Karya tulis ini disusun untuk memenuhi tugas Kepaniteraan Klinik Radiologi
Disusun Oleh :
Abrisha Agung Wicaksono
Pembimbing :
dr. Farit, Sp.Rad
1 | Tr a u m a A b d o m e n
S M F. R a d i o l o g i - R S . M a r d i R a h a y u K u d u s
Pendahuluan
Rongga abdomen merupakan suatu rongga dengan dukungan bagian belakang oleh
susunan tulang belakang torako-lumbo-sakralis dengan seluruh rongga yang diliputi otot dan
jaringan pengikat yang relatif rentan terhadap trauma, bila dibandingkan dengan kerangka
dada.
Dibagian atas terdapat diaphragma dan dibawah didasari oleh diaphragma pelvis yang
tersangga oleh kerangka pelvis. Bagian sisi dari muka seluruhnya di bentuk oleh otot, yang
kekuatannya sangat relatif tergantung atas derajat beban yang diberikan secara rutin terhadap
otot tersebut.
Akibat dari konstruksi pelindung rongga abdomen ini, organ yang terdapat didalam
rongga abdomen menjadi sangat rentan terhadap trauma baik trauma tajam maupun trauma
tumpul, trauma yang relatif ringan sudah cukup untuk menimbulkan kerusakan organ intratorakal, namun tanpa ditangani secara cepat dan tepat, akan mampu menyebabkan keadaan
fatal.
Tiga hal yang menimbulkan Kegawat Daruratan medis Intra-Abdomen, yaitu:
Perdarahan akibat trauma yang merusak hepar, limfa, aorta atau vena
abdominalis, pembuluh darah besar dari mesenterium, mesokolon dan omentum,
dan kerusakan organ retroperitoneal.
Peritonitis difusa akibat tercecernya isi usus kedalam rongga peritoneum akibat
kebocoran usus.
Diseminasi urine akibat kerusakan ginjal dan kandung kencing.
2 | Tr a u m a A b d o m e n
S M F. R a d i o l o g i - R S . M a r d i R a h a y u K u d u s
Trauma Abdomen
Anatomi Abdomen
Abdomen dapat didefinisikan sebagai daerah tubuh yang terletak antara diaphragma di bagian
atas dan pintu masuk pelvis dibagian bawah.Untuk kepentingan klinik, biasanya abdomen dibagi
dalam sembilan regio oleh dua garis vertikal, dan dua garis horizontal.Masing-masing garis vertikal
melalui pertengahan antara spina iliaca anterior superior dan symphisis pubis. Garis horizontal yang
atas merupakan bidang subcostalis, yang mana menghubungkan titik terbawah pinggir costa satu sama
lain. Garis horizontal yang bawah merupakan bidang intertubercularis, yang menghubungkan
tuberculum pada crista iliaca.Bidang ini terletak setinggi corpus vertebrae lumbalis V.
Pembagian regio pada abdomen yaitu : pada abdomen bagian atas : regio hypochondrium
kanan, regio epigastrium dan regio hypocondrium kiri. Pada abdomen bagian tengah : regio lumbalis
kanan, regio umbilicalis dan regio lumbalis kiri. Pada
abdomen bagian bawah : regio iliaca kanan, regio
hypogastrium dan regio iliaca kiri.
Sedangkan pembagian abdomen juga dipermudah
menjadi empat kuadran dengan menggunakan satu garis
vertikal
dan
satu
garis
horisontal
yang
saling
3 | Tr a u m a A b d o m e n
S M F. R a d i o l o g i - R S . M a r d i R a h a y u K u d u s
darah
lemak,
untuk
yang
masuk
dalam
berhubungan dengan pars abdominalis oesophagus, lambung, duodenum, flexura coli dextra,
ginjal kanan, kelenjar suprarenalis, dan kandung empedu.
Dibagi dalam lobus kanan yang besar dan lobus kiri yang kecil, yang dipisahkan oleh
perlekatan peritonium ligamentum falciforme. Lobus kanan terbagi menjadi lobus quadratus
dan lobus caudatus oleh adanya kandung empedu, fissura untuk ligamentum teres hepatis,
vena cava inferior, dan fissura untuk ligamentum venosum. Porta hepatis atau hilus hati
ditemukan pada permukaan postero-inferior dengan bagian atas ujung bebas omentum majus
melekat pada pinggirnya.Hati dikelilingi oleh capsula fibrosa yang membentuk lobulus
hati.Pada ruang antara lobulus-lobulus terdapat saluran portal, yang mengandung cabang
arteri hepatica, vena porta, dan saluran empedu (segitiga portal).
2. Limpa
Merupakan massa jaringan limfoid tunggal yang terbesar dan umumnya berbentuk oval,
dan berwarna kemerahan. Terletak pada regio hypochondrium kiri, dengan sumbu
panjangnya terletak sepanjang iga X dan kutub bawahnya berjalan ke depan sampai linea
axillaris media, dan tidak dapat diraba pada pemeriksaan fisik. Batas anterior limpa adalah
lambung, cauda pankreas, flexura coli sinistra. Batas posterior pada diaphragma, pleura kiri
( recessus costodiaphragmatica kiri ), paru kiri, costa IX, X, dan XI kiri.
3. Lambung
Merupakan bagian saluran pencernaan yang melebar dan mempunyai 3 fungsi utama:
a. menyimpan makanan dengan kapasitas 1500 ml pada orang dewasa
b. mencampur makanan dengan getah lambung untuk membentuk kimus yang setengah
padat
c. mengatur kecepatan pengiriman kimus ke usus halus sehingga pencernaan dan absorbsi
yang efisien dapat berlangsung.
Lambung terletak pada bagian atas abdomen, dari regio hipochondrium kiri sampai
regio epigastrium dan regio umbilikalis.Sebagian besar lambung terletak di bawah iga-iga
bagian bawah.Batas anterior lambung adalah dinding anterior abdomen, arcus costa kiri,
pleura dan paru kiri, diaphragma, dan lobus kiri hati. Sedangkan batas posterior lambung
adalah bursa omentalis, diaphragma, limpa, kelenjar suprarenal kiri, bagian atas ginjal kiri,
arteri lienalis, pankreas, mesocolon tranversum, dan colon tranversum. Secara kasar lambung
berbentuk huruf J dan mempunyai dua lubang, ostium cardiacum dan ostium pyloricum, dua
5 | Tr a u m a A b d o m e n
S M F. R a d i o l o g i - R S . M a r d i R a h a y u K u d u s
curvatura yang disebut curvatura mayor dan minor, serta dua permukaan anterior dan
posterior. Lambung dibagi menjadi fundus, corpus dan antrum.Fundus berbentuk kubah dan
menonjol ke atas terletak di
sebelah
kiri
ostium
dari
corpus
adalah
lambung.Antrum
ototnya
berfungsi
mengatur
6 | Tr a u m a A b d o m e n
S M F. R a d i o l o g i - R S . M a r d i R a h a y u K u d u s
Vesica Fellia berperan sebagai reservoir empedu dengan kapasitas 50 ml. Vesica
Fellia mempunyai kemampuan memekatkan empedu. Untuk
membantu proses
satu
sama
duodenum
darah
menyebabkan
lumbalis kedua dan ketiga. Batas anterior pada fundus kandung empedu dan lobus
kanan hati, colon tranversum, dan lekukan- lekukan usus halus.Batas posterior pada
hilus ginjal kanan dan ureter kanan. Batas lateral pada colon ascenden, flexura coli
dextra, dan lobus kanan hati. Batas medial pada caput pancreas.
c. Bagian ketiga duodenum
Panjangnya 8 cm, berjalan horisontal ke kiri pada bidang subcostalis, mengikuti
pinggir bawah caput pankreas.Batas anterior pada pangkal mesenterium usus halus,
dan lekukan-lekukan jejunum.Batas posterior pada ureter kanan, muskulus psoas
kanan, vena cava inferior, dan aorta.Batas superior pada caput pankreas, dan batas
inferior pada lekukan-lekukan jejunum.
d. Bagian keempat duodenum
Panjangnya 5 cm, berjalan ke atas dan kiri, kemudian memutar ke depan pada
perbatasan duodenum dan jejunum. Terdapat ligamentum Treitz yang menahan
junctura duodeno-jejunalis.Batas anterior pada permulaan pangkal mesenterium dan
lekukan-lekukan jejunum.Batas posterior pada pinggir kiri aorta dan pinggir medial
muskulus psoas kiri.
Jejunum dan Ileum panjangnya 6 m, dua perlima bagian atas merupakan
jejunum.Jejunum mulai pada junctura duodenojejunalis dan ileum berakhir pada junctura
ileocaecalis. Dalam keadaan hidup, jejunum dan ileum dibedakan dengan gambaran berikut :
a. Lekukan jejunum terletak pada bagian atas rongga peritonium di bawah sisi kiri
mesocolon tranversum, ileum terletak pada bagian bawah rongga peritonium dan
dalam pelvis.
b. Jejunum lebih besar, berdinding lebih tebal, dan lebih merah dari ileum.
c. Mesenterium jejunum melekat pada dinding posterior abdomen di atas dan kiri aorta,
sedangkan mesenterium ileum melekat di bawah dan kanan aorta.
d. Pembuluh darah mesenterium membentuk satu atau dua arkade dengan cabangcabang yang panjang dan jarang, sedangkan ileum menerima banyak pembuluh darah
pendek, berasal dari tiga atau lebih arkade.
e. Pada ujung mesenterium jejunum, lemak disimpan dekat pangkal, sedangkan pada
mesenterium ileum lemak disimpan di seluruh bagian.
f. Kelompokan jaringan limfoid ( pagmen Peyer ) terdapat pada mukosa ileum bagian
bawah sepanjang pinggir antimesentrik.
6. Usus besar
Usus besar dibagi dalam caecum, appendix vermiformis, colon ascenden, colon
8 | Tr a u m a A b d o m e n
S M F. R a d i o l o g i - R S . M a r d i R a h a y u K u d u s
tranversum, colon descenden, dan colon sigmoideum, rectum dan anus.Fungsi utama usus
besar adalah absorpsi air dan elektrolit dan menyimpan bahan yang tidak dicernakan sampai
dapat dikeluarkan dari tubuh sebagai feses.
Caecum terletak pada fossa iliaca, panjang 6 cm, dan diliputi oleh peritonium.Batas
anterior pada lekukan-lekukan usus halus, sebagian omentum majus, dan dinding anterior
abdomen regio iliaca kanan.Batas posterior pada m. psoas dan m. iliacus, n. femoralis, dan n.
cutaneus femoralis lateralis.Batas medial pada appendix vermiformis.
Appendix vermiformis panjangnya 8 13 cm, terletak pada regio iliaca kanan. Ujung
appendix dapat ditemukan pada tempat berikut :
a.
b.
c.
d.
Colon ascenden terletak pada regio iliaca kanan dengan panjang 13 cm. Berjalan ke
atas dari caecum sampai permukaan inferior lobus kanan hati, di mana colon ascenden secara
tajam ke kiri, membentuk flexura coli dextra, dan dilanjutkan sebagai colon tranversum.
Peritonium menutupi pinggir dan permukaan depan colon ascenden dan menghubungkannya
dengan dinding posterior abdomen. Batas anterior pada lekukan-lekukan usus halus,
omentum majus, dan dinding anterior abdomen. Batas posterior pada m. Iliacus, crista iliaca,
m. Quadratus lumborum, origo m. Tranversus abdominis, dan kutub bawah ginjal kanan.
Colon tranversum panjangnya 38 cm dan berjalan menyilang abdomen, menduduki
regio umbilikalis dan hipogastrikum.Batas anterior pada omentum majus dan dinding anterior
abdomen.Batas posterior pada bagian kedua duodenum, caput pankreas, dan lekukan-lekukan
jejunum dan ileum.
Colon descenden terletak pada regio iliaca kiri, dengan panjang 25 cm. Berjalan ke
bawah dari flexura coli sinistra sampai pinggir pelvis.Batas anterior pada lekukan-lekukan
usus halus, omentum majus, dan dinding anterior abdomen. Batas posterior pada pinggir
lateral ginjal kiri, origo m. Tranversus abdominis, m. Quadratus lumborum, crista iliaca, m.
Iliacus, dan m. Psoas kiri.
b. Organ Retroperitoneal
9 | Tr a u m a A b d o m e n
S M F. R a d i o l o g i - R S . M a r d i R a h a y u K u d u s
1. Ginjal
Berperan penting dalam mengatur keseimbangan air dan elektrolit dalam tubuh dan
mempertahankan keseimbangan asam basa darah.Kedua ginjal berfungsi mengekskresi
sebagian besar zat sampah metabolisme dalam bentuk urin.Ginjal berwarna coklatkemerahan, terletak tinggi pada dinding posterior abdomen, sebagian besar ditutupi oleh
tulang iga.Ginjal kanan terletak lebih rendah dibanding ginjal kiri, dikarenakan adanya lobus
kanan hati yang besar.
Ginjal dikelilingi oleh capsula fibrosa yang melekat erat dengan cortex ginjal.Di luar
capsula fibrosa terdapat jaringan lemak yang disebut lemak perirenal.Fascia renalis
mengelilingi lemak perirenal dan meliputi ginjal dan kelenjar suprarenalis. Fascia renalis
merupakan kondensasi jaringan areolar, yang di lateral melanjutkan diri sebagai fascia
tranversus. Di belakang fascia renalis terdapat banyak lemak yang disebut lemak pararenal.
Batas anterior ginjal kanan pada kelenjar suprarenalis, hati, bagian kedua duodenum,
flexura coli dextra. Batas posterior pada diaphragma, recessus costodiaphragmatica pleura,
costa XII, m. Psoas, m. Quadratus lumborum, dan m. Tranversus abdominis.
Pada ginjal kiri, batas anterior pada kelenjar suprarenalis, limpa, lambung, pankreas,
flexura coli kiri, dan lekukan-lekukan jejunum. Batas posterior pada diaphragma, recessus
costodiaphragmatica pleura, costa XI, XII, m. Psoas, m. Quadratus lumborum, dan m.
Tranversus abdominis.
2. Ureter
Mengalirkan urin dari ginjal ke vesica urinaria, dengan didorong sepanjang ureter oleh
kontraksi peristaltik selubung otot, dibantu tekanan filtrasi glomerulus. Panjang ureter 25
cm dan memiliki tiga penyempitan :
a. di mana piala ginjal berhubungan dengan ureter
b. waktu ureter menjadi kaku ketika melewati pinggir pelvis
c. waktu ureter menembus dinding vesica urinaria.
Ureter keluar dari hilus ginjal dan berjalan vertikal ke bawah di belakang peritonium
parietal pada m. Psoas, memisahkannya dari ujung processus tranversus vertebra lumbalis.
Ureter masuk ke pelvis dengan menyilang bifurcatio a. Iliaca comunis di depan articulatio
sacroiliaca, kemudian berjalan ke bawah pada dinding lateral pelvis menuju regio
10 | T r a u m a A b d o m e n
S M F. R a d i o l o g i - R S . M a r d i R a h a y u K u d u s
Patofisiologi
Mekanisme trauma tumpul abdomen
12 | T r a u m a A b d o m e n
S M F. R a d i o l o g i - R S . M a r d i R a h a y u K u d u s
Pemeriksaan Fisik
Anamnesis mengandung data kunci yang dapat mengarahkan diagnosis gawat abdomen.
Riwayat trauma sangat penting untuk menilai penderita yang cedera dalam tabrakan
kendaraan bermotor meliputi : kejadian apa, dimana, kapan terjadinya dan perkiraan arah dari
datangnya ruda paksa tersebut. Sifat, letak dan perpindahan nyeri merupakan gejala yang
penting. Demikian juga muntah, kelainan defekasi dan sembelit. Adanya syok, nyeri tekan,
defans muskular, dan perut kembung harus diperhatikan sebagai gejala dan tanda penting.
Sifat nyeri, cara timbulnya dan perjalanan selanjutnya sangat penting untuk menegakkan
diagnosis.
Pada pemeriksaan fisik, perlu diperhatikan kondisi umum, wajah, denyut nadi, pernapasan,
suhu badan, dan sikap baring pasien, sebelum melakukan pemeriksaan abdomen. Gejala dan
tanda dehidrasi, perdarahan, syok, dan infeksi atau sepsis juga perlu diperhatikan.
Pemeriksaan fisik pada pasien trauma tumpul abdomen harus dilakukan secara sistematik
meliputi inspeksi, auskultasi, palpasi, dan perkusi.
Pada inspeksi, perlu diperhatikan :
Adanya luka lecet di dinding perut, hal ini dapat memberikan petunjuk adanya
kemungkinan kerusakan organ di bawahnya.
Adanya perdarahan di bawah kulit, dapat memberikan petunjuk perkiraan organ-organ
apa saja yang dapat mengalami trauma di bawahnya. Ekimosis pada flank (Grey
Turner Sign) atau umbilicus (Cullen Sign) merupakan indikasi perdarahan
retroperitoneal, tetapi hal ini biasanya lambat dalam beberapa jam sampai hari.
13 | T r a u m a A b d o m e n
S M F. R a d i o l o g i - R S . M a r d i R a h a y u K u d u s
Adanya distensi pada dinding perut merupakan tanda penting karena kemungkinan
adanya pneumoperitonium, dilatasi gastric, atau ileus akibat iritasi peritoneal.
Pergerakan pernafasan perut, bila terjadi pergerakan pernafasan perut yang tertinggal
maka kemungkinan adanya peritonitis.
Pada palpasi, perlu diperhatikan :
Adanya defence muscular menunjukkan adanya kekakuan pada otot-otot dinding
perut abdomen akibat peritonitis.
Ada tidaknya nyeri tekan, lokasi dari nyeri tekan ini dapat menunjukkan organ-organ
yang mengalami trauma atau adanya peritonitis.
Pada perkusi, perlu diperhatikan :
Redup hati yang menghilang menunjukkan adanya udara bebas dalam rongga perut
yang berarti terdapatnya robekan (perforasi) dari organ-organ usus.
Nyeri ketok seluruh dinding perut menunjukkan adanya tanda-tanda peritonitis umum.
Adanya Shifting dullness menunjukkan adanya cairan bebas dalam rongga perut,
berarti kemungkinan besar terdapat perdarahan dalam rongga perut.
Pada auskultasi, perlu diperhatikan :
Ditentukan apakah bising usus ada atau tidak, pada robekan (perforasi) usus bising
usus selalu menurun, bahkan kebanyakan menghilang sama sekali.
Adanya bunyi usus pada auskultasi toraks kemungkinan menunjukkan adanya trauma
diafragma.
Pemeriksaan rektal toucher dilakukan untuk mencari adanya penetrasi tulang akibat fraktur
pelvis, dan tinja harus dievaluasi untuk gross atau occult blood. Evaluasi tonus rektal penting
untuk menentukan status neurology pasien dan palpasi high-riding prostate mengarah pada
trauma salurah kemih.
Radiologi
1. Foto Polos Abdomen
diafragma kanan dan hepar atau diafragma kiri dan lien.Juga bisa tampak area lusen
bentuk oval (perihepatik) di anterior hepar. Pada posisi lateral dekubitus kiri,
didapatkan radiolusen antara batas lateral kanan dari hepar dan permukaan
peritoneum. Pada posisi lateral dekubitus kanan, tampak triangular sign seperti
segitiga (triangular) yang kecil-kecil dan berjumlah banyak karena pada posisi miring
udara cenderung bergerak ke atas sehingga udara mengisi ruang-ruang di antara
incisura dan dinding abdomen lateral. Pada proyeksi abdomen supine, berbagai
gambaran radiologi dapat terlihat yang meliputi falciform ligament sign dan Rigler`s
sign.
Proyeksi yang paling baik adalah lateral dekubitus kiri dimana udara bebas dapat
terlihat antara batas lateral kanan dari hati dan permukaan peritoneum dan dapat
digunakan untuk setiap pasien yang sangat sakit.
Tanda peritoneum pada foto polos diklasifikasikan menjadi pneumoperitoneum
kecil dan pneumoperitoneum dalam jumlah besar yang berkaitan dengan lebih dari
1000 ml udara bebas. Gambaran pneumoperitoneum dengan udara dalam jumlah
besar antara lain:
Football sign, yang biasanya menggambarkan pengumpulan udara di dalam
kantung dalam jumlah besar sehingga udara tampak membungkus seluruh
kavum abdomen, mengelilingi ligamen falsiformis sehingga memberi jejak
seperti bola sepak.
Gas-relief sign, Rigler sign, dan double wall sign yang memvisualisasikan
dinding terluar lingkaran usus disebabkan udara di luar lingkaran usus dan
udara normal intralumen.
Urachus merupakan refleksi peritoneal vestigial yang biasanya tidak terlihat
pada foto polos abdomen. Urachus memiliki opasitas yang sama dengan
struktur jaringan lunak intraabdomen lainnya, tapi ketika terjadi
pneumoperitoneum, udara tampak melapisi urachus. Urachus tampak
seperti garis tipis linier di tengah bagian bawah abdomen yang berjalam
dari kubah vesika urinaria ke arah kepala.Dasar urachus tampak sedikit
lebih tebal daripada apeks.
Ligamen umbilical lateral yang mengandung pembuluh darah epigastrik
inferior dapat terlihat sebagai huruf V terbalik di daerah pelvis sebagai
akibat pneumoperitoneum dalam jumlah banyak.
Telltale triangle sign menggambarkan daerah segitiga udara diantara 2
lingkaran usus dengan dinding abdomen.
Udara skrotal dapat terlihat akibat ekstensi intraskrotal peritoneal (melalui
16 | T r a u m a A b d o m e n
S M F. R a d i o l o g i - R S . M a r d i R a h a y u K u d u s
Kontra Indikasi
Absolute: indikasi yang jelas untuk tindakan laparotomi
17 | T r a u m a A b d o m e n
S M F. R a d i o l o g i - R S . M a r d i R a h a y u K u d u s
3. CT SCAN ABDOMEN
CT merupakan kriteria standar untuk mendeteksi pneumoperitoneum, yang lebih
sensitif dibanding foto polos abdomen. Namun, CT tidak selalu dibutuhkan jika
dicurigai pneumoperitoneum dan lebih mahal dan memiliki efek radiasi yang besar.
CT berguna untuk mengidentifikasi bahkan sejumlah kecil udara intraluminal,
terutama ketika temuan foto polos abdomen tidak spesifik. CT kurang terpengaruh
oleh posisi pasien dan teknik yang digunakan. Namun, CT tidak selalu dapat
menbedakan antara pneumoperitoneum yang disebabkan oleh kondisi benigna atau
kondisi lain yang membutuhkan operasi segera. Pneumoperitoneum dengan udara di
anterior kadang sulit dibedakan dengan udara pada usus yang dilatasi. Sebagai
tambahan, dengan CT sulit untuk melokalisasi perforasi, adanya udara bebas pada
peritoneum merupakan temuan nonspesifik. Hal ini dapat disebabkan oleh perforasi
usus, paska operasi, atau dialisis peritoneal.
Pada posisi supine, udara yang terletak di anterior dapat dibedakan dengan udara
di dalam usus.Jika ada perforasi, cairan inflamasi yang bocor juga dapat diamati di
dalam peritoneum.Penyebab perforasi kadang dapat didiagnosis.
Pada CT dan radiologi konvensional, kontras oral
digunakan
untuk
19 | T r a u m a A b d o m e n
S M F. R a d i o l o g i - R S . M a r d i R a h a y u K u d u s
20 | T r a u m a A b d o m e n
S M F. R a d i o l o g i - R S . M a r d i R a h a y u K u d u s
USG dapat dengan cepat menunjukan cairan bebas intraperitoneal dan trauma
organ padat, mampu mengevaluasi daerah retroperitonium.
Keuntungan Kerugian
Pem. Klinik
DPL
Keuntungan
Cepat, noninvasif
Cepat, tidak mahal
Kerugian
Tidak meyakinkan
Invasif,
terlalu
spesifiknya terbatas
USG FAST
Complikasi minimal
Cepat, Noninvasif,
CT Scan
Mudah,
sensitif,
retroperitoneal
Scan
Kesimpulan
Trauma tumpul abdomen dapat menimbulkan perforasi organ berongga yang menyebabkan
terkumpulnya udara bebas dalam kavum abdomen yang disebut pneumoperitoneum.
Pneumoperitoneum dideteksi dengan pemeriksaan radiologis foto polos abdomen, CT scan,
dan ultrasonografi. Pada foto polos abdomen, pneumoperitoneum paling baik terlihat dengan
posisi lateral dekubitus kiri yang menunjukkan gambaran radiolusen antara batas lateral
kanan dari hati dan permukaan peritoneum. CT scan merupakan kriteria standar untuk
mendeteksi
pneumoperitoneum,
namun
tidak
selalu
dibutuhkan
jika
dicurigai
21 | T r a u m a A b d o m e n
S M F. R a d i o l o g i - R S . M a r d i R a h a y u K u d u s
pneumoperitoneum dan lebih mahal serta memiliki efek radiasi yang besar. Dengan USG,
pneumoperitoneum tampak sebagai daerah linier peningkatan ekogenisitas dengan artifak
reverberasi atau distal ring down. Foto polos abdomen menjadi pencitraan utama pada akut
abdomen, termasuk pada perforasi viskus abdomen, walaupun pencitraan standar adalah
dengan USG.
Daftar Pustaka
22 | T r a u m a A b d o m e n
S M F. R a d i o l o g i - R S . M a r d i R a h a y u K u d u s