Anda di halaman 1dari 20

Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat rahmat dan kasih -Nyalah sehingga kami dapat menyusun dan
menyelesaikan PROPOSAL

TERAPI

BERMAIN

ANAK

MEWARNAI

GAMBAR ini tepat pada waktu yang telah ditentukan. Proposal terapi
bemain ini diajukan guna memenuhi tugas yang diberikan dosen mata
kuliah Keperawatan Anak.
Pada kesempatan ini juga kami berterima kasih atas bimbingan dan
masukan dari semua pihak yang telah memberi kami bantuan wawasan
untuk dapat menyelesaikan Proposal Terapi Bernain ini baik itu secara
langsung maupun tidak langsung.
Kami menyadari isi ini Proposal Terapi Bernain masih jauh dari
kategori sempurna, baik dari segi kalimat, isi maupun dalam penyusunan.
Oleh karen itu, kritik dan saran yang membangun dari dosen mata kuliah
yang bersangkutan serta preceptor lahan sangat kami harapkan demi
kesempurnaan Proposal Terapi Bernain ini.
Makassar, 06 Desember 2016

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi
perkembangan anak secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak
dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap dilaksanakan,
namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. Pada saat dirawat di
rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat
tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri.
Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami
anak karena menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan
rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan anak akan
terlepas dari ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan
melakukan permainan anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya
pada permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya
melakukan permainan. Tujuan bermain di rumah sakit pada prinsipnya
adalah agar dapat melanjutkan fase pertumbuhan dan perkembangan
secara

optimal,

mengembangkan

kreatifitas

anak,

dan

dapat

beradaptasi lebih efektif terhadap stress. Bermain sangat penting bagi


mental, emosional, dan kesejahteraan anak seperti kebutuhan
perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada saat
anak sakit atau anak di rumah sakit (Wong, 2009).
Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2003 didapatkan
jumlah anak usia toddler (1-3 tahun) di Indonesia adalah 13,50 juta
anak. Anak-anak pada usia toddler dapat memainkan sesuatu dengan
tangannya serta senang bermain dengan warna, oleh karena itu
bermain

dengan

mewarnai

gambar

menjadi

alernatif

untuk

mengembangkan kreatifias anak dan dapat menurunkan tingkat


kecemasan pada anak selama dirawat. Mewarnai gambar dapat
menjadi salah satu media bagi perawat untuk mampu mengenali
tingkat perkembangan anak.

Dinamika secara psikologis menggambarkan bahwa selama


anak bermain dengan sesuatu yang menggunakan alat mewarnai
seperti crayon atau pensil warna akan membantu anak untuk
menggunakan tangannya secara aktif sehingga merangsang motorik
halusnya. Oleh karena sangat pentingnya kegiatan bermain terhadap
tumbuh kembang anak dan untuk mengurangi kecemasan akibat
hospitalisai, maka akan dilaksanakan terapi bermain pada anak usia
toddler dengan cara mewarnai gambar
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengurangi kejenuhan anak pada saat menjalani
perawatan.
b. Untuk meningkatkan adaptasi efektif pada anak terhadap stress
karena penyakit dan dirawat
c. Untuk meningkatkan kemampuan

daya

tangkap

atau

konsentrasi anak.
d. Untuk meningkatkan koping yang efektif untuk mempercepat
penyembuhan.
e. Untuk menambah pengetahuan mengenali warna.
f. Untuk mengembangkan imajinasi pada anak.

BAB II
LAMPIRAN TEORI

A. Pengertian Bermain
Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir.
Ada orang tua yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak
bermain akan membuat anak menjadi malas bekerja dan bodoh.
Anggapan ini kurang bijaksana, karena beberapa ahli psikolog
mengatakan bahwa permainan sangat besar pengaruhnya terhadap
perkembangan jiwa anak.
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang secara
sukarela untuk memperoleh kesenangan atau kepuasan, tanpa
mempertimbangkan hasil akhir (Erlita, 2006). Bermain merupakan
suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau mempraktekkan
ketrampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi
kreatif,

mempersiapkan

diri

untuk

berperan

dan

berperilaku

dewasa. Jadi kesimpulannya bermain adalah cara untuk memperoleh


kesenangan agar

anak

dapat

kreatif

dan

mengekspresikan

pikiran, tanpa mempertimbangkan hasil akhir.


Terapi bermain adalah bagian perawatan pada anak yang
merupakan salah satu intervensi yang efektif bagi anak untuk
menurunkan atau mencegah kecemasan sebelum dan sesudah
tindakan operatif . Dengan demikian dapat dipahami bahwa didalam
perawatan pasien anak, terapi bermain merupakan suatu kegiatan
didalam melakukan asuhan keperawatan yang sangat penting untuk
mengurangi efek hospitalisasi bagi pertumbuhan dan perkembangan
anak selanjutnya ( Nursalam, 2008).
Terapi bermaian ini bertujun untuk mempraktekkan keterampilan,
memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif dan
merupakan

suatu

aktifitas

yang

memberikan

stimulasi

kemampuan keterampilan kognitif dan afektif (Anonim, 2010).


B. Kategori Bermain

dalam

1. Bermain Aktif: Anak banyak menggunakan energy inisiatif dari


anak sendiri.
Contoh: bermain sepak bola.
2. Bermain Pasif: Energi yang dikeluarkan sedikit, anak tidak perlu
melakukan aktivitas (hanya melihat)
Contoh: Memberikan support.
C. Ciri-ciri Bermain
1. Selalu bermain dengan sesuatu atau benda
2. Selalu ada timbal balik interaksi
3. Selalu dinamis
4. Ada aturan tertentu
5. Menuntut ruangan tertentu
D. Klasifikasi Bermain
1. Klasifikasi bermain menurut isi antara lain :
a. Social affective play
Anak belajar memberi respon terhadap respon yang
diberikan oleh lingkungan dalam bentuk permainan, misalnya
orang tua berbicara memanjakan anak tertawa senang, dengan
bermain

anak

diharapkan

dapat

bersosialisasi

dengan

lingkungan.

b. Sense of pleasure play


Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada di
sekitarnya, dengan bermain anak dapat merangsang perabaan
alat, misalnya bermain air atau pasir.
c. Skill play
Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh
ketrampilan tertentu dan anak akan melakukan secara
berulang-ulang misalnya mengendarai sepeda.
d. Dramatika play role play
Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya
menjadi ayah atau ibu.
2. Klasifikasi bermain menurut isi antara lain :
a. Solitary play

Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun


ada beberapa orang lain yang bermain disekitarnya. Biasa
dilakukan oleh anak balita Toddler.
b. Paralel play
Permaianan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak
masing-masing mempunyai mainan yang sama tetapi yang satu
dengan yang lainnya tidak ada interaksi dan tidak saling
tergantung, biasanya dilakukan oleh anak pre school. Contoh :
bermain balok
c. Asosiatif play
Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan
aktivitas yang sama tetapi belum terorganisasi dengan baik,
belum ada pembagian tugas, anak bermain sesukanya.
d. KooCperatif play
Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang
terorganisasi dan terencana dan ada aturan tertentu. Biasanya
dilakukan oleh anak usia sekolah Adolesen.
E. Fungsi Bermain
Anak dapat melangsungkan perkembangannya diantaranya
adalah :
1. Perkembangan Sensorik Motorik
Membantu perkembangan gerak dengan memainkan obyek
tertentu, misalnya meraih pensil.
2. Perkembangan Kognitif
Membantu mengenal benda sekitar (warna, bentuk
kegunaan).
3. Kreatifitas
Mengembangkan kreatifitas menoba ide baru misalnya
menyusun balok.
4. Perkembangan Sosial
Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan
mempelajari belajar dalam kelompok.
5. Kesadaran Diri (Self Awareness)

Bermain belajar memahami kemampuan diri, kelemahan, dan


tingkah laku terhadap orang lain.
6. Perkembangan Moral
Interaksi dengan orang lain, bertingkah laku sesuai harapan
teman, menyesuaikan dengan aturan kelompok. Contoh : dapat
menerapkan kejujuran
7. Terapi
Bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan
perasaan yang tidak enak, misalnya : marah, takut, benci.
8. Komunikasi
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi anak yang
belum dapat mengatakan secara verbal, misalnya : melukis,
menggambar, bermain peran.

F. Faktor yang mempengaruhi aktivitas bermain


1. Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi/keterbatasan
2. Status kesehatan, anak sakit perkembangan psikomotor kognitif
3.
4.
5.
6.

terganggu
Jenis kelamin
Lingkungan, lokasi, negara, kultur
Alat permainan, senang dapat menggunakan
Intelegensia dan status sosial ekonomi

G. Tahap Perkembangan Bermain


1. Tahap eksplorasi : Merupakan tahapan menggali dengan melihat
cara bermain
2. Tahap permainan : Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk
dalam tahap permainan
3. Tahap bermain sungguhan : Anak sudah ikut dalam permainan
4. Tahap melamun : Merupakan tahapan terakhir anak
membayangkan permainan berikutnya.
H. Tahap Tumbuh Kembang Dan Karakteristik Bermain Anak Usia
Toodler (1-3 Tahun)
1. Tahap Pertumbuhan

Perhitungan berat badan

: Umur (tahun) x 2 8 : 2

Perhitungan panjang badan

: Umur 1 tahun : 75 cm
: Umur 2 3 tahun = Umur (tahun)
x 6 - 77

2. Tahap Perkembangan
a. Perkembangan Psikoseksual menurut Sigmeun Freud :
Fase anal (1 3 tahun) : daerah anal aktifitas, pengeluaran
tinja

menjadi

sumber

kepuasan

libido

yang

penting.

Menunjukkan keakuannya, sikap narsistik (cinta terhadap diri


sendiri), dan egoistik,
Tugas utama anak : latihan kebersiahan, perkembangan bicara
dan

bahasa

meniru

dan

mengulang

kata

sederahana,

hubungan interpersonal anak sangat terbatas, bermain sendiri,


belum bisa bermain dengan anak lain.
b. Perkembangan Psikoseksual menurut Erikson :
Tahap ke 2 : Autonomi vs Shame and doubt
Perkembangan ketrampilan motorik dan bahasa dipelajari dari
lingkungan dan keuntungan yang ia peroleh untuk mandiri, jika
orang tua terlalu melindungi, menuntut harapan terlalu tinggi
maka anak akan merasa malu dan ragu-ragu.
c. Stimulasi dan perkembangan anak
1) Anak umur 12 18 bulan :
Perkembangan anak : berjalan sendiri
mengambil

benda

kecil

dengan

tidak

jari

jatuh,

telunjuk,

mengungkapkan keinginan secara sedehana, minum sendiri


dari gelas tidak tumpah.
Stimulasi dini : melatih anak naik turun tangga, bermain
dengan anak melempar dan menangkap bola besar
kemudian kecil, melatih anak menunjuk dan menyebut
nama-nama bagian tubuh, memberi kesempatan anak
melepas pakaian sendiri.
2) Anak umur 18-24 bulan:
Perkembangan anak: berjalan mundur 5 langkah, mencoretcoret dengan alat tulis, menunjukkan bagian tubuh dan

menyebut namanya, meniru melakukan pekerjaan rumah


tangga.
Stimulasi dini: melatih anak berdiri dengan satu kaki,
mengajari anak menggambar bulatan, garis segi tiga dan
gambar wajah, melatih anak mengikuti perintah sederhana,
melatih anak mau ditinggalkan ibunya sementara waktu.
Anak usia toddler menunjukkan karakteristik yang khas, yaitu
banyak bergerak, tidak bias diam dan mulai mengembangkan otonomi
dan kemampuannya untuk mandiri. Oleh karena itu, dalam melakukan
permainan, anak lebih bebas, spontan, dan menunjukkan otonomi
baik dalam memilih mainan maupun dalam aktivitas bermiannya. Anak
mempunyai rasa ingin tahu yang besar. Oleh karena itu seringkali
mainannya di bongkar-pasang, bahkan dirusaknya. Untuk itu harus
diperhatikan keamanan dan keselamatan anak dengan cara tidak
memberikan alat permainan yang tajam dan menimbulkan perlukaan.
Jenis permainan yang tepat dipilih untuk anak usia toddler adalah
sollitary play dan parallel play. Pada anak usia 1 sampai 2 tahun
lebih jelas terlihat anak melakukan permainan sendiri dengan
mainannya sendiri, sedangkan pada usia lebih dari 2 tahun sampai 3
tahun, anak mulai dapat melakukan permainan secara parallel karena
sudah dapat berkomunikasi dalam kelompoknya walaupun belum
begitu jelas karena kemampuan berbahasa belum begitu lancer. Jenis
alat permainan yang tepat diberikan adalah boneka, pasir, tanah liat
dan lilin warna-warni yang dapat dibentuk benda macam-macam.
I. Bermain di Rumah Sakit
1. Tujuan
a. Melanjutkan tugas kembang selama perawatan
b. Mengembangkan kreativitas melalui pengalaman permainan
yang tepat
c. Beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit atau
dirawat
2. Prinsip
a. Tidak banyak energi, singkat dan sederhana

b. Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang


c. Kelompok umur sama
d. Melibatkan keluarga/orangtua
3. Upaya Perawatan Dalam Pelaksanaan Bermain
a. Lakukan saat tindakan keperawatan
b. Sengaja mencari kesempatan khusus
4. Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan
a. Alat bermain
b. Tempat bermain
5. Pelaksanaan Bermain di Rs Dipengaruhi Oleh
a. Faktor pendukung : Pengetahuan perawat, fasilitas kebijakan
RS, kerjasama Tim dan keluarga
b. Faktor penghambat : Tidak semua RS mempunyai fasilitas
bermain
6. Bermain Mewarnai Gambar
a. Definisi
Mewarnai adalah proses memberi warna pada suatu
media. Mewarnai gambar diartikan sebagai proses memberi
warna pada media yang sudah bergambar. Mewarnai gambar
merupakan terapi permainan yang kreatif untuk mengurangi
stress dan kecemasan serta meningkatkan komunikasi pada
anak.
b. Manfaat
1) Memberikan

kesempatan

pada

anak

untuk

bebas

berekspresi dan sangat terapeutik (sebagai permainan


penyembuh/therapeutic play).
2) Dengan bereksplorasi menggunakan gambar, anak dapat
membentuk, mengembangkan imajinasi dan bereksplorasi
dengan ketrampilan motorik halus.
3) Mewarnai gambar juga aman untuk anak usia toddler,
karena menggunakan media kertas gambar dan crayon.
4) Anak
dapat
mengeskpresikan
perasaannya
atau
memberikan pada anak suatu cara untuk berkomunikasi,
tanpa menggunakan kata.
5) Sebagai terapi kognitif, pada anak menghadapi kecemasan
karena proses hospitalisasi, karena pada keadaan cemas
dan stress, kognitifnya tidak akurat dan negative.

6) Bermain mewarnai

gambar dapat

memberikan

peluang

untuk meningkatkan ekspresi emosinal anak, termasuk


pelepasan yang aman dari rasa marah dan benci.
7) Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang
merupakan metode penyuluhan kesehatan untuk merubah
perilaku anak selama dirawat di rumah sakit.

PREPLANING PROGRAM BERMAIN


PADA ANAK USIA 1-3 TAHUN

DI RUANG TULIP RSUD KOTA MAKASSAR


A. Judul
Alasan

:
:

Terapi bermain mewarnai gambar


Terapi bermain mewarnai gambar judul ini dipilih
kelompok

untuk

menambah

pengetahuan

mengenali warna, dan mengembangkan imajinasi


pada anak.
B. Karakteristik permainan

Anak

dibimbing untuk mewarnai sebuah pola


yang

disediakan

dengan

warna

pilihnnya sendiri.
C. Sasaran :
1. Anak usia toddler (1-3 tahun)
2. Anak yang dirawat di ruang perawatan anak
3. Tidak mempunyai keterbatasan (fisik atau

akibat

terapi

lain) yang dapat menghalangi proses terapi bermain


4. Kooperatif dan mampu mengikuti proses kegiatan sampai selesai
5. Anak yang dapat memegang crayon
6. Anak yang mau berpartisipasi dalam terapi bermain mewarnai
gambar
D. Tujuan :
1. Tujuan Umum
Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengurangi kejenuhan anak pada saat menjalani
perawatan.
b. Untuk meningkatkan adaptasi efektif pada anak terhadap stress
karena penyakit dan dirawat
c. Untuk meningkatkan kemampuan

daya

tangkap

atau

konsentrasi anak.
d. Untuk meningkatkan koping yang efektif untuk mempercepat
penyembuhan.
e. Untuk menambah pengetahuan mengenali warna.
f. Untuk mengembangkan imajinasi pada anak.

E. Waktu Pelaksanaan :
Hari/Tanggal

Kamis / 06 Desember 2016

Pukul

19:30 WITA

Tempat

Ruang Perawatan Anak

Setting tempat

Keterangan :
: Peserta
: Orang tua
: Leader
: Observer

: Fasilitator
F. Media
1.
2.
3.
4.
5.

Pensil warna
Tissue
Karpet
Kertas bergambar
Lembar penilaian

G. Strategi bermain
No

Waktu
Kegiatan
5 menit . Pra kegiatan :

Peserta

a. Memfasilitasi media terapi bermain


b. Mempersiapkan anggota terapi
bermain
c. Mempersiapkan peserta

5 menit

Pembukaan :
a. Membuka

kegiatan

mengucapkan salam.
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan dari

dengan Menjawab salam

terapi

bermain
d. Kontrak waktu anak dan orang tua

Mendengarkan
Memperhatikan
Memperhatikan

15 meni

Kegiatan bermain :

a. Menjelaskan

tata

cara Memperhatikan

pelaksanaan

terapi

bermain

mewarnai kepada anak


b. Memberikan kesempatan kepada

Bingung

anak untuk bertanya jika belum


jelas
c. Membagikan

kertas

bergambar

Antusias saat
dan pensil warna.
d. Fasilitator mendampingi anak dan menerima peralatan
memberikan motivasi kepada anak Memulai untuk
e. Menanyakan kepada anak apakah
mewarnai gambar
telah selesai mewarnai gambar
Menjawab
f. Memberitahu anak bahwa waktu
pertanyaan
yang diberikan telah selesai
g. Memberikan pujian terhadap anak Mendengarkan
yang
3.

mampu

mewarnai

gambar sampai selesai


10 menit Kegiatan penutup:
a. Memotivasi

Memperhatikan

anak

untuk Menceritakan

menyebutkan apa yang diwarnai


b. Mengumumkan nama anak yang
dapat

Gembira

mewarnai

dengan baik contoh : Membagikan


4.

5 menit

reward kepada seluruh peserta


Terminasi:
a. Memberikan motivasi dan pujian Memperhatikan
kepada seluruh anak yang telah
mengikuti program terapi bermain
b. Mengucapkan terima kasih kepada

Mendengarkan

anak dan orang tua


c. Mengucapkan salam penutup
Menjawab salam
H. Analisa tugas
1. Anak dibimbing memberi warna sesuai gambar yang tersedia
sesuai dengan kemampuan anak masing-masing.
2. Anak dibimbing memilih warna sesuai warna kesukaannya sendiri.

3. Anak dilatih untuk mewarnai gambar sesuai garis pola yang


tersedia.
4. Kriteria Penilaian:
a.
Berhasil bila anak mewarnai dengan 5 warna yang berbeda
(nilai 100).
Anak mewarnai dengan 3 warna yang berbeda (75).
Anak mewarnai dengan 2 warna (50).
Anak tidak memberi warna pada gambar yang tersedia (0).

b.
c.
d.

5. Aspek kognitif
a. Pengetahuan atau hafalan anak tentang warna, misal daun
berwarna hijau.
b. Pemahaman anak tentang gambar.contoh: mengerti bahwa itu
gambar bunga.
c. Penerapan anak member warna hijau pada daun.
6. Aspek psikomotor
a. Motorik halus ; Pengetahuan dan pemahaman anak tentang
gambar.contoh: mengerti bahwa itu gambar bunga.
b. Motorik kasar : Anak dibimbing untuk mewarnai gambar
1)

berpola. Hasilnya dapat diukur melalui :


Pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku anak

2)

selama proses bermain.


Anak mampu mengikuti proses bermain dari awal hingga

akhir.
7. Aspek afektif : Anak dapat memberi respon rangsangan dari
pembimbing.
8. Aspek social : Anak dapat berinteraksi dengan ibu, teman sebaya
dan pembimbing.
I. Perkiraan hambatan :
1. Jadwal terapi bermain yang kurang sesuai (lebih lambat dari yang
di jadwalkan)
2. Anak rewel atau ingin keluar dari terapi bermain
1.
2.

J. Antisipasi hambatan/masalah
Jadwal terapi bermain disesuaikan (tidak pada waktu terapi)
Melakukan kerjasama dengan orang tua untuk mendampingi anak
selama program terapi.

Preceptor institusi
Preceptor lahan
a. Leader
Tugas

K. Pengorganisasian
: Ns. Sunarti S.Kep
: Ns. Rachel S. S.Kep
: Indhira Permata Munaris Putri S.Kep
: Mengkoordinir anggota kelompok

dan

mengawasi jalannya terapi yang menjadi


tanggung jawab agar berjalan sesuai dengan
b. Observer
Tugas

topic
: Marlina S.Kep
: Membuat interpretasi terhadap apa yang
diamati dan informasi yang direkam dalam
bentuk nilai tertentu sebagai refleksi dari
penilaian skala observasi terapi bermain.
c. Fasilitator :
Tria Wulandari S.Kep,
Sulfianti S.Kep, Wa Ode Ayu Islamiati S.Kep,

Tugas

Hastati S.Kep, Ika Nirmala S.Kep


: Memfasilitasi peralatan yang dibutuhkan
agar

Anak

tujuan

dari

terapi

bermain

dapat

tercapai.
: anak berusia 1-3 tahun dirawat di ruang
perawatan anak
L. Kriteria evaluasi

1.

Evalusi Struktur
a. Anak hadir di ruangan minimal 3 orang.
b. Penyelenggaraan terapi bermain dilakukan di ruang Tulip
lantai 3.
c. Pengorganisasian

penyelenggaraan

terapi

dilakukan

sebelumnya.

2.

Evaluasi Proses
a. Anak antusias dalam kegiatan mewarnai gambar
b. Anak mengikuti terapi bermain dari awal sampai akhir

c. Tidak terdapat anak yang rewel atau malas untukmewarnai


gambar
3.

Kriteria Hasil
a. Anak terlihat senang dan gembira
b. Kecemasan anak berkurang
c. Mewarnai gambar sesuai dengan contoh
d. Anak mampu menyebutkan warna yang dipakai

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. ( 2010). Bermain melatih konseentrasi anak. [Online]. Tersedia :

http://sidikjaricerdas.wordpress.com/2010/08/09/bermain-puzzlemelatihkonsentrasi-anak/ [28 November 2016]


Erlita,

dr.

(2006). Pengaruh

Anak.Terdapat

Permainan

pada

pada http://info.balitacerdas.com.

Perkembangan
Diakses

pada

tanggal 21 Agustus 2015


L. Wong, Donna. 2008. Pedoman Klinik Keperawatan Pediatrik Edisi
4. EGC : Jakarta www.Pediatrik.com [28 November 2016]
Nursalam. (2008). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (untuk Perawat
dan Bidan). Jakarta: Salemba Medika.
Whaley and Wong, 2009, Nursing Care Infanst and Children. Fourth
Edition. Mosby Year Book. Toronto Canada

Departemen : Keperawatan Anak

PROPOSAL DAN PRE PLANNING


TERAPI BERMAIN ANAK
MEWARNAI GAMBAR

Oleh :
Indhira Permata M.Putri S.Kep
Wa Ode Ayu Islamiati S.Kep
Tria Wulandari S.Kep
Sulfianti S.Kep
Ika Nirmala S.Kep
Marlina S.Kep
Hastati S.Kep

14420150071
14420150113
14420150074
14420150073
14420150070
14420150110
14420150069

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2016

Anda mungkin juga menyukai