Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang

Kebudayaan yang berkembang di Indoneisa pada tahap awal diyakini berasal


dari India. Pengaruh itu diduga mulai masuk pada awal abad masehi. Apabila
kita membandingkan peninggalan sejarah yang ada di Indonesia akan
ditemukan

kemiripan

itu.

Sebelum

kenal

dengan

kebudayaan

India,

bangunan yang kita miliki masih sangat sederhana. Saat itu belum dikenal
arsitektur bangunan seperti candi atau keraton. Tata kota di pusat kerajaan
juga dipengaruhi kebudayaan hindu. Demikian pula dalam hal kebudayaan
yang lain seperti peribadatan dan kesastraan.
Candi Prambanan merupakan salah satu peninggalan agama hindu yang ada
di Jawa Tengah. Sedangkan Borobudur adalah merupakan candi peninggalan
agama budha. Agama hindu dan budha masuk di berbagai tempat di
Indonesia melalui berbagai jalur, antara lain pendidikan, perdagangan, dan
lain-lain. Agama budha berkembang lebih dahulu, bahkan untuk beberapa
waktu,

Indonesia

(sriwijaya)

pernah

menjad

pusat

pendidikan

dan

pengetahuan agama budha yang bertaraf internasional.


B.

Rumusan Masalah

1.

Bagaimana proses masuk dan berkembangnya pengaruh Hindu-Budha ke

Indonesia ?
2.

Daerah mana saja yang dipengaruhi dan tidak di pengaruhi unsur hindu-

buddha di Indonesia sampai abad XIV


3.

Kerajaan apa saja yang bercorak hindu-budha di Indonesia.

C.

Tujuan

1.

Untuk mengetahui proses masuk dan berkembangnya pengaruh Hindu-

Budha ke Indonesia.

2.

Untuk mengetahui kerajaan-kerajaan yang berorak hindu-budha di

Indonesia

BAB II
PEMBAHASAN
A.

Proses Masuk dan Berkembangnya Pengaruh Hindu-Budha ke Indonesia

Masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha dari
India ke Indonesia terjadi karena adanya hubungan antara bangsa Indonesia,
India,dan bangsa-bangsa lainnya di kawasan Asia Selatan ,Timur,dan
Tenggara.Hubungan

tersebut

terjadi

melalui

kegiatan

politik

dan

diplomasi,pelayaran dan perdagangan,pendidikan,dan kebudayaan. Melalui


lalu lintas tersebut,terjadi pertukaran barang,pengalaman,dan kebudayaan
Hindu dan Buddha.
Catatan awal abad masehi mengenai kedatangan orang-orang Hindu dan
Buddha dari India ke Indonesia tidak diketahui dengan pasti.Adapun
hubungan antara India,Cina,dan Indonesia berasal dari catatan orang Cina
pada abad ke-5M.
Menurut catatan tersebut,agama Buddha yang masuk ke Indonesia tidak
hanya berasal dari India,tetapi juga dari Cina.Sejak awal abad masehi,Cina
mulai mengembangkan kekuasaannya ke wilayah Asia Tenggara dan
membentuk kerajaan yang berkiblat ke Cina.Penjelajah Cina yang yang
paling awal menyambut

dan mengenal Jawa ialah Fa Hsien. Ia menetap

selama 12 tahun di India.Ketika dalam perjalanan pulang ke Cina,Ia Hsien


beserta rombongan yang berjumlah 100 orang,singgah di Jawa Mereka
singgah selama lima bulan sejak Desember 412 sampai Mei 413.
Hubungan pelayaran dan perdagangan antara Jawa, Sumatera, Kanton
(Cina), Sri Lanka, dan Kashmir (India) dicatat pula oleh Gunawwarma. Ia
adalah seorang pangeran dari kashimir yang pernah tinggal lama di Jawa
Pada 422,ia menyebarkan Buddhisme sebelum berlayar ke Cina.Catatan
singkat dari Gunawarmma ini menunjukkan bahwa pengaruh kebudayaan
India atau Cina bisa masuk melalui hubungan pelayaran dan perdagangan
antara Indonesia (Jawa) dan negeri-negeri di Asia Tenggara,Timur,dan
Selatan.

Van Leur dan Wolters berpendapat bahwa hubungan dagang antara India dan
Indonesia lebih dahulu berkembang dibandingkan hubungan perdagangan
antara Indonesia dan Cina. Bukti keterlibatan Indonesia dalam perdagangan
mancanegara banyak kita dapati dari sumber-sumber luar negeri dan dalam
negeri, seperti berikut.
1.

Berita dari Cina

Berita dari Cina yang memuat keterlibatan bangsa Indonesia dalam


perdagangan internasional, antara lain sebagai berikut :
a.

Catatan Dinasti Han, Dinasti Sung, Dinasti Yuan, dan Dinasti Ming,

menjelaskan bahwa sejak awal tahun masehi telah terjadi hubungan dagang
antara Cina dan Indonesia . Hubungan dagang itu terbukti dari banyaknya
barang-barang keramik (porselen) Cina yang ditemukan di Indonesia.
b.

Fa-Hien, seorang musafir yang singgah di To-lo-mo selama lima bulan

dalam perjalannya dari India ke Cina. Kemungkinan yang dimaksud dengan


Tolomo adalah Kerajaan Tarumanegara yang muncul di Jawa Barat pada
sekitar abad ke-5M.
c.

I-Tsing, seorang peziarah dan rahib Buddha. Dalam catatannya, ia

menuliskan kesan tentang Kerajaan Sriwijaya sebagai salah satu pusat


agama Buddha di asia pada abad ke-7 M.
2.

Berita dari India

Berita tertua terdapat dalam kitab Ramayana yang menyebutkan bahwa


Dewi Sinta diculik oleh Rahwana, Hanoman mencarinya sampai ke Javadwipa
(Jawa). Sumber lain berasal dari Piagam Nalanda yang menyebutkan bahwa
Kerajaan Sriwijaya memegang peran kunci untuk masuk ke wilayah
nusantara.
3.

Berita dari Arab

Para saudagar dan ahli-ahli geografi bangsa Arab menulis tentang Indonesia
sejak abad ke-6 M. mereka sering menyebut kerajaan bernama Zabag atau
Sribusa. Kemungkinan yang dimaksud dengan Zabag atau Sribusa inii adalah
Kerajaan Sriwijaya. Zabag atau Sribusa terkenal sebagai salah satu pusat
perdagangan dan negeri yang kaya akan emas.

Berdasarkan peranan bangsa Indonesia dalam penyebaran agama Hindu dan


Buddha maka terdapat dua sikap, yaitu bersikap pasif dan bersikap aktif.
F.D.K.Bosh menyebutnya sebagai hipotesa arus balik. Adapun penjelasannya
sebagai berikut.
1.

Bangsa Indonesia Bersikap Pasif

Pihak yang dianggap sebagai penyebar kebudayaan Hindu-Buddha ke


Indonesia adalah kaum Brahmana dari India. Alasannya pengaruh budaya
India yang berkembang di Indonesia memperlihatkan unsur-unsur brahmana.
Misalnya, prasasti dan agama Hindu. Prasasti tersebut ditulis dalam bahasa
Sanskerta dan dengan huruf Pallawa. Padahal bahasa dan tulisan itu hanya
dimengerti oleh kaum brahmana. Selain itu, pengaruh kebudayaan Hindu
tampak jelas pada perkembangan agama Hindu di Indonesia. Urusannya
keagamaan merupakan tanggung jawab kaum Brahmana.
2.

Bangsa Indonesia Bersikap Aktif

Pihak yang berperan sebagai penyebar kebudayaan Hindu-Buddha ke


Indonesia adalah para pedagang dan Brahmana Indonesia. Para pedagang
Indonesia pergi berdagang ke India dan melihat sendiri keadaan di tempat
itu. Mereka tertarik dengan keteraturan masyarakat dan keunggulan budaya
India. Terdorong untuk memajukan negrinya di Indonesia, maka para
pedagang

tersebut

mengundang

brahmana

ini

ke

Indonesia

untuk

memperkenalkan kebudayaan Hindu-Buddha.


Kedatangan para brahmana India ke Indonesia lama-kelamaan menimbulkan
kelompok masyarakat baru. Brahmana India pun membina para brahmana
Indonesia. Selanjutnya, para brahmana Indonesia pergi berziarah, para
Brahmana itu juga memperdalam ilmu pengetahuan mereka. Setelah dirasa
cukup maka mereka kembali ke Indonesia dan mulai menyebarkan sesuai
dengan kondisi bangsa
Indonesia. Dengan cara-cara seperti itu maka budaya Hindu-Buddha masuk
dan

diterima

oleh

bangsa

Indonesia.

Jadi,

hubungan

dagang

telah

menyebabkan terjadinya proses masuknya penganut Hindu-Buddha ke


Indonesia.

Beberapa

hipotesis

diatas

menunjukan

bahwa

masuknya

pengaruh Hindu-Buddha merupakan satu proses tersendiri yang terpisah,


namun tetap didukung oleh proses perdagangan. Untuk agama Buddha
diduga

adanya

misi

penyiar

agama

Buddha

yang

disebut

dengan

Dharmaduta, dan diperkirakan abad ke-2 masehi agama Buddha masuk ke


Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan adanya penemuan arca Buddha yang
terbuat dari perunggu di berbagai daerah di Indonesia, antara lain Sempaga
(Sulawesi Selatan), Jember (Jatim), Bukit Siguntang (Sumatra Selatan). Dilihat
ciri-cirinya, arca tersebut berasal dari langgam Amarawati (India Selatan) dari
abad ke-2 sampai dengan ke-5 masehi. Disamping itu juga ditemukan arca
perunggu berlanggam Gandhara (India Utara) di kota Bangun, Kutai (Kaltim).
Masuknya kebudayaan Hindu-Buddha tidak begitu saja diterima oleh bangsa
Indonesia, melainkan tetap mengalami seleksi. Hal itu disebabkan bangsa
Indonesia sendiri pada saat itu juga telah memiliki kebudayaan sendiri yang
juga telah berkembang.
Selain itu, ada beberapa penyebab unsur budaya Hindu-Buddha dapat
diterima masyarakat Indonesia, antara lain sebagai berikut.
1.

Masyarakat Indonesia memiliki dasar-dasar kebudayaan yang cukup

tinggi

sehingga

masuknya

budaya

asing

di

Indonesia

menambah

perbendaharaan dan saling mengisi dengan budaya Indonesia.


2.

Kecakapan khusus bangsa Indonesia disebut dengan local genius, yaitu

kecakapan suatu bangsa dalam menerima unsur-unsur kebudayaan asing


dan mengolah unsur-unsur tersebut sesuai dengan kepribadian bangsa
Indonesia.
3.

Masuknya kebudayaan Hindu-Buddha ke Indonesia menimbulkan

akulturasi kebudayaan dengan kebudayaan bangsa Indonesia. Adapun wujud


akulturasi itu , seperti berikut.
1.

Bahasa

Wujud

akulturasi

dalam

bidang

bahasa,

dapat

dilihat

dari

adanya

penggunaan bahasa Sanskerta yang dapat ditemukan sampai sekarang di


mana bahasa Sanskerta memperkaya perbendaharaan bahasa Indonesia.
Penggunaan bahasa Sanskerta pada awalnya banyak ditemukan pada

prasasti (batu tertulis) peninggalan kerajaan Hindu-Buddha (5-7M) contohnya


prasasti Yupa dari Kutai, prasasti peninggalan kerajaan Tarumanegara. Pada
perkembangan selanjutnya bahasa Sanskerta digantikan oleh bahasa Melayu
Kuno seperti yang ditemukan pada prasasti peninggalan Kerajaan Sriwijaya
(7-13M).
2.

Religi/Kepercayaan

Sistem kepercayaan yang berkembang di Indonesia sebelum agama HinduBuddha masuk ke Indonesia adalah kepercayaan yang berdasarkan pada
animisme dan dinamisme. Dengan masuknya agama Hindu-Buddha ke
Indonesia, masyarakat Indonesia mulai menganut atau mempercayai agama
agama tersebut. Agama Hindu dan Buddha yang berkembang di Indonesia
sudah mengalami perpaduan dengan kepercayaan animisme dan dinamisme,
atau dengan kata lain mengalami sinkritisme (bagian dari proses akulturasi
yang berarti perpaduan dua kepercayaan yang berbeda menjadi satu). Itu
sebabnya agama Hindu dan Buddha yang berkembang di Indonesia, berbeda
dengan

agama

Hindu

Buddha

yang

dianut

oleh

masyarakat

India.

Perbedaan-perbedaan tersebut dapat dilihat dalam upacara ritual yang


diadakan oleh umat Hindu atau Buddha yang ada di Indonesia. Contohnya,
upacara Nyepi yang dilaksanakan oleh umat Hindu Bali, ternyata upacara
tersebut tidak dilaksanakan oleh umat Hindu di India.
3.

Organisasi Sosial Kemasyarakatan

Wujud akulturasi dalam bidang organisasi sosial kemasyarakatan dapat


dilihat dalam organisasi politik, yaitu sistem pemerintahan yang berkembang
di Indonesia setelah masuknya pengaruh India. Dengan adanya pengaruh
kebudayaan India tersebut maka sIstem pemerintah yang berkembang di
Indonesia adalah bentuk kerajaan yang diperintah oleh seorang raja secara
turun-temurun.
Raja di Indonesia ada yang dipuja sebagai dewa atau dianggap keturunan
dewa keramat sehingga rakyat sangat memuja raja tersebut. Hal ini dapat
dibuktikan dengan adanya raja-raja yang memerintah singasari, seperti

kertanegara diwujudkan sebagai Bairawa, dan Raden Wijaya Raja Majapahit


diwujudkan sebagai Harihara (Dewa Syiwa dan Wisnu jadi satu).
Pemerintahan seorang raja di Indonesia ada yang bersifat mutlak dan turuntemurun seperti di India dan ada juga yang menerapkan prinsip musyawarah.
Prinsip musyawarah diterapkan terutama apabila raja tidak mempunyai
putra mahkota seperti yang terjadi di kerajaan majapahit, pada waktu
pengangkatan Wikramawardana. Wujud akulturasi disamping terlihat alam
sistem pemerintahan juga terlihat dalam sistem kemasyarakatan, yaitu
pembagian lapisan masyarakat berdasarkan sistem kasta.
Sistem kasta menurut kepercayaan hindu terdiri atas kasta Brahmana
(golongan pendeta), kasta Kesatria (golongan prajurit dan bangsawan), kasta
Waisya (golongan pedagang), dan kasta Sudra (golongan rakyat jelata).
Kasta-kasta tersebut juga berlaku atau dipercayai oleh umat Hindu Indonesia,
tetapi tidak sama persis dengan kasta-kasta yang ada di India. Hal itu
dikarenakan kasta India benar-benar diterapkan dalam seluruh aspek
kehidupan, sedangkan di Indonesia tidak demikian. Di Indonesia kasta hanya
diterapkan untuk upacara keagamaan.
4.

Sistem Pengetahuan

Wujud

akulturasi

dalam

bidang

pengetahuan,

salah

satunya,

yaitu

perhitunganwaktu berdasarkan kalender tahun Saka, yaitu tahun dalam


kepercayaan Hindu. Menurut perhitungan, satu tahun Saka sama dengan 365
hari dan perbedaan tahun Saka dan tahun Masehi adalah 78 tahun. Sebagai
contoh tahun Saka 654 maka tahun Msehinya 654 + 78 = 732 M.
Disamping adanya pengetahuan tentang kalender Saka, juga ditemukan
perhitungan

tahun

Saka

dengan

menggunakan

candrasangkala.

Candrasangkala adalah susunan kalimat atau gambar yang dapat dibaca


sebagai angka. Candrasangkala banyak ditemukan dalam prasasti yang
ditemukan di Pulau Jawa dan menggunakan kalimat bahasa Jawa. Salah satu
contohnya yaitu kalimat Sirna ilang kertaning bhumi apabila diartikan sirna =
0, ilang = 0, kertaning = 4, dan bhumi = 1 maka kalimat tersebut diartikan

dari belakang, yaitu sama dengan tahun 1400 Saka atau sama dengan 1478
M yang merupakan tahun runtuhnya Majapahit.
5.

Peralatan Hidup dan Teknologi

Salah satu wujud akulturasi dari peralatan hidup dan teknologi terlihat dalam
seni bangunan candi. Seni bangunan candi tersebut memang mengandung
unsur budaya India, tetapi keberadaan candi-candi di Indonesia tidak sama
dengan candi-candi yang ada di India karena candi di Indonesia hanya
mengambil unsur teknologi pembuatannya melalui dasar-dasar teoritis yang
tercantum dalam kitab Silpasastra, yaitu sebuah kitab pegangan yang
memuat berbagai petunjuk untuk melaksanakan pembuatan arca dan
bangunan.
Untuk itu, dilihat dari bentuk dasar maupun fungsi candi tersebut terdapat
perbedaan. Bentuk dasar bangunan candi di Indonesia punden berundakundak yang merupakan salah satu peninggalan kebudayaan Megalithikum
dan berfungsi sebagai tempat pemujaan. Adapun fungsi bangunan candi itu
sendiri di Indonesia sesuai dengan asal kata candi tersebut. Perkataan
candi berasal dari kata candika yang merupakan salah satu nama Dewi
Durga

atau

dewi

maut

sehingga

candi

merupakan

bangunan

untuk

memuliakan orang yang telah wafat, khususnya raja-raja dan orang-orang


terkemuka.
Disamping itu dalam bahasa Kawi, candi berasal dari kata cinandi artinya
yang dikuburkan. Untuk itu, yang dikuburkan di dalam candi bukanlah mayat
atau abu jenazah melainkan berbagai macam benda yang yang menyangkut
lambang jasmaniah raja yang disimpan dalam pripih.
Dengan demikian, fungsi candi Hindu di Indonesia adalah untuk pemujaan
terhadap roh nenek moyang atau dihubungkan dengan raja yang sudah
meninggal. Hal ini terlihat dari adanya lambang jasmaniah raja, sedangkan
fungsi candi di India adalah untuk tempat pemujaan terhadap dewa,
contohnya seperti candi-candi yang terdapat di kota Benares merupakan
tempat pemujaan terhadap Dewa Syiwa.

Untuk candi yang bercorak Buddha fungsinya sama dengan di India, yaitu
untuk memuja Dyani Bodhisatwa yang dianggap sebagai perwujudan dewa
Untuk candi Buddha di India hanya berbentuk stupa, sedangkan di Indonesia
stupa merupakan ciri khas atap candi-candi yang bersifat agama Buddha.
Dengan demikian, seni bangunan candi di Indonesia memiliki kekhasan
tersendiri karena Indonesia hanya mengambil intinya saja dari unsur budaya
India sebagai dasar ciptaannya dan hasilnya tetap sesuatu yang bercorak
Indonesia.
6.

Kesenian

Wujud akulturasi dalam bidang kesenian terlihat dalam bidang seni dari seni
rupa, seni sastra, dan seni pertunjukan. Dalam seni rupa contoh wujud
akulturasinya dapat dilihat dari relief dinding candi (gambar timbul), gambar
timbul

pada

candi

banyak

menggambarkan

suatu

kisah/cerita

yang

berhubungan dengan ajaran agama Hindu ataupun Buddha.


Gambar relief pada candi Borobudur ada yang menggambarkan Buddha
sedang digoda oleh mara yang menari-nari diiringi gendang. Relief ini
mengisahkan riwayat hidup sang Buddha seperti yang terdapat dalam kitab
Lalitawistara. Demikian pula halnya dengan candi-candi Hindu. Reliefreliefnya yang juga mengambil kisah yang terdapat dalam kepercayaan
Hindu seperti kisah Ramayana yang digambarkan melalui relief candi
Prambanan ataupun candi Panataran.
B.

Daerah yang dipengaruhi dan tidak di pengaruhi unsur hindu-buddha di

Indonesia sampai abad XIV


Masuknya unsur Hindu-Buddha ke Indonesia berlangsung dengan damai,
bertahap, dan berkelanjutan. Hampir semua wilayah Indonesia menerima
pengaruh Hindu dan Buddha, kecuali wilayah Nusa Tenggara, Maluku, dan
Papua.
1.

Wilayah yang dipengaruhi unsur-unsur Buddha di Indonesia

Bukti-bukti peninggalan yang dapat menjelaskan keberadaan pengaruh


Buddhisme di Indonesia adalah penemuan arca perunggu Buddha sempaga

(Sulawesi selatan). Dilihat dari bentuknya, arca ini mempunyai bentuk sama
dengan arca yang dibuat di Amarawati (India). Para ahli menduga arca
tersebut merupakan barang dagangan ataupun benda persembahan. Tidak
hanya di daerah Sempaga saja, beberapa tempat seperti di Besuki (Jawa
Timur) dan sumatra selatan juga adalah tempat penemuan patung Buddha.
2.

Wilayah yang dipengaruhi unsur-unsur Hindu di Indonesia

Kemunculan unsur Hindu di Indonesia diduga pada sekitar abad ke-5 masehi.
Tonggak waktu tesebut diambil dari penafsiran tujuh buah yupa peninggalan
kerajaan Kutai di Kalimantan timur dan tujuh buah prasasti dari kerajaan
Tarumanegara di Jawa Barat sekarang ini. Oleh karena Yupa dan Prasasti di
kedua kerajaan tersebut menggunakan huruf pallawa, maka diperkirakan
kebudayaan Hindu yang menyebar ke beberapa daerah di Indonesia pada
tahap permulaan berasal dari India Selatan. Agama dan kebudayaan Hindu di
Indonesia kemudian berkembang di kerajaan-kerajaan, seperti kerajaan
Holling, Mataram Hindu, Kanjuruhan, Kediri, Singasari, Majapahit,Sunda,dan
Bali.
3.

Wilayah yang tidak dipengaruhi unsur Buddha di Indonesia

Wilayah yang tidak dipengaruhi unsur budaya hindu-buddha, yaitu Maluku


dan sekitarnya, pulau-pulau di nusa tenggara, Maluku dan papua serta
sekitarnya. Kemungkinan tidak masuknya pengaruh tersebut karena wilayah
Indonesia bagian timur dianggap terlalu jauh untuk dijangkau, wilayahnya
sangat terpencil dan sarana transportasi tidak ada. Selain itu, kawasan
Indonesia amat luas dan terdiri atas ribuan pulau yang terhampar dari barat
sampai ke timur.
C.

Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia

Kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Budha merupakan salah satu bukti


adanya pengaruh kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia. Setiap kerajaan
dipimpin oleh seorang raja yang memiliki kekuasaan mutlak dan turuntemurun. Kerajaan-kerajaan itu antara lain :
1.

Kerajaan Kutai

Kerajaan Kutai dengan nama asli Kutai Martadipura merupakan kerajaan


hindu tertua di Indonesia, dengan aliran agama hindu-siwa. Letaknya di
Muara Kaman tepatnya pada hulu sungai Mahakam, Kalimantan Timur.
2.

Kerajaan Tarumanegara

Sumber mengenai kerajaan Tarumanegara berasal dari tujuh buah prasasti


yang berbahasa sansekerta dan huruf pallawa. Prasasti tersebut adalah
prasasti Ciaruteun, Kebun Kopi, Jambu, Tugu, Pasar Awi, Muara Cianten, dan
Lebak.
3.

Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan sriwijaya adalah salah satu kerajaan terbesar yang pernah

berjaya di Indonesia. Kerajaan ini mampu mengembangkan diri sebagai


negara maritim dengan menguasai lalu lintas pelayaran dan perdagangan
internasional. Keberadaan kerajaan ini diketahui melalui enam buah prasasti
yang menggunakan bahasa melayu kuno dan huruf pallawa, serta telah
menggunakan angka tahun saka. Prasasti tersebut adalah Kedukan Bukit,
Talang Tuo, Telaga Batu, Kota Kapur dan Karang Berahi.
4.

Mataram Kuno
Menurut Teori Van Bammalen, letak kerajaan ini berpindah-pindah, hal ini

disebabkan oleh 2 alasan, yaitu karena adanya bencana alam letusan


Gunung

Merapi,

dan

karena

adanya

peperangan

dalam

perebutan

kekuasaan. Awalnya, pada abad ke-8 kerajaan ini terletak di daerah Jawa
Tengah, kemudian setelah Gunung Merapi meletus pada abad ke-10, kerajaan
ini dipindahkan ke Jawa Timur oleh Mpu Sindok. Agama di kerajaan ini pun
terbagi menjadi 2, yaitu hindu pada Dinasti Sanjaya dan budha pada Dinasti
Syailendra. Kerajaan Mataram Kuno didirikan oleh Raja Sanna. Raja Sanna
kemudian digantikan oleh keponakannya, Raja Sanjaya.
5.

Kerajaan Singhasari
Keberadaan Kerajaan Singhasari

didasarkan

pada

kitab

Negarakertagama karangan Mpu Prapanca yang menjelaskan raja-raja yang


memerintah di Singasari serta kitab Pararaton yang juga menceritakan
keajaiban Ken Arok. Ken Arok semula sebagai akuwu (bupati) di Tumapel

menggantikan Tunggul Ametung yang dibunuhnya karena tertarik kepada


Ken Dedes isteri Tunggul Ametung.
6.

Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan Hindu terakhir dan terbesar di

Indonesia. Letaknya di Pulau Jawa. Pendirinya adalah Raden Wijaya yang


sempat melarikan diri ke Madura bersama istrinya saat terjadi Peristiwa
Mahapralaya. Kerajaan Majapahit, awalnya hanyalah sebuah desa kecil
bernama Desa Tarik yang merupakan pemberian Raja Jayakatwang dari
Kediri. Raden Wijaya telah dimaafkan dan dipercaya tidak bersalah atas
kesalahan generasi atasnya.

BAB III
PENUTUP
A.

Kesimpulan

Masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha dari
India ke Indonesia terjadi karena adanya hubungan antara bangsa Indonesia,
India,dan bangsa-bangsa lainnya di kawasan Asia Selatan ,Timur,dan
Tenggara.Hubungan tersebut tidak hanya terjadi melalui perdagangan tetapi
juga terjadi melalui kegiatan politik dan diplomasi,pelayaran,pendidikan,dan
kebudayaan.Melalui

lalu

lintas

tersebut,terjadi

pertukaran

barang,pengalaman,dan kebudayaan Hindu dan Buddha.


Pendapat mengenai proses masuk dan berkembangnya kebudayaan HinduBudha di Indonesia, yaitu hipotesis Waisya, Hipotesis Ksatria, Hipotesis
Brahmana dan teori Arus Balik. Masuk dan berkembangnya agama dan
kebudayaan Hindu-Budha membawa pengaruh besar di berbagai bidang.
Kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Budha merupakan salah satu bukti
adanya pengaruh kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia. Setiap kerajaan
dipimpin oleh seorang raja yang memiliki kekuasaan mutlak dan turuntemurun. Kerajaan-kerajaan itu antara lain : Kerajaan Kutai, Kerajaan
Tarumanegara, Kerajaan Sriwijaya, Mataram Kuno, Kerajaan Singhasari,
Kerajaan

Majapahit.

Masuknya

kebudayaan

India

ke

Indonesia

telah

membawa pengaruh terhadap perkembangan kebudayaaan di Indonesia.


Namun kebudayaan asli Indonesia tidak begitu luntur. Kebudayaan yang
datang dari India mengalami proses penyesuaian dengan kebudayaan, maka
terjadilah proses akulturasi kebudayaan.
B.

Saran

Kebudayaan yang berkembang di Indoneisa pada tahap awal diyakini berasal


dari India. Pengaruh itu diduga mulai masuk pada awal abad masehi. Apabila
kita membandingkan peninggalan sejarah yang ada di Indonesia akan
ditemukan

kemiripan

itu.

Sebelum

kenal

dengan

kebudayaan

India,

bangunan yang kita miliki masih sangat sederhana. Saat itu belum dikenal
arsitektur bangunan seperti candi atau keraton.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.co.id/?
gws_rd=ssl#q=sejarah+masuknya+agama+hindu+budha+di+indonesia
http://fauziatripurnama.blogspot.com/2013/03/makalah-kronologi-masukdan.html
http://reeseppcerdas.blogspot.com/2014/02/makalah-sejarah-perkembanganhindu_23.html

Anda mungkin juga menyukai