Anda di halaman 1dari 9

PENDAHULUAN

Masa remaja adalah masa transisi masa anak-anak dengan masa dewasa. Pada masa ini
terjadi pacu tumbuh, timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan terjadi perubahanperubahan kognitif dan psikologis. Peristiwa yang penting semasa remaja adalah pubertas,
yaitu perubahan morfologis dan fisiologis yang pesat dari masa anak-anak ke masa dewasa,
terutama maturasi sistem reproduksi. Perubahan psikososial yang menyertai pubertas adalah
adolesen.
PEMBAHASAN
Pertumbuhan Tinggi Badan dan Berat Badan
Segera sebelum pubertas, kecepatan pertumbuhan tinggi badan menurun, tetapi pada masa
pubertas, terjadi percepatan pertumbuhan tinggi badan yang disebut pacu tumbuh (height
spurt) sehingga mencapai kecepatan puncak tinggi badan (peak height velocity, PHV) selama
2 tahun yang diikuti dengan penurunan kecepatan tinggi badan selama 3 tahun. Pertumbuhan
remaja pada umumnya mengikuti pola kaudorostral, dimana ukuran sepatu akan lebih dulu
membesar, kemudian diikuti ukuran celana dan diakhiri dengan peningkatan ukuran baju.
Walaupun tungkai remaja laki-laki lebih panjang daripada tungkai perempuan, tetapi tinggi
badan keduanya sama-sama berhubungan dengan panjang batang tubuh. Pada remaja
perempuan, rata-rata pacu tumbuh adalah pada usia 9 tahun dan PHV sekitar umur 11,5
tahun. Sebelum pacu tumbuh, rata-rata kecepatan pertambahan tinggi badan perempuan
adalah 5,5 cm/tahun, sedangkan setelah tercapai PHV pertambahan tinggi badan remaja
perempuan mencapai 8 cm/tahun sampai 6-12 bulan sebelum menarche, kemudian dalam 2
tahun berikutnya mengalami penurunan kecepatan. Pada remaja laki-laki, rata-rata pacu
tumbuh adalah pada usia 11 tahun dan PHV sekitar usia 13,5 tahun. Rata-rata kecepatan
pertambahan tinggi badan sebelum pacu tumbuh pada remaja laki-laki adalah 5 cm/tahun,
sedangkan setelah tercapai PHV, kecepatannya mencapai 9 cm/tahun. Pada akhirnya, remaja
laki-laki akan lebih tinggi daripada remaja perempuan, karena pada laki-laki penutupan
epifisis terlambat 2 tahun dibandingkan perempuan, sehingga masa prapubertas laki-laki
lebih lama 2 tahun dan pada awal pacu tumbuh, remaja laki-laki lebih tinggi 10 cm daripada
remaja perempuan. Selain itu PHV laki-laki juga lebih besar daripada PHV perempuan. Bila
pertumbuhan tinggi badan di bawah -2SD pada kurva pertumbuhan yang berlaku pada suatu
populasi, disebut sebagai perawakan pendek (short stature), sedangkan bila tinggi badan
lebih besar dari +2SD di atas tinggi rata-rata disebut perawakan tinggi. Perawakan pendek
1

dapat merupakan varian normal, dapat juga diakibatkan oleh berbagai kelainan, seperti
kelainan kromososm (misalnya sindrom Turner), penyakit sistemik (misalanya: malnutrisi,
malabsorpsi, terapi glukokortikoid jangka panjang dan sebagainya), dan kelainan hormonal
(misalnya kekurangan hormon pertumbuhan, hipotiroidisme dan sebagainya). Pertambahan
berat badan tidak mencerminkan perubahan pertumbuhan yang substantif, karena berat badan
menggambarkan jumlah massa berbagai jaringan tubuh. Apalagi dengan adanya pandangan
saat ini bahwa badan yang langsing merupakan badan yang ideal, sehingga seringkali berat
badan normal tidak tercapai. Pada masa prasekolah, kecepatan peningkatan berat badan
adalah 2 kg/tahun, kemudian pada masa pra-pubertas 3-3,5 kg/tahun dan pada puncak pacu
tumbuh berat badan remaja perempuan mencapai 8 kg/tahun dan remaja laki-laki mencapai 9
kg/tahun.1
Pertumbuhan Tulang, Otot, dan Jaringan Lemak
Selama pubertas, terjadi pertumbuhan panggul remaja perempuan, yang walaupun secara
kuantitatif sama dengan pertumbuhan panggul laki-laki, tetapi karena pertumbuhan badan
remaja perempun lebih kecil daripada laki-laki, maka akan tampak panggul remaja
perempuan lebih besar daripada panggul remaja laki-laki. Hormon androgen sangat berperan
pada pertumbuha massa otot dan kekuatan otot. Pada laki-laki, kekuatan otot akan bertambah
terus sampai usia 25 tahun, apalagi bila disertai latihan dan olahraga. Pertumbuhan jaringan
lemak pada remaja laki-laki berbeda dari remaja perempuan. Pada umumnya, remaja laki-laki
mengalami penurunan jaringan lemak selama pubertas, terutama pada daerah anggota gerak,
sedangkan pada remaja perempuan tidak pernah kehilangan massa lemak selama pubertas,
bahkan terjadi penambahan jaringan lemak yang kontinyu. Akumulasi lemak pada remaja
perempuan terutama pada anggota gerak, tubuh bagian bawah dan paha bagian belakang,
sehingga dicapai bentuk tubuh perempuan dewasa.
Perkembangan Organ Reproduksi
Pertumbuhan organ reproduksi (rambut pubis, payudara, testis dan penis) pada anak-anak
masih lambat, dan akan mengalami pacu tumbuh yang cepat pada masa pubertas. Tanner
membuat klasifikasi Tingkat Maturitas Seksual (TMS) remaja dalam 5 stadium yaitu TMS 1
sampai 5. TMS 1 dan 2 merupakan masa remaja awal, TMS 3 dan 4 merupakan masa remaja
menengah, dan TMS 5 merupakan masa remaja lanjut dan maturitas seksual penuh.
Perkembangan organ reproduksi perempuan terjadi atas pengaruh estrogen yang dihasilkan
oleh ovarium sebagai respons terhadap FSH (Follicle Stimulating Hormone) yang dihasilkan
2

oleh hipofisis. Fungsi FSH adalah merangsang pertumbuhan ovarium. Sedangkan fungsi
estrogen adalah merangsang pertumbuhan ovarium. Sedangkan fungsi estrogen adalah
merangsang perkembangan payudara, merangsang penebalan mukosa vagina, meningkatkan
pigmentasi, vaskularisasi dan erotisasi labia majora, serta merangsang pembesaran klitoris
dan uterus. Endometrium juga akan menebal dan berdiferensiasi sebagai persiapan
menstruasi dan proses kehamilan dan persalinan. Efek lain estrogen adalah meningkatkan
deposit glikogen di dalam sel mukosa vagina sehingga pertumbuhan bakteri Doederlein akan
meningkat dan suasana vagina menjadi asam. Selain FSH, hipofisis juga akan menghasilkan
Luteinizing hormone (LH) yang berfungsi merangsang produksi progesteron oleh ovarium.
FSH dan LH juga dihasilkan laki-laki. FSH berfungsi pada pematangan sel Leydig di dalam
testis yang kemudian atas pengaruh LH akan menghasilkan testosteron. Pubertas pada lakilaki sering diikuti oleh pengalaman ejakulasi yang merupakan respons terhadap masturbasi
atau muncul sendiri pada malam hari dalam bentuk mimpi basah. Selain rambut pubis, pada
remaja laki-laki juga akan tumbuh rambut wajah yang mula-mula akan tumbuh di sudut bibir
atas yang akan menyebar ke medial, kemudian juga ke dagu. 2 Rambut atau bulu tumbuh yang
terakhir tumbuh pada remaja laki-laki adalah bulu dada. Testosteron juga akan merangsang
pertumbuhan tulang krikoid serta otot laring, sehingga remaja laki-laki akan mengalami
perubahan suara menjadi berat dan dalam. Selain testosteron, adrenal juga menghasilkan
androgen lemah, yaitu dehidroepiandosteron (DHEA), dehudroepiandosteron sulat (DHEAS)
dan androstenedion. Umur mulai disekresikannya androgen adrenal disebut adrenarche, yang
terjadi beberapa tahun sebelum pubertas. Umur adrenarche tidak berhubungan dengan umur
mulai disekreskikannya steroid seks gonad. Did alam darah, androgen dan estrogen dapat
ditemukan dalam bentuk bebas atau terikat pada protein. Sekitar 30% testosteron terikat pada
albumin, sedangkan sebagian besar testosteron (60%) terikat pada sex hormone binding
globulin (SHBG). SHBG disintesis di hati. Kadar SHBG meningkat akibat pengaruh
estrogen, tamoksifen, fenitoin, hormon tiroid atau sirosis hati; dan menurun atas pengaruh
androgen eksogen, glukokortikoid, GH, hipotiroidisme, akromegali dan obesitas.
Daur Haid (Menstruasi)
Haid mulai terjadi pada umur 12-14 tahun. Haid yang pertama disebut menarche. Haid terjadi
setiap 28 hari sekali selama masa subur dari menarche sampai masa menopause. Menopause
tidak terjadi serentak, tetapi melalui masa peralihan yang disebut klimakterium. Daur haid
melibatkan 3 organ yang penting yang saling bekerjasama satu sama lain, yaitu hipofisis
anterior, ovarium dan uterus. Hipofisis anterior akan menghasilkan gonadotropin yang
3

berfungsi mempengaruhi kelenjar kelamin (gonad). Pada perempuan, dikenal 2 macam


gonadotropin, yaitu Follicle Stimulating Hormone (FH) dan Luteinizing Hormone (LH). FSH
akan mempengaruhi perkembangan folikel di dalam ovarium membentuk folikel de Graaf,
dan merangsang folikel de Graaf untuk menghasilkan estrogen. Estrogen akan menekan
produksi FSH oleh hipofisis anterior, sehingga akan dikeluarkan gonadotropin yang lain,
yaitu LH. LH akan mempengaruhi pertumbuhan folikel, serta perkembangan struktur dan
fungsi korpus luteum di dalam ovarium, kemudian merangsang korpus luteum untuk
menghasilkan progesteron. Di dalam ovarium banyak ditemukan ovum yang memang sudah
ada sejak lahir dan disebut ovum primordial yang belum berkembang sampai masa pubertas.
Pada waktu pubertas, setiap bulan (28 hari sekali) terjadi perkembangan beberapa ovum atas
pengaruh gonadotropin. Dari beberapa ovum yang berkembang, hanya 1 ovum yang akan
mencapai kematangan sempurna sedangkan lainnya berdegenerasi membentuk korpus
atretikum. Atas pengaruh FSH dan LH, ovum yang dilapisi oleh selapis sel-sel folikel
(disebut folikel primer) akan berkembang. Sel-sel folikel yang semula gepeng akan berubah
menjadi kuboid. Pada stadium folikel primer, ovum berada pada stadium oocyt I. Kemudian
sel-sel folikel akan berproliferasi menjadi berlapis-lapis membentuk folikel sekunder. Di
antara sel-sel folikel terdapat ciran yang homogen yang selalu ingin berkumpul menjadi satu,
sehingga membentuk suatu ruangan yang disebut antrum folikuli dan cairan di dalamnya
disebut likuor folikuli. Folikel semakin lama semakin membesar sehingga ovum terdesak ke
dinding folikel membentuk tonjolan yang disebut kumulus ooforus. Dalam keadaan masak
folikel ini disebut folikel tertier atau folikel de Graaf. Folikel de Graaf dikelilingi oleh 2 lapis
jaringan ikat, yaitu teka interna, di sebelah dalam yang kaya akan pembuluh darah; dan teka
eksterna, di sebelah luar yang menyatu dengan jaringan ikat ovarium. 3 Teka interna juga
berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon estrogen dan progesteron.
Fungsi kedua hormon seks perempuan tersebut adalah: a). Mempengaruhi hipofisis anterior
secara timbal balik menghambat produksi FSH dan LH; b). Estrogen akan membangun
mukosa uterus yang runtuh pada waktu haid bulan yang lalu, kemudian progesteron akan
membuat mukosa tersebut berfungsi; c). Estrogen juga berpern menumbuhkan ciri seks
sekunder pada perempuan. Sementara itu folikel de Graaf semakin matang, dan pada puncak
kematangannya diameternya mencapai 15 mm dan membentuk tonjolan pada permukaan
ovarium yang disebut stigma. Pada pertengahan siklus haid, stigma akan pecah, folikel sobek
dan ovum beserta likor folikuli terlempar keluar. Pelepasan ovum dari ovarium disebut
ovulasi yang terjadi tepat 13-15 hari sebelum haid berikutnya. Setelah ovulasi, sisa-sisa sel
folikel pada ovarium yang berawarna kemrah-merahan (disebut korpus rubrum) akan diubah
4

menjadi korpus luteum oleh LH, yang sel-selnya berwarna kekuningan karena mengandung
zat lutein. Atas pengaruh LH, korpus luteum akan berfungsi menghasilkan progesteron. Bila
tidak ada fertilisasi, maka korpus luteum akan mengalami degenerasi pada hari ke 25 dan selselnya berubah menjadi jaringan ikat dan disebut kropus albikan. Produksi progesteron pun
berhenti. Endometrium (mukosa uterus) terdiri dari 2 lapis, yaitu stratum basale, yang selalu
ada dan merupakan 10% dari tebal endometrium; dan stratum fungsionale, yang tidak selalu
ada, merupakan 90% dari tebal endometrium. Pada waktu haid, stratum fungsionale akan
runtuh dan atas pengaruh estrogen akan dibangun kembali oleh stratum basale. Jika ada
fertilisasi, maka lapisan ini akan dipertahankan karena kadar estrogen dan progesteron juga
dipeertahankan oleh hormon gonadotropin korion, yang dihasilkan oleh selaput
ekstraembrional yang disebut korion. Stelah plasenta terbentuk, maka fungsi korpus luteum
sebagai penghasil estrogen dan progesteron diambil alih oleh plasenta. Pada waktu ovulasi,
pembangunan startum fungsional oleh stratum basal hampir mencapai 100%, tetapi belum
berfungsi. Setelah ovulasi, pengaruh estrogen akan berhenti dilanjutkan oleh progesteron
yang akan membuat stratum fungsional berfungsi, kelenjarnya berkelok-kelok dan
bercabang-cabang dengan permukaan yang berair. Bila tidak ada fertilisasi, produksi
progesteron akan berhenti, vaskularisasi stratum fungsional akan berhenti dan lapisan
tersebut akan mati dan runtuh, keluar sebagai darah haid. Darah haid tidak dapat membeku
karena tidak memiliki faktor-faktor pembekuan. Lamanya haid berlangsung antara 2-7 hari.4
Perkembangan Kognitif
Masa remaja seringkali dianggap sebagai masa dengan penentangan dan pemberontakan,
karena banyaknya perubahan yang harus dihadapi oleh remaja dibandingkan dengan masamasa sebelumnya. Salah satu perkembangan yang harus dihadapi oleh remaja adalah
kemampuannya berpikir secara lebih dewasa dan rasional serta memiliki pertimbangan yang
lebih matang dalam menyelesaikan suau masalah yang dihadapinya. Kemampuan berpikir
dan mengamati dalam memecahkan suatu permasalahan atau rangsang dari luar, disebut
kognitif. Manusia mengalami perkembangan kognitif secara bertahap. Keating menyatakan
bahwa ada 5 ciri kemampuan kognitif remaja, yaitu: 1). Mampu berpikir tentang
kemungkinan-kemungkinan, baik yang telah trjadi maupun kemungkinan-kemungkinan yang
akan terjadi; 2). Berpikir dengan hipotesis; 3). Berpikir jauh ke depan, membuat rencana ke
depan, membuat rencana ke depan, dan merencanakan suatu strategi yang tepat; 4).
Metakognisi, yaitu berpikir tentang berpikir, mampu mengukur kemampuan diri, memiliki
tujuan serta mampu menganalisa alternatif pemecahan masalah; 5). Berpikir tanpa batas dan
5

bersifat abstrak, misalnya tentang agama, politik, moral dan hubungan antar manusia. Dengan
kemampuan seperti di atas tersebut, seringkali menimbulkan konflik antara remaja dengan
orangtua, sekolah dan lingkungannya.
Perkembangan Psikososial
Remaja harus dapat menyesuaikan diri terhadap 3 lingkungan, yaitu keluarga, sekolah dan
teman sebaya. Seringkali remaja mengharapkan kebebasan dari lingkungan keluarga dan
kemampuan untuk mandiri yang tidak jarang menimbulkan konflik dengan orangtua dan akan
menimbulkan depresi bila tidak dapat diselesaikan dengan dengan baik. Remaja biasanya
belum dapat menentukan norma-normanya sendiri, sehingga ia mengharapkan bimbingan
dari orangtua, guru atau orang dewasa di lingkungannya. Remaja juga tidak mudah
berkomunikasi, sangat sensitif dan mudah tersinggung. Selain itu, remaja juga mulai senang
berkumpul dengan teman sebaya, yang mula-mula berjenis kelamin sama, kemudian dengan
bertambahnya usia, juga akan menjalin persahabatan dengan sebaya yang berjenis kelamin
beda. Persahabatan ini cenderung berperan untuk meningkatkan berbagai kegiatan bersama,
seperti keagamaan, kelompok belajar, olahraga, kesenian dan sebagainya. Persahabatan
dengan sebaya yang berjenis kelamin berbeda, seringkali berkembang menjadi proses
percintaan dan berpacaran. Perkembangan yang sangat penting pada masa remaja adalah
pembentukan identitas diri yang merupakan proses yang panjang dan kompleks serta
dipengaruhi oleh lingkungan sosial dimana remaja tersebut berkembang, baik lingkungan
keluarga, tetangga, sekolah, maupun lingkungan kecil dalam kelompok-kelompok kegiatan
yang dimasuki remaja tersebut. Proses identitas diri akan semakin panjang akibat bertambah
lamanya ketergantungan dan masa pendidikan formal. Tuntutan masyarakat terhadap
kelompok remaja sudah pasti akan berlainan dengan apa yang diharapkan remaja itu sendiri.
Remaja harus menyesuaikan ketegangan emosional dan kebutuhan biologisnya dengan
keinginan dan harapan masyarakat dengan cara mempelajari berbagai norma dan peraturan
yang berlaku. Kemampuan remaja untuk bergaul akan menghindari remaja dari perasaan
terpencil, terutama dalam menghadapi berbagai tantangan dari lingkungannya. Bila remaja
tidak mampu mengembangkan dirinya, baik dalam bidang pendidikan maupun pekerjaan,
seringkali menimbulkan frustasi yang akan membahayakan kehidupannya kelak. Untuk itu,
remaja harus dirangsang untuk giat belajar dan bekerja, memupuk rasa persahabatan,
memiliki tanggung jawab, serta tidak mudah putus asa. Perkembangan fisik remaja seringkali
menimbulkan permasalahan sendiri, dimana yang perempuan takut tubuhnya terlalu gemuk,
sementara yang laki-laki takut tubuhnya terlalu pendek. Untuk itu remaja harus berusaha
6

untuk menerima dan mensyukuri keadaan tubuhnya dan menggunakannya secara efektif.
Dengan demikian remaja tidak akan rendah diri, tidak akan merasa terkucil dan tidak akan
timbul keinginan untuk emnentang dan memberontak. Pada masa remaja menengah dan
lanjut, harus mulai dilakukan tindakan pendidikan dan latihan kerja. Kadangkala pemilihan
bidang studi, penentuan karir dan persiapan diri untuk suatu pekerjaan juga harus dihadapi
oleh remaja. Bahkan yang lebih berat lagi, mereka harus mempersiapkan diri untuk suatu
perkawinan dan kehidupan berkeluarga. Dengan makin berkembangnya remaja menuju
kedewasaan, maka mereka mulai mengevalasi dirinya serta prubahan-perubahan di
sekitarnya. Perasaan ingin memberontak yang sering muncul pada masa-masa sebelumnya
sudah mulai mereda, mereka mulai mendekati keluarga walaupun dengan sikap yang berbeda
dibandingkan dengan masa sebelumnya. Selain itu juga mulai timbul kemampuan untuk
melakukan hubungan interpersonal yang empatik dan keinginan mengembangkan konsepkonsep yang obyektif dan independen.5
Riwayat Imunisasi pada Anak
Jadwal Imunisasi Anak Umur 0-18 tahun:
-

Vaksin Hepatitis B: diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir


Vaksin Polio: diberikan pada kunjungan pertama. Bayi yang lahir di RB/RS diberikan
vaksin OPV saat bayi dipulangkan untuk menghindari transmisi virus vaksin kepada
bayi lain. Selanjutnya, untuk polio-1, polio-2, polio-3 dapat diberikan vaksin OPV

atau IPV.
Vaksin BCG: optimal diberikan pada umur 2 sampai 3 bulan. Bila vaksin BCG akan
diberikan sesudah umur 3 bulan, perlu dilakukan uji tuberkulin. Bila uji tuberkulin
pra-BCG tidak dimungkinkan, BCG dapat diberikan, namun harus diobservasi dalam

7 hari. Bila ada reaksi lokal cepat di tempat suntikan, perlu dievaluasi lebih lanjut.
Vaksin DTP: Diberikan pada umur sekitar 6 minggu. Dapat diberikan vaksin DTwP
atau DtaP atau kombinasi dengan Hepatitis B atau Hib. Ulangan DTP umur 18 bulan
dan 5 tahun. Program BIAS: disesuaikan dengan jadwal imunisasi Kementerian

Kesehatan. Untuk anak umur di atas 7 tahun dianjurkan vaksin Td.


Vaksin Campak: diberikan pada umur 9 bulan, vaksin penguat diberikan pada umur 57 tahun. Program BIAS: disesuaikan dengan jadwal imunisasi Kementerian

Kesehatan.
Vaksin Pneumokokus: dapat diberikan pada umur 2, 4, 6, 12-15 bulan. Pada umur 712 bulan, diberikan 2 kali dengan interval 2 bulan; pada umur > 1 tahun diberikan 1
kali, namun keduanya perlu dosis ulangan 1 kali pada umur > 12 bulan atau minimal
7

2 bulan setelah dosis terakhir. Pada anak umur di atas 2 tahun PCV diberikan cukup
-

satu kali.
Vaksin Rotavirus: monovalen diberikan 2 kali, vaksin rotavirus pentavalen diberikan
3 kali. Vaksin rotavirus monovalen dosis I diberikan umur 6-14 minggu, dosis ke-2
diberikan dengan interval minimal 4 minggu. Sebaiknya vaksinasi Vaksin Rotavirus
monovalen selesai diberikan sebelum umur 16 minggu dan tidak melampaui umur 24
minggu. Vaksin rotavirus pentavalen; dosis ke-1 diberikan umur 6-12 minggu, interval
dosis ke-2, dan ke-3 4-10 minggu, dosis ke-3 diberikan pada umur < 32 minggu

(interval minimal 4 minggu).


Vaksin Varisela: dapat diberikan setelah umur 12 bulan, terbaik pada umur sebelum
masuk sekolah dasar. Bila diberkan pada umur > 12 tahun, perlu 2 dosis dengan

interval minimal 4 minggu.


Vaksin MMR: dapat diberikan pada umur 12 bulan, apabila belum mendapatkan
vaksin campak umur 9 bulan. Selanjutnya MMR ulangan diberikan pada umur 5-7

tahun.
Vaksin Influenza: diberikan pada umur > 6 bulan, setiap tahun. Untuk imunisasi

primer anak 6 bulan - < 9 tahun diberi 2 x dengan interval minimal 4 minggu.
Vaksin HPV: dapat diberikan mulai umur 10 tahun. Jadwal vaksin HPV bivalen 0,1,6
bulan; vaksin HPV tetravalen 0,2,6 bulan.

PENUTUP
Masalah Kesehatan Remaja
Masa remaja bagi kebanyak orang adalah masa yang takkan terlupakan bagi kebanyakan
orang. Namun ada beberapa masalah kesehatan remaja yang pelu diperhatikan agar kita dapat
menjalani hidup ini dengan lebih baik dan menikmati masa yang indah ini. Akne vulgaris,
miopia, kifosis adolesen, skoliosis, penyakit Osgood-Schlater, tuberkulosis,

penyakit

menular seksual, infeksi HIV, defisiensi besi, obesitas, anoreksia nervosa, bulimia nervosa,
epilepsi, kehamilan pada awal masa remaja, kecelakaan, penyalahgunaan zat atau obat,
merokok dan kenakalan remaja merupakan masalah kesehatan remaja yang perlu diwaspadai.
Dalam perkembangannya dari masa anak-anak menuju ke dewasa inipun, terjadi perubahan
fisik pada laki-laki dan perempuan. Menarche dan Spermache merupakan hal lazim yang
dialami remaja guna mempersiapkan untuk kehidupan yang mendatang, melakukan
reproduksi dan membina keluarga.
Daftar Pustaka
8

1. Setiyohadi B. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Ed 5. Jakarta: Interna Publishing; 2009: 89100
2. Gibney JM, Margetts MB, Kearney MJ, Arab L. Gizi kesehatan masyarakat. Jakarta: EGC;
2009
3. Soetjiningsih. Tumbuh kembang anak. Jakarta: EGC; 1995: 147
4. Pudjiadi S. Ilmu gizi klinis pada anak. Ed 2. Jakarta: Gaya Baru; 1993
5. Dachroni M. Promosi kesehatan. Jakarta: Depertemen Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai