Anda di halaman 1dari 15

TUGAS KELOMPOK I

DAMPAK KORUPSI DI BIDANG PENDIDIKAN

Dosen Pembimbing : LISMA NINGSIH,SKM.MKM

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


JURUS AN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES
BENGKULU 2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan anugerah
kepada penyusun untuk dapat menyusun makalah yang berjudul Dampak Korupsi di Bidang
Pendidikan Makalah ini disusun berdasarkan hasil data-data dari media elektronik berupa
Internet dan media cetak. Ucapan terima kasih kepada rekan-rekan kelompok delapan yang telah
memberikan partisipasinya dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua dalam menambah
pengetahuan atau wawasan mengenai keperawatan. Penyusun sadar makalah ini belumlah
sempurna maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar
makalah ini menjadi sempurna.

Bengkulu,April 2016

Penyusun

NAMA KELOMPOK 1 :
1.ANJANI GUSANTI PUTRI
2.DYOBA RUSSITO
3.FRESI NOVITASARI
4.RHAHMI AULIA PRIMASWARI
5.ULBA UTAMI

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Pengertian Korupsi
Korupsi berasal dari kata latin Corrumpere, Corruptio, atau Corruptus. Arti harfiah dari
kata tersebut adalah penyimpangan dari kesucian (Profanity), tindakan tak bermoral,
kebejatan, kebusukan, kerusakan, ketidakjujuran atau kecurangan. Dengan demikian korupsi
memiliki konotasi adanya tindakan-tindakan hina, fitnah atau hal-hal buruk lainnya. Bahasa
Eropa Barat kemudian mengadopsi kata ini dengan sedikit modifikasi; Inggris : Corrupt,
Corruption; Perancis : Corruption; Belanda : Korruptie. Dan akhirnya dari bahasa Belanda
terdapat penyesuaian ke istilah Indonesia menjadi : Korupsi.
Kumorotomo (1992 : 175), berpendapat bahwa korupsi adalah penyelewengan tanggung
jawab kepada masyarakat, dan secara faktual korupsi dapat berbentuk penggelapan,
kecurangan atau manipulasi. Lebih lanjut Kumorotomo mengemukakan bahwa korupsi
mempunyai karakteristik sebagai kejahatan yang tidak mengandung kekerasan (nonviolence) dengan melibatkan unsur-unsur tipu muslihat (guile), ketidakjujuran (deceit) dan
penyembunyian suatu kenyataan (concealment).
Selain pengertian di atas, terdapat pula istilah-istilah yang lebih merujuk kepada modus
operandi tindakan korupsi. Istilah penyogokan (graft), merujuk kepada pemberian hadiah
atau upeti untuk maksud mempengaruhi keputusan orang lain. Pemerasan (extortion), yang
diartikan sebagai permintaan setengah memaksa atas hadiah-hadiah tersebut dalam
pelaksanaan tugas-tugas Negara. Kecuali itu, ada istilah penggelapan (fraud), untuk
menunjuk kepada tindakan pejabat yang menggunakan dana publik yang mereka urus untuk
kepentingan diri sendiri sehingga harga yang harus dibayar oleh masyarakat menjadi lebih
mahal.
Dengan demikian, korupsi merupakan tindakan yang merugikan Negara baik secara
langsung maupun tidak langsung. Bahkan ditinjau dari berbagai aspek normatif, korupsi
merupakan suatu penyimpangan atau pelanggaran. Di mana norma soisal, norma hukum
maupun norma etika pada umumnya secara tegas menganggap korupsi sebagai tindakan yang
buruk

2.2 Korupsi di Bidang Pendidikan

Korupsi telah memasuki berbagai bidang dalam pemerintahan birokrasi, swasta, hukum,
politik dan berbagai bidang yang memungkinkan terjadinya tindak pidana korupsi. Korupsi saat
ini seperti penyakit tumor yang ganas yang telah menggerogoti tubuh manusia, sehingga, korupsi
menjadi ancaman eksistensi dari negara Indonesia. Dunia pendidikan merupakan salah satu
bidang yang memiliki posi penganggaran yang cukup besar dari APBN dan APBD yaitu 20%
sebagai amanat dari UUDNRI tahun 1945. Sehingga bidang pendidikan menjadi sebuah kue
yang manis yang harus diperebutkan tikus dan semut-semut kecil untuk menikmatai kue yang
besar ini.oleh karena itu, dalam bidang pendidikan telah terjadi korupsi yang sistematik dan
sistemik. Walaupun korupsi dari tiap-tiap oknum kecil tetapi jika di akumulasi maka akan
menjadi nilai yang sangat besar yang merugikan negara. Kerugian korupsi dalam bidang
pendidikan bukan hanya tentang nominal angagran yang dikorup tetapi berdampak langsung
terhadap peserta didik karena menyebabkan menurunnya kualitas pendidikan bahkan
pelanggaran HAM karena pendidikan merupakan Hak asasi Manusia (warga negara).
Bidang-bidang aktivitas pemerintah yang rawan korupsi adalah
1. Pengadaan publik
2. Perubahan lahan
3. Pengumpulan sumber-sumber pendapatan pemerintah
4. Pengangkatan pejabat pemerintah
5. Pemerintah daerah (Kesuma et. al 2009:24)
Tindak korupsi yang terjadi dalam bidang pendidikan dapat di anatomi menjadi beberapa
aktivtas yang rawan terjadi korupsi yaitu :
1. Pengangkatan jabatan kepala sekolah
2. Pengadaan sarana dan prasarana termasuk (seragam, buku, gedung, peralatan,
laboratorium dsb)
3. Penggunaan dana BOS
4. Penerimaan siswa baru

5. Undangan untuk memasuki PTN melalui Undangan


6. Pengangkatan guru honorer menjadi CPNS

Enam anatomi dari tindak pidana korupsi bidang pendidikan merupakan aktivitas yang
terjadi dalam dunia pendidikan saat ini. Tindak pidana ini terjadi secara sotemik melibatkan
beberapa oknum mulai dari oknum guru, oknum kepala sekolah, dinas pendidikan, kepala daerah
bahkan sampai tingkat pusat. Oleh karena itu kita harus memahami anatomi ini sehingga mampu
mengidentifikasi tindak pidana korupsi dalam bidang pendidikan, karena hal ini terkait langsung
dengan anak-anak kita.
Dalam tulisan ini akan coba dijelaskan mengenai ke-enam anatomi tindak pidana korupsi
di bidang pendidikan sebagai berikut :
1. Pengangkatan jabatan kepala sekolah
Pengangakatan kepala sekolah terutama terjadi di sekolah-sekolah negeri (publik),
tetapi tidak menurup kemungkinan di sekolah Swasta/ Yayasan. pengisian jabatan
kepala sekolah, sudah menjadi rahasia umum dan kebiasaan bahwa untuk menjadi
seorang kepala sekolah harus memberikan uang kepada dinas bahkan kepada kepala
daerah di daerah tersebut. bahkan jumlah uang disetorkan dari seorang kepala sekolah
bahkan tiap tingkatan berbeda, SD sekitar puluhan juta rupiah, SMP dan SMA bahkan
mencapai angka ratusan juta rupiah. Bahkan di salah satu kabupaten, kepala sekolah
menyetor kepada kepala daerah tiap tahunnya agar tidak di non-jobkan. Tindak
korupsi di dunia pendidikan dengan pengisian jabatan ini pastinya akan berdamak
sistemik karena sang calon kepala sekolah yang sudah menyetor kepada dinas dan
kepala sekolah akan mencari uang pengganti modal yang ia setor dengan mengambil
dari anggaran sekolah. Karena nilai tunjangan fungsional yang ia terima tidak akan
mampu menutupi modal yang ia keluarkan.
Selanjutnya, hal ini akan berdampak pada kualitas sekolah karena karena tidak
maksimalnya program-program yang dilaksanakan, bahkan menjadi program fiktif.
Pengadaan sarana dan prasarana termasuk (seragam, buku, gedung, peralatan,
laboratorium dsb) Kepala sebagai pusat pengambil kebijakan disekolah harusnya

bersifat otonom, tetapi karena dampak dari setoran-setoran, suap-menyuap


menjadikan kepala sekolah tidak otonom dengan program-program yang akan
dilakukan. Selain itu kepala sekolah yang harusnya menjadi teladan bagi peserta didik
yang ada disekolah, berubah menjad monster penghisap darah yang mengorbankan
kepentingan generasi penerus untuk kepentingan pribadinya. Tindak korupsi dalam
pengisian jabatan kepala sekolah akan menghasilkan kepala sekolah yang memiliki
kebusukan jiwa, berjiwa korup dan berkualitas rendah. Sehingga secara langsung
akan berdampak pada kualitas dari proses pendidikan yang dilaksanakan.
Penulis teringat dengan sebuah hadis yang menggambarkan keruskan bila suatu
jabatan dipegang oleh orang yang tidak ahli atau tidak cakap :
"Jika amanah disia-siakan, maka tunggulah kehancuran. Kemudiandinyatakan:
bagaimana maksud amanah disia-siakan itu? Rasulmenjawab: Jika suatu perkara
(amanat/ pekerjaan) diserahkan padaorang yang tidak ahli (profesional), maka
tunggulah saat kehancuran. (HR. Bukhari)
Sekolah akan menjadi tempat yang kering akan nilai-nilai religiusitas ketika
jabatan kepala sekolah diisi oleh orang-orang yang berjiwa korup. Pendidikan Anti
Korupsi akan kering dengan keteladanan ketika di sekolah sudah terjadi korupsi.
Hasilnya Pendidikan Anti Korupsi akan menjadi seperti benih yang tumbuh ditanah
kering, gersang dan tandus. Pendidikan Anti Korupsi akan kehilangan keteladanan
sebagai air dari Pendidikan Anti Korupsi. Pendidikan Anti Korupsi bukan hanya
mengisi anak-anak dengan kognitif tetapi juga tmbuhnya sikap kesadaran dari semua
warga sekolah tentang kesadaran sikap anti korupsi. Tindak pidana korupsi dalam
pengsian jabatan sudah digolongkan dengan penyuapan. Semua pihak yang terlibat
akan dapat dipidanakan tetapi memang tidak akan ditangani KPK karena biasanya
tindak pidana dengan nominal yang kecil karena KPK hanya menindak tindak Pidana
Korupsi diatas 1 Milyar (pasal 11 UU No. 20 Tahun 2002 tentang Komisi
Pemeberanntasan Tindak Pidana Korupsi).Tetapi bila diakumulasi dari seluruh orangorang yang terlibat maka akan menghasilkan nilai yang sangat besar. Padahal angka
kepercayaan terhadap lembaga penegak hukum lainnya untuk menangani kasus
korupsi sangat rendah, sehingga korupsi dalam pengisian jabatan kepala sekolah ini
jarang terungkap dan menyeret pihak-pihak terkait, dari kepala sekolah, dinas sampai
kepala daerah.

Oleh karena itu, sangat diharapkan keberanian dan pembuktian diri dari aparat
penegak hukum selain KPK yaitu Polisi dan Jaksa serta peran serta masyarakat dalam
melaporkan tindak pindana kourupsi dalam pengisian jabatan Kepala Sekolah. LSM
(sebagai wujud dari masyarakat yang aktif) harus menjadi LSM yang terus bergerak
dan tidak menjai LSM yang gampang disuap untuk tutup mulut.
2. Penggunaan dana BOS
Anggaran sekolah dan sejenisnya Penyalahgunaan Dana Bantuan Operasional
Sekolah (BOS), Anggaran Sekolah dan Sejenisnya merupakan salah satu dampak dari
praktik korupi dalam pengisian jabatan kepala sekolah, sebagaimana poin pertama.
Dana BOS, Anggaran Sekolah, bantium dam sejenisnya, menjadi lahan basah untuk
suburnya tindak pidana korupsi. Sehingga dengan berbagai cara dan upaya agar
anggaran

bisa

masuk

kedalam

kantong

pribadi

sang

pemegang

jabatan.

Penyalahgunaan ini dapat berupa pembuatan program-program fiktif atau pembuatan


program haya sekedar formalistik untuk menghabiskan anggaran tanpa dilandasi atas
kebutuhan nyata untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah tersebut.
walaupun, nominalnya tidak besar tetapi seharunys ada upaya penindakan yang tegas
dan pengungkapan dari penyalahgunaan anggaran dalam bidanng pendidikan. Dalam
melakukan hal ini pasti melibatkan sistem yang ada disekolah, mulai dari tata usaha,
komite, dan kepala sekolah sendiri bahkan ada sepertiuang tutup mulut bagi LSM dan
Wartawan, belum lagi jatah dari atasan kepala sekolah dari tingkat KCD sampai
kepala dinas serta kepala daerah. Salah satu kesulitan mengungkapkan Tipikor di
bidang pendidikan ialah kecilnya nominal dan kondisi penegak hukum yang kra
bekerja efektif dalam mengungkap tipikor di sekolah .
3. Penerimaan siswa baru
Penerimaan siswa baru mjuga merupakan lahan basah dari tindak korupsi dalam
bidang pendidikan. Walau nominalnya kecil, tetapi tetap tindak pidana korupsi karena
akan sangat merugikan masyarakat umum. Memasuki Sekolah Negeri merupakan hak
seluruh warga negara muda, selain mendapatkan subsidu yang besar dari pemerintah,
kualitas sekolah cukup terjaga. Minat yang tinggi ini menjadi lahan basah terjadinya
tindak pidana korupsi di sekolah (bidang pendidikan). Jabatan publik yang dimiliki

kepala sekolah, Wakil kepala sekolah dan guru dan disalahgunakan dalam penerimaan
siswa baru ini. Oleh karena itu harus dibangun sistem dan pengawasan untuk dapat
mengecilkan tindak pidana korupsi dalam penerimaan siswa. Bisa saja terjadi orang
tua calon siswa baru memberikan gratifikasi untuk mempengaruhi keputusan dalam
penerimaan siswa baru
4. Undangan untuk memasuki PTN
Sama seperti penerimaan siswa baru, undangan untuk memasuki PTN dapat
menjadi kesempatan penyalahgunaan jabatan publik dari Kepala Sekolah, wakil kepala
sekolah dan guru. Dengan menyembunyikan atau memberikan informasi secara tidak luas
kepada seluruh siswa untuk mendapatkan hak yang sama bersaing dalam jalur undangan
dari PTN. Orang tua guru dapat saja memberikan gratifikasi untuk mempengaruhi
keputusan sekolah tentang siswa yang akan menjadi peserta dalam jalur undangan ini.
Sekali dengan nominal yang kecil seakan perbuatan ini menjadi perbuatan biasa saja.
Padahal sebagai pejabat publik tidakboleh menerima gratifikasi dari masyarakat terutama
terkait degan jabatannya menetukan sesuatu hal. Perbuatan seperti ini sebenarya
menimbulkan lingkungan yang tidak sehat bagi berkembangna sikap atni korupsi dari
peserta didik. Karena dari proses ini ada indikasi telda yang buruk dari proses ini. Walau
hal yang kecil tapi snagat berdampak terhadap budaya sekolah. Apalagi ketika saat ini
sekolah ingin menjadi sekolah yang anti kourpsi.
5. Pengangkatan guru menjadi CPNS
Pengangkatan guru menjadi CPNS merupakan rahasia umum, hal ini terjadi dari
seleksi umum CPNS dan Seleksi dari honorer menjadi CPNS. Kedua-duanya
memiliki peluang yang sama untuk menjadi lahan yang subur terjadinya tindak
pindana korupsi dengan menyelahgunakan jabatan publik yang mereka pegang.
Dalam pengangkatan CPNS dari jalur umum, sudah menjadi rahasia umum bahwa
ada oknum-oknum pegawai negeri di pemerintahan daerah, BKD yang memanfaatkan
jabatan mereka untuk melakukan tindak pidana korupsi dengan berjanji bisa
memberikan kelulusan bagi seorang peserta seleksi asalkan menyiapkan uang dengan
nominal bahkan sampai ratusan juta. Hal ini bagaimanapun merupakan bentuk
penyalahgunaan jabatan publik yang ada pada dirinya. Selain itu, dapat menjadi

tindak pdaiana penyuapan dan kedua belah pihak akan kena hukuman baik yang
meyuap dan yang disuap. Selain itu ada pula, penyalahgunaan jabatan publik dengan
menipu peserta seleksi CPNS, seperti broker, jadi sang pejabat bermain untunguntungan walau sebenarnya dia tidak memiliki akses untuk meluluskan peserta
tersebut. Jadi pejabat korup tersebut menerima dari peserta tes CPNS sejumlah uang
dengan janji dapat meluluskan peserta tersebut.
Permasalahannya lagi adalah terkadang tersangka penyuap dan yang disuap slit
diungkap karena terjadi rahasia diantara mereka berdua, dan ketika keduanya
berbicara maka kedua belahpihak dapat dipidana. Penulis dapat menyimpulkan sebab
sulitnya mengungkap praktik suap dalam pengangkatan CPNS ini, karena para pelaku
tidak ingin dirnya bermasalah dengan hukum.
6. Pungutan Liar
Pungli memang seperti panu dalam kulit manusia, penyakit kecil tetapi sulit
dihilangkan. Di sekolah yang korup akan menjadikan pungutan liar ini menjadi salah
satu sumber mendapatkan anggaran untuk dapat diselewengkan. Banyak dalih dalam
pungutan liar ini, mulai dari pengambilan ijazah, raport, pembuatan surat, sumbangan
ke sekolah dan sebagainya perbuatan-perbuatan yang terus berkembang untuk
mendapatkan uang. Pungutan liar ini bisa saja salah satu efek dari pengengkatan
kepala sekolah dengan tarif sebagaimana poin pertama, sehingga kepala sekolah
beserta jajaranya mengada-ada soal kebuthan dana, padahal sudah ada anggaran dari
pemerintah

untuk operasional.

2.3 Dampak Korupsi di Bidang Pendidikan


Ada beberapa dampak korupsi dalam pendidikan yaitu sebagaimana yang diungkapkan
Kesuma et. al. (2009:32-35) yaitu :
1. Merosotnya kualitas pendidikan
2. Keruguan finansial
3. Ketidakadilan sosial

4. Penguranagan tingkat partisipasi


5. Hilangnya akhlak mulia
6. Skala permasalhan.
Korupsi sepertinya sudah membudaya dalam kehidupan bangsa Indonesia, perbuatanperbuatan yang kita anggap biasa seperti memberikan sesuatu kepada orang yang kita hormati
dapat digolongkan tindak korupsi. Ketika telah menjadi budaya maka pemberantasan korupsi
juga harus terstruktur dalam pendidikan, karena pendidikan merupakan saluran dari proses
pembudayaan warga negara. tetapi ketika bidang pendidikan terjadi tindakan-tindakan korup
maka proses pembudayaan masyarakat anti korupsi seperti menanam benih di padang pasir yang
tandus. Perbuatan korupsi di bidang pendidikan akan berdampak langsung pada peserta didik
sebagai orang yang pertama mendapatkan dampak dari perbuatan korup ini. Karena tindak
korupsi di bidang pendidikan dapat saja melanggar Hak Asasi Manusia para peserta didik untuk
mendapatkan pendidikan yang berkualitas.
1. Kualitas Pendidikan
Kualitas pendidikan menjadi hal pertama yang diserang oleh tindak kourpsi
dalam bidang pendidikan. Merosotnya kualitas penddidikan ditandai dengan tidak
adanya atau rendahnya perlengkapan yang berkaualitas, adanya ukuran-ukuran mutu
yang rendah dan adanya kandidat yang berkualifikasi dan/atau bermotivasi rendah
yang terpilih (atau membeli posisi) untuk guru dan jabatan laiinya (Kesuma. Et. al
2009:33).
Hal ini jelas berdampak, pengisian jabatan baik guru dan kepala sekolah yang
dilakukan dengan proses korup akan menempatkan para koruptor baru dalam jabatan
guru dan kepala sekolah. Ketika jabatan guru dan kepala sekolah sudah disisi dengan
orang-orang berjiwa korup maka kualitas pendidikan akan jauh panggang dari api,
karena orientasi mereka bukan lagi meningkatkan kualitas pendidikan tapi bagaiman
dengan berbagai cara mengumpulkan materi utuk pribadi mereka. Sehingga mereka
akan mengadakan program-program fiktif dan/ atau program-program tidak
mendasar atau mengada-ada yang tidak berdampak sama sekali untuk meningkatkan
kualitas pendidikan. Akan muncul para pembuat proyek fiktif, pungutan liar dan
sebagainya yang penting dapat mengembalikan modal dan mendapatkan keuntungan
yang terlah mereka tanam ketika mereka membeli jabatan tersebut. Kualitas
pendidikan akan semakin rapuh ketika dalam bidang pendidikan tumbuh subur
tindak pidana korupsi.
2. Kerugian Finansial
Kerugian finansial jelas menjadi salah satu dampak dari prilaku korup para
pemegang jabatan publik dalam dunia pendidikan. Walau jika dilihat secara oknum
nominalnya tidak besar sehingga tidak dapat di tindak dengan KPK tetapi jika
diakumulasikan maka akan muncul jumlah yang sangat besar. Hal ini harusnya

mendapat perhatian khusu dari aparat penegak hukum dalam tipikor selain KPK
yaitu Polisi dan Jaksa untuk mampu menyeret para koruptor dalam bdaing
pendidikan. Dengan Anggaran 20% dari APBN dan APBD dan dana yang besar itu
dipecah menjadi bagian-bagian kecil lalu bagian-bagian kecil itu ternayata dikorupsi
maka kerugian finansia akan langsung terasa kepada negara. Selain itu kerugian
finansial akan juga berdampak kepada masyarakat umum dengan pungutan-pungutan
liar yang terjadi disekolah. Walau dari tiap orang tua nominalnya kecil tetapi bila
dijumlahkan maka akan menjadi nominal yang cukup besar.
Sebagai contoh 1 orang siswa dipungli Rp.10.000 dikali jumlah seluruh siswa
yang ada disekolah tersebut contoh 1000 siswa maka 10.0000 x 1000 maka
terkumpul dana Rp 10.000.000 dan dikalikan semua sekolah yang ada di Indonesia
maka akan terakumulasi jumlah dana yang sangat besar.
3. Ketidakadilan sosial
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan sila ke-lima dari
Pancasila. melalui perilaku pengisian jabatan guru dan kepala seklah selannjutnya
perilaku korups dalam penerimaan siswa baru dan undangan dari PTN akan
menciderai rasa keadilan dari seluruh warga negara Indonesia. Semua warga negara
Indonsia berhak mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Ketika terjadi tindak
pidana korupsi dalam bidang pendidikan akan mematikan potensi dari warga negara
muda karen mereka akan kehilangan pendidikan yang berkualitas, dan kesempatan
untuk mengabdi kepada negara.
4. Pengurangan tingkat partisipasi
Partisipasi warga negara dalam pendidikan merupakan usaha agar mewujudkan
warga negara yng terdidik. Semakin banyak partisipasi maka semakin banyak pula
warga negara yang terdidik dan hal ini merupakan modal utama negara dalam
pembangunan. Tetapi ketika sarana dan prasanara tidak tersedia yang diakibatkan
dari tindak korupsi, maka akan menurunkan jumlah partispasi warga negara dalam
pendidikan dan ini jelas menguarangi potensi warga neagra terdidik.
5. Hilangnya akhlak mulia
Pendidikan Indonesia bukan merupakan pendidikan yang sekuler, yang
memisahkan agama dalam mebentuk warga negara yang baik. Tindak Pidana korupsi
dalam bidang pendidikan menjadikan peserta didik kehilangan teladan bahkan
kepercayaan terhdap sekolah dalam mebentuk mereka. Sehingga muncul generasi
yang memiliki akhlak yag sejalan dengan pejabat dibidang pendidikan. Benar juga
pepatah yang mengatakan guru kencing berdiri, murid kencing berlari ketika jiwa
korup sudah meuncul dari pejabat-pejabat dalam bidang pendidikan bahkan termasuk
kepala sekolah dan guru. Maka siswa juga akan muncul jiwa korup karena
mendapatkan teladan langusng dari kepala sekolah dan guru. Pendidikan Anti
Kourpsi harus didasari keimanan terhadap Tuhan YME, warga negara yang cerdas,

beriman dan bertakwa merupakan modal utama dari jiwa anti korupsi. Oleh karena
itu, sekolah harus menjadi lingkungan yang anti korupsi sehingga tidak terjadi
pendekatan formaslistik dalam pendidikan Anti korupsi tetapi pendekatan
pembudayaan anti korupsi.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.kompasiana.com/feriansyach/korupsi-dalam-bidangpendidikan_551f8670a33311253bb66120http://www.kompasiana.com/feriansyach/dampaktindak-pidana-korupsi-dalam-bidang-pendidikan_552014c38133113b719de302

Gie. 2002. Pemberantasan Korupsi Untuk Meraih Kemandirian, Kemakmuran, Kesejahteraan


dan Keadilan

Anda mungkin juga menyukai

  • Nak
    Nak
    Dokumen1 halaman
    Nak
    rhahmi aulia
    Belum ada peringkat
  • Woc Endo
    Woc Endo
    Dokumen2 halaman
    Woc Endo
    rhahmi aulia
    Belum ada peringkat
  • Nak
    Nak
    Dokumen1 halaman
    Nak
    rhahmi aulia
    Belum ada peringkat
  • Askep Letak Sungsang
    Askep Letak Sungsang
    Dokumen20 halaman
    Askep Letak Sungsang
    Indra Aja
    75% (4)
  • 10 Fakta Menarik Pesona Eksotis Raja Ampat Yang Memikat Dunia Internasional
    10 Fakta Menarik Pesona Eksotis Raja Ampat Yang Memikat Dunia Internasional
    Dokumen7 halaman
    10 Fakta Menarik Pesona Eksotis Raja Ampat Yang Memikat Dunia Internasional
    rhahmi aulia
    Belum ada peringkat
  • Woc Endo
    Woc Endo
    Dokumen2 halaman
    Woc Endo
    rhahmi aulia
    Belum ada peringkat
  • SP
    SP
    Dokumen1 halaman
    SP
    rhahmi aulia
    Belum ada peringkat
  • Sila Bus
    Sila Bus
    Dokumen6 halaman
    Sila Bus
    rhahmi aulia
    Belum ada peringkat
  • 10 Fakta Menarik Pesona Eksotis Raja Ampat Yang Memikat Dunia Internasional
    10 Fakta Menarik Pesona Eksotis Raja Ampat Yang Memikat Dunia Internasional
    Dokumen7 halaman
    10 Fakta Menarik Pesona Eksotis Raja Ampat Yang Memikat Dunia Internasional
    rhahmi aulia
    Belum ada peringkat
  • Pbak 2
    Pbak 2
    Dokumen13 halaman
    Pbak 2
    Rhahmi Aulia Primaswari Part II
    Belum ada peringkat
  • Sila Bus
    Sila Bus
    Dokumen6 halaman
    Sila Bus
    rhahmi aulia
    Belum ada peringkat
  • 1
    1
    Dokumen2 halaman
    1
    rhahmi aulia
    Belum ada peringkat
  • Sila Bus
    Sila Bus
    Dokumen6 halaman
    Sila Bus
    rhahmi aulia
    Belum ada peringkat
  • HIPERBILIRUBINEMIA
    HIPERBILIRUBINEMIA
    Dokumen34 halaman
    HIPERBILIRUBINEMIA
    Arlyn Dian Yuni
    100% (1)
  • Rani F
    Rani F
    Dokumen18 halaman
    Rani F
    rhahmi aulia
    Belum ada peringkat
  • LK-02 Jangka Sorong
    LK-02 Jangka Sorong
    Dokumen2 halaman
    LK-02 Jangka Sorong
    Bahril Ilmiwan
    Belum ada peringkat
  • Silfiana, 21576-Bank Data
    Silfiana, 21576-Bank Data
    Dokumen12 halaman
    Silfiana, 21576-Bank Data
    Rhahmi Aulia Primaswari Part II
    Belum ada peringkat
  • Rani F
    Rani F
    Dokumen18 halaman
    Rani F
    rhahmi aulia
    Belum ada peringkat
  • Rani F
    Rani F
    Dokumen18 halaman
    Rani F
    rhahmi aulia
    Belum ada peringkat
  • Rani F
    Rani F
    Dokumen18 halaman
    Rani F
    rhahmi aulia
    Belum ada peringkat
  • Rani F
    Rani F
    Dokumen18 halaman
    Rani F
    rhahmi aulia
    Belum ada peringkat
  • Curriculum Vitae
    Curriculum Vitae
    Dokumen1 halaman
    Curriculum Vitae
    rhahmi aulia
    Belum ada peringkat
  • Rani F
    Rani F
    Dokumen18 halaman
    Rani F
    rhahmi aulia
    Belum ada peringkat
  • Rani F
    Rani F
    Dokumen18 halaman
    Rani F
    rhahmi aulia
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen4 halaman
    Cover
    Rizka Nuramalia
    Belum ada peringkat
  • Isi 1
    Isi 1
    Dokumen7 halaman
    Isi 1
    rhahmi aulia
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen4 halaman
    Cover
    Rizka Nuramalia
    Belum ada peringkat
  • Para Anggota
    Para Anggota
    Dokumen5 halaman
    Para Anggota
    Rhahmi Aulia Primaswari Part II
    Belum ada peringkat
  • Silfiana, 21576-Bank Data
    Silfiana, 21576-Bank Data
    Dokumen12 halaman
    Silfiana, 21576-Bank Data
    Rhahmi Aulia Primaswari Part II
    Belum ada peringkat