Gambar 2.3
Model Perilaku Pembelian Konsumen
Sumber: Kotler dan Keller. 2016:187
tentang merek mana yang akan mereka beli (Kotler dan Amstrong.
2014:177), dapat juga didefinisikan sebagai pemilihan suatu tindakan dari
dua atau lebih pilihan alternative (Schiffman dan Kanuk. 2007:289). Terdapat
4 tahap dalam proses keputusan pembelian, diantaranya adalah problem
recognition, information search and evaluation, purchasing process dan post
purchase behavior (Khan. 2006:27). Tidak jauh berbeda dengan Khan, Kotler
dan Keller merumuskan 5 tahap proses keputusan pembelian, diantaranya
adalah :
a. Problem Recognition
Tahap pertama dimana konsumen menyadari bahwa ia memiliki suatu
masalah atau kebutuhan.
b. Information Search
Tahap kedua yaitu ketika konsumen ingin mencari informasi lebih banyak
dan mungkin hanya akan memperbesar perhatiannya terhadap satu jenis
barang ataupun melakukan pencarian informasi secara aktif.
c. Evaluation of Alternative
Tahap ketiga dimana konsumen menggunakan informasi yang mereka
dapatkan untuk mengevaluasi merek alternative dari berbagai pilihan
d. Purchase Decision
Tahap ke empat dari proses. Pada tahap evaluasi sebelumnya, konsumen
menentukan peringkat merek dan membentuk niat untuk membeli.
Mereka biasanya akan membeli merek favorit, akan tetapi terdapat dua
faktor yang menjadi pertimbangan yang bisan menghambat keputusan
pembelian merek favorit, yaitu pengaruh dari orang lain dan faktor
situasi yang tidak terduga.
e. Post-purchase Behaviour
Tahap terakhir dari proses dimana mengambil tindakan selanjutnya
setelah melakukan pembelian. Kepuasan terhadap pilihan dan apa yang
akan
ia
lakukan
terhadap
barang/jasa
tersebut,
apakah
ia
akan
Problem
Recogniti
on
Informatio
n Search
PostPurchase
Behavior
Evaluation
Purchase
of
Decision
AlternativeGambar 2.5
Kotler
dan
Keller
(2016:173)
berpendapat
Perilaku
konsumen
mengunjungi
sebuah
destinasi
berdasarkan
beberapa
tentang
hubungan
antara
karakteristik
destinasi
dan
mereka selama lebih dari dua puluh empat jam dan tidak lebih dari satu
tahun berturut-turut untuk bersantai , bisnis dan tujuan lain yang tidak
terkait dengan pelaksanaan kegiatan dan tidak dibayar dari
tempat yang
tempat
tersebut (Chen dan Gursoy. 2001). Niat untuk mendatangi kembali (re-visit)
tempat destinasi, membelikan kesan positif dan merekomendasikan sebuah
destinasi kepada orang lain, dan tetap mendatangi tempat tersebut
walaupun harga tiket naik merupakan model indicator dari loyalitas destinasi
(Liu et. al. 2013:120). Loyalitas muncul dari beberapa tahap:
1. Pilihan dari beberapa atribut merk (belief)