Definisi Hipertensi
1. Hipertensi adalah terjadinya peningkatan tekanan darah di atas normal
angka sistole (bagian atas) 120 mmHg dan angka diastole (bagian
bawah) 80 mmHg (Wahdah, 2011).
2. Hipertensi adalah peningkatan abnormal terhadap tekanan darah, baik
tekanan darah sistole diatas 120 mmHg dan tekanan darah diastole 80
mmHg (Mahan, 2012 ).
3. Hipertensi adalah Tekanan darah orang dewasa digolongkan sebagai
normal jika tekanan darah sistole (tekanan saat jantung terisi darah)
kurang dari 80 mmHg (Feigin, 2006).
Definisi hipertensi dapat disimpulkan bawha dimana seseorang
mengalimi peningkatan tekanan darah di atas normal sistole maupun
diastole.
B. Etiologi
Berdasarkan etiologi, hipertensi dibagi menjadi hipertensi primer dan
sekunder. Penyebab hipertensi primer terdiri dari faktor genetik dan
lingkungan.
Faktor
keturunan
dapat
dilihat
dari
riwayat
penyakit
seperti gagal jantung, gagal ginjal, atau kerusakan sistem hormon tubuh
(pidiastuti, 2013:16-17).
C. Klasifikasi
Tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal setidaknya diukur pada tiga
kesempatan dengan perbedaan waktu. Menurut WHO dan ISH (1999) batas
hipertensi ditetapkan > 140/90 mmHg.
Klasifikasi tekanan darah menurut Join National Commiite (JNC) 2011
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Klasifikasi tekanan
Siastolik (mmHg)
Diastolik (mmHg)
darah
Hipertensi ringan
140-159
90-99
Hipertensi Sedang
160-179
100-109
Hipertensi Berat
180-209
110-119
D. Penyebab
Penyebab hipertensi di bagi menjadi 3 yaitu:
1. Secara genetis menyebabkan kelainan berupa:
a. Gangguan fungsi barostat renal
b. Sensitifitas terhadap konsumsi garam
c. Abnormalitas transportasi netrium kalium
d. Respon SSP (system saraf pusat ) terhadap stimulasi psiko-sosial
e. Gangguan metabolism (glukosa, lipid, dan resistensi insulin)
2. Faktor lingkungan:
a. Faktor Psikososial: kebiasaan hidup, pekerjaan, Stress mental,
aktivitas fisik, status social ekonomi, keturunan, kegemukan, dan
konsumsi minuman keras
b. Faktor konsumsi garam
c. Pengguaan obat-obatan seperti golongan ankortikosteroid (cortisone)
dan beberapa obat antiradang (anti-inflammasi) secara terus menerus
(sering) dapat meningkatkan tekanan darah seseorang. Merokok juga
merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya peningkatan
tekanan darah tinggi dikarenakan tembakau yang berisi nikotin.
Minuman yang mengandung alkohol juga termasuk salah satu faktor
yang dapat menimbulkan terjadinya tekanan darah tinggi dikarenakan
adrenal
yang
dapat
terjadinya
hipertensi
adalah
melalui
terbentuknya
cairan eksraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian
intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat dan pada akhirnya akan
meningkatkan tekanan darah. Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi
aldoseron dari korteks adrenal. Aldosteron merupakan hormone steroid yang
memiliki peran penting pada ginjal,
G. Pathway Hipertensi
Faktor resiko hipertensi Faktor
genetik, stress, obesitas, garam,
kopi, rokok
Merangsang kelenjar
adrenal
Merangsang Saraf
Tekanan pembuluh
simpatis
darah naik
Angioten
Pembuluh
aldosteron
Peningkatan vol. Cairan
Peningkatan beban kerja
jantung
Peningkatan kontrasi
Peningkatan tekanan
Peningkata
darah
arteri
Sclerosis
sistemik
Kelebihan vol.
cairan
Pendarahan
ginjal
Trombosis pecahnya
Peningkatan kontraksi
Vertikel
Hipertensi
Penurunan elastisitas
ventrikel
Nutrisi <
kebutuhan
Pendarahan
cerebrum
Lesi jaringan
Peningkatan o2
&penurunan co2
Akserba
Stroke
Stimulus peka
Peningkatan
nyeri
kapiler
cardiak
output
Jaringa
Saluran
Ginja
Jantun
n
cerna Resiko
g
I. Faktor
Penurunan
o2
Metabolisme
Korolasi Faktor
saluran
Beban
resiko hipertensi adalah keadaan seseorang yang lebih rentan
&peningkatan
jantung
anaerob
cerna
terserang hipertensi dibandingkan orang lain.co2Faktor resiko bukanlah
meningkat
Nause
Peningkatan
T
vomitus
Dekom
Gambar 2.1 Sumber: Mutaqin (2009)
I &II
Vasikontriks
i vaskuler
Nyeri
Otak
Otot
Intoleransi
n aktivitas
myalg Mengkspresikan
Kelemah
penyebab
timbulnya
penyakit,
melaikan
pemicu
terjadinya
penyakit.
J. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lain tidak
selalu dilakukan, kecuali jika mencurigai keberadaan hipertensi sekunder.
Pemeriksaan meliputi:
1) Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui keberadaan protein dan sel-sel
darah merah (eritrosit) yang menandai kerusakan ginja. Kadar gula untuk
mendeteksi kencing manis juga sebiknya diperiksa.
2) Pemeriksaan darah. Dilakukan untuk mengetahui fungsi ginjal, termasuk
mengukur kadar ureum dan kreatinin. Kadar kalium dalam urin akan tinggi
jika terdapat penyakit aldosteronisme primer, karena tumor korteks kelenjar
adrenal yang dapat memicu hipertensi.
paru dan menimbulkan sesak nafas yang hebat. Penyakit ini disebut
dengan kelemahan jantung sisi kiri.
2. Tersumbat atau pecahnya pembulu darah otak (Stroke)
Tersumbatnya pembuluh darah otak atau pecahnya pembuluh darah otak
dapat menyebabkan terjadinya setengah lumpuh.
3. Gagal Ginjal
Kegagalan yang ditimbulkan ginjal adalah terganggunya pekerjaan
pembuluh darah yang terdiri dari berjuta-juta pembuluh darah halus. Bila
terjadi kegagalan ginjal tidak dapat mengeluarkan zat-zat yang harus
dikeluarkan oleh tubuh misalnya ureum.
4. Kelainan mata
Darah tinggi juga dapat menimbulkan kelainan pada mata berupa
penyempitan pembuluh darah mata atau berkumpulnya cairan disekitar
saraf mata. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya gangguan penglihatan.
5. Diabetes mellitus
Diabetes melitus atau yang sering dikenal dengan penyakit kencing
manis merupakan gangguan pengolahan gula (glikosa) oleh tubuh karena
kekurangan insulin.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa komplikasi
penyakit yang timbul dari tekanan darah tinggi atau yang sering disebut
dengan hipertensi antara lain adalah penyakit jantung, stroke, gagal ginjal,
kelainan pada mata yang dapat mengakibatkan kebutaan dan penyakit gula
atau yang lebih dikenal dengan diabetes mellitus (Shanty, 2011).
L. Pengobatan Hipertensi
Pengobatan pada hipertensi bertujuan mengurangi morbilitas dan
mortalitas dan mengontrol tekanan darah. dalam pengobatan hipertensi ada
2 cara yaitu pengobatan non-farmakologi (perubahan gaya hidup) dan
pengobatan farmakologik.
1. Pengobatan nonfarmakologik.
Pengobatan ini dilakukan dengan cara :
a. Pengurangan berat badan.
Penderita hipertensi yang obesitas dianjurkan untuk menurunkan berat
badan, membatasi asuhan kalori dan penigkatan pemakaian kalori
dengan latihan yang teratur.
b. Menghindari merokok.
penangkapan glukosa
fisik
juga
cenderung
menurunkan
absorpsi
magnesium
dan
meningkatkan ekskresinya.
2. Pengobatan farmakologi
Pegobatan farmakologi pada setiap penderita hipertensi memerlukan
pertimbangan berbagai faktor seperti beratnya hipertensi kelainan organ dan
faktor resiko lain. Hipertensi dapat diatasi dengan memodifikasi gaya hidup.
Pengobatan dengan antihertensi diberikan jika modifikasi gaya hidup tidak
berhasil. Dokter pun yang sesuai dengan kondisi pasien saat menderita
hipertensi.
Tujuan
pengobatan
hipertensi
untuk
mencegah
morbilitas
dan
darah harus
mayoritas
pasien
dengan
tekanan
darah
tinggi
akan
M. Pencegahan Hipertensi
Langkah awal biasanya adalah merubah pola hidup penderita:
1. Penderita hipertensi yang mengalami kelebihan barat badan dianjurkan
untuk menurunkan berat badanya sampai batas ideal.
2. Merubah pola makan pada penderita diabetes, kegemukan atau kadar
kolesteroldarah tinggi. Mengurangi pemakaian garam sampai kurang dari
2,3 gram natrium atau 6 gram natrium klorida setiap harinya (disertai
dengan asupan kalium, magnesium dan kalium yang cukup) dan
mengurangi alkohol.
3. Olah raga aerobik yang terlalu berat. Penderita hipertensi esensial tidak
perlu membatasi aktivitasnya selama tekanan darah terkendali.
Aerobik yag melelahkan dilarang untuk penderita hipertensi dengan
kelainan organ bila harus makan obat maka obat dimakan setelah latihan
kira-kira 6 jam kemudian. Sebaiknya penderita hipertensi menjalani
pemeriksaan pembedahan sebelum melakukan program latihan yang
bertujuan:
1. Mengetahui tekanan darah pada saat latitan fisik
2. Menilai tekanan darah yang aman untuk penderita sebelum terjadi
keluhan seperti pusing, rasa lemas dan lain-lain.
3. Penilaian obat anti hipertensi.
Resiko yang bisa terjadi selama latihan adalah stroke apabila tekanan
darah melebihi 250 mmHg serta serangan jantung terutama pada penderita
yang sudah mempunyai kelainan jantung.
1.
2.
3.
4.
5. Tidak merokok
6. Cukup istirahat (Pudjiastuti, 2013:27-29).
DAFTAR PUSTAKA