Anda di halaman 1dari 14

FINANCE MANAGEMENT

MERTON ELECTRONIC CORPORATION

Nurul Azzah Pontie Ekadeputra Satya Windranuari Saifuddin

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Merton Electronics telah menjadi distributor untuk GEC, produsen besar produk listrik
dan elektronik sejak didirikan pada tahun 1950 oleh Thomas Merton. Selama bertahun-tahun,
disamping produk GEC, perusahaan menambahkan jajaran perabot listrik, rekaman, CD dan
kaset. Tahun 1980, Merton Electronics mulai memperluas jajaran produksinya dengan
mengimpor barang elektronik Jepang. Empat tahun kemudian, perusahaan memasuki
kesepakatan impor eksklusif dengan Goldstone Corporation Taiwan, perusahaan utama
televisi dan perabotan listrik lainnya. Dan pada bulan September tahun 1993, perusahaan
menjadi distributor nasional untuk Fuji Electronics dari Jepang.
Patricia Merton menggantikan ayahnya meninggal menjadi presiden director, dan
bersama ibunya menguasai 65% dari modal saham perusahaan. Sisa saham dimiliki oleh adik
ayahnya dan adik, keluarga mereka, dan beberapa karyawan lama. Satu hal yang terus
mengganggu Patricia adalah ketidakstabilan yen dan dollar Taiwan. Lebih dari separuh
perabotan yang dijual di jajaran PC, TV, VCR dan produk Hifi diimpor dari supplier Jepang.
Dari volume $20 juta dua tahun sebelumnya, pembelian dengan dominasi yen mencapai $27
juta selama 12 bulan terakhir. Pembelian tahunan lainnya adalah $4 juta dari supplier Taiwan.
Permasalahannya adalah kebiasaan supplier Merton dari Jepang, Fuji Electronics
bersikeras membuat faktur dalam yen. Sebaliknya, di awal kesepakatan, Goldstone
Corporation membuat faktur dalam dollar AS. Tahun 1989 hal ini berubah, perusahaan
diberitahu bahwa dollar Taiwan yang digunakan. Ketika pesanan diajukan, supplier Asia
mengirimkan dengan kargo udara biasanya dalam waktu 60 hari. Pembayaran adalah 30 hari
dari akhir bulan pengiriman, oleh karena itu nilai barang 284 juta yen yang dikirimkan pada
Januari 1998 akan dibayar di akhir Februari.
Dua tahun sebelumnya, mendekati akhir Januari 1996, berkenaan dengan turunnya
margin yang sebagian dikarenakan pengaruh tingkat pertukaran yang meningkat, Patricia
Merton meminta general manajernya, Charles Brown, mengumpulkan data volume pembelian
bulanan dari supplier Jepang dan juga tingkat pertukaran yen dengan dollar. Data yang
dikumpulkan Brown mengejutkan. Pengaruh apresiasi yen terhadap dollar sampai musim
panas 1995 berarti bahwa pembelian periode itu membebankan biaya lebih banyak dalam
dollar dibandingkan jika tingkat nilai tukar stabil. Selama 4 bulan pertama tahun 1995,
kenaikan yen terhitung menjadi berjumlah $1,1 juta dollar biaya pembelian. Data
menunjukkan bahwa antara bulan Juli dan Desember 1995, dollar yang menguat memberikan
hasil $1,4 juta.
Setelah dua tahun, Patricia meninjau ulang kebijakannya, dimana yen masih tidak stabil
dan lemah terhadap dollar selama periode ini. Biaya pembelian yen melalui proses hedging
adalah sekitar USD 25,5 juta selama 1997. Jika pembelian tidak melaksanakan proses
hedging, biaya dollar pada pasar spot menjadi sekitar USD 24,6 juta, dengan deviasi
mencapai USD 900.000 untuk pendapatan sebelum pajak. Dengan mengikuti rekomendasi
untuk tidak membatasi pembelian dollar Taiwan, biaya dollar AS lebih rendah pada tahun

1997 sampai USD 125.000 dibandingkan dengan proses hedging untuk Dollar Taiwan.
Merton mengalami risiko nilai tukar mata uang, Lebih dari 60% pembelian sebagai
risiko atas fluktuasi mata uang, sehingga tidak melaksanakan proses Hedging merupakan
kebijakan terbaik dalam satu sampai dua tahun terakhir. Merton membeli mata uang asing
pada pasar spot setiap kali pembayaran kepada pemasok Asia dilakukan. Jika barang senilai
JPY 880 juta yang dipesan difakturkan di akhir Januari diselesaikan di nilai spot JPY 127, hal
ini akan membebankan biaya USD 6,93 juta kepada Merton. Perusahaan berkomitmen
membayar USD 7,04 juta sejak pembelian menggunakan proses Hedging ketika barang
dipesan dan mengakibatkan biaya risiko nilai tukar sejumlah USD 110.000 pada saat
sekarang, sehingga biaya kerugian atas kesempatan dipengaruhi oleh ketika tagihan pada saat
pemesanan datang.
Menurut bankir, terdapat 2 pilihan dasar ketika melakukan proses Hedging melalui nilai
tukar yang mendekati nilai spot yang berlaku atau kontrak forward yang akan menentukan
batas atas biaya yen, namun memungkinkan ia memperoleh keuntungan yen yang lebih
murah yang terjadi pada saat faktur harus dibayar. Mengunci nilai tukar berarti bahwa harga
sebuah mata asing di masa mendatang (nilai spot masa mendatang) ditentukan dan
diberlakukan saat ini. Jenis pembatasan ini menjamin bahwa berapapun nilai spot di masa
mendatang, harga efektif yang dibayarkan untuk yen adalah yang disepakati saat itu. Ada 3
cara untuk mengunci nilai tukar yaitu kontrak ke depan (the future spot rate), hedging kontrak
masa depan (the forward contract hedge), dan hedging pasar uang (the money market hedge).
Bankir Merton menekankan bahwa tidak ada pendekatan penentuan Hedging yang
sempurna dan tergantung pada kebutuhan dan posisi keuangan tertentu perusahaan, dan sikap
manajemen juga pemegang saham terhadap resiko. Apakah pembatasan menguntungkan atau
tidak hanya akan diketahui setelahnya, ketika pemasok dibayar. Dalam kasus Merton
Electronics, pembatasan selama bulan-bulan terakhir berubah menjadi keputusan yang salah,
sebaliknya keputusan tersebut benar untuk dollar Taiwan. Jika yen menguat terhadap dollar,
penguncian nilai ini menjadi keputusan yang benar.

Permasalahan
1. Mengapa selama tiga tahun terakhir margin jatuh namun tahun 1997 adalah yang
terburuk.
2. Mengapa penjualan meningkat lebih dari 12% pada tahun 1997, tetapi pendapatan turun
lebih dari 40% yang mencerminkan kondisi pasar yang semakin sulit.
3. Bagaimana analisis hedging atas pembelian bahan baku untuk mengurangi risiko nilai
tukar mata uang di Merton Electronic Corporation?

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Nilai Tukar
Definisi niilai tukar atau kurs (foreign exchange rate) antara lain dikemukakan oleh
Abimanyu4 adalah harga mata uang suatu negara relatif terhadap mata uang negara lain.
Karena nilai tukar ini mencakup dua mata uang, maka titik keseimbangannya ditentukan oleh
sisi penawaran dan permintaan dari kedua mata uang tersebut.
Bentuk Sistem Nilai Tukar
Sistem nilai tukar sangat tergantung pada kebijakan moneter suatu negara. Bentuk sistem nilai
tukar dapat dibagi dalam dua bentuk (Berlianta, 2004), yaitu :
1.Fixed Exchange Rate System
Merupakan suatu sistem nilai tukar dimana nilai suatu mata uang yang
dipertahankan pada tingkat tertentu terhadap mata uang asing. Dan bila tingkat
nilai tukar tersebut bergerak terlalu besar maka pemerintah melakukan intervensi
untuk mengembalikannya. Sistem ini mulai diterapkan pada pasca perang dunia
kedua yang ditandai dengan digelarnya konferensi mengenai sistem nilai tukar
yang diadakan di Bretton Woods, New Hampshire pada tahun 1944.
2.Floating Exchange Rate System
Setelah runtuhnya Fixed Exchange Rate System maka timbul konsep baru yaitu
Floating Exchange Rate System. Dalam konsep ini nilai tukar valuta dibiarkan
bergerak bebas. Nilai tukar valuta ditentukan oleh kekuatan permintaan dan
penawaran valuta tersebut di pasar uang.
Fakta yang terjadi di banyak negara di dunia menganut varians dari kedua sistem
pokok nilai tukar diatas. Menurut Gilis (1996), dalam Abimayu (2004:8- 10),
terdapat enam sistem nilai tukar berdasarkan pada besarnya intervensi dan
candangan devisa yang dimiliki bank sentral suatu negara yang dipakai oleh
banyak negara di dunia antara lain:
Sistem Nilai Tukar Tetap (fixed exchange rate) Dalam sistem ini otoritas
moneter selalu mengintervensi pasar untuk mempertahankan nilai tukar mata
uang sendiri terhadap satu mata uang asing tertentu. Intervensi tersebut
memerlukan cadangan devisa yang relatif besar. Tekanan terhadap nilai tukar
valuta asing, yang biasanya bersumber dari defisit neraca perdagangan,
cenderung menghasilkan kebijakan devaluasi.
Sistem Nilai Mengambang Bebas (free floating exchange rate) Sistem ini
berada pada kutub yang bertentangan dengan sistem fixed. Dalam sistem ini,
otoritas moneter secara teoritis tidak perlu mengintervensi pasar sehingga
sistem ini tidak memerlukan cadangan devisa yang besar. Sistem ini berlaku di
Indonesia saat ini.
Sistem Wider Band Pada sistem tersebut nilai tukar dibiarkan mengambang
atau berfluktuasi diantara dua titik, tertinggi dan terendah. Apabila keadaan
perekonomian mengakibatkan nilai tukar bergerak melampaui batas tertinggi
dan terendah tersebut, maka otoritas moneter akan melaksanakan intervensi
dengan cara membeli atau menjual rupiah sehingga nilai tukar rupiah berada
diantara kedua titik yang telah ditentukan.
Sistem Mengambang Terkendali (Managed Float) Dalam sistem ini, otoritas

moneter tidak menentukan untuk mempertahankan satu nilai tukar tertentu.


Namun, otoritas moneter secara kontinyu melaksanakan intervensi
berdasarkan pertimbangan tertentu, misalnya cadangan devisa yang menipis.
Untuk mendorong ekspor, otoritas moneter akan melakukan intervensi agar
nilai mata uang menguat.
Sistem Crawling Peg Otoritas moneter dalam sistem ini mengaitkan mata uang
domestik dengan beberapa mata uang asing. Nilai tukar tersebut secara
periodik dirubah secara berangsur-angsur dalam persentase yang kecil. Sistem
ini dipakai di Indonesia pada periode 1988-1995.
Sistem Adjustable Peg Dalam sistem ini, otoritas moneter selain berkomitmen
untuk mempertahankan nilai tukar juga berhak untuk merubah nilai tukar
apabila terjadi perubahan dalam kebijakan ekonomi.

Hedging
Hedging adalah strategi trading untuk "membatasi" atau "melindungi" dana trader dari
fluktuasi nilai tukar mata uang yang tidak menguntungkan. Hedging memberi kesempatan
bagi trader untuk melindungi diri dari kemungkinan rugi (loss) meski ia tengah melakukan
transaksi. Caranya adalah dengan memperkecil risiko merugi ketika pergerakan nilai tukar
mata uang tidak memungkinkan trader meraih profit.
Ada dua tipe hedging sehubungan dengan fluktuasi nilai tukar mata uang, yaitu :
Buyer hedging
Buyer hedging digunakan untuk mengurangi risiko berkaitan dengan kemungkinan
nilai tukar mata uang yang naik.
Seller hedging
Seller hedging digunakan untuk membatasi risiko berkaitan dengan kemungkinan nilai
tukar mata uang yang turun.
Sedangkan tipe strategi-strategi hedging adalah:
Classical hedging
Tipe strategi ini digunakan ketika trader berada dalam posisi yang berlawanan dengan
pasar dan kebanyakan digunakan oleh pedagang produk pertanian, terutama di
Chicago (Amerika Serikat).
Full and partial hedging
Full hegding mengimplikasikan perlindungan terhadap risiko-risiko keseluruhan
transaksi yang merugikan. Tipe hedging ini secara keseluruhan menghapus
kemungkinan kerugian yang akan diderita trader karena fluktuasi nilai tukar mata
uang. Sementara partial hedging hanya melindungi sebagian dari transaksi trading.
Anticipatory hedging
Hedging tipe ini bekerja dengan memperkirakan pembelian dan penjualan dengan
baik sebelum transaksi trading dibuat. Dia bekerja dengan baik terutama di pasar riil.
Namun strategi ini dapat pula diaplikasikan dalam trading pada pasar saham, bahkan
bisa dikatakan tipe ini sering digunakan pada jenis pasar tersebut.
Selective hedging
Selective hedging ditandai oleh fakta bahwa transaksi di pasar pada masa akan datang
akan memiliki variasi pada volume dan eksekusi order.
Cross hedging
Hedging tipe ini memiliki karakterisasi yang berhubungan dengan kenyataan bahwa
aksi di pasar pada masa akan datang melibatkan kontrak, bukan pada aset di pasar riil,
tetapi pada instrumen keuangan yang lain. Contohnya, pada pasar riil terdapat aksi-

aksi yang berkaitan pembagian saham, tetapi di pasar pada masa yang akan datang
akan lebih banyak melibatkan indeks saham.
Dalam transaksi hedging yang berkaitan dengan penjualan/pembelian mata uang, terdapat 3
metode yaitu spot, forward dan swap. Bila transaksi spot dilakukan maksimal dalam dua hari,
maka transaksi forward punya batasan minimal waktu transaksi lebih dari dua hari sampai
maksimal satu tahun. Kurs atau nilai tukar forward biasanya ditentukan berdasarkan kurs spot
dan selisih suku bunga kedua mata uang yang dipertukarkan.
Dalam hal ini, korporasi memindahkan risiko penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS
kepada bank. Namun, bila ternyata saat transaksi dieksekusi nilai tukar rupiah jusru menguat,
korporasi itu menanggung potensi kerugian selisih kurs dibanding bila mereka membeli dolar
langsung secara
tunai di pasar spot.
Transaksi lindung nilai lain yang lazim dilakukan adalah swap yang merupakan gabungan
dari transaksi spot dan forward. Ini adalah transaksi pertukaran valuta asing terhadap rupiah
melalui pembelian atau penjualan tunai di pasar spot, yang diikuti penjualan atau pembelian
kembali secara berjangka (forward). Transaksi ini dilakukan dengan counterparty atau bank
yang sama pada tingkat harga yang disepakati kedua pihak.
Misalnya, sebuah perusahaan membutuhkan dana dalam dolar AS untuk keperluan
operasional. Perusahaan itu kemudian mengikat perjanjian dengan bank untuk membeli dolar
AS. Dolar yang dibeli perusahaan itu bakal dijual kembali ke bank untuk ditukar lagi dengan
rupiah menggunakan kurs yang disepakati pada tanggal tertentu. Transaksi swap biasanya
melibatkan dana yang cukup besar.
Pengertian Kontrak Swap
Kontrak Swap (Ross dkk: 2010, hal 784) are close to forward and futures contracts,
swaps arrangement between two counterparties to exchange cash flows over time, dibagi
menjadi 3 (tiga) komponen utama, sebagai berikut:
a.
b.
c.

Interest Rate Swaps, like other derivatives, swaps are tolos that firms can use to easily
change their risk exposures and their balance sheets.
Currency Swaps, are swaps of obligation top ay cash flows in one currency for
obligations to pay in another currency.
Credit default swap, like insurance against value loss due to firm defaulting on a bond.

BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan pada bab I Pendahuluan, maka dilakukan beberapa analisis dan
pembahasan sebagai berikut.
Analisis Transaksi Perusahaan
Perusahaan memiliki eksposur mata uang ketika mata uang untuk pengeluaran dan
pendapatan memiliki nilai yang berbeda. Pembayaran pada periode periode berikutnya serta
hutang distribusi dalam sebuah mata uang asing akan mengandung sebuah risiko dimana mata
uang asing akan mengalami penyusutan (terdepresiasi) nilainya sebelum pembayaran mata
uang asing tersebut diterima dan selanjutnya dikonversi menjadi US dollar. Mayoritas sebuah
bisnis atau pemberi pinjaman tidak mengambil kesempatan ini untuk mendapatkan sebuah
profit melainkan untuk mengurangi risiko kerugian dikarenakan pertukaran mata uang
dimana hal ini diukur sebagai jumlah hutang atau piutang perusahaan pada saat tingkat nilai
tukar belum ditentukan.
Fluktuasi nilai tukar akan dialami mata uang ketika mata uang ini digunakan untuk
melakukan transaki dengan pasar eksternal. Risiko perubahan nilai tukar akan menjadi
semakin besar ketika proporsi pertukaran antar nilai tukar yang lebih besar terhadap total
transaksi moneter untuk suatu pasar tertentu. Sebuah bisnis akan terkena fluktuasi nilai tukar
secara proporsional dengan total volume transasksi bisnisnya ketika melakukan perdagangan
internasional. Hal ini dikarenakan besarnya transaksi antar mata uang meningkat secara relatif
terhadap transaksi secara keseluruhan, maka suatu unit bisnis menyadari akan terkena
fluktuasi nilai tukar yang lebih besar.
Jajaran manajemen yang lebih besar akan ditujukan pada operasi dengan tingkat terkena
resiko yang tinggi tehadap perubahan tingkat pertukaran dengan menetukan resiko mata uang
sebagai proporsi transaksi antar mata uang terhadap total transaksi
Pada kasus perusahaan Merton Electronics, perusahaan ini tidak melakukan
perlindungan terhadap resiko mata uangnya sehingga gal ini menyebabkan nilai hutang
Merton akan mengalami flutuasi terhadap nilai mata uang Yen. Pada gambar grafik dibawah
ini maka akan terlihat bahwa jika mata uang Yen menguat terhadap mata uang Dollar maka
Merton akan kehilangan uang karena eksposur mereka. Jika mata uang Yen mengalami
depresiasi, maka mata uang Merton akan mendapatkan profit karena eksposur mereka.

APRIL Yen Call Option (CME)

Dengan memasuki perlindungan dengan kontrak berjangka, perusahaan Merton dapat


mengunci nilai tukarnya serta perusahaan Merton akan membayarnya pada triwulan

berikutnya. Dengan opsi tersebut maka nilai tukarnya akan menjadi $0.7952 per 100,
sehingga perusahaan Merton dapat mengeliminasi resiko jika mata uang Yen menguat.
Namun pada kondisi sebaliknya dimana jika mata uang Yen melemah, perusahaan Merton
juga berpotensi kehilangan keuntungan yang mungkin terjadi. Berikut akan dijelaskan pada
grafik dibawah ini

APRIL Yen

Opsi yang lain jika perusahaan Merton menggunakan perlindungan pasar uang, maka
perusahaan Merton akan membutuhkan 297,200,642.5 untuk memiliki 300,000,000 dalam
kurun waktu 90 hari. Konsisi ini membuat perusahaan Merton harus meletakkan
$2,332,727.84 ke rekening pasar uang Yen. Bunga pinjaman ini akan menjadi $51,591.
Dengan melakukan opsi ini, perusahaan Merton berpotensi menghilangkan resiko jika nilai
mata uang Yen menguat sebelum jatuh tempo pembayaran namun begitu juga resiko jika nial
maya uang Yen akan melemah.

APRIL Yen

Opsi berikutnya adalah jika Perusahaan Merton akan menggunakan perlindungan yen
berjangka maka hal tersebut akan membutuhkan 24 kontak. Jika nilai mata uang Yen
melemah, perusahaan Merton dapat menunggu sampai berjangka jatuh tempo dan mengambil
nilai mata uang Yen untuk membayar pemasok. Jika niai mata uang Yen menguat, perushaan
Merton harus membayar kepada suppliernya lebih dari 3 bulan sebelumnya namun biaya akan
diimbangi dengan keuntungan dalam masa depan Meton berikutnya. Oleh karena itu, sekali
lagi Merton dapat menghilangkan resiko menguatnya nilai mata uang Yen namun tidak
menghasilkan keuntungan.
Jika perusahaan Merton membeli opsi April di Chicago Mercantile Exchange (CME),
maka akan dikenakan biaya $ 62.400. Namun, opsi ini perusahaan Merton berpotensi
mengalami kerugian. Jika mata uang Yen menguat, perusahaan Merton akan melaksanakan
opsi call dan mengambil Yen yang digunakan untuk membayar pemasok. Jika nialai mata

uang Yen melemah, perusahaan Merton akan membiarkan opsi jatuh tempo tidak
dilaksanakan, dan membeli Yen di pasar spot. Untuk itu opsi ini lebih tinggi biaya di muka,
akan tetapi perushaan Merton telah menghilangkan sebagian besar risiko.

APRIL Call Option (CME)

Perusahaan Merton juga dapat membeli Yen 90 hari dengan opsi call terhadap pasar
Over The Counter (OTC). Opsi ini akan mengeluarkan biaya $ 74.700 dan akan bekerja sama
dengan pilihan CME. Jika nilai mata uang Yen menguat, Merton akan melaksanakan opsi
pada nilai tukar $ 0,7968 dan mengambil pengiriman Yen untuk membayar pemasok. Jika yen
melemah, perusahaan Merton tidak akan melaksanakan pilihan tetapi membeli Yen di pasar
spot dalam tiga bulan.
90 Days Call Option (OTC)

Sebuah perusahaan mungkin berada dalam kondisi bahwa mereka tidak nyaman dengan
risiko yang terkait dengan perubahan suku bunga utang mereka. Hal ini bisa berasal dalam
bentuk suku bunga utang perusahaan dan dapat ditangani melalui penggunaan swap suku
bunga.
INTEREST SWAP
FIXED

9,93%

MERTON
ELECTRONICS

9,97%

FLOATING

FINANCIAL
INSTITUTION

CLARK
UNIVERSITY
Interest rate swap dapat digunakan oleh suatu perusahaan TRUST
yang mungkin tidak

nyaman dengan risiko yang terkait dengan perubahan suku bunga utang mereka. Hal ini bisa
datang dalam bentuk suku bunga utang perusahaan.
10%

LIBOR

LIBOR

LIBOR +1

Perusahaan Merton telah kehilangan sekitar $ 900.000 dampak dari keputusan


perlindungan yang salah. Oleh karena itu perlindungan nilai dollar Taiwan yang dilindungi

Yen Jepang, yang melemah dibandingkan dengan dolar AS. Perusahaan Merton juga harus
mengunci dollar Taiwan pada tingkat tertentu dengan bank sementara yang dipilih dan harus
membeli Yen Jepang dengan spot rate dari pasar. Karena akan terkena risiko mata uang 90hari, maka perusahaan Merton harus melindungi nilai mata uang pada saat pesanan
ditempatkan. Hal ini dapat sebagai alternatif rekomendasi perusahaan Merton setelah
mempertimbangkan kondisi keuangan perusahaan saat ini..
Berdasarkan neraca Merton, sangat jelas bahwa jumlah hutang sebesar $ 3.670.000
(pada exhibit 2) dalam rekening mata uang asing cukup tinggi. Hal ini mengindikasikan
bahwa jika perusahaan Merton tidak melindungi dana dan membeli Yen pada kurs spot, maka
pada saat itu akan terdapat banyak ketidakpastian yang terkait dengan hal itu. Dalam kasus
nilai mata uang Yen menguat dibandingkan dengan nilai mata uang dollar, maka perusahaan
Merton harus membayar sejumlah besaran uang, yang selanjutnya akan menekan margin
keuntungan dan Merton hanya akan memiliki sedikit dana.
Jika Merton melindungi dananya maka Perusahaan Merton mengetahui berapa banyak
yang harus mereka keluarkan. Bahkan ketika mempertimbangkan aset dan uang tunai yang
dimiliki, hal itu tidak sangatlah besar. Situasi ini berarti perusahaan Merton akan sering
kembali ke pembiayaan jangka pendek untuk menyesuaikan modal kerja dengan persyaratan
hutang piutang. Dengan mengunci dana pada tingkat ke depan, perusahaan Merton harus
melakukan perlindungan terhadap Yen di masa depan untuk diperdagangkan di Chicago
Mercantile Exchange (CME) atau Over the Counter (OTC). Hal ini akan memberi
fleksibilitas untuk alat perdagangan atau transaksi jika nilai mata uang Yen diperkirakan
menguat dalam periode yang dekat.
Rekomendasi Bagi Perusahaan
Dari analisa diatas maka rekomendasi yang dapat dilakukan oleh Perusahaan Merton
adalah dengan melakukan penganggaran sebulan sekali jika hal tersebut dimungkinkan atau
setidaknya dilakukan sesering mungkin. Opsi ini sangat penting untuk dilakukan karena
perusahaan Merton membeli sebagian besar barang yang dibutuhkan dari Asia dan Merton
harus melakukan seluruh pembayaran dalam mata uang asing. Dengan melakukan
pembayaran dalam mata uang asing maka perusahaan Merton harus melihat tren masa lalu
dalam yen Jepang dan dolar Taiwan karena pasar mata uang sangatlah berfluktuatif. Jika
Merton gagal melakukan hal ini, maka Merton akan jatuh karena telah memiliki kerugian
besar dalam situasi sekarang. Hal ini penting penting untuk dibahas karena Meton telah
mengalami kerugian sebesar $ 900,000 akibat dari perlindungan mata uang yang salah, yang
besarnya sama dengan keuntungan sebelum pajak. Jika Merton dapat dengan tepat melakukan
pilihan perlindungan nilai dan membeli mata uang pada kurs spot, Merton dapat
melipatgandakan keuntungan dan tidak perlu khawatir tentang persaingan di masa depan di
pasar.
Untuk pertanyaan pada pilihan apakah Merton harus melakukan strategi hedging
penuh atau hanya hedging sebagian dari total pembayaran mata uang asing, maka pilihan
yang dibuat adalah sangat tergantung pada tujuan perusahaan Merton itu sendiri. Jika risiko
dalam waktu dekat sangat tinggi dan situasi politik di negara tertentu (misalnya Jepang) tidak
stabil, maka perusahaan Merton tentu harus melakukan perlindungan nilai mata uang Yen
karena merupakan pilihan yang aman daripada membiarkan pada risiko yang pasti memiliki

kerugian yang signifikan. Review dari pasar mata uang sangat penting, karena perubahan
yang ada bahkan pada satu bagian informasi. Terdapat kemungkinan bahwa sebuah
perusahaan non finansial dengan kompetensi terbatas di daerah akan kehilangan sering dari
pada membuat keuntungan. Jadi Merton harus berhati-hati dalam memilih hedging atau
perlindungan yang tepat dengan melakukan penilaian dari berbagai pilihan yang tersedia.
Derivatif umumnya sangat berisiko, akan tetapi perusahaan dengan keunggulan
komparatif dapat membuat keuntungan berspekulasi karena memiliki keunggulan atas
perusahaan dalam pasar lainnya. Hal ini mungkin datang dalam bentuk pedagang yang telah
berpengalaman dan ahli serta keuntungan lainnya. Oleh karena itu, perusahaan non-finansial
tidak harus mencoba untuk berspekulasi dalam rangka untuk membuat uang dari mata uang
atau kepentingan pergerakan nilai. Perusahaan Merton tidak memiliki keunggulan yang
diperlukan untuk membuat uang atau pemahaman yang tepat tentang risiko yang terlibat.
Berspekulasi di derivatif juga mungkin di luar risiko yang dapat diterima dari pemilik
perusahaan. Jika mereka tertarik pada perdagangan derivatif, perusahaan Merton dapat
melakukannya sendiri atau berinvestasi di sebuah lembaga investasi yang berspekulasi pada
mata uang atau kepentingan pergerakan nilai.
Perusahaan nonfinansial berpotensi mencoba untuk berspekulasi dalam mendapatkan
keuntungan dari pergerakan harga komoditas. Jika sebuah perusahaan memproduksi,
mendistribusikan, atau berkaitan dengan komoditas dengan cara lain, mungkin perusahaan
memiliki pengetahuan tentang komoditi yang akan memberikan keunggulan dan
memungkinkan untuk membuat keuntungan dari derivatif komoditas. Namun, perusahaan
harus menyadari risiko yang terlibat dengan berspekulasi.

BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka didapatkan beberapa
simpulan dan saran sebagai berikut :
Pencegahan risiko sebuah perusahaan terhadap eksposur mata uang secara keseluruhan
dapat dilakukan dengan menggunakan teknik seperti yang dijelaskan pada pembahasan diatas.
Besar kecilnya suatu risiko eksposur pertukaran adalah bergantung pada pemilihan tool yang
digunakan banyak tool yang tidak dapat memberikan perlindungan menyeluruh terhadap
transaksi eksposurenya, akan tetapi hal tersebut dapat lebih mudah untuk digunakan oleh
perusahaan perorangan atau peusahaan kecil dan menengah. Tools yang dapat digunakan
dalam melakukan perlindungan secara menyeluruh terhadap eksposure memiliki biaya
transaski yang cukup besar. Suatu perushaaan tidak harus berspekulasi terhadap pergerakan
mata uangnya, tingkat bunganya, atau komoditinya kecuali perushaan memiliki keunggulan
komparatif terhadap perusahan lain yang terdapat di pasar dan telah secara penuh mengerti
resiko yang akan terjadi. Hal ini sangat sulit untuk perusahaan yang bergerak dalam non
finansial karena perusahaan finansial memiliki banyak sumber daya seperti pedagang yang
terampil dan memiliki model yang ahli yang dapat memberikan perusahaan finansial
perlindungan terhadap resiko.
Untuk meminimalisasi rasiko dengan tetap memaksimalisasi keuntungan, maka opsi
yang dapat dipilih adalah Hedging with option, Money Market Hedge, Currency option
contracts, dan Forward Contracts. Dalam Kasus Merton ini, diketahui bahwa dengan tingkat
bunga pinjaman yen yang rendah dan tingkat bunga dollar yang tinggi, serta nilai tukar yang
mendukung, maka dipilihlah Money Market Hedge. Jika keadaan suku bunga dan nilai tukar
berubah signifikan dan Money Market Hedge tidak lagi menghasilkan keuntungan, maka
dapat dipilih Forward contract karena lebih aman juga meminimalisasi kerugian yang ada
serta sunk cost yang kecil. Jika kurs berubah dengan cepat dan tidak dapat ditebak, kami
mengusulkan Hedging with options sehingga dapat diambil keputusan terbaik saat hari
penukaran apakah akan menggunakan opsi atau tidak.

Anda mungkin juga menyukai