Anda di halaman 1dari 3

Tafsir Al-Marifah

Oleh: Al-Faqiir Ilaa Rabbih, Musthafa Umar

Janji Dan Ancaman Allah (Tafsir QS. Al-Maidah 9-11)

Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan yang beramal shaleh
(bahwa) untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.(9) Adapun orang-orang yang kafir
dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu adalah penghuni neraka.(10) Hai orang-orang
yang beriman, ingatlah kamu akan nikmat Allah (yang diberikan-Nya) kepadamu, di waktu
suatu kaum bermaksud hendak menggerakkan tangannya kepadamu (untuk berbuat jahat),
maka Allah menahan tangan mereka dari kamu, dan bertakwalah kepada Allah, dan hanya
kepada Allah sajalah orang-orang mukmin itu harus bertawakkal.(11) [Q. S. Al-Maaidah :
9-11]

Pada ayat yang terdahulu telah diterangkan tentang perintah Allah kepada orangorang beriman supaya bertakwa kepada-Nya; yaitu seperti mensyukuri nikmat Allah,
menepati janji yang telah dibuat dengan Allah dan Rasulullah, menegakkan kebenaran,
bersaksi dan berlaku adil. Selanjutnya diterangkan pula bahwa setiap perbuatan takwa yang
dilakukan akan dibalas dengan ampunan dan pahala yang besar, Allah berfirman: Allah
telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan yang beramal shaleh (bahwa)
untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.(9)

Ayat ini menerangkan janji Allah bahwa apabila orang-orang beriman membuktikan
kebenaran iman mereka dengan menjalankan perintah Allah maka Allah pula akan

Download mp3 Kajian Ilmiah Islam: www.tafaqquhstreaming.com | Twitter: @tafaqquhonline

membalasnya dengan ampunan dan pahala yang besar. Apabila kata janji disebutkan
berarti disana ada 2 pihak yang terlibat; didalam ayat ini adalah antara Allah dengan orangorang beriman. Apabila perjanjian itu dengan Allah maka orang-orang beriman mesti
meyakini bahwa apa yang mereka lakukan pasti akan dibalas karena Allah pasti akan
menepati janji-Nya. Berarti dengan penggunaan kata janji tersebut menjelaskan bahwa
Allah menghendaki supaya orang-orang beriman bersungguh-sungguh dalam bertakwa
kepada-Nya, sama seperti kesungguhan anak dalam belajar karena ayahnya telah berjanji
untuk membawanya ke tanah suci apabila lulus dengan nilai yang tinggi.

Di dalam ayat ini kata iman dan amal shaleh disebut secara beriringan; berarti iman
sebagai menjelaskan kepercayaan terhadap kebenaran di dalam hati dan amal shaleh pula
sebagai menjelaskan perbuatan-perbuatan anggota tubuh yang membuktikan kepercayaan
tersebut. Berarti iman saja tidak cukup apabila tidak dibuktikan dengan perbuatan, dan
perbuatan pula tidak akan diterima apabila tidak berdasarkan keimanan yang benar. Didalam
ayat ini dijanjikan bahwa bagi orang-orang beriman dan beramal shaleh untuk mereka
ampunan dan pahala yang besar. Kata ampunan bermakna penghapusan dosa dan
pahala bermakna balasan kebaikan; penghapusan dosa sebagai yang menyelamatkannya
dari siksa neraka dan pahala pula adalah yang akan meninggikan kedudukannya didalam
syurga sehingga mendapatkan kenikmatan yang lebih banyak dan lebih istimewa.
Penggunaan kata maghfirah dan ajrun yang berbentuk nakirah (tanpa menggunakan
alif-lam) bermakna ampunan dan pahala tersebut adalah yang sangat istimewa dan berharga
sekali, dan didalam ayat ini dikuatkan lagi dengan kata sifat aziim yang bermaksud
banyak sehingga yang dijanjikan oleh Allah itu adalah yang mesti didapatkan apabila ingin
beruntung. Sungguh rugi dan rugi sekali apabila tidak mendapatkannya.

Ayat berikutnya pula menerangkan tentang ancaman ke atas orang-orang yang kafir
dan mendustakan ayat-ayat Allah; yaitu Allah akan memasukkan mereka kedalam neraka
yang menyala-nyala, Allah berfirman:Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan
ayat-ayat Kami, mereka itu adalah penghuni neraka.(10)

Ancaman merupakan janji Allah juga tetapi berupa siksa yang menyengsarakan, dan
Allah pasti akan memberlakukannya sebagai menegakkan keadilan ke atas manusia; yaitu
yang baik dibalas dengan yang baik dan yang buruk dibalas dengan yang buruk. Perbuatan
buruk berupa kekafiran adalah seperti menolak kebenaran agama Islam sebagai agama yang
benar, dan pendustaan ayat-ayat Allah adalah seperti menyekutukan Allah dan mengingkari
kerasulan nabi Muhammad. Kesemua perbuatan buruk tersebut apabila dilakukan oleh
seseorang maka ia di akhirat kelak akan dimasukkan kedalam neraka. Didalam ayat ini Allah
menyebut penghuni-penghuni neraka itu sebagai ashhaabul-jahiim yaitu orang-orang yang
menyatu dengan neraka; api akan membakar tubuh mereka dari seluruh arah dan penjuru,
karena kata ashhaab menerangkan makna penyatuan.

Download mp3 Kajian Ilmiah Islam: www.tafaqquhstreaming.com | Twitter: @tafaqquhonline

Ayat berikutnya menerangkan peringatan Allah kepada orang-orang beriman supaya


mereka senantiasa bertakwa dengan mensyukuri nikmat-nikmat Allah, dengan demikian
maka janji Allah berupa balasan yang baik akan mereka terima, bukan hanya di akhirat saja
tetapi juga di dunia ini, Allah berfirman: Hai orang-orang yang beriman, ingatlah kamu
akan nikmat Allah (yang diberikan-Nya) kepadamu, di waktu suatu kaum bermaksud
hendak menggerakkan tangannya kepadamu (untuk berbuat jahat), maka Allah menahan
tangan mereka dari kamu, dan bertakwalah kepada Allah, dan hanya kepada Allah
sajalah orang-orang mukmin itu harus bertawakkal.(11)

Ayat ini menerangkan tentang nikmat Allah yang pernah diberikan kepada orangorang beriman pada masa dahulu; yaitu berupa keselamatan Rasulullah dari usaha
pembunuhan yang dilakukan oleh musuh Islam, hal ini dapat kita ketahui melalui salah satu
riwayat dari sebab turun ayat ini. Didalam tafsir Ibnu Katsir dan juga dalam Kitab Sirah yang
ditulis oleh Ibnu Katsir diriwayatkan bahwa pada tahun ke-3 H Rasulullah dan para sahabat
yang berjumlah 450 orang keluar untuk memerangi kaum Ghatafan. Mereka kalah dan
bertempiaran lari ke gunung. Disebabkan karena hujan maka pakaian Rasulullah basah, lalu
beliau menjemurnya sambil beristirahat di bawah sebatang pohon, adapun pedang
digantungkan di dahan pohon tersebut. Tiba-tiba salah seorang musuh yang bernama
Ghaurats bin Al-Haarits menghunuskan pedangnya tepat di leher Rasulullah dan berkata:
Hai Muhammad, siapa yang menghalangmu pada hari ini? Dengan serta-merta
Rasulullah menjawab: Allah. Mendengar jawaban tersebut maka jatuhlah pedang Ghawrats
dan nabi mengambilnya lalu menghunuskannya pula kepada Ghawrats dengan berkata:
Siapa pula yang akan menghalangmu dari tebasan pedang ini? Ia menjawab: Tidak
ada seorangpun! Lalu iapun mengucapkan 2 kalimah syahadat sebagai bukti memeluk
Islam.

Kisah inilah yang dimaksudkan oleh ayat; yaitu berupa keselamatan yang diberikan
kepada Rasulullah dan merupakan nikmat yang mesti disyukuri, dan itulah perbuatan takwa.
Ia merupakan janji Allah yang telah ditunaikan dan sebagai bukti untuk menambahkan
keyakinan. Di penghujung ayat yang mulia ini orang-orang beriman diperintahkan supaya
bertakwa kepada Allah dengan bertawakkal hanya kepada-Nya karena hanya Allah-lah yang
mengatur dan mengurus hidup mereka, seperti tawakkal yang ditunjukkan oleh Rasulullah
dalam kisah yang telah disebutkan tadi. Mudah-mudahan kita mendapat pengajaran dari ayatayat yang mulia ini! Wallahu Alam!

Al-Faqiir Ilaa Rabbih, Musthafa Umar.

Download mp3 Kajian Ilmiah Islam: www.tafaqquhstreaming.com | Twitter: @tafaqquhonline

Anda mungkin juga menyukai