Anda di halaman 1dari 3

Tafsir Al-Marifah

Oleh: Al-Faqiir Ilaa Rabbih, Musthafa Umar

MEMBUNUH SATU ORANG SAMA DENGAN MEMBUNUH


SEMUA ORANG



Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang
membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau
bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh
manusia seluruhnya, dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia,
maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya, dan sesungguhnya
telah datang kepada mereka Rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan
yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui
batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi.
[Q.S. Al-Maaidah : 32]

Pada ayat-ayat yang terdahulu telah diterangkan tentang kisah pembunuhan yang
dilakukan Qabil ke atas Habil disebabkan karena dengki yang ada di hati. Kisah tersebut
diturunkan kepada Rasulullah supaya baginda menyampaikannya kepada Bani Israel
sehingga menjadi pelajaran bagi mereka bahwa perbuatan membunuh adalah perbuatan yang
sangat buruk dan keji sekali. Selanjutnya diterangkan pula bahwa Allah telah menetapkan
hukum bagi Bani Israel; yaitu larangan membunuh dengan tegas karena ia merupakan
kejahatan yang sangat besar, meskipun dilakukan keatas satu orang tetapi seakan-akan
melakukan kejahatan tersebut keatas semua umat manusia, Allah berfirman: Oleh karena
itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh
seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena
membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia
seluruhnya, dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolaholah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya,...

Download mp3 Kajian Ilmiah Islam: www.tafaqquhstreaming.com | Twitter: @tafaqquhonline

Ayat ini diawali dengan huruf min as-sababiyyah yang bermaksud sebagai
menerangkan sebab, maknanya, disebabkan karena ada manusia yang memiliki kehendak
hawa nafsu untuk membunuh maka oleh karena itu ditetapkan hukum berupa larangan keras
membunuh tanpa alasan yang dibenarkan. Pemakaian min disini juga sebagai
menerangkan bahwa larangan ini adalah sebagai permulaan dalam penjelasan hukum untuk
menghalang manusia yang memiliki kehendak untuk membunuh supaya tidak membunuh,
karena akibat dari pembunuhan tersebut adalah keburukan yang akan ditanggung oleh semua
manusia tanpa terkecuali. Kata zaalik didalam ayat ini sebagai menerangkan bahwa
pembunuhan seperti yang terjadi ke atas Habil yang dilakukan oleh abangnya itu tidak boleh
terjadi lagi pada masa-masa yang akan datang. Oleh karena sebab itu maka Allah menetapkan
larangan yang keras dan tegas ke atas Bani Israel supaya jangan sekali-kali melakukan
pembunuhan.

Mengapa didalam ayat ini disebutkan bahwa larangan tersebut ditetapkan kepada Bani
Israel, bukankah larangan itu juga ditetapkan ke atas semua manusia tanpa terkecuali?
Jawabannya adalah karena kedudukan ayat ini berada dikumpulan ayat-ayat peringatan
kepada Bani Israel, dan juga sebagai perhatian khusus kepada mereka karena sejarah
membuktikan bahwa mereka adalah orang-orang yang paling banyak dan paling suka dalam
membunuh, bukan hanya membunuh orang-orang biasa tetapi juga membunuh orang-orang
shaleh bahkan para nabi dan rasul. Berarti penyebutan Bani Israel disini sebagai peringatan
yang bersifat lebih kepada mereka supaya tidak membunuh, dan dalam waktu yang sama
sebagai isyarat bagi orang-orang beriman agar lebih waspada dalam menghadapi Bani Israel
yang suka dan ringan tangan untuk membunuh.

Didalam ayat ini disampaikan bahwa barangsiapa yang membunuh satu orang maka
seakan-akan membunuh semua manusia. Penyampaian yang seperti ini sebagai menerangkan
betapa buruknya perbuatan membunuh; yang mana akibatnya tidak hanya ditanggung oleh
orang yang dibunuh saja tetapi oleh semua manusia tanpa terkecuali. Ketika seseorang itu
dibunuh berarti kemuliaannya telah direnggut oleh orang yang membunuhnya. Selanjutnya,
orang-orang lain yang masih hidup tidak memiliki jaminan untuk dapat memelihara
kemuliaan mereka dari orang yang telah membunuh tersebut, sesungguhnya kemuliaan
seorang manusia tidak dapat dipisahkan dari manusia yang lainnya; khususnya dalam perkara
bersama-sama untuk hidup, hal itu adalah karena pada hakekatnya bangsa manusia itu adalah
satu-kesatuan.

Di dalam ayat ini diterangkan pula bahwa pembunuhan keatas seseorang


diperbolehkan apabila orang tersebut telah membunuh orang lain, atau melakukan kerusakan
di muka bumi seperti murtad dari agama atau berzina padahal ia telah memiliki suami atau
isteri. Pembolehan tersebut adalah karena untuk menjaga kemuliaan manusia sebagai
makhluk yang mulia. Apabila hukuman bunuh keatas orang-orang yang diperbolehkan untuk

Download mp3 Kajian Ilmiah Islam: www.tafaqquhstreaming.com | Twitter: @tafaqquhonline

dibunuh tidak dilaksanakan dengan alasan melanggar Hak Asasi Manusia (HAM) maka
hilanglah kemuliaan manusia dari manusia, dan itulah yang sedang kita saksikan hari ini.
Sebagai suatu penegasan maka didalam ayat ini disebutkan pula lawan dari membunuh tanpa
kebenaran; yaitu memelihara kehidupan dengan tidak membunuh tanpa alasan; barang siapa
yang memelihara kehidupan seorang manusia maka seolah-olah dia telah memelihara
kehidupan semua manusia. Berarti, pertimbangan untuk kepentingan orang banyak mestilah
menjadi pertimbangan utama, dan untuk itulah agama Islam diturunkan.

Selanjutnya dipenghujung ayat disebutkan sekali lagi tentang para rasul yang telah
diutus kepada Bani Israel; mereka adalah utusan-utusan Allah sebagai pembawa kebenaran
untuk dipercayai dan diikuti, karena dengan mempercayai dan mengikuti mereka maka
kemuliaan hidup akan terpelihara, Allah berfirman: ...dan sesungguhnya telah datang
kepada mereka Rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas,
kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam
berbuat kerusakan dimuka bumi.(32)

Penghujung ayat ini menjelaskan bahwa kebanyakan dari Bani Israel setelah
pengutusan para rasul adalah orang-orang yang melampaui batas dengan enggan menjalankan
hukum-hukum yang telah disampaikan kepada mereka, padahal para rasul tersebut telah
menjelaskannya seterang-terangnya. Penghujung ayat ini sebagai menyatakan bahwa
kebanyakan Bani Israel memiliki hati yang keras sehingga tidak menghormati hukum-hukum
Allah, khususnya dalam larangan membunuh manusia. Kemudian kata katsiiran
disebutkan disini sebagai menjelaskan bahwa terdapat sebahagian kecil dari Bani Israel yang
mau beriman dan mengikuti ajaran para rasul, dan kepada merekalah dakwah Islam ditujukan
karena merekalah yang akan mau menerimanya. Wallahu Alam!
Al-Faqiir Ilaa Rabbih, Musthafa Umar.

Download mp3 Kajian Ilmiah Islam: www.tafaqquhstreaming.com | Twitter: @tafaqquhonline

Anda mungkin juga menyukai