Anda di halaman 1dari 28

TUGAS MAKALAH

SISTEM ENDOKRIN
Dosen Pembimbing : Suwarsono Mulyo

Disusun oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Baiq Lely Isdiyanti


Deni Prastika
Dewi Fitriani
Fathiya Ulya
Masti Hartina
Ratna Fitriani

KONSENTRASI ILMU BEDAH SENTRAL


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI KESEHATAN SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
Hidayah-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang diberi judul TUGAS MAKALAH
SISTEM ENDOKRIN tepat pada waktunya. Makalah ini kami buat berdasarkan tugas yang
diberikan.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak sekali kekurangan,
oleh sebab itu kami mengharapkan kritik dan saran serta masukan dari pembaca sekalian yang
bersifat membangun.
Kami juga berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kami pada
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dalam tubuh manusia ada 2 sistem sistem pengaturan yaitu sistem saraf dan sistem
pengaturan kimia melalui endokrin. Kelenjar endokrin adalah

kelenjar buntu yang

mensekresikan substansi kimia yang dikenal dengan hormon ke sirkulasi darah. Pesuruh
kimia ini kemudian dibawa ke seluruh tubuh dan menimbulkan aktivitas pada organ target
yang mempunyai reseptor spesifik dengan jenis hormon tersebut.
Hormon banyak beperan dalam berbagai mekanisme fisiologis dalam tubuh:
pertumbuhan, reproduksi dan homeostasis.

Dalam makalah ini akan dibahas mengenai

struktur dan fungsi organisasi sistem endokrin dengan berbagai kelenjar endokrin dalam
tubuh, mekanisme kerja hormon serta bagaimana interaksi sistem endokrin dengan sistem
tubuh lainnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Sistem Endokrin ?
2. Apa fungsi dari SistemEndokrin ?
3. Apa saja jenis-jenis kelenjar Endokrin ?
4. Bagaimana klasifikasi dan mekanisme sintesis Hormon ?
5. Bagaimana mekanisme kerja hormon ADH ?
6. Bagaimana mekanisme kerja hormon oxytosin ?
7. Bagaimana mekanisme kerja hormon insulin ?
8. Bagaimana mekanisme kerja hormon Growth ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Kelenjar Endokrin
2. Untuk mengetahui klasifikasi dan mekanisme sintesis Hormon
3. Untuk mengetahui mekanisme kerja hormon ADH
4. Untuk mengetahui mekanisme kerja hormon oxytosin
5. Untuk mengetahui mekanisme kerja hormon insulin
6. Untuk mengetahui mekanisme kerja hormon Growth
BAB II
PEMBAHASAN
1. SISTEM ENDOKRIN
A. Pengertian

Kelenjar endokrin adalah kumpulan/sejumlah kelenjar yang fungsi utamanya


menghasilkan hormon kemudian melepaskan hormon tersebut langsung kedalam aliran
darah.
Kelenjar endokrin atau kelenjar buntu adalah kelenjar yang nengirimkan hasil
sekresinya langsung ke dalam darah yang beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewati
duktus atau saluran dan hasil sekresinya disebut hormon.
Sedangkan hormon adalah zat kimia yang di lepaskan kedalam darah yang
mempengaruhi kegiatan di dalam sel. Hormon merupakan zat kimia yang bersifat
kalatalis (pengubah), di mana hormon tidak mengalami perubahan dalam zatnya, jika
sedang mengubah komposisi-komposisi dalam sel. Hormon berperan sebagai pembawa
pesan untuk mengkoordinasikan sejumlah kegiatan berbagai organ tubuh.
Beberapa dari organ endokrin ada yang menghasilkan satu macam hormon
(hormon tunggal) disamping itu juga ada yang menghasilkan lebih dari satu macam
hormon atau hormon ganda misalnya kelenjar hipofise sebagai pengatur kelenjar yang
lain.
Sebagian besar hormon merupakan protein yang terdiri dari rantai asam amino
dengan panjang yang berbeda-beda. Sisanya merupakan steroid, yaitu zat lemak yang
merupakan derivat dari kolesterol. Hormon dalam jumlah yang sangat kecil bisa memicu
respon tubuh yang sangat luas.
Hormon terikat kepada reseptor di permukaan sel atau di dalam sel. Ikatan antara
hormon dan reseptor akan mempercepat, memperlambat atau merubah fungsi sel. Pada
akhirnya hormon mengendalikan fungsi dari organ secara keseluruhan, diataranya:
1)
Hormon mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan, perkembangbiakan
2)

dan ciri-ciri seksual.


Hormon mempengaruhi cara tubuh dalam menggunakan dan menyimpan

3)

energy.
Hormon juga mengendalikan volume cairan dan kadar air dan garam di dalam
darah.
Beberapa jenis hormon hanya mempengaruhi satu atau jenis kinerja organ, tetapi

pada hormon lainnya dpat mempengaruhi seluruh kinerja tubuh. Contoh hormon TSH
yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisa dan hanya mempengaruhi kelenjar tiroid.
Sedangkan hormon tiroid dihasilkan oleh kelenjar tiroid, tetapi hormon ini
mempengaruhi sel-sel di seluruh tubuh. Insulin dihasilkan oleh sel-sel pulau pankreas dan
mempengaruhi metabolisme gula, protein serta lemak di seluruh tubuh.

Dalam banyak hal, organisasi fungsional dari sistem saraf paralel dengan sistem
endokrin. Refleks endokrin dipicu oleh:
1) stimulus humoral (perubahan komposisi cairan ekstraselular,
2) stimulus hormonal dan
3) stimulus neural.
Pada banyak kasus refleks endokrin dikontrol oleh mekanisme umpan balik negatif
dimana stimulus memicu produksi hormon yang secara langsung atau tidak langsung
memberikan pengaruh mengurangi intensitas stimulus. Refleks endokrin yang lebih
kompleks melibatkan 1 atau lebih tahapan dengan 2 atau lebih hormon
B. Fungsi kelenjar Endokrin
1) Menghasilkan hormon-hormon yang dialirkan ke dalam darah yang diperlukan
2)
3)
4)
5)
6)

oleh jaringan-jaringan dalam tubuh tertentu.


Mengontrol aktifitas kelenjar tubuh.
Merangsang aktifitas kelenjar tubuh.
Merangsang pertumbuhan jaringan.
Mengatur metabolisme, oksidasi, meningkatkan absorpsi glukosa pada usus halus.
Mempengaruhi metabolisme lemak, protein, hidrat arang, vitamin, mineral dan
air.

C. Macam macam system Kelenjar Endokrin


1) Kelenjar Hipofise
Suatu kelenjar endokrin yang terletak didasar tengkorak .yang memegang
peranan penting dalam sekresi hormon dari semua organ-organ endokrin. Dapat
dikatakan sebagai kelenjar pemimpin sebab hornon-hormon yang dihasilkannya dapat
mempengaruhi pekerjaan kelenjar lainnya. Kelenjar hipofise terdiri dari 2 lobus.
Lobus anterior (adenohipofise). Menghasilkan sejumlah hormon yang bekerja
sebagai zat pengendali produksi :an semua organ endokrin yang lain.
a. Hormon somatotropik, mengendalikan pertumbuhan tubuh.
b. Hormon tirotropik, mengendalikan kegiatan kelenjar tiroid dalam menghasilkan
c.

hormon tiroksin.
Hormon adrenokortikotropik (ACTH), mengendalikan kelenjar suprarenal dalam

d.

menghasilkan kortisol yang berasal dari korteks keler jar suprarenal.


Hormon gonadotropik berasal dari Follicle Stimulating Hormone (FSH) yang
merangsang perkembangan folikel degraf dalam ovarium dan pembentukan sper-

e.

matozoa dalam testis.


Luteinizing Hormone (LH), mengendalikan sekresi estrogen dan progesteron
dalam ovarium dan testosteron dalam testis. Interstitial Cell Stimulating
Hormone (ICSH).
Lobus posterior disebut juga Neurohipofise. Mengeluarkan 2 jenis hormone

antara lain :
a. Hormon anti diuretik (ADH), mengatur jumlah air yang keluar melalui ginjal
membuat kontraksi otot polos ADH disebut juga hormon pituitrin.
b. Hormon oksitoksin merangsang dan menguatkan kontraksi uterus sewaktu
melahirkan dan mengeluarkan air susu sewaktu menyusui. Kelenjar hipofise terletak di dasar tengkorak, di dalam foss hipofise tulang spenoid.
2) Kejelenjar Tiroid
Terdiri atas 2 buah lobus yang terletak disebelah kanan dari trakea diikat bersama
oleh jaringan tiroid dan yang melintasi trakea di sebelah depan. Merupakan kelenjar
yang terdapat di dalam leher bagian depan bawah, melekat pada dinding Taring. Atas
pengaruh hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofise lobus anterior, kelenjar tiroid
ini dapat memproduksi hormon tiroksin. Adapun fungsi dari hormon tiroksin;
mengatur pertukaran zat/metabolisme dalam tubuh dan mengatur pertumbuhan
jasmani dan rohani.

Struktur kelenjar tiroid terdiri atas sejumlah besar vesikel-vesikel yang dibatasi
oleh epitelium silinder, disatukan oleh jaringan ikat. Sel-selnya mengeluarkan sera,
cairan yang bersifat lekat yaitu; Koloidae tiroid yang mengandung zat senyawa
yodium dan dinamakan hormon tiroksin. Sekret ini mengisi vesikel dan dari sini
berjalan ke aliran darah baik langsung maupun melalui saluran limfe. Fungsi kelenjar
tiroid, terdiri dari:
a.
b.
c.
d.
e.

Bekerja sebagai perangsang proses oksidasi.


Mengatur penggunaan oksidasi.
Mengatur pengeluaran karbondioksida.
Metabolik dalam hal pengaturan susunan kimia dalam jaringan.
Pada anak mempengaruhi perkembangan fisik dan mental.
Hipofungsi dapat menyebabkan penyakit kretinismus dan penyakit miksedema.

Hiperfungsi menyebabkan penyakit eksotalmikgoiter. Sekresi tiroid diatur oleh


sebuah hormon dari lobus anterior kelenjar hipofise yaitu oleh hormon tirotropik.
Fungsi kelenjar tiroid sangat eras bertalian dengan kegiatan metabolik dalam hal
pengaturan susunan kimia dan jaringan bekerja sebagai perangsang proses oksidasi,
mengatur penggunaan oksigen dan mengatur pengeluaran karbondioksid.
Hiposekresi hipotiroidisme. Bila kelenjar tiroid kurang mengeluarkan sekret
pada waktu bayi mengakibatkan suatu keadaan yang dikenal sebagai kretinisme
berupa hambatan pertumbuhan mental dan fisik, pada orang dewasa kekurangan
sekresi

menyebabkan

miksedema

proses

metabolik

mundur

dan

terdapat

kecenderungan untuk, bertambah berat, geraknya lambat, cara berfikir dan berbicara
lamban, kulit menjadi tebal dan keringat, rambut rontok, suhu-badan di bawah normal
dan denyut nadi perlahan.

Hipersekresi penambahan sekresi kelenjar tiroid disebut hipertiroid dimana


semua gejalanya merupakan kebalikan dari miksedema yaitu: kecepatan metabolisme
meningkat suhu tubuh tinggi, berat badan turun, gelisah, mudah marah, denyut nadi
naik.

Vaskuler mencakup fibrilasi atrium kegagalan jantung pada keadaan yang


dikenal sebagai penyakit trauma atau gondok eksoptalmus, mata menonjol keluar,
efek ini disebabkan terlampau aktifnya hormon tiroid, ada kalanya tidak hilang
dengan pengobatan.
3) Kelenjar Paratiroid
Terletak disetiap sisi kelenjar tiroid yang terdapat di dalam leher, kelenjar ini
bedumlah 4 buah yang tersusun berpasangan yang menghasilkan para hormon atau
hormon para tiroksin. Kelenjar paratiroid berjumlah 4 buah.
Masing-masing melekat pada bagian belakang kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid
menghasilkan hormon yang berfungsi mengatur kadar kalsium dan fosfor di dalam
tubuh.
Terjadinya

kekurangan

kalsium

di

dalam

darah

atau

hipokalsemia

mengakibatkan keadaan yang disebut tetani, dengan gejala khas kejang khususnya
pada tangan dan kaki disebut karpopedal spasmus, gejala-gejala ini dapat diringankan
dengan pemberian kalsium.
Biasanya

ada

sangkut

pautnya

dengan

pembesaran

(tumor)

kelenjar.

Keseimbangan distribusi kalsium terganggu, kalsium dikeluarkan kembali dari tulang


dan dimasukkan kembali ke serum darah. Akibatnya terjadi penyakit tulang dengan
tanda-tanda khas beberapa bagian kropos.
Disebut osteomielitis fibrosa sistika karena terbentuk kristal pada tulang,
kalsiumnya diedarkan di dalam ginjal dan dapat menyebabkan batu ginjal dan
kegagalan ginjal. Fungsi paratiroid;
a. Mengatur metabolisme fospor.
b. Mengatur kadar kalsium darah.
Hipofungsi, mengakibatkan penyakit tetani. Hiperfungsi, mengakibatkan
kelainan-kelainan seperti; Kelemahan pada otot-otot, sakit pada tulang, kadar kalsium
dalam darah meningkat begitu juga dalam urin, dekolsifikasi dan deformitas, dapat

juga terjadi patch tulang spontan. Kelainan-kelainan di atas dapat juga terjadi pada
tumor kelenjar paratiroid
4) Kelenjar Timus
Terletak di dalarn mediastinum di belakang os sternum, kelenjar timus hanya
dijumpai pada anak-anak di bawah 18 tahun. Kelenjar timus terletak di dalam toraks
kira-kira setinggi bifurkasi trakea, warnanya kemerah-merahan dan terdiri atas 2
lobus. Pada bayi baru lahir sangat kecil danberatnya kira-kira 10grarn atau lebih
sedikit. Ukurannya bertambah pada masa remaja dari 30-40 gram kemudian berkerut
lagi. Adapun hormon yang dihasilkan kelenjar timus berfungsi sebagai berikut;
a. Mengaktifkan pertumbuhan badan.
b. Mengurangi aktifitas kelenjar kelamin.
5) Kelenjar Suprarenalis / Adrenalin
Kelenjer suprarenal jumlahnya ada 2, terdapat pada bagian atas dari ginjal kiri
dan kanan. Ukurannya berbeda-beda, beratnya rata-rata 5-9 gram. Kelenjar suprarenal
ini terbagi atas 2 bagian yaitu:
a. Bagian luar yang berwarna kekuningan yang menghasilkan kortisol yang disebut
korteks.
b. Bagian medula yang menghasilkan adrenalin (epinefrin) dan nor adrenalin (nor
epinefrin).
Zat-zat tadi disekresikan dibawah pengendalian sistem persarafan simpatis.
Selcresinya bertambah dalam keadaan emosi seperti marah dan takut Berta dalam
keadaan asfiksia dan kelaparan. Pengeluaran yang bertambah itu menaikkan tekanan
darah guna melawan shok.
Noradrenalin menaikan tekanan darah dengan jalan meranigsang serabut otot
didalam dinding pembuluh darah untuk berkontraksi, adrenalin membantu
metabolisme kar-bohidrat dengan jalan menambah pengeluaran glukosa dari hati.

Beberapa hormon terpenting yang disekresikan oleh korteks adrenal adalah;


Hidrokortison, aldosteron dan kortikosteron. Semuanya bertalian eras dengan
metabolisme, pertumbuhan fungsi ginjal dan kondisi otot.
Pada insufiesiensi adrenal (penyakit addison) pasien menjadi kurus dan nampak
sakit paling lemah, terutama karenatidak adanya hormon ini, sedangkan ginjal gagal
menyimpan natrium dalam jumlah terlampau banyak, penyakit ini diobati dengan
kortison. Fungsi kelenjar supra renalis bagian korteks terdiri dari ;
a. Mengatur keseimbangan air, elektrolit clan garamgaram.
b. Mengatur/mempengaruhi metabolisme lemak, hidrat arang dan protein.
c. Mempengaruhi aktifitas jafingan limfoid.
Hipofungsi, menyebabkan penyakit addison. Hiperfungsi. Kelainan-kelainan
yang timbul akibat hiperfungsi mirip dengan tumor suprarenal bagian korteks dengan
gejala-gejala pada wanita biasa, terjadinya gangguan pertumbuhan seks sekunder.
Fungsi kelenjar suprarenalis bagian medula terdiri dari :
a. Vaso konstriksi pembuluh darah perifer.
b. Relaksasi bronkus.
Kontraksi selaput lendir dan arteriole pada kulit sehingga berguna untuk
mengurangi perdarahan pada operasi kecil.

6) Kelenjar Pienalis (Epifise)


Kelenjar ini terdapat di dalam otak, di dalam ventrikel berbentuk kecil merah
seperti sebuah Gemara. Terletak dekat korpus.
Fungsinya belum diketahui dengan jelas, kelenjar ini menghasilkan sekresi
interns dalam membantu pankreas dan kelenjar kelamin.

7) Kelenjar Pankreatika
Terdapat pada belakang lambung di depan vertebra lumbalis I dan II terdiri dari
sel-sel alpa dan beta. Sel alpa menghasilkan hormon glukagon sedangkan sel-sel beta
menghasilkan hormon insulin. Hormon yang diberikan untuk pengobatan diabetes,
insulin merupakan sebuah protein yang dapat turut dicernakan oleh enzim-enzim
pencernaan protein.
a. Fungsi hormon insulin
Insulin mengendalikan kadar glukosa dan bila digunakan sebagai
pengobatan, memperbaiki kemampuan sel tubuh untuk mengobservasi dan
menggunakan glukosa dan lemak.
b. Pulau langerhans
Pulau-pulau langerhans berbentuk oval tersebar di seluruh pankreas dan
terbanyak pada bagian kedua pankreas. Dalam tubuh manusia terdapat 1-2
juta pulau-pulau langerhans, sel dalam pulau ini dapat dibedakan atas dasar
granulasi dan pewarnaannya separuh dari sel ini mensekresi insulin, yang
lainnya menghasilkan polipeptida dari pankreas diturunkan pada bagian
eksokrin pankreas.
Fungsi kepulauan langerhans; Sebagai unit sekresi dalam pengeluaran
homeostatik nutrisi, rnenghambat sekresi insulin, glikogen dan polipeptida
pankreas serta mengnambat sekresi glikogen.

8) Kelenjar Kelamin

Kelenjar testika. Terdapat pada pria terletak pada skrotum menghasilkan hormon
testosteron. Hormon testosteron. Menentukan sifat kejantanan, misalnya adanya
jenggot, kumis, jakun dan lain-lain, menghasilkan sel mani (spermatozoid) serta
mengontrol pekerjaan seks sekunder pada laki-laki.
Kelenjar ovarika. Terdapat pada wanita, terletak pada ovarium di samping kiri
dan kanan uterus. Menghasilkan hormon progesteron clan estrogen, hormon ini dapat
mempengaruhi pekerjaan uterus serta memberikan sifat kewanitaan, misalnya pinggul
yang besar, bahu sempit dan lain-lain.
D. Hormon
1. Pengertian
Hormon adalah zat kimia organik yang dikeluarkan oleh sel, atau organ atau kelenjar
atau bagian tubuh tumbuhan dan hewan yang berfungsi dalam regulasi kegiatan fisiologis
dan mempertahankan homeostasis. Bahan kimia yang dikeluarkan dari satu bagian
mempengaruhi sel-sel di bagian lain dari organisme.
Semua organisme multisel memproduksi hormon. Hormon tanaman yang dikenal
sebagai phytohormon. Darah adalah media transportasi hormon hewan. Istilah Hormon
ini berasal dari kata Yunani homao yang berarti untuk menggairahkan. Hormon pertama
kali digunakan oleh William M. Bayliss dan Ernest H. Starling, dari London University
College, pada tahun 1904. Mereka menunjukkan zat kimia sekretin, yang disekresikan
dalam usus dapat merangsang aksi dari sekresi pankreas. Zat-zat ini dikenal sebagai
pembawa pesan kimiawi.
Jaringan yang menghasilkan hormon yang dikenal sebagai efektor sedangkan jaringan
yang yang dipengaruhi oleh efektor disebut sebagai target. Hormon adalah berat molekul
rendah dan mereka menyebar dengan mudah. Efek yang ditimbulkan oleh hormon tidak
permanen sebagai mendapatkan mudah teroksidasi.
Hormon ditransmisikan ke sasaran organ mereka dalam aliran darah setelah mereka
keluar dari kelenjar yang mensekresi mereka. Sel mengekspresikan molekul reseptor
khusus untuk molekul hormon yang merespon mereka. Sekresi endokrin adalah modus
debit langsung ke dalam aliran darah.
2. Karakteristik Hormon
Karakteristik umum hormon adalah sebagai berikut:

a. Hormon disekresikan oleh sel-sel endokrin.


b. Hormon adalah pembawa pesan kimiawi.
c. Hormon adalah sinyal kimia yang beredar di cairan tubuh.
d. Hormon mengatur perilaku sel target.
e. Hormon, seperti enzim tidak mengkatalisis reaksi apapun.
f. Mereka disekresikan hanya bila diperlukan, mereka tidak disimpan sebelum
dibutuhkan.
g. Hormon di alam mungkin protein atau non-protein (asam amino atau steroid).
h. Sekresi hormon diatur oleh sistem saraf melalui efek umpan balik.
i. Hormon biasanya menyebabkan efek jangka panjang seperti perubahan perilaku,
pertumbuhan, dll
j. Hormon berfungsi untuk merangsang atau menghambat organ sasaran

3. Klasifikasi hormon
a. Klasifikasi tradisional
Hormon tradisional diklasifikasikan menjadi tiga jenis:
a) Hormon klasik Hormon ini disekresikan dari sel-sel endokrin ke dalam cairan
interstitial. Hormon-hormon ini berdifusi ke dalam aliran darah dan
didistribusikan ke seluruh bagian tubuh dengan sistem peredaran darah.
b) Neurohormon Hormon ini disintesis oleh sel-sel neuroendokrin dan
disekresikan di terminal saraf. Mereka diangkut ke seluruh tubuh melalui
pembuluh darah.
c) Hormon lokal Hormon ini disekresikan ke dalam cairan interstitial dan mereka
bertindak secara lokal dalam dua cara. Beberapa hormon bertindak atas sel-sel

tetangga dan dikenal sebagai hormon parakrin dan beberapa hormon bertindak
atas sel-sel dari mana mereka dikeluarkan, mereka adalah hormon autokrin.

b.

Klasifikasi struktural
Hormon secara struktural diklasifikasikan menjadi empat kelompok steroid,
peptida, asam amino dan asam lemak.
a) Hormon steroid berasal dari kolesterol dan larut dalam lemak. Hormon steroid
termasuk hormon seks dan hormon yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal.
Hormon seks termasuk androgen, estrogen dan progesteron. Hormon adrenal
adalah hormon kortikosteroid dan hormon glukokortikosteroid. Steroid penting
karena mereka mengambil bagian dalam fungsi penting termasuk keseimbangan
air, perkembangan seksual dan respon stres.
b) Hormon turunan asam amino Hormon-hormon ini berasal dari asam amino
tirosin dan seperti tyroptophan. Dua jenis hormon yang berasal tirosin adalah
hormon tiroid dan katekolamin. Hormon tiroid adalah yang paling penting
karena mengatur pengembangan organ dan metabolisme.
Katekolamin Norepoinephrin dan epinefrin adalah katekolamin. Mereka adalah
hormon stres dan neurotransmiter.
Asam amino triptofan adalah hormon prekursor seperti serotonin dan melatonin.
Serotonin mengatur pergerakan usus dan juga berhubungan dengan suasana hati
dan rendahnya tingkat hormon ini sering mengakibatkan depresi.
c) Hormon peptida Hormon-hormon ini berasal dari peptida. Prohormon adalah
prekursor untuk hormon peptida. Para prohormon disintesis oleh retikulum
endoplasma. Konfigurasi struktural yang tepat diperlukan untuk fungsi mereka.
Hormon peptida disimpan dalam sel vesikel sampai ada rangsangan sinyal untuk
pembebasan mereka ke dalam aliran darah. Contoh hormon peptida termasuk
TSH (thyroid stimulating hormone), insulin, prolaktin, vassopressin.
d) Asam lemak yang berasal hormon Hormon yang berasal dari asam lemak
disebut eikosanoid, mereka berasal dari asam arakidonat. Hormon-hormon ini
diproduksi oleh setiap sel dalam tubuh. Mereka memiliki peran penting dalam
tubuh termasuk peradangan, tekanan darah dan pembekuan darah.

c.

Klasifikasi Di Dasar Modus Aksi


Berdasarkan modus tindakan hormon diklasifikasikan menjadi hormon bertindak
cepat dan hormon yang bekerja singkat.

a) Hormon bertindak cepat Hormon-hormon ini memulai tanggapan langsung dari


sel-sel target mereka. Hormon-hormon ini memiliki reseptor luar membran
plasma pada sel target, mereka berukuran besar. Contoh: Protein dan hormon
amina.
b) Hormon bertindak singkat- Hormon-hormon ini memulai respon tertunda.
Hormon-hormon ini dalam ukuran kecil dan mereka mengikat reseptor protein
hadir dalam sitosol. Contoh: hormon steroid dari organ reproduksi dan korteks
adrenal.

Berikut adalah table klaifikasi hormone

Kelenjar
Pituitari
(Kelenjar
agung)

Hormon yang
dirembeskan
a. Hormon pertumbuhan
(GH)
b. Hormon perangsang
tiroid (TSH)
c.
Hormon
(ADH)
d. Hormon
folikel (FSH)

Merangsang
pertumbuhan
badan
Merangsang kelenjar tiroid
merembeskan hormon
tiroksina.
antidiuresis Merangsang
penyerapan
semula air dari tubul ginjal.
perangsang Merangsang perkembangan
folikel Graaf dan tubul semen.

e. Hormon peluteinan (LH)

f. Hormon
adrenokortikotrof (ACTH)
g. Hormon prolaktin
h. Hormon oksitosin
Tiroid

Tiroksina

Kelompok Insulin
sel
Glukagon
Langerhan
s
dalam
pankreas
Adrenal
Adrenalina
Aldosteron

Ovari

Estrogen
Progesteron

Testis

Testosteron

Fungsi

Menyebabkan pembebasan
ovum daripada ovari dan
perkembangan folikel
menjadi korpus luteum.
Merangsang perembesan
hormon seks oleh ovari dan
testis.
Merangsang korteks adrenal
menghasilkan hormon.
Merangsang perembesan
susu oleh kelenjar susu.
Merangsang pengecutan otot
uterus semasa bersalin.
Mengawal kadar metabolisme
sel badan, khususnya
respirasi dalam mitokondria.
Mengawal aras aktiviti,
menggalakkan pertumbuhan
yang normal bagi rangka dan
perkembangan mental.
Menyebabkan penukaran
glikosa kepada glikogen.
Menyebabkan penukaran
glikogen kepada glukosa.
Menyediakan badan untuk
menentang atau lari dalam
keadaan kecemasan dengan
merangsang peningkatan
aras glukosa dalam darah.
Mengawal tekanan osmosis
darah melalu penyerapan
semula ion natrium.
Merangsang perkembangan
organ seks perempuan dan
ciri seks sekunder seperti
perkembangan kelenjar susu
dan pembesaran buah dada.
Menyebabkan dinding uterus
menebal untuk penempelan
uterus.
Merangsang perkembangan

4. Mekanisme sintesis Hormon


Hormon merupakan mediator kimia yang mengatur aktivitas sel / organ tertentu.
Dahulu sekresi hormonal dikenal dengan cara dimana hormon disintesis dalam suatu
jaringan diangkut oleh sistem sirkulasi untuk bekerja pada organ lain disebut sebagai
fungsi Endokrin
Ini bisa dilihat dari sekresi hormon Insulin oleh pulau Langerhans Pankreas yang
akan dibawa melalui sirkulasi darah ke organ targetnya sel-sel hepar.
Sekarang diakui hormon dapat bertindak setempat di sekitar mana mereka
dilepaskan tanpa melalui sirkulasi dalam plasma di sebut sebagai fungsi Parakrin,
digambarkan oleh kerja Steroid seks dalam ovarium, Angiotensin II dalam ginjal, Insulin
pada sel pulau Langerhans.
Hormon juga dapat bekerja pada sel dimana dia disintesa disebut sebagai fungsi
Autokrin. Secara khusus kerja autokrin pada sel kanker yang mensintesis berbagai
produk onkogen yang bertindak dalam sel yang sama untuk merangsang pembelahan sel
dan meningkatkan pertumbuhan kanker secara keseluruhan.
Konsentrasi efektif suatu hormon ditentukan oleh kecepatan produksinya,
penyampaian ke jaringan target, dan degradasi. Semua proses ini diatur secara baik
untuk mencapai tingkat fisiologik hormon. Namun, rangkain ini dapat berbeda pada
beberapa kasus.
Sejauh ini proses yang paling diatur adalah produksi hormon. Pada banyak kelas
hormon, waktu-paruh yang pendek dari hormon memberikan cara-cara untuk
mengakhiri responnya dan dengan demikian mencegah respon yang berlebihan. Pada
keadaan stress, glukokortikoid yang diproduksi secara berlebihan kemungkinan
mementahkan kerja dari sejumlah hormon yang jika tidak akan berbahaya.
Dengan demikian, jika kerja dan waktu paruh dari hormon pendek, respon hormon
dapat diterminasi dengan hanya menghentikan pelepasan hormon. Suatu pengecualian
adalah hormon tiroid, dengan paruh hidup yang panjang. Terdapat sejumlah pola
pengaturan pelepasan hormon yang berbeda.

Banyak hormon dihubungkan dengan sumbu hipotalamus-hipofisis . Hal ini


melibatkan umpan balik klasik oleh hormon yang dilepaskan oleh kelenjar perifer
(kortisol, hormon tiroid, dll) maupun kontrol yang halus, seperti tampak untuk GH dan
PRL. Namun, banyak sistem lain yang berkedudukan lebih bebas. Hal ini digambarkan
oleh kelenjar paratiroid dan oleh pulau Langerhans pankreas .
Pada kelenjar paratiroid, konsentrasi dari Ca2+ yang meningkat dalam plasma oleh
hormon menggunakan suatu inhibisi umpan-balik yang dominan terhadap pelepasan dari
PTH. Pada insulin, depresi dari kadar glukosa sebagai respon terhadap kerja insulin
menyebabkan hilangnya stimulus untuk melepaskan lebih banyak insulin.
Di samping itu, pada kedua kasus, pelepasan hormon dan keadaan kelenjar secara
menyeluruh dipengaruhi oleh banyak faktor tain. Rangsangan untuk mengatur produksi
hormon pada hakekatnya termasuk semua tipe molekul pengatur, termasuk hormonhormon seperti hormon tropic dan hormon pengaturan balik , faktor pertumbuhan
tradisional, eikasanoid, dan ion-ion.
Contohnya, ion kalium merupakan suatu pengatur yang penting dari zona
glomerulosa adrenal. Produksi dari berbagai eikosanoid diatur oleh faktor-faktor lokal
yang bertindak pada sel-sel di mana produk ini dilepaskan. Contohnya, stimulasi tropik
dari sebagian besar kelenjar endokrin menghasilkan peningkatan dari produksi
eikosanoid.
Produksi hormon-hormon diatur pada tingkatan majemuk. Pertama, sintesis dari
hormon dapat diatur pada tingkat transkripsi, seperti yang lazim ditemukan pada hormon
polipeptida atau enzim yang tertibat dalam sintesis hormon-hormon lain seperti steroid.
Juga da pat dipengaruhi oleh mekanisme pascatranskripsional. Kedua, pelepasan hormon
yang ditimbun dalam granula sekresi jaringan yang mengandung lintasan sekretorik
yang teratur daitur oleh sekretagogus.
Sel sekretoris ini dapat menyimpan hormon peptida dalam jumlah yang cukup
sehingga jumlah yang dilepaskan dalam periode waktu yang pendek dapat melebihi
kecepatan sintesis hormon. Dan ketiga, stimulasi dari kelenjar endokrin oleh hormon

tropik dan faktor-faktor lain seperti faktor pertumbuhan dapat meningkatkan jumlah dan
ukuran dari sel-sel yang secara aktif menghasilkan hormon.
5. Mekanisme cara kerja Hormon ADH
Hormon antidiuretik (ADH): Sebuah molekul (peptida) yang relatif kecil yang
dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis di dasar otak setelah dibuat dekat (di hipotalamus).
ADH memiliki tindakan antidiuretik yang mencegah produksi urin encer (dan begitu
juga antidiuretik).
Sebuah sindrom sekresi ADH yang tidak tepat hasil ketidakmampuan untuk
memadamkan mencairkan urin, perturbs cairan (dan elektrolit) keseimbangan, dan
menyebabkan mual, muntah, otot kram, kebingungan dan kejang. Sindrom ini dapat
terjadi dalam hubungan dengan oat-sel kanker paru-paru, pankreas kanker, kanker
prostat, dan penyakit Hodgkin serta sejumlah lainnya gangguan. ADH juga dapat
merangsang kontraksi arteri dan kapiler. ADH juga dikenal sebagai vasopresin.
Hormon Antidiuretik (ADH) dan Oksitosin dikeluarkan dari ujung aksonal selsel saraf ini kedalam jaringan ptuitari posterior, tempat hormon tersebut disimpan.
Impuls saraf dari sel-sel hipothalamus yang sama menyebabkan ptuitari posterior
melepaskan hormon-hormon ini kedalam aliran darah. Karena proses pembentukannya
pada jaringan saraf, ADH dan oksitosin kadang-kadang disebut sebagai bahan
neurosekretori.
Waktu paruh ADH adalah 18 menit. Hormon ini dipecahkan terutama oleh hepar.
Hormon Antidiuretik (ADH) bekerja pada sel-sel duktus kolikegentes ginjal untuk
meningkatkan permeabilitas terhadap air. Ini mengakibatkan peningkatan reabsorbsi air
tanpa disertai dengan dan tidak tergantung pada reabsorbsi elektrolit apapun. Air yang
direabsorbsi ini meningkatkan volume dan menurunkan osmolaritas cairan ekstraseluler
(CES).
Pada saat yang sama keadaan ini menurunkan volume dan meningkatkan
konsentrasi urine yang diekskresi. Istilah vasopresin yang berasal dari pengamatan
dosis suprafisiologi ADH yang besar bekerja pada otot polos arteriole untuk
meningkatkan tekanan darah.

Meskipun aksi tekanan ADH ini tidak nampak mempunyai peranan dalam
homeostasis normal tekanan darah, beberapa peneliti berpikirr bahwa keadaan ini
membantu melawan turunnya tekanan darah yang diakibatkan oleh hemoragi atau
keadaan hipovolemik drastis lainnya.
Terdapat 3 stimuli utama untuk pengaturan sekresi ADH. Pertama adalah
osmolalitas plasma, yang dipantau oleh osmoreseptor pada hipothalamus anterior.
Peningkatan diatas osmolalitas plasma normal (290 mOsm/kg) mengakibatkan stimuli
neuron dari reseptor ini kesel-sel pensekresi ADH, meningkatkan sekresi ADH.
Keadan ini selanjutnya meningkatkan retensi cairan, dengan demikian
mengencerkan CES dan menurunkan osmolalitas plasma kembali kenormal. Dalam
pengertian yang sama, turunnya osmolalitas plasma mencetuskan penurunan atau
terhentinya sekresi ADH. Ini akan memungkinkan ekskresi cairan lebih banyak, dengan
demikian meningkatkan osmolalitas CES kembali.
Sekresi hormon antidiuretik dapat berubah oleh perubahan oamolalitas kurang
dari 1%. Arkus refleks media osmoreseptor ini berfungsi dalam mempertahankan
homeostasis osmotik normal CES. Stimulus kedua terdiri atas perubahan dalam volume
CES.

Reseptor peregang dalam porsi tekanan rendah dari sistem kardiovaskular

(seperti vena kava, jantung sebelah kanan, dan pembuluh pulmonal) memantau volume
darah.
Stimuli dari reseptor ini dihantarkan oleh serabut-serabut afferen kehipothalamus
(melalui batang otak) penurunan volume darah menstimulasi sekresi ADH. Akibat dari
peningkatan retensi air meningkatkan volume darah tanpa mempengaruhi tekanan darah
arteri. Kenaikan volume darah menghentikan sekresi ADH.
Keadaan ini menghambat retensi air, dengan demikian memulihkan volume
normal kompartemen CES. Mekanisme ini berfungsi untuk mengubah sekresi ADH
dalam berespon terhadap perubahan-perubahan posisi tubuh. Gerakan dari posisi
rekumben keposisi duduk tegak menyebabkan penurunan sementara dalam stimulasi
volume reseptor karena darah berkumpul ditungkai.
Hal

ini

mengakibatkan

suatu

peningkatan

sekresi

ADH.

Rekumbensi

meningkatkan arus balik vena dari tungkai. Peningkatan volume mencetuskan


penurunan sekresi ADH, dengan demikian meningkatkan volume urine yang disekresi.

Diuresis rekumben seperti ini terutama jelas pada orang dengan edema ekstremitas
bawah.
Stimulus ketiga, perubahan dalam tekanan darah arteri juga dapat meregulasi
sekresi ADH. Hipothalamus menerima informasi dari reseptor tekanan yang terletak
pada sinus karotid dan aorta. Penurunan tekanan arteri meningkatkan sekresi ADH.
Dengan demikian retensi cairan, mengakibatkan meningkatnya volume dan tekanan
plasma. Peningkatan tekanan arteri menghasilkan efek sebaliknya.
Mekanisme ini mungkin akan lebih penting pada kompensasi perubahan besar
tekanan darah arteri (seperti, syok aktual atau yang mengancam). Berbagai stimulus
lain telah memperlihatkan pengaruh terhadap sekresi ADH. Peningkatan sekresi ADH
dapat dipercepat oleh angitensin II, nyeri, stress, opiat, nikotin, klofibrat (Atromid S),
klorpropamid (diabinese), dan barbiturat. Sekresi ADH dapat dihambat oleh alkohol
dan antagonis opiat tertentu.
6. Mekanisme kerja Hormon Oxytosin
Oxytocin (bahasa Yunani yang berarti lahir cepat)adalah hormon mamalia yang
juga berperan sebagai transmitter syaraf di otak. Pada manusia, diperkirakan Oxytocin
dilepaskan ketika berpelukan, bersentuhan dan orgasme pada kedua jenis kelamin.
Dalam otak, Oxytocin terlibat dalam hal pengakuan dan ikatan sosial, mungkin terlibat
pula dalam terbentuknya kepercayaan di antara manusia dan kedermawanan.
Pada wanita, ia dilepas dalam jumlah besar setelah penggembungan rahim dan
kelamin setelah melahirkan, setelah stimulasi pada puting payudara, memfasilitasi
kelahiran dan menyusui. Oxytocin sintetis dijual sebagai obat dengan nama Pitocin dan
Syntocinon seperti juga Oxytocin generik.
Oxytocin adalah hormon yang membantu kita untuk santai, mengurangi tekanan
darah dan tingkat cortisol. Oxytocin meningkatkan ambang nyeri, mempunyai efek anti
cemas dan menstimulasi berbagai interaksi sosial yang positif. Sebagai tambahan, ia
juga mendorong pertumbuhan dan penyembuhan.

Oxytocin nonapeptida, awalnya dikenal untuk menstimulasi kelahiran dan


pemacu produksi air susu, memainkan peranan penting pada stress dan rasa sakit. Ia bisa
menghasilkan efek mirip anti stress seperti menurunkan tekanan darah dan level cortisol.
Ia menaikkan ambang nyeri, memberikan efek serupa anti ansiolitik dan menstimulasi
berbagai interaksi sosial yang positif.
Sebagai tambahan, ia juga mendorong pertumbuhan dan penyembuhan. Paparan
Oxytocin yang berulang menyebabkan efek yang tahan lama pada pengaruh aktifitas
sistem syaraf pemancar lainnya, sebuah pola yang membuat Oxytocin secara relevan
berpotensi klinis. Oxytocin bisa dilepas pada berbagai tipe stimulasi sensorik yang tidak
berbahaya, contohnya sentuhan dan kehangatan.
Konsumsi makanan juga memicu pelepasan Oxytocin dengan cara aktivasi vagal
aferen. Kemungkinan besar, oxytocin bisa juga dilepas oleh stimulasi oleh indra lainnya
seperti penciuman, juga beberapa tipe suara dan cahaya. Tambahannya, mekanisme
psikologi murni bisa memicu pelepasan Oxytocin. Ini berarti bahwa interaksi positif
yang melibatkan sentuhan dan dukungan psikologi dapat menyehatkan. Interaksi sosial
di kehidupan sehari-hari, juga lingkungan yang positif, secara berkelanjutan
mengaktifkan sistem ini.
Serta, beberapa tipe psikoterapi yang berupa saling dukung, kehangatan dan
empati kemungkinan besar menghasilkan efek yang sama, yang kemudian berkontribusi
pada jenis-jenis terapi ini.
Oxytocin adalah neuropeptida yang melimpah, mengerahkan spektrum efek pusat
dan sekitarnya yang luas, seperti neurohormon, neurotransmitter, atau neuromodulator.
Pada pusat sistem saraf, gen Oxytocin secara dominan diekspresikan pada magnocellular
neuron dalam hypothalamic paraventricular (PVN) dan supraoptic (SON) nuclei.
Saraf-saraf Oxytocin magnocellular melepas produk mereka dalam sirkulasi
umum pada neurohypophysis sedangkan saraf-saraf oxytocin mediocellular melepas di
tempat lain dalam CNS. Oxytocin juga diproduksi pada jaringan sekitarnya, seperti
uterus, placenta, amnion, corpus luteum, testis dan heart.

Oxytocin adalah stimulator ampuh bagi ereksi spontan pada tikus (percobaan) dan
ejakulasinya. Aksi khas dari Oxytocin sekitar adalah stimulasi kontraksi otot lembut
uterus semasa kelahiran dan merangsang produksi ASI selama menyusui. Penerima
Oxytocin juga telah dikenali pada jaringan lainnya seperti, ginjal, hati, thymus, pancreas
dan adipocytes.
7. Mekanisme kerja Hormon Insulin
Insulin adalah hormon utama yang mengendalikan glukosa dari darah ke dalam
sebagian besar sel (terutama sel otot dan lemak, tetapi tidak pada sel sistem saraf pusat).
Oleh karena itu, kekurangan insulin atau kekurang pekaan reseptor-reseptor memainkan
peran sentral dalam segala bentuk diabetes mellitus. Sebagian besar karbohidrat dalam
makanan akan diubah dalam waktu beberapa jam ke dalam bentuk gula monosakarida
yang merupakan karbohidrat utama yang ditemukan dalam darah dan digunakan oleh
tubuh sebagai bahan bakar.
Insulin dilepaskan ke dalam darah oleh sel beta (-sel) yang berada di pankreas,
sebagai respons atas kenaikan tingkat gula darah, biasanya setelah makan. Insulin
digunakan oleh sekitar dua pertiga dari sel-sel tubuh yang menyerap glukosa dari darah
untuk digunakan sel-sel sebagai bahan bakar, untuk konversi ke molekul lain yang
diperlukan, atau untuk penyimpanan.
Insulin juga merupakan sinyal kontrol utama untuk konversi dari glukosa ke
glycogen untuk penyimpanan internal dalam hati dan sel otot. Tingkatan insulin yang
lebih tinggi menaikkan anabolic (rangkaian jalur metabolisme untuk membangun
molekul dari unit yang lebih kecil), seperti proses pertumbuhan sel dan duplikasi, sintesa
protein, lemak dan penyimpanan.
Insulin adalah sinyal utama dalam mengkonversi banyak bidirectional proses
metabolisme dari catabolic (rangkaian jalur metabolisme untuk membongkar molekulmolekul ke dalam bentuk unit yang lebih kecil dan melepaskan energi) ke anabolic, dan
sebaliknya. Secara khusus, tingkatan insulin yang lebih rendah berguna sebagai pemicu
masuk keluarnya ketosis (fase metabolik pembakaran lemak).
Jika jumlah insulin yang tersedia tidak cukup, jika sel buruk untuk merespon efek
dari insulin (kekurangpekaan atau perlawanan terhadap insulin), atau jika insulin
cacat/defective, maka gula tidak akan diserap dengan baik oleh orang-orang sel-sel
tubuh yang memerlukannya dan tidak akan disimpan dengan baik di hati dan otot. Efek

selanjutnya adalah tingkat gula darah yang tetap tinggi , miskin sintesis protein, dan
lainnya kekacauan metabolisme lainnya, seperti acidosis yaitu meningkatnya keasaman
(konsentrasi ion hidrogen) dalam darah.
Insulin telah digunakan sebagai terapi pada manusia sejak awal tahun 1990.
Tetapi tahukah Anda jika insulin memiliki beberapa jenis yang diklasifikasikan berdasar
pada durasi kerjanya? Yang dimaksud dengan durasi kerja insulin adalah lamanya waktu
yang diperlukan oleh insulin untuk mencapai aliran darah dan mulai menurunkan kadar
gula dalam darah sejak ia dimasukkan ke dalam tubuh penderita. Berdasar waktu yang
diperlukan dalam bekerja, insulin terbagi dalam 4 jenis insulin yaitu reaksi pendek,
reaksi panjang, reaksi menengah dan reaksi cepat.
Insulin reaksi pendek disebut juga sebagai clear insulin, ia adalah jenis obat
insulin yang memiliki sifat transparan dan mulai bekerja dalam tubuh dalam waktu 30
menit sejak ia dimasukkan ke dalam tubuh. Obat insulin ini bekerja secara maksimal
selama 1 sampai 3 jam dalam aliran darah penderita, dan segera menghilang setalah 6-8
jam kemudian.
Maka penderita diabetes harus mengulang beberapa kali dalam sehari jika
menggunakan insulin jenis ini. Insulin reaksi panjang merupakan jenis insulin yang
mulai bekerja 1 hingga 2 jam setelah ia disuntikkan ke dalam tubuh seseorang. Tetapi
obat insulin ini tidak memiliki masa reaksi puncak, sehingga ia bekerja secara stabil
dalam waktu yang lama yaitu 24 sampai 36 jam di dalam tubuh penderita diabetes.
Karena pengaruhnya dapat bertahan dalam waktu yang lama, maka penderita dapat tetap
mimiliki energi meskipun ia tidak mengkonsumsi makanan.
Obat insulin yang termasuk jenis ini adalah Levemir dan Lantus. Sebuah studi
yang dilakukan oleh Russel Jones pada tahun 2007 mengungkapkan bahwa Levemir
lebih mampu ditoleransi oleh tubuh manusia dengan baik karena menimbulkan efek
penambahan berat badan yang minimal. Jenis insulin reaksi menengah adalah insulin
yang mulai efektif bekerja menurunkan gula darah sejak 1 sampai 2 jam setelah
disuntikkan ke dalam tubuh.
Obat ini bereaksi secara maksimal selama 6-10 jam, dan berakhir setelah 10-16
jam setelahnya, contohnya Humulin m3, Hypurin, dan Insuman. Insulin reaksi cepat
akan langsung bekerja 5-15 menit setelah masuk ke dalam tubuh penderita. Ia memiliki
tingkat reaksi maksimal selama 30-90 menit, dan pengaruhnya akan segera menghilang

setelah 3-5 jam kemudian. Contoh obat insulin ini berupa Lispro, Actrapid, Novorapid,
dan Velosulin.
Masa reaksi obat insulin juga dipengaruhi oleh kemampuan tubuh seseorang
dalam merespon obat ini. Maka diproduksi pual jenis insulin campuran, yang merupakan
kombinasi dari dua jenis-jenis insulin di atas. Selain itu penggunaanya harus dibawah
pengawasan dokter untuk menentukan dosis yang sesuai dengan kebutuhan setiap
penderita.
Mekanisme kerja insulin adalah Tempat kerja insulin ialah pada permukaan
luar membran sel. Beberapa peneliti mendptkan bahwa adenilsiklase dihambat,
sedangkan enzim fosfodiesterase dirangsang. Sintesis glikogen dan glikogenolisis
tergantung dari rangkaian reaksi fostorilasi protein.
Siklik AMP mengaktivasi proteinkinase

dengan

akibat

perangsangan

glikogenolisis dan hambatan glukoneogenesis. Insulin bekerja sebaliknya yaitu ke arah


sintesis glikogen. Insulin mendefosforilasi enzim tertentu dengan akibat terjadinya
penghambatan glikogenolisis dan lipolisis. Insulin meningkatkan ambilan K+ ke dlm sel,
efekserupa terjadi pada Mg++ dan diduga ion tersebut bertindak sebagai
second messenger yang memperantarai kerja insulin.
Tanpa insulin, kontraksi otot dapat menyebabkan glukosa lebih banyak masuk ke
dalam sel. Jadi suatu kerja fisik akan mengurangi kebutuhan insulin, sehingga mudah
terjadi hipoglikemia. Itulah sebabnya maka seorang penderita DM yang bekerja lebih
berat daripada biasanya, harus mendapat ekstrakalori atau dosis insulin yang lebih
rendah.
Jadi hiperglikemia dapat disebabkan oleh berbagai keadaan, demikian pula halnya
dengan sindrom DM. Secara singkat dapat dikatakan bahwa semua keadaan yang
menghambat produksi dan sekresi insulin,terdapatnya zat yang bersifat anti-insulin
dalam darah serta keadaan yang menghambat efek insulin pada reseptornya,semua dapat
menyebabkan DM.
8. Mekanisme kerja Growth Hormon
Hormon pertumbuhan manusia HGH (HUMAN GROWTH HORMONE) adalah
hormon yang bertanggung jawab atas pertumbuhan manusia sejak dari kecil sampai dia
tumbuh besar. Setelah manusia sudah bertumbuh besar, bukan berarti hormon ini tidak
berguna, akan tetapi hormon ini bertugas untuk menjaga agar organ tubuh tetap pada

kondisi yang prima. Kelenjar yang bertanggung jawab untuk memproduksi HGH adalah
kelenjar pituitary.
Kelenjar pituitary terletak di bawah otak manusia. Ukuran dari kelenjar ini adalah
sebesar kacang kedelai. Walaupun kecil, kelenjar ini merupakan raja dari seluruh
kelenjar yang memproduksi hormon di tubuh manusia. Produksi dari HGH sangat
mempengaruhi produksi hormon-hormon lain di dalam tubuh.
HGH (HUMAN GROWTH HORMONE) yang dihasilkan oleh kelenjar pituitary
pertama-tama mengalir melalui pembuluh darah menuju ke organ hati. Di dalam
hati, HGH dirubah menjadi IGF-1 (Insulinlike Growth Factor 1). Lalu melalui peredaran
darah pula, IGF-1 dialirkan keseluruh organ-organ yang ada di tubuh manusia. IGF-1
inilah yang bertanggung jawab untuk memelihara seluruh organ-organ di dalam tubuh
manusia.
Oleh karena terpeliharanya organ-organ di dalam tubuh manusia, maka system
imunisasi di dalam tubuh manusia juga ikut terpelihara. Tidak heran mengapa seseorang
pada usia muda yang dimana produksi HGH -nya masih banyak, mereka lebih tahan
terhadap serangan penyakit dan hampir tidak dijumpai adanya penyakit-penyakit yang
biasa ditemukan pada orang yang sudah berumur cukup tua.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistemsaraf, mengontrol dan memadukan
fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis
tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan
karakteristik tertentu.
Sistem endokrin memiliki fungsi untuk mempertahankan hemoestatis, membatu
mensekresikan hormon-hormon yang bekerja dalam sistem persyarafan, pengaturan
pertumbuhan dan perkembangan dan kontrol perkembangan seksual dan reproduksi.
Kelenjar endokrin termasuk hepar, pankreas (kelenjar eksokrin dan endokrin),
payudara, dan kelenjar lakrimalis untuk air mata. Sebaliknya, kelenjar endokrin melepaskan
sekresinya langsung ke dalam darah. Kelenjar endokrin termasuk :
1. Pulau Langerhans pada Pankreas
2. Gonad (ovarium dan testis)
3. Kelenjar adrenal, hipofise, tiroid dan paratiroid, serta timus
Organ endokrin yang terdapat, yaitu Kelenjar Hipofisis, Kelenjar Tiroid dan
paratiroid,Kelenjar Suprarenal, kortex dan medulla, dan Kelenjar Timus dan biasanya juga
badan Pineal.
B. Saran
1. Perlunya pembelajaran dan pengkajian yang lebih mendalam lagi tentang Biokimia
secara khusus.
2. Keberadaan referensi dan acuan sumber pembelajaran yang lebih sistematis dan rinci
untuk pokok bahasan biokimia sendiri.
3. Penerapan ilmu dasar-dasar biokimia dalam kehidupan sehari-hari

DAFTAR PUSTAKA
Berne, R.M., M.N. Levy. 1990. Principles of Physiology.Wolfe Publication, Ltd. USA
Campbell, N.A., J.B. Reece., L.G. Mitchell. 2004. Biologi. 5th ed. Alih bahasa : Wasmen
Manalu. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Despopoulos, A. dan S. Silbernagl. 1991. Color Atlas of Physiology. Georg Thieme Verlag.
Stuttgart, Germany.
Guyton, A.C. 1991. Fisiologi kedokteran. 5th ed. Alih bahasa A. Dharma dan P. Lukmanto.
Penerbit Buku Kedokteran jakarta
Hadley, M. E. 1992. Endocrinology. 3th ed. Prentice-Hall International, Inc.Arizona.
Hainsworth, F.R. 1981. Animal Physiology Adaptation in Function. Adison-Wesley Publishing
Company. Inc. Philippines.
Martini, F.H. and Judi, L. N.

2009.

Fundamental of Anatomy and Physiology. Pearson

International. USA.
McDonald, L.E. , M.H. Pineda. 1989. Veterinary Endocrinology and Reproduction. Lea and
Febiner. Philadelphia, London.
Sherwood, L. 2001. Fisiologi Manusia. 2nd ed. Alih bahasa Brahm U.Pendit. Penerbit Buku
Kedokteran. Jakarta.
Wilson, J.A. 1979. Principles of Animal Physiologi. 2nd ed. Macmillan Publishing Co., Inc.
New York.

Anda mungkin juga menyukai