PENDAHULUAN
interaksi bisnis, baik produk maupun jasa. Kaitannya dengan pelanggan biasanya
pelanggan tidak percaya pada produk ataupun jasa yang ditawarkan, transaksi pun
juga berkembang dengan pesat. Perdagangan bebas ASEAN Free Tread Area
(AFTA) di tahun 2003 dan Asian Pacific Economic Cooperation (APEC) mulai
menjadikan persaingan promosi yang lebih tinggi, karena banyaknya jenis produk
yang ditawarkan. Hal ini pun membuat pelanggan lebih selektif dalam memilih
1
2
permintaan terhadap konsumsi produk bakery. Produk bakery saat ini bukan
mulai bisa menggeser nasi sebagai sumber karbohidrat utama. Simple and instant
food, mungkin itu sebutannya karena bisa langsung dikonsumsi serta tidak susah
dianggap lebih praktis bagi pola hidup masyarakat perkotaan yang cenderung
lalu. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS), menunjukkan bahwa total produksi
roti di Indonesia cukup mengalami kenaikan yang signifikan. Pada Tabel 1.1
Tabel 1.1
1
http://iirc.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41002/2/Bab%201%202010ehe.pdf
3
Dilihat dari tabel tersebut, tingkat konsumsi roti akan terus naik setiap
tahunnya, dan dalam lima tahun terakhir jumlah toko roti kelas atas juga
besar di seluruh Indonesia. Banyak perusahaan yang terjun dalam industri bakery,
baik dari dalam negeri, maupun perusahaan bakery asing. Industri roti di
Tajamnya persaingan yang terjadi ini, terlihat pada pengusaha bakery baik
yang berskala kecil, menengah, maupun besar. Pada saat ini, ada sekitar 120.000
Rp. 270.000.000, berdasarkan nilai tukar pada tanggal 6 April 2013, yaitu 1C$ =
Gambar 1.1
_________________
2
http://www.ats.agr.gc.ca/ase/4769-eng.htm
4
industri kecil atau industri rumahan. Namun selain itu, pada saat ini terlihat
yang lebih tinggi di kota-kota besar. Gerai roti modern ini menghasilkan produk
roti tertentu seperti donat (American Donut, Big Apple Donuts and Coffee,
Dunkin Donuts, Bread Life, Krispy Kreme, I Crave), toko kue dan roti asia
(Eaton, Bread Life, BreadLover, Roti Boy, Roti Story, Roti O), cupcakes (Soho),
kue-kue puff (Beard Papa, Chewy),dan croissant (Oh Lala, Deli Perancis). Di luar
itu masih banyak merek lokal seperti Jesslyn K Cakes, Magic Oven, dan lain-lain,
Istilah populer utuk gerai roti modern ini adalah boutique bakery, dimana
ciri khas toko roti butik adalah dapat dilihat dari produknya yang bervariasi dan
artistik, kemasan yang menarik, serta ruangan dilengkapi open kitchen yang
menyajikan roti panas (fresh from the oven).Keberadaan boutique bakery dengan
pelanggan akan mampu membedakan produk dan jasa yang satu dengan lainnya,
dari tersebarnya 5 (lima) gerai franchise J.CO Donuts & Coffee di pusat-pusat
Cihampelas Walk (CiWalk), Bandung Indah Plaza (BIP), Istana Plaza (IP),
Trans Studio Mall (TSM), Paris Van Java (PVJ), dan Festival Citylink Bandung.
Kehadiran J.CO Donuts & Coffee ini memberikan atmosfer yang berbeda dari
toko-toko roti yang pernah ada, toko ini memberikan peragaan langsung
langsung siap untuk dikonsumsi. Gaya interior dengan dapur terbuka ini membuat
pengunjung dan pembeli tahu bahwa produk yang dijual benar-benar baru. Tentu
saja, konsep dapur terbuka ini menjadi hal menarik karena banyak pengusaha
Disamping menarik dari indra penglihatan, atau dari sisi visual, pelanggan
juga dibuat tertarik dari indra penciuman dengan aroma donat yang mampu
menggugah selera. Cara penyajian dalam gerai ini tidak menggunakan display
case atau etalase seperti beberapa gerai bakery. Meskipun J.CO Donuts & Coffee
bukan merupakan perintis usaha donat di Indonesia, namun pada tahun 2005 J.Co
Donuts & Coffee mampu membangkitkan kembali minat donat yang membuka
Konsep pemasaran berbasis pengalaman pada J.CO Donuts & Coffee ini
melakukan konsep ini akan membuat merek tertanam lebih dalam di hati
pelanggan tidak lagi terbatas pada atribut fungsional produk, melainkan juga
sudah dikaitkan dengan ekuitas sebuah merek (brand equity) pada benak para
sebuah perusahaan yang ingin meningkatkan merek yang berada pada tahap
sebuah citra dan identitas untuk sebuah perusahaan, meningkatkan inovasi dan
Satu isu penting yang menjadi keprihatinan bagi J.Co Donuts & Coffee
dan juga industry bakery pada umumnya adalah marak nya isu tentang bahaya
junk food serta mulai meningkatnya kesadaran masyarakat akan penting nya
mengkonsumsi produk makanan yang lebih sehat dan bergizi. Isu ini banyak
disampaikan oleh berbagai media tentang bahaya junk food bagi kesehatan, salah
19 Mei 2014 " bahaya obesitas yang disebabkan oleh junk food secara global
semakin mengkhawatirkan." 3
______________________________
3
http://www.tempo.co/read/news/2014/05/22/060579568/PBB-Junk-Food-Sama-Bahayanya-dengan-Merokok
7
Isu tersebut di atas cepat atau lambat akan memberikan pengaruh yang
besar kepada para konsumen dalam menentukan pilihan makanan yang bergizi
dan menyehatkan. Kondisi ini akan jauh lebih berpengaruh terhadap masa depan
pengalaman dan ekuitas merekpada toko roti J.CO Donuts & Coffee telah sesuai
Bandung.
pembelian. Hal ini berkaitan dengan kepercayaan mereka terhadap suatu merek
atau produk. Konsumen tidak hanya terfokus pada atribut fungsional produk,
8
Hal tersebut yang coba diterapkan oleh J.CO Donuts & Coffee. Konsep
pada produk-produk mereka, terutama dengan gaya dapur terbuka yang diterapkan
J.CO Donuts & Coffee, merupakan salah satu upaya untuk memberitahu
konsumen bahwa roti yang dijual benar-benar fresh from the oven. Masalah yang
timbul adalah pemasaran berbasis pengalaman yang diterapkan oleb J.CO Donuts
halnya yang terjadi pada ekuitas merek. Meskipun J.CO Donuts & Coffee
dapur terbuka dengan gaya modern, pelanggan belum tentu merasakan merek
J.CO Donuts & Coffee cukup kuat untuk menciptakan kepercayaan pada diri
mereka.
pelanggannya pada J.CO Donuts & Coffee yang terletak di Cihampelas Walk
Bandung.
9
dicapai adalah:
Coffee.
2. Mengkaji ekuitas merek J.CO Donuts & Coffee yang dirasakan oleh
Walk Bandung.
10
kepercayaan pelanggan
kuesioner penelitian yang akan diberikan secara acak dan umum pada berbagai
kalangan mulai anak remaja sampai orang dewasa baik laki-laki maupun
11
perempuan. Lokasi penelitian dilakukan pada J.Co Donuts and coffee Cihampelas