Anda di halaman 1dari 28

JUN

SISTEM PROTEKSI GENERATOR DAN SISTEM PROTEKSI TRAFO


PEMBANGKIT
SISTEM PROTEKSI GENERATOR DAN SISTEM PROTEKSI TRAFO PEMBANGKIT
Zebulon Manalu ( 5103331040)
Jurusan Pendidikan Teknik Elektro
Universitas Negeri Medan
ABSTRAK
Sistem proteksi pembangkit ataupun transmisi harus bekerja sesuai syaratnya diantaranya
cepat bereaksi jika terjadi gangguan, selektif, peka/sensitif terhadap gangguan, andal/reliability,
stabilitas dan ekonomis. Jika syarat tersebut tidak terpenuhi, maka akan mempengaruhi kinerja
pembangkit. Dengan menganalisa besar arus gangguan dan hasil pencarian data gangguan baik di
sisi GIS 150 kV maupun sisi PLTU 2 banten labuan. Diharapkan diketahui penyebab gangguan di
Transmisi 150 kV Saketi dan proteksi apa yang menyebabkan pembangkit trip. Kehandalan suatu
pembangkit sangat penting karena jika terjadi gangguan akan menyebabkan pembangkit kehilangan
kesempatan produksi dan untuk start kembali membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit.

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Keandalan dan kemampuan suatu sistem tenaga listrik dalam melayani konsumen sangat
tergantung padasistem proteksi yang digunakan. Oleh sebab itu dalam perencangan suatu sistem
tenaga listrik, perlu dipertimbangkan kondisi-kondisi gangguan yang mungkin terjadi pada sistem,
melalui

analisa

gangguan.

Pada

dasarnya

gangguan

dapat

terjadi

karena

kegagalan

operasi

peralatan

dalam

sistem, kesalahan manusia dan karena alam. Langkah yang dapat diambil untuk mencegah
terjadinya gangguan antara lain dengan menggunakan isolasi yang baik, membuat koordinasi isolasi
dan menghindarkan kesalahan operasi. Tetapi langkah langkah tersebut dibatasi oleh faktor
ekonomis dan alam. Karenanya para engineer sepakat : gangguan boleh saja terjadi dan tidak dapat
dihindari namun dampaknya harus diminimisasi.

PEMBAHASAN
B. SISTEM PROTEKSI GENERATOR

1. MACAM-MACAM GANGGUAN PADA GENERATOR DAN AKIBATNYA


Macam-macam gangguan pada generator dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Gangguan listrik/electrical fault
Jenis gangguan ini adalah gangguan yang timbul dan terjadi pada bagian-bagian listrik dari
generator.
Gangguan-gangguan tersebut antara lain :
1.

Hubung singkat 3 phasa


Terjadinya arus lebih pada stator yang dimaksud adalah arus lebih yang timbul akibat terjadinya
hubungan singkat 3 phasa/ 3 phase fault. Gangguan ini akan menimbulkan loncatan bunga api
dengan suhu yang tinggi yang akan melelehkan belitan dengan resiko terjadinya kebakaran, jika
isolasi tidak terbuat dari bahan yang anti api /nonflammable.
2. Hubung singkat 2 phasa
Gangguan hubung singkat 2 phasa/unbalance fault lebih berbahaya dibanding gangguan hubung
singkat 3 phasa/balance fault, karena disamping akan terjadi kerusakan pada belitan akan timbul
pula vibrasi pada kumparan stator. Kerusakan lain yang timbul adalah pada poros/shaft dan kopling
turbin akibat adanya momen puntir yang besar.
3. Stator hubung singkat 1 phasa ke tanah/stator ground fault
Kerusakan akibat gangguan 2 phasa atau antara konduktor kadang-kadang masih dapat diperbaiki
dengan menyambung taping atau mengganti sebagian konduktor, tetapi kerusakan laminasi besi
(iron lamination) akibat gangguan 1 phasa ke tanah yang menimbulkan bunga api dan merusak
isolasi dan inti besi adalah kerusakan serius yang perbaikannya dilakukan secara total. Gangguan
jenis ini meskipun kecil harus segera diproteksi.

4. Rotor hubung tanah/field ground


Pada rotor generator yang belitannya tidak dihubungkan oleh tanah (ungrounded system). Bila salah
satu sisi terhubung ke tanah belum menjadikan masalah. Tetapi apabila sisi lainnya terhubung ke
tanah, sementara sisi sebelumnya tidak terselesaikan maka akan terjadi kehilangan arus pada
sebagian belitan yang terhubung singkat melalui tanah. Akibatnya terjadi ketidakseimbangan fluksi
yang menimbulkan vibrasi yang berlebihan serta kerusakan fatal pada rotor.
5. Kehilangan medan penguat/Loss of excitation
Hilangnya medan penguat akan membuat putaran mesin naik, dan berfungsi sebagai generator
induksi. Kondisi ini akan berakibat pada rotor dan pasak/slot wedges, akibat arus induksi yang
bersirkulasi pada rotor. Kehilangan medan penguat dapat dimungkinkan oleh :
a)

7
b)

Jatuhnya/trip saklar penguat (41AC)


Hubung singkat pada belitan penguat

c) Kerusakan kontak-kontak sikat arang pada sisi penguat


d) Kerusakan pada sistem AVR
6. Tegangan lebih/Over voltage
Tegangan yang berlebihan melampaui batas maksimum yang diijinkan dapat berakibat tembusnya
(breakdown) design insulasi yang akhirnya akan menimbulkan hubungan singkat antara belitan.
Tegangan lebih dapat dimungkinkan oleh mesin putaran lebih/overspeed atau kerusakan pada
pengatur tegangan otomatis/AVR.
b. Gangguan mekanis/panas (mechanical/thermal fault)
Jenis-jenis gangguan mekanik/panas antara lain :
1. Generator berfungsi sebagai motor (motoring)
Motoring adalah peristiwa berubah fungsi generator menjadi motor akibat daya balik (reverse
power).
Daya balik terjadi disebabkan oleh turunnya daya masukkan dari penggerak utama (prime mover).
Dampak kerusakan akibat peristiwa motoring adalah lebih kepada penggerak utama itu sendiri.
Pada turbin uap, peristiwa motoring akan mengakibatkan pemanasan lebih pada sudu-sudunya,
kavitasi pada sudu-sudu turbin air, dan ketidakstabilan pada sudu turbin gas.
2. Pemanasan lebih setempat
Pemanasan lebih setempat pada sebagian stator dapat dimungkinkan oleh :

Kerusakan laminasi

Kendornya bagian-bagian tertentu di dalam generator seperti : pasak-pasak stator (stator wedges).

3. Kesalahan paralel
Kesalahan dalam memparalel generator karena syarat-syarat sinkron tidak terpenuhi dapat
mengakibatkan kerusakan pada bagian poros dan kopling generator, dan penggerak utamanya
karena terjadinya momen puntir. Kemungkinan kerusakan lain yang timbul, kerusakan PMT dan
kerusakan pada kumparan stator akibat adanya kenaikan tegangan sesaat.
4. Gangguan pendingin stator
Gangguan pada media sistem pendingin stator (pendingin dengan media udara, hidrogen, atau air)
akan menyebabkan kenaikan suhu belitan stator. Apabila suhu belitan melampaui batas ratingnya
akan berakibat kerusakan belitan.
c. Gangguan sistem (system fault)
Generator dapat terganggu akibat adanya gangguan yang datang/terjadi pada sistem. Gangguangangguan sistem yang terjadi umumnya adalah :

8
1. Frekuensi operasi yang tidak normal (abnormal frequency operation)
Perubahan frekuensi keluar dari batas-batas normal di sistem dapat berakibat ketidakstabilan pada
turbin generator. Perubahan frekuensi sistem dapat dimungkinkan oleh tripnya unit-unit pembangkit
atau penghantar (transmisi).
2. Lepas sinkron (Loss of synhcron)
Adanya gangguan di sistem akibat perubahan beban mendadak, switching, hubung singkat dan
peristiwa yang cukup besar akan menimbulkan ketidakstabilan sistem. Apabila peristiwa ini cukup
lama dan melampaui batas-batas ketidakstabilan generator, generator akan kehilangan kondisi
paralel. Keadaan ini akan menghasilkan arus puncak yang tinggi dan penyimpangan frekuensi
operasi yang keluar dari seharusnya sehingga akan menyebabkan terjadinya stress pada belitan
generator, gaya puntir yang berfluktuasi serta resonansi yang akan merusak turbin generator. Pada
kondisi ini generator harus dilepas dari sistem.
3. Arus beban kumparan yang tidak seimbang (unbalance armature current)
Pembebanan yang tidak seimbang pada sistem/adanya gangguan 1 phasa dan 2 phasa pada sistem
yang menyebabkan beban generator tidak seimbang yang akan menimbulkan arus urutan negatif.
Arus urutan negatif yang melebihi batas, akan mengiduksikan arus medan yang berfrekuensi
rangkap yang arahnya berlawanan dengan putaran rotor akan menyebabkan adanya pemanasan
lebih dan kerusakan pada bagian-bagian konstruksi rotor.
2. MACAM-MACAM RELAI PROTEKSI GENERATOR DAN FUNGSINYA

No

Nama Relai

Fungsi Relai

Relai jarak (distance relay)

Relai
periksa
sinkron Pengaman bantu generator
(synchron check relay)
sinkronisasi atau paralel

Relai
tegangan
(undervoltage relay)

Relai daya
power relay)

Relai
kehilangan
medan Untuk mendeteksi kehilangan arus penguat pada rotor
penguat (loss of excita-tion
relay)

Relai phasa urutan negatif Untuk mendeteksi arus urutan negatif yang disebabkan oleh beban
(negative phase sequence tidak seimbang dari batas-batas yang diijinkan
relay)

Relai arus lebih seketika Untuk mendeteksi besaran arus yang melebihi batas yang
(instantaneous over cur-rent ditentukan dalam waktu seketika
relay)

Relai arus lebih dengan waktu Untuk mendeteksi besaran arus yang melebihi batas dalam waktu
tunda (time over current relay) yang ditentukan

Relai penguat lebih


excitation relay)

10

Relai tegangan lebih (over1. Bila terpasang di titik netral generator atau trafo tegangan yang
voltage relay)
dihubungkan segitiga, untuk mendeteksi gangguan stator hubung
tanah
2. Bila terpasang pada terminal generator : untuk mendeteksi
tegangan lebih

11

Relai keseimbangan te-gangan Untuk mendeteksi hilangnya tegangan dari trafo tegangan ke
(voltage balance relay)
pengatur tegangan otomatis (AVR) dan ke relay

12

Relai waktu

13

Relai
stator
gangguan Untuk mendeteksi gangguan hubung tanah pada stator
tanah(stator ground fault relay)

14

Relai kehilangan sinkroni-sasi


(out of step relay)

Untuk mendeteksi kondisi asinkron pada generator yang sudah


paralel dengan sistem

15

Relai pengunci (lock out relay)

Untuk menerima signal trip dari relai-relai proteksi dan kemudian


meneruskan signal trip ke PMT, alarm, dan peralatan lain serta
penguncinya

16

Relai frekuensi
relay)

balik

Untuk mendeteksi gangguan 2 phasa/ 3 phasa di muka generator


sampai batas jangkauannya
untuk

mendeteksi

persyaratan

kurang Untuk mendeteksi turunnya tegangan sampai di bawah harga yang


diijinkan
(reverse Untuk mendeteksi daya balik sehingga mencegah generator
bekerja sebagai motor

(over Untuk mendeteksi penguat lebih pada generator

Untuk memperlambat/mempercepat waktu

(frequen-cy Untuk mendeteksi besaran frekuensi rendah/lebih di luar harga


yang ditentukan

17

Relai differensial (diffe- rential Untuk mendeteksi gangguan hubung singkat pada daerah yang
relay)
diamankan
Tabel 3.1 Macam- macam Relai Proteksi Generator dan Fungsinya

DIAGRAM PROTEKSI PERALATAN PEMBANGKIT

10

Gambar 3.1 One Line Diagram Relai Proteksi Generator

C. SISTEM PROTEKSI TRAFO PEMBANGKIT

1.

MACAM-MACAM GANGGUAN PADA TRAFO PEMBANGKIT DAN AKIBATNYA

Yang dimaksud transformator pembangkit dalam pembahasan ini adalah :


a. Transformator Generator (Generator Transformer) / Transformator Utama (Main Transformer)
b.
c.

Transformator bantu utama (Main Auxiliary Transformer) / Transformator Pemakaian Sendiri


Transformator bantu cadangan (Reserve Auxiliary Transformer) / Transformer start (Starting

Transformer)
d. Transformator lainnya yang digunakan untuk pemakaian motor-motor bertegangan rendah
Macam-macam gangguan transformator pembangkit dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
A. Gangguan luar / External fault
Gangguan luar dimaksud adalah gangguan yang diakibatkan oleh, atau terjadi di luar daerah
pengamanan transformator yang dapat mengakibatkan kerusakan pada transformator. Contoh :
a. Beban lebih/over load.
Pembebanan lebih yang melampaui kapasitasnya menyebabkan pemanasan yang berlebihan akibat
kenaikan suhu.

Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan :


Memperpendek umur transformator/lifetime

Merusak isolasi dan material belitan

b.

Hubung singkat di sisi luar/external short circuit

Terjadinya hubung singkat phasa ke phasa atau phasa ke tanah di luar daerah pengaman
transformator itu sendiri dapat merusak bagian-bagian transformer.
B. Gangguan dalam / internal fault
Gangguan dalam yang dimaksud adalah gangguan yang bersumber dari dalam trafo itu sendiri.
Gangguan dalam transformator dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1.

Gangguan listrik / electrical fault


Gangguan ini tergolong gangguan berat yang dapat menyebabkan kerusakan pada bagian-bagian
transformator. Gangguan ini biasanya dapat terdeteksi langsung oleh relai-relai arus dan tegangan.
Gangguan tersebut antara lain :
Gangguan hubung singkat phasa ke phasa atau phasa ke tanah pada terminal belitan tinggi atau
rendah
Gangguan hubung singkat phasa ke phasa atau phasa ke tanah pada belitan tinggi atau rendah.

13

Hubung singkat diantara gulungan belitan tegangan tinggi atau rendah (interturn fault) yang
disebabkan karena kerusakan laminasi di dalam gulungan
Hubung singkat pada belitan tertier

2. Gangguan awal
Gangguan ini sering diistilahkan incipient fault yaitu gangguan yang tergolong ringan dan berawal
dari gangguan kecil namun kemudian secara perlahan-lahan berkembang menjadi gangguan
besar/berat dan mengakibatkan kerusakan, apabila tidak segera terdeteksi.
Keadaan gangguan seperti ini tidak dapat terdeteksi oleh relai-relai arus dan tegangan. Gangguan

tersebut antara lain :


Kendornya baut-baut / ring pada terminal konduktor

Gangguan pada inti besi akibat kerusakan laminasi isolasi yang menimbulkan percikan bunga api di

bawah minyak
Gangguan di sistem pendingin, seperti kerusakan pada pompa sirkulasi minyak, kipas pendingin
dan bagian-bagian dari sistem pendingin lainnya yang dapat menyebabkan kenaikan suhu operasi

yang tinggi sementara transformator masih beroperasi di bawah beban penuh


Adanya kemungkinan pengentalan minyak atau kebuntuan pada bagian-bagian tertentu, sehingga

sirkulasi minyak menjadi terganggu yang dapat mengakibatkan pemanasan setempat atau lokal hot
spot pada sebagian belitan.
Gangguan atau tidak berfungsinya bagian-bagian mekanik dari tap perubahan pembebanan atau

load tap changer akibat pemasangan yang kurang sempurna (loss contact, getaran, dsb)
Kebocoran minyak dari bagian las-lasan, perapat packing, dsb.
Gangguan pada terminal bushing akibat adanya kontaminasi, keretakan, penuaan, binatang, dsb.

2. MACAM-MACAM RELAI PROTEKSI TRAFO PEMBANGKIT DAN FUNGSINYA

No

Nama Relai

Fungsi Relai

Relai suhu

Relai ini adalah relai mekanis yang berfungsi mendeteksi suhu


minyak dan kumparan secara langsung yang akan membunyikan
alarm serta mengeluarkan/mentripkan PMT.
Relai suhu ini dipasang pada semua transformator

Relai beban lebih

Relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap


suhu yang berlebihan akibat beban lebih

Relai Bucholz

Relai ini berfungsi untuk mendeteksi adanya gas yang ditimbulkan


oleh loncatan bunga api dan pemanasan setempat dalam minyak
transformator

Relai tekanan lebih (sudden


pressure relay)

Bagi transformator tanpa konservator, dipasang relai tekanan


mendadak yang dipasang pada tangki, dan bekerja dengan
pertolongan membran.
Relai ini dipasang pada semua transformator.

Relai arus lebih

Relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap


gangguan hubung singkat antar phasa di dalam maupun di luar
daerah pengamanan transformator. Relai ini juga diharapkan
mempunyai sifat komplementer dengan relai beban lebih. Relai ini
berfungsi juga sebagai pengaman cadangan bagi bagian instalasi
lainnya

Relai gangguan tanah

Relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap


hubung tanah, di dalam dan di luar daerah pengamanan.

Relai differensial

Relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap


gangguan hubung singkat yang terjadi di dalam daerah
pengamanan transformator

Relai gangguan tanah terbatas


(Restricted earth fault relay)

Relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap


gangguan tanah dalam daerah pengamanan transformator
khususnya untuk gangguan di dekat titik netral yang tidak dapat
dirasakan oleh relai differensial

Relai fluksi lebih

Relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator generator.


Relai ini mendeteksi besaran fluksi /perbandingan tegangan dan
frekuensi

14

Tabel 4.1 Macam- macam Relai Proteksi Trafo Pembangkit dan Fungsinya

DAFTAR PUSTAKA
1.http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._TEKNIK_ELEKTRO/195512041981031
BACHTIAR_HASAN/SISTEM_PROTEKSI_PEMBANGKITAN_TENAGA_LISTRIK.pdf

Diposkan 6th June 2012 oleh zebulon manalu


0

Tambahkan komentar

ELEKTRO 2010

Klasik

Kartu Lipat

Majalah

Mozaik

Bilah Sisi

Cuplikan

Kronologis

1.
JUN

SISTEM PROTEKSI GENERATOR DAN SISTEM PROTEKSI TRAFO


PEMBANGKIT
SISTEM PROTEKSI GENERATOR DAN SISTEM PROTEKSI TRAFO PEMBANGKIT
Zebulon Manalu ( 5103331040)
Jurusan Pendidikan Teknik Elektro
Universitas Negeri Medan
ABSTRAK
Sistem proteksi pembangkit ataupun transmisi harus bekerja sesuai syaratnya diantaranya
cepat bereaksi jika terjadi gangguan, selektif, peka/sensitif terhadap gangguan, andal/reliability,
stabilitas dan ekonomis. Jika syarat tersebut tidak terpenuhi, maka akan mempengaruhi kinerja
pembangkit. Dengan menganalisa besar arus gangguan dan hasil pencarian data gangguan baik di
sisi GIS 150 kV maupun sisi PLTU 2 banten labuan. Diharapkan diketahui penyebab gangguan di
Transmisi 150 kV Saketi dan proteksi apa yang menyebabkan pembangkit trip. Kehandalan suatu
pembangkit sangat penting karena jika terjadi gangguan akan menyebabkan pembangkit kehilangan
kesempatan produksi dan untuk start kembali membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit.

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Keandalan dan kemampuan suatu sistem tenaga listrik dalam melayani konsumen sangat
tergantung padasistem proteksi yang digunakan. Oleh sebab itu dalam perencangan suatu sistem
tenaga listrik, perlu dipertimbangkan kondisi-kondisi gangguan yang mungkin terjadi pada sistem,
melalui

analisa

gangguan.

Pada dasarnya gangguan dapat terjadi karena kegagalan operasi peralatan dalam
sistem, kesalahan manusia dan karena alam. Langkah yang dapat diambil untuk mencegah
terjadinya gangguan antara lain dengan menggunakan isolasi yang baik, membuat koordinasi isolasi
dan menghindarkan kesalahan operasi. Tetapi langkah langkah tersebut dibatasi oleh faktor

ekonomis dan alam. Karenanya para engineer sepakat : gangguan boleh saja terjadi dan tidak dapat
dihindari namun dampaknya harus diminimisasi.

PEMBAHASAN
B. SISTEM PROTEKSI GENERATOR

1. MACAM-MACAM GANGGUAN PADA GENERATOR DAN AKIBATNYA


Macam-macam gangguan pada generator dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Gangguan listrik/electrical fault
Jenis gangguan ini adalah gangguan yang timbul dan terjadi pada bagian-bagian listrik dari
generator.
Gangguan-gangguan tersebut antara lain :
1.

Hubung singkat 3 phasa


Terjadinya arus lebih pada stator yang dimaksud adalah arus lebih yang timbul akibat terjadinya
hubungan singkat 3 phasa/ 3 phase fault. Gangguan ini akan menimbulkan loncatan bunga api
dengan suhu yang tinggi yang akan melelehkan belitan dengan resiko terjadinya kebakaran, jika
isolasi tidak terbuat dari bahan yang anti api /nonflammable.
2. Hubung singkat 2 phasa
Gangguan hubung singkat 2 phasa/unbalance fault lebih berbahaya dibanding gangguan hubung
singkat 3 phasa/balance fault, karena disamping akan terjadi kerusakan pada belitan akan timbul
pula vibrasi pada kumparan stator. Kerusakan lain yang timbul adalah pada poros/shaft dan kopling
turbin akibat adanya momen puntir yang besar.
3. Stator hubung singkat 1 phasa ke tanah/stator ground fault
Kerusakan akibat gangguan 2 phasa atau antara konduktor kadang-kadang masih dapat diperbaiki
dengan menyambung taping atau mengganti sebagian konduktor, tetapi kerusakan laminasi besi
(iron lamination) akibat gangguan 1 phasa ke tanah yang menimbulkan bunga api dan merusak
isolasi dan inti besi adalah kerusakan serius yang perbaikannya dilakukan secara total. Gangguan
jenis ini meskipun kecil harus segera diproteksi.
4. Rotor hubung tanah/field ground
Pada rotor generator yang belitannya tidak dihubungkan oleh tanah (ungrounded system). Bila salah
satu sisi terhubung ke tanah belum menjadikan masalah. Tetapi apabila sisi lainnya terhubung ke
tanah, sementara sisi sebelumnya tidak terselesaikan maka akan terjadi kehilangan arus pada

sebagian belitan yang terhubung singkat melalui tanah. Akibatnya terjadi ketidakseimbangan fluksi
yang menimbulkan vibrasi yang berlebihan serta kerusakan fatal pada rotor.
5. Kehilangan medan penguat/Loss of excitation
Hilangnya medan penguat akan membuat putaran mesin naik, dan berfungsi sebagai generator
induksi. Kondisi ini akan berakibat pada rotor dan pasak/slot wedges, akibat arus induksi yang
bersirkulasi pada rotor. Kehilangan medan penguat dapat dimungkinkan oleh :
a)

7
Jatuhnya/trip saklar penguat (41AC)
b) Hubung singkat pada belitan penguat
c) Kerusakan kontak-kontak sikat arang pada sisi penguat
d) Kerusakan pada sistem AVR
6. Tegangan lebih/Over voltage
Tegangan yang berlebihan melampaui batas maksimum yang diijinkan dapat berakibat tembusnya
(breakdown) design insulasi yang akhirnya akan menimbulkan hubungan singkat antara belitan.
Tegangan lebih dapat dimungkinkan oleh mesin putaran lebih/overspeed atau kerusakan pada
pengatur tegangan otomatis/AVR.
b. Gangguan mekanis/panas (mechanical/thermal fault)
Jenis-jenis gangguan mekanik/panas antara lain :
1. Generator berfungsi sebagai motor (motoring)
Motoring adalah peristiwa berubah fungsi generator menjadi motor akibat daya balik (reverse
power).
Daya balik terjadi disebabkan oleh turunnya daya masukkan dari penggerak utama (prime mover).
Dampak kerusakan akibat peristiwa motoring adalah lebih kepada penggerak utama itu sendiri.
Pada turbin uap, peristiwa motoring akan mengakibatkan pemanasan lebih pada sudu-sudunya,
kavitasi pada sudu-sudu turbin air, dan ketidakstabilan pada sudu turbin gas.
2. Pemanasan lebih setempat
Pemanasan lebih setempat pada sebagian stator dapat dimungkinkan oleh :

Kerusakan laminasi

Kendornya bagian-bagian tertentu di dalam generator seperti : pasak-pasak stator (stator wedges).

3. Kesalahan paralel
Kesalahan dalam memparalel generator karena syarat-syarat sinkron tidak terpenuhi dapat
mengakibatkan kerusakan pada bagian poros dan kopling generator, dan penggerak utamanya

karena terjadinya momen puntir. Kemungkinan kerusakan lain yang timbul, kerusakan PMT dan
kerusakan pada kumparan stator akibat adanya kenaikan tegangan sesaat.
4. Gangguan pendingin stator
Gangguan pada media sistem pendingin stator (pendingin dengan media udara, hidrogen, atau air)
akan menyebabkan kenaikan suhu belitan stator. Apabila suhu belitan melampaui batas ratingnya
akan berakibat kerusakan belitan.
c. Gangguan sistem (system fault)
Generator dapat terganggu akibat adanya gangguan yang datang/terjadi pada sistem. Gangguangangguan sistem yang terjadi umumnya adalah :

8
1. Frekuensi operasi yang tidak normal (abnormal frequency operation)
Perubahan frekuensi keluar dari batas-batas normal di sistem dapat berakibat ketidakstabilan pada
turbin generator. Perubahan frekuensi sistem dapat dimungkinkan oleh tripnya unit-unit pembangkit
atau penghantar (transmisi).
2. Lepas sinkron (Loss of synhcron)
Adanya gangguan di sistem akibat perubahan beban mendadak, switching, hubung singkat dan
peristiwa yang cukup besar akan menimbulkan ketidakstabilan sistem. Apabila peristiwa ini cukup
lama dan melampaui batas-batas ketidakstabilan generator, generator akan kehilangan kondisi
paralel. Keadaan ini akan menghasilkan arus puncak yang tinggi dan penyimpangan frekuensi
operasi yang keluar dari seharusnya sehingga akan menyebabkan terjadinya stress pada belitan
generator, gaya puntir yang berfluktuasi serta resonansi yang akan merusak turbin generator. Pada
kondisi ini generator harus dilepas dari sistem.
3. Arus beban kumparan yang tidak seimbang (unbalance armature current)
Pembebanan yang tidak seimbang pada sistem/adanya gangguan 1 phasa dan 2 phasa pada sistem
yang menyebabkan beban generator tidak seimbang yang akan menimbulkan arus urutan negatif.
Arus urutan negatif yang melebihi batas, akan mengiduksikan arus medan yang berfrekuensi
rangkap yang arahnya berlawanan dengan putaran rotor akan menyebabkan adanya pemanasan
lebih dan kerusakan pada bagian-bagian konstruksi rotor.
2. MACAM-MACAM RELAI PROTEKSI GENERATOR DAN FUNGSINYA

No
1

Nama Relai
Relai jarak (distance relay)

Fungsi Relai
Untuk mendeteksi gangguan 2 phasa/ 3 phasa di muka generator

sampai batas jangkauannya


2

Relai
periksa
sinkron Pengaman bantu generator
(synchron check relay)
sinkronisasi atau paralel

Relai
tegangan
(undervoltage relay)

Relai daya
power relay)

Relai
kehilangan
medan Untuk mendeteksi kehilangan arus penguat pada rotor
penguat (loss of excita-tion
relay)

Relai phasa urutan negatif Untuk mendeteksi arus urutan negatif yang disebabkan oleh beban
(negative phase sequence tidak seimbang dari batas-batas yang diijinkan
relay)

Relai arus lebih seketika Untuk mendeteksi besaran arus yang melebihi batas yang
(instantaneous over cur-rent ditentukan dalam waktu seketika
relay)

Relai arus lebih dengan waktu Untuk mendeteksi besaran arus yang melebihi batas dalam waktu
tunda (time over current relay) yang ditentukan

Relai penguat lebih


excitation relay)

10

Relai tegangan lebih (over1. Bila terpasang di titik netral generator atau trafo tegangan yang
voltage relay)
dihubungkan segitiga, untuk mendeteksi gangguan stator hubung
tanah
2. Bila terpasang pada terminal generator : untuk mendeteksi
tegangan lebih

11

Relai keseimbangan te-gangan Untuk mendeteksi hilangnya tegangan dari trafo tegangan ke
(voltage balance relay)
pengatur tegangan otomatis (AVR) dan ke relay

12

Relai waktu

13

Relai
stator
gangguan Untuk mendeteksi gangguan hubung tanah pada stator
tanah(stator ground fault relay)

14

Relai kehilangan sinkroni-sasi


(out of step relay)

Untuk mendeteksi kondisi asinkron pada generator yang sudah


paralel dengan sistem

15

Relai pengunci (lock out relay)

Untuk menerima signal trip dari relai-relai proteksi dan kemudian


meneruskan signal trip ke PMT, alarm, dan peralatan lain serta
penguncinya

16

Relai frekuensi
relay)

17

Relai differensial (diffe- rential Untuk mendeteksi gangguan hubung singkat pada daerah yang
relay)
diamankan

balik

untuk

mendeteksi

persyaratan

kurang Untuk mendeteksi turunnya tegangan sampai di bawah harga yang


diijinkan
(reverse Untuk mendeteksi daya balik sehingga mencegah generator
bekerja sebagai motor

(over Untuk mendeteksi penguat lebih pada generator

Untuk memperlambat/mempercepat waktu

(frequen-cy Untuk mendeteksi besaran frekuensi rendah/lebih di luar harga


yang ditentukan

Tabel 3.1 Macam- macam Relai Proteksi Generator dan Fungsinya

DIAGRAM PROTEKSI PERALATAN PEMBANGKIT

10

Gambar 3.1 One Line Diagram Relai Proteksi Generator

C. SISTEM PROTEKSI TRAFO PEMBANGKIT

1.

MACAM-MACAM GANGGUAN PADA TRAFO PEMBANGKIT DAN AKIBATNYA

Yang dimaksud transformator pembangkit dalam pembahasan ini adalah :


a. Transformator Generator (Generator Transformer) / Transformator Utama (Main Transformer)
b.
c.

Transformator bantu utama (Main Auxiliary Transformer) / Transformator Pemakaian Sendiri


Transformator bantu cadangan (Reserve Auxiliary Transformer) / Transformer start (Starting

Transformer)
d. Transformator lainnya yang digunakan untuk pemakaian motor-motor bertegangan rendah
Macam-macam gangguan transformator pembangkit dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
A. Gangguan luar / External fault
Gangguan luar dimaksud adalah gangguan yang diakibatkan oleh, atau terjadi di luar daerah
pengamanan transformator yang dapat mengakibatkan kerusakan pada transformator. Contoh :
a. Beban lebih/over load.
Pembebanan lebih yang melampaui kapasitasnya menyebabkan pemanasan yang berlebihan akibat
kenaikan suhu.

Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan :


Memperpendek umur transformator/lifetime

Merusak isolasi dan material belitan

b.

Hubung singkat di sisi luar/external short circuit

Terjadinya hubung singkat phasa ke phasa atau phasa ke tanah di luar daerah pengaman
transformator itu sendiri dapat merusak bagian-bagian transformer.
B. Gangguan dalam / internal fault
Gangguan dalam yang dimaksud adalah gangguan yang bersumber dari dalam trafo itu sendiri.
Gangguan dalam transformator dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1.

Gangguan listrik / electrical fault


Gangguan ini tergolong gangguan berat yang dapat menyebabkan kerusakan pada bagian-bagian
transformator. Gangguan ini biasanya dapat terdeteksi langsung oleh relai-relai arus dan tegangan.
Gangguan tersebut antara lain :
Gangguan hubung singkat phasa ke phasa atau phasa ke tanah pada terminal belitan tinggi atau
rendah
Gangguan hubung singkat phasa ke phasa atau phasa ke tanah pada belitan tinggi atau rendah.

13

Hubung singkat diantara gulungan belitan tegangan tinggi atau rendah (interturn fault) yang
disebabkan karena kerusakan laminasi di dalam gulungan
Hubung singkat pada belitan tertier

2. Gangguan awal
Gangguan ini sering diistilahkan incipient fault yaitu gangguan yang tergolong ringan dan berawal
dari gangguan kecil namun kemudian secara perlahan-lahan berkembang menjadi gangguan
besar/berat dan mengakibatkan kerusakan, apabila tidak segera terdeteksi.
Keadaan gangguan seperti ini tidak dapat terdeteksi oleh relai-relai arus dan tegangan. Gangguan

tersebut antara lain :


Kendornya baut-baut / ring pada terminal konduktor

Gangguan pada inti besi akibat kerusakan laminasi isolasi yang menimbulkan percikan bunga api di

bawah minyak
Gangguan di sistem pendingin, seperti kerusakan pada pompa sirkulasi minyak, kipas pendingin
dan bagian-bagian dari sistem pendingin lainnya yang dapat menyebabkan kenaikan suhu operasi

yang tinggi sementara transformator masih beroperasi di bawah beban penuh


Adanya kemungkinan pengentalan minyak atau kebuntuan pada bagian-bagian tertentu, sehingga

sirkulasi minyak menjadi terganggu yang dapat mengakibatkan pemanasan setempat atau lokal hot
spot pada sebagian belitan.
Gangguan atau tidak berfungsinya bagian-bagian mekanik dari tap perubahan pembebanan atau

load tap changer akibat pemasangan yang kurang sempurna (loss contact, getaran, dsb)
Kebocoran minyak dari bagian las-lasan, perapat packing, dsb.
Gangguan pada terminal bushing akibat adanya kontaminasi, keretakan, penuaan, binatang, dsb.

2. MACAM-MACAM RELAI PROTEKSI TRAFO PEMBANGKIT DAN FUNGSINYA

No

Nama Relai

Fungsi Relai

Relai suhu

Relai ini adalah relai mekanis yang berfungsi mendeteksi suhu


minyak dan kumparan secara langsung yang akan membunyikan
alarm serta mengeluarkan/mentripkan PMT.
Relai suhu ini dipasang pada semua transformator

Relai beban lebih

Relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap


suhu yang berlebihan akibat beban lebih

Relai Bucholz

Relai ini berfungsi untuk mendeteksi adanya gas yang ditimbulkan


oleh loncatan bunga api dan pemanasan setempat dalam minyak
transformator

Relai tekanan lebih (sudden


pressure relay)

Bagi transformator tanpa konservator, dipasang relai tekanan


mendadak yang dipasang pada tangki, dan bekerja dengan
pertolongan membran.
Relai ini dipasang pada semua transformator.

Relai arus lebih

Relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap


gangguan hubung singkat antar phasa di dalam maupun di luar
daerah pengamanan transformator. Relai ini juga diharapkan
mempunyai sifat komplementer dengan relai beban lebih. Relai ini
berfungsi juga sebagai pengaman cadangan bagi bagian instalasi
lainnya

Relai gangguan tanah

Relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap


hubung tanah, di dalam dan di luar daerah pengamanan.

Relai differensial

Relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap


gangguan hubung singkat yang terjadi di dalam daerah
pengamanan transformator

Relai gangguan tanah terbatas


(Restricted earth fault relay)

Relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap


gangguan tanah dalam daerah pengamanan transformator
khususnya untuk gangguan di dekat titik netral yang tidak dapat
dirasakan oleh relai differensial

Relai fluksi lebih

Relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator generator.


Relai ini mendeteksi besaran fluksi /perbandingan tegangan dan
frekuensi

14

Tabel 4.1 Macam- macam Relai Proteksi Trafo Pembangkit dan Fungsinya

DAFTAR PUSTAKA
1.http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._TEKNIK_ELEKTRO/195512041981031
BACHTIAR_HASAN/SISTEM_PROTEKSI_PEMBANGKITAN_TENAGA_LISTRIK.pdf

Diposkan 6th June 2012 oleh zebulon manalu


0

Tambahkan komentar

2.
JUN

SISTEM PROTEKSI
SISTEM PROTEKSI
Zebulon Manalu (5103331040)
Jurusan Pendidikan Teknik Elektro
Universitas Negeri Medan

ABSTRAK
Sistem
tenaga
listrik
adalah
suatu
kesatuan
antara
pembangkit,
jaringan transmisi dan jaringan distribusi. Pada sistem tenaga listrik terdapat gardu induk y a n g
merupakan
komponen
sistem
tenaga
listrik
yang
penting,
s e h i n g g a pengamanan terhadap gardu induk sangat diperlukan agar penyaluran daya
listrik kekonsumen tidak terganggu. Ada banyak gangguan yang terjadi pada gardu induk,salah
satunya adalah gangguan arus lebih. Sebagai pengaman gardu induk terhadapgangguan arus lebih digunakan
relai arus lebih. Karena nilai arus lebih yang harusdiamankan melebihi besar arus nominal relai, maka
diperlukanlah suatu instrument yang dapat menyesuaikan besar arus gangguan dengan arus
nominal relai yang berupa transformator arus (current transformer). Laporan ini membahas
tentang penggunaan relai arus lebih pada Penyulang 20 kv dan pemilihan transformator arus(CT)
yang baik untuk proteksi agar keandalan dan kualitas sistem tenaga listrik tetap terjamin.

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Keandalan dan kemampuan suatu sistem tenaga listrik dalam melayani konsumen sangat
tergantung padasistem proteksi yang digunakan. Oleh sebab itu dalam perencangan suatu sistem
tenaga listrik, perlu dipertimbangkan kondisi-kondisi gangguan yang mungkin terjadi pada sistem,
melalui

analisa

gangguan.

Pada dasarnya gangguan dapat terjadi karena kegagalan operasi peralatan dalam sistem,
kesalahan manusia dan karena alam. Langkah yang dapat diambil untuk mencegah terjadinya
gangguan antara lain dengan menggunakan isolasi yang baik, membuat koordinasi isolasi dan
menghindarkan kesalahan operasi. Tetapi langkah langkah tersebut dibatasi oleh faktor ekonomis
dan alam. Karenanya para engineer sepakat : gangguan boleh saja terjadi dan tidak dapat dihindari
namun dampaknya harus diminimisasi. Tabel 1 menunjukkan data statistik persentase gangguan
pada sistem tenaga ( diktat kuliah sistem proteksi teknik elektro UI oleh J. Sukarto)
Tabel 1. Frekuensi gangguan untuk berbagai peralatan sistem tenaga

Peralatan
SUTT
Kabel
Switchgear
Trafo Daya
Trafo arus dan trafo tegangan
Peralatn kontrol
Lain-lain

% Terhadap Total
50
10
15
12
2
3
8

Dari tabel 1 terlihat SUTT mengalami gangguan paling sering. Jenis ganguan yang terjadi di SUTT
ditunjukkan pada tabel 2 ( diktat kuliah sistem proteksi teknik elektro UI oleh J. Sukarto)
.

Tabel 2. Frekuensi jenis gangguan pada SUTT

Jenis Gangguan
Fasa ke tanah (L-G)
Fasa ke fasa (L-L)
Fasa ke fasa ke tanah (L-L-G)
Tiga fasa (L-L-L)

% Kejadian
85
8
5
2

Dari hasil analisa gangguan, dapat ditentukan sistem proteksi yang akan digunakan, seperti:
spesifikasiswitchgear, rating circuit breaker (CB) serta penetapan besaran-besaran
menentukan bekerjanya suatu relay(setting relay) untuk keperluan proteksi.

yang

PEMBAHASAN
A.Definisi

Sistem

Proteksi

Proteksi sistem tenaga listrik adalah sistem proteksi yang dipasang pada peralatan-peralatan
listrik suatu sistem tenaga listrik, misalnya generator, transformator, jaringan dan lain-lain, terhadap
kondisi abnormal operasi sistem itu sendiri. Kondisi abnormal itu dapat berupa antara lain: hubung
singkat, tegangan lebih, beban lebih, frekuensi sistem rendah, asinkron dan lain-lain.
B. Manfaat Sistem Proteksi
1. menghindari ataupun untuk mengurangi kerusakan peralatan-peralatan akibat gangguan (kondisi
abnormal operasi sistem). Semakin cepat reaksi perangkat proteksi yang digunakan maka akan
semakin
sedikit
pengaruh
gangguan
kepada
kemungkinan
kerusakan
alat.
2. cepat melokalisir luas daerah yang mengalami gangguan, menjadi sekecil mungkin.
3. dapat memberikan pelayanan listrik dengan keandalan yang tinggi kepada konsumen dan juga
mutu
4.
mengamankan

listrik
manusia
terhadap

bahaya

yang
yang

ditimbulkan

baik.
oleh listrik.

Pengetahuan mengenai arus-arus yang timbul dari berbagai tipe gangguan pada suatu lokasi
merupakan hal yang sangat esensial bagi pengoperasian sistem proteksi secara efektif. Jika terjadi
gangguan pada sistem, para operator yang merasakan adanya gangguan tersebut diharapkan
segera dapat mengoperasikan circuit-circuit Breaker yang tepat untuk mengeluarkan sistem yang
terganggu atau memisahkan pembangkit dari jaringan yang terganggu. Sangat sulit bagi seorang
operator untuk mengawasi gangguan-gangguan yang mungkin terjadi dan menentukan CB mana
yang
dioperasikan
untuk
mengisolir
gangguan
tersebut
secara
manual.
Mengingat arus gangguan yang cukup besar, maka perlu secepat mungkin dilakukan proteksi. Hal

ini perlu suatu peralatan yang digunakan untuk mendeteksi keadaan-keadaan yang tidak normal
tersebut dan selanjutnya menginstruksikan circuit breaker yang tepat untuk bekerja memutuskan
rangkaian atau sistem yang terganggu. Dan peralatan tersebut kita kenal dengan relay.
Ringkasnya proteksi dan tripping otomatik circuit-circuit yang berhubungan, mempunyai dua fungsi
pokok:
1. Mengisolir peralatan yang terganggu, agar bagian-bagian yang lainnya tetap beroperasi seperti
biasa.
2. Membatasi kerusakan peralatan akibat panas lebih (over heating), pengaruh gaya-gaya mekanik
dst.
"Koordinasi antara relay dan circuit breaker(CB) dalam mengamati dan memutuskan gangguan
disebut
sebagai
sistem
proteksi".
Banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam mempertahankan arus kerja maksimum yang aman.
Jika arus kerja bertambah melampaui batas aman yang ditentukan dan tidak ada proteksi atau jika
proteksi tidak memadai atau tidak efektif, maka keadaan tidak normal dan akan mengakibatkan
kerusakan isolasi. Pertambahan arus yang berkelebihan menyebabkan rugi-rugi daya pada
konduktor akan berkelebihan pula, sedangkan pengaruh pemanasan adalah sebanding dengan
kwadrat
dari
arus:
H

I2.R.t

Joules

Dimana;
H
I

panas

R
t

=
waktu

=
=

yang

dihasilkan
listrik

arus
atau

tahanan
lamanya

arus

konduktor
yang

(Joule)
(ampere)

mengalir

(ohm)
(detik)

Proteksi harus sanggup menghentikan arus gangguan sebelum arus tersebut naik mencapai harga
yang

berbahaya.

Proteksi

dapat

dilakukan

dengan

Sekering

atau

Circuit

Breaker.

Proteksi juga harus sanggup menghilangkan gangguan tanpa merusak peralatan proteksi itu sendiri.
Untuk ini pemilihan peralatan proteksi harus sesuai dengan kapasitas arus hubung singkat breaking
capacity

atau

Repturing

Capacity.

Disamping itu, sistem proteksi yang diperlukan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Sekering atau circuit breaker harus sanggup dilalui arus nominal secara terus menerus tanpa
pemanasan
yang
berlebihan
(overheating).
2. Overload yang kecil pada selang waktu yang pendek seharusnya tidak menyebabkan peralatan
bekerja.

3. Sistem Proteksi harus bekerja walaupun pada overload yang kecil tetapi cukup lama, sehingga
dapat
menyebabkan
overheating
pada
rangkaian penghantar.
4. Sistem Proteksi harus membuka rangkaian sebelum kerusakan yang disebabkan oleh arus
gangguan
yang
dapat
terjadi.
5. Proteksi harus dapat melakukan pemisahan (discriminative) hanya pada rangkaian yang
terganggu
yang
dipisahkan
dari
rangkaian
yang
lain
yang
tetap
beroperasi.
Proteksi overload dikembangkan jika dalam semua hal rangkaian listrik diputuskan sebelum terjadi
overheating. Jadi disini overload action relatif lebih lama dan mempunyai fungsi inverse terhadap
kwadrat
dari
arus.
Proteksi gangguan hubung singkat dikembangkan jika action dari sekering atau circuit breaker cukup
cepat untuk membuka rangkaian sebelum arus dapat mencapai harga yang dapat merusak akibat
overheating,
arcing
atau
ketegangan
mekanik.

C. Sifat Sifat Sistem Proteksi


1.
2.

Diskriminasi : peka pada arus gangguan minimum tetapi tidak untuk arus beban maksimum
Selektivitas : hanya bekerja pada bagian yang terganggu dan tidak pada bagian yang sehat, artinya
sistem proteksi hanya pada daerah pengamannya saja atau mendapat prioritas utama untuk
bekerja main protection

3.
4.

Sensitivitas (kepekaan) : segera merasakan adanya gangguan


Realibilitas (keandalan) : sistem proteksi harus bekerja cepat dan dapat diandalkan.

5.

Cepat : segera bekerja untuk menghindari waktu penyelesaian kritis (clearing time) yang terlampaui,
kerusakan peralatan karena dialiri arus besar dengan jangka waktu lama dan gangguan tetap yang
akan menyebabkan tegangan jatuh.
Sifat sifat tersebut juga menjadi persyaratan sistem proteksi yang baik ditambah dengan
persyaratan lain seperti :
D.

Proteksi

Pendukung

Proteksi pendukung (back up) merupakan susunan yang sepenuhnya terpisah dan yang bekerja
untuk mengeluarkan bagian yang terganggu apabila proteksi utama tidak bekerja (fail). Sistem
pendukung ini sedapat mungkin indenpenden seperti halnya proteksi utama, memiliki trafo-trafo dan
rele-rele tersendiri. Seringkali hanya triping CB dan trafo -trafo tegangan yang dimiliki bersama oleh
keduanya. Tiap-tiap sistem proteksi utama melindungi suatu area atau zona sistem daya tertentu.
Ada kemungkinan suatu daerah kecil diantara zo na -zona yang berdekatan misalnya antara trafotrafo arus dan circuit breaker-circuit breaker tidak dilindungi. Dalam keadaan seperti ini sistem back

up (yang dinamakan, remote back up) akan memberikan perlindungan karena berlapis dengan
zona-zona
utama.
Pada sistem distribusi aplikasi back up digunakan tidak seluas dalam sistem tansmisi,cukup jika
hanya mencakup titik-titik strategis saja. Remote back up akan bereaksi lambat dan biasanya
memutus lebih banyak dari yang diperlukan untuk mengeluarkan bagian yang terganggu.
E. Pertimbangan ekonomis
Dalam sistem distribusi aspek ekonomis hampir mengatasi aspek teknis, oleh karena jumlah feeder,
trafo dan sebagainya yang begitu banyak, asal saja persyaratan keamanan yang pokok dipenuhi.
Dalam suatu sistem transmisi justru aspek teknis yang penting. Proteksi relatif mahal, namun
demikian pula sistem atau peralatan yang dilindungi dan jaminan terhadap kelangsungan peralatan
sistem
adalah
vital.
Untuk tujuan tersebut, biasanya digunakan dua sistem proteksi yang terpisah, yaitu proteksi primer
atau proteksi utama dan proteksi pendukung (back up).

F. Komponen-Komponen Sistem Proteksi


Secara
1. Circuit
2. Relay

umum,
komponen-komponen
Breaker,
CB

3. Trafo
4. Trafo
5. Kabel
6. Catu

arus (Current
tegangan (Potential
daya,

sistem
(Sakelar

proteksi
terdiri
Pemutus,

Transformer,
Transformer,
Suplai

dari:
PMT)
CT)
PT)
kontrol
(batere)

Peralatan proteksi dipilih berdasarkan kapasitas arus hubung singkat Breaking capacity atau
Repturing Capcity.

Rangkuman
Proteksi
dan
automatic
tripping
Circuit
Breaker
(CB)
dibutuhkan
untuk:
1. Mengisolir peralatan yang terganggu agar bagian-bagian yang lainnya tetap beroperasi seperti
biasa.
2. Membatasi kerusakan peralatan akibat panas lebih (overheating), pengaruh gaya mekanik dan
sebagainya.

Proteksi

harus

dapat

mengakibatkan
H

panas
=

menghilangkan

dengan

yang

cepat

berkelebihan
I2x.Rt

arus

yang

akibat

dapat
gangguan
Joules

Peralatan proteksi selain sekering adalah peralatan yang dibentuk dalam suatu sistem koodinasi
relay dan circuit breaker

DAFTAR PUSTAKA
1.

http://www.google.co.id/#hl=id&q=proteksi+sistem+tenaga+listrik+doc

2.

http://dunia-listrik.blogspot.com/2008/11/dasar-dasar-sistem-proteksi.html
Diposkan 6th June 2012 oleh zebulon manalu
0

Tambahkan komentar

Memuat
Template Tampilan Dinamis. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai