Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Infeksi saluran kemih adalah infeksi yang terjadi di sepanjang jalan saluran kemih,
termasuk ginjal itu sendiri akibat proliferasi suatu mikroorganisme. Untuk
menyatakan adanya infeksi saluran kemih harus ditemukan bakteri di dalam urin.
Suatu infeksi dapat dikatakan jika terdapat 100.000 atau lebih bakteri/ml urin, namun
jika hanya terdapat 10.000 atau kurang bakteri/ml urin, hal itu menunjukkan bahwa
adanya kontaminasi bakteri. Bakteriuria bermakna yang disertai gejala pada saluran
kemih disebut bakteriuria bergejala. Sedangkan yang tanpa gejala disebut bakteriuria
tanpa gejala.
Infeksi saluran kemih sering terjdi pada wanita. Salah satu penyebabnya adalah uretra
wanita yang lebih pendek sehingga bakteri kontaminan lebih mudah melewati jalur ke
kandung kemih. Faktor lain yang berperan adalah kecenderungan untuk menahan urin
serta iritasi kulit lubang uretra sewaktu berhubungan kelamin. Uretra yang pendek
meningkatkan kemungkinan mikroorganisme yang menempel dilubang uretra
sewaktu berhubungan kelamin memiliki akses ke kandung kemih. Wanita hamil
mengalami relaksasi semua otot polos yang dipengaruhi oleh progesterone, termasuk
kandung kemih dan ureter, sehingga mereka cenderung menahan urin dibagian
tersebut. Uterus pada kehamilan dapat pula menghambat aliran urin pada keadaankeadaan tertentu.
Faktor protektif yang melawan infeksi saluran kemih pada wanita adalah
pembentukan selaput mukus yang dependen estrogen di kandung kemih. Mukus ini
mempunyai fungsi sebagai antimikroba. Pada menopause, kadar estrogen menurun
dan sistem perlindungan ini lenyap sehingga pada wanita yang sudah mengalami

menopause rentan terkena infeksi saluran kemih. Proteksi terhadap infeksi saluran
kemih pada wanita dan pria, terbentuk oleh sifat alami urin yang asam dan berfungsi
sebagai antibakteri.
Infeksi saluran kemih pada pria jarang terjadi, pada pria dengan usia yang sudah
lanjut, penyebab yang paling sering adalah prostatitis atau hyperplasia prostat. Prostat
adalah sebuah kelenjar seukuran kenari yang terletak tepat di bawah saluran keluar
kandug kemih. Hiperplasia prostat dapat menyebabkan obstruksi aliran yang
merupakan predisposisi untuk timbulnya infeksi dalam keadaan normal, sekresi
prostat memiliki efek protektif antibakteri.
Pengidap diabetes juga berisiko mengalami infeksi saluran kemih berulang karena
tingginya kadar glukosa dalam urin, fungsi imun yamg menurun, dan peningkatan
frekuensi kandung kemih neurogenik. Individu yang mengalami cedera korda spinalis
atau menggunakan kateter urin untuk berkemih juga mengalami peningkatan risiko
infeksi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Definisi dari Infeksi Saluran Kemih ?
2. Bagaimana Klasifikasi Infeksi Saluran Kemih?
3. Apa Saja Etiologi Infeksi Saluran Kemih?
4. Apa Saja Manifestasi Infeksi Saluran Kemih?
5. Bagaimana Patofisiologi Infeksi Saluran Kemih?
6. Bagaimana WOC Infeksi Saluran Kemih?
7. Apa Saja Komplikasi Infeksi Saluran Kemih?

8. Apa Saja Penatalaksnaan Infeksi Saluran Kemih?


9. Apa Saja Pemeriksaan Diagnostic Infeksi Saluran Kemih?
10. Apa Saja Pencegahan Infeksi Saluran Kemih?
11. Bagaimana AsKep Infeksi Saluran Kemih?

1.3 Tujuan Masalah


1.3.1

Tujuan Umum

Menjelaskan, dan menerapkan AsKep dengan kasus System Perkemihan dengan


memperhatikan Aspek Legal Etis pada Konsep Penyakit Infeksi Saluran Kemih.

1.3.2

Tujuan Khusus

1.

Menjelaskan dan Memahami Pengertian dari Infeksi Saluran Kemih.

2.

Menjelaskan dan Memahami Klasifikasi Infeksi Saluran Kemih.

3.

Menjelaskan dan Memahami Etiologi Infeksi Saluran Kemih.

4.

Menjelaskan dan Memahami Manifestasi Infeksi Saluran Kemih.

5.

Menjelaskan dan Memahami Patofisiologi Infeksi Saluran Kemih.

6.

Menjelaskan dan Memahami WOC Infeksi Saluran Kemih.

7.

Menjelaskan dan Memahami Komplikasi Infeksi Saluran Kemih.

8.

Menjelaskan dan Memahami Penatalaksnaan Infeksi Saluran Kemih.

9.

Menjelaskan dan Memahami Pemeriksaan Diagnostic Infeksi Saluran Kemih.

10. Menjelaskan dan Memahami Pencegahan Infeksi Saluran Kemih.


11. Menjelaskan dan Memahami AsKep Infeksi Saluran Kemih.

BAB II
PEMBAHASAN
KONSEP INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)

2.1 Definisi ISK


ISK adalah infeksi akibat berkembang biaknya mikroorganisme dedalam saluran
kemih, yang dalam keadaan normal air kemih tidak mengandung bakteri, virus,
mikroorganisme lain. (Nanda Nic- Noc, 2012).
ISK adalah invasi mikroorganisme pada salah satu atau beberapa bagian saluran
kemih. (Adhie Djohan Utama, 2006).
Infeksi Saluran Kemih (ISK) atau Urinarius Tractus Infection (UTI) adalah suatu
keadaan adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy, 2001 hal.
112).
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu keadaan adanya infeksi bakteri pada
saluran kemih. (Enggram, Barbara, 1998).
2.2 Epidemiologi ISK
Infeksi saluran kemih dapat terjadi pada 5% anak perempuan dan 1-2% anak lakilaki. Kejadian infeksi saluran kemih pada bayi baru lahir dengan berat lahir rendah
mencapai 10-100 kali lebih besar disbanding bayi dengan berat lahir normal (0,11%). Sebelum usia 1 tahun, infeksi saluran kemih lebih banyak terjadi pada anak
laki-laki. Sedangkan setelahnya, sebagian besar infeksi saluran kemih terjadi pada
anak perempuan. Misalnya pada anak usia pra sekolah di mana infeksi saluran kemih
pada perempuan mencapai 0,8%, sementara pada laki-laki hanya 0,2% dan rasio ini
terus meningkat sehingga di usia sekolah, kejadian infeksi saluran kemih pada anak

perempuan 30 kali lebih besar dibanding pada anak laki-laki. Pada anak laki-laki
yang disunat, risiko infeksi saluran kemih menurun hingga menjadi 1/5-1/20 dari
anak laki-laki yang tidak disunat. Pada usia 2 bulan 2 tahun, 5% anak dengan
infeksi saluran kemih mengalami demam tanpa sumber infeksi dari riwayat dan
pemeriksaan fisik. Sebagian besar infeksi saluran kemih dengan gejala tunggal
demam ini terjadi pada anak perempuan.
2.3 Klasifikasi ISK
Menurut M. Clevo Rendy dan Margareth TH ( 2012, hal 220), jenis infeksi kandung
kemih dapat diklasifikasikan:
Berdasarkan letak peradangan yaitu :
1.

Kandung kemih (sistitis)

Sistitis (inflamasi kandung kemih) yang paling sering disebabkan oleh menyebarnya
infeksi dari uretra. Hal ini dapat disebabkan oleh aliran balik urin dari uretra kedalam
kandung kemih (refluks urtovesikal), kontaminasi fekal, pemakaian kateter atau
sistoskop.
2.

Uretra (uretritis)

Uretritis adalah suatu infeksi yang menyebar naik yang di golongkan sebagai
gonoreal atau non gonoreal. Uretritis gonoreal disebabkan oleh niesseria gonorhoeae
dan ditularkan melalui kontak seksual. Uretritis non gonoreal adalah uretritis yang
tidak berhubungan dengan niesseria gonorhoeae biasanya disebabkan oleh klamidia
frakomatik atau urea plasma urelytikum.
3.

Prostat (prostatitis)

4.

Ginjal (pielonefritis)

Pielonefritis infeksi traktus urinarius atas merupakan infeksi bakteri pada


ginjal,tubulus dan jaringan intertisial dari salah satu atau kedua ginjal.
Infeksi saluran kemih pada usia lanjut dibedakan menjadi :
1.

Infeksi Saluran Kemih Uncomplicated ( Simple )

Infeksi saluran kemih sederhana yang terjadi pada penderita dengan saluran kencing
baik, anatomik maupun fungsional normal. Infeksi saluran kemih ini pada usia lanjut
terutama mengenai penderita wanita dan infeksi hanya mengenai mukosa superficial
kandung kemih.
2.

Infeksi Saluran Kemih Complicated

Sering menimbulkan banyak masalah karena sering kali kuman penyebab sulit
diberantas , kuman penyebab sering resisten terhadap beberapa macam antibiotika ,
sering terjadi bakterimia, sepsis dan shock. Infeksi saluran kemih ini terjadi bila
terdapat keadaan-keadaan sebagai berikut :

Kelainan abnormal saluran kencing, misalnya batu, reflex vesiko uretral

obstruksi, atoni kandung kemih, paraplegia, kateter kandung kemih menetap dan
prostatitis.

Kelainan faal ginjal : gagal ginjal akut maupun gagal ginjal kronik.

Gangguan daya tahan tubuh.

Infeksi yang disebabkan karena organisme virulen seperti prosteus yang

memproduksi urease.

2.4 Etiologi ISK


1.

Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara lain:

a.

Escherichia Coli: 90 % penyebab ISK uncomplicated (simple)

b.

Pseudomonas, Proteus, Klebsiella : penyebab ISK complicated

c.

Enterobacter, staphylococcus epidemidis, enterococci, dan-lain-lain.

2.

Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut, antara lain:

a.

Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan kandung

kemih yang kurang efektif


b.

Mobilitas menurun

c.

Nutrisi yang sering kurang baik

d.

Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral

e.

Adanya hambatan pada aliran urin

f.

Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat

2.5 Manifestbasi Klinis ISK


Umumnya 10 % penderita infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh bakteri yang
mungkin dapat tidak menimbulkan gejala sehingga penderita tidak menyadari adanya
infeksi. Pada keadaan yang menimbulkan tanda dan gejala biasanya :
1.

Dysuria (rasa terbakar pada saat berkemih).

2.

Frekuensi pengeluaran urine yang sedikit-sedikit dan sering.

3.

Ketidakmampuan mengosongkan kandung kemih/pengosongan kandung kemih

yang tidak tuntas.


4.

Nyeri suprapubik dan menyebar menjadi nyeri pinggang dan dapat terjadi low

back pain.
5.

Spasme kandung kemih.

6.

Warna urine yang keruh.

7.

Hematuri pada keadaan lanjut.

8.

Gangguan saluran intestinal : mual, muntah dan anoreksia.

Tanda dan gejala ISK pada bagian bawah (sistitis):


1.

Nyeri yang sering dan rasa panas ketika berkemih

2.

Spasame pada area kandung kemih dan suprapubis

3.

Hematuria

4.

Nyeri punggung dapat terjadi

Tanda dan gejala ISK bagian atas (pielonefritis)


1.

Demam

2.

Menggigil

3.

Nyeri panggul dan pinggang

4.

Nyeri ketika berkemih

5.

Malaise

6.

Pusing

7.

Mual dan muntah

2.6 Patofisiologi ISK


Infeksi saluran kemih bagian bawah paling banyak disebabkan oleh mikroorganisme
terutama bakteri gram negatif yaitu Escherichia Coli yang mencapai kurang lebih 90
persen kejadian, disertai dengan pseudomonas, enterobakter, Bakteri gram positif :
streptococcus, S. Saprofit. Secara normal mikroorganisme tersebut terdapat pada
saluran intestinal, tetapi bila terjadi infeksi pada saluran intestinal maka terjadi respon
tubuh terhadap infeksi sehingga timbul demam, anoreksia, mual, muntah, menggigil,
diare. Apalagi jarak anatomi intestinal dan vesika urinaria yang dekat sehingga
memudahkan mikroorganisme masuk melalui urethra secara asenden. Masuknya
mikroorganisme ini dapat disebabkan karena hubungan sex yang terlalu berlebihan,
yang biasanya banyak terjadi pada wanita muda, dimana jarak antara vagina dan
vesika urinaria dekat sehingga dapat membawa kuman ke vesika urinaria melalui
sperma, sperma dapat membuat pH vagina menjadi meningkat hingga tidak dapat
membunuh kuman yang masuk pada vesika urinaria. Apalagi bila setelah itu tidak
mengosongkan kandung kemih maka mikroorganisme akan berkolonisasi di dalam
vesika urinaria.
Pemasangan alat pada traktur urinarius misal ; penggunaan kateter dan sistoscopy
merupakan faktor utama terjadinya infeksi saluran kemih karena saat membuka uretra
kuman pada daerah uretra tersebut dapat masuk bersamaan dengan alat yang
dimasukkan dan penggunaan alat yang lama dapat menyebabkan mikroorganisme

berkembang dan berkolonisasi pada vesika urinaria dan menyebar ke seluruh sistem
urinarius. Intake minum yang kurang, menyebabkan urine sedikit keluar, yang
seharusnya jumlah urine normal untuk membawa sisa metabolisme adalah 1400
1900 ml. Minum yang kurang menyebabkan bakteri yang ada pada vesika urinaria
tidak dapat di bawa keluar.
Pada penyakit DM kelebihan insulin di dalam tubuh sehingga urine mengandung
glukosa dan adanya gangguan aliran urine misal : Nefropati dan Angiopati ( kelainan
pembuluh darah ) di ginjal sehingga air kemih mengandung glukosa yang lebih dari
normal sehingga kuman menjadi lebih mudah berkembang.
Hal-hal yang terjadi di atas dapat menimbulkan penyebaran mikroorganisme ke
seluruh saluran kemih sehingga dapat terjadi statis urine yang menyebabkan infeksi
sehingga timbul keluhan disuria, sering berkemih, ketidaknyamanan suprapubik,
urgency, peningkatan suhu. Urine statis ini memungkinkan terjadinya Reflux ke
ureter yang telah terkontaminasi dengan urine ke pelvis ginjal.
Secara normal mikroorganisme yang masuk dapat di lawan oleh kandung kemih
karena adanya lapisan kandung kemih yang memproduksi sel mukus dimana dapat
memelihara integritas lapisan vesika urinaria, sehingga sterilitas dari pada urine dapat
cepat kembali, karena mekanisme pertahanan vesika urinaria dapat selama fase
inflamasi akan memasukkan mikroorganisme ke dalam proses fagositosis pada
mukosa (epitel) vesika urinaria dan urine, dimana secara normal mekanisme
pertahanan memiliki kerja anti bakteri (pada selaput lendir urethra).
Bila sudah terjadi obstruksi pada saluran kemih akan memudahkan berkembangnya
kuman menjadi media yang alkali dan ini dapat terjadi juga bila saluran kemih terjadi
kerusakan.

Obstruksi

ini

menyebabkan

urine

yang

keluar

sedikit-sedikit,

pengosongan kandung kemih yang tidak tuntas, spasme kandung kemih, warna urine
yang keruh, low back pain dan dapat terjadi hematuri terutama pada keadaan trauma
urethra. ( M. Clevo Rendy, Margareth TH, 2012 hal 218).

2.7 WOC ISK (Web Of Coution)

2.8 Komplikasi ISK


Komplikasi yang dapat terjadi pada infeksi saluran kemih ini adalah karena adanya
proses reflux atau mikroorganisme yang di dapat secara asendens, yaitu menyebabkan
:
1.

Pyelonefritis

Infeksi yang naik dari ureter ke ginjal, tubulus reflux urethrovesikal dan jaringan
intestinal yang terjadi pada satu atau kedua ginjal.
2.

Gagal Ginjal

Terjadi dalam waktu yang lama dan bila infeksi sering berulang atau tidak diobati
dengan tuntas sehingga menyebabkan kerusakan ginjal baik secara akut dan kronik.

2.9 Penatalaksanaan ISK


Menurut M. Clevo Rendy dan Margareth TH (2012 : hal. 221), pengobatan infeksi
saluran kemih bertujuan untuk menghilangkan gejala dengan cepat, membebaskan
saluran kemih dari mikroorganisme dan mencegah infeksi berulang, sehingga dapat
menurunkan angka kecacatan serta angka kematian. Tujuan tersebut dapat dicapai
dengan dengan :
1.
a.

Perawatan dapat berupa :


Meningkatkan intake cairan 2 3 liter/hari bila tidak ada kontra indikasi.

b.

Perubahan pola hidup diantaranya :

Membersihkan perineum dari depan ke belakang

Pakaian dalam dari bahan katun

Menghindari kopi, alkohol

2.

Obat-obatan

Antibiotik : Untuk menghilangkan bakteri.

Antibiotik jangka pendek dalam waktu 1 2 minggu

Antibiotik jangka panjang ( baik dengan obat yang sama atau di ganti ) dalam

jangka waktu 3 4 minggu

Pengobatan profilaktik dengan dosis rendah satu kali sehari sebelum tidur

dalam waktu 3 6 bulan atau lebih ini merupakan pengobatan lanjut bila ada
komplikasi lebih lanjut.
Analgetik dan Anti spasmodik
Untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan oleh penderita
Obat golongan Venozopyridine : Pyridium.
Untuk meredakan gejala iritasi pada saluran kemih

2.10Pemeriksaan Diagnostik ISK


Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan baik untuk penegakkan diagnosa atau
pengobatan antara lain adalah :
1.

Laboratorium

a.

Analisa urine : terdapat leukosit, eritrosit, crystal, pus, bakteri dan pH

meningkat.
b.

Urine kultur :

Untuk menentukan jenis kuman atau penyebab infeksi saluran kemih

misalnya : streptococcus, E. Coli, dll

Untuk menentukan jenis antibiotik yang akan diberikan

c.

Darah : terdapat peningkatan leukosit, ureum dan kreatinin.

2.

Blass Nier Ophage Intra Venous Pyelogram ( BNO IVP )

a.

Menunjukkan konfirmasi yang cepat tentang penyebab nyeri abdominal,

panggul.
b.

Menunjukkan abnormalitas anatomi saluran perkemihan.

3.

Cystoscopy : Mengetahui kerusakan dari serabut-serabut otot pada kandung

kemih.

2.11Pencegahan ISK
1.

Minum air putih yang banyak 2 2,5 liter per hari.

2.

Hindari minum minuman beralkohol, kopi karena dapat mengiritasi kandung

kemih.
3.

Menganjurkan menjaga personal hygiene yang benar :


menggunakan jeans atau celana yang terlalu ketat

4.

Hindari hubungan sex yang terlalu sering dan berlebihan dan setelah itu

biasakan mengosongkan kandung kemih.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)

3.1 Pengkajian
3.1.1

Identitas Pasien

Nama, Umur, Jenis Kelamin, Agama, Suku, Bangsa, Pekerjaan, Pendidikan, Status
Perkawinan, Alamat, Tanggal Masuk Rumah Sakit.
3.1.2

Riwayat Kesehatan

Keluhan Utama:
Merupakan riwayat kesehatan klien saat ini yang meliputi keluhan pasien, biasanya
jika klien mengalami ISK bagian bawah keluhan klien biasanya berupa rasa sakit atau
rasa panas di uretra sewaktu kencing dengan air kemih sedikit- sedikit serta rasa sakit
tidak enak di suprapubik. Dan biasanya jika klien mengalami ISK bagian atas keluhan
klien biasanya sakit kepala, malaise, mual, muntah, demam, menggigil, rasa tidak
enak atau nyeri pinggang.
RKS
Merupakan riwayat kesehatan klien saat ini yang meliputi keluhan pasien, biasanya
jika klien mengalami ISK bagian bawah keluhan klien biasanya berupa rasa sakit atau
rasa panas di uretra sewaktu kencing dengan air kemih sedikit- sedikit serta rasa sakit
tidak enak di suprapubik. Dan biasanya jika klien mengalami ISK bagian atas keluhan
klien biasanya sakit kepala, malaise, mual, muntah, demam, menggigil, rasa tidak
enak atau nyeri pinggang.

RKD
Pada pengkajian biasanya ditemukan kemungkinan penyebab infeksi saluran kemih
dan memberi petunjuk berapa lama infeksi sudah di alami klien. Biasanya klien
dengan ISK pada waktu dulu pernah mengalami penyankit infeksi saluran kemih
sebelumnya atau penyakit ginjal polikistik atau batu saluran kemih, atau memiliki
riwayat penyakit DM dan pemakaian obat analgetik atau estrogen, atau pernah di
rawat di rumah sakit dengan dipasangkan kateter.
RKK
Merupakan riwayat kesehatan keluarga yang biasanya dapat meperburuk keadaan
klien akibat adanya gen yang membawa penyakit turunan seperti DM, hipertensi dll.
ISK bukanlah penyakit turunan karena penyakit ini lebih disebabkan dari anatomi
reproduksi, higiene seseorang dan gaya hidup seseorang, namun jika ada penyakit
turunan di curigai dapat memperburuk atau memperparah keadan klien.
3.1.2

Pemeriksaan Fisik

1.

Kesadaran : kesadaran menurun

2.

Tanda tanda vital :

Tekanan darah

Nadi

: meningkat

Pernapasan

: meningkat

Suhu

: meningkat

3.

: meningkat

Pemeriksaan fisik head to toe


No. Bagian Tubuh

Pemeriksaan Fisik

1.

keadaan kepala klien ISK biasanya baik

Rambut

(tergantung klien): distibusi rambut


merata, warna rambut normal (hitam),
rambut tidak bercabang, rambut bersih.
pada saat di palpasi keadaan rambut klien
ISK biasanya lembut, tidak
berminyak, rambut halus.
2.

Mata

keadaan mata penderita ISK biasanya


normal. Mata simetris, tidak udema di
sekita mata, sklera tidak ikterik, konjugtiva
anemis, pandangan tidak kabur.

3.

Hidung

normal. Simetris tidak ada


pembengkakan ,tidak ada secret, hidung
bersih

4.

Telinga

Normal. telinga simetris kiri dan kanan,


bentuk daun teling normal, tidak terdapat
serumenm,keberihan telinga baik.

6.

Mulut

mukosa bibir kering, keadaan dalam mulut


bersih(lidah,gigi,gusi).

7.

Leher

biasanya pada klien ISK Normal


I : leher simetris,tidak ada penonjolan
JVP,terlihat pulsasi
Pa: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,
tidak ada pembesaran nodus limfa

7.

Thoraks

Paru

I : dada simetris kiri dan kanan,


pergerakan dada sama, pernapasan cepat
dan dangkal, tidak ada penonjolan rusuk.
Pa : Normal.tulang rusuk lengkap, tidak
ada nyeri tekan dan nyeri lepas serta
edema atau massa.tractil fremitus positif
kiri dan kanan.
Pe: suara dullness pada daerah payudara,
dan suara resonan pada intercosta.

Au: Normal.tidak terdengar suara tambah


pada pernapasan (ronchi,whezing)

8.

Jantung

Abdomen

biasanya klien dengan ISK Normal. Yaitu


Tidak ada terjadi ganguan pada jantung
klien (kecuali klien memilki riwayat sakit
jantung).teraba pulsasi pada daerah
jantung klien pada intercosta 2 dan pada
intercosta 3-5 tidak teraba, pada garis mid
klavikula teraba vibrasi lembut ketukan
jantung.suara jantung S1 dan s2 terdengar
dan seimbang pada intercosta ke 3 dan
pada intercosta ke 5 bunyi s1 lebih
dominan dari pada s2.
I : perut rata, tidak ada pembesaran hepar
yang di tandai dengan perut buncit, tidak
ada pembuluh darah yang menonjol pada
abdomen,tidak ada selulit.
Pa : ada nyeri tekan pada abdomen bagian
bawah akibat penekanan oleh infeksi
Pe : bunyi yang di hasilkan timpani
Au : bising usus terdengar

9.

Ekstermitas

kekuatan eks.atas dan eks.bawah


baik, dapat melakukan pergerakan sesuai
perintah, tidak ada nyeri tekan atau lepas
pada ekstermitas, tidak ada bunyi krepitus
pasa ekstermitas

3.2 Pemeriksaan Penunjang/Diagnostik

Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan baik untuk penegakkan diagnosa atau
pengobatan antara lain adalah :
1.

Laboratorium

a.

Analisa urine : terdapat leukosit, eritrosit, crystal, pus, bakteri dan pH

meningkat.
b.

Urine kultur :

Untuk menentukan jenis kuman atau penyebab infeksi saluran kemih

misalnya : streptococcus, E. Coli, dll

Untuk menentukan jenis antibiotik yang akan diberikan

c.

Darah : terdapat peningkatan leukosit, ureum dan kreatinin.

2.

Blass Nier Ophage Intra Venous Pyelogram ( BNO IVP )

Menunjukkan konfirmasi yang cepat tentang penyebab nyeri abdominal, panggul.


Menunjukkan abnormalitas anatomi saluran perkemihan.
b.

Cystoscopy : Mengetahui kerusakan dari serabut-serabut otot pada kandung

kemih.

3.3 Analisis Data

No. Data

Masalah

Etiologi

1.

Nyeri

Inflamasi

DS:
-

Biasanya

dan

peningkatan

aktivitas penykit

Klien

mengatakan rasa sakit saat


pipis(berkemih)
-

Biasanya

Klien

mengatakan rasa tidak enak


saat berkemih pada punggung
bawah
-

Biasanya

mengeluhkan

Klien
nyeri

terasa

sejak 3hari lalu


DO:
-

Wajah meringis

Biasanya

Dari

pemeriksaan urinalisis akan


terdapat leukouria positif dan
terdapat

eritrosit

pada

lapang pandang besar(LPB)


sedimen air kemih.
-

Biasanya Klien tampak

memenggang

daerah

supra

pubik
-

Biasanya Klien tampak

meringis, dan terdapat nyeri


tekan dan lepas pada daerah
sekitar kandung kemih klien
2.

DS:
-

Klien mengatakan sering

BAK dimalam hari


-

Klien mengatakan saat

BAK terasa sakit dan BAK


sedikit

Gangguan

Nyeri saat BAK dan kurang

eliminasi

menjaga
bawah

kebersihan

organ

3.4 Diagnosa Keperawatan


1.

Nyeri berhubungan dengan

2.

Gangguan eliminasi

3.

Hipertermi

3.5 Intervensi Keperawatan


No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan KiteriaIntervensi Aktivitas (NIC)
Hasil (NOC)
1.

Nyeri

berhubunganTujuan

dengan Inflamasi dandilakukan


peningkatan
penyakit.

SetelahManajemen nyeri:
tindakan

aktivitaskeperawatan selama
24 jam diharapkan
nyerinya teratasi

1. penilaian

nyeri

komprehensif dimulai dari lokasi,


karakteristik, durasi, frekuensi,
intensitas dan penyebab.

Kiteria hasil :

2. Kurangi

faktor

Skala nyeri 0-3. nyeri(faktor infeksi)

Wajah

nyeri

Klien

tidak

memegang

daerah

nyeri.

presipitasi

klien3. Pilih dan lakukan penanganan

tidak meringis.
-

secara

(farmakologi,

non

farmakologi dan inter personal).

Pemberian analgesic:
1. Monitor vital sign sebelum
dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali
2. Berikan analgesik tepat waktu
terutama saat nyeri hebat
3. Evaluasi

efektivitas

analgesik, tanda dan gejala (efek


samping)

2.

Gangguan Eliminasi

Tujuan:

setelah

lakukan

di1.

Monitor keadaan bladder

tindakansetiap 2 jam

perawatan selama 24
2.
Hindari faktor pencetus
jam klien mampu
inkontinensia urine seperti cemas
BAK dengan normal
3.

Kiteria hasil :

Klien

mengontrol
pengeluaran
setiap 4 jam

dalam

4.
Jelaskan
urine
tentangpengobatan, Kateter,
penyebab, dan tindakan lain
ada

tanda-tanda

retensi

inkontinensia

urine

pengobatan

dapatkateterisasi

Tidak

dan

Kolaborasi dengan Dokter

Klien berkemih

dalam keadaan rileks

dan

3.

Hipertermi

Tujuan: Setelah diFever treatment


lakukan

tindakan

keperawatan selama
24 jam diharapkan
klien

1.

Monitor

kembali2.

Monitor tekanan darah, nadi

dan RR

Kiteria hasil :

3.

Suhu

tubuh4.

normal

5.

Kompres pasien pada lipat

Berikan pengobatan untuk

Nadi dan RRmencegah terjadinya menggigil

dalam

rentang

normal
-

Monitor intake dan output

rentangpaha dan aksila

dalam

sesering

mungkin

normal

suhu

Tidak

perubahan

nyaman

Tingkatkan sirkulasi udara

ada
warnaTemperature regulation

kulit dan tidak ada


pusing,

6.

merasa

1.

Monitor suhu minimal tiap

2 jam
2.

Rencanakan

monitoring

suhu secara kontinyu


3.

Monitor TD, nadi, dan RR

4.

Monitor warna dan suhu

kulit
5.

Monitor

tanda-tanda

hipertermi dan hipotermi

6.

Tingkatkan intake cairan

dan nutrisi

BAB IV
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Infeksi saluran kemih secara umum dapat disebabkan oleh E.coli atau penyebab yang
paling lazim dari infeksi saluran kemih dan merupakan penyebab infeksi saluran
kemih pertama pada sekitar 90% wanita muda. Gejala dan tanda-tandanya antara
lain : sering kencing, disuria, hematuria dan piuria. Adanya keluhan nyeri pinggang
berhubungan dengan infeksi saluran kemih bagian atas.
Bakteri yang dapat menimbulkan infeksi saluran kemih selain E.coli melalui infeksi
nosokomial Klebsiella, Proteus, Providencia, Citrobacter, P.
aeruginosa,Acinetobacter, Enterococcus faecalis dan Stafilokokus saprophyticus.

3.2 Saran
Dengan penjelasan mengenai Konsep Infeksi Saluran Kemih (ISK) serta ASKEPnya
diharapkan kepada pembaca untuk dapat memahami tentang Konsep Infeksi Saluran
Kemih (ISK) serta ASKEPnya tersebut, sehingga pembaca dapat memperluas
pengetahuan serta dapat memahami apa saja yang berkaitan dengan hal tersebut, serta

bagi mahasiswa dapat menambah ilmu pengetahuannya mengenai Konsep Infeksi


Saluran Kemih (ISK) serta ASKEPnya tersebut, dan diharapkan dapat menegakkan
asuhan keperawatan yang professional dan bersungguh-sungguh menjadi perawat
yang professional nantinya.

Anda mungkin juga menyukai