Anda di halaman 1dari 11

Mekanisme Kerja Organ Pendengaran

Thangke Margonda Tanduk/102014044


Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510
Email: Thangke29@yahoo.com

Abstrak
Indera pendengar dan keseimbangan terdapat di dalam telinga. Telinga manusia terdiri
atas tiga bagian, yaitu telinga luar, yang menerima gelombang suara, telinga tengah, dimana
gelombang suara dipindahkan dari udara ke tulang dan oleh tulang ke telinga dalam, telinga
dalam, dimana getaran ini diubah menjadi impuls saraf spesifik yang berjalan melalui nervus
akustikus ke susunan saraf pusat. Untuk memeriksa pendengaran diperlukan pemeriksaan
hantaran melalui udara dan melalui tulang dengan memakai garpu tala atau audiometer nada
murni. Kelainan hantaran melalui udara menyebabkan tuli konduktif, berarti ada kelainan di
telinga luar atau telinga tengah, seperti atresia liang telinga, eksostosis liang telinga, serumen,
sumbatan tuba eustachius serta radang telinga tengah.
Kata kunci: indera, pendengar, gelombang, suara, telinga.
Abstract
Auditory and balance contained in the ear. The human ear consists of three parts, the
outer ear, which receives sound waves, the middle ear, where sound waves are transferred from
the air to the bone and by bone to the inner ear, the inner ear, where the vibrations are
transformed into nerve impulses that travel through nerve specific acoustic to the central nervous
system. To check the required examination hearing by air conduction and bone by using a tuning
fork or a pure tone audiometer. By air conduction abnormalities causing conductive deafness,
meaning there are abnormalities in the outer ear or middle ear, such as ear canal atresia,
eksostosis ear canal, wax, eustachian tube obstruction and inflammation of the middle ear.
Keywords: sense, the listener, the waves, the sound, ears.

1 | Page

Pendahuluan
Telinga merupakan organ indera yang berperan dalam pendengaran dan keseimbangan
tubuh. Bagian-bagian telinga memiliki peran masing-masing dalam mentransmisi bunyi serta
dalam pengaturan keseimbangan. Namun begitu, proses pendengaran bukan saja melibatkan
organ telinga, malah melibatkan saraf dan sebagian dari otak. Tiap-tiap bagian yang terlibat ini
memiliki fungsi yang tersendiri dalam mekanisme pendengaran. Oleh yang demikian, kerosakan
dari mana-mana bagian tersebut akan mengakibatkan proses pendengaran terganggu. Gangguan
pendengaran dapat berupa kerosakan pada organ telinga sendiri, pada mekanisme penghantaran
dan penerimaan impuls melalui saraf, ataupun pada bagian otak yang berperan dalam proses
pendengaran.

Kini terdapat berbagai cara untuk mendeteksi gangguan pendengaran, yaitu

melalui test Schwabach, test Rinne dan test Weber. Setiap test memberikan hasil spesifik; tuli
konduktif atau tuli perseptif.
Dengan memahami struktur dan fungsi organ-organ yang berhubungan dengan
pendengaran, beserta mekanisme yang terjadi didalamnya pembaca diharapkan dapat memahami
secara lebih dalam tentang penyebab terjadinya gangguan pendengaran yang seringkali dialami
oleh manusia.
Struktur Telinga secara Makroskopis
Telinga adalah salah satu panca indera penting yang dimiliki manusia. Indra ini berfungsi
sebagai alat pendengaran dan keseimbangan tubuh. Dalam menjalankan fungsinya sebagai alat
pendengaran dan keseimbangan tubuh, telinga terbagi atas 3 bagian yaitu telinga bagian luar,
tengah, dan dalam. Keseimbangan terbagi menjadi 2 yaitu statis dan dinamis. Keseimbangan
statis adalah kemampuan untuk mempertahankan posisi tubuh dimana Center of Gravity (COG)
tidak berubah. Contoh keseimbangan statis saat berdiri dengan satu kaki, menggunakan papan
keseimbangan. Keseimbangan dinamis adalah kemampuan untuk mempertahankan posisi tubuh
dimana (COG) selalu berubah, contoh saat berjalan.
Telinga luar terdiri dari daun telinga, saluran luar, dan membran timpani (gendang
telinga). Daun telinga manusia mempunyai bentuk yang khas, tetapi bentuk ini kurang
mendukung fungsinya sebagai penangkap dan pengumpul getaran suara. Saluran luar yang dekat
dengan lubang telinga.dilengkapi dengan rambut-rambut halus yang menjaga agar benda asing
2 | Page

tidak masuk, dan kelenjar minyak yang menjaga agar permukaan saluran luar dan gendang
telinga tidak kering. Membran timpani memiliki bentuk bundar & cekung, oblik terhadap sumbu
saluran telinga,lalu pada bagian atasnya terdapat membran shrapnell serta pada bagian bawah
terdapat lamina propia (pars tensa). Perhatikan tabel berikut :
Telinga Luar
Tabel 1. Bagian dari Organ Telinga Luar dan Fungsinya1
Organ Telinga Luar
a. Daun telinga

Fungsi

Mengumpulkan dan menyalurkan gelombang


bunyi ke dalam telinga

Membantu mengkonsentrasikan gelombang


suara

Menahan dan menjerat kotoran yang melewati


lubang telinga

Meminyaki dan menahan kotoran yang


melewati lubang telinga

Menangkap getaran bunyi dan menyalurkan ke


tulang-tulang pendengar

Bagian telinga luar berupa gelambir


b. Liang telinga
Saluran menuju membran timpani
c. Rambut
Berupa bulu-bulu halus
d. Kelenjar minyak
Bagian yang menghasilkan minyak
e. Membran timpani
Berupa selaput tipis (selaput
gendang) yang kuat
Telinga Tengah

Telinga tengah merupakan bagian yang menghubungkan telinga luar dengan telinga
dalam. Telinga ini terdiri atas Gendang telinga (membran timpani) dan tulang-tulang pendengar
(osikula), yaitu tulang martil (maleus), tulang landasan (inkus), dan tulang sanggurdi (stapes).
Berikut penjelasannya :

Gendang telinga (membran timpani) Gendang telinga adalah selaput tipis yang
bertindak sebagai partisi antara telinga luar dan telinga tengah. Bergetar dengan cepat
menerima gelombang suara, dan mengubah energi suara menjadi energi mekanik.

3 | Page

Malleus Ini adalah tulang kecil, yang terletak di sebelah gendang telinga. Karena
terletak berdekatan dengan gendang telinga, getaran dari gendang telinga menyebabkan
Malleus bergetar.

Anvil (Inkus) Anvil adalah tulang kecil lain di samping malleus, itu bergetar dalam
menanggapi getaran malleus.

Sanggurdi (Stapes) Serupa dengan malleus dan anvil, sanggurdi adalah tulang kecil di
telinga tengah. Akhirnya, juga bergetar dan meneruskan kompresi gelombang ke telinga
bagian dalam.
Selain terdiri atas osikula, telinga tengah juga meliputi tingkap oval, yaitu membran
pembatas antara telinga tengah dan telinga dalam.1
Telinga Dalam
Telinga dalam terdiri atas rumah siput, organ korti, kanalis semisirkularis, serta sakulus
dan utrikulus. Penjelasan tiap-tiap bagian ini dapat dilihat dalam tabel 2.
Tabel 2. Bagian-Bagian dari Organ Telinga Dalam dan Fungsinya1
Organ Telinga Dalam

Fungsi

a. Rumah siput (koklea) Saluran seperti spiral


(berisi cairan endolimfe)

Meneruskan rangsang getaran


bunyi

b
.

Organ korti Bagian koklea yang peka


terhadap rangsang bunyi

Meneruskan getaran bunyi ke


saraf auditori

c. Kanalis semisirkularis (3 saluran setengah


lingkaran) Berupa 3 saluran berlengkunglengkung

Alat keseimbangan tubuh

d
.

Menjaga keseimbangan tubuh

Sakulus dan utrikulus Pangkal kanalis


semisirkularis (berisi cairan endolimfe dan
butiran kalsium)

Struktur Telinga secara Mikroskopis


4 | Page

1. Telinga luar3,4
A. Daun telinga

Aurikula /Pinna

Tulang rawan elastis, kecuali lobus aurikularis

Ditutupi oleh kulit tipis

Tulang rawan yang berbentuk tidak teratur

Kulit : rambut halus (vellus), kelenjar sebasea dan kelenjar keringat

B. Meatus Akustikus Eksterna (MAE)

Saluran dari daun telinga ke membran timpani

2/5 bagian luar merupakan tulang rawan elastis

3/5 bagian dalam merupakan tulang temporal

Bagian luar ditutupi oleh kulit, terdapat rambut (tragi), kelenjar sebasea dan kelenjar
keringat.

2. Telinga tengah
C. Rongga Timpani ( Kavum timpani )

Rongga kecil berisi udara, bentuk tidak teratur

Dalam tulang temporal

Dilapisi membran mukosa, epitel selapis gepeng

Bagian anterior epitel bertingkat dengan sel kolumnair bersilia dan sel goblet

D. Membran timpani

oval, keabu-abuan

pars tensa dan pars flaksid

3 lapisan
o Bagian luar : ditutupi kulit, epitel berlapis gepeng tidak bertanduk, kelenjar dan rambut
o Bagian tengah : lapisan fibrosa intermedia, 2 lapis serat kolagen (radier, sirkuler)
5 | Page

o Bagian dalam : membran mukosa, epitel selapis gepeng dan lamina propria tipis
E. Osikula Auditorius

3 tulang kecil : maleus, inkus, stapes

2 otot : m tensor timpani dan m. stapedius

Fungsi : bersama membran timpani merubah gelombang suara menjadi gel cairan di
perilimfe telinga dalam

F. Antrum Mastoid

Ruang berisi udara di posterior rongga timpani

G. Tuba Auditorius

Saluran yang menghubungkan rongga timpani dengan nasofaring


Mukosa dibentuk oleh epitel bertingkat kolumnair bersilia dengan sel goblet dan lamina

propria
Fungsi : mengalirkan udara ke rongga timpani

3. Telinga dalam
A. Labirin Ossea
Panjang 2 cm, berisi cairan perilimfe, cairan ini mengisi ruang perilimfatik
B. Vestibulum

Oval

Organ keseimbangan

Terdapat venestra vestibule

C. Kanalis Semisirkularis

3 kelompok : anterior, posterior, lateral

Ampula : pelebaran kanalis semisirkularis, dekat vestibulum


6 | Page

D. Koklea

Bentuk spiral seperti kulit keong

Diameter 9 mm, tinggi 5 mm

Puncaknya : kupula

Modiolus : tiang btk kerucut di tengah

Lamina spiralis ossea : skala vestibuli dan skala timpani

Helikotrema : hubungan koklea pada apeks

Krista basilaris : perlekatan membran basalis ke dinding luar koklea

Mekanisme Pendengaran
Telinga mengubah gelombang bunyi dalam lingkungan luar ke dalam potensial aksi di dalam
saraf pendengaran. Gelombang di ubah oleh gendang telinga dan tulang pendengaran menjadi
gerakan basis stapedis. Gerakan ini membentuk gelombang di dalam cairan telinga dalam. Kerja
gelombang atas organ Corti membentuk potensial aksi di dalam serabut saraf.4
Proses pendengaran dimulai dari masuknya gelombang suara melalui pinna lalu dibawa ke
dalam meatus auditus eksterna hingga mencapai membrana timpani. Gelombang suara yang
mencapai membrane timpani akan menggetarkan membrane timpani. Telinga tengah akan
memindahkan gerakan bergetar membrane timpani ke cairan telinga dalam. Perpindahan ini
dipermudah dengan adanya rantai yang terdiri dari tulang tulang pendengaran ( maleus, incus,
stapes) yang berjalan melintasi telinga tengah. Ketika membran timpani bergetar maka rantai
tulang tersebut akan melanjutkan gerakan dengan frekuensi yang sama ke jendela oval.
Tekanan di jendela oval akibat setiap getaran yang dihasilkan menimbulkan getaran seperti
gelombang pada cairan telinga dalam frekuensi yang sama dengan frekuensi gelombang suara
semula. Namun, karena dibutuhkan tekanan yang lebih besar untuk menggerakkan cairan
terdapat dua mekanisme yang berkaitan dengan system tulang pendengaran untuk memperkuat
tekanan gelombang suara dari udara untuk menggetarkan cairan di koklea. Pertama, karena luas
permukaan membran timpani jauh lebih besar dibandingkan luas permukaan dari jendela oval,
terjadi peningkatan tekanan ketika gaya yang bekerja di membrane timpani disalurkan ke jendela
oval (tekanan=gaya/luas permukaan).
7 | Page

Kedua, efek pengungkit tulang-tulang pendengaran menghasilkan keuntungan mekanis


tambahan. Kedua mekanisme ini bersama-sama meningkatkan gaya yang timbul pada jendela
oval sebesar dua puluh kali lipat dari gelombang suara yang langsung mengenai jendela oval.
Stapes yang bergetar oleh karena gelombang suara akan menggetarkan jendela oval lalu
cairan perilimfe akan bergerak menuju jendela bundar melewati helikotrema dan pada saat stapes
tertarik dari jendela oval maka cairan akan kembali menuju jendela oval dari jendela bundar.
Gelombang tekanan frekuensi yang berkaitan dengan penerimaan suara mengambil jalan pintas.
Gelombang tekanan di skala vestibule akan menembus membrane Reissner masuk ke dalam
duktus koklearis dan kemudian melalui membrane basiliaris ke skala timpani, tempat gelombang
tersebut menyebabkan jendela bundar menonjol keluar masuk bergantian. Perbedaan utama jalur
ini adalah bahwa transmisi gelombang tekanan melalui membrane basiliaris menyebabkan
membrana ini bergerak naik turun.2
Pada saat membran basiliaris bergerak naik, maka akan membuka saluran-saluran ion
gerbang mekanis di sel-sel rambut terbuka sehingga akan menyebabkan Ca 2+ dan K+ masuk ke
dalam sel sehingga terjadi depolarisasi sedangkan pada saat membran basiliaris bergerak turun,
maka akan menutup saluran-saluran ion gerbang mekanis di sel sel rambut tertutup sehingga
akan menyebabkan Ca2+ dan K+ tidak dapat masuk ke dalam sel sehingga terjadi hiperpolarisasi.
Adanya gerakan naik turun dari membrana basiliaris akan menyebabkan depolarisasi
hiperpolarisasi secara bergantian sehingga timbul aksi potensial berjenjang pada sel sel
reseptor yang akan menghasilkan neourotansmitter yang bersinaps pada ujung ujung serat saraf
aferen yang membentuk saraf koklearis. Saraf koklearis akan bergabung dengan saraf
vestibularis menjadi saraf vestibulokoklearis ( N.VII), dari sini aksi potensial akan disalurkan
sebagian ke inferior kollikulus dan sebagian lagi diteruskan ke medulla oblongata lalu ke
lemniskus lateralis selanjutnya ke mesensefalon dan terakhir ke korteks pendengaran pada lobus
temporalis area broadman 41. Di lobus temporalis, informasi dari saraf akan diterjemahkan
menjadi persepsi suara.4
Gangguan pendengaran
Pendengaran yang baik ditentukan oleh penghantaran getaran bunyi dari udara ke sel reseptor
di skala media dan penghantaran potensial aksi dari sel reseptor ke sistem saraf pusat. Hal ini

8 | Page

ditentukan oleh keutuhan fungsi dari membrane tympani, tulang-tulang pendengaran, membrane
fenestra dan rotunda, serta cairan perilymphe di skala vestibuli dan skala tympani.5
Sekiranya berlaku gangguan pada fungsi mana-mana bagian yang disebut di atas, seseorang
akan menderita tuli konduktif. Sebagai contoh, berlakunya pengerasan persendian antara tulangtulang pendengaran atau membrana tympani telah berlubang. Namun jika berlaku gangguan
pendengaran diakibatkan oleh kerosakan saraf pendengaran, seseorang akan mengalami tuli
sensorineural atau tuli perseptif. 5
Pemeriksaan Telinga
Uji pendengaran di lakukan dengan memakai garputala dan dari hasil pemeriksaan dapat di
ketahui jenis ketulian apakah tuli konduktif atau perseptif ( sensorineural ). Untuk memeriksa
pendengaran di perlukan pemeriksaan hantaran melalui udara dan melalui telinga dengan
memakai garputala atau audiometer nada murni.5,6
Kelainan hantar melalui udara menyebabkan tuli konduktif, berarti ada kelainan telinga
luar atau telinga tengah. Secara fisiologik telinga dapat mendengar nada antara 20-18.000 Hz.
Untuk pendengaran sehari-hari yang paling efektif antara 500-2000Hz. Oleh karena itu untuk
memeriksa pendengaran di pakai garputala 512,1024 dan 2048 Hz. Penggunaan ke tiga
garputala ini penting untuk pemeriksaan secara kualitatif. Bila salah satu frekuensi ini
terganggu penderita akan sadar adanya gangguan pendengaran. Bila tidak menggunakan ketiga
garputala

ini, maka di ambik 512 Hz karena penggunaan garputala ini tidak terlalu di

pengaruhi suara bising di sekitarnya.5,6


Pemeriksaan pendengaran di lakukan secara kualitatif dengan mempergunakan garputala
dan kuantitatif dengan mempergunakan audiometer.
Tes Penala
Pemeriksaan ini merupakan tes kualitatif. Terdapat berbagai macam tes penala seperti tes
Rinne, tes Weber,dan Schwabach.
-

Tes Rinne: ialah tes untuk membandingkan hantaran melalui udara dan hantaran melalui

tulang pada telinga yang di periksa.


Tes Weber: ialah tes pendengaran untuk membandingkan hantaran tulang telinga kiri

dengan telinga kanan


Tes Schwabach: membandingkan hantaran tulang orang yang di periksa dengan
pemeriksa yang pendengarannya normal.
Cara pemeriksaannya
9 | Page

Tes Rinne
Penala di getarkan, tangkainya di letakkan di prosesus mastoid, setelah di
terdengar penala di pegang di depan telinga kira-kira 2 cm, bila masih terdengar disebut

Rinne positif ( + ), bila tidak terdengar lagi di sebut Rinne negatif (-).
Tes Weber
Penala di getarkan dan tungkai penala di letakkan di garis tengah kepala ( di
vertex,dahi, pangkal hidung, di tengah-tengah gigi seri atau di dagu ). Apabila bunyi
penala terdengar lebih keras pada salah satu telinga di sebut weber lateralisasi ke telinga
tersebut. Bila tidak dapat di bedakan ke arah telinga mana bunyi terdengar lebih keras di

sebut Weber tidak ada lateralisasi.


Tes Schwabach
Penala di getarkan, tangkai penala di latakkan pada prosesus mastoideus sampai
tidak terdengar bunyi. Kemudian tungkai penala segera di pindahkan pada prosesus
mastoideus telinga pemeriksa yang pendengarannya normal. Bila pemeriksa masih dapat
mendengar di sebut Schwabach memendek,bila pemeriksa tidak dapat mendengar,
pemeriksaan di ulang dengan cara sebaliknya yaitu penala di letakkan pada prosesus
mastoideus pemeriksa lebih dulu. Bila pasien masih dapat mendengar bunyi tersebut
Schwabach memanjang bila pasien dan pemeriksa sama-sama mendengarnya di sebut
dengan Schwabach sama dengan pemeriksa.6

Kesimpulan
Telinga terbagi atas tiga bagian yaitu, telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.
Dalam 3 bagian telinga tersebut memiliki fungsi yang saling berkesinambungan. Kurangnya
ketajaman pendengaran dapat disebabkan karena terganggunya mekanisme pedengaran dan dapat
diketahui melalui test ketajaman pendengaran.

Daftar Pustaka
1. Sloane E.Anatomi dan fisiologi utnuk pemula.Jakarta:EGC;2008.h.189-195.
2. Sherwood L.Fisiologi manusia dari sel ke sistem.Jakarta:EGC;2009.h.230-246.
3. Eroschenko V.Atlas histologi difiore.Jakarta:EGC;2008.h.516-8.

10 | P a g e

4. Burkitt HG, Young B, Health JW. Tambajong J,alih bahasa. Histologi fungsional. Jakarta :

Penerbit Buku Kedokteran EGC;2007.p.115-398.


5. Ganong F.W. Fisiologi Kedokteran. Edisi 22 jakarta : Penerbit Buku Kedokteran;2006.
6. Soepardi A.Efiaty, Iskandar N.H. Buka ajar ilmu kesehatan telinga-hidungtenggorok.Jakarta:Fakultas Kedokteran Indonesia EGC;2011.

11 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai