Anda di halaman 1dari 22

TRAUMA ABDOMEN

Karya tulis ini disusun untuk memenuhi tugas Kepaniteraan Klinik Radiologi

Disusun Oleh :
Abrisha Agung Wicaksono
Pembimbing :
dr. Farit, Sp.Rad

Kepaniteraan Klinik Radiologi


Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Periode 12 November 24 November 2012

1 | Tr a u m a A b d o m e n
S M F. R a d i o l o g i - R S . M a r d i R a h a y u K u d u s

Pendahuluan

Rongga abdomen merupakan suatu rongga dengan dukungan bagian belakang oleh
susunan tulang belakang torako-lumbo-sakralis dengan seluruh rongga yang diliputi otot dan
jaringan pengikat yang relatif rentan terhadap trauma, bila dibandingkan dengan kerangka
dada.
Dibagian atas terdapat diaphragma dan dibawah didasari oleh diaphragma pelvis yang
tersangga oleh kerangka pelvis. Bagian sisi dari muka seluruhnya di bentuk oleh otot, yang
kekuatannya sangat relatif tergantung atas derajat beban yang diberikan secara rutin terhadap
otot tersebut.
Akibat dari konstruksi pelindung rongga abdomen ini, organ yang terdapat didalam
rongga abdomen menjadi sangat rentan terhadap trauma baik trauma tajam maupun trauma
tumpul, trauma yang relatif ringan sudah cukup untuk menimbulkan kerusakan organ intratorakal, namun tanpa ditangani secara cepat dan tepat, akan mampu menyebabkan keadaan
fatal.
Tiga hal yang menimbulkan Kegawat Daruratan medis Intra-Abdomen, yaitu:
Perdarahan akibat trauma yang merusak hepar, limfa, aorta atau vena
abdominalis, pembuluh darah besar dari mesenterium, mesokolon dan omentum,
dan kerusakan organ retroperitoneal.
Peritonitis difusa akibat tercecernya isi usus kedalam rongga peritoneum akibat
kebocoran usus.
Diseminasi urine akibat kerusakan ginjal dan kandung kencing.

2 | Tr a u m a A b d o m e n
S M F. R a d i o l o g i - R S . M a r d i R a h a y u K u d u s

Trauma Abdomen

Definisi Trauma Abdomen


Trauma Abdomen merupakan luka pada isi rongga perut yang dapat terjadi dengan atau
tanpa tembusnya dinding perut dimana pada penanganan lebih bersifat kedaruratan sehingga
terkadang diperlukan tindakan laparotomi.
Biasanya dapat menyebabkan perubahan fisiologi, sehingga terjadi gangguan
metabolisme, gangguan imunologi, dan gangguan faal berbagai organ.

Anatomi Abdomen
Abdomen dapat didefinisikan sebagai daerah tubuh yang terletak antara diaphragma di bagian
atas dan pintu masuk pelvis dibagian bawah.Untuk kepentingan klinik, biasanya abdomen dibagi
dalam sembilan regio oleh dua garis vertikal, dan dua garis horizontal.Masing-masing garis vertikal
melalui pertengahan antara spina iliaca anterior superior dan symphisis pubis. Garis horizontal yang
atas merupakan bidang subcostalis, yang mana menghubungkan titik terbawah pinggir costa satu sama
lain. Garis horizontal yang bawah merupakan bidang intertubercularis, yang menghubungkan
tuberculum pada crista iliaca.Bidang ini terletak setinggi corpus vertebrae lumbalis V.
Pembagian regio pada abdomen yaitu : pada abdomen bagian atas : regio hypochondrium
kanan, regio epigastrium dan regio hypocondrium kiri. Pada abdomen bagian tengah : regio lumbalis
kanan, regio umbilicalis dan regio lumbalis kiri. Pada
abdomen bagian bawah : regio iliaca kanan, regio
hypogastrium dan regio iliaca kiri.
Sedangkan pembagian abdomen juga dipermudah
menjadi empat kuadran dengan menggunakan satu garis
vertikal

dan

satu

garis

horisontal

yang

saling

berpotongan pada umbilicus.Kuadran tersebut adalah


kuadran kanan atas, kuadran kiri atas, kuadran kanan
bawah dan kuadran kiri bawah.

3 | Tr a u m a A b d o m e n
S M F. R a d i o l o g i - R S . M a r d i R a h a y u K u d u s

Organ dalam rongga abdomen dibagi menjadi dua, yaitu :


a. Organ Intraperitoneal
1. Hati
Merupakan kelenjar terbesar dan mempunyai tiga fungsi dasar, yaitu :
1. pembentukan dan sekresi empedu yang
dimasukkan ke dalam usus halus
2. berperan pada aktivitas
metabolisme karbohidrat,
dan protein
3. menyaring

darah

lemak,

untuk

membuang bakteri dan benda asing


lain

yang

masuk

dalam

darah dari lumen usus.


Hati bersifat lunak dan lentur dan
menduduki regio hypochondrium kanan, meluas sampai regio epigastrium.Permukaan atas
hati cembung melengkung pada permukaan bawah diaphragma. Permukaan postero-inferior
atau permukaan viseral membentuk cetakan visera yang berdekatan, permukaan ini
4 | Tr a u m a A b d o m e n
S M F. R a d i o l o g i - R S . M a r d i R a h a y u K u d u s

berhubungan dengan pars abdominalis oesophagus, lambung, duodenum, flexura coli dextra,
ginjal kanan, kelenjar suprarenalis, dan kandung empedu.
Dibagi dalam lobus kanan yang besar dan lobus kiri yang kecil, yang dipisahkan oleh
perlekatan peritonium ligamentum falciforme. Lobus kanan terbagi menjadi lobus quadratus
dan lobus caudatus oleh adanya kandung empedu, fissura untuk ligamentum teres hepatis,
vena cava inferior, dan fissura untuk ligamentum venosum. Porta hepatis atau hilus hati
ditemukan pada permukaan postero-inferior dengan bagian atas ujung bebas omentum majus
melekat pada pinggirnya.Hati dikelilingi oleh capsula fibrosa yang membentuk lobulus
hati.Pada ruang antara lobulus-lobulus terdapat saluran portal, yang mengandung cabang
arteri hepatica, vena porta, dan saluran empedu (segitiga portal).
2. Limpa
Merupakan massa jaringan limfoid tunggal yang terbesar dan umumnya berbentuk oval,
dan berwarna kemerahan. Terletak pada regio hypochondrium kiri, dengan sumbu
panjangnya terletak sepanjang iga X dan kutub bawahnya berjalan ke depan sampai linea
axillaris media, dan tidak dapat diraba pada pemeriksaan fisik. Batas anterior limpa adalah
lambung, cauda pankreas, flexura coli sinistra. Batas posterior pada diaphragma, pleura kiri
( recessus costodiaphragmatica kiri ), paru kiri, costa IX, X, dan XI kiri.
3. Lambung
Merupakan bagian saluran pencernaan yang melebar dan mempunyai 3 fungsi utama:
a. menyimpan makanan dengan kapasitas 1500 ml pada orang dewasa
b. mencampur makanan dengan getah lambung untuk membentuk kimus yang setengah
padat
c. mengatur kecepatan pengiriman kimus ke usus halus sehingga pencernaan dan absorbsi
yang efisien dapat berlangsung.
Lambung terletak pada bagian atas abdomen, dari regio hipochondrium kiri sampai
regio epigastrium dan regio umbilikalis.Sebagian besar lambung terletak di bawah iga-iga
bagian bawah.Batas anterior lambung adalah dinding anterior abdomen, arcus costa kiri,
pleura dan paru kiri, diaphragma, dan lobus kiri hati. Sedangkan batas posterior lambung
adalah bursa omentalis, diaphragma, limpa, kelenjar suprarenal kiri, bagian atas ginjal kiri,
arteri lienalis, pankreas, mesocolon tranversum, dan colon tranversum. Secara kasar lambung
berbentuk huruf J dan mempunyai dua lubang, ostium cardiacum dan ostium pyloricum, dua
5 | Tr a u m a A b d o m e n
S M F. R a d i o l o g i - R S . M a r d i R a h a y u K u d u s

curvatura yang disebut curvatura mayor dan minor, serta dua permukaan anterior dan
posterior. Lambung dibagi menjadi fundus, corpus dan antrum.Fundus berbentuk kubah dan
menonjol ke atas terletak di
sebelah

kiri

ostium

cardiacum.Biasanya fundus terisi


gas.Sedangkan
badan

dari

corpus

adalah

lambung.Antrum

merupakan bagian bawah dari


lambung yang berbentuk seperti
tabung.Dinding

ototnya

membentuk sphincter pyloricum,


yang

berfungsi

mengatur

kecepatan pengeluaran isi lambung ke duodenum.


Membran mukosa lambung tebal dan memiliki banyak pembuluh darah yang terdiri
dari banyak lipatan atau rugae.Dinding otot lambung mengandung serabut longitudinal,
serabut sirkular dan serabut oblik. Serabut longitudinal terletak paling superficial dan paling
banyak sepanjang curvatura, serabut sirkular yang lebih dalam mengelilingi fundus
lambung,dan menebal pada pylorus untuk membentuk sphincter pyloricum. Sedangkan
serabut oblik membentuk lapisan otot yang paling dalam, mengelilingi fundus berjalan
sepanjang anterior dan posterior.
4. Kandung empedu (Vesica Fellia)
Vesica Fellia adalah kantong seperti buah pear yang terletak pada permukaan viseral
hati. Secara umum dibagi menjadi tiga bagian yaitu : fundus, corpus dan collum. Fundus
berbentuk bulat dan biasanya menonjol dibawah pinggir inferior hati; dimana fundus
berhubungan dengan dinding anterior abdomen setinggi ujung rawan costa IX kanan. Corpus
bersentuhan dengan permukaan viseral hati dana arahnya keatas, belakang dan kiri.
Sedangkan collum dilanjutkan sebagai ductus cysticus yang berjalan dalam omentum minus
untuk bersatu dengan sisi kanan ductus hepaticus communis membentuk ductus
choledochus.Batas anterior vesica fellia pada dinding anterior abdomen dan bagian pertama
dan kedua duodenum.Batas posterior pada colon tranversum dan bagian pertama dan kedua
duodenum.

6 | Tr a u m a A b d o m e n
S M F. R a d i o l o g i - R S . M a r d i R a h a y u K u d u s

Vesica Fellia berperan sebagai reservoir empedu dengan kapasitas 50 ml. Vesica
Fellia mempunyai kemampuan memekatkan empedu. Untuk

membantu proses

ini, maka mukosanya mempunyai lipatan-lipatan permanen yang

satu

sama

lain saling berhubungan seperti sarang tawon. Empedu dialirkan ke

duodenum

sebagai akibat kontraksi dan pengosongan parsial kandung


empedu. Mekanisme ini diawali dengan
masuknya makanan berlemak ke dalam duodenum .lemak
menyebabkan pengeluaran hormon kolesistokinin dari
mukosa duodenum; hormon kemudian masuk ke dalam
kandung empedu berkontraksi. Pada saat yang sama otot

darah

menyebabkan

polos yang terletak pada

ujung distal ductus choledochus dan ampula relaksasi sehingga memungkinkan


masuknya empedu yang kental ke dalam duodenum. Garam-garam empedu dalam cairan
empedu penting untuk emulsifikasi lemak dalam usus halus dan membantu pencernaan serta
absorbsi lemak.
5. Usus halus
Usus halus merupakan bagian pencernaan yang paling panjang, dibagi menjadi 3
bagian : duodenum, jejunum, dan ileum. Fungsi utama usus halus adalah pencernaan dan
absorpsi hasil-hasil pencernaan.
Duodenum berbentuk huruf C yang panjangnya sekitar 25 cm, melengkung sekitar
caput pankreas, dan menghubungkan lambung dengan jejunum. Di dalam duodenum terdapat
muara saluran empedu dan saluran pankreas. Sebagian duodenum diliputi peritonium, dan
sisanya terletak retroperitonial. Duodenum terletak pada regio epigastrium dan regio
umbilikalis. Dibagi menjadi 4 bagian :
a. Bagian pertama duodenum.
Panjangnya 5 cm, mulai pada pylorus dan berjalan keatas dan ke belakang pada sisi
kanan vertebra lumbalis pertama.Bagian ini terletak pada bidang transpilorica.Batas
anterior pada lobus quadratus hati dan kandung empedu. Batas posterior pada bursa
omentalis ( 2,5 cm pertama), arteri gastroduodenalis, ductus choledochus dan vena
porta, serta vena cava inferior. Batas superior pada foramen epiploicum Winslow dan
batas inferior pada caput pankreas.
b. Bagian kedua duodenum
Panjangnya 8 cm, berjalan ke bawah di depan hilus ginjal kanan di sebelah vertebra
7 | Tr a u m a A b d o m e n
S M F. R a d i o l o g i - R S . M a r d i R a h a y u K u d u s

lumbalis kedua dan ketiga. Batas anterior pada fundus kandung empedu dan lobus
kanan hati, colon tranversum, dan lekukan- lekukan usus halus.Batas posterior pada
hilus ginjal kanan dan ureter kanan. Batas lateral pada colon ascenden, flexura coli
dextra, dan lobus kanan hati. Batas medial pada caput pancreas.
c. Bagian ketiga duodenum
Panjangnya 8 cm, berjalan horisontal ke kiri pada bidang subcostalis, mengikuti
pinggir bawah caput pankreas.Batas anterior pada pangkal mesenterium usus halus,
dan lekukan-lekukan jejunum.Batas posterior pada ureter kanan, muskulus psoas
kanan, vena cava inferior, dan aorta.Batas superior pada caput pankreas, dan batas
inferior pada lekukan-lekukan jejunum.
d. Bagian keempat duodenum
Panjangnya 5 cm, berjalan ke atas dan kiri, kemudian memutar ke depan pada
perbatasan duodenum dan jejunum. Terdapat ligamentum Treitz yang menahan
junctura duodeno-jejunalis.Batas anterior pada permulaan pangkal mesenterium dan
lekukan-lekukan jejunum.Batas posterior pada pinggir kiri aorta dan pinggir medial
muskulus psoas kiri.
Jejunum dan Ileum panjangnya 6 m, dua perlima bagian atas merupakan
jejunum.Jejunum mulai pada junctura duodenojejunalis dan ileum berakhir pada junctura
ileocaecalis. Dalam keadaan hidup, jejunum dan ileum dibedakan dengan gambaran berikut :
a. Lekukan jejunum terletak pada bagian atas rongga peritonium di bawah sisi kiri
mesocolon tranversum, ileum terletak pada bagian bawah rongga peritonium dan
dalam pelvis.
b. Jejunum lebih besar, berdinding lebih tebal, dan lebih merah dari ileum.
c. Mesenterium jejunum melekat pada dinding posterior abdomen di atas dan kiri aorta,
sedangkan mesenterium ileum melekat di bawah dan kanan aorta.
d. Pembuluh darah mesenterium membentuk satu atau dua arkade dengan cabangcabang yang panjang dan jarang, sedangkan ileum menerima banyak pembuluh darah
pendek, berasal dari tiga atau lebih arkade.
e. Pada ujung mesenterium jejunum, lemak disimpan dekat pangkal, sedangkan pada
mesenterium ileum lemak disimpan di seluruh bagian.
f. Kelompokan jaringan limfoid ( pagmen Peyer ) terdapat pada mukosa ileum bagian
bawah sepanjang pinggir antimesentrik.
6. Usus besar
Usus besar dibagi dalam caecum, appendix vermiformis, colon ascenden, colon
8 | Tr a u m a A b d o m e n
S M F. R a d i o l o g i - R S . M a r d i R a h a y u K u d u s

tranversum, colon descenden, dan colon sigmoideum, rectum dan anus.Fungsi utama usus
besar adalah absorpsi air dan elektrolit dan menyimpan bahan yang tidak dicernakan sampai
dapat dikeluarkan dari tubuh sebagai feses.
Caecum terletak pada fossa iliaca, panjang 6 cm, dan diliputi oleh peritonium.Batas
anterior pada lekukan-lekukan usus halus, sebagian omentum majus, dan dinding anterior
abdomen regio iliaca kanan.Batas posterior pada m. psoas dan m. iliacus, n. femoralis, dan n.
cutaneus femoralis lateralis.Batas medial pada appendix vermiformis.
Appendix vermiformis panjangnya 8 13 cm, terletak pada regio iliaca kanan. Ujung
appendix dapat ditemukan pada tempat berikut :
a.
b.
c.
d.

tergantung dalam pelvis berhadapan dengan dinding kanan pelvis


melekuk di belakang caecum pada fossa retrocaecalis
menonjol ke atas sepanjang pinggir lateral caecum
di depan atau di belakang bagian terminal ileum.

Colon ascenden terletak pada regio iliaca kanan dengan panjang 13 cm. Berjalan ke
atas dari caecum sampai permukaan inferior lobus kanan hati, di mana colon ascenden secara
tajam ke kiri, membentuk flexura coli dextra, dan dilanjutkan sebagai colon tranversum.
Peritonium menutupi pinggir dan permukaan depan colon ascenden dan menghubungkannya
dengan dinding posterior abdomen. Batas anterior pada lekukan-lekukan usus halus,
omentum majus, dan dinding anterior abdomen. Batas posterior pada m. Iliacus, crista iliaca,
m. Quadratus lumborum, origo m. Tranversus abdominis, dan kutub bawah ginjal kanan.
Colon tranversum panjangnya 38 cm dan berjalan menyilang abdomen, menduduki
regio umbilikalis dan hipogastrikum.Batas anterior pada omentum majus dan dinding anterior
abdomen.Batas posterior pada bagian kedua duodenum, caput pankreas, dan lekukan-lekukan
jejunum dan ileum.
Colon descenden terletak pada regio iliaca kiri, dengan panjang 25 cm. Berjalan ke
bawah dari flexura coli sinistra sampai pinggir pelvis.Batas anterior pada lekukan-lekukan
usus halus, omentum majus, dan dinding anterior abdomen. Batas posterior pada pinggir
lateral ginjal kiri, origo m. Tranversus abdominis, m. Quadratus lumborum, crista iliaca, m.
Iliacus, dan m. Psoas kiri.

b. Organ Retroperitoneal
9 | Tr a u m a A b d o m e n
S M F. R a d i o l o g i - R S . M a r d i R a h a y u K u d u s

1. Ginjal
Berperan penting dalam mengatur keseimbangan air dan elektrolit dalam tubuh dan
mempertahankan keseimbangan asam basa darah.Kedua ginjal berfungsi mengekskresi
sebagian besar zat sampah metabolisme dalam bentuk urin.Ginjal berwarna coklatkemerahan, terletak tinggi pada dinding posterior abdomen, sebagian besar ditutupi oleh
tulang iga.Ginjal kanan terletak lebih rendah dibanding ginjal kiri, dikarenakan adanya lobus
kanan hati yang besar.
Ginjal dikelilingi oleh capsula fibrosa yang melekat erat dengan cortex ginjal.Di luar
capsula fibrosa terdapat jaringan lemak yang disebut lemak perirenal.Fascia renalis
mengelilingi lemak perirenal dan meliputi ginjal dan kelenjar suprarenalis. Fascia renalis
merupakan kondensasi jaringan areolar, yang di lateral melanjutkan diri sebagai fascia
tranversus. Di belakang fascia renalis terdapat banyak lemak yang disebut lemak pararenal.
Batas anterior ginjal kanan pada kelenjar suprarenalis, hati, bagian kedua duodenum,
flexura coli dextra. Batas posterior pada diaphragma, recessus costodiaphragmatica pleura,
costa XII, m. Psoas, m. Quadratus lumborum, dan m. Tranversus abdominis.
Pada ginjal kiri, batas anterior pada kelenjar suprarenalis, limpa, lambung, pankreas,
flexura coli kiri, dan lekukan-lekukan jejunum. Batas posterior pada diaphragma, recessus
costodiaphragmatica pleura, costa XI, XII, m. Psoas, m. Quadratus lumborum, dan m.
Tranversus abdominis.
2. Ureter
Mengalirkan urin dari ginjal ke vesica urinaria, dengan didorong sepanjang ureter oleh
kontraksi peristaltik selubung otot, dibantu tekanan filtrasi glomerulus. Panjang ureter 25
cm dan memiliki tiga penyempitan :
a. di mana piala ginjal berhubungan dengan ureter
b. waktu ureter menjadi kaku ketika melewati pinggir pelvis
c. waktu ureter menembus dinding vesica urinaria.
Ureter keluar dari hilus ginjal dan berjalan vertikal ke bawah di belakang peritonium
parietal pada m. Psoas, memisahkannya dari ujung processus tranversus vertebra lumbalis.
Ureter masuk ke pelvis dengan menyilang bifurcatio a. Iliaca comunis di depan articulatio
sacroiliaca, kemudian berjalan ke bawah pada dinding lateral pelvis menuju regio
10 | T r a u m a A b d o m e n
S M F. R a d i o l o g i - R S . M a r d i R a h a y u K u d u s

ischiospinalis dan memutar menuju angulus lateral vesica urinaria.


Pada ureter kanan, batas anterior pada duodenum, bagian terminal ileum, av. Colica
dextra, av. Iliocolica, av. Testicularis atau ovarica dextra, dan pangkal mesenterium usus
halus. Batas posterior pada m. Psoas dextra.
Batas anterior ginjal kiri pada colon sigmoideum, mesocolon sigmoideum, av. Colica
sinistra, dan av. Testicularis atau ovarica sinistra.Batas posterior pada m. Psoas sinistra.
3. Pankreas
Merupakan kelenjer eksokrin dan endokrin, organ lunak berlobus yang terletak pada
dinding posterior abdomen di belakang peritonium.Bagian eksokrin kelenjer menghasilkan
sekret yang mengandung enzim yang dapat menghidrolisis protein, lemak, dan
karbohirat.Bagian endokrin kelenjer, yaitu pulau langerhans, menghasilkan hormon insulin
dan glukagon yang berperan penting dalam metabolisme karbohidrat.Pankreas menyilang
bidang transpilorica.

Dibagi menjadi empat bagian, yaitu :


1. caput pankreas berbentuki seperti cakram, terletak pada bagian cekung duodenum.
Sebagian caput meluas ke kiri di belakang av. Mesenterica superior dan dinamakan
processus uncinatus
2. collum pancreas merupakan bagian yang mengecil dan menghubungkan caput dengan
corpus pankreas. Terletak di depan pangkal vena porta dan pangkal arteri mesenterica
superior dari aorta
3. corpus berjalan ke atas dan kiri menyilang garis tengah
4. cauda berjalan menuju ke ligamentum lienorenalis dan berhubungan dengan hilus
limpa.
Batas anterior pankreas dari kanan ke kiri : colon tranversum, perlekatan mesocolon
tranversum, bursa omentalis, dan lambung. Sedangkan batas posterior pankreas dari kanan ke
kiri : ductus choledochus, vena porta, vena lienalis, vena cava inferior, aorta, pangkal arteri
mesenterica superior, m. Psoas kiri, kelenjer suprarenalis kiri, ginjal kiri, dan hilus limpa.

Etiologi dan Klasifikasi


11 | T r a u m a A b d o m e n
S M F. R a d i o l o g i - R S . M a r d i R a h a y u K u d u s

1. Trauma penetrasi (trauma perut dengan penetrasi ke dalam rongga peritonium)


Trauma tembak
Trauma tusuk
2. Trauma non penetrasi/trauma tumpul (trauma perut tanpa penetrasi ke dalam rongga
peritonium)
Kompresi
Hancur akibat kecelakaan
Sabuk pengaman
Cedera akselerasi
Perlukaan organ intra abdomen dapat dibagi menjadi:
1. Perlukaan organ padat seperti hati, limpa, pankreas, ginjal.
2. Perlukaan organ berongga seperti lambung, jejunum, kolon, buli-buli.

Perlukaan organ-organ ini dapat terjadi melalui beberapa mekanisme:


Benturan langsung
Misalnya hepar atau limpa yang menerima benturan langsung sehingga terjadi ruptur
atau laserasi, tergantung besarnya gaya yang diterima organ ini.
Cedera akselerasi-deselerasi
Cedera ini timbul akibat pada saat penderita telah berhenti melaju namun organorgan intra abdomen masih melaju, sehingga terjadi robekan pada penggantungnya,
misalnya saja robekan pada mesenterium, robekan pada pedikel limpa.
Efek kantong kertas (paper bag effect)
Efek ini timbul jika kedua ujung organ berongga dalam kondisi tertutup dan
mendapat tekanan dari luar sehingga tekanan didalam mengalami peningkatan
secara mendadak yang jika melebihi kekuatan dinding akan terjadi robekan. Efek
kantong kertas ini hanya terjadi pada organ usus atau paru
Perlukaan akibat memakai sabuk pengaman (seat belt)
Sabuk pengaman yang baik adalah tipe lap-shoulder belt yang jika dipakai dengan
benar yakni komponen panggul dari sabuk ini berada tepat di depan tulang panggul
bukan di depan perut. Meskipun begitu perlukaan masih dapat terjadi yakni:
a. Patah tulang selangka
b. Patah tulang iga
c. Perlukaan organ intra abdomen

Patofisiologi
Mekanisme trauma tumpul abdomen
12 | T r a u m a A b d o m e n
S M F. R a d i o l o g i - R S . M a r d i R a h a y u K u d u s

1. Peningkatan tekanan intra-abdomen yang mendadak, memberikan tekanan untuk


merusak organ padat (to burst injury of solid organs) seperti hepar dan limpa, atau
2.

rupture dari organ berongga seperti usus


Shearing forces, secara klasik dimulai dengan deselerasi secara cepat pada
kecelakaan lalu lintas, hal ini dapat merobek pedikel vasculer seperti mesentrium,

porta hepatis and hilus limpa


3. Compression injury organ viscera terperangkap antara dua kekuatan yang datang
didinding anterior abdomen atau daerah thoraks dengan tulang lumbal (kolumna
vertebralis)

Pemeriksaan Fisik
Anamnesis mengandung data kunci yang dapat mengarahkan diagnosis gawat abdomen.
Riwayat trauma sangat penting untuk menilai penderita yang cedera dalam tabrakan
kendaraan bermotor meliputi : kejadian apa, dimana, kapan terjadinya dan perkiraan arah dari
datangnya ruda paksa tersebut. Sifat, letak dan perpindahan nyeri merupakan gejala yang
penting. Demikian juga muntah, kelainan defekasi dan sembelit. Adanya syok, nyeri tekan,
defans muskular, dan perut kembung harus diperhatikan sebagai gejala dan tanda penting.
Sifat nyeri, cara timbulnya dan perjalanan selanjutnya sangat penting untuk menegakkan
diagnosis.
Pada pemeriksaan fisik, perlu diperhatikan kondisi umum, wajah, denyut nadi, pernapasan,
suhu badan, dan sikap baring pasien, sebelum melakukan pemeriksaan abdomen. Gejala dan
tanda dehidrasi, perdarahan, syok, dan infeksi atau sepsis juga perlu diperhatikan.
Pemeriksaan fisik pada pasien trauma tumpul abdomen harus dilakukan secara sistematik
meliputi inspeksi, auskultasi, palpasi, dan perkusi.
Pada inspeksi, perlu diperhatikan :
Adanya luka lecet di dinding perut, hal ini dapat memberikan petunjuk adanya
kemungkinan kerusakan organ di bawahnya.
Adanya perdarahan di bawah kulit, dapat memberikan petunjuk perkiraan organ-organ
apa saja yang dapat mengalami trauma di bawahnya. Ekimosis pada flank (Grey
Turner Sign) atau umbilicus (Cullen Sign) merupakan indikasi perdarahan
retroperitoneal, tetapi hal ini biasanya lambat dalam beberapa jam sampai hari.
13 | T r a u m a A b d o m e n
S M F. R a d i o l o g i - R S . M a r d i R a h a y u K u d u s

Adanya distensi pada dinding perut merupakan tanda penting karena kemungkinan
adanya pneumoperitonium, dilatasi gastric, atau ileus akibat iritasi peritoneal.
Pergerakan pernafasan perut, bila terjadi pergerakan pernafasan perut yang tertinggal
maka kemungkinan adanya peritonitis.
Pada palpasi, perlu diperhatikan :
Adanya defence muscular menunjukkan adanya kekakuan pada otot-otot dinding
perut abdomen akibat peritonitis.
Ada tidaknya nyeri tekan, lokasi dari nyeri tekan ini dapat menunjukkan organ-organ
yang mengalami trauma atau adanya peritonitis.
Pada perkusi, perlu diperhatikan :
Redup hati yang menghilang menunjukkan adanya udara bebas dalam rongga perut
yang berarti terdapatnya robekan (perforasi) dari organ-organ usus.
Nyeri ketok seluruh dinding perut menunjukkan adanya tanda-tanda peritonitis umum.
Adanya Shifting dullness menunjukkan adanya cairan bebas dalam rongga perut,
berarti kemungkinan besar terdapat perdarahan dalam rongga perut.
Pada auskultasi, perlu diperhatikan :
Ditentukan apakah bising usus ada atau tidak, pada robekan (perforasi) usus bising
usus selalu menurun, bahkan kebanyakan menghilang sama sekali.
Adanya bunyi usus pada auskultasi toraks kemungkinan menunjukkan adanya trauma
diafragma.
Pemeriksaan rektal toucher dilakukan untuk mencari adanya penetrasi tulang akibat fraktur
pelvis, dan tinja harus dievaluasi untuk gross atau occult blood. Evaluasi tonus rektal penting
untuk menentukan status neurology pasien dan palpasi high-riding prostate mengarah pada
trauma salurah kemih.

Kriteria trauma abdomen :

Hemodinamik tak stabil dengan penyebab tak diketahui


Shock hipovolemik dengan penyebab tak diketahui
Trauma thoraks berat
Trauma pelvik
Gangguan kesadaran
14 | T r a u m a A b d o m e n
S M F. R a d i o l o g i - R S . M a r d i R a h a y u K u d u s

Base deficit yang jelas


Hematuria
Tanda-tanda objektif abdomen (nyeri tekan, defens muskular)
Mekanismenya terjadi trauma berat

Tanda cedera intra abdominal

Abdomen yang makin distensi


Kenaikan tekanan intraabdominal
Rangsang peritoneal (involuntary guarding)
Udara bebas

Radiologi
1. Foto Polos Abdomen

Teknik radiografi yang optimal penting pada kecurigaan preforasi abdomen.


Paling tidak diambil 2 radiografi, meliputi radiografi abdomen posisi supine dan foto
dada posisi erect atau left lateral dekubitus. Udara bebas walaupun dalam jumlah yang
sedikit dapat terdeteksi pada foto polos. Pasien tetap berada pada posisi tersebut
selama 5-10 menit sebelum foto diambil.
Pada foto polos abdomen atau foto dada posisi tegak, terdapat gambaran udara
(radiolusen) berupa daerah berbentuk bulan sabit (semilunar shadow) diantara
15 | T r a u m a A b d o m e n
S M F. R a d i o l o g i - R S . M a r d i R a h a y u K u d u s

diafragma kanan dan hepar atau diafragma kiri dan lien.Juga bisa tampak area lusen
bentuk oval (perihepatik) di anterior hepar. Pada posisi lateral dekubitus kiri,
didapatkan radiolusen antara batas lateral kanan dari hepar dan permukaan
peritoneum. Pada posisi lateral dekubitus kanan, tampak triangular sign seperti
segitiga (triangular) yang kecil-kecil dan berjumlah banyak karena pada posisi miring
udara cenderung bergerak ke atas sehingga udara mengisi ruang-ruang di antara
incisura dan dinding abdomen lateral. Pada proyeksi abdomen supine, berbagai
gambaran radiologi dapat terlihat yang meliputi falciform ligament sign dan Rigler`s
sign.
Proyeksi yang paling baik adalah lateral dekubitus kiri dimana udara bebas dapat
terlihat antara batas lateral kanan dari hati dan permukaan peritoneum dan dapat
digunakan untuk setiap pasien yang sangat sakit.
Tanda peritoneum pada foto polos diklasifikasikan menjadi pneumoperitoneum
kecil dan pneumoperitoneum dalam jumlah besar yang berkaitan dengan lebih dari
1000 ml udara bebas. Gambaran pneumoperitoneum dengan udara dalam jumlah
besar antara lain:
Football sign, yang biasanya menggambarkan pengumpulan udara di dalam
kantung dalam jumlah besar sehingga udara tampak membungkus seluruh
kavum abdomen, mengelilingi ligamen falsiformis sehingga memberi jejak
seperti bola sepak.
Gas-relief sign, Rigler sign, dan double wall sign yang memvisualisasikan
dinding terluar lingkaran usus disebabkan udara di luar lingkaran usus dan
udara normal intralumen.
Urachus merupakan refleksi peritoneal vestigial yang biasanya tidak terlihat
pada foto polos abdomen. Urachus memiliki opasitas yang sama dengan
struktur jaringan lunak intraabdomen lainnya, tapi ketika terjadi
pneumoperitoneum, udara tampak melapisi urachus. Urachus tampak
seperti garis tipis linier di tengah bagian bawah abdomen yang berjalam
dari kubah vesika urinaria ke arah kepala.Dasar urachus tampak sedikit
lebih tebal daripada apeks.
Ligamen umbilical lateral yang mengandung pembuluh darah epigastrik
inferior dapat terlihat sebagai huruf V terbalik di daerah pelvis sebagai
akibat pneumoperitoneum dalam jumlah banyak.
Telltale triangle sign menggambarkan daerah segitiga udara diantara 2
lingkaran usus dengan dinding abdomen.
Udara skrotal dapat terlihat akibat ekstensi intraskrotal peritoneal (melalui
16 | T r a u m a A b d o m e n
S M F. R a d i o l o g i - R S . M a r d i R a h a y u K u d u s

prosesus vaginalis yang paten).


Udara di dalam sakus lesser dapat terlihat, terutama jika perforasi dinding
posterior abdomen.
Tanda obstruksi usus besar parsial dengan perforasi divertikulum sigmoid
dapat terjadi yang berkaitan dengan tanda pneumoperitoneum
Udara bebas intraperitoneal tidak terlihat pada sekitar 20-30% yang lebih
disebabkan karena standardisasi yang rendah dan teknik yang tidak adekuat.Foto
polos abdomen menjadi pencitraan utama pada akut abdomen, termasuk pada
perforasi viskus abdomen. Udara sesedikit 1 ml dapat dideteksi dengan foto polos,
baik foto torak posisi berdiri atau foto abdomen posisi left lateral decubitus.
Tidak jarang, pasien dengan akut abdomen dan dicurigai mengalami perforasi
tidak menunjukkan udara bebas pada foto polos abdomen.Diagnosis banding biasanya
meliputi kolesistitis akut, pankreatitis, dan perforasi ulkus. Sebagai tambahan
pemeriksaan, sekitar 50 ml kontras terlarut air diberikan secara oral atau lewat NGT
pada pasien dengan posisi berbaring miring ke kanan.

2. DIAGNOSTIC PERITONEAL LAVAGE (DPL)


Root and Collagnes 1965 Metode pemeriksaan ini cepat, murah, akurat, aman untuk
menilai cedera intraperitonal trauma tumpul maupun trauma tembus abdomen
Indikasi DPL
1. Equivocal : Gejala klinik yg meragukan misalnya trauma jaringan lunak lokal disertai
dengan trauma tulang yang gejala kliniknya saling mengaburkan.
2. Unreliable : Kesadaran pasien menurun setelah trauma kepala /intoksikasi.
3.

Impractical : Mengantisipasi kemungkinan pasien membutuhkan pemeriksaan yang


lama waktunya seperti angiografi atau anastesi umum yg lama untuk trauma lainnya.

Kontra Indikasi
Absolute: indikasi yang jelas untuk tindakan laparotomi
17 | T r a u m a A b d o m e n
S M F. R a d i o l o g i - R S . M a r d i R a h a y u K u d u s

Relative: secara teknik sulit dilakukan seperti kegemukan, pembedahan


abdominal sebelumnya, kehamilan lanjut
Kelemahan DPL : Tidak bisa evaluasi trauma diaphragma dan retroperitoneal.
Komplikasi DPL : Perdarahan sekunder pd injeksi anestesi lokal, insisi kulit atau jaringan
bawah kulit yang akan memberikan false positif. Peritonitis akibat perforasi usus. Robek
kandung kencing, Cidera pada struktur abdomen, Infeksi luka didaerah pencucian
(komplikasi tertunda)

3. CT SCAN ABDOMEN
CT merupakan kriteria standar untuk mendeteksi pneumoperitoneum, yang lebih
sensitif dibanding foto polos abdomen. Namun, CT tidak selalu dibutuhkan jika
dicurigai pneumoperitoneum dan lebih mahal dan memiliki efek radiasi yang besar.
CT berguna untuk mengidentifikasi bahkan sejumlah kecil udara intraluminal,
terutama ketika temuan foto polos abdomen tidak spesifik. CT kurang terpengaruh
oleh posisi pasien dan teknik yang digunakan. Namun, CT tidak selalu dapat
menbedakan antara pneumoperitoneum yang disebabkan oleh kondisi benigna atau
kondisi lain yang membutuhkan operasi segera. Pneumoperitoneum dengan udara di
anterior kadang sulit dibedakan dengan udara pada usus yang dilatasi. Sebagai
tambahan, dengan CT sulit untuk melokalisasi perforasi, adanya udara bebas pada
peritoneum merupakan temuan nonspesifik. Hal ini dapat disebabkan oleh perforasi
usus, paska operasi, atau dialisis peritoneal.
Pada posisi supine, udara yang terletak di anterior dapat dibedakan dengan udara
di dalam usus.Jika ada perforasi, cairan inflamasi yang bocor juga dapat diamati di
dalam peritoneum.Penyebab perforasi kadang dapat didiagnosis.
Pada CT dan radiologi konvensional, kontras oral

digunakan

untuk

mengopasitaskan lumen GIT dan memperlihatkan adanya kebocoran.Pemeriksaan


kontras dapat mendeteksi adanya kebocoran kontras melalui diniding usus yang
mengalami perforasi; namun, dengan adanya ulkus duodenum perforasi dengan cepat
ditutupi oleh omentum sehingga bisa tidak terjadi ekstravasasi kontras.
Indikasi CT SCAN Abdomen:
18 | T r a u m a A b d o m e n
S M F. R a d i o l o g i - R S . M a r d i R a h a y u K u d u s

Pasien dengan keadaan umum yang stabil


Delayed presentation gejala muncul lebih dari 24 jam setelah trauma

4. USG FAST (UltraSonografi Focus Abdominal Sonografi for Trauma)


Pada pencitraan USG, pneumoperitoneum tampak sebagai daerah linier
peningkatan ekogenisitas dengan artifak reverberasi atau distal ring down.
Pengumpulan udara terlokalisir berkaitan dengan perforasi usus dapat dideteksi,
terutama jika berdekatan dengan abnormalitas lainnya, seperti penebalan dinding usus.
Dibandingkan dengan foto polos abdomen, ultrasonografi memiliki keuntungan dalam
mendeteksi kelainan lain, seperti cairan bebas intraabdomen dan massa inflamasi.
USG bernilai terutama pada pasien dimana radiasi menjadi masalah seperti pada
anak-anak, wanita hamil, dan usia reproduktif. Namun, USG sangat tergantung pada
kepandaian operator, dan terbatas penggunaannya pada orang obesitas dan yang
memiliki udara intra abdomen dalam jumlah besar. USG tidak dipertimbangkan sebagai
pemeriksaan definitif untuk menyingkirkan pneumoperitoneum.
Gambaran yang dapat mengimitasi pneumoperitoneum meliputi bayangan sebuah
costa, artifak ring-down dari paru yang terisi udara, dan udara kolon anterior yang
interposisi terhadap liver. Udara di kuadran kanan atas dapat keliru dengan kolesistitis
emfisematosa, kalsifikasi mural, kalsifikasi vesika fellea, vesika fellea porselen,
adenomiosis, udara di dalam abses, tumor, udara bilier, atau udara di dalam vena porta.
Udara intraperitoneal sering sulit dideteksi daripada udara di lokasi abnormal karena
udara intralumen di sekitar.Namun, bahkan sejumlah kecil udara bebas dapat dideteksi
secara anterior atau anterolateral diantara dinding abdomen dan dekat liver, dimana
lingkaran usus biasanya tidak ditemukan.Sulit untuk membedakan udara ekstralumen
dengan udara intramural atau intraluminal.

FAST Subcostal View normal dan abnormal

19 | T r a u m a A b d o m e n
S M F. R a d i o l o g i - R S . M a r d i R a h a y u K u d u s

FAST Kuadran kanan atas normal dan abnormal


FAST Kuadran Kiri atas normal dan abnormal

FAST suprapubik view normal dan abnormal

20 | T r a u m a A b d o m e n
S M F. R a d i o l o g i - R S . M a r d i R a h a y u K u d u s

Keuntungan USG FAST

More operator dependent

Peningkatan resolusi ultrasound, prosedur lebih cepat, non invasif, murah

USG dapat dengan cepat menunjukan cairan bebas intraperitoneal dan trauma
organ padat, mampu mengevaluasi daerah retroperitonium.

USG kurang mampu untuk mengidentifikasi perforasi organ berongga.

Keuntungan Kerugian

Pem. Klinik
DPL

Keuntungan
Cepat, noninvasif
Cepat, tidak mahal

Kerugian
Tidak meyakinkan
Invasif,
terlalu

Sensitive >90% deteksi darah

spesifiknya terbatas

USG FAST

Complikasi minimal
Cepat, Noninvasif,

CT Scan

dilakukan bed side


Organ
specific,

Mudah,

sensitif,

False (+) pada pelvic fracture


dapat Tergantung operator

informasi Butuh jarak waktu ke ruang CT

retroperitoneal

Scan

Penentuan Grading injury

Potensial alergi thd kontras

Estimasi jumlah perdaharan


Laparoskopi
Laparotomi

Dapat untuk Follow Up Serial


Organ specifik
Sangat spesifik

Nyeri, perlu anastesi umum


Komplikasi, mahal

Kesimpulan
Trauma tumpul abdomen dapat menimbulkan perforasi organ berongga yang menyebabkan
terkumpulnya udara bebas dalam kavum abdomen yang disebut pneumoperitoneum.
Pneumoperitoneum dideteksi dengan pemeriksaan radiologis foto polos abdomen, CT scan,
dan ultrasonografi. Pada foto polos abdomen, pneumoperitoneum paling baik terlihat dengan
posisi lateral dekubitus kiri yang menunjukkan gambaran radiolusen antara batas lateral
kanan dari hati dan permukaan peritoneum. CT scan merupakan kriteria standar untuk
mendeteksi

pneumoperitoneum,

namun

tidak

selalu

dibutuhkan

jika

dicurigai

21 | T r a u m a A b d o m e n
S M F. R a d i o l o g i - R S . M a r d i R a h a y u K u d u s

pneumoperitoneum dan lebih mahal serta memiliki efek radiasi yang besar. Dengan USG,
pneumoperitoneum tampak sebagai daerah linier peningkatan ekogenisitas dengan artifak
reverberasi atau distal ring down. Foto polos abdomen menjadi pencitraan utama pada akut
abdomen, termasuk pada perforasi viskus abdomen, walaupun pencitraan standar adalah
dengan USG.

Daftar Pustaka

22 | T r a u m a A b d o m e n
S M F. R a d i o l o g i - R S . M a r d i R a h a y u K u d u s

Anda mungkin juga menyukai