 - 13.00

1285

0,41

16.00 - 18.00

743

0,24

06.00 - 08.00

1316

0,42

11.00 - 13.00

1274

0,41

5
Jl. Jaksa Agung Suprapto
menuju Kelurahan
Ketanggi

Jl. Yos Sudarso menuju


Kelurahan Ketanggi

Jl. Sukowati masuk Jl.


Basuki Rahmat
7
Jl. Sukowati menuju
Desa Karangasri

VII171

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Kapasitas Jalan (C)

3103,59

3103,59

3103,59

3103,59

3103,59

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI

Segmen

Lokasi

Jl. Maospati-Solo
menuju Jl. Ahmad Yani

Jl. Ngawi-Solo menuju


Desa Grudo

Waktu

Volume (smp/jam)

16.00 - 18.00

(V/C)

Tingkat Pelayanan

656

0,21

06.00 - 08.00

957

0,56

11.00 - 13.00

822

0,48

16.00 - 18.00

879

0,52

06.00 - 08.00

1183

0,69

11.00 - 13.00

1006

0,59

16.00 - 18.00

763

0,45

06.00 - 08.00

729

0,43

11.00 - 13.00

1110

0,65

16.00 - 18.00

948

0,56

9
Jl. Ngawi-Solo menuju
Desa Watualang

VII172

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Kapasitas Jalan (C)

1703,93

1703,9

1703,78

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI
Weekend
Segmen

Lokasi

Jl. Basuki Rahmat menuju Jl.


Sukowati

Jl. Ahmad Yani menuju Jl.


Maospati-Solo

Jl. Ahmad Yani menuju


Kelurahan Margomulyo

Jl. Ahmad Yani menuju Desa


Beran

Jl. PB Sudirman menuju Desa


Jururejo

VII173

Waktu

Volume (smp/jam)

Kapasitas Jalan (C)

(V/C)

Tingkat Pelayanan

0,16

0,32

06.00 - 08.00

486

11.00 - 13.00

981

16.00 - 18.00

875

0,28

06.00 - 08.00

108

0,06

11.00 - 13.00

406

0,24

16.00 - 18.00

226

0,13

06.00 - 08.00

451

0,26

11.00 - 13.00

937

0,55

16.00 - 18.00

702

0,41

06.00 - 08.00

947

0,56

11.00 - 13.00

936

0,55

16.00 - 18.00

922

0,54

06.00 - 08.00

417

0,24

11.00 - 13.00

667

0,39

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

3103,59

1703,93

1703,81

1703,93

1703,93

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI

Jl. M.H. Thamrin menuju


Kelurahan Margomulyo

Jl. Jaksa Agung Suprapto menuju


Kelurahan Margomulyo

16.00 - 18.00

392

0,23

06.00 - 08.00

373

0,12

11.00 - 13.00

438

0,14

16.00 - 18.00

277

0,09

06.00 - 08.00

261

0,08

11.00 - 13.00

304

0,10

16.00 - 18.00

247

0,08

06.00 - 08.00

750

0,24

11.00 - 13.00

997

0,32

16.00 - 18.00

1085

0,35

06.00 - 08.00

155

0,05

11.00 - 13.00

332

0,11

16.00 - 18.00

224

0,07

06.00 - 08.00

495

0,16

11.00 - 13.00

1393

0,45

16.00 - 18.00

791

0,25

06.00 - 08.00

273

0,09

3103,59

3103,59

5
Jl. Jaksa Agung Suprapto menuju
Kelurahan Ketanggi

Jl. Yos Sudarso menuju


Kelurahan Ketanggi

7
Jl. Sukowati masuk Jl. Basuki
Rahmat
Jl. Sukowati menuju Desa

VII174

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

3103,59

3103,59

3103,59

3103,59

STUDIO PERENCANAAN KOTA 2016


KECAMATAN NGAWI
KABUPATEN NGAWI

Karangasri

Jl. Maospati-Solo menuju Jl.


Ahmad Yani

Jl. Ngawi-Solo menuju Desa


Grudo

11.00 - 13.00

748

0,24

16.00 - 18.00

264

0,09

06.00 - 08.00

814

0,48

11.00 - 13.00

812

0,48

16.00 - 18.00

794

0,47

06.00 - 08.00

772

0,45

11.00 - 13.00

885

0,52

16.00 - 18.00

732

0,43

06.00 - 08.00

666

0,39

11.00 - 13.00

977

0,57

16.00 - 18.00

870

0,51

1703,93

1703,9

9
Jl. Ngawi-Solo menuju Desa
Watualang

VII175

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

1703,78

Peta 6.67 Peta Hierarki Jalan

Peta 6.68 Peta Penampang Jalan

Peta 6.69 Peta Perkerasan Jalan

Peta 6.70 Peta Kondisi Perkerasan Jalan

Peta 6.71 Peta Trayek Angkutan Umum

7.11

Kawasan Rawan Bencana

Peta 6.72 Peta Kawasan Rawan Bencana

7.12

Intensitas dan Tata Bangunan

7.12.1 Intensitas Pemanfaatan Ruang


A.

Koefisien Dasar Bangunan

B.

Koefisien Lantai Bangunan

C.

Koefisien Dasar Hijau

7.12.2 Ketinggian Bagunan


7.12.3 Garis Sempadan
A.

Garis Sempadan Bangunan

B.

Garis Sempadan Sungai

Peta 6.73 Peta Intensitas Bangunan SBWP

Peta 6.76 Peta Garis Sempadan Bangunan SBWP

7.12.4 Peruntukan Blok

Peta 6.79 Peta Pembagian Blok

7.13

Konsep Pengembangan Kawasan

7.13.1 Konsep Skenario Pengembangan

Peta 6.80 Peta Analisis Arah Pengembangan

Peta 6.81 Peta Analisis Kecenderungan Penggunaan Lahan

7.14

Karakteristik Kelembagaan

A.

Formal

B.

Informal

7.15

SWOT

7.16

IFAS-EFAS

Anda mungkin juga menyukai