Disusun Oleh :
Rani Fitria
Nim : P05120214017
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia dalam kehidupan sehari-hari selalu mempunyai masalah. Setiap
individu biasanya mempunyai cara sendiri untuk menyelesaikan masalahnya, tetapi
jika ada sebagian manusia yang tidak dapat menyelesaikan masalahnya sendiri akan
dapat mengakibatkan gangguan jiwa. Tidak dapat dipungkiri dengan adanya
perkembangan zaman dan teknologi semakin banyak masalah rumit yang timbul dan
dampaknya sangat besar berpengaruh terhadap jiwa seseorang yang tidak dapat
mengantisipasi gejala yang timbul.
Harga diri rendah adalah penilaian individu tentang nilai personal yang
diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang dengan diri sendiri
tanpa syarat walaupun melakukan kesalahan, kegagalan, dan kekalahan tetapi merasa
sebagai seseorang yang tidak penting dan berharga.
Peristiwa traumatik seperti kehilangan pekerjaan, harta, benda, dan orang
yang dicintai dapat meninggalkan dampak yang serius. Dampak kehilangan tersebut
sangat mempengaruhi persepsi individu akan kemampuan dirinya sehingga
mengganggu harga diri seseorang.
B. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari konsep diri
2. Mengetahui penyebab terjadinya harga diri rendah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Diri
Menurut Rogers (2004), konsep diri adalah kesadaran batin yang tetap
mengenai pengalaman yang berhubungan dengan aku dan membedakan
aku dari yang bukan aku. Komponen-komponen dalam konsep diri terdiri
atas beberapa hal diantaranya adalah sebagai berikut, (Rogers,2004) :
1. Gambaran Diri
Kumpulan dari sikap individu yang disadari dan tidak disadari
terhadap tubuhnya, termasuk persepsi masa lalu dan sekarang, serta
perasaan tentang ukuran, fungsi, penampilan, dan potensi yang secara
berkesinambungan dimodifikasi dengan persepsi dan pengalaman baru.
Hal-hal yang terkait dengan gambaran diri sebagai berikut :
a. Fokus individu terhadap fisik lebih menonjol pada usia remaja
b. Bentuk tubuh, tinggi badan, berat badan, dan tanda-tanda pubertas
c. Cara individu memandang diri berdampak penting terhadap aspek
psikologis
d. Gambaran yang realistic terhadap menerima dan menyukai bagian
tubuh, akan member rasa aman dalam menghindari kecemasan dan
meningkatkan harga diri
e. Individu yang stabil, realistic, dan konsisten terhadap gambaran
dirinya dapat mendorong sukses dalam kehidupan
2. Ideal diri
Persepsi individu dengan perilakunya disesuaikan dengan standart
pribadi yang terkait dengan cita-cita, harapan, dan keinginan serta nilai
personal tertentu yang ingin dicapai. Hal-hal yang terkait dengan ideal
diri adalah :
a. Perkembangan awal terjadi pada masa kanak-kanak
b. Terbentuknya masa remaja melalui proses identifikasi terhadap
orang tua, guru, dan teman
c. Dipengaruhi oleh orang-orang yang dipandang penting dalam
member tuntutan dan harapan
d. Mewujudkan cita-cita dan harapan pribadi berdasarkan norma
keluarga dan social
3. Harga diri
Penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan
menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal diri.
Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berakar dalam penerimaan
diri rendah. Harga diri tinggi terkait dengan ansietas yang rendah, efektif
dalam kelompok dan diterima oleh orang lain. Sedangkan harga diri
rendah terkait dengan hubungan interpersonal yang buruk dan resiko
terjadi depresi dan skizofrenia
C. Penyebab dan akibat harga diri rendah
1. Penyebab harga diri rendah
Salah stu penyebab dari harga diri rendah yaitu berduka disfungsional.
Berduka disfungsional merupakan pemanjangan atau tidak sukses dalam
menggunakan respon intelektual dan emosional oleh individu dalam
melalui proses modifikasi konsep diri berdasarkan persepsi kehilangan.
Tanda dan gejalanya adalah :
a. Rasa bersalah
b. Adanya penolakan
c. Marah, sedih, dan menangis
d. Perubahan pola makan, tidur, mimpi, konsentrasi dan aktivitas
e. Mengungkapkan tidak berdaya
2. Akibat dari harga diri rendah
Harga diri rendah dapat beresiko terjadinya isolasi social seperti menarik diri.
Menarik diri merupaka percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang
lain dan menghindari hubungan dengan orang lain. Tanda dan gejalanya
adalah :
a. Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul
b. Menghindar dari orang lain (menyendiri)
c. Komunikasi kurang/tidak ada. Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan
klien lain/perawat
d. Tidak ada kontak mata, klien sering menunduk
e. Berdiam diri dikamar/klien kurang mobilitas
f. Menolak berhubungan dengan orang lain, klien memutuskan pembicaraan
atau pergi jika diajak berbicara
g. Tidak/jarang melakukan kegiatan sehari-hari
D.
Etiologi
1. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah kronis adalah penolakan
orang tua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang mempunyai
tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang
tidak realistis.
2. Faktor presipitasi
Factor presipitasi terjadinya harga diri rendah adalah hilangnya sebagian
anggota tubuh, berubahnya penampilan atau bentuk tubuh, mengalami
F. Pohon Masalah
Isolasi sosial : Menarik Diri
G. STRATEGI PELAKSANAAN
Masalah : Harga diri rendah
Pertemuan : I (satu)
PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
2. Diagnosa Keperawatan
3. Tujuan khusus
1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya
4. Tindakan Keperawatan
1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya
a. Sapa klien dengan ramah, baik verbal maupun non verbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya.
FASE TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan.
a. Evaluasi Subyektif
Bagaimana perasaan Bapak setelah kita bercakap-cakap ?
b. Evaluasi Obyektif
- Klien mampu mengungkapkan atau mengulang kembali pembicaran
- Klien mampu mempertahankan kontrak
- Klien mau melakukan aktivitas yang sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki.
2. Rencana Tindak Lanjut.
Pak kalau nanti ada yang mau Bapak ceritakan atau ditanyakan kepada
saya, Bapak bisa sampaikan saat kita bertemu lagi
3. Kontrak
Saya kira, sekian dulu perbincangan kita hari ini. Nanti kita lanjutkan
dengan membahas tentang kemampuan yang Bapak miliki baik itu
dirumah, di sini ataupun ditempat lain. Menurut Bapak kita berbincangbincang jam berapa ? bagaimana kalau jam 10 besok setelah kegiatan
rehabilitasi.
Dimana tempatnya ? Bagaimana kalau di kursi belakang.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Masalah : Harga diri rendah
Pertemuan : II (dua)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Klien tampak senang bertemu dengan perawat
2. Diagnosa Keperawatan
harga diri rendah kronis
3. Tujuan khusus
2 : Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki
4. Tindakan Keperawatan
2 : Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki
a. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
b. Setiap bertemu klien hindarkan memberi penilaian negatif.
c. Berikan pujian yang realistic
STRATEGI PELAKSANAAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
FASE ORIENTASI
a. Salam Terapeutik
Selamat pagi bapak? Bagaimana apakah bapak masih ingat dengan saya
yang kemarin dapat berbincang-bincang
b. Validasi
Bagus sekali, ternyata bapak masih ingat dengan saya, Bagaimana persaan
bapak hari ini ? apa bapak masih ingat topik yang akan kita bicarakan hari
ini ?
d. Kontrak
Baiklah kalau begitu, bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang
kemampuan dan aspek positif yang bapak miliki.
Mau dimana kita berbincang-bincang ?Bagaimana kalau di kursi belakang.
Mau berapa lama ? Bagaimana kalau 15 menit.
FASE KERJA
- Apa yang biasa BAPAK lakukan atau kerjakan dirumah ?
- Sekarang kegiatan apa saja yang BAPAK lakukan disini ?
- Apa yang menarik dari kegiatan tersebut ?
- Apa ada kemampuan lain yang BAPAK.miliki ?
FASE TERMINASI
kemampuannya.
a. Beri kesempatan klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan.
b. Beri pujian atas keberhasilannya.
c. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan dirumah.
STRATEGI PELAKSANAAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
FASE ORIENTASI
a. Salam Teraupetik
Selamat pagi BAPAK Masih ingat dengan saya ?
b. Validasi
Bagaimana perasaan BAPAK hari ini ? Apakah BAPAK masih ingat apa
yang kita bicarakan kemarin. Bagaimana kegiatan hari ini ? Tetap
terlaksana ? Bagus,BAPAK tadi pagi sudah melakukan apa saja ? Sesuai
tidak dengan jaBapakal yang telah kita buat kemarin ?
c. Kontrak
Baiklah, sesuai dengan kesepakatan kita kemarin, kita akan bicarakan
tentang kegiatan apa saja yang akan kita coba hari ini?
Menurut BAPAK dimana kita mau berbincang-bincang ? Bagaimana kalau
di ruang makan? Mau berapa lama? bagaimana kalau 15 menit.
FASE KERJA
- Menanyakan pada klien tentang kegiatan yang mampu dilakukan ?
- Menawarkan pada klien kegiatan lain yang mungkin dilakukan.
- Diskusikan dengan klien tentang kegiatan yang mampu dilakukan.
- Beri reinforcement atas pelaksanaan tindakan.
FASE TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan.
a. Evaluasi Subyektif
Bagaimana perasaan BAPAK setelah dapat melakukan kegiatan tersebut?
b. Evaluasi Obyektif
- Klien mampu melakukan jaBapakal kegiatan harian yang telah dibuat.
2. Rencana Tindak Lanjut
Baiklah, untuk selanjutnya BAPAK tetap melaksanakan kegiatan yang
telah dibuat tadi. Bagaimana kalau setelah pulang nanti, apa saja yang
telah kita jaBapakalkan tersebut, tetap BAPAK laksanakan. Kalau ada
DAFTAR PUSTAKA
1. Azis R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang : RSJD Dr. Amino
Gondoutomo. 2003
2. Boyd MA, Hihart MA. Psychiatric nursing : contemporary practice. Philadelphia :
Lipincott-Raven Publisher. 1998
3. Keliat BA. Proses kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC. 1999
4. Stuart GW, Sundeen SJ. Buku saku keperawatan jiwa. Edisi 3. Jakarta : EGC. 1998