Anda di halaman 1dari 17

Encephalitis

PEMBIMBING:
dr. Dewi, Sp.A

Disusun oleh:
Jefri Sokko
102015270

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOJA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
Definisi
Ensefalitis adalah suatu peradangan pada parenkim otak. Dari
perspektif epidemiologi dan patofisiologi, ensefalitis berbeda
dari meningitis, meskipun pada evaluasi klinis, keduanya
mempunyai tanda dan gejala inflamasi meningeal, seperti
photophobia, sakit kepala, atau leher kaku.
Epidemiologi
Insiden ensefalitis di seluruh dunia sulit untuk ditentukan.
Sekitar 150-3000 kasus, yang kebanyakan ringan dapat
terjadi setiap tahun di Amerika Serikat. Kebanyakan kasus
herpes virus ensefalitis di Amerika Serikat.

Arboviral ensefalitis lebih sering dalam pada yang hangat dan


insiden bervariasi dari daerah ke daerah dan dari tahun ke
tahun.
Etiologi
Penyebab ensefalitis yang paling sering adalah infeksi karena
virus:
Herpes virus.
Arbovirus ditularkan oleh nyamuk kutu dan serangga.
Rabies ditularkan melalui gigitan hewan.

Infeksi bakteri dan parasit seperti toksoplasmosis dapat


menyebabkan ensefalitis pada orang yang memiliki sistem
kekebalan tubuh yang lemah.
Arboviruses
Virus yang ditularkan oleh nyamuk dan kutu (arboviruses)
dalam beberapa tahun terakhir, menghasilkan epidemi
ensefalitis. Organisme yang menularkan penyakit hewan dari
satu host ke yang lain disebut vektor. Nyamuk adalah vektor
untuk transmisi ensefalitis dari burung atau tikus ke manusia.
Jenis ensefalitis ini cukup jarang.
Cara virus dapat menginfeksi otak

Ensefalitis primer. Virus langsung menyerang otak dan saraf


tulang belakang. Hal ini dapat terjadi setiap saat (ensefalitis
sporadis), sehingga menjadi wabah (epidemik ensefalitis).

Ensefalitis sekunder. Hal ini terjadi ketika virus pertama


menginfeksi bagian lain dari tubuh kemudian memasuki otak.
Infeksi pada Anak
Pada kasus yang jarang, ensefalitis sekunder terjadi setelah
infeksi virus anak dan dapat dicegah dengan vaksin,
termasuk:
Campak (rubeola)
Mumps
Campak Jerman (rubella)
Faktor Risiko
UmurLebih parah pada anak-anak atau orang tua.

Sistem kekebalan tubuh semakin lemahAIDS atau HIV, melalui


terapi kanker atau transplantasi organ, maka lebih rentan terhadap
ensefalitis.

Geografis daerahMengunjungi atau tinggal di daerah di mana virus


nyamuk umum meningkatkan risiko epidemi ensefalitis.

Kegiatan luarJika memiliki pekerjaan outdoor atau mempunyai


hobi, seperti berkebun, joging, golf atau mengamati burung, harus
berhati-hati selama wabah ensefalitis.

MusimPenyakit yang disebabkan nyamuk cenderung lebih


menonjol di akhir musim panas dan awal musim gugur di banyak
wilayah Amerika Serikat.

Patofisiologi


Virus / Bakteri

Mengenai CNS

Ensefalitis

Kejaringan susuna saraf pusat

TIK meningkat
Kerusakana susunan saraf pusat

nyeri kepala - gangguan penglihatan

kejang spastic
- gangguan bicara
mual, muntah - gangguan pendengaran resiko cedera
- kelemahan gerak
BB turun
- gangguan sensorik
motorik
nutrisi kurang
Penyebaran hematogensecara langsung melalui arteri
intraserebral.

Penyebaran hematogen tak langsung dapat juga dijumpaiarteri


meningeal yang terkena radang dahulu. Dari arteri tersebut itu
kuman dapat tiba di likuor dan invasi ke dalam otak dapat terjadi
melalui penerobosan dari pia mater.

Selain penyebaran secara hematogenpenyebaran melalui


neuronencephalitis karena herpes simpleks dan rabiesvirus
dapat masuk ke neuron sensoris yang menginnervasi port dentry
dan bergerak secara retrograd mengikuti axon-axon menuju ke
nukleus dari ganglion sensorisAkhirnya saraf-saraf tepi dapat
digunakan sebagai jembatan bagi kuman untuk tiba di susunan saraf
pusat.
Diagnosis

Manifestasi Klinis
Secara umum gejala berupa trias ensefalitis :
1. Demam
2. Kejang
3. Kesadaran menurun

Bila berkembangabses serebrigejala-gejala infeksi umum


dengan tanda-tanda meningkatnya tekanan intrakranial yaitunyeri
kepala yang kronik dan progresif, muntah, penglihatan kabur,
kejang, kesadaran menurun.

Pada pemeriksaan mungkin terdapat edema papil. Tanda-tanda


defisit neurologis tergantung pada lokasi dan luasnya abses.
Diagnosis
Pemeriksaan Radiologi
CT Scan
CT bisa menunjukkan hipodens pada pre kontras-hyperdensity pada
post kontras salah satu atau kedua lobus temporal, edema / massa
dan kadang-kadang peningkatan kontras.
Lesi isodens atau hipodens berbentuk bulat cincin, noduler atau pola
homogen dan menyangat dengan kontras, tempat predileksi pada
hemisfer (grey-white junction).
Bias ditemukan edema cerebri.
Kadang disertai tanda-tanda perdarahan.
Pemeriksaan Radiologi

MRI ( Magnetic Resonance Imaging )

Perubahan patologis yang biasanya bilateral pada bagian medial


lobus temporalis dan bagian inferior lobus frontalis ( adanya lesi ).

Lesi isointens atau hipointens berbentuk bulat cincin, noduler atau


pola homogen dan menyangat dengan kontras, tempat predileksi
pada hemisfer (grey-white junction), pada T1WI.

Hiperintens lesi pada T2WI dan pada flair tampak hiperintens .


Pemeriksaan lainnya :
- EEG didapatkan gambaran penurunan aktivitas atau perlambatan.
Komplikasi
Kemungkinan komplikasi ensefalitis termasuk kejang, kerusakan
otak yang menyebabkan hilangnya sensasi, koordinasi dan kontrol di
daerah-daerah tubuh tertentu, dan / atau kesulitan bicara, dan
kematian.
Penatalaksanaan
Bila kejang dapat diberi Diazepam 0,3-0,5 mg/kgBB IV dilanjutkan
fenobarbital
Paracetamol 10 mg/kgBB dan kompres dingin dapat diberikan
apabila pasien panas
kenaikan tekanan intrakranial dapat diberi Dexamethasone 1
mg/kgBB/haripemberian 0,25-0,5 mg/kgBB/hari
Pemberian Dexamethasone tidak diindikasikan pada pasien tanpa
tekanan intrakranial yang meningkat atau keadaan umum telah
stabil
Pada pasien herpes ensefalitis (EHS) dapat diberikan Adenosine
Arabinose 15 mg/kgBB/hari IV diberikan selama 10 hari
Dosis Acyclovir 30 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis selama 10
hari
Prognosis
Angka kematian untuk ensefalitis berkisar antara 35-50%. Pasien
yang pengobatannya terlambat atau tidak diberikan antivirus (pada
ensefalitis Herpes Simpleks) angka kematiannya tinggi bisa
mencapai 70-80%. Pengobatan dini dengan asiklovir akan
menurukan mortalitas menjadi 28%.

Sekitar 25% pasien ensefalitis meninggal pada stadium akut.


Penderita yang hidup 20-40%nya akan mempunyai komplikasi atau
gejala sisa.

Beberapa bentuk ensefalitis mempunyai bagian berat termasuk


herpes ensefalitis dimana mortality 15-20% dengan treatment dan
70-80% tanpa treatment.

Anda mungkin juga menyukai