Anda di halaman 1dari 3

Temuan (Findings)

Subjective
Objective
a.Pasien S umur
66
tahun
datang ke RS
dengan keluhan
sesak nafas.
b.Batuk
berdahak
selama 40 hari
dan demam
c.
Memiliki
riwayat DM tipe
2
dan
Osteoartritis

Penilaian (Assessment)

1)Pemberian salbutamol
a.Suhu badan : (bronkodilator) 1 ampul
390C, BB : 66 nebulasi dan O2 sudah
kg
tepat untuk melebarkan
saluran udara di parub. RR :25
paru
kali/menit
2) Pasien mengalami
c. TD : 120/78 demam yang ditandai
mmHg
dengan suhu tubuhnya
390C, seharusnya pasien
d.
Denyut diberikan
parasetamol
jantung : 90 untuk
mengatasi
kali/menit
demam dan pasien juga
memiliki riwayat OA
e.
Serum
kreatinin : 3,0
mg/L
3)
Pasien
memiliki
f.
WBC
: riwayat DM tipe 2 dan
18x103/mm3
sedang mengkonsumsi
Metformin 750 mg x
g.
Radiogram sehari
dan
Lantus
data
subkutan 10-0-10 iu.
menunjukkan
Nilai serum kreatinin
konsolidasi
pasien
tinggi
yang
pada
bagian menandakan ginjalnya
bawah
mengalami
gangguan,
seharusnya
Metformin
h.
Hasil tidak diberikan. Selain
pemeriksaan
itu
pasien
juga

Pengatasan
(Resolution)
1) Salbutamol sebagai
bronkodilator untuk
mengatasi keluhan
pasien yaitu sesak
nafas dengan nilai RR

Monitoring dan
tindak lanjut
1) Monitoring respirasi
rate pasien (Normal
RR : 16-20 kali/menit)

2)
Pasien diberikan 2) Monitoring suhu
parasetamol di awal badan pasien (suhu
terapi dengan dosis normal : 36-370C)
3x500
mg
sehari
sampai suhu badan
pasien kembali normal.
Untuk
OA
pasien
diberikan parasetamol
(First line OA)
3)
Pemberian
Metformin
dihentikan
dan pemberian Lantus
(Insulin
basal)
Subkutan 10-0-1- iu
dilanjutkan
untuk
mengontrol gula darah.
Setelah
selesai
pengobatan
TB,
Metformin
dapat
dilajutkan
apabila
masiih dibutuhkan.

3) Monitoring gula
darah agar tetap
terkontrol (normal :
100-140 mg/dL)

TBA : Positif

mengalami
TBC,
berdasarkan
DepKes
2011 terjadi interaksi
antara Obat oral DM
dengan Rifampisin yaitu
dapat
menurunkan
efektifitas
dari
Metformin.
4) Berdasarkan hasil lab
dimana TBA positif dan
Radiogram
data
menunjukkan
konsolidasi pada bagian
bawah
yang
menandakan
bahwa
pasien mengalamai TBC.
Terapi yang diberikan
Rimstar 600 mg 1 x
sehari dan INH 300 mg
2 x sehari. Rimstar
merupakan OAT FDC
kategori 1 (yang terdiri
dari Isoniazid 75 mg,
Rifampisin
150
mg,
Pyrazinamide 400 mg
dan Etambutol 275 mg)
sudah
tepat
namun
dosis yang seharusnya
diberikan yaitu 4 tablet
x
600
mg
sehari
berdasarkan BB pasien.
INH 300 mg seharusnya

4) Berdasarkan DepKes
2011,
terapi
untuk
pasien baru TB paru
BTA positif diberikan
terapi Kategori 1 yaitu
2(HRZE)/4(HR)3
Rimstar
(600
mg)
sejumlah
4 tablet
sehari
diberikan
selama 2 bulan (tahap
intensif)
kemudian
dilanjutkan
dengan
pemberian
FDC
HR
(Isoniazid
dan
Rifampisiin)
yaitu
Ramicin ISO sejumlah 4
tablet 3 x seminggu
selama 4 bulan (tahap
lanjutan).
OAT
dikonsumsi pada perut
kosong (1 atau 2 jam
sebelum/sesudah
makan) .

4) Pada akhir tahap intensif,


pada bulan ke-5 pengobatan
dan pada akhir pengobatan
dilakukan pemeriksaan dahak
untuk menentukan apakah
terapi dilanjutkan atau diganti
dengan kategori 2.

tidak diberikan karena


INH sudah terkandung
dalam Rimstar.

Anda mungkin juga menyukai