30
nilai kemiringan grafik dari hasil pengaluran nilai R-1/2 terhadap waktu, seperti
tampak pada Gambar IV-1. Reaksi yang terjadi adalah:
Cu (s) + 2NO3- (aq) + 4H+ (aq) Cu+2 (aq) + 2NO2 (g) + 2H2O (l)
Cu+2 (aq) + 4Cl- (aq) CuCl4-2 (aq)
Cu (s) + O2 (g) CuO (s)
Arus dan tegangan yang diperoleh pada penelitian ini, diukur menggunakan
multimeter digital seperti pada Gambar IV-2.
31
Hasil pengukuran tidak dapat diolah lebih lanjut karena tidak diperoleh nilai
penambahan tegangan terukur selama waktu reaksi. Dengan menggunakan arus
yang relatif konstan selama reaksi seharusnya terjadi kenaikan nilai tegangan dan
hambatan sebagai akibat dari pengurangan diameter kawat sesuai dengan rumusan
R= l/A.
Gambar IV-3.Kupon tembaga sebelum terkorosi dan yang telah terkorosi pada
beberapa pH
0,0195 2690,25
0,0190 2589,70
1,79 2420,43
0,0161 1938,98
0,0183 2462,77
0,0126 1540,00
0,0115 1510,22
2,89 1550,24
0,0128 1635,85
0,0117 1514,88
0,0015 197,03
0,0048 621,49
4,72 296,06
0,0018 210,34
0,0012 155,37
6,80 0,0002 28,35 40,04
0,0003 40,41
0,0002 25,06
33
0,0005 66,32
Bila data dari tabel IV-1 dialurkan dalam bentuk berat kupon yang hilang terhadap
pH maka akan diperoleh grafik seperti pada Gambar IV-4.
Berkurangnya massa kupon tembaga yang hilang akibat kenaikan nilai pH juga
akan mengurangi nilai laju korosi karena berkurangnya jumlah H+ yang
mendepolarisasi logam. Jika dibuat dalam bentuk grafik maka akan terlihat seperti
pada gambar IV-5.
Gambar IV-5. Grafik laju korosi tembaga terhadap peningkatan pH larutan aqua
regia untuk melihat pengaruh pH terhadap laju korosi
34
Pengukuran laju korosi tembaga untuk melihat adanya pengaruh konsentrasi
inhibitor tanin pada pH 2,89 dihitung menggunakan perhitungan yang sama
seperti pengaruh pH terhadap laju korosi. Laju korosi tembaga dengan
penambahan tanin pada beberapa konsentrasi, tercantum dalam tabel IV-2.
Tabel IV-2. Pengaruh peningkatan konsentrasi tanin terhadap berat kupon yang
hilang dan laju korosi pada pH larutan aqua regia 2,89
0,0126 1540,00
0,0115 1510,22
0 1550,24
0,0128 1635,85
0,0117 1514,88
0,0108 1318,81
0,0113 1452,35
10 1421,94
0,0112 1470,83
0,0109 1445,76
0,0107 1439,98
0,0105 1394,41
25 1388,06
0,0106 1338,94
0,0105 1378,90
0,0102 1374,05
0,0104 1434,80
40 1367,05
0,0099 1300,10
0,0101 1359,23
Hasil pengukuran tersebut bila dialurkan dalam bentuk grafik berat kupon yang
hilang terhadap variasi konsentrasi tanin akan terlihat seperti grafik IV-6. Terlihat
pada grafik adanya pengurangan berat kupon yang hilang terhadap peningkatan
konsentrasi tanin sampai konsentrasi tanin sebesar 40 ppm.
35
Gambar IV-6. Grafik berat kupon yang hilang terhadap kenaikan jumlah
inhibitor pada pH 2,89 untuk melihat pengaruh konsentrasi
tannin terhadap berat kupon tembaga yang hilang
Dengan semakin berkurangya berat kupon tembaga yang hilang maka laju korosi
nya juga semakin berkurang. Peningkatan konsentrasi tanin menyebabkan
semakin banyaknya lapisan endapan senyawa kompleks Cu-tanin sehingga
menghambat pelarutan tembaga. Jika dibuat dalam grafik aluran laju korosi
terhadap peningkatan konsentrasi tanin maka akan terlihat nilai laju korosi akan
semakin berkurang, seperti pada Gambar IV-7.
Gambar IV-7. Grafik laju korosi dengan bertambahnya konsentrasi tanin pada
pH 2,89 untuk melihat pengaruh konsentrasi tanin terhadap laju
korosi
36
IV.3 Analisis Laju Korosi Menggunakan Metode Polarisasi Teknik Tafel
Melalui teknik Tafel, dapat diperoleh beberapa parameter korosi tetapi yang
diambil pada penelitian ini hanya nilai laju korosinya. Nilai laju korosi sebanding
dengan besarnya Icorr yang diperoleh dari ekstrapolasi grafik pengukuran rapat
arus katoda dan anoda terhadap potensial. Berdasarkan pengukuran diperoleh, laju
korosi tembaga semakin berkurang dengan bertambahnya pH, hal ini dapat
terlihat dengan bergesernya nilai potensial ke arah lebih positif, seperti pada
Gambar IV-8.
Gambar IV-8. Hasil pengkuran Tafel untuk pH media 2,89 (atas) dan pH 6,80
(bawah) untuk melihat pengaruh pH terhadap nilai Icorr dan Ecorr
tembaga
37
Pengukuran ekstrapolasi Tafel untuk mengetahui pengaruh penambahan tanin
dalam beberapa konsentrasi pada pH aqua regia 2,89 menunjukkan bahwa sampai
konsentrasi tanin 40 ppm nilai Icorr semakin berkurang sedangkan Ecorr semakin
bergeser ke arah positif, seperti tampak pada Gambar IV-9.
38
Hasil pengukuran dengan teknik ekstrapolasi Tafel, untuk berbagai pH larutan
aqua regia tercantum pada tabel IV-3.
Pada penambahan tanin di salah satu pH media yaitu 2,89 diperoleh hasil
pengurangan nilai Icorr sedangkan Ecorr bergeser ke arah yang lebih positif
dibandingkan tanpa penambahan inhibitor tannin. Hasil pengukuran peningkatan
konsentrasi tanin terhadap laju korosi tercantum pada tabel IV-4.
Tabel IV-4. Pengaruh peningkatan konsentrasi tanin terhadap laju korosi dengan
pengukuran ekstrapolasi Tafel
39
seiring dengan lamanya waktu reaksi. Hal ini dapat diukur dengan bertambahnya
nilai potensial yang terukur menggunakan alat ukur tegangan (Voltmeter).
40
IV.4.2 Pengaruh Inhibitor
Pada pengukuran nilai hambatan, penambahan inhibitor menghasilkan
pengukuran tegangan yang semakin berkurang atau sama seperti tanpa
menggunakan inhibitor. Penyebabnya diduga sama yaitu masih kurang kecilnya
arus yang digunakan sehingga merusak permukaan kawat logam. Kemungkinan
lain, adanya pelarutan dari senyawa sepit antara tanin-Cu oleh arus. Pada
pengukuran dengan metode wheel test, terukur adanya pengurangan berat dari
logam terkorosi yang lebih kecil dibandingkan tanpa inhibitor. Hal ini karena
adanya pengikatan ion Cu2+ yang terlarut oleh tanin dalam bentuk kompleks sepit
yang tidak larut dan menempel pada permukaan logam sehingga laju pelarutan Cu
semakin terhalangi. Dengan metode Tafel, adanya inhibitor tanin dalam larutan,
menyebabkan berkurangnya nilai Icorr sedangkan Ecorr bergeser ke arah yang lebih
positif dibandingkan tanpa penambahan inhibitor tanin, seperti terlihat pada
Gambar IV-8. Nilai Icorr menurut Faraday sebanding dengan laju penetrasi
terhadap logam atau semakin kecil nilai Icorr maka laju korosi juga semakin
berkurang. Menurut Riggs, jika dengan teradsorpsinya molekul-molekul inhibitor
pada permukaan logam menyebabkan potensial korosi bergeser ke arah positif,
maka hal ini menunjukkan bahwa inhibitor terutama menghambat proses anodik
( Bundjali, 2005). Adsorpsi kation Cu2+ oleh tanin membuat potensial lebih positif
pada permukaan logam terhadap lapisan ion-ion dalam larutan. Proses anodik,
yaitu pelarutan Cu menjadi terhambat karena tanin akan bereaksi dengan ion Cu2+
yang terlarut dalam aqua regia membentuk senyawa sepit yang tidak larut dan
menempel pada permukaan logam sehingga menghambat pelarutan Cu
selanjutnya.
41
upload dan membuat tautan antara file. Berdasarkan hasil ujicoba terbatas
terhadap sesama guru, diperoleh komentar bahwa moodle mudah untuk
digunakan, memberi tampilan yang menarik dan quiz untuk siswa dapat dilihat
hasilnya dengan cepat.
Gear 2
42
Gambar IV-11. Rancangan alat Corrosion Wheel test yang dimodifikasi
43