id/2
015/02/baja-tahan-karat-stainless-steel.html
BAJA TAHAN KARAT (STAINLESS STEEL)
BAJA TAHAN KARAT (STAINLESS STEEL)
Baja Secara Umum
Baja (steel) merupakan material yang sering digunakan dan dijumpai pada
kehidupan
kita
sehari-hari.
Kandungan
utama
dalam
baja
adalah ferrous atau iron. Selain ferrous, ada kandungan lain yang selalu ada
pada baja. Kandungan lain yang selalu ada dalam baja adalah karbon dan
manganese.
Baja dapat dibagi menjadi dua kategori yakni baja standar dan baja tool.
Berdasarkan komposisi kimianya, baja standar dapat dibagi menjadi tiga
kelompok. Ketiga kelompok baja standar antara lain baja karbon, baja paduan,
dan baja tahan karat. Berikut akan dibahas mengenai baja tahan karat.
Baja Tahan Karat (Stainless Steel)
Baja tahan karat mengandung chromium minimal 10,5% (ada juga yang
menyebutkan minimal 12%). Chromium bersifat unik, di mana dia dapat
membentuk lapisan pasif pada permukaan baja. Hal tersebut dapat memberikan
perlindungan dari karat. Berdasarkan struktur mikro atau mekanisme
peningkatan kekuatannya, baja tahan karat dibagi menjadi lima jenis. Jenis-jenis
baja tahan karat antara lain:
Baja tahan karat austenitic (austenitic stainless steel)
Austenitic
stainless
steel memiliki
paduan
yang
cukup
untuk
menstabilkan austenite pada suhu ruang. Baja ini bersifat non ferromagnetic.
Baja tahan karat austenitic memiliki sifat mampu bentuk dan keuletan pada suhu
rendah yang sangat baik. Selain itu baja tahan karat austenitic juga memiliki sifat
mampu las dan ketahanan karat yang sangat baik. Baja tahan karat jenis ini
sangat cocok diterapkan pada sistem dengan suhu tinggi. Di sisi lain baja tahan
karataustenitic relatif memiliki kekuatan yield yang rendah dan hanya dapat
ditingkatkan kekuatannya dengan pengerjaan dingin (cold working), precipitation
hardening, atau substitutional solid solution strengthening.
Menurut standar AISI-SAE, baja tahan karat austenitic umumnya memiliki nomor
3xx. Material AISI-SAE 3xx merupakan paduan ferro-karbon-chromium-nickel
dengan kandungan chromium sebesar 16%-26% dan kandungan nickel sebesar
6%-22%. Baja tahan karat austenitic yang populer adalah tipe AISI-SAE 304, di
mana mengandung 18%-20% Cr dan 8%-12% Ni.
Berikut beberapa variasi dari baja tahan karat austenitic:
201
sedikit nickel diganti dengan manganese dan nitrogen
202
205
301
302
302B
lebih
rendah
untuk
303
303Se
304
304L
304LN
304H
304Cu
304N
305
308
309
309S
309Cb
310
310S
310Cb
314
316
316F
316L
316LN
kandungan karbon yang lebih rendah dan nitrogen yang lebih tinggi
untuk meningkatkan kekuatan
316H
316N
316Ti
penambahan titanium
316Cb
317
peningkatan chromium
ketahanan karat
317L
321
dan
molybdenum
untuk
meningkatkan
330
mengurangi
347
niobium
dan
tantalum
timbulnya chromium carbide
347H
348
348H
384
ditambahkan
karburisasi
untuk
dan
mengurangi
Pada baja tahan karat austenitic, pembatasan karbon sangatlah penting. Ketika
dipanaskan, karbon akan membentuk chromium carbide yang mengendap pada
batas butir austenite dan menimbulkan kondisi yang dikenal dengan
istilah sensitization. Karena chromium terikat sebagai carbide, maka chromium
akan berdekatan dengan batas atom dan memberikan ruang kosong sebagai
tempat terbentuknya karat. Sensitization dapat diubah dengan memanaskan baja
pada suhu 1040-1150C dan diikuti dengan pendinginan ke suhu ruang dengan
cepat. Suhu tinggi bisa menyebabkan carbide hancur. Sedangkan pendinginan
cepat dapat mencegah pengendapan ulang dari carbide.
Baja tahan karat ferritic (ferritic stainless steel)
Baja tahan karat ferritic merupakan baja dengan paduan chromium 10,5%-30%
dan karbon kurang dari 0,12%. Nickel tidak digunakan pada baja tahan
karat ferritic kecuali dalam jumlah kecil (kurang dari 1%, pada paduan tertentu).
Baja tahan karat ferritic memiliki struktur mikro ferrite dan bersifat ferromagnetic.
Baja tahan karat jenis ini relatif murah. Baja tahan karat ferritic juga memiliki
tingkat kekuatan yang baik dan memiliki sifat mampu bentuk yang cukup.
Berikut beberapa variasi dari baja tahan karat ferritic:
405
rendah chromium dengan tambahan aluminium
409
429
430
430F
430Se
434
436
untuk
439
untuk
442
444
dengan
penambahan
titanium
446
414
416
kandungan
phosphorus
meningkatkanmachinability
416Se
420
420F
422
431
440A
440B
440C
501
502
dan
sulfur
yang
dan
tinggi
tungsten
untuk
hasil
untuk
631
633
635
304
316L
410
440
A
https://hardiananto.wordpress.com/2008/06/14/baja-stainless/
Baja Stainless
Baja stainless merupakan baja paduan yang mengandung minimal
10,5% Cr. Sedikit baja stainless mengandung lebih dari 30% Cr atau
kurang dari 50% Fe. Karakteristik khusus baja stainless adalah
pembentukan lapisan film kromium oksida (Cr2O3). Lapisan ini
berkarakter kuat,tidak mudah pecah dan tidak terlihat secara kasat
mata. Lapisan kromium oksida dapat membentuk kembali jika
lapisan rusak dengan kehadiran oksigen. Pemilihan baja stainless
didasarkan dengan sifat-sifat materialnya antara lain ketahanan
korosi, fabrikasi, mekanik, dan biaya produk. Penambahan unsurunsur tertentu kedalam baja stainless dilakukan dengan tujuan
sebagai berikut :
Penambahan Molibdenum (Mo) bertujuan untuk memperbaiki
ketahanan korosi pitting dan korosi celah
Unsur karbon rendah dan penambahan unsur penstabil karbida
(titanium atau niobium) bertujuan menekan korosi batas butir pada
material yang mengalami proses sensitasi.
Penambahan kromium (Cr) bertujuan meningkatkan ketahanan
korosi dengan membentuk lapisan oksida (Cr2O3) dan ketahanan
terhadap oksidasi temperatur tinggi.
Penambahan nikel (Ni) bertujuan untuk meningkatkan ketahanan
korosi dalam media pengkorosi netral atau lemah. Nikel juga
meningkatkan keuletan dan mampu bentuk logam. Penambahan
nikel meningkatkan ketahanan korosi tegangan.
Penambahan unsur molybdenum (Mo) untuk meningkatkan
ketahanan korosi pitting di lingkungan klorida.
Unsur aluminium (Al) meningkatkan pembentukan lapisan oksida
pada temperature tinggi.
Umumnya berdasarkan paduan unsur kimia dan presentasibaja
stainless dibagi menjadi lima katagori[4]. Lima katagori tersebut
yaitu :
Baja stainless martensitik.
Baja ini merupakan paduan kromium dan karbon yang memiliki
struktur martensit body-centered cubic (bcc) terdistorsi saat kondisi
bahan dikeraskan. Baja ini merupakan ferromagnetic, bersifat dapat
dikeraskan dan umumnya tahan korosi di lingkungan kurang korosif.
%wt
0,08
Mn
0,45
0,03
Si
0,75
Cr
18-20
Ni
8-10,5
Mo
Ni
0,10
Cu
Fe
Balance
Poison
Tensile
Yield
Elong
Hard
Mod
Density
0,270,30
515
205
40
88
193
Keterangan:
Poison : Rasio Poison
Tensile : Tensile strength (MPa)
Yield : Yield Strength (MPa)
Elong : elongation %
Hard : Kekerasan (HVN)
Mod : Modulus elastisitas (GPa)
Density : berat jenis (Kg/m3)
Thermal
konduktivitas
(W/m-K)
Spesific heat
(J/kg-K)
Resistivitas
(10-9W-m)
17,2
16,2
500
720
Baja
stainless
dupleks
Jenis baja ini merupakan paduan campuran struktur ferrite (bcc) dan
austenit. Umumnya paduan-paduan didesain mengandung kadar
seimbang tiap fasa saat kondisi anil. Paduan utama material adalah
kromium dan nikel, tapi nitrogen, molybdenum,tembaga,silicon dan
tungsten ditambah untuk menstabilkan struktur dan memperbaiki
sifat tahan korosi. Ketahanan korosi baja stainless dupleks hampir
sama dengan baja stainless austenitik. Kelebihan baja stainless
dupleks yaitu nilai tegangan tarik dan luluh tinggi dan ketahanan
korosi retak tegang lebih baik dari pada baja stainless austenitik.
Ketangguhan baja stainless dupleks antara baja austenitic dan
ferritik.
Baja stainless pengerasan endapan
Jenis baja ini merupakan paduan unsure utama kromium-nikel yang
mengandung unsur precipitation-hardening antara lain tembaga,
aluminium, atau titanium. Baja ini berstruktur austenitic atau
martensitik dalam kondisi anil. Kondisi baja berfasa austenitic dalam
keadaan anil dapat diubah menjadi fasa martensit melalui
perlakuan panas. Kekuatan material melalui pengerasan endapan
pada struktur martensit.
https://ardra.biz/sain-teknologi/metalurgi/besi-baja-iron-steel/klasifikasibaja-tahan-korosi-stainless-steel/