PENDAHULUAN
Latar Belakang
Keandalan dan kemampuan suatu sistem tenaga listrik dalam melayani konsumen sangat
tergantung padasistem proteksi yang digunakan. Oleh sebab itu dalam perencangan suatu sistem
tenaga listrik, perlu dipertimbangkan kondisi-kondisi gangguan yang mungkin terjadi pada sistem,
melalui
analisa
gangguan.
Pada
dasarnya
gangguan
dapat
terjadi
karena
kegagalan
operasi
peralatan
dalam
sistem, kesalahan manusia dan karena alam. Langkah yang dapat diambil untuk mencegah
terjadinya gangguan antara lain dengan menggunakan isolasi yang baik, membuat koordinasi isolasi
dan menghindarkan kesalahan operasi. Tetapi langkah langkah tersebut dibatasi oleh faktor
ekonomis dan alam. Karenanya para engineer sepakat : gangguan boleh saja terjadi dan tidak dapat
dihindari namun dampaknya harus diminimisasi.
PEMBAHASAN
B. SISTEM PROTEKSI GENERATOR
7
b)
Kerusakan laminasi
Kendornya bagian-bagian tertentu di dalam generator seperti : pasak-pasak stator (stator wedges).
3. Kesalahan paralel
Kesalahan dalam memparalel generator karena syarat-syarat sinkron tidak terpenuhi dapat
mengakibatkan kerusakan pada bagian poros dan kopling generator, dan penggerak utamanya
karena terjadinya momen puntir. Kemungkinan kerusakan lain yang timbul, kerusakan PMT dan
kerusakan pada kumparan stator akibat adanya kenaikan tegangan sesaat.
4. Gangguan pendingin stator
Gangguan pada media sistem pendingin stator (pendingin dengan media udara, hidrogen, atau air)
akan menyebabkan kenaikan suhu belitan stator. Apabila suhu belitan melampaui batas ratingnya
akan berakibat kerusakan belitan.
c. Gangguan sistem (system fault)
Generator dapat terganggu akibat adanya gangguan yang datang/terjadi pada sistem. Gangguangangguan sistem yang terjadi umumnya adalah :
8
1. Frekuensi operasi yang tidak normal (abnormal frequency operation)
Perubahan frekuensi keluar dari batas-batas normal di sistem dapat berakibat ketidakstabilan pada
turbin generator. Perubahan frekuensi sistem dapat dimungkinkan oleh tripnya unit-unit pembangkit
atau penghantar (transmisi).
2. Lepas sinkron (Loss of synhcron)
Adanya gangguan di sistem akibat perubahan beban mendadak, switching, hubung singkat dan
peristiwa yang cukup besar akan menimbulkan ketidakstabilan sistem. Apabila peristiwa ini cukup
lama dan melampaui batas-batas ketidakstabilan generator, generator akan kehilangan kondisi
paralel. Keadaan ini akan menghasilkan arus puncak yang tinggi dan penyimpangan frekuensi
operasi yang keluar dari seharusnya sehingga akan menyebabkan terjadinya stress pada belitan
generator, gaya puntir yang berfluktuasi serta resonansi yang akan merusak turbin generator. Pada
kondisi ini generator harus dilepas dari sistem.
3. Arus beban kumparan yang tidak seimbang (unbalance armature current)
Pembebanan yang tidak seimbang pada sistem/adanya gangguan 1 phasa dan 2 phasa pada sistem
yang menyebabkan beban generator tidak seimbang yang akan menimbulkan arus urutan negatif.
Arus urutan negatif yang melebihi batas, akan mengiduksikan arus medan yang berfrekuensi
rangkap yang arahnya berlawanan dengan putaran rotor akan menyebabkan adanya pemanasan
lebih dan kerusakan pada bagian-bagian konstruksi rotor.
2. MACAM-MACAM RELAI PROTEKSI GENERATOR DAN FUNGSINYA
No
Nama Relai
Fungsi Relai
Relai
periksa
sinkron Pengaman bantu generator
(synchron check relay)
sinkronisasi atau paralel
Relai
tegangan
(undervoltage relay)
Relai daya
power relay)
Relai
kehilangan
medan Untuk mendeteksi kehilangan arus penguat pada rotor
penguat (loss of excita-tion
relay)
Relai phasa urutan negatif Untuk mendeteksi arus urutan negatif yang disebabkan oleh beban
(negative phase sequence tidak seimbang dari batas-batas yang diijinkan
relay)
Relai arus lebih seketika Untuk mendeteksi besaran arus yang melebihi batas yang
(instantaneous over cur-rent ditentukan dalam waktu seketika
relay)
Relai arus lebih dengan waktu Untuk mendeteksi besaran arus yang melebihi batas dalam waktu
tunda (time over current relay) yang ditentukan
10
Relai tegangan lebih (over1. Bila terpasang di titik netral generator atau trafo tegangan yang
voltage relay)
dihubungkan segitiga, untuk mendeteksi gangguan stator hubung
tanah
2. Bila terpasang pada terminal generator : untuk mendeteksi
tegangan lebih
11
Relai keseimbangan te-gangan Untuk mendeteksi hilangnya tegangan dari trafo tegangan ke
(voltage balance relay)
pengatur tegangan otomatis (AVR) dan ke relay
12
Relai waktu
13
Relai
stator
gangguan Untuk mendeteksi gangguan hubung tanah pada stator
tanah(stator ground fault relay)
14
15
16
Relai frekuensi
relay)
balik
mendeteksi
persyaratan
17
Relai differensial (diffe- rential Untuk mendeteksi gangguan hubung singkat pada daerah yang
relay)
diamankan
Tabel 3.1 Macam- macam Relai Proteksi Generator dan Fungsinya
10
1.
Transformer)
d. Transformator lainnya yang digunakan untuk pemakaian motor-motor bertegangan rendah
Macam-macam gangguan transformator pembangkit dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
A. Gangguan luar / External fault
Gangguan luar dimaksud adalah gangguan yang diakibatkan oleh, atau terjadi di luar daerah
pengamanan transformator yang dapat mengakibatkan kerusakan pada transformator. Contoh :
a. Beban lebih/over load.
Pembebanan lebih yang melampaui kapasitasnya menyebabkan pemanasan yang berlebihan akibat
kenaikan suhu.
b.
Terjadinya hubung singkat phasa ke phasa atau phasa ke tanah di luar daerah pengaman
transformator itu sendiri dapat merusak bagian-bagian transformer.
B. Gangguan dalam / internal fault
Gangguan dalam yang dimaksud adalah gangguan yang bersumber dari dalam trafo itu sendiri.
Gangguan dalam transformator dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1.
13
Hubung singkat diantara gulungan belitan tegangan tinggi atau rendah (interturn fault) yang
disebabkan karena kerusakan laminasi di dalam gulungan
Hubung singkat pada belitan tertier
2. Gangguan awal
Gangguan ini sering diistilahkan incipient fault yaitu gangguan yang tergolong ringan dan berawal
dari gangguan kecil namun kemudian secara perlahan-lahan berkembang menjadi gangguan
besar/berat dan mengakibatkan kerusakan, apabila tidak segera terdeteksi.
Keadaan gangguan seperti ini tidak dapat terdeteksi oleh relai-relai arus dan tegangan. Gangguan
Gangguan pada inti besi akibat kerusakan laminasi isolasi yang menimbulkan percikan bunga api di
bawah minyak
Gangguan di sistem pendingin, seperti kerusakan pada pompa sirkulasi minyak, kipas pendingin
dan bagian-bagian dari sistem pendingin lainnya yang dapat menyebabkan kenaikan suhu operasi
sirkulasi minyak menjadi terganggu yang dapat mengakibatkan pemanasan setempat atau lokal hot
spot pada sebagian belitan.
Gangguan atau tidak berfungsinya bagian-bagian mekanik dari tap perubahan pembebanan atau
load tap changer akibat pemasangan yang kurang sempurna (loss contact, getaran, dsb)
Kebocoran minyak dari bagian las-lasan, perapat packing, dsb.
Gangguan pada terminal bushing akibat adanya kontaminasi, keretakan, penuaan, binatang, dsb.
No
Nama Relai
Fungsi Relai
Relai suhu
Relai Bucholz
Relai differensial
14
Tabel 4.1 Macam- macam Relai Proteksi Trafo Pembangkit dan Fungsinya
DAFTAR PUSTAKA
1.http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._TEKNIK_ELEKTRO/195512041981031
BACHTIAR_HASAN/SISTEM_PROTEKSI_PEMBANGKITAN_TENAGA_LISTRIK.pdf
Tambahkan komentar
ELEKTRO 2010
Klasik
Kartu Lipat
Majalah
Mozaik
Bilah Sisi
Cuplikan
Kronologis
1.
JUN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Keandalan dan kemampuan suatu sistem tenaga listrik dalam melayani konsumen sangat
tergantung padasistem proteksi yang digunakan. Oleh sebab itu dalam perencangan suatu sistem
tenaga listrik, perlu dipertimbangkan kondisi-kondisi gangguan yang mungkin terjadi pada sistem,
melalui
analisa
gangguan.
Pada dasarnya gangguan dapat terjadi karena kegagalan operasi peralatan dalam
sistem, kesalahan manusia dan karena alam. Langkah yang dapat diambil untuk mencegah
terjadinya gangguan antara lain dengan menggunakan isolasi yang baik, membuat koordinasi isolasi
dan menghindarkan kesalahan operasi. Tetapi langkah langkah tersebut dibatasi oleh faktor
ekonomis dan alam. Karenanya para engineer sepakat : gangguan boleh saja terjadi dan tidak dapat
dihindari namun dampaknya harus diminimisasi.
PEMBAHASAN
B. SISTEM PROTEKSI GENERATOR
sebagian belitan yang terhubung singkat melalui tanah. Akibatnya terjadi ketidakseimbangan fluksi
yang menimbulkan vibrasi yang berlebihan serta kerusakan fatal pada rotor.
5. Kehilangan medan penguat/Loss of excitation
Hilangnya medan penguat akan membuat putaran mesin naik, dan berfungsi sebagai generator
induksi. Kondisi ini akan berakibat pada rotor dan pasak/slot wedges, akibat arus induksi yang
bersirkulasi pada rotor. Kehilangan medan penguat dapat dimungkinkan oleh :
a)
7
Jatuhnya/trip saklar penguat (41AC)
b) Hubung singkat pada belitan penguat
c) Kerusakan kontak-kontak sikat arang pada sisi penguat
d) Kerusakan pada sistem AVR
6. Tegangan lebih/Over voltage
Tegangan yang berlebihan melampaui batas maksimum yang diijinkan dapat berakibat tembusnya
(breakdown) design insulasi yang akhirnya akan menimbulkan hubungan singkat antara belitan.
Tegangan lebih dapat dimungkinkan oleh mesin putaran lebih/overspeed atau kerusakan pada
pengatur tegangan otomatis/AVR.
b. Gangguan mekanis/panas (mechanical/thermal fault)
Jenis-jenis gangguan mekanik/panas antara lain :
1. Generator berfungsi sebagai motor (motoring)
Motoring adalah peristiwa berubah fungsi generator menjadi motor akibat daya balik (reverse
power).
Daya balik terjadi disebabkan oleh turunnya daya masukkan dari penggerak utama (prime mover).
Dampak kerusakan akibat peristiwa motoring adalah lebih kepada penggerak utama itu sendiri.
Pada turbin uap, peristiwa motoring akan mengakibatkan pemanasan lebih pada sudu-sudunya,
kavitasi pada sudu-sudu turbin air, dan ketidakstabilan pada sudu turbin gas.
2. Pemanasan lebih setempat
Pemanasan lebih setempat pada sebagian stator dapat dimungkinkan oleh :
Kerusakan laminasi
Kendornya bagian-bagian tertentu di dalam generator seperti : pasak-pasak stator (stator wedges).
3. Kesalahan paralel
Kesalahan dalam memparalel generator karena syarat-syarat sinkron tidak terpenuhi dapat
mengakibatkan kerusakan pada bagian poros dan kopling generator, dan penggerak utamanya
karena terjadinya momen puntir. Kemungkinan kerusakan lain yang timbul, kerusakan PMT dan
kerusakan pada kumparan stator akibat adanya kenaikan tegangan sesaat.
4. Gangguan pendingin stator
Gangguan pada media sistem pendingin stator (pendingin dengan media udara, hidrogen, atau air)
akan menyebabkan kenaikan suhu belitan stator. Apabila suhu belitan melampaui batas ratingnya
akan berakibat kerusakan belitan.
c. Gangguan sistem (system fault)
Generator dapat terganggu akibat adanya gangguan yang datang/terjadi pada sistem. Gangguangangguan sistem yang terjadi umumnya adalah :
8
1. Frekuensi operasi yang tidak normal (abnormal frequency operation)
Perubahan frekuensi keluar dari batas-batas normal di sistem dapat berakibat ketidakstabilan pada
turbin generator. Perubahan frekuensi sistem dapat dimungkinkan oleh tripnya unit-unit pembangkit
atau penghantar (transmisi).
2. Lepas sinkron (Loss of synhcron)
Adanya gangguan di sistem akibat perubahan beban mendadak, switching, hubung singkat dan
peristiwa yang cukup besar akan menimbulkan ketidakstabilan sistem. Apabila peristiwa ini cukup
lama dan melampaui batas-batas ketidakstabilan generator, generator akan kehilangan kondisi
paralel. Keadaan ini akan menghasilkan arus puncak yang tinggi dan penyimpangan frekuensi
operasi yang keluar dari seharusnya sehingga akan menyebabkan terjadinya stress pada belitan
generator, gaya puntir yang berfluktuasi serta resonansi yang akan merusak turbin generator. Pada
kondisi ini generator harus dilepas dari sistem.
3. Arus beban kumparan yang tidak seimbang (unbalance armature current)
Pembebanan yang tidak seimbang pada sistem/adanya gangguan 1 phasa dan 2 phasa pada sistem
yang menyebabkan beban generator tidak seimbang yang akan menimbulkan arus urutan negatif.
Arus urutan negatif yang melebihi batas, akan mengiduksikan arus medan yang berfrekuensi
rangkap yang arahnya berlawanan dengan putaran rotor akan menyebabkan adanya pemanasan
lebih dan kerusakan pada bagian-bagian konstruksi rotor.
2. MACAM-MACAM RELAI PROTEKSI GENERATOR DAN FUNGSINYA
No
1
Nama Relai
Relai jarak (distance relay)
Fungsi Relai
Untuk mendeteksi gangguan 2 phasa/ 3 phasa di muka generator
Relai
periksa
sinkron Pengaman bantu generator
(synchron check relay)
sinkronisasi atau paralel
Relai
tegangan
(undervoltage relay)
Relai daya
power relay)
Relai
kehilangan
medan Untuk mendeteksi kehilangan arus penguat pada rotor
penguat (loss of excita-tion
relay)
Relai phasa urutan negatif Untuk mendeteksi arus urutan negatif yang disebabkan oleh beban
(negative phase sequence tidak seimbang dari batas-batas yang diijinkan
relay)
Relai arus lebih seketika Untuk mendeteksi besaran arus yang melebihi batas yang
(instantaneous over cur-rent ditentukan dalam waktu seketika
relay)
Relai arus lebih dengan waktu Untuk mendeteksi besaran arus yang melebihi batas dalam waktu
tunda (time over current relay) yang ditentukan
10
Relai tegangan lebih (over1. Bila terpasang di titik netral generator atau trafo tegangan yang
voltage relay)
dihubungkan segitiga, untuk mendeteksi gangguan stator hubung
tanah
2. Bila terpasang pada terminal generator : untuk mendeteksi
tegangan lebih
11
Relai keseimbangan te-gangan Untuk mendeteksi hilangnya tegangan dari trafo tegangan ke
(voltage balance relay)
pengatur tegangan otomatis (AVR) dan ke relay
12
Relai waktu
13
Relai
stator
gangguan Untuk mendeteksi gangguan hubung tanah pada stator
tanah(stator ground fault relay)
14
15
16
Relai frekuensi
relay)
17
Relai differensial (diffe- rential Untuk mendeteksi gangguan hubung singkat pada daerah yang
relay)
diamankan
balik
untuk
mendeteksi
persyaratan
10
1.
Transformer)
d. Transformator lainnya yang digunakan untuk pemakaian motor-motor bertegangan rendah
Macam-macam gangguan transformator pembangkit dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
A. Gangguan luar / External fault
Gangguan luar dimaksud adalah gangguan yang diakibatkan oleh, atau terjadi di luar daerah
pengamanan transformator yang dapat mengakibatkan kerusakan pada transformator. Contoh :
a. Beban lebih/over load.
Pembebanan lebih yang melampaui kapasitasnya menyebabkan pemanasan yang berlebihan akibat
kenaikan suhu.
b.
Terjadinya hubung singkat phasa ke phasa atau phasa ke tanah di luar daerah pengaman
transformator itu sendiri dapat merusak bagian-bagian transformer.
B. Gangguan dalam / internal fault
Gangguan dalam yang dimaksud adalah gangguan yang bersumber dari dalam trafo itu sendiri.
Gangguan dalam transformator dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1.
13
Hubung singkat diantara gulungan belitan tegangan tinggi atau rendah (interturn fault) yang
disebabkan karena kerusakan laminasi di dalam gulungan
Hubung singkat pada belitan tertier
2. Gangguan awal
Gangguan ini sering diistilahkan incipient fault yaitu gangguan yang tergolong ringan dan berawal
dari gangguan kecil namun kemudian secara perlahan-lahan berkembang menjadi gangguan
besar/berat dan mengakibatkan kerusakan, apabila tidak segera terdeteksi.
Keadaan gangguan seperti ini tidak dapat terdeteksi oleh relai-relai arus dan tegangan. Gangguan
Gangguan pada inti besi akibat kerusakan laminasi isolasi yang menimbulkan percikan bunga api di
bawah minyak
Gangguan di sistem pendingin, seperti kerusakan pada pompa sirkulasi minyak, kipas pendingin
dan bagian-bagian dari sistem pendingin lainnya yang dapat menyebabkan kenaikan suhu operasi
sirkulasi minyak menjadi terganggu yang dapat mengakibatkan pemanasan setempat atau lokal hot
spot pada sebagian belitan.
Gangguan atau tidak berfungsinya bagian-bagian mekanik dari tap perubahan pembebanan atau
load tap changer akibat pemasangan yang kurang sempurna (loss contact, getaran, dsb)
Kebocoran minyak dari bagian las-lasan, perapat packing, dsb.
Gangguan pada terminal bushing akibat adanya kontaminasi, keretakan, penuaan, binatang, dsb.
No
Nama Relai
Fungsi Relai
Relai suhu
Relai Bucholz
Relai differensial
14
Tabel 4.1 Macam- macam Relai Proteksi Trafo Pembangkit dan Fungsinya
DAFTAR PUSTAKA
1.http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._TEKNIK_ELEKTRO/195512041981031
BACHTIAR_HASAN/SISTEM_PROTEKSI_PEMBANGKITAN_TENAGA_LISTRIK.pdf
Tambahkan komentar
2.
JUN
SISTEM PROTEKSI
SISTEM PROTEKSI
Zebulon Manalu (5103331040)
Jurusan Pendidikan Teknik Elektro
Universitas Negeri Medan
ABSTRAK
Sistem
tenaga
listrik
adalah
suatu
kesatuan
antara
pembangkit,
jaringan transmisi dan jaringan distribusi. Pada sistem tenaga listrik terdapat gardu induk y a n g
merupakan
komponen
sistem
tenaga
listrik
yang
penting,
s e h i n g g a pengamanan terhadap gardu induk sangat diperlukan agar penyaluran daya
listrik kekonsumen tidak terganggu. Ada banyak gangguan yang terjadi pada gardu induk,salah
satunya adalah gangguan arus lebih. Sebagai pengaman gardu induk terhadapgangguan arus lebih digunakan
relai arus lebih. Karena nilai arus lebih yang harusdiamankan melebihi besar arus nominal relai, maka
diperlukanlah suatu instrument yang dapat menyesuaikan besar arus gangguan dengan arus
nominal relai yang berupa transformator arus (current transformer). Laporan ini membahas
tentang penggunaan relai arus lebih pada Penyulang 20 kv dan pemilihan transformator arus(CT)
yang baik untuk proteksi agar keandalan dan kualitas sistem tenaga listrik tetap terjamin.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Keandalan dan kemampuan suatu sistem tenaga listrik dalam melayani konsumen sangat
tergantung padasistem proteksi yang digunakan. Oleh sebab itu dalam perencangan suatu sistem
tenaga listrik, perlu dipertimbangkan kondisi-kondisi gangguan yang mungkin terjadi pada sistem,
melalui
analisa
gangguan.
Pada dasarnya gangguan dapat terjadi karena kegagalan operasi peralatan dalam sistem,
kesalahan manusia dan karena alam. Langkah yang dapat diambil untuk mencegah terjadinya
gangguan antara lain dengan menggunakan isolasi yang baik, membuat koordinasi isolasi dan
menghindarkan kesalahan operasi. Tetapi langkah langkah tersebut dibatasi oleh faktor ekonomis
dan alam. Karenanya para engineer sepakat : gangguan boleh saja terjadi dan tidak dapat dihindari
namun dampaknya harus diminimisasi. Tabel 1 menunjukkan data statistik persentase gangguan
pada sistem tenaga ( diktat kuliah sistem proteksi teknik elektro UI oleh J. Sukarto)
Tabel 1. Frekuensi gangguan untuk berbagai peralatan sistem tenaga
Peralatan
SUTT
Kabel
Switchgear
Trafo Daya
Trafo arus dan trafo tegangan
Peralatn kontrol
Lain-lain
% Terhadap Total
50
10
15
12
2
3
8
Dari tabel 1 terlihat SUTT mengalami gangguan paling sering. Jenis ganguan yang terjadi di SUTT
ditunjukkan pada tabel 2 ( diktat kuliah sistem proteksi teknik elektro UI oleh J. Sukarto)
.
Jenis Gangguan
Fasa ke tanah (L-G)
Fasa ke fasa (L-L)
Fasa ke fasa ke tanah (L-L-G)
Tiga fasa (L-L-L)
% Kejadian
85
8
5
2
Dari hasil analisa gangguan, dapat ditentukan sistem proteksi yang akan digunakan, seperti:
spesifikasiswitchgear, rating circuit breaker (CB) serta penetapan besaran-besaran
menentukan bekerjanya suatu relay(setting relay) untuk keperluan proteksi.
yang
PEMBAHASAN
A.Definisi
Sistem
Proteksi
Proteksi sistem tenaga listrik adalah sistem proteksi yang dipasang pada peralatan-peralatan
listrik suatu sistem tenaga listrik, misalnya generator, transformator, jaringan dan lain-lain, terhadap
kondisi abnormal operasi sistem itu sendiri. Kondisi abnormal itu dapat berupa antara lain: hubung
singkat, tegangan lebih, beban lebih, frekuensi sistem rendah, asinkron dan lain-lain.
B. Manfaat Sistem Proteksi
1. menghindari ataupun untuk mengurangi kerusakan peralatan-peralatan akibat gangguan (kondisi
abnormal operasi sistem). Semakin cepat reaksi perangkat proteksi yang digunakan maka akan
semakin
sedikit
pengaruh
gangguan
kepada
kemungkinan
kerusakan
alat.
2. cepat melokalisir luas daerah yang mengalami gangguan, menjadi sekecil mungkin.
3. dapat memberikan pelayanan listrik dengan keandalan yang tinggi kepada konsumen dan juga
mutu
4.
mengamankan
listrik
manusia
terhadap
bahaya
yang
yang
ditimbulkan
baik.
oleh listrik.
Pengetahuan mengenai arus-arus yang timbul dari berbagai tipe gangguan pada suatu lokasi
merupakan hal yang sangat esensial bagi pengoperasian sistem proteksi secara efektif. Jika terjadi
gangguan pada sistem, para operator yang merasakan adanya gangguan tersebut diharapkan
segera dapat mengoperasikan circuit-circuit Breaker yang tepat untuk mengeluarkan sistem yang
terganggu atau memisahkan pembangkit dari jaringan yang terganggu. Sangat sulit bagi seorang
operator untuk mengawasi gangguan-gangguan yang mungkin terjadi dan menentukan CB mana
yang
dioperasikan
untuk
mengisolir
gangguan
tersebut
secara
manual.
Mengingat arus gangguan yang cukup besar, maka perlu secepat mungkin dilakukan proteksi. Hal
ini perlu suatu peralatan yang digunakan untuk mendeteksi keadaan-keadaan yang tidak normal
tersebut dan selanjutnya menginstruksikan circuit breaker yang tepat untuk bekerja memutuskan
rangkaian atau sistem yang terganggu. Dan peralatan tersebut kita kenal dengan relay.
Ringkasnya proteksi dan tripping otomatik circuit-circuit yang berhubungan, mempunyai dua fungsi
pokok:
1. Mengisolir peralatan yang terganggu, agar bagian-bagian yang lainnya tetap beroperasi seperti
biasa.
2. Membatasi kerusakan peralatan akibat panas lebih (over heating), pengaruh gaya-gaya mekanik
dst.
"Koordinasi antara relay dan circuit breaker(CB) dalam mengamati dan memutuskan gangguan
disebut
sebagai
sistem
proteksi".
Banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam mempertahankan arus kerja maksimum yang aman.
Jika arus kerja bertambah melampaui batas aman yang ditentukan dan tidak ada proteksi atau jika
proteksi tidak memadai atau tidak efektif, maka keadaan tidak normal dan akan mengakibatkan
kerusakan isolasi. Pertambahan arus yang berkelebihan menyebabkan rugi-rugi daya pada
konduktor akan berkelebihan pula, sedangkan pengaruh pemanasan adalah sebanding dengan
kwadrat
dari
arus:
H
I2.R.t
Joules
Dimana;
H
I
panas
R
t
=
waktu
=
=
yang
dihasilkan
listrik
arus
atau
tahanan
lamanya
arus
konduktor
yang
(Joule)
(ampere)
mengalir
(ohm)
(detik)
Proteksi harus sanggup menghentikan arus gangguan sebelum arus tersebut naik mencapai harga
yang
berbahaya.
Proteksi
dapat
dilakukan
dengan
Sekering
atau
Circuit
Breaker.
Proteksi juga harus sanggup menghilangkan gangguan tanpa merusak peralatan proteksi itu sendiri.
Untuk ini pemilihan peralatan proteksi harus sesuai dengan kapasitas arus hubung singkat breaking
capacity
atau
Repturing
Capacity.
Disamping itu, sistem proteksi yang diperlukan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Sekering atau circuit breaker harus sanggup dilalui arus nominal secara terus menerus tanpa
pemanasan
yang
berlebihan
(overheating).
2. Overload yang kecil pada selang waktu yang pendek seharusnya tidak menyebabkan peralatan
bekerja.
3. Sistem Proteksi harus bekerja walaupun pada overload yang kecil tetapi cukup lama, sehingga
dapat
menyebabkan
overheating
pada
rangkaian penghantar.
4. Sistem Proteksi harus membuka rangkaian sebelum kerusakan yang disebabkan oleh arus
gangguan
yang
dapat
terjadi.
5. Proteksi harus dapat melakukan pemisahan (discriminative) hanya pada rangkaian yang
terganggu
yang
dipisahkan
dari
rangkaian
yang
lain
yang
tetap
beroperasi.
Proteksi overload dikembangkan jika dalam semua hal rangkaian listrik diputuskan sebelum terjadi
overheating. Jadi disini overload action relatif lebih lama dan mempunyai fungsi inverse terhadap
kwadrat
dari
arus.
Proteksi gangguan hubung singkat dikembangkan jika action dari sekering atau circuit breaker cukup
cepat untuk membuka rangkaian sebelum arus dapat mencapai harga yang dapat merusak akibat
overheating,
arcing
atau
ketegangan
mekanik.
Diskriminasi : peka pada arus gangguan minimum tetapi tidak untuk arus beban maksimum
Selektivitas : hanya bekerja pada bagian yang terganggu dan tidak pada bagian yang sehat, artinya
sistem proteksi hanya pada daerah pengamannya saja atau mendapat prioritas utama untuk
bekerja main protection
3.
4.
5.
Cepat : segera bekerja untuk menghindari waktu penyelesaian kritis (clearing time) yang terlampaui,
kerusakan peralatan karena dialiri arus besar dengan jangka waktu lama dan gangguan tetap yang
akan menyebabkan tegangan jatuh.
Sifat sifat tersebut juga menjadi persyaratan sistem proteksi yang baik ditambah dengan
persyaratan lain seperti :
D.
Proteksi
Pendukung
Proteksi pendukung (back up) merupakan susunan yang sepenuhnya terpisah dan yang bekerja
untuk mengeluarkan bagian yang terganggu apabila proteksi utama tidak bekerja (fail). Sistem
pendukung ini sedapat mungkin indenpenden seperti halnya proteksi utama, memiliki trafo-trafo dan
rele-rele tersendiri. Seringkali hanya triping CB dan trafo -trafo tegangan yang dimiliki bersama oleh
keduanya. Tiap-tiap sistem proteksi utama melindungi suatu area atau zona sistem daya tertentu.
Ada kemungkinan suatu daerah kecil diantara zo na -zona yang berdekatan misalnya antara trafotrafo arus dan circuit breaker-circuit breaker tidak dilindungi. Dalam keadaan seperti ini sistem back
up (yang dinamakan, remote back up) akan memberikan perlindungan karena berlapis dengan
zona-zona
utama.
Pada sistem distribusi aplikasi back up digunakan tidak seluas dalam sistem tansmisi,cukup jika
hanya mencakup titik-titik strategis saja. Remote back up akan bereaksi lambat dan biasanya
memutus lebih banyak dari yang diperlukan untuk mengeluarkan bagian yang terganggu.
E. Pertimbangan ekonomis
Dalam sistem distribusi aspek ekonomis hampir mengatasi aspek teknis, oleh karena jumlah feeder,
trafo dan sebagainya yang begitu banyak, asal saja persyaratan keamanan yang pokok dipenuhi.
Dalam suatu sistem transmisi justru aspek teknis yang penting. Proteksi relatif mahal, namun
demikian pula sistem atau peralatan yang dilindungi dan jaminan terhadap kelangsungan peralatan
sistem
adalah
vital.
Untuk tujuan tersebut, biasanya digunakan dua sistem proteksi yang terpisah, yaitu proteksi primer
atau proteksi utama dan proteksi pendukung (back up).
umum,
komponen-komponen
Breaker,
CB
3. Trafo
4. Trafo
5. Kabel
6. Catu
arus (Current
tegangan (Potential
daya,
sistem
(Sakelar
proteksi
terdiri
Pemutus,
Transformer,
Transformer,
Suplai
dari:
PMT)
CT)
PT)
kontrol
(batere)
Peralatan proteksi dipilih berdasarkan kapasitas arus hubung singkat Breaking capacity atau
Repturing Capcity.
Rangkuman
Proteksi
dan
automatic
tripping
Circuit
Breaker
(CB)
dibutuhkan
untuk:
1. Mengisolir peralatan yang terganggu agar bagian-bagian yang lainnya tetap beroperasi seperti
biasa.
2. Membatasi kerusakan peralatan akibat panas lebih (overheating), pengaruh gaya mekanik dan
sebagainya.
Proteksi
harus
dapat
mengakibatkan
H
panas
=
menghilangkan
dengan
yang
cepat
berkelebihan
I2x.Rt
arus
yang
akibat
dapat
gangguan
Joules
Peralatan proteksi selain sekering adalah peralatan yang dibentuk dalam suatu sistem koodinasi
relay dan circuit breaker
DAFTAR PUSTAKA
1.
http://www.google.co.id/#hl=id&q=proteksi+sistem+tenaga+listrik+doc
2.
http://dunia-listrik.blogspot.com/2008/11/dasar-dasar-sistem-proteksi.html
Diposkan 6th June 2012 oleh zebulon manalu
0
Tambahkan komentar
Memuat
Template Tampilan Dinamis. Diberdayakan oleh Blogger.