Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN

DOKUMENTASI DI RSUD KOTA SEMARANG

Oleh Kelompok 5 :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Erna Setiyani
Riandyta Karunia P.
Risca Ariyana
Rufaida Rosyida
Rafa Nissa Aulia B.
Alamanda Devi M.
Isna Marufiani D.
Anjas Kusumarani

(P1337431214036)
(P1337431214037)
(P1337431214038)
(P1337431214039)
(P1337431214040)
(P1337431214041)
(P1337431214042)
(P1337431214043)

POLITEKNIK KEMENKES KESEHATAN SEMARANG


PRODI DIV GIZI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dokumentasi pelayanan gizi merupakan mata kuliah yang membekali mahasiswa
dalam mencapai kompetensi mengelola pendokumentasian di pelayanan gizi di Rumah
Sakit. Dalam rangka mencapai kompetensi-kompetensi diatas, perlu dilaksanakan strategi
pembelajaran dengan metode praktek belajar lapangan.
Kegiatan praktek belajar lapangan dilaksanakan di Institusi Penyelenggaraan
makanan seperti Rumah Sakit, sehingga mahasiswa dapat membandingkan antara teori
dengan kenyataan di lapangan. Dengan menjalankan praktek belajar lapangan tersebut,
diharapkan dapat memberikan bekal pengalaman di bidang dokumentasi pelayanan gizi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan mampu menerapkan teori dokumentasi pelayanan gizi dalam
pengelolaan dokumentasi di Rumah Sakit.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang :
a. Definisi, tujuan, prinsip, dokumentasi pelayanan gizi
b. Teknik, model dan metode pendokumentasian di lahan praktek
c. Jenis-jenis pendokumentasian dalam pelayanan gizi
d. Sistem pengumpulan dan penelusuran data rekam medis yang terkait pelayanan
gizi
e. Akses dokumentasi gizi dengan menggunakan teknologi informasi
f. Interpretasi, desiminasi dan publikasi hasil pelayanan gizi
g. Standar proses yang harus terdokumentasi meliputi : kebijakan, pedoman,
prosedur, programdan bukti pendukung lainnya
h. Standar Operasional Prosedur ( SOP ) dan Instruksi Kerja ( IK )
i. Laporan bulanan, tahunan pelayanan gizi di Rumah Sakit
j. Pencatatan dan pelaporan terpadu di Rumah Sakit
C. Metodologi Penyusunan Laporan PBL
1. Waktu dan tempat pelaksanaan PBL
Waktu
: 08.00 WIB - Selesai
Hari
: Jumat
Tanggal : 25 November 2016
Tempat
: RSUD Kota Semarang

Jalan Fatmawati No 1, Mangunharjo, Tembalang, Kota Semarang, Jawa


Tengah 50272
2. Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam praktek belajar lapangan di RSUD
Kota Semarang adalah observasi dan wawancara.

BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelayanan Gizi menurut PGRS 2013 adalah suatu upaya memperbaiki atau meningkatkan
status gizi masyarakat, kelompok, individu atau klien yang merupakan suatu rangkaian kegiatan
yang meliputi pengumpulan, pengolahan, analisis, simpulan, anjuran, implementasi dan evaluasi
gizi, makanan dan dietetic dalam rangka mencapai status kesehatan optimal dalam kondisi sehat
atau sakit. Dokumentasi pelayanan gizi adalah laporan baik komunikasi secara lisan, tertulis
maupun melalui komputer untuk menyampaikan informasi kepada orang lain. Merupakan
informasi tertulis tentang status dan perkembangan kondisi klien serta semua kegiatan pelayanan
gizi yang dilakukan oleh tenaga gizi baik di asuhan gizi rawat jalan, asuhan gizi rawat inap dan
penyenggaraan makanan.
Tujuan pendokumentasian pelayanan gizi yaitu untuk menunjang tercapainya tertib
administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan khususnya pelayanan gizi.
Tertib administrasi disini merupakan faktor yang menentukan dalam upaya pelayanan kesehatan
dalam pendokumentasian pelayanan gizi.
Adapun kegunaan dokumentasi pelayanan gizi secara umum :
1) Sebagai alat komunikasi antara dokter dan tenaga ahli lainnya yang tidak ikut
ambil bagian didalam memberikan pelayanan, pengobatan, perawatan kebidanan.
2) Sebagai dasar untuk merencanakan
3) Pengobatan/perawatan yang harus diberikan kepada pasien
4) Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan, perkembangan penyakit dan
pengobatan selama pasien berkunjung/ dirawat di klinik maupun RS
5) Sebagai bahan yang berguna untuk analisa penelitian dan evaluasi terhadap
kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien.
6) Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, klinik/RS maupun nakes lainnya dan
dokter
7) Menyediakan data-data khusus yang sangat berguna untuk keperluan penelitian
dan pendidikan
8) Sebagai sumber didalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan medis pasien.
9) Menjadi sumber ingatan yang harus

Prinsip pendokumentasian pelayanan gizi :


1) Valid
Pendokumentasian akan mengarahkan pengguna kepada hasil yang diharapkan
2) Reproducible
Jika menggunakan bukti yang sama, maka kelompok paduan lain akan tiba pada
hasil yang sama
3) Cost-effective
Mengurangi penggunaan sumber daya yang tidak tepat
4) Representative/ multidisciplimary
Melibatkan kelompok kunci dan keperluan mereka
5) Clear
Menggunakan bahasa yang jelas, tidak ambigu, mudah dipahami oleh yang
menggunakan, baik staf, klinik maupun pasien
6) Reviewable
Tanggal mulai ditetapkan, dan juga tanggal kapan paduan ditinjau ulang kembali
harus dicantumkan
7) Auditable
Panduan harus dapat diterjemahkan
Pendokumentasian pelayanangizi di RSUD Kota Semarang dilakukan dengan cara
manual dan aplikasi IT. Pendokumentasian dengan manual RSUD Kota Semarang menggunakan
formulir yang sudah ditetapkan oleh ahli gizi rumah sakit. Pada awalnya pendokumentasian gizi
dilakukan secara keseluruhana oleh perawat namun sekarang perawat hanya melakukan skrining
pada pasien saat awal masuk rumah sakit. Pendokumentasian manual terdiri beberapa formulir
yang dibutuhkan untuk setiap bagian. Pendokumentasian dengan aplikasi IT menggunakan
aplikasi yang dibuat teruntuk RSUD Kota Semarang yaitu aplikasi Medifirst2000, dalam
pendokumentasian pelayanan gizi dengan aplikasi terdiri dari pendokumetasian macam diit
pasien rawat inap dan data konseling gizi yang telah dilakukan.

Pendokumentasian pelayanan gizi terdiri dari formulir :


1.
2.
3.
4.

Assesmen kebutuhan dan perencanaan pendidikan pasien dan keluarga


Assemen awal pasien rawat inap
Lembar Catatan Edukasi Terintergrasi pasien rawat inap
Assesmen awal pasien rawat inap obstetri

Ahli gizi berkolaborasi dengan rekam medis melakukan dokumentasi yang berkaitan
dengan gizi seperti memasukan seluruh data pasien rawat inap kedalam aplikasi sehingga
memudahkan dalam pencarian data yang dibutuhkan ahli gizi.
Sistem pengumpulan dan penelusuran data rekam medis
Pelayanan gizi dimulai pada saat pasien mendaftar kebagian rekam medis. Data rekam
medis akan diupload kedalam aplikasi medistfirst 2000 kebagian gizi untuk penambahan data
pemesanan makanan. Bagian gizi, melakukan penyelenggaraan makanan sesuai dengan data
pasien yang telah diupload oleh rekam medis. Jika pasien datang siang hari, penyelenggaraan
makanan dimulai pada makan malam. Setelah dilakukan penyelenggaraan makan pertama kali,
bagian gizi akan melakukan kunjungan pasien untuk assessmen masalah gizi. Jika tejadi
perubahan diet atau bentuk makanan, maka bagian gizi akan merubah menu makanan pasien
sesuai dengan dietnya pada esok hari.
Sistem dokumentasi pelayanan gizi rawat inap, rawat jalan dan rujukan.
Pendokumentasian pasien dimulai sejak pendaftaran pada bagian rekam medis. Untuk
pasien gizi rawat inap, pelayanan gizi dimulai dari pemberian makan pada awal jam makan
setelah pasien masuk. Pemberian makanan diet serta bentuk makanan biasa, selanjutnya
dilakukan pengunjungan gizi untuk asuhan gizi, jikalau terjadi perubahan diet atau bentuk
makanan, data yang sebelumnya menu biasa digantikan sesuai dengan diet. Pelayanan gizi pada
rawat jalan juga berupa konseling untuk pasien penderita kurang dari 4 komplikasi penyakit,
untuk yang lebih dari 4 dilakukan oleh dokter. Pemberian edukasi juga termasuk kedalam
pelayanan gizi, dan yang terakhir monitoring dan evaluasi gizi. Semua kegiatan pelayanan gzi
ditulis pada saat setelah perlakuan asuhan gizi. Penulisan data diform yang telah tersedia pada
bagian instalasi keperawatan ruangan.
Sedangkan untuk pasien rawat jalan, pendokumntasian dimulai pada saat pasien
mendaftar dibagian rekam medis, dan dilanjutkan pelayanan yang dilakukan pada saat pasien
berkunjung ke rumah sakit yang akan berakhir pada saat pasien pulang ke rumah telah sehat, atau
beganti menjadi rawat inap. Untuk pelayanan gizi berupa konseling, dilakukan karena rujukan
atau pasien datang dengan kemauannya sendiri.

Pendokumentasian pada pelayanan gizi untuk pasien rujukan dilakukan pada saat pasien
datang melakukan konseling dari rujukan dokter atau bidang kesehatan lainnya. Biasanya, hasil
rujukan tidak akan kembali, namun langsung diserahkan pada pihak rekam medis.
Akses dokumentasi dengan menggunakan teknologi informasi
Bagian isntalasi gizi untuk melakukan pendokumentasian menggunakan teknologi
informasi berupa aplikasi madistfirst 2000 untuk penyelenggaraan makanan, namun untuk
pelayanan asuhan gizi lainnya berupa konseling dan pelayanan asuhan rawat jalan, dilakukan
manual yaitu berupa penulisan form.
Interpretasi, desiminasi dan publikasi hasil pelayanan gizi
Hasil pelayanan gizi berupa data-data tertulis sudah terencana untuk pembuplikasian di
Rumah Sakit Umum Daerah Semarang.
Standar akreditas rumah sakiit yang terkait gizi
Akreditasi merupakan menjadi patokan tingkatan majunya rumah sakit dalam pelayanan
maupun sarana dan prasarana. Akreditasi rumah sakit yang dilakukan pada tahun 2000 an
berfokus pada pendokumentasian pada masing-masing bagian instalasi. Pada saat itu, kelulusan
akreditasi juga dilakukan per instalasi, untuk instalasi yang belum lulus, harus melakukan
akreditasi sendiri. Namun, akhir-akhir belakangan ini, akreditasi dilakukan menyeluruh dan
bersangkut pautan dengan berbagai instalasi yang ada di rumah sakit. Jikalau instalasi ada yang
tidak memenuhi standar, maka rumah sakit tidak akan lulus. Oleh karena itu, instalasi penunjang
seperti gizi, juga sangat berpengaruh terhadap akreditasi rumah sakit. Standar akreditasi rumah
sakit yang terkait gizi yakni, sarana prasarana, kepegawaian, hygine sanitasi, ketepatan diet
maupun waktu penyelenggaraan makanan, serta SSOP. Tahun kemaren, Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Semarang telah melakukan akreditasi, yang penilaiannya bukan berupa
pemeriksaan arsip-arsip yang terkait, namun kepegawaian yang menerapkan pelayanan sudah
atau tidak sesuai dengan SOP.
Standar input, proses dan output dari sitem pelayanan gizi yang merupakan bagian dari
akreditasi Rumah Sakit. Penyelenggaraan kegiatan pelayanan gizi dibagi menjadi 4 kegiatan
pokok yaitu :

1) Pengolahan dan distribusi makanan


2) Pelayanan gizi diruang rawat inap
3) Penyuluhan / konsultasi dan rujukan gizi
4) Penelitian pengembangan dan gizi terapan
Pada rumah sakit RSUD semarang sudah termasuk KARS (Komite Akreditasi Rumah
Sakit). Standar Input proses output semuanya teragkum dalam SIMR (Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit ). Sistem SIMR ini merupakan sistem kompeterisasi yang memproses
dan menginttergasikan seluruh arus proses bisnis layanan kesehatan dalam bentuk jaringan
koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi untuk mendukung kinerja dan memperoleh
informasi secara cepat. Pada Rumah sakiT RSUD Menggunakan Sistem CARS dengan aplikasi
softwere MEDIFIRST 2000, pada Sistem Pencatatan informasi untuk berhubungan atau bertukar
informasi dengan petugas kesehatan yang lain biasannya akan terdpat lembar kerja terintegrasi
jadi terjadi percakapan non verbal melalui tulisan tangan ini digunakan untuk monitoring dan
evaluasi. Untuk Pelayanan gizi diruang rawat inap semua informasi dapat diakses melalui
medifirst 2000, semua tenaga kesehatan dapat mengaksesnya sehingga terlihat diagnosa, diet,
sehingga bagi ahli gizi untuk merekap bahan makanan yang ada dapat digunakan untuk
pemesanan bahan makanan dan memudahkan bagi pihak boga untuk pasien A dapat ditentukan
diet DM .

L. Standar Operasional Prosedur ( SOP ) dan Instruksi Kerja ( IK )


Standar Operasional Prosedur adalah pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas
pekerjaan sesuai dengan fungsi dan atar penilaian kinerja instansi salah satunya yaitu di
Rumah Sakit. Semua kegiatan yang dilakukan berhubungan dengan kegiatan gizi
dikerjakan berdasarkan SOP yang telah ditetapkan. Penyusunan SOP berdasarkan

kebiasaan yang dilakukan sehingga cara kerja dan aturan yang ada bisa sesuai. SOP yang
diterapkan di RSUD Semarang meliputi :
1. SOP perencanaan anggaran belanja
a. 447.02.00.2015 perencanaan kebutuhan bahan makanan
b. 837.02.00.2015 pembelian bahan makanan
2. SOP perencanaan menu
3. SOP penerimaan bahan makanan
a. 459.02.00.2015 penerimaan bahan makanan
b. 840.02.00.2015 penerimaan bahan makanan basah
4. SOP penyimpanan bahan makanan
a. 829.02.00.2015 pengambilan bahan makanan kering
b. 856.02.00.2015 penyimpanan bahan makanan basah
c. 460.02.00.2015 penyimpanan bahan makanan basah
d. 452.02.00.2015 penyimpanan bahan makanan matang
e. 834.02.00.2015 monitoring suhu penyimpanan bahan makanan basah
f. 833.02.00.2015 monitoring suhu dan kelembaban ruang penyimpanan bahan
makanan kering
5. SOP pengolahan bahan makanan
a. 836.02.00.2015 pemakaian talenan
6. SOP pemorsian
a. 838.02.00.2015 pemorsian makanan pasien di instalasi gizi
7. SOP Pendistribusian bahan makanan
a. 854.02.00.2015 penyaluran bahan makanan basah
b. 832.02.00.2015 distribusi makan pasien
c. 463.02.00.2015 pengawasan mutu makanan
8. SOP penarikan alat makan pasien
a. 841 pengambilan alat makan kotor pasien
9. SOP pencucian alat makan pasien
10. SOP penentuan diit pasien
a. 830.02.00.2015 pemberian diet cair/sonde
b. 831.02.00.2015 diet untuk pasien yang tidak dapat mengkonsumsi makanan
rumah sakit
c. 457.02.00.2015 penyusunan formula

11. SOP pembersihan ruang dapur


12. SOP asuhan gizi klinik rawat inap
a. 432.02.00.2015 pemberian edukasi pembuatan cairan/ sonde dan makanan
untuk pasien rawat inap

b. 867.02.00.2015 perubahan diit pasien rawat inap


c. 451.02.00.2015 penyiapan sample makanan dan minuman pasien rawat inap
untuk pemeriksaan mikrobiologi
13. SOP asuhan gizi klinik rawat jalan
14. SOP penelitian
a. 470.02.00.2015 penilaian kepuasan pasien rawat inap terhadap pelayanan
gizi
b. 472.02.00.2015 pengumpulan data angka sisa makanan yang tidak termakan
oleh pasien
c. 473.02.00.2015 pengumpulan data angka ketepatan waktu penyajian
makanan pasien

Analisa Standar Operasional prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)

PEMBERIAN EDUKASI PEMBUATAN CAIRAN/ SONDE


DAN MAKANAN UNTUK PASIEN RAWAT INAP

RSUD KOTA
SEMARANG

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN

No. Dokumen
432.02.00.2015

Tanggal Terbit

No. Revisi
00

Halaman
1/2

Ditetapkan :
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Semarang

02 Juli 2015
Dr. SUSI HERAWATI, M. Kes
NIP. 19641006 199003 2 006
Proses kegiatan pemberian edukasi tentang pembuatan cairan/ sonde
dan makanan untuk pasien jika sudah berada di rumah
Acuan penerapan langkah-langkah dalam pemberian edukasi
pembuatan cairan/sonde dan makanan untuk pasien rawat inap
Keputusan Direktur tentang Kebijakan Pelayanan Gizi Rumah Sakit

PROSEDUR

Umum Daerah Kota Semarang


1. Ahli gizi melakukan hand hygiene sesuai prosedur sebelum
ke kamar pasien
2. Ahli gizi mengucapkan salam dan melakukan identifikasi
pasien sesuai prosedur
3. Ahli gizi memperkenalkan diri kepada pasien dan keluarga
4. Ahli gizi menjelaskan maksud kedatangannya kepada pasien
dan keluarga
5. Ahli gizi menjelaskan bahan makanan dan beratnya untuk
pembuatan cairan/ sonde dan makanan di rumah kepada
pasien dan keluarga
6. Ahli gizi menjelaskan cara membuat cairan/ sonde dan
makanan kepada pasien dan keluarga
7. Ahli gizi menjelaskan takaran minum cairan/sonde dan
makanan dalam sehari kepada pasien dan keluarga
8. Setelah selesai, ahli gizi memberi pertanyaan kepada pasien
dan keluarga untuk mendapat umpan balik dari penjelasan
yang telah dijelaskan sebelumnya.

PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN MAKANAN


No. Dokumen
447.02.00.2015

No. Revisi
00

Halaman
1/1

RSUD KOTA
SEMARANG
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN
TUJUAN

Tanggal Terbit

Ditetapkan :
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Semarang

02 Juli 2015
Dr. SUSI HERAWATI, M. Kes
NIP. 19641006 199003 2 006
Perencanaan kebutuhan bahan makanan adalah kegiatan untuk
menetapkan jumlah, macam ataujenis dan kualitas bahan makanan
yang dibutuhkan untuk kurun waktu tertentu.
Acuan langkah-langkah dalam menetapkan kebutuhan bahan
makanan sesuai dengan menu yang telah direncanakan dan jumlah

KEBIJAKAN
PROSEDUR

UNIT TERKAIT

konsumen yang ada


Keputusan Direktur No. 227 Tahun 2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Gizi di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang
1. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk
menentukan kebutuhan bahan makanan
2. Perhitungan dilakukan terhadap semua bahan makanan satu
persatu
3. Perhitungan kebutuhan bahan makanan perhari dengan cara
menghitung jumlah konsumen yang baik yang mendapat
makanan biasa maupun diet khusus dalam satu hari
4. Mengalikan antara (jumlah pasien x standart porsi bahan
makanan yang dibutuhkan) pada menu 1 hari ditambah
penyusutan bahan makanan
5. Diperoleh hasil kebutuhan bahan makanan dan ditulis dibuku
perencanaan
6. Mengetik permintaan dan diserahkan ke bagian logistik
Bagian ULP RS

PEMAKAIAN TALENAN
No. Dokumen
836.02.00.2015

No. Revisi
00

Halaman
1/1

RSUD KOTA
SEMARANG
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN
TUJUAN

Tanggal Terbit

Ditetapkan :
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Semarang

18 Mei 2015
Dr. SUSI HERAWATI, M. Kes
NIP. 19641006 199003 2 006
Pemakaian talenan adalah proses kegiatan memakai talenan sesuai
dengan fungsinya
1. Pemakaian talenan sesuai dengan kegunaannya pisau dipakai
sesuai dengan warna pisau

KEBIJAKAN

UNIT TERKAIT

2. Talenan dipakai sesuai dengan warna talenan


Keputusan Direktur No. 227 Tahun 2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Gizi di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang
A. Persiapan
1. Talenan coklat
2. Talenan merah
3. Talenan hijau
4. Talenan biru
5. Talenan kuning
6. Talenan putih
B. Pelaksanaan
1. Pakai talenan sesuai dengan fungsinya
2. Talenan coklat untuk daging dan ayam matang
3. Talenan merah untuk daging
4. Talenan hijau untuk ikan
5. Talenan kuning untuk ayam
6. Talenan putih untuk roti
C. Hal-hal yang perlu diperhatikan
1. Cuci talenan setelah dipakai
1. Unit Persiapan
2. Unit Pengolahan

PEMBELIAN BAHAN MAKANAN


No. Dokumen
837.02.00.2015

No. Revisi
00

Halaman
1/1

RSUD KOTA
SEMARANG
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN
TUJUAN

Tanggal Terbit

Ditetapkan :
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Semarang

18 Mei 2015
Dr. SUSI HERAWATI, M. Kes
NIP. 19641006 199003 2 006
Pembelian bahan makanan adalah proses kegiatan pembelian
makanan yang dilaksanakan oleh unit pengadaan Instalasi Gizi
RSUD Kota Semarang
1. Tersedianya bahan makanan untuk memenuhi kebutuhan

KEBIJAKAN

UNIT TERKAIT

sesuai yang direncanakan


2. Pembelian bahan makanan dilaksanakan oleh unit pengadaan
Instalasi Gizi RSUD Kota Semarang
Keputusan Direktur No. 227 Tahun 2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Gizi di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang
A. Persiapan
1. Rencana Anggaran
2. Kartu Stock Bahan Makanan
3. Form pemasanan bahan makanan
4. Siklus Menu
B. Pelaksanaan
1. Buat daftar pesanan bahan makanan
2. Ajukan daftar pesanan kepada ULP (Unit Layanan
Pengadaan)
3. Serahkan surat pesanan kepada rekanan
4. Rekanan mengirim barang sesuai pesanan
C. Hal-hal yang perlu diperhatikan
1. Jumlah dan frekuensi pembelian dengan pasien yang
dilayani
1. Unit pengadaan
2. Unit penerimaan

PENERIMAAN BAHAN MAKANAN


No. Dokumen
459.02.00.2015

No. Revisi
00

Halaman
1/2

RSUD KOTA
SEMARANG
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN

Tanggal Terbit

Ditetapkan :
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Semarang

2 Juli 2015
Dr. SUSI HERAWATI, M. Kes
NIP. 19641006 199003 2 006
Penerimaan bahan makanan adalah suatu kegiatan menerima dan
memeriksa serta mencatat bahan makanan baik secara kualitas dan
kuantitas sesuai dengan pesanan dan spesifikasi yang telah
ditetapkan

TUJUAN
KEBIJAKAN

UNIT TERKAIT

Acuan penerapan langkah-langkah penerimaan bahan makanan


Surat Keputusan Direktur No. 227 Tahun 2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Gizi di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang
1. Persiapan di Ruang/Tempat Penerimaan
1.1.
Petugas logistic gizi menyiapkan peralatan yang akan
dipakai untuk menerima bahan makanan
1.2.
Tenaga yang bertanggungjawab menerima bahan
makanan dari petugas pemeriksa barang RS dan petugas
logistik gizi
2. Proses Penerimaan
2.1.
Suplier/ Leveransir datang menyerahkan bahan
makanan sesuai dengan waktu yang ditentukan
2.2.
Petugas pemeriksa barang RS dan petugas logistik
gizi menerima, menyeleksi dan mencatat bahan makanan
yang diterima sesuai dengan permintaan baik kualitas
maupun kuantitas bahan makanan.
2.3.
Petugas logistik gizi membawa bahan makanan ke
bagian gizi untuk dilakukan persiapan selanjutnya
2.4.
Petugas logistik gizi membuat pelaporan tentang
bahan makanan yang diterima pada hari itu
3. Ketentuan lain :
3.1.
Bahan makanan datang paling lambat pukul 08.00
09.00 WIB
3.2.
Bahan makanan yang tidak sesuai dengan spesifikasi
bahan makanan tidak diterima dan dikembalikan ke
rekanan
Bagian Pemeriksaan Barang
PENERIMAAN BAHAN MAKANAN BASAH
No. Dokumen
840.02.00.2015

No. Revisi
00

Halaman
1/1

RSUD KOTA
SEMARANG
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN

Tanggal Terbit

Ditetapkan :
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Semarang

18 Mei 2015
Dr. SUSI HERAWATI, M. Kes
NIP. 19641006 199003 2 006
Penerimaan bahan makanan basah adalah proses kegiatan menerima,
meneliti, mencatat, memutuskan dan melaporkan tentang macam dan
jumlah bahan makanan basah yang dikirim darirekanan sesuai

TUJUAN

KEBIJAKAN

UNIT TERKAIT

dengan spesifikasi dan waktu yang ditetapkan


1. Diterimanya bahan makanan basah sesuai dengan daftar
pesanan, waktu dan yang ditetapkan
2. Penerimaan bahan makanan basah dilakukan oleh prtugas
penerimaan
Surat Keputusan Direktur No. 227 Tahun 2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Gizi di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang
A. Persiapan
a. Form pemesanan bahan makanan basah
b. Daftar spesifikasi bahan makanan basah
c. Timbangan
B. Pelaksanaan
1. Cocokkan pemesanan dengan bahan makanan basah yang
datang
2. Timbang bahan makanan basah yang datang
3. Cocokkan bahan makanan yang sudah ditimbang dengan
spesifikasi bahan makanan basah
4. Check list utnuk bahan makanan yang sudah sesuai
5. Bubuhkan tanda tangan di kolom penerima
C. Hal-hal yang perlu diperhatikan
1. Kembalikan bahan makanan basah yang tidak sesuai
dengan pemesanan dan spesifikasi
1. Unit Perencanaan
2. Unit Pengadaan
3. Unit Penerimaan

PENYALURAN BAHAN MAKANAN BASAH


No. Dokumen
854.02.00.2015

No. Revisi
00

Halaman
1/1

RSUD KOTA
SEMARANG
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN

Tanggal Terbit

Ditetapkan :
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Semarang

18 Mei 2015
Dr. SUSI HERAWATI, M. Kes
NIP. 19641006 199003 2 006
Penyaluran bahan makanan basah adalah tata cara menyalurkan
bahan makanan basah berdasarkan permintaan dari unit pengolahan
makanan

TUJUAN

KEBIJAKAN

UNIT TERKAIT

1. Tersedianya bahan makanan siap pakai dengan jumlah dan


kualitas yang tepat sesuai permintaan dan waktu yang
diperlukan
2. Penyaluran bahan makanan basah dilakukan oleh Ahli Gizi.
Surat Keputusan Direktur No. 227 Tahun 2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Gizi di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang
A. Persiapan
1. Bahan makanan basah
2. Formulir rekapitusi diit pasien
3. Troly barang
4. Kartu stock
B. Pelaksanaan
1. Keluarkan bahan makanan basah dari gudang
penyimpanan bahan makanan basah sesuai jumlah yang
diminta
2. Salurkan ke unit pengolahan dengan troly barang
3. Isi kartu stok
C. Hal-hal yang perlu diperhatikan
1. Penyaluran bahan makanan basah menggunakan trolley
1. Unit Perencanaan
2. Unit Pengadaan
3. Unit Pengolahan

PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN BASAH


No. Dokumen
856.02.00.2015

No. Revisi
00

Halaman
1/2

RSUD KOTA
SEMARANG
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN

Tanggal Terbit

Ditetapkan :
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Semarang

18 Mei 2015
Dr. SUSI HERAWATI, M. Kes
NIP. 19641006 199003 2 006
Penyimapanan bahan makanan basah adalah proses kegiatan menata,
menyimpan dan memelihara jumlah dan kualitas bahan makanan
basah di Ruang penyimpanan bahan makanan basah setelah

TUJUAN

KEBIJAKAN

UNIT TERKAIT

memenuhi syarat diterima dari rekanan.


1. Tersedianya bahan makanan yang siap digunakan dalam
jumlah dan kualitas yang tepat sesuai kebutuhan
2. Penyimpanan bahan makanan basah dilakukan oleh petugas
penerimaan
Surat Keputusan Direktur No. 227 Tahun 2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Gizi di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang
A. Persiapan
1. Ruang penyimpanan bahan makanan basah
2. Cold storage
3. Container sayur
4. Container lauk hewani
5. Plastic putih
6. Keranjang buah
7. Label
B. Pelaksanaan
1. Tempatkan bahan makanan basah yang berupa lauk
hewani di container lauk hewani
2. Beri label di container lauk hewani
3. Simpan bahan makanan basah yang berupa lauk hewani
di freezer pada suhu 0 oC s.d -10 oC
4. Tempatkan bahan makanan basah yang berupa buahbuahan di keranjang buah
5. Simpan bahan makanan basah yang berupa buah-buahan
di gudang bahan makanan basah pada suhu 18 oC s.d -23
o
C
6. Tempatkan bahan makanan basah yang berupa sayursayuran di container sayur dan plastic putih
7. Beri label di container plastic sayur
8. Simpan bahan makanan basah yang berupa sayur-sayuran
di cooler pada suhu 0 oC s.d 10 oC
C. Hal-hal yang perlu diperhatikan
1. Penyimpanan dilakukan dengan system FIFO (First in
first Out)
1. Unit Pengadaan
2. Unit Penerimaan
3. Unit penyimpanan
MONITORING SUHU PENYIMPANAN
BAHAN MAKANAN BASAH

RSUD KOTA
SEMARANG

No. Dokumen
834.02.00.2015

No. Revisi
00

Halaman
1/1

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN
TUJUAN

KEBIJAKAN

UNIT TERKAIT

Tanggal Terbit

Ditetapkan :
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Semarang

18 Mei 2015
Dr. SUSI HERAWATI, M. Kes
NIP. 19641006 199003 2 006
Monitoring suhu penyimpanan bahan makanan basah adalah
kegiatan mengawasi dan mencatat suhu penyimpanan bahan
makanan basah di formulir monitoring suhu penyimpanan
1. Terkontrolny suhu di Cold Storage dan terjaganya kualitas
bahan makanan basah
2. Suhu ruang penyimpanan dilakukan oleh Ahli Gizi satu kali
pencatatan perhari
Surat Keputusan Direktur No. 227 Tahun 2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Gizi di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang
A. Persiapan
a. Formulir Monitoring Suhu
b. Alat Tulis
B. Pelaksanaan
1. Lihat suhu yang tertera pada Cold Storage
2. Pastikan suhu penyimpanan di Chiller ) 0 s/d 10 oC
3. Pastikan suhu penyimpanan di Freezer 0 s/d -20 oC
4. Catat suhu di Formulir monitoring
C. Hal-hal yang diperlukan
1. Pastikan Cold Storage berfungsi dengan baik
1. Unit penerimaan
2. Unit penyimpanan
3. IPSRS
PENGAMBILAN BAHAN MAKANAN KERING
No. Dokumen
829.02.00.2015

No. Revisi
00

Halaman
1/1

RSUD KOTA
SEMARANG
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN
TUJUAN

Tanggal Terbit

Ditetapkan :
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Semarang

18 Mei 2015
Dr. SUSI HERAWATI, M. Kes
NIP. 19641006 199003 2 006
Pengambilan bahan makanan kering adalah proses kegiatan
mengambil bahan makanan kering di gudang bahan makanan kering
1. Pengambilan bahan makanan kering sesuai dengan

KEBIJAKAN

UNIT TERKAIT

kedatangan dan tanggal kadaluarsa


2. Pengambilan bahan makanan kering sesuai FIFO dan FEFO
dilakukan oleh petugas gudang
Surat Keputusan Direktur No. 227 Tahun 2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Gizi di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang
A. Persiapan
1. Buku pengambilan bahan makanan kering
2. Kartu stock barang
3. Troli barang
B. Pelaksanaan
1. Ambil bahan makanan kering sesuai dengan buku
pengambilan bahan makanan kering
2. Ambil bahan makanan kering dari sebelah kiri depan
3. Letakkan bahan makanan kering di troli barang
4. Tulis di kartu stock
1. Logistik
2. Pelaksana persiapan

MONITORING SUHU DAN KELEMBABAN


RUANG PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN KERING

RSUD KOTA
SEMARANG

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN

No. Dokumen
833.02.00.2015

Tanggal Terbit

No. Revisi
00

Halaman
1/2

Ditetapkan :
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Semarang

18 Mei 2015
Dr. SUSI HERAWATI, M. Kes
NIP. 19641006 199003 2 006
Monitoring suhu dan kelembaban ruang penyimpanan bahan
makanan kering adalah kegiatan mengawasi dan mencatat suhu dan

TUJUAN

KEBIJAKAN

UNIT TERKAIT

kelembaban ruang penyimpanan bahan makanan kering di formulir


monitoring suhu penyimpanan
1. Terkontrolnya suhu dan kelembaban di ruang penyimpanan
bahan makanan kering dan terjaganya kualitas bahan
makanan kering
2. Monitoring suhu dan kelembaban ruang penyimpanan bahan
makanan kering dilakukan oleh ahli gizi satu kali pencatatan
per hari
Surat Keputusan Direktur No. 227 Tahun 2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Gizi di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang
A. Persiapan
1. Formulir monitoring suhu
2. Thermohygrometer
3. Alat tulis
B. Pelaksanaan
1. Suhu yang tertera pada thermohygrometer ruangan
penyimpanan
2. Pastikan suhu ruangan 19 s/d 21 oC
3. Pastikan kelembaban 80 s/d 90%
4. Catat suhu dan kelembaba di formulir monitoring
C. Hal-hal yang diperlukan
1. Pastikan termohygrometer berfungsi dengan baik
1. Instalasi gizi
2. Ruang rawat inap
PEMORSIAN MAKANAN PASIEN
DI INSTALASI GIZI

RSUD KOTA
SEMARANG

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN
TUJUAN

No. Dokumen
838.02.00.2015

Tanggal Terbit

No. Revisi
00

Halaman
1/1

Ditetapkan :
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Semarang

18 Mei 2015
Dr. SUSI HERAWATI, M. Kes
NIP. 19641006 199003 2 006
Pemorsian makanan pasien adalah proses kegiatan memorsikan
makanan pasien setelah proses pengolahan ke dalam alat makan
1. Memorsikan makanan pasien sesuai dengan jenis diit dan
standar porsi yang dipesan dari bon permintaan diit ruang
rawat inap
2. Memorsikan makanan pasien sesuai jenis diit dan standar

KEBIJAKAN

UNIT TERKAIT

porsi dilakukan oleh pramu masak


Surat Keputusan Direktur No. 227 Tahun 2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Gizi di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang
A. Persiapan
a. Alat makan pasien
b. Alat saji terstandar
c. Label identitas pasien
d. Standar diit
e. Standar porsi
f. Bon permintaan diit ruangan rawat inap
B. Pelaksanaan
1. Porsikan masing masing makanan dengan alat saji yang
sudah distandarkan
2. Masukkan makanan ke dalam alat makan sesuai kelas
perawatan
3. Salurkan makanan melalui loket distribusi
C. Hal-hal yang perlu diperlukan
1. Gunakan alat pelindung diri lengkap dalam melakukan
kegiatan ini
1. Unit pengolahan
2. Unit distribusi

PERUBAHAN DIIT
PASIEN RAWAT INAP

RSUD KOTA
SEMARANG

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN

No. Dokumen
867.02.00.2015

Tanggal Terbit

No. Revisi
00

Halaman
1/1

Ditetapkan :
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Semarang

18 Mei 2015
Dr. SUSI HERAWATI, M. Kes
NIP. 19641006 199003 2 006
Perubahan diit pasien rawat inap adalah kegiatan merubah bentuk,
jenis dan frekuensi diit pasien rawat inap dari diit yang sudah
ditetapkan sebelumnya.

TUJUAN

KEBIJAKAN

UNIT TERKAIT

1. Memberikan diit sesuai dengan kemampuan, kondisi dan


kebutuhan pasien
2. Perubahan diit pasien rawat inap dilakukan oleh ahli gizi dan
perawat rawat inap
Surat Keputusan Direktur No. 227 Tahun 2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Gizi di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang
A. Persiapan
1. Buku bantu diit ruang rawat inap
2. Bon pemesanan diit
3. Formulir asuhan gizi
4. Alat tulis
B. Pelaksanaan
1. Tulis perunahan diit pasien di buku bantu diit rawat inap
2. Perawat/ ahli gizi ruangan mengkomunikasikan
perubahan diit pasien ke bagian produksi intalasi gizi
melalui telepon
3. Petugas bagian prosuksi mencatat dan mengganti
perubahan diit di bon permintaan diit pasien
4. Ahli gizi ruangan mencatat perubahan diit di formulir
asuhan gizi
5. Ahli gizi ruangan mengkomunikasikan perubahan diit
kepada pasien
C. Hal-hal yang perlu diperlukan
1. Perubahan diit dilakukan oleh ahli gizi pada saat ahli gizi
melakukan kegiatan asuhan gizi pasien diruang rawat
inap.
Semua unit pelayanan RSUD kota semarang
DISTRIBUSI MAKAN PASIEN
No. Dokumen
832.02.00.2015

No. Revisi
00

Halaman
1/2

RSUD KOTA
SEMARANG
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN
TUJUAN

Tanggal Terbit

Ditetapkan :
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Semarang

18 Mei 2015
Dr. SUSI HERAWATI, M. Kes
NIP. 19641006 199003 2 006
Distribusi makan pasien adalah proses kegiatan penyampaian makan
pasien dari instalasi gizi ke ruang rawat inap
1. Menyampaikan makanan pasien dari instalasi gizi ke rawat

KEBIJAKAN

inap sesuai dengan jenis diit dan jumlah porsi yang di pesan
dari ruang rawat inap
2. Menyampaikan makan pasien dari intalasi gizi ke ruang
rawat inap sesuai jenis diit dan jumlah porsi dilakukan oleh
pramu saji
Surat Keputusan Direktur No. 227 Tahun 2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Gizi di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang
A. Persiapan
a. Alat makan pasien
b. Troli makan bersih
c. Standar diit
d. Standar porsi
e. Buku ekspedisi makan pasien
f. Buku diit pasien ruang rawat inap
g. Bon pemesanan diit ruangan rawat inap
B. Pelaksanaan
1. Cocokkan makan pasien yang diterima dengan bon
pemesanan diit ruangan rawat inap
2. Masukkan makanan pasien ke dalm troli makan bersih
3. Distribusikan makanan pasien sesuai jam pemberian
makanan ke masing-masing ruang rawat inap
4. Cocokkan buku bon pemesanan diit pasien, buku diit
ruang rawat inap dengan buku ekspedisi
5. Lakukan cuci tangan
6. Berikan masing-masing makanan pasien sesuai dengan
label identitas pasien yang tercantum di alat makan pasien
7. Ucapkan salam
Selamat pagi/ siang/ malam, Bapak/ibu
8. Sebut nama dan peran anda
Saya..... (sebutkan nama), saya sebagai pramusaji yang
bertugas di waktu makan... (sebut waktu makan : pagi,
siang, malam) ini
9. Jelaskan maksud dan tujuan anda
Bapak/Ibu, saya membawa makanan/ makanan
selingan... (pagi/siang/ malam) berupa... (sebut macam
makanan)
10. Tanyakan identitas pasien :
Sesuai standar keselamatan pasien, bisa Bapak/ibu
menyebutkan nama dan tanggal lahir?
11. Cocokkan identitas pasien dengan gelang pasien
12. Letakkan makan pasien di meja makan pasien
13. Ucapkan terimakasih dan sampaikan
Selamat makan
14. Lakukan cuci tangan
C. Hal-hal yang perlu diperlukan
1. Gunakan alat pelindung diri pelengkap dalam

melakukan kegiatan ini saat memasuki ruang infeksi/


isolasi

UNIT TERKAIT

1. Instalasi gizi
2. Ruang rawat inap

DIET UNTUK PASIEN YANG TIDAK DAPAT


MENGKONSUMSI MAKANAN RUMAH SAKIT

RSUD KOTA
SEMARANG
STANDAR
PROSEDUR

No. Dokumen
831.02.00.2015
Tanggal Terbit

No. Revisi
00

Halaman
1/1

Ditetapkan :
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah

Kota Semarang
OPERASIONAL
PENGERTIAN
TUJUAN

KEBIJAKAN

UNIT TERKAIT

18 Mei 2015
Dr. SUSI HERAWATI, M. Kes
NIP. 19641006 199003 2 006
Diet untuk pasien yang tidak dapat mengkonsumsi makanan rumah
sakit adalah diet yang digunakan untuk pasien rawat inap yang
mempunyai kebiasaan makan selain beras
1. Pasien dapat mengkonsumsi makanan sesuai dengan
kebutuhan, kemampuan dan kebiasaan makan pasien
2. Pasien dapat mengkonsumsi makanan dari luar rumah sakit
dengan pemberian edukasi terlebih dahulu oleh ahli gizi
Surat Keputusan Direktur No. 227 Tahun 2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Gizi di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang
A. Persiapan
1. Catatan medis pasien
2. Formulir asuhan gizi
3. Buku diet pasien ruang rawat inap
4. Bon pemesanan diet ruangan rawat inap
B. Pelaksanaan
1. Lakukan edukasi tentang jenis, bentuk dan frekuensi diet
yang harus dijalani pasien selama di rumah sakit
2. Jelaskan bahan makanan yang boleh dan tidak boleh
dikonsumsi
3. Monitoring asupan setiap hari
C. Hal-hal yang perlu diperlukan
1. Jika perlu edukasi dilakukan setiap hari
1. Intsalasi gizi
2. Ruang rawat inap

PEMBERIAN DIET CAIR/ SONDE


No. Dokumen
830.02.00.2015
RSUD KOTA
SEMARANG
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Tanggal Terbit
18 Mei 2015

No. Revisi
00

Halaman

Ditetapkan :
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Semarang

PENGERTIAN
TUJUAN

KEBIJAKAN

UNIT TERKAIT

Dr. SUSI HERAWATI, M. Kes


NIP. 19641006 199003 2 006
Pemberian diet cair/ sonde adalah proses kegiatan memberikan diet
cair/ sonde kepada pasien ruang rawat inap
1. Memberikan diet cair/ sonde kepada pasien rawat inap sesuai
dengan jenis diet dan jumlah porsi yang di pesan dari ruang
rawat ianp
2. Memberikan diet cair/ sonde pasien dari instalasi gizi ke
ruang rawat inap sesuai jam pemberian diet
Surat Keputusan Direktur No. 227 Tahun 2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Gizi di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang
A. Persiapan
1. Standar diit
2. Standar porsi
3. Buku ekspedisi makan pasien
4. Buku diit pasien pasien ruang rawat inap
5. Bon pemesanan diit ruangan rawat inap
B. Pelaksanaan
1. Pemberian diet cair/ sonde sesuai jam pemberian makan
2. Diet cair/sonde 3x waktu makan mulai jam 06.00 WIB,
12.00 WIB dan 18.00 WIB
3. Diet cair/ sonde 4x waktu makan mulai jam 06.00 WIB,
12.00 WIB, 18.00 WIB dan 24.00 WIB
4. Diet cair/ sonde 6x waktu makan mulai jam 06.00 WIB,
10.00 WIB, 14.00 WIB, 18.00 WIB, 22.00 WIB. Dan
02.00 WIB
5. Diet cair/ sonde 8 x waktu malan mulai jam 06.00 WIB,
19.00 WIB, 12.00 WIB, 15.00 WIB, 18.00 WIB, 21.00
WIB, 32.00 WIB, 03.00 WIB
C. Hal-hal yang perlu diperlukan
1. Diet cair/ sonde 6x waktu makan untuk ruang Nusa Indah
mulai jam 08.00 WIB, 12.00 WIB, 16.00 WIB, 20.00
WIB, 24.00 WIB, dan 04.00 WIB
2. Diet cair/ sonde 6x waktu makan untuk ruang ICU, HCU,
PICU mulai jam 06.00 WIB, 10.00 WIB, 12.00 WIB,
18.00 WIB, 22.00 WIB, dan 02.00 WIB
1. Instalasi gizi
2. Ruang rawat inap

Anda mungkin juga menyukai