Anda di halaman 1dari 5

IMPLEMENTASI PELAYANAN ANTENATAL CARE DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS TAMPANG TUMBANG ANJIR TAHUN 2016


KABUPATEN GUNUNG MAS
I.

LATAR BELAKANG
Indonesia adalah negara berkembang banyak program pemerintah yang bertujuan untuk

mensehjaterakan masyarakat secara jasmani mapun rohani sesuai dengan UUD 1945.
Berdasarkan program MDGs tahun 2011 yang sudah berjalan dan masi salah satu dalam program
tersebut adalah menurunkan AKI, Indonesia masih memiliki masalah dalam mencapai tujuan
MDGs yang kelima yaitu meningkatkan kesehjateraan ibu , khususnya pada target menurunklan
angka kematian ibu. Salah satu faktor penyebab tingginya AKI adalah faktor langsung maupun
tidak langsung. Faktor berkontribusi terhadap kematian ibu, secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi penyebab langsung dan penyebab tidak langsung. Faktor penyebab
langsung adalah faktor yang berhubungan dengan komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas.
Penyebab tidak langsung kematian adalah faktor-faktor yang memperberat keadaan ibu hamil
seperti EMPAT TERLALU (terlalu muda, terlalu tua, terlalu banyak melahirkan, terlalu dekat
jarak melahirkan) dan TIGA TERLAMBAT (terlambat mengambil keputusan, terlambat sampai
ditempat rujukan dan terlambat mendapat pertolongan di tempat rujukan).
Salah satu yang dilakukan Depkes RI dalam mempercepat penurunan AKI adalah
mendekatkan pelayanan kebidanan kepada setiap ibu yang membutuhkannya. Untuk mendukung
upaya kesehatan dan pencapaian sasaran pembangunan maka diperlukan tenaga kesehatan dalam
jumlah, jenis dan kualitas yang tepat dan dapat diandalkan khususnya dalam akselarasi
penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Upaya pencapaian
penurunan AKI dapat dilakukan dengan menjamin agar setiap ibu mampu mengakseskan
pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, seperti pelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan , perawatan pasca salin bagi ibu dan bayi, perawatan khusus
dan rujukan bila terjadi komplikasi ( Kemenkes 2015).
Upaya memperbaiki kesehatan ibu telah menjadi prioritas utama dari pemerintah dan
merupakan salah satu indikator utama derajat kesehatan suatu negara. Angka kematian Ibu juga
mengindikasikan kemampuan dan kualitas pelayanan kesehatan, kapasitas pelayanan kesehatan,

kualitas pendidikan dan pengetahuan masyarakat, kualitas kesehatan lingkungan, sosial, budaya
serta hambatan dalam memperoleh akses terhadap pelayanan kesehatan. Tingginya angka
kematian ibu ( AKI ) di Indonesia membuat pemerintah menempatkan upaya penurunan AKI
sebagai program prioritas dalam pembangunan kesehatan dimana program ini merupakan
Program Kesehatan Ibu dan Anak.
Salah satu Program Kesehatan Ibu dan Anak yang berperan besar dalam penurunan AKI
adalah antenatal care yang berkualitas, terpadu dan terintergrasi maka pelayan kesehatan ibu
hamil diberikan kepada ibu hamil yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan
kesehatan. Salah satu komponen pendukung keberhasilan baiknya pelayanan antenatal care,
disuatu wilayah sehingga mampu menjadi pelayanan kesehatan yang optimal. berbagai upaya
dan program telah dikerahkan untuk memaksimalkan dan memperkuat sistem kesehatan , belum
ada kerangka kerja yang dapat diterapkan di negara berkembang. Berbagai sistem kesehatan
masih kurang dalam kapasitas mengukur dan memahami masing-masing kelemahan program
tersebut, sehingga para pembuat kebijakan seharusnya berfikir keras tentang bagaimana cara
memperkuat sistem kesehatan ini. Setiap intervensi mulai dari yang sederhana sampai yang
kompleks mempunyai efek pada keseluruhan sistem dan keseluruhan sistem mempunyai efek
pada setiap intervensi. Kelemahan dan hambatan yang terdapat pada sistem ini termasuk masalah
manajemen, kurangnya sumber daya manusia, infrastruktur, dana, informasi dan partisipasi
masyarakat, pengetahuan dan perilaku.
Antenatal care adalah
Pelayanan kesehatan ibu hamil juga harus memenuhi frekuensi minimal ditiap semester,
yaitu satu kali pada trimester pertama ( usia kehamilan 0-12 minggu)). Satu kali pada trimester
kedua ( usia kehamilan 12-24 minggu) dan dua kali pada trimester ke tiga ( usia kehamilan 24
minggu sampai persalinan) . Tujuan dari pemeriksan ibu selama kehamilan ini sesuai dengan
PERMENKES NO 97 tahun 2014 dimana dikatakan bahwa ibu hamil berhak memperoleh
pelayanan kesehatan yang berkualitas sehingga mampu menjalani kehamilan dengan sehat,
bersalin dengan selamat dan melahirkan bayi yang sehat dan berkualitas.
Penurunan AKI di Indonesia terjadi tahunn1991 sampai dengan 2007, yaitu 300 menjadi
228. Namun demikian SDKI tahun 2012 menunjukkan peningkatan AKI yang signifikan yaitu

menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup, yang angka ini masih jauh dari target
yang ingin dicapai pada tahun 2015 adalah 102 kematian per 100.000 kelahiran hidup. AKI
kembali menunjukkan penurunan menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup
berdasarkan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 ( Kemenkes 2015). Jumlah Cakupan
pelayanan K1 dan K4 tahun 2015 di Indonesia, untuk cakupan K1 pada periode 2015 mencapai
95,75 persen dan cakupan pelayanan kesehatan untuk ibu hamil K4 pada tahun 2015 memenuhi
Target Rencana Strategis (RENSTRA) kementrian kesehatan sebesar 72 persen menjadi 87,48
persen dan Jumlah ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan adalah 88,55 persen.
Cakupan pelayanan K1 dan K4 di provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2015, untuk cakupan
pelayanan K1 93,32 dan cakupan pelayanan K4 adalah 85,75 persen dan persalinan yang di
tolong oleh tenaga kesehatan adalah 83,20 persen (Kemenkes 2015). Cakupan pelayanan K1 dan
K4 di Kabupaten Gunung Mas dan khususnya Puskesmas Tampang Tumbang Anjir untuk tahun
2015 dengan cakupan K1 adalah 100%n dan cakupan K4 adalah 98% dan persalinan dengan
tenaga kesehatan adalah 100% dan persalinan untuk non nakes 0%. Sedangkan untuk pelaporan
K1 dan K4 serta persalinan nakes dan non nakes untuk periode 2016 sampai bulan nopember
untuk K1 mencapai cakupan 97,86% dan K4 cakupannya adalah 79, 14% dan persalinan nakes
mencapai 75,24 %, persalinan non nakes 7,87%. Pada tahun 2016 ini kelihatan sekali penurunan
untuk K4 dan persalinan nakesnya, maka dengan ini peneliti ingin meneliti dan mengetahui
Implementasi Pelaksanaan Antenatal Care di Wilayah Kerja Puskesmas Tampang Tumbang Anjir
Kabupaten Gunung Mas 2016.
II.

III.

RUMUSAN MASALAH
Bagaimanakah implementasi pelayanan antenatal care di wilayah kerja Puskesmas
Tampang Tumbang Anjir ?
TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui implementasi pelayanan antenatal care di wilayah kerja
Puskesmas Tampang Tumbang Anjir
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui input dalam Implementasi antenatal care di wilayah kerja
Puskesmas Tampang Tumbang Anjir
b. Mengetahui proses Implementasi antenatal care di wilayah kerja
Puskesmas Tampang Tumbang Anjir

c. Mengetahui output Implementasi Antenatal care di wilayah kerja


Puskesmas Tampang Tumbang Anjir

IV.

KERANGKA KONSEP
Input

Kompetensi
teknis bidan

Proses

Pelaksanaan
Pelayanan
ANC sesuai
standar
OutputPelayanan

Tercapainya
sasaran K1
dan K4

Pelayanan ANC yang


berkualitas

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PELAYANAN KONTASEPSI PASCA SALIN


DI PUSKESMAS TAMPANG TUMBANG ANJIR KABUPATEN GUNUNG MAS TAHUN
2016

NAMA

: IRA MINGCHILINA

NIM

: S.DIV.16.577

KELAS

: NON REGULER

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SARI MULIA BANJARMASIN


DIPLOMA IV BIDAN PENDIDIK
TAHUN 2016 / 2017

Anda mungkin juga menyukai