BlogBintang.com
) Makalah disajikan dalam Semiloka Program Pendidikan Pancasila di PTN/PTS, diselenggarakan UIN Malang 7 Februari
2011
BlogBintang.com
Makalah Pancasila |
BlogBintang.com
Visi-misi dan tantangan bangsa dan NKRI terutama mampu menegakkan integritas
Sistem Kenegaraan Pancasila-UUD Proklamasi 45 potensial didukung dengan berbagai
keunggulan; terutama integritas sebagai negara demokrasi dan negara hukum, demi
kesejahteraan dan keadilan sosial yang lebih bermartabat. Nilai-nilai fundamental:
filosofis-ideologis dan konstitusional secara imperatif menjadi amanat dan kewajiban
nasional untuk ditegakkan dan dibudayakan oleh SDM sebagai subyek dalam negara,
perwujudan integritas dan martabat nasional.
I. LATAR BELAKANG SEJARAH NILAI DAN FUNGSI SISTEM FILSAFAT
Budaya dan peradaban umat manusia berawal dan berpuncak dengan nilai-nilai filsafat
yang dikembangkan dan ditegakkan sebagai sistem ideologi. Maknanya nilai filsafat sebagai
jangkauan tertinggi pemikiran untuk menemukan hakekat kebenaran ( kebenaran hakiki;
karenanya dijadikan filsafat hidup, pandangan hidup, (Weltanschauung); sekaligus
memancarkan jiwa bangsa (Volksgeist), jatidiri bangsa dan martabat nasional!.
SDM yang mewarisi jiwa bangsa dan jatidiri nasional, demi cita-cita dan martabat
nasional akan membentuk kesatuan nasional (integritas nasional, martabat nasional,)
dengan kesetiaan dan kebanggaan nasional!. Semangat demikian dikenal sebagai jiwa
nasionalisme (wawasan kebangsaan, wawasan nasional, Nation State), sebagai martabat
nasional sebagai diamanatkan dalam UUD Proklamasi 45 seutuhnya sebagai visi-misi:
Mencerdaskan kehidupan bangsa (nation and character building)!. Untuk Indonesia Raya,
dalam integritas Wawasan Nusantara!
Integritas sistem filsafat Pancasila (=sistem ideologi nasional, ideologi negara) yang
memancarkan integritas martabatnya sebagai sistem filsafat dan ideologi theisme-religious.
Bangsa Indonesia melalui PPKI dengan hikmat kebijaksanaan, kepemimpinan dan
kenegarawanan dengan mufakat menetapkan dan mengesahkan Sistem Kenegaraan
Pancasila dengan visi-misi sebagai diamanatkan dalam UUD Proklamasi 45.
Wawasan kebangsaan yang dijiwai sistem filsafat dan ideologi nasional (in casu : Filsafat
Pancasila) insyaAllah akan lebih tegar menghadapi berbagai tantangan zaman, karena integritas
Sistem Filsafat Pancasila sebagai asas-kerokhanian bangsa dan negara --- sekaligus sebagai
pandangan hidup (Weltanschauung), jiwa bangsa, jatidiri bangsa (Volksgeist) dan integritas
martabat nasional; terpancar dalam karakter kepribadian SDM yang berjiwa Pancasila
(theisme-religious)! Kesetiaan dan kebanggaan nasional atas nilai fundamental Filsafat
Pancasila, dengan sadar dan kebanggaan nasional semua komponen bangsa, bahkan
semua warganegara menegakkan dan membudayakan asas budaya dan moral Filsafat
Pancasila.
Jiwa dan semangat demikian, menjadi sumber motivasi dan energi nasional untuk
senantiasa menegakkan integritas sistem kenegaraan Pancasila-UUD Proklamasi 45
dengan visi-misi Pembudayaan Filsafat Pancasila dan ideologi nasional Indonesia Raya!
Maknanya, sebagai bangsa dan negara, kita menegakkan dan membudayakan asas budaya
dan moral politik (filsafat, ideologi) Pancasila. Secara formal dan fungsional, bermakna
sebagai sistem dan asas normatif etika dan moral politik nasional (berdasarkan) Filsafat
Pancasila.
A. Ajaran Sistem Filsafat Pancasila sebagai Sistem Ideologi Nasional.
Ajaran berbagai nilai filsafat --- sebelum berkembang sebagai sistem ideologi!--terutama menampilkan nilai fundamental sebagai essensi dan integritas ajarannya; berupa
ajaran sistem filsafat: polytheisme, pantheisme, secularisme, dan atheisme . yang
berpuncak sebagai ajaran monotheisme, universalisme --- sering disamakan sebagai sistem
BlogBintang.com
Makalah Pancasila |
BlogBintang.com
7.
6.
5.
4.
3.
2.
1.
BlogBintang.com
Makalah Pancasila |
BlogBintang.com
Nilai Dasar
Filsafat Pancasila
Skema 1
Sesungguhnya nilai dasar filsafat Pancasila demikian, telah terjabar secara filosofisideologis dan konstitusional di dalam UUD Proklamasi (pra-amandemen) dan teruji dalam
dinamika perjuangan bangsa dan sosial politik 1945 1998 (1945 1949; 1949 1950; 1950
1959 dan 1959 1998). Reformasi 1998 sampai sekarang, mulai amandemen I IV: 1999
2002 cukup mengandung distorsi dan kontroversial secara fundamental (filosofis-ideologis
dan konstitusional) sehingga praktek kepemimpinan dan pengelolaan nasional cukup
memprihatinkan.
1. Aktualisasi Integritas Sistem Kenegaraan Pancasila-UUD Proklamasi 45;
2. Aktualisasi nilai kebangsaan dan kenegaraan Indonesia Raya, sebagai terlukis dalam
skema 1-2-3-4!
3. Secara ontologis-axiologis bangsa Indonesia belum secara signifikan melaksanakan
visi-misi yang diamanatkan oleh sistem filsafat Pancasila, sebagaimana terjabar
dalam UUD Proklamasi 45 ---terutama dalam era reformasi 1998 sekarang
Dalam dinamika peradaban modern, sistem ideologi Pancasila berpacu merebut
supremasi ideologi demi integritas Indonesia Raya, daripada didominasi supremasi ideologi
liberalisme-kapitalisme yang berpuncak neo-imperialisme!
C. Asas, Budaya dan Moral Sistem Filsafat dan Ideologi Pancasila
Bangsa Indonesia dengan syukur dan kebanggaan nasional diberkati dengan berbagai
keunggulan nasional; sebagai terpancar dalam keunggulan integritas Sistem Kenegaraan
Pancasila-UUD Proklamasi 45 (sebagai terlukis dalam beberapa Skema dalam makalah
ini).
Integritas normatif-kultural-konstitusional terlukis dalam struktur nilai dalam NKRI
dan Nusantara Indonesia Raya, sebagai dijelaskan dalam skema 2.
Integritas Struktur Nilai dalam Sistem Kenegaraan RI
TAP M PR - R I
PASAL PASAL
B ATAN G T U B U H
P E M B U K A A N UUD 1945
Skema 2
P
E U
N U
J D
E 1
L 9
A 4
S 5
BlogBintang.com
A
N
Makalah Pancasila |
BlogBintang.com
Makalah Pancasila |
BlogBintang.com
Filsafat Pancasila memberikan kedudukan yang tinggi dan mulia atas martabat
manusia, sebagai pancaran asas moral (sila I dan II); karenanya ajaran HAM berdasarkan
filsafat Pancasila yang bersumber asas normatif theisme-religious, secara fundamental sbb:
1. Bahwa HAM adalah karunia dan anugerah Maha Pencipta (sila I dan II: hidup,
kemerdekaan dan hak milik/rezki); sekaligus amanat untuk dinikmati dan disyukuri oleh
umat manusia.
2. Bahwa menegakkan HAM senantiasa berdasarkan asas keseimbangan dengan
kewajiban asasi manusia (KAM). Artinya, HAM akan tegak hanya berkat (umat)
manusia menunaikan KAM sebagai amanat Maha Pencipta.
3. Kewajiban asasi manusia (KAM) berdasarkan filsafat Pancasila, ialah:
a. Manusia wajib mengakui sumber (HAM: life, liberty, property) adalah Tuhan Maha
Pencipta (sila I).
b. Manusia wajib mengakui dan menerima kedaulatan Maha Pencipta atas semesta,
termasuk atas nasib dan takdir manusia; dan
c. Manusia wajib berterima kasih dan berkhidmat kepada Maha Pencipta (Tuhan
Yang Maha Esa), atas anugerah dan amanat yang dipercayakan kepada
(kepribadian). Manusia terikat dengan hukum alam dan hukum moral !.
Tegaknya ajaran HAM ditentukan oleh tegaknya asas keseimbangan HAM dan KAM;
sekaligus sebagai derajat (kualitas) moral dan martabat manusia.
Sebagai manusia percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, kita juga bersyukur atas potensi
jasmani-rokhani, dan martabat unggul, agung dan mulia manusia berkat anugerah
kerokhaniannya ---sebagai terpancar dari akal-budinuraninya--- sebagai subyek budaya
(termasuk subyek hukum) dan subyek moral. (M. Noor Syam 2007: 147-160)
Berdasarkan ajaran suatu sistem filsafat, maka wawasan manusia (termasuk wawasan
nasional) atas martabat manusia, menetapkan bagaimana sistem kenegaraan ditegakkan;
sebagaimana bangsa Indonesia menetapkan NKRI sebagai negara berkedaulatan rakyat (sistem
demokrasi) dan negara hukum (Rechtsstaat). Asas-asas fundamental ini memancarkan
identitas, integritas dan keunggulan sistem kenegaraan RI (berdasarkan) Pancasila UUD 4,
sebagai sistem kenegaraan Pancasila.
Ajaran luhur filsafat Pancasila memancarkan identitas theisme-religious sebagai
keunggulan sistem filsafat Pancasila dan filsafat Timur umumnya --- karena sesuai dengan
potensi martabat dan integritas kepribadian manusia---.
Jadi, bagaimana sistem kenegaraan bangsa itu, ialah jabaran dan praktek dari ajaran sistem
filsafat dan atau sistem ideologi nasionalnya masing-masing. Berdasarkan asas demikian, kami
dengan mantap menyatakan NKRI sebagai sistem kenegaraan Pancasila, dan terjabar
(pedoman penyelenggaraanya) dalam UUD Proklamasi 45 --- yang orisinal, bukan menyimpang
sebagai terjemahan era reformasi yang menjadi UUD 2002 --- yang kita rasakan amat sarat
kontroversial, bahkan menjadi budaya neo-liberalisme !
Secara filosofis-ideologis dan konstitusional inilah amanat nasional dalam visi-misi
Pendidikan dan Pembudayaan Filsafat Pancasila dan Ideologi Nasional! Visi-misi
mendasar dan luhur ini menjamin integritas SDM dalam Sistem Kenegaraan PancasilaUUD 45.
B. Dasar Negara Pancasila Sebagai Asas Kerokhanian Bangsa dan Sistem Ideologi
Nasional dalam Integritas UUD Proklamasi 45
Secara ontologis-axiologis (filsafat Pancasila) terjabar dalam UUD Proklamasi 45
secara imperatif (filosofis-ideologis dan konstitusional) bangsa dan NKRI adalah integral
BlogBintang.com
Makalah Pancasila |
BlogBintang.com
Makalah Pancasila |
BlogBintang.com
Makalah Pancasila |
BlogBintang.com
komunitas berkembang dalam asas keseimbangan dalam wujud asas kekeluargaan sebagai
asas integralisme fungsional Filsafat Pancasila!
3.
Menjiwai dan melandasi asas moral dan budaya politik nasional : politisi,
kepemimpinan nasional, bahkan warganegara dalam pergaulan nasional dan internasional
senantiasa menegakkan integritas moral dan martabat nasional!
4.
Asas HAM, hak kemerdekaan (kebebasan) tetap dijamin selama warganegara,
golongan / parpol tetap setia (loyal, bangga) kepada dasar negara (ideologi negara)
Pancasila dan UUD Proklamasi 45 dalam asas ajaran HAM berdasarkan Filsafat
Pancasila (=Asas Keseimbangan HAM dan KAM)!.
5.
Secara filosofis-ideologis dan UUD Pasal 29 bangsa dan NKRI menganggap ideologi
marxisme-komunisme-atheisme bertentangan dengan ideologi Pancasila yang
beridentitas theisme-religious; karenanya dikategorikan sebagai : separatisme ideologi
dan makar !
Sebaliknya, siapapun atas nama kebebasan (=liberalisme) dan demokrasi (=kedaulatan
rakyat) mengembangkan / memperjuangkan nilai ideologi selain ideologi negara Pancasila
(non-Pancasila), dikategorikan sebagai melakukan tindakan : separatisme ideologi, makar dan
atau mengkhianati sistem kenegaraan Pancasila! ---Waspadalah kepada berbagai sistem
ideologi yang mengancam integritas ideologi Pancasila, seperti : ideologi liberalismekapitalisme, sekularisme; dan marxisme-komunisme-atheisme!--- karena semua bermuara:
neoimperialisme!.
Amanat filosofis-ideologis dan konstitusional Pancasila, integral (utuh) dalam UUD
Proklamasi 45, karenanya bersifat imperatif baik secara hukum, sosial-politik, ekonomi; bahkan
mental dan moral SDM Indonesia Raya. Asas fundamental demikian adalah bukti kesetiaan dan
kebanggan nasional. Sebaliknya, penyimpangan (distorsi) dan atau degradasi nasional, lebihlebih kesetiaan-ganda (=bicara sebagai warganegara Pancasila, dalam praktek
memperjuangkan
ideologi
neo-liberalisme,
sekularisme,
komunisme-atheisme).
Sesungguhnya, sikap dan tindakan demikian adalah separatisme ideologi (=mengkhianati dasar
negara dan ideologi Pancasila=makar!). Inilah makna fundamental dan imperatif dari asas
Bagian III A-B yang dimaksud oleh Notonagoro, Nawiasky dan Kelsen di atas!
Amanat menegakkan NKRI dalam integritas sebagai sistem kenegaraan Pancasila,
bermakna bahwa bangsa Indonesia (rakyat, warganegara RI) berkewajiban membela NKRI
dalam integritasnya sebagai sistem kenegaraan Pancasila ---antar sistem kenegaraan:
kapitalisme liberalisme, dan marxisme komunisme atheisme --- yang dapat mengancam
integritas bangsa dan NKRI. Jadi, bangsa Indonesia senantiasa waspada dan siap bela negara atas
tantangan dan ancaman bangsa dan negara yang mengancam integritas ideologi Pancasila: baik
neoimperialisme Amerika maupun ideologi marxisme komunisme atheisme dari
manapun datangnya; termasuk kebangkitan PKI, neo-PKI atau KGB.
III. KEUNGGULAN NKRI SEBAGAI SISTEM KENEGARAAN PANCASILA-UUD
PROKLAMASI 45
Berdasarkan asas-asas ontologis-axiologis Pancasila (asas kerokhanian bangsa dan
negara, sebagai jatidiri nasional); maka aktualisasinya sebagai Sistem Kenegaraan
Pancasila-UUD Proklamasi 45 sesungguhnya diberkati oleh Allah Yang Maha Kuasa
(Pembukaan alinea 3) dengan berbagai keunggulan yang potensial menjadikan Indonesia
Raya dapat menjadi negara jaya-sentosa dan bermartabat!, sebagai terkandung dalam
pemikiran mendasar dalam Makalah ini.
A.
Makalah Pancasila |
BlogBintang.com
1.
2.
3.
4.
5.
10
Bangsa dan negara Indonesia diberkati Tuhan Yang Maha Esa dengan berbagai
keunggulan yang wajib dikembangkan dan dilestarikan demi kesejahteraan rakyat dan
Ketahanan Nasional.
Keunggulan Indonesia Raya terpancar dari mulai alam nusantara, warisan budaya, sistem
filsafat dan ideologi sampai potensi kuantitas kualitas SDM Indonesia
Kita bangsa Indonesia wajib bersyukur dan bangga atas berkat rahmat Allah Yang
Maha Kuasa bahwa bangsa dan NKRI diberkati dengan berbagai keunggulan potensial
(sebagai keunggulan natural dan kultural/SDA), terutama:
Keunggulan natural (alamiah): nusantara Indonesia amat luas (15 juta km 2, 3 juta km2
daratan + 12 juta km2 lautan, dalam gugusan 17.584 pulau); amat subur dan nyaman
iklimnya; amat kaya sumber daya alam (SDA); amat strategis posisi geopolitiknya.
Kekayaan SDA alam khatulistiwa (berwujud: inersi matahari) terbesar, sebagai sumber inersi
masa depan! Juga SDA alam tropis (hutan tropis) sebagai paru-paru dunia, sumber O2 demi
kehidupan dan kesehatan umat manusia!
SDA kelautan sebagai negara bahari (maritim, kelautan) di silang benua dan samudera
sebagai transpolitik-ekonomi dan kultural postmodernisme dan masa depan. SDA kelautan
dengan sumber protein hewani (ikan) menjadi sumber gizi dan energi umat manusia yang
tidak ternilai!
Keunggulan kuantitas-kualitas manusia (SDM) sebagai rakyat dan bangsa; merupakan
asset primer nasional: 238 juta (Sensus Nasional 2010) dengan karakteristika dan jatidiri
yang diwarisinya sebagai bangsa pejuang (ksatria) ---silahkan dievaluasi bagaimana
identitas dan kondisi kita sekarang!--- dalam era reformasi.
Keunggulan sosiokultural dengan puncak nilai filsafat hidup bangsa (terkenal sebagai
filsafat Pancasila) yang merupakan jatidiri nasional, jiwa bangsa, asas kerokhanian negara
dan sumber cita nasional sekaligus identitas dan integritas nasional.
Keunggulan historis; bahwa bangsa Indonesia memiliki sejarah keemasan: kejayaan negara
Sriwijaya (abad VII - XI); dan kejayaan negara Majapahit (abad XIII - XVI) dengan
wilayah kekuasaan kedaulatan geopolitik melebihi NKRI sekarang (dari Taiwan sampai
Madagaskar). Dengan nilai warisan filsafat Pancasila sebagai sari dan puncak budaya luhur
dan peradaban Indonesia Raya.
B.
BlogBintang.com
Makalah Pancasila |
BlogBintang.com
11
TAP
MPR
45
P A N C A S I L A
Skema 3
BlogBintang.com
Makalah Pancasila |
BlogBintang.com
12
SISTEM EKONOMI
N E G A R A H U K U M
FILSAFAT HUKUM
FILSAFAT NEGARA
SOSIO-BUDAYA & FILSAFAT HIDUP
NUSANTARA (ALH-SDA) & BANGSA (SDM) INDONESIA
*) =
Skema ini melukiskan bagaimana sistem filsafat Pancasila dijabarkan secara normatifkonstitusional dan fungsional sebagai terlukis dalam struktur (nilai) kenegaraan yang
dimaksud komponen-komponen dalam skema 1-2-3-4 dimaksud !.
Sesungguhnya, menegakkan Sistem Nasional adalah imperatif dari Sistem Kenegaraan
Pancasila UUD Proklamasi 45---- sebagaimana sistem negara liberalisme-kapitalisme akan
menegakan sistem demokrasi-liberal dan ekonomi-liberal; sistem komunisme menegakan
sistem demokrasi-rakyat dan ekonomi-etatisme---! Sungguh, adalah mengingkari (baca:
mengkhianati dasar negara dan ideologi negara Pancasila, Indonesia: elite reformasi
mempraktekkan demokrasi liberal, dan ekonomi liberal)!. Karena kebijakan demikian,
keterpurukan multi-dimensional tak kunjung teratasi!. Karena secara mental-ideologis telah
terjadi konflik psikologis dan dilemma moral dari pejabat dan kepemimpinan nasional!
BlogBintang.com
Makalah Pancasila |
BlogBintang.com
13
Makalah Pancasila |
BlogBintang.com
14
Pasal 29
(1) Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
(2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya itu.
f. Bab XIII Pasal 31 dan 32;
g. Bab XIV Pasal 33 dan 34
Ketentuan Konstitusional demikian adalah sebagai jabaran normatif: Asas
Kerokhanian (asas moral Pancasila dan martabat nasional) bangsa dan negara
Indonesia Raya.
3. Penjelasan UUD Proklamasi 45, istimewa
"4. Pokok pikiran yang keempat yang terkandung dalam "pembukaan" ialah
negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan
yang adil dan beradab.
Oleh karena itu, Undang-Undang Dasar harus mengandung isi yang
mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara untuk
memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh citacita moral rakyat yang luhur.
III. Undang-Undang Dasar menciptakan pokok-pokok pikiran yang
terkandung dalam pembukaan dalam pasal-pasalnya.
Pokok-pokok pikiran tersebut meliputi suasana kebatinan dari Undang-Undang
Dasar Negara Indonesia. Pokok-pokok pikiran ini mewujudkan cita-cita
hukum (Rechtsidee) yang menguasai hukum dasar negara, baik hukum yang
tertulis (Undang-Undang Dasar) maupun hukum yang tidak tertulis.
Undang-Undang Dasar menciptakan pokok-pokok pikiran ini dalam pasalpasalnya."
Penghayatan kita diperjelas oleh amanat pendiri negara (PPKI) di dalam Penjelasan
UUD 45; terutama melalui uraian: keempat pokok pikiran dalam Pembukaan UUD 45 (sebagai
asas kerokhanian negara (geistlichen Hinterground dan Weltanschauung) bangsa terutama:
Asas-asas fundamental di atas mulai daripada asas dasar negara Pancasila sebagai
ideologi nasional, sampai asas konstitusional secara integral berfungsi sebagai asas
budaya, dan moral terpancar dalam etika politik Pancasila --- sebagai asas budaya dan
moral politik NKRI! ---. Asas budaya dan moral demikian inilah yang mengalami
distorsi bahkan degradasi dalam budaya dan moral politik elite NKRI dalam era
reformasi!
Jadi, kedudukan Pembukaan UUD 45 berfungsi sebagai perwujudan dasar negara
Pancasila; karenanya memiliki integritas filosofis-ideologis dan konstitusional sebagai
legalitas supremasi otoritas secara kenegaraan (terjabar dalam Batang Tubuh dan
Penjelasan UUD 45). Asas demikian secara imprative berfungsi sebagai sumber dari segala
sumber hukum, dan kaidah negara yang fundamental (Grundnorm) yang bersifat tetap
(tidak dapat diubah oleh siapapun dan lembaga apapun, dengan jalan apapun; termasuk
MPR hasil Pemilu!). Jadi, juga mengandung makna imperatif (wajib) bagi
kelembagaan negara dan kepemimpinan nasionaldengan semua jajarannyauntuk
melaksanakan, mengembangkan, membudayakan, mewariskan dan melestarikannya!
BlogBintang.com
Makalah Pancasila |
BlogBintang.com
15
Makalah Pancasila |
BlogBintang.com
16
Makalah Pancasila |
BlogBintang.com
17
Makalah Pancasila |
BlogBintang.com
18
seperti melalui IMF dan World Bank, termasuk IGGI kemudian CGI semuanya
mengandung strategi politik ekonomi negara Sekutu (USA dan UE).
4. Melalui kesepakatan APEC, mereka mempropagandakan doktrin ekonomi liberal, atas
nama ekonomi pasar ---tidak boleh ada proteksi demi peningkatan kemampuan dan
kemandirian---. Sementara potensi ekonomi berbagai negara berkembang tanpa proteksi,
tanpa daya saing yang memadai...... semuanya dilumpuhkan dan ditaklukkan. Tercapailah
politik supremasi ekonomi kapitalisme-liberalisme, sebagai neo-imperialisme.
5. Sesungguhnya sejak dimulai perang dingin (sekitar 1950 1985) Sekutu telah
menampilkan watak untuk merebut dominasi dan supremasi politik internasional.
Kondisi perang dingin yang amat panjang meskipun menguras dana dan biaya perang
(angkatan perang dan persenjataan), namun juga dijadikan media propaganda bahwa
otoritas supremasi politik dan ideologi dunia tetap dimiliki Blok Barat. Supremasi politik
dan ideologi ini juga didukung oleh supremasi ipteks .......sehingga banyak intelektual
negara berkembang (baca: negara GNB) yang belajar ipteks ke negara-negara blok Barat.
Sebagian intelektual kita itu telah tergoda dan terlanda wawasan politiknya,
sehingga sebagai elite reformasi mempraktekkan demokrasi liberal, ekonomi
liberal, bahkan juga budaya negara federal!
Ternyata kemudian, mereka telah dididik juga sebagai kader pengembang ideologi dan
politik ekonomi kapitalisme-liberalisme ---termasuk dalam NKRI---. Kepemimpina mereka
belum membuktikan keunggulannya dalam mengatasi multi krisis nasional yang
makin menghimpit rakyat warga bangsa tercinta!. Kondisi buruk ini dapat menjadi lahan
subur bangkinya neo-PKI/KGB yang berpropaganda menjadi penyelamat kaum miskin
dan buruh tani dalam NKRI, melalui revolusi rakyat (proletar)!
Inilah fenomena dan bukti sebagian elite dalam NKRI tergoda dan terlanda
ideologi neo-liberalisme dan neo-komunisme! Apakah fenomena dan bukti aktual
dalam era reformasi sebagian elite reformasi memang berjuang untuk ideologi nonPancasila (baca : separatisme ideologi : ekstrim kiri, ekstrim kanan dan neoimperialisme) yang mengancam integritas negara Pancasila?
Tantangan globalisasi-liberalisasi dan postmodernisme yang sinergis dengan neoPKI/KGB (marxisme-komunisme-atheisme) t i d a k dihayati sebagai tantangan yang
mengancam integritas: kemerdekaan dan kedaulatan Sistem Kenegaraan PancasilaUUD Proklamasi 45, termasuk mental dan moral SDM bangsa Indonesia Raya!
Bila demikian kondisinya, inilah tragedi reformasi; bahkan tragedi mental dan
moral bagi bangsa Indonesia Raya --- karena SDM kita diruntuhkan mental wawasan
nasional sekaligus moral theisme-religious: berganti menjadi: memuja kebebasan
(=liberalisme), demokrasi (demokrasi liberal); atas nama HAM (HAMPA=konflik
horizontal sampai anarkhisme)!
Sebagian elite reformasi dan rakyat tergoda dan terlanda memuja HAM yang
dipropagandakan ideologi liberalisme (dipelopori USA dan UE) --- yang individualistik;
bahkan HAMPA! Kita menyaksikan bagaimana, terutama USA menjajah dan menindas
Afghanistan, Irak dan mengancam Iran!. Secara apriori Amerika Serikat terus mendukung
Zionisme Israel dalam menjajah dan menindas bangsa Palestina! Mengapa bangsabangsa Barat bungkam, padahal mereka pelopor dan pembela The Declaration of
Universal Human Rights sebagai Piagam PBB tentang HAM sedunia!
Dinamika dan tantangan demikian kita hadapi dengan kesetiaan dan kebanggaan
nasional, terutama menegakkan dan membudayakan Sistem Kenegaraan PancasilaBlogBintang.com
Makalah Pancasila |
BlogBintang.com
19
BlogBintang.com
Makalah Pancasila |
BlogBintang.com
INTEGRITAS NASIONAL DAN NKRI SEBAGAI SISTEM KENEGARAAN PANCASILA
BlogBintang.com
20
Makalah Pancasila |
BlogBintang.com
TAP MPR *
NEO-IMPERIALISME
NEO-LIBERALISME
SEKULARISME-PRAGMATISME
DEMOKRASI LIBERAL,
INDIVIDUALISME AN. HAM
KAPITALISME (MATERIALISME)
45
P A N C A S I L A
ERA REFORMASI
POSTMODERNISME
GLOBALISASI LIBERALISASI
7.
6.
5.
4.
3.
2.
1.
21
Makalah Pancasila |
BlogBintang.com
*) =
UUD 45 Amandemen, dengan kelembagaan negara (tinggi) : = Presiden, MPR, DPR, DPD; MK, MA dan BPK (+ KY)
(MNS, 2007)
skema: 5
BlogBintang.com
22
Makalah Pancasila |
BlogBintang.com
23
Makalah Pancasila |
BlogBintang.com
24
a. Bahwa filsafat dan ideologi Pancasila memancarkan integritas sebagai sistem filsafat
dan ideologi theisme-religious. Artinya, warga negara RI senantiasa menegakkan
moral dan budaya politik yang adil dan beradab yang dijiwai moral Pancasila
berhadapan dengan separatisme ideologi: marxisme-komunisme-atheisme yang
diperjuangkan neoPKI / KGB dan antek-anteknya.
b. UUD Proklamasi seutuhnya memancarkan nilai filsafat Pancasila: mulai
Pembukaan, Batang Tubuh (hayati: Pasal 29) dan Penjelasan UUD 45.
c. Tap MPRS No. XXV/MPRS/1966 dan dikukuhkan Tap MPR RI No.
I/MPR/2003 Pasal 2 dan Pasal 4.
d. Tap MPR RI No. VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa; dan
e. Undang Undang No. 27 tahun 1999 tentang Keamanan Negara ( yang direvisi,
terutama Pasal 107a107f).
Perhatikan dan hayati isi nilai dalam Skema 5, Bagian bawah.
C.
Praktek dan Budaya Neo-Liberalisme Menggoda dan Melanda Rakyat dan NKRI
Dunia postmodernisme makin menggoda dan melanda dunia melalui politik
supremasi ideologi. Kita semua senang dan bangga, menikmati kebebasan dan keterbukaan
atas nama demokrasi dan HAM, tanpa menyadari bahwa nilai-nilai neoliberalisme menggoda
dan melanda sehingga terjadi degradasi wawasan nasional, sampai degradasi mental dan
moral sebagian rakyat bahkan elite dalam era reformasi.
Sebagian elite reformasi bangga dengan praktek reformasi yang memuja kebebasan
(=liberalisme) atas nama demokrasi (demokrasi liberal) dan HAM (HAM yang dijiwai
individualisme, materialisme, sekularisme) sehingga rakyat Indonesia masih terhimpit dalam
krisis multi dimensional.
Harapan berbagai pihak dengan alam demokrasi dan keterbukaan, nasib rakyat akan
dapat diperbaiki menjadi lebih sejahtera dan adil sebagaimana amanat Pembukaan UUD
45 : ........ memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa .... dapat
terlaksana, dalam makna SDM Indonesia cerdas dan bermoral! Tegasnya, bukan euforia
reformasi dengan budaya demokrasi neo-liberal dalam praktek oligarchy, plutocracy dan
anarchy.berwujud konflik horisontal..degradasi wawasan nasional dan moral
(korupsi menggunung) dapat bermuara disintegrasi bangsa dan NKRI.
Sesungguhnya, dalam era reformasi yang memuja kebebasan atas nama demokrasi dan
HAM, ternyata ekonomi rakyat makin terancam oleh kekuasaan neoimperialisme melalui
ekonomi liberal. Analisis ini dapat dihayati melalui bagaimana politik pendidikan nasional
(UU RI No: 9 tahun 2009 tentang BHP sebagai kelanjutan PP No. 61 / 1999) yang
membuat rakyat miskin makin tidak mampu menjangkau. Meskipun UU tersebut dibatalkan
oleh MK-RI, April 2010 namun praktek budaya BHP cenderung tetap berlangsung --termasuk adanya fungsi BLU ---!.
Bidang sosial ekonomi, silahkan dicermati dan dihayati Perpres No. 76 dan 77
tahun 2007 tentang PMDN dan PMA yang tertutup dan terbuka, yang mengancam
hak-hak sosial ekonomi bangsa; istimewa kesejahteraan generasi penerus!
Demokrasi liberal dengan biaya amat mahal beserta social cost yang cukup
memprihatinkan ---konflik horisontal, sampai anarkhisme yang bermuara disintegrasi bangsa
--- adalah tragedi penyimpangan elite reformasi dalam menegakkan sistem kenegaraan
Pancasila! ----lebih-lebih pasca Amandemen UUD Proklamasi 45, menjadi : UUD 2002 !
24
Makalah Pancasila |
BlogBintang.com
25
Sesungguhnya sub thema ini adalah aktualisasi pembudayaan ontologis-epistemologisaxiologis filsafat Pancasila seutuhnya demi integritas SDM Indonesia Raya dan Sistem
Kenegaraan Pancasila-UUD Proklamasi 45.
Demi tegaknya integritas nilai filsafat Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi
nasional ---dan tegaknya integritas Sistem Kenegaraan Pancasila--- negara berkewajiban
melaksanakan amanat Pendidikan dan Pembudayaan Filsafat Pancasila dan Ideologi
Nasional.
Demi SDM warganegara NKRI sebagai generasi penerus, penegak dan bhayangkari
negara Pancasila wajarlah semua rakyat warga bangsa Indonesia Raya menghayati dan
mengamalkan filsafat Pancasila (sebagai filsafat hidup, dasar negara, ideologi negara!). VisiMisi demikian makin mendesak sebagai kesiapan Ketahanan Nasional sebagai wujud
terbinanya Nation and Character Building, baik integritas SDM sebagai subyek budaya, subyek
hukum, dan subyek moral; sekaligus integritas Sistem Nasional Pancasila! Hanya dengan
integritas demikian keunggulan Sistem Kenegaraan Pancasila-UUD Proklamasi 45 tegak
sebagai martabat Indonesia Raya menghadapi TANTANGAN GLOBALISASILIBERALISASI DAN POSTMODERNISME sebagai terlukis dalam Skema 5.
Negara berkewajiban membentuk Kelembagaan yang melaksanakan visi-misi Pendidikan
dan Pembudayaan Filsafat Pancasila; dengan alternatif : lintas kelembagaan Kementerian
dan Non Kementerian, terutama : Kemendiknas, Kemenag, Kemendagri; Lemhannas,
Wantannas, LIPI; Kemeneg. Pemuda dan Olah Raga, Kemenkominfo.
Kelembagaan dimaksud dapat bekerjasama dan atau dibantu oleh berbagai PTN-PTS yang
diperlukan.
Pembudayaan dilaksanakan mulai dan melalui keluarga, media komunikasi (cetak dan
elektronika) dengan program : Mimbar Nasional Filsafat Pancasila. Maknanya, setiap media
elektronik khususnya, diminta Negara aktif berpartisipasi melaksankan Pembudayaan Nilai
Dasar Negara Pancasila (15 menit, 3x seminggu)!
Program dimaksud sinergis dengan peningkatan program Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKN) mulai pendidikan dasar sampai pendidikan menengah! Khusus untuk
Pendidikan Tinggi juga dikembangkan matakuliah : Filsafat Pancasila sebagai Ideologi
Nasional.
Amanat pendidikan dan pembudayaan Filsafat Pancasila sebagai Ideologi Nasional
sejiwa dengan visi-misi yang diamanatkan Pembukaan UUD Proklamasi 45 : ......memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa ........ yang dijabarkan sebagai :
nation and character building. Karenanya, menjadi kewajiban moral dan konstitusional
(imperative) untuk kita laksanakan sebagai visi-misi Nasional mendasar dan mendesak!.
Guna melaksanakan visi-misi ini secara memadai, mulai kelembagaan, tenaga pembina dan
dosen perlu dipersiapkan; termasuk : kurikulum dan kepustakaannya. Jadi, Kelembagaan
Pendidikan dan Pembudayaan Dasar Negara Pancasila dan Ideologi Nasional merupakan
peningkatan kesadaran asas kerokhanian bangsa sekaligus asas moral politik nasional
yang dapat tergoda dan terlanda dinamika globalisasi-liberalisas dan postmodernisme;
berwujud neo-imperialisme!
Dinamika globalisasi-liberalisas dan postmodernisme nampak dalam fenomena sosial
politik, ekonomi; bahkan mental dan moral berbagai komponen bangsa yang mengalami
degradasi wawasan nasional, dengan mempratekkan budaya neoliberalisme dan sekularisme;
demokrasi liberal, ekonomi liberal; HAM liberal dan individualistik; sampai kebebasan moral
(terutama: korupsi, konflik horisontal; termasuk antar suku dan agama yang bermuara
anarkhisme dan disintegrasi nasional!)
Sesungguhnya, kondisi dan fenomena demikian adalah tantangan nasional mendasar
dan mendesak; karena mengancam integritas mental dan moral SDM Indonesia Raya sekaligus
25
Makalah Pancasila |
BlogBintang.com
26
integritas Sistem Kenegaraan Pancasila-UUD Proklamasi 45!. Hanya dengan subyek SDM
bermoral Pancasila sebagai wujud Ketahanan Nasional untuk menjamin integritas NKRI,
wawasan nasional dan wawasan nusantara yang aktual dan bermartabat.
VII. MEMORANDUM NASIONAL
Kewajiban nasional para pemimpin bangsa; lebih-lebih sesepuh (pejuang dan
pemimpin) bangsa --- sebagai amanat moral dan konstitusional --- demi integritas Sistem
Kenegaraan Pancasila-UUD Proklamasi 45 dan integritas SDM generasi penerus, untuk
mengupayakan bagaimana menegakkan dan membudayakan nilai-nilai fundamental Indonesia
Raya.
Nilai-nilai fundamental Indonesia Raya demikian adalah sebagai tersurat dan tersirat
dalam thema makalah ini : FILSAFAT PANCASILA SEBAGAI SISTEM IDEOLOGI
NASIONAL TERJABAR
DALAM
UUD
PROKLAMASI
45
DINAMIKA
PEMBUDAYAAN DAN TANTANGANNYA (MEMBUDAYAKAN ASAS MORAL DAN
ETIKA POLITIK PANCASILA)
Mulai dengan menegakkan budaya asas moral dan etika politik Pancasila bagi
kepemimpinan nasional --- kelembagaan tingkat Pusat sampai Daerah ---, juga meningkatkan
asas dan wawasan nasional dan ideologi nasional bagi generasi penerus, kita percaya dapat
mewariskan Negara Proklamasi dalam integritas sebagai Sistem Kenegaraan Pancasila-UUD
Proklamasi 45 seutuhnya.
Secara moral dan konstitusional (imperatif) dengan dipelopori elite Indonesia Raya di
atas, marilah kita laksanakan pembudayaan nilai filsafat Pancasila sebagai ideologi nasional,
sebagai terjabar dalam UUD Proklamasi 45; terutama melalui penghayatan dan praktek nilainilai berikut.
A. Asas Budaya dan Moral Politik Pancasila
MEMORANDUM NASIONAL DAN MORAL
1. Sebagai bangsa kita berkewajiban bersyukur dan bangga atas anugerah dan amanat Allah
Yang Maha Kuasa berwujud Indonesia Raya dalam Nusantara Indonesia; mewarisi
budaya luhur dan unggul, sekaligus wilayah nusantara yang amat strategis, kaya SDA;
potensi unggul SDM dan luhur budaya, sistem filsafat dan ideologi Pancasila.
2. Kita bersyukur dan bangga nilai-nilai fundamental dikembangkan dan ditegakkan oleh the
founding fathers (PPKI) dalam integritas Sistem Kenegaraan Pancasila-UUD
Proklamasi 45 seutuhnya dengan keunggulan sistem negara berkedaulatan rakyat
(demokrasi Pancasila) dan negara hukum (Rechtsstaat); b u k a n neo-liberalisme yang
bermuara : neo-imperialisme!.
3. Kita bersyukur Indonesia Raya yang merdeka, berdaulat, bersatu dan cukup bermartabat
sebagai pancaran nilai filsafat Pancasila sebagai sistem filsafat theisme-religious terjabar
secara signifikan dalam UUD Proklamasi 45. Amanat konstitusional ini telah ditegakkan
mulai Proklamasi 45, Dekrit Presiden RI 5 Juli 1959; sampai Kebangkitan Orde Baru
dengan thema Melaksanakan Pancasila-UUD 45 secara Murni dan Konsekuen!
4. Oleh berbagai komponen bangsa, kepemimpinan Orde Baru dianggap menyimpang dari
amanat nilai Pancasila-UUD 45, terutama berwujud KKN! Karenanya, bangkitlah
gerakan reformasi untuk mengikis fenomena dan praktek KKN!
Catatan : secara rasional, konstitusional dan moral tentulah hujatan itu berdasarkan kaidah
dan norma dasar (filsafat Pancasila dan UUD 45)! Tetapi, adalah ironis dan tragis,
norma dasar (Grundnorm) justru mengalami reformasi = diamandemen 1999 2002,
yang sarat kontroversial bahkan degradasi nilai dan makna secara filosofis-ideologis
dan konstitusional.
26
Makalah Pancasila |
BlogBintang.com
5.
6.
7.
27
Sebagai bangsa, kita berkewajiban mawas diri dan menilai (audit) apakah reformasi
sungguh benar (valid, terpercaya) dan demikian pula amandemen UUD 45 menjadi
UUD 2002. Kita menghayati bahwa kita mengalami degradasi wawasan nasional,
wawasan ideologis-filosofis dan wawasan konstitusional. .. yang bermuara konflik
horizontal bahkan dapat dibawah kekuasaan neo-imperialisme!
Sesungguhnya, reformasi dan amandemen akan kita pertanggungjawabkan secara
konstitusional dan moral, kepada : Allah Yang Mengamanatkan Kemerdekaan
Indonesia Raya, kepada generasi pendahulu yang berkorban demi bangsa; dan kita
juga bertanggungjawab pula kepada generasi masa depan (=pewaris dan pemilik
Indonesia Raya) : apakah akan menerimanya dalam keadaan merdeka, berdaulat, sejahtera
dan bermartabat? Ataukah justru dikuasai supremasi ideologi neo-liberalisme dan neoimperialisme!
Marilah kita menghayati nilai-nilai dalam uraian ringkas makalah ini seutuhnya;
dalam beberapa skema!. Bagaimana tanggungjawab konstitusional dan moral kita apabila
reformasi telah menyimpang secara filosofis-ideologis dan konstitusional yang
TERGODA DAN TERLANDA demokrasi liberal, ekonomi liberal (baca : neo-lib); neoimperialisme (sekularisme) yang sinergis dengan kebangkitan : neo-PKI/KGB
(atheisme!). Inilah TRAGEDI PERADABAN DAN MORAL KEMANUSIAAN yang
dapat terjadi bila reformasi TIDAK DI-AUDIT berdasarkan asas filosofis-ideologis
Pancasila yang dijiwai moral Ketuhanan Yang Maha Esa (sebagai sistem filsafat
theisme-religious)! Karenanya, visi-misi Nation and Character Building diakui sebagai
mendasar dan mendesak untuk diwujudkan!
Makalah Pancasila |
BlogBintang.com
28
Sebagai warganegara dan bangsa Indonesia, kami berkewajiban menegakkan budaya dan
martabat Sistem Kenegaraan Pancasila-UUD Proklamasi 45, dengan menegakkan dan
membudayakan Asas Moral Budaya Politik Pancasila:
1. Kami adalah manusia dan pribadi warganegara Indonesia Raya senantiasa bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Kami senantiasa menegakkan asas-asas HAM dan KAM demi martabat kemanusiaan
yang adil dan beradab.
3. Kami berkewajiban mengembangkan wawasan nasional dalam negara bangsa dengan
asas kekeluargaan dan wawasan nusantara demi integritas dan martabat Indonesia
Raya dalam integritas Sistem Kenegaraan Pancasila-UUD Proklamasi 45.
4. Kami menegakkan dan membudayakan Asas Kerakyatan sebagai amanat kedaulatan
rakyat (berdasarkan) Moral Dasar Negara Pancasila-UUD Proklamasi 45 dalam
budaya NKRI.
5. Kami dengan penuh kesadaran dan tanggungjawab berkewajiban Membudayakan
Asas Moral Keadilan Sosial bagi Bangsa dan Rakyat Indonesia demi Martabat
Nasional dan Kemanusiaan.
PENUTUP
POKOK-POKOK PIKIRAN
Berdasarkan uraian ringkas makalah dengan thema : Sistem Filsafat dan Ideologi
Pancasila (Landasan Integritas Nasional dan Tegak sebagai Sistem Kenegaraan PancasilaUUD Proklamasi 45) secara mendasar dapat dirumuskan pokok-pokok pikiran berikut :
1. Sistem Filsafat dan Ideologi Pancasila adalah bagian dari sistem filsafat Timur yang
memancarkan integritas martabatnya sebagai sistem filsafat theisme-religious. Ajaran filsafat
Pancasila yang dikembangkan sebagai sistem ideologi nasional dikembangkan dan
ditegakkan dalam integritas Sistem Kenegaraan Pancasila (sebagai terjabar dalam UUD
Proklamasi 45).
2. Filsafat Pancasila sebagai asas kerokhanian bangsa dan NKRI memberikan integritas
keunggulan sistem kenegaraan Indonesia Raya.
Bahwa sesungguhnya UUD Negara adalah jabaran dari filsafat negara Pancasila
(Weltanschauung) sebagai ideologi nasional (ideologi negara); asas kerokhanian bangsa
dan negara; jatidiri bangsa. Karenanya menjadi asas normatif-filosofis-ideologiskonstitusional bangsa; menjiwai dan melandasi cita budaya dan moral politik nasional,
sebagai terjabar dalam asas normatif-filosofis-ideologis-konstitusional dan bersifat
imperatif :
a. Negara kesatuan, negara bangsa (nation state, wawasan nasional dan wawasan
nusantara: sila III), ditegakkan sebagai NKRI.
b. Negara berkedaulatan rakyat (= negara demokrasi: asas normatif sila IV).
c. Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar Kemanusiaan yang
adil dan beradab (sila I-II) sebagai asas moral kebangsaan dan kenegaraan RI;
ditegakkan sebagai budaya dan moral (manusia warga negara) politik Indonesia.
d. Negara berdasarkan atas hukum (Rechtsstaat): asas supremasi hukum demi keadilan
dan keadilan sosial: oleh semua untuk semua (sila I-II-IV-V); sebagai negara hukum
Pancasila.
e. Negara berdasarkan asas kekeluargaan (paham persatuan: negara melindungi seluruh
tumpah darah Indonesia, dan seluruh rakyat Indonesia, negara mengatasi paham
golongan dan paham perseorangan: sila III-IV-V) dijiwai dan dilandasi sila I-II; dan
ditegakkan dalam sistem ekonomi Pancasila, sebagai demokrasi ekonomi dan
28
Makalah Pancasila |
BlogBintang.com
29
pemberdayaan rakyat sebagai SDM subyek penegak integritas NKRI dan Ketahanan
Nasional!.
3. Dinamika globalisasi-liberalisasi dan postmodernisme bermuara supremasi (ideologi neoliberalisme) sebagai neo-imperialisme, menjadi tantangan nasional yang mengancam
integritas Sistem Kenegaraan Pancasila; sekaligus integritas mental-moral-SDM Indonesia
masa depan!. Tantangan ini makin mendesak karena sinergis dengan fenomena kebangkitan
neo-PKI / KGB dalam NKRI yang cucitangan atas tanggung jawab G 30 S / PKI
---dengan dalih : pelurusan sejarah--- (versi PKI-atheisme)!
4. Secara ontologis-axiologis era reformasi jauh menyimpang dari kaidah fundamental filsafat
Pancasila dan ideologi Pancasila sebagai diamanatkan UUD Proklamasi 45 --- yang telah
diubah menjadi UUD 2002 ---. Karenanya, pemerintah dan elite reformasi mempraktekkan
budaya dan moral demokrasi liberal, ekonomi liberal ......bahkan memuja kebebasan
(=liberalisme), demokrasi liberal (bukan demokrasi berdasarkan moral Pancasila); atas nama
HAM (HAM yang individualistik, yang dipropagandakan oleh USA sementara fenomena
sosial politik global mereka menindas HAM, dengan menjajah beberapa negara Timur
Tengah : seperti Irak .... dan Afghanistan ! ). Fenomena demikian menunjukkan HAM
mereka hanyalah propaganda H A M P A !
5. Dinamika neo-liberalisme dan neo-imperialisme dalam era postmodernisme ---termasuk
era reformasi--- menggoda dan melanda bangsa-bangsa, termasuk Indonesia ! Bilamana kita
tidak tegak-tegar dengan integritas nilai filsafat Pancasila, rakyat kita mengalami degradasi
nasional ...... bahkan degradasi mental dan moral (theisme-religious menjadi
sekularisme; bahkan materialisme-kapitalisme-individualisme dan atheisme!) Fenomena
demikian bermuara sebagai bencana nasional, tragedi moral dan peradaban bangsabangsa masa depan!
6. Multikrisis dimensional nasional dalam NKRI belum teratasi, kita dihimpit dengan global
crisis financial dari negara adidaya (USA dan UE) yang dapat memacu politik supremasi
neo-imperialisme dari ideologi neo-liberalisme dan neo-imperialisme!
7. Adalah kewajiban nasional, bahkan kewajiban moral kita semua --- terutama elite reformasi
dan Pemerintah --- untuk merenung dan mawasdiri sebagai audit nasional, khususnya
sebagai audit reformasi! Maknanya, apakah kita sudah sungguh-sungguh setia dan bangga
dengan sistem kenegaraan Pancasila sebagai diamanatkan PPKI dalam UUD Proklamasi 45;
ataukah kita telah tergoda dan terlanda oleh kejayaan negara liberalisme-kapitalisme --sehingga kita ikut membudayakan demokrasi liberal dan ekonomi liberal (mungkin juga
mental dan moral liberal), --- bermuara sebagai neo-imperialisme! ---.
8. Pembudayaan Pilar-Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara secara konstitusional
dan imperatif adalah amanat filosofis-ideologis Pancasila-UUD Proklamasi 45.
9. Visi-Misi demikian makin mendesak sebagai kesiapan Ketahanan Nasional sebagai wujud
terbinanya Nation and Character Building, baik integritas SDM sebagai subyek budaya,
subyek hukum, dan subyek moral; sekaligus integritas Sistem Nasional Pancasila! Hanya
dengan integritas demikian keunggulan Sistem Kenegaraan Pancasila-UUD Proklamasi 45
tegak sebagai martabat Indonesia Raya menghadapi TANTANGAN GLOBALISASILIBERALISASI DAN POSTMODERNISME sebagai terlukis dalam Skema 5.
10. Sebagai bangsa yang mewarisi sistem filsafat Pancasila yang memancarkan martabatnya
sebagai sistem filsafat theisme-religious, adalah kewajiban dan amanat moral semua
warganegara Indonesia Raya untuk menegakkan dan menunaikan amanat fundamental
sebagai asas kerokhanian bangsa dan negara, yang secara imperatif konstitusional
diamanatkan UUD Proklamasi 45 seutuhnya.
11.
Aktualisasi asas-asas fundamental ini, terutama tegaknya asas moral demokrasi
Pancasila dan asas moral negara hukum, termasuk keadilan sosial dan demokrasi
ekonomi dalam kehidupan bangsa demi Ketahanan Nasional Indonesia Raya yang
29
Makalah Pancasila |
BlogBintang.com
30
30
Makalah Pancasila |
BlogBintang.com
31
Kepustakaan:
Avey, Albert E. 1961: Handbook in the History of Philosophy, New York, Barnas & Noble, Inc.
Center for Civic Education (CCE) 1994: Civitas National Standards For Civics and
Government, Calabasas, California, U.S Departement of Education.
Huston Smith, 1985: The Religions of Man, (Agama-Agama Manusia, terjemah oleh :
Saafroedin Bahar), Jakarta, PT. Midas Surya Grafindo.
Kartohadiprodjo, Soediman, 1983: Beberapa Pikiran Sekitar Pancasila, cetakan ke-4, Bandung,
Penerbit Alumni.
Kelsen, Hans 1973: General Theory of Law and State, New York, Russell & Russell
McCoubrey & Nigel D White 1996: Textbook on Jurisprudence (second edition), Glasgow, Bell
& Bain Ltd.
Mohammad Noor Syam 2007: Penjabaran Fislafat Pancasila dalam Filsafat Hukum (sebagai
Landasan Pembinaan Sistem Hukum Nasional), disertasi edisi III, Malang,
Laboratorium Pancasila.
------------------ 2000: Pancasila Dasar Negara Republik Indonesia (Wawasan Sosio-Kultural,
Filosofis dan Konstitusional), edisi II, Malang Laboratorium Pancasila.
------------------ 2010: Sistem Filsafat Pancasila sebagai Ideologi Nasional Terjabar dalam
UUD Proklamasi 45 (Amanat Pembudayaan dan Tantangannya), Malang
Laboratorium Pancasila (UM Press).
MPR RI: TAP MPR RI No. VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.
MPR RI: TAP MPR RI No. VII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia.
Murphy, Jeffrie G & Jules L. Coleman 1990: Philosophy of Law An Introduction to
Jurisprudence, San Francisco, Westview Press.
Nawiasky, Hans 1948: Allgemeine Rechtslehre als System der rechtlichen Grundbegriffe,
Zurich/Koln Verlagsanstalt Benziger & Co. AC.
Notonagoro, 1984: Pancasila Dasar Filsafat Negara, Jakarta, PT Bina Aksara, cetakan ke-6.
Radhakrishnan, Sarpavalli, et. al 1953: History of Philosophy Eastern and Western, London,
George Allen and Unwind Ltd.
UNO 1988: HUMAN RIGHTS, Universal Declaration of Human Rights, New York, UNO
UUD 1945, UUD 1945 Amandemen, Tap MPRS MPR RI dan UU yang berlaku. (1966;
2001, 2003) dan PP RI No. 6 tahun 2005.
UU RI No. 10 tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD.
UU RI No. 27 tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat.
Dewan Perwakilan Daerah danDewan Perwakilan Rakyat Daerah.
Wilk, Kurt (editor) 1950: The Legal Philosophies of Lask, Radbruch, and Dabin, New York,
Harvard College, University Press.
31
Makalah Pancasila |
BlogBintang.com
32
32
Makalah Pancasila |
BlogBintang.com
33
LAMPIRAN I:
Untuk lebih memahami HAM berdasarkan ajaran Filsafat Pancasila, dilengkapi dengan studi
perbandingan dengan ajaran HAM berdasarkan Natural Law Theory (Teori Hukum Alam)
yang dianut Ideologi Liberalisme-Kapitalisme dan dengan ajaran HAM berdasarkan
Filsafat Idealisme Murni (Hegel) yang dianut ideologi marxisme-komunisme-atheisme;
perhatikan Skema 6-8 terlampir;
HAM BERDASARKAN FILSAFAT PANCASILA
(Asas Keseimbangan HAM dan KAM)
Manusia
1.
Hak Hidup
Hak Kemerdekaan
2.
= Life
=
Liberty
3.
Hak Milik
Property
1.
+
Hak Pribadi (Personal rights) = hak hidup,
beragama, berkeluarga (cinta).
Hak Ekonomi (Economical rights) = hak
memiliki, bekerja dan usaha, hidup-sejahtera,
kontrak kerja.
Hak Hukum (Legal rights) = hak mendapat
kewarganegaraan, hak mendapat keadilan,
hak membela diri, praduga tak bersalah.
Hak Politik (Political rights) = hak
berserikat-berkumpul, menyatakan pendapat
lisan & tertulis, hak memilih & dipilih, hak
suaka politik.
Hak Sosial-budaya (Social-cultural rights) =
hak mendapat & memilih pendidikan, hak
menikmati seni, hak cipta (HAKI), hak
menikmati mode.
2.
3.
4.
5.
Makalah Pancasila |
BlogBintang.com
34
NATURAL LAW
Sumber HAM = Alam Semesta
Life
Liberty
Property
For Men as Individuality
Ditegakkan dalam sistem
demokrasi liberal kapitalisme:
Individualisme, Secularisme,
Pragmatisme
34
Makalah Pancasila |
BlogBintang.com
35
LAMPIRAN II :
PROGRAM GBPP PENDIDIKAN PANCASILA (MKPK)
DI PERGURUAN TINGGI (PTN/PTS)
I.
1.
2.
3.
4.
5.
II.
1.
2.
3.
4.
5.
35
Makalah Pancasila |
BlogBintang.com
36
Kedudukan dan fungsi nilai dasar Pancasila, dapat dilukiskan sebagai berikut:
7.
6.
Nilai Dasar
Filsafat Pancasila
5.
4.
3.
2.
1.
Skema 1
Integritas Struktur Nilai dalam Sistem Kenegaraan RI
TAP M PR - R I
PASAL PASAL
B ATAN G T U B U H
P
E U
N U
Skema 2
J D
P E M B U K A A N UUD 1945
E 1
6.
Menghayati posisi nilai filsafat Pancasila dalam Sistem Filsafat Universal
L sebagai bagian
dari sistem filsafat yang bermartabat theisme-religious (hayati skema 1,A 2, 93 dan 4 dalam
4
Powerpoint).
S 5
7.
Ajaran HAM
berdasarkan
filsafat DAN
Pancasila
sebagai:PANCASILA
FILSAFAT
NEGARA
IDEOLOGI
A
a.
II.
INTEGRITAS
SISTEM
KENEGARAAN
PANCASILA--UUD
SOSIO BUDAYA;
FILSAFAT
HIDUP
N
PROKLAMASI
45 INDONESIA RAYA = SDM
BANGSA
Sebagai aktualisasi ALH
sistem
filsafat
Pancasila dan atau sistem ideologi (nasional)
SDA
= NUSANTARA
Pancasila secara ontologis dan axiologis dikembangkan dan ditegakkan sebagai integritas
Sistem Kenegaraan Pancasila-UUD Proklamasi 45 dengan asas-asas fundamental berikut :
Sebagai aktualisasi sistem filsafat Pancasila dan atau sistem ideologi (nasional) Pancasila
secara ontologis dan axiologis dikembangkan dan ditegakkan sebagai integritas Sistem
Kenegaraan Pancasila-UUD Proklamasi 45 dengan asas-asas fundamental berikut :
Sistem Filsafat Pancasila (sebagai Dasar Negara dan Ideologi Negara) mengandung
ajaran tentang hak asasi manusia (HAM) yang mengakui asas-asas :
1. Bahwa HAM adalah anugerah Tuhan Yang Maha Esa kepada umat manusia; sebagai
hak kodrati yang fundamental sebagai integritas martabat kepribadian manusia.
HAM, dianugerahkan untuk disyukuri, dinikmati dan dikembangkan ---untuk diabdikan
sebagai amal kebajikan selama hidupnya---.
2. Bahwa HAM adalah juga sebagai amanat untuk dipelihara (hidup sehat dan berjasa),
mengabdi kepada sesama manusia, berbakti kepada alam dan budaya; dan berkhidmat
36
Makalah Pancasila |
BlogBintang.com
37
kepada Allah Maha Pencipta Yang Maha Berdaulat. Karenanya, pribadi manusia
menerima HAM (sebagai anugerah) sekaligus sebagai amanat (berwujud : Kewajiban
Asasi Manusia = KAM). Jadi, HAM berdasarkan filsafat Pancasila ditegakkan oleh
setiap pribadi manusia dalam asas-keseimbangan HAM dan KAM ! Maknanya, pribadi
yang baik ialah yang menunaikan (amanat) KAM untuk menikmati (anugerah)
HAM.
Kesadaran martabat kepribadian manusia (SDM) berdasarkan filsafat Pancasila,
memancarkan integritas asas moral SDM Indonesia Raya sebagai subyek budaya, subyek
moral yang bermartabat. Maknanya, SDM warganegara Indonesia Raya menegakkan asas
kedaulatan rakyat yang bermartabat!
b.
A.
Sistem Filsafat Pancasila Sebagai Asas Kerokhanian Bangsa dan
Negara
Filsafat Pancasila memberikan kedudukan yang tinggi dan mulia atas martabat
manusia, sebagai pancaran asas moral (sila I dan II); karenanya ajaran HAM berdasarkan
filsafat Pancasila yang bersumber asas normatif theisme-religious, secara fundamental sbb:
1. Bahwa HAM adalah karunia dan anugerah Maha Pencipta (sila I dan II: hidup,
kemerdekaan dan hak milik/rezki); sekaligus amanat untuk dinikmati dan disyukuri oleh
umat manusia.
2. Bahwa menegakkan HAM senantiasa berdasarkan asas keseimbangan dengan
kewajiban asasi manusia (KAM). Artinya, HAM akan tegak hanya berkat (umat)
manusia menunaikan KAM sebagai amanat Maha Pencipta.
3. Kewajiban asasi manusia (KAM) berdasarkan filsafat Pancasila, ialah:
a. Manusia wajib mengakui sumber (HAM: life, liberty, property) adalah Tuhan Maha
Pencipta (sila I).
b. Manusia wajib mengakui dan menerima kedaulatan Maha Pencipta atas semesta,
termasuk atas nasib dan takdir manusia; dan
c. Manusia wajib berterima kasih dan berkhidmat kepada Maha Pencipta (Tuhan
Yang Maha Esa), atas anugerah dan amanat yang dipercayakan kepada
(kepribadian). Manusia terikat dengan hukum alam dan hukum moral !.
(Perhatikan Makalah halaman 5-6)
7.
8.
37
Makalah Pancasila |
BlogBintang.com
38
9.
Ajaran HAM berdasarkan Teori Hukum Alam (Natural Law Theory) dapat dikaji dalam
buku: Sistem Filsafat Pancasila sebagai Ideologi Nasional Terjabar dalam UUD
Proklamasi 45 (Amanat Pembudayaan dan Tantangannya), yang diterbitkan sebagai
bagian dari Program Pembudayaan Nilai Pancasila (PNP) di Jawa Timur; terutama
halaman 2430! Juga tersirat dalam beberapa skema terlampir (dalam Makalah ini).
10.
11.
38
Makalah Pancasila |
BlogBintang.com
39
39