Disusun oleh
1.
2.
3.
4.
Asyhuri
Diyah Setiyorini
Francisca Ari Setyarini
Rina Fajar Widyastuti
1. Latar Belakang
Gagal jantung menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama pada
beberapa negara industri maju dan negara berkembang seperti Indonesia.
Sindroma gagal jantung ini merupakan masalah yang penting pada usia lanjut,
dikarenakan prevalensi yang tinggi dengan prognosis yang buruk. Prevalensi
gagal jantung kongestif akan meningkat seiring dengan meningkatnya
populasi usia lanjut, karena populasi usia lanjut dunia bertambah dengan
cepat dibanding penduduk dunia seluruhnya, malahan relatif bertambah besar
pada Negara berkembang termasuk Indonesia. Penyakit jantung dewasa ini
merupakan penyebab paling utama keadaan sakit dan kematian bangsa
berindustri maju. Di Amerika Serikat, penyakit jantung menujukkan angka
kematian dua kali lipat dari pada kanker (penyebab kematian kedua paling
sering), yang merupakan kira- kira 37% sebab kematian. Kira-kira 88% di
sebabkan karena penyakit jantung iskemia (ICHD) yang juga merupakan
penyakit jantung koroner (CHD). Dari data tersebut di dapat tanda-tanda
terang dengan jumlah kematian sebagai akibat penyakit jantung yang
dilaporkan berkurang dalam hampir dua decade terakhir ini, yang
kenyataannya sebagian besar disebabkan penurunan angka kematian.
Kematian sebagai akibat penyakit jantung biasanya disebabkan karena
gangguan irama jantung atau kelemahan pemompaan progresif. Sering yang
satu menyebabkan penyakit jantung yang lain.
Semua penyakit jantung dapat disertai berbagai macam aritmi seperti
fibrilasi atrium, ekstrasistol atau takikardi hidup penderita. Gangguan irama
jantung terjadi bila jalur konduksi normal dihambat oleh nekrosis, radang,
dan fibrosis maupun bila kesalahan metabolism lokal menimbulkan fokus
iritasi listrik. Meskipun aritmia terjadi secara dramatik, sukar untuk
diidentifikasi lesi patologi yang khas. Selain itu semua penyakit jantung
utama, bila dalam keadaan parah dapat berpengaruh pada kapasitas fungsi
pemompa. Melalui litasan apa pun sindrom klinik yang dikenal sebagai
kegagalan jantung kogestif (CHF), dapat menimbulkan dan mendominasi
gambaran klinik. Karena akibat akhir ini semua bentuk penyakit jantung
utama ini berupa sidrom kompleks dengan variasi dampak maka CHF dibahas
secara terinci sebelum memasuki bahasan penyakit. Gagal jantung adalah
sindrom klinik dengan abnormalitas dari struktur atau fungsi jantung sehingga
mengakibatkan ketidakmampuan jantung untuk memompa darah ke jaringan
dalam memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh. Ciri penting dari definisi ini
adalah gagal didefinisikan relatif terhadap kebutuhan metabolik tubuh dan
penekanan arti kata gagal ditujukan pada fungsi pompa jantung secara
keseluruhan. Diagnosis dini dan identifikasi etiologi dari pasien gagal jantung
kongestif sangat diperlukan karena banyak kondisi yang menyerupai
sindroma gagal jantung ini pada usia dewasa maupun usia lanjut.
2. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep medis dari gagal jantung kongestif berupa:
Definisi Etiologi Manifestasi Klinis Patofisiologi Pemeriksaan Penunjang
Komplikasi Penatalaksanaan dan Penanganan
2. Untuk mengetahui konsep keperawatan dari gagal jantung kongestif
berupa: Pengkajian Diagnosa keperawatan Intervensi dan Rasional
Implementasi Evaluasi
3. Manfaat
Kita dapat mengetahui konsep medis gagal jantung kongestif berupa :
Definisi Etiologi Manifestasi Klinis Patofisiologi Pemeriksaan Penunjang
Komplikasi Penatalaksanaan dan Penanganan serta cara memberikan asuhan
keperawatan pada pasien dengan gagal jantung.
BAB II
TINJAUAN TEORI
GAGAL JANTUNG (HEART FAILURE)
A. Pengertian.
miokardium
dan
kardiomiopati.
tekanan
dinding
peningkatan
tunutan
pembuluh
oksigen
darah
dan
akibat
dilatasi
pembesaran
jantung
Jantung menggunakan
mekanisme kompensasi
untuk mempertahankan
kardiak output
Peningkatan beban kerja
jantung oleh karena
peningkatan SVR
Jantung bekerja lebih keras
dengan meningkatkan HR
Memperpendek waktu
pengisian ventrikel dan
arteri koronaria
Menimbulkan injury dan
iskemi pada miokard
Menimbulkan injury dan
iskemi pada miokard
Menimbulkan kegagalan
mekanisme pemompaan
Kegaglan jantung dapat di nyatakan sebagai kegagalan sisi kiri atau sisi
kanan jantung. Kegagalan pada salah satu sisi jantung dapat berlanjut dengan
kegagalan pada sisi yang lain dan manifestasi klinis yang sering menampakan
kegagalan pemompaan total. Manifestasi klinis dari gagal jantung kanan adalah:
edema, distensi vena, asites, penambahan berat badan, nokturia, anoreksia,
peningkatan tekanan atrium kanan, peningkatan tekanan vena perifer.
Manifestasi klinis dari gagal jantung sisi kiri adalah: dispnea on effort, orthopnea,
sianosis, batuuk, dahak berdarah, lemah, peningkatan tekanan pulmonari kapiler,
peningkatan tekanan atrium kiri.
D. Pemeriksaan Diagnostik
1. ECG menunjukan: adanya S-T elevasi yang merupakan tanda dri iskemi,
gelombang T inversi atau hilang yang merupakan tanda dari injuri, dan
gelombang Q yang mencerminkan adanya nekrosis.
2. Enzym dan isoenzym pada jantung: CPK-MB meningkat dalam 4-12 jam,
dan mencapai puncak pada 24 jam. Peningkatan SGOT dalam 6-12 jam
dan mencapai puncak pada 36 jam.
3. Elektrolit: ketidakseimbangan yang memungkinkan terjadinya penurunan
konduksi jantung dan kontraktilitas jantung seperti hipo atau hiperkalemia.
4. Whole blood cell: leukositosis mungkin timbul pada keesokan hari setelah
serangan.
5. Analisa gas darah: Menunjukan terjadinya hipoksia atau proses penyakit
paru yang kronis atau akut.
6. Kolesterol atau trigliseid: mungkin mengalami peningkatan yang
mengakibatkan terjadinya arteriosklerosis.
7. Chest X ray: mungkin normal atau adanya cardiomegali, CHF, atau
aneurisma ventrikuler.
8. Echocardiogram: Mungkin harus di lakukan guna menggambarkan fungsi
atau kapasitas masing-masing ruang pada jantung.
9. Exercise stress test:
2)
3)
4)
5)
serta
mencegah
kekambuhan
Hygiene perseorangan
Dispnea atau nyeri dada atau dada berdebar-debar pada saat melakukan
aktivitas.
g. Neoru sensori
Nyeri kepala yang hebat, Changes mentation.
h. Kenyamanan
Timbulnya nyeri dada yang tiba-tiba yang tidak hilang dengan
beristirahat atau dengan nitrogliserin.Lokasi nyeri dada bagian depan
substerbnal yang mungkin menyebar sampai ke lengan, rahang dan
wajah. Karakteristik nyeri dapat di katakan sebagai rasa nyeri yang
sangat yang pernah di alami. Sebagai akibat nyeri tersebut mungkin di
dapatkan wajah yang menyeringai, perubahan pustur tubuh, menangis,
penurunan kontak mata, perubahan irama jantung, ECG, tekanan darah,
respirasi dan warna kulit serta tingkat kesadaran.
i.
Respirasi
Dispnea dengan atau tanpa aktivitas, batuk produktif, riwayat perokok
dengan penyakit pernafasan kronis. Pada pemeriksaan mungkin di
dapatkan peningkatan respirasi, pucat atau cyanosis, suara nafas crakcles
atau wheezes atau juga vesikuler. Sputum jernih atau juga merah muda/
pink tinged.
j.
Interaksi sosial
Stress, kesulitan dalam beradaptasi dengan stresor, emosi yang tak
terkontrol.
k. Pengetahuan
Riwayat di dalam keluarga ada yang menderita penyakit jantung,
2.
3.
4.
5.
6.
7.
BAB III
PENUTUP
Dari hasil pembelajaran penulis selama melaksanakan penyusunan makalah ini,
penulis dapat menarik kesimpulan dan saran yang diharapkan memberi manfaat
dalam pembelajaran sebagai berikut :
A. Kesimpulan
Gagal jantung kongestif adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa
darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan
terhadap oksigen dan nutrien. (Diane C. Baughman dan Jo Ann C.
Hockley, 2000). Gagal jantung kongestif (CHF) adalah keadaan
patofisiologis berupa kelainan fungsi jantung, sehingga jantung tidak
mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
jaringan atau kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian volume
diastolik secara abnormal. Penamaan gagal jantung kongestif yang sering
digunakan kalau terjadi gagal jantung sisi kiri dan sisi kanan (Mansjoer,
2001). Jadi, gagal jantung kongestif (CHF) adalah keadaan patofisiologis
berupa kelainan fungsi jantung, sehingga jantung tidak mampu memompa
darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolism
jaringan. Gagal jantung ditangani dengan tindakan umum untuk
mengurangi beban kerja jantung dan manipulasi selektif terhadap ketiga
penentu utama dari fungsi miokardium, baik secara sendiri-sendiri maupun
gabungan dari : beban awal, kontraktilitas dan beban akhir. Pembatasan
aktivitas fisik yang ketat merupakan tindakan awal yang sederhan namun
sangat tepat dalam pennganan gagal jantung. Tetapi harus diperhatikan
jangan sampai memaksakan larangan yng tak perlu untuk menghindari
kelemahan otot-otot rangka.
B. Saran
Kami yakin dalam penyusunan makalah dan askep (asuhan keperawatan)
ini belum begitu sempurna karena kami dalam tahap belajar, maka dari itu
kami berharap bagi kawan-kawan semua bias memberi saran dan usul serta
DAFTAR PUSTAKA
Barbara C long. (1996). Perawatan Medical Bedah. Pajajaran Bandung.
Carpenito J.L. (1997). Nursing Diagnosis. J.B Lippincott. Philadelpia.
Carpenito J.L. (1998.). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8 EGC.
Jakarta.
Doengoes,
Marylin
E.
(2000).
Rencana
Asuhan
Dan
Dokumentasi