Menurut beberapa ahli :DHF (Dengue Haemoragic Fever) adalah penyakit yang
terdapat pada anak dan dewasadengan gejala utama demam, nyeri otot dan
sendi yang disertai leucopenia, dengan/tanparuam (rash) dan limfadenopati.
Trombositopenia ringan dan bintik-bintik perdarahan(petekie) spontan. (Noer
Sjaefullah, 2000 : 20)
Demam berdarah dengue adalah penyakit demam akut dengan ciri-ciri
demammanifestasi perdarahan dan bertendensi mengakibatkan renjatan yang
dapatmenyebabkan kematian. (Arief Mansjoer, 2000 : 428)Demam berdarah
dengue adalah penyakit demam akut yang disebabkan olehempat serotype virus
dengue dan ditandai dengan empat gejala klinis utama yaitu demamtinggi,
manifestasi
perdarahan,
hepatomegali,
dan
tandatanda
kegagalan
kebocoran
plasma
yang
dapat
menyebabkan
kematian.
(Soegeng
yang
termasuk
dalam
nyamuk
aedes
aegypti,
nyamuk
aedes
albopictus,
aedes
peningkatan
permeabilitas
dindingkapiler/vaskuler
sehingga
itu
juga
dapat
dijumpai
epstaksis
dan
perdarahan
gusi
sejak
sakitnya
akan
terjadinya
perdarahangastrointestinal
dan
syok.
sekali
atau
menaburkan
dalamnya.
b) Menutup rapat rapat tempat penampung air.
c) Menguburkan/menyingkirkan barang kaleng
bubuk
bekas
abate
yang
ke
dapat
pasien
Dengue
Haemoragic
Fever
(DHF)
bersifat
klinik pada hari 3-7 sakit ( Purnawan dkk, 2001 : 571). Indikasi rawat
tinggal pada dugaan infeksi virus dengue (UPF IKA, 2004 : 203) yaitu:
Panas 1-2 hari disertai dehidrasi (karena panas, muntah, masukan
kurang) atau kejangkejang.Panas 3-5 hari disertai nyeri perut,
pembesaran hati uji torniquet positif/negatif, kesakitan, Hbdan Ht/PCV
meningkat,
Panas
disertai
Sedangkan
penatalaksanaan
perdarahan,
Dengue
Panas
disertai
Haemoragic
renjatan.
Fever
(DHF)
50 ml/KgBB/24 jam, untuk anak dengan BB 41-50 kg
Obat-obatan lain : antibiotika apabila ada infeksi lain, antipiretik untuk anti
panas, darah 15 cc/kgBB/hari perdarahan hebat.
Dengan Renjatan ;
2.
Grade III
a.
Berikan infus Ringer Laktat 20 mL/KgBB/1 jam Apabila menunjukkan perbaikan
(tensi terukur lebih dari 80 mmHg dan naditeraba dengan frekuensi kurang dari
120/mnt dan akral hangat) lanjutkan denganRinger Laktat 10 mL/KgBB/1jam. Jika
nadi dan tensi stabil lanjutkan infustersebut dengan jumlah cairan dihitung
berdasarkan kebutuhan cairan dalamkurun waktu 24 jam dikurangi cairan yang
sudah masuk dibagi dengan sisa waktu( 24 jam dikurangi waktu yang dipakai
untuk mengatasi renjatan ). Perhitungankebutuhan cairan dalam 24 jam
diperhitungkan sebagai berikut :
75 mL/Kg BB/24 jam untuk anak dengan berat badan 26-30 Kg.
atau plasma ekspander (dextran L atau lainnya) sebanyak 10 Ml/Kg BB/ 1 jam.
Dandapat diulang maksimal 30 mg/Kg BB dalam kurun waktu 24 jam.
F.
Komplikasi
Adapun komplikasi dari
Dengue Haemoragic Fever
adalah
1.
PerdarahanPerdarahan pada
Dengue Haemoragic Fever
disebabkan
adanya
perubahanvaskuler,
penurunan
jumlah
trombosit
dan
disebabkanoleh
peningkatan
permeabilitas
vaskuler
sehingga
terjadi
hemokonsentrasi
danhipovolemi
yang
mengakibatkan
penurunan
perfusi
organ.
Dengue
Syock
Syndrome
juga
disertai
G.
Pengkajian FokusAsuhan Keperawatan Keluarga dengan Masalah Utama DHF
(Dengue Haemorragic Fever)
Pengkajian Asuhan Keperawatan Keluarga dengan DHF menurut Friedman.
1.
Identitas Data
a. Nama Kepala Keluarga : b. Usia :c. Pendidikan :d. Pekerjaan :e. Alamat :f.
Komposisi keluargaJumlah keluarga yang banyak
(extended family)
, status social ekonomi menurundan tingkat pendidikan dan pengetahuan rendah
menyebabkan keluarga tidak mampumenjalankan 5 fungsi keluarga di bidang
kesehatan (5 tahap) terhadap penderita DHF dikeluarga.g. Tipe keluargaBiasanya
tipe keluarga besar yang ekonominya rendah, lebih berpengaruhterhadap status
kesehatan terutama DHF.\
h. Suku bangsa
Asal suku, identifikasi budaya suku yang terkait dengan masalah kesehatan.i.
AgamaAgama yang dianut serta kepercayaan yang dapat berpengaruh pada
persepsikeluarga dalam pengobatan atau perawatan pada penderita DHF. j.
Status sosial ekonomi keluargaPendidikan yang rendah, didukung pendapatan
yang rendah pula kan berpengaruh pada keluarga dalam mengenal masalah DHF
dalam pengambilan keputusan, dankeluarga tidak mampu untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan gizi pada penderita DHF serta biaya
pengobatannya.k. Latar Belakang Budaya
1)
Kebiasaan fasilitas KesehatanKeluarga mempunyai kebiasaan jika ada anggota
keluarga yang sakit, sumber
TradisionalKeluarga
misalnya
untuk
biasanya
mengurangi
hanya
demam,
memberikan
keluarga
pengobatn
menganjurkan
penderita untuk istirahat dan jikamasih demam hanya dibelikan obat di warung.l.
Aktivitas di waktu senggangKebiasaan aktivitas yang mempengaruhi penderita
DHF yaitu aktivitas yang banyak apalagi di tempat yang kotor. Penderita DHF
harus mengurangi aktivitas, istirahatdan harus bayak minum air putih secara
teratur.
2.
Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
a.
Tahap perkembangan keluarga saat iniAnggota keluarga yang tertua akan
berpengaruh pada keluarga, dalam pengambilan keputusan untuk mengatasi
masalah.
b.
Tahap
perkembangan
perkembangan
keluarga
keluarga
yang
yang
belum
belum
terpenuhi
terpenuhiDalam
misalnya
tahap
dalammasalah
pendukung
keluargaBiasanya
yang
membantu
keluarga
saat
dalam mengambil keputusan sehingga tidak berakibat buruk, misal akibat atau
komplikasi dari DHF
(Dengue Haemorragic Fever
).
d.
Strategi koping yang digunakanKeluarga yang menggunakan mekanisme koping
yang tidak adaptif terkait denganmasalah kesehatan yang muncul, misal tidak
segera
membawa
anggota
keluargayang
sakit
ke
pelayanan
kesehatan
mengeluh
badannya
panas
(peningkatan
suhu
tubuh)
sakit
apa
saja
yang
pernah
diderita.
Pada
DHF,
anak
biasanya
anak
mempunyai
kekebalan
yang
baik,
maka
kemumgkinan
akan menurun.Apabila kondisi ini berlanjut dan tidak disertai pemenuhan nutrisi
yang mencukupi, makaanak dapat mengalami penurunan berat badan sehingga
status gizinya menjadi kurang.
12.
Kondisi lingkungan
Sering terjadi pada daerah yang padat penduduknya dan lingkumgan yang
kurang bersih (seperti yang mengenang dan gantungan baju yang di kamar).
13.
Pola kebiasaan
a)
Nutrisi dan metabolism Nutrisi dan metabolisme: frekuensi, jenis, pantangan,
nafsu makan berkurang, dannafsu makan menurun.
b)
Eliminasi
BABEliminasi
BAB:
kadang-kadang
anak
mengalami
diare
atau
c)
Kepala : Bentuk mesochepal
d)
Mata : simetris, konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik, mata anemis
e)
Telinga : simetris, bersih tidak ada serumen, tidak ada gangguan pendengaran
f)
Hidung : ada perdarahan hidung / epsitaksis
g)
Mulut : mukosa mulut kering, bibir kering, dehidrasi, ada perdarahan pada
ronggamulut, terjadi perdarahan gusi.
h)
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kekakuan leher tidak ada,
nyeritelan
i)
DadaInspeksi : simetris, ada penggunaan otot bantu pernafasanAuskultasi : tidak
ada bunyi tambahanPerkusi : Sonor Palpasi : taktil fremitus normal
j)
AbdomenInspeksi
bentuk
cembung,
pembesaran
hati
Pada mulut didapatkan bahwa mukosa mulut kering, terjadi perdarahan gusi,
dannyeri telan. Sementara tenggorokan mengalami hyperemia pharing dan
terjadi perdarahan telingga (grade II, III, IV ).
b)
DadaBentuk simetris dan kadang-kadang sesak. Pada fhoto thorax terdapat
adanyacairan yang tertimbun pada paru sebelah kanan, (efusi pleura), rales,
ronchi, yang biasanya terdapat pada grade III dan IV.
c)
AbdomenMengalami nyeri tekan, pembesaran hati (hepatomegali) dan asites.
Ekstremitas :akral dingin, serta terjadi nyeri otot, sendi, serta tulang.
16.
Diagnosa Keperawatan Keluarga
1.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada An. L dikeluarga Tn.
Adengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat An. L yang mengalami DHF(
Dengue Haemorragic Fever
).
2.
Kurangnya
volume
cairan
denganketidakmampuan
tubuh
keluarga
pada
dalam
An.
mengenal
dikeluarga
masalah
An.
Tn.
L
yang
mengalami DHF(
Dengue Haemorragic Fever
).
3.
Kurangnya
pengetahuan
pada
An.
dikeluarga
Tn.
dengan
b)
Rencana tindakan
1)
Pencegahan primer
Memberikan informasi tentang kebutuhan nutrisi.
Meyakinkan
diet
yang
dimakan
mengandung
tinggi
serat
untuk
mencegahkontipasi.
Mengkaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan.
Menurunkan
kebutuhan
metabolisme
untuk
mencegah
penurunan
kalori
untuk
sediakan
lingkunganmenyenangkan
makanan
karena
dalam
lingkungan
yang
ventilasi
yang
menyenangkan
baik,
akan
secara
rasional
tentang
pengelolaan
terapi
atau
yangdianjurkan.
Ajarkan tentang makanan yang boleh dan tidak boleh dimakan.
3)
Pencegahan tersier
Kaji ulang pengetahuan keluarga tentang proses penyakit.
Rujuk kepelayanan kesehatan bila kondisi pasien semakin memburuk.
perawatan