BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.1.1 Fenomena di Industri Kreatif
Industri kreatif merupakan suatu proses dengan menggunakan kreativitas, ide,
maupun gagasan untuk membuat atau memproduksi suatu benda maupun karya yang
bermanfaat. Saat ini diperlukan kreativitas yang cemerlang karena persaingan antar
industri semakin ketat. Dengan adanya kreativitas industri memiliki nilai lebih yang
membuatnya berbeda dengan industri lainnya.
Industri kreatif adalah sebuah industri yang mengandalkan suatu keterampilan,
talenta, dan kreativitas yang berpotensi dalam meningkatkan kesejahteraan hidup
(Simatupang, 2007). Industri kreatif adalah industri yang berasal dari pemanfaatan
kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta
lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan memberdayakan daya kreasi dan daya
cipta individu tersebut (Kementrian Perdagangan Republik Indonesia, 2007). Industri
kreatif adalah industri yang memiliki ciri keunggulan dalam sisi kreativitas untuk
menghasilkan dan menciptakan beragam desain kreatif, yang melekat pada suatu
produk barang atau jasa yang telah dihasilkan (Howkins, 2001). Sehingga industri
kreatif membutuhkan kreativitas dan unsur digital dalam memproduksi atau membuat
suatu produk atau barang.
1.1.2 Kondisi bisnis terkini, peluang/ informasi produk
Industri makanan dan minuman (mamin) di Indonesia mangalami peningkatan
pada tahun 2015 sampai dengan 2019 dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 8.16%.
Pada masa pandemi di tahun 2020, pertumbuhan dalam industri mamin mengalami
penurunan namun masih menunjukan tingkat pertumbuhan yang positif sebesar 1.58%
dibandingkan dengan industri lain. Industri ini memiliki peran yang sangat penting
dalam hal ekspor, pada tahun 2020 nilai ekspor industri mamin mencapai USD 31.17
miliar. Pada tahun 2021 industri mamin Indonesia menunjukkan pertumbuhan sebesar
2.54%. Kemudian pada tahun 2022 triwulan pertama industri mamin Indonesia
tumbuh sebesar 3.75% yang menjadikan angka pertumbuhan ini lebih tinggi
dibandingkan pada tahun 2020 (Kartasasmita, 2021) Oleh sebab itu industri mamin
menunjukan peluang yang besar untuk para bisnis berkecimpung. Terutama terdapat
peningkatan dan pertumbuhan setelah terjadinya pandemi Covid-19. Memang industri
mamin mudah untuk dimasuki sehingga membuat industri ini memiliki banyak
1
2
pesaing. Namun dengan memberikan value lebih dan target market yang tepat sasaran
dapat membuat sebuah brand berkembang pada industri ini.
pengerjaan dan membentuk pola pikir alur bisnis. Urutan pengerjaan BMC dimulai
dari Customer Segment, Value Propositions, Channels, Customer Relationship,
Revenue Streams, Key Resources, Key Activities, Key Partnership, dan terakhir Cost
Structure. Business Model Canvas dikerjakan dengan berfokus kepada penyampaian
value kepada konsumen, kemudian kepada inti dari kegiatan bisnis.
opsi yang paling terjangkau. Beberapa channel yang dimiliki dapat memberikan
promosi yang menarik dan membantu untuk menarik konsumen.
Customer Relationship, SweetZee berkomunikasi dan menjalin relasi dengan
konsumen melalui konten-konten sosial media yang dibuat pada platform instagram
serta melakukan kontak secara langsung melalui whatsapp dan line agar terjalin relasi
yang lebih erat kepada konsumen. Hal ini perlu dilakukan karena SweetZee ingin
memberikan service yang terbaik kepada para konsumennya. Revenue Streams, Dalam
menjalankan bisnisnya, SweetZee memiliki sumber keuntungan dari hasil laba
penjualan, laba pengiriman produk, dan penghasilan digital melalui sosial media yaitu
instagram dan tiktok. Pendapatan tersebut menjadi sumber utama untuk SweetZee
mengembangkan bisnisnya. Key Resources, SweetZee memiliki key resources yang
sangat penting yaitu chef, resep produk, brand image, dan tempat produksi. Tentunya
SweetZee memerlukan tenaga ahli seperti seorang chef untuk membantu
mengembangkan resep produk yang diturunkan dari keluarga sesuai dengan trend
terbaru. Tempat produksi dengan kelengkapan peralatan dan perlengkapan yang
mendukung juga menjadi salah satu resources SweetZee karena menjadi sumber
utama untuk membuat produknya.
Key Activities, aktifitas yang dilakukan selama ini adalah menjual produk
seperti banoffee pie dan bread pudding. Lalu SweetZee juga membangun brand
identity dan brand awareness agar brand SweetZee semakin kuat dan dikenal oleh
masyarakat luas. Key Partners, terdapat beberapa partner yang membantu SweetZee
dalam melakukan kegiatannya yaitu, partner konsinyasi yang membantu dalam
pendistribusian produk SweetZee menjadi lebih luas lagi, supplier bahan kue yang
menyediakan bahan-bahan kebutuhan untuk melakukan produksi, supplier packaging
yang menyediakan packaging yang dibutuhkan SweetZee, supplier buah-buahan
terutama pisang untuk bahan dasar banoffee pie, chef sebagai penasehat dan memberi
masukan untuk menu-menu SweetZee, serta GoFood dan Grab Food untuk
menjangkau konsumen lebih luas lagi. Cost Structure, SweetZee memiliki
pengeluaran biaya yang utama adalah untuk membeli bahan-bahan kue, keperluan
packaging, promosi pemasaran, dan biaya untuk operasional produksi. Pengeluaran
biaya tersebut adalah pengeluaran utama SweetZee dalam menjalankan dan
mengembangkan bisnisnya. Promosi pemasaran memerlukan biaya seperti dalam
pembuatan konten, memberikan promosi seperti potongan harga atau harga spesial di
10
momen-momen tertentu. Hal ini berguna untuk meningkatkan awareness dari pasar
dan juga sebagai bentuk service terhadap konsumen yang setia.
1.5 Ringkasan Perencanaan Bisnis (Business Plan)
1.5.1 Ringkasan Rencana Pemasaran
Rencana pemasaran adalah proses manajemen yang mengarah pada
perencanaan pemasaran (Prawiro, 2018). Pada awal pengembangan bisnis akan sulit
bersaing dengan kompetitor. Namun SweetZee akan berkembang dengan berbagai
inovasi dan mampu menarik perhatian para konsumen dengan keunikan produk yang
ditawarkan dan rasa yang enak. Target market SweetZee yaitu wanita dan pria berumur
18 tahun sampai dengan 54 tahun yang gemar mengkonsumsi makanan manis namun
sehat. SweetZee berencana untuk berjualan di Provinsi Jawa Barat, tepatnya di Kota
Bandung.
SweetZee menawarkan makanan dessert yang dibuat secara homemade dan
menggunakan bahan-bahan yang berkualitas dan terjamin. Bisnis ini ingin
memberikan suatu makanan dessert yang sehat dan terjamin mutunya. Sehingga orang
tidak perlu khawatir dengan kebersihan dan kandungan dari dessert SweetZee. Dessert
SweetZee juga tidak menggunakan bahan pengawet agar orang-orang dapat menikmati
produknya secara fresh. Yang membedakan SweetZee dengan kompetitor adalah
SweetZee menawarkan beberapa pilihan varian topping sesuai selera konsumen, selain
itu juga produk yang ditawarkan belum banyak pesaingnya terutama di Kota Bandung.
Dalam melakukan rencana pemasaran, SweetZee menggunakan Segmenting,
Targeting, dan Positioning. Proses ini dilakukan untuk membantu bisnis dalam
membuat strategi bisnis.
Market segmentation/segmentasi pasar adalah proses pengelompokan pasar
keseluruhan yang heterogen menjadi kelompok-kelompok atau segmen-segmen yang
memiliki kesamaan dalam hal kebutuhan, keinginan, perilaku, dan/atau respon
terhadap program pemasaran spesifik (Tjiptono & Chandra, 2012). SweetZee
mengelompokan calon konsumen berdasarkan geographic, demographic,
psychographic, dan behavioral.
11
Dapat dilihat dari tabel 1.1 ini yang menunjukkan market segmentation bisnis
SweetZee. Geographic pasar yang dipilih adalah berdomisili di kota-kota besar seperti
Bandung, Jakarta, Surabaya, dan Jogjakarta. Demographic pasar yang dipilih adalah
memiliki usia 18 sampai dengan 54 tahun dan berstatus ekonomi menengah sampai
dengan atas. Psychographic pasar yang dipilih adalah tertarik dengan dessert,
menyukai makanan manis, memilih makanan yang enak namun memiliki kandungan
yang sehat, dan menyukai camilan. Behavioral pasar yang dipilih adalah menyukai
jalan-jalan, menyukai hal baru, mendukung produk lokal, dan senang mencoba
makanan baru dan unik. Dengan segmentasi pasar yang sudah ditentukan, SweetZee
dapat dengan mudah menentukan target pasar.
Target Market adalah proses mengevaluasi dan memilih satu atau beberapa
segmen pasar yang dinilai paling menarik untuk dilayani dengan program pemasaran
spesifik perusahaan (Tjiptono & Chandra, 2012). Target pasar dibutuhkan SweetZee
untuk mempermudah kegiatan pemasaran yang akan dilakukan. Target pasar dari
SweetZee adalah sebagai berikut:
12
Dapat dilihat dari tabel 1.2 yang menunjukkan target pasar bisnis SweetZee.
Bisnis ini menargetkan kelompok usia 18 sampai dengan 54 tahun, memiliki status
ekonomi menengah, berdomisili di Kota Bandung, tertarik dengan dessert, memilih
makanan yang enak namun memiliki kandungan yang sehat, senang mencoba
makanan baru dan unik, serta mendukung produk lokal. SweetZee memilih target
pasar tersebut karena sesuai dengan produk yang ditawarkan dan menurut SweetZee
pasar tersebut memiliki peluang yang baik untuk diperkenalkan produk dari SweetZee.
Brand Positioning adalah cara produk, merek, atau organisasi perusahaan
dipersepsikan secara relatif dibandingkan dengan produk, merek, dan organisasi
pesaing oleh pelanggan saat ini maupun oleh calon pelanggan (Tjiptono & Chandra,
2012). SweetZee melakukan penjualan produk dessertnya di Kota Bandung, Jawa
Barat. Kota tersebut menjadi salah satu destinasi wisata kuliner Warga Indonesia untuk
mencicipi berbagai jenis makanan. Dalam bidang makanan dessert, SweetZee
memiliki beberapa pesaing yang menjual produk serupa dengan harga dan kualitas
rasa yang berbeda. Brand Positioning SweetZee dapat dilihat pada gambar 1.6 yang
membandingkan posisi SweetZee dengan brand pesaing pada indusri yang sama.
13
berkontribusi untuk mencapai tujuan perusahaan. Ini menguraikan tugas dan tanggung
jawab harian setiap karyawan dan manajer (Anggi, 2022)
Kegiatan operasional produksi yang dilakukan oleh SweetZee dilakukan secara
Home Industry dan dilaksanakan oleh seluruh anggota bisnis. Hal ini dilakukan karena
penulis masih mengembangkan rasa dari produk dengan menjaga orisinalitas resep
turun temurun keluarga. Sehingga diperlukan Standar Operasional Prosedur (SOP)
sebagai pedoman penulis dalam melakukan produksi dan untuk meningkatkan
efisiensi waktu pembuatan. SOP untuk kegiatan produksi harus memperhatikan hal
lain seperti kapan produk akan sampai ke tangan konsumen, karena penulis ingin
produk yang dijual memiliki kualitas yang terbaik. Sehingga dalam SOP tersebut
diawali dari pembelian dan persiapan bahan baku buah-buahan sebelum pelaksanaan
produksi. Kemudian pada saat hari pembuatan produk, setiap anggota memiliki
tanggung jawab dan tugas sesuai dengan keahlian masing-masing. Dari hasil
penerapan SOP ini juga penulis telah mencatat waktu pengerjaan yang semakin
efisien. SOP untuk kegiatan produksi SweetZee akan selalu dikembangkan dari waktu
ke waktu, hingga tercapai efisiensi waktu dan tenaga kerja.
Kegiatan operasional dalam melaksanakan event seperti bazaar perlu
dipersiapkan oleh SweetZee untuk mempersiapkan produk yang akan dipasarkan,
pelaksanaan penjualan, dan pemasaran yang akan dilaksanakan. Selain itu, SweetZee
perlu menentukan target penjualan dan mempersiapkan promosi untuk meningkatkan
penjualan dan brand awareness. SOP dalam pelaksanaan event diperlukan oleh
SweetZee untuk memastikan event dapat berjalan dengan lancar. SOP pelaksanaan
kegiatan meliputi prosedur dalam melaksanakan penjualan, penyimpanan barang,
pengaturan sistem pembayaran, hingga menyajikan produk tester untuk keperluan
pemasaran.
Dalam memenuhi kebutuhan penjualan yang dilakukan secara Pre-Order, saat
ini SweetZee melaksanakan kegiatan operasional produksi dua kali setiap bulannya.
SweetZee harus dapat memenuhi jumlah sesuai dengan pesanan yang diterima. Dalam
setiap kegiatan produksi yang dilakukan, SweetZee selalu berusaha untuk dapat
memunculkan insiatif baru dalam prosedur pengerjaan untuk membantu meningkatkan
efisiensi dan hasil yang didapatkan. SweetZee berencana untuk terus meningkatkan
kegiatan produksi menjadi seminggu sekali bersamaan dengan peningkatan penjualan
yang akan dilaksanakan.
15