PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Otitis eksterna adalah gangguan inflamasi telinga luar yang bisa
terjadi akut atau kronis. Otitis eksterna umumnya dapat terjadi di seluruh
bagian dunia. Insiden ini tidak diketahui secara tepat, tetapi 10 % orang
diperkirakan telah mengalami kondisi ini. Otitis eksterna dapat mengenai
anak-anak tetapi lebih sering terjadi pada orang dewasa (Daniel Hajioff
2004).
Prevalensi dan distribusi usia data lengkap tentang didiagnosis
otitis eksterna di Inggris, sebuah survei penduduk dilakukan di Barat
Lancashire County, daerah perwakilan dari North West. Dari total populasi
108.378 orang, 52.237 laki-laki (48,2%) dan 56.141 perempuan (51,8%),
sampel acak dari 21.657 subyek, 10.708 laki-laki (49,4%) dan 10.949
perempuan (49,6%), terpilih untuk menjalani lengkap review catatan
medis terkomputerisasi untuk diagnosis otitis eksterna (ICD-9). Prevalensi
didiagnosis otitis eksterna adalah 3,6% pada laki-laki dan 4,2% pada
wanita. Jumlah prevalensi otitis eksterna adalah 3,9%. Segala usia yang
terpengaruh dengan kejadian puncak pada anak usia 5-16 tahun dan pada
orang dewasa berusia 35-65 tahun ( E Cervoni 2005).
Setiap tahun, otitis eksterna terjadi pada 4 dari setiap 1000 orang di
Amerika Serikat. Kejadian lebih tinggi selama musim panas, mungkin
karena partisipasi dalam kegiatan air lebih tinggi. Otitis eksterna akut,
kronis, dan eczematous merupakan otitis yang umum di Amerika Serikat.
akibat jamur hanya 10 % Kurang dari 5 % dari penyakit akut kasus dapat
dikaitkan dengan furunkulosis (biasanya staphylococcal) (J. David
Osguthorpe 2006).
Selama 40 tahun terakhir, rekreasi alat bantu pernapasan bawah air
mandiri seperti diving, snorkeling, SCUBA sebagai kegiatan rekreasi telah
meningkat popularitasnya. Kemampuan untuk menjelajahi kedalaman laut
merupakan daya tarik yang jelas bagi banyak orang. Pada tahun 1968,
hanya ada 11.668 sertifikasi dari anggota diving dari organisasi di seluruh
dunia "Professional Association of Diving Instructors" (PADI). Namun
pada tahun 2008, jumlah ini meningkat drastis menjadi 17.532.116
anggota. Studi
melibatkan kepala hingga daerah leher dan yang paling umum pada
penyelam yaitu gangguan pada sistem pendengaran (Rachel 2012).
Pada tahun 2007, sebuah studi yang dilakukan oleh spesialis
telinga, hidung dan tenggorokan (THT) Jerman, Christoph Klingmann
menemukan lebih dari delapan keluhan pendengaran yang berbeda dan
kondisi di antaranya terdapat pada penyelam. Terdapat jumlah tambahan
penderita dengan keluhan di telinga sebanyak 35.325 penyelam baru-baru
ini direkam oleh sebuah organisasi yang terpisah yang dikenal sebagai
British Sub-Aqua Klub. Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah para
penyelam harus lebih menyadari perawatan kesehatan pendengaran yang
berkaitan dengan menyelam (Rachel 2012).
Sebuah studi dari 429 penyelam berpengalaman aktif di Jerman
menunjukkan bahwa gangguan yang paling sering adalah otitis eksternal
(43,6%). Penulis juga melaporkan faktor predisposisi dari otitis eksternal
di penyelam ini termasuk lokal trauma, penghapusan lipid dari kulit,
eksposur yang lama untuk kelembaban tinggi dan suhu serta yang paling
umum yaitu mikroorganisme Pseudomonas aeruginosa (MH Azizi 2011)
Laporan pertama dari CDC (Center for Disease Control and
Prevention) yang menggambarkan secara keseluruhan epidemiologi otitis
eksterna akut di Amerika Serikat, diperkirakan bahwa 2,4 juta kunjungan
per tahun yang terdiagnosis di pusat kesehatan merupakan kasus otitis
eksterna akut (8,1 kunjungan per 1000 populasi) (Monica Lie Sedjati
2013).
Sampai dengan tahun 1996 Indonesia belum memiliki angka
gangguan pendengaran dan ketulian. Setelah dilakukan Survei Kesehatan
eksterna.
Tujuan khusus
1.2.2.1 Untuk mengetahui penderita otitis eksterna yang
memiliki riwayat snorkeling
1.2.2.2 Untuk mengetahui kelompok bukan penderita otitis
eksterna (control) yang memiliki riwayat snorkeling
1.2.2.3 Untuk mengetahui hubungan snorkeling dengan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi dan Fisiologi Telinga
2.1.1 Anatomi Telinga
Telinga dibagi atas telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.
Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai
membran timpani; telinga tengah terdiri dari membrane timpani,
tulang-tulang pendengaran (maleus, inkus, dan stapes), dan tuba
eustachius; sedangkan telinga dalam terdiri dari koklea (rumah siput)
dan kanalis semisirkularis. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar
berikut (Sosialisman 2007) :
terletak
di
belakangnya.
Saraf
fasialis
timpani
bagian
lateral
dibatasi
oleh
berturut-turut
dari
atas
ke
bawah
kanalis
10
oval, agak lebih luas atas dari bawah, dan diarahkan sangat
miring ke bawah dan ke dalam sehingga membentuk sudut
sekitar lima puluh lima derajat dengan lantai meatus.
Diameternya terpanjang adalah ke bawah dan ke depan,
panjang vertical rata-rata 9-10 mm, ukuran diameter
terpendek antero posterior yang 8-9 mm. Sebagian besar
dari lingkar adalah menebal dengan ketebalan 0.1 mm, dan
membentuk sebuah cincin fibrokartilaginosa yang tetap
dalam sulkus timpani di ujung bagian dalam meatus
(Standring, 2008).
Secara Anatomis membrana timpani dibagi dalam 2
bagian yaitu pars tensa yang merupakan bagian terbesar dari
membran timpani, suatu permukaan yang tegang dan
bergetar dengan sekelilingnya yang menebal dan melekat di
anulus timpanikus pada sulkus timpanikus pada tulang dari
tulang temporal. Pars flaksida atau membran Shrapnell,
letaknya dibagian atas muka dan lebih tipis dari pars tensa.
Pars flaksida dibatasi oleh 2 lipatan yaitu plika maleolaris
anterior (lipatan muka) dan plika maleolaris posterior
(lipatan belakang).
11
ventilasi
telinga
yang
mempertahankan
12
13
Fisiologi Pendengaran
Getaran suara ditangkap oleh daun telinga yang diteruskan ke
liang telinga dan mengenai membran timpani sehingga membran
14
15
16
mendengar
bunyi
penala,
sebab
Status
Lokus
Rinne
Positif
Pendengaran
Normal atau
Tidak ada
HUHT
gangguan
atau
sensorineural
koklearis -
Negatif
Gangguan
retrokoklearis
Telinga luar
HU<HT
Konduktif
atau tengah
17
18
Status
Lokus
Swabach
Normal
Pendengaran
Normal
Tidak Ada
19
Memanjang
Tuli Konduktif
Telinga
Luar
dan/atau
Memendek
Tuli
tengah
Koklearis
Sensorineural
dan/atau
retrokokle
aris
tuli
konduksi
kira-kira
30dB.
Pelana
20
diperiksa.
Pelana
yang
pertama
digetarkan
dan
bunyi.
Tes berbisik
Pemeriksaan
ini
bersifat
semi-kuantitatif,
21
22
oleh
alergi
penyakit
dermatologis.
penyebab
paling
dan
merupakan
sejumlah
faktor,
Infeksi
umum
termasuk
dari
infeksi,
bakteri
otitis
akut
eksternal.
otitis eksternal
selama hidup mereka. Otitis eksterna lebih sering terjadi pada anakanak, dan puncaknya pada kelompok usia 10 sampai 14 tahun.
Biasanya, hal itu terjadi di musim panas dan bukan musim dingin,
karena peningkatan partisipasi dalam kegiatan air di luar ruangan saat
itu lebih sering dilakukan (Karen Koch, 2012).
Otitis eksterna adalah suatu inflamasi, iritasi, atau infeksi kulit dari
liang/saluran telinga luar (meatus akustikus eksterna) yang disebabkan
oleh kuman maupun jamur (otomikosis) dengan tanda-tanda khas
yaitu rasa tidak enak di liang telinga, deskuamasi, sekret di liang
telinga dan kecenderungan untuk kambuhan. Infeksi ini bisa
menyerang seluruh saluran (otitis eksterna generalisata) atau hanya
pada daerah tertentu sebagai bisul (furunkel) atau jerawat (Soepardi
2.2.2
2007).
Etiologi
23
Proteus
faktor-faktor
kelemababan.
Suatu trauma
ringan
seringkali
karena
berenang
atau
pada saluran
24
peptostreptococci,
yang
paling
umum
adalah
bentuk
boil
25
2.2.4
26
lembab, hangat, dan gelap pada liang telinga merupakan tempat yang
baik bagi pertumbuhan bakteri dan jamur (Soperdi 2007, Boeis 1997).
Saluran telinga dirancang untuk memerangi partikel asing dan
infeksi. Bagian tulang rawan luar dilapisi dengan folikel rambut dan
kelenjar serumen. Lapisan saluran telinga mengalami terus menerus
peluruhan sel, migrasi dari yang memungkinkan penghapusan puingpuing keratin dan serumen. Serumen mempertahankan lingkungan
asam di saluran telinga eksternal, dan keadaan yang lengket pada
telinga akan menciptakan perangkap partikel yang mencegah penetrasi
lebih dalam ke telinga. Adanya serumen yang merupakan penghalang
adalah langkah pertama dalam patogenesis otitis eksterna. Hal ini
dapat disebabkan oleh paparan air dari kolam. Kelembaban berlebih
menyebabkan maserasi kulit dan kerusakan penghalang kulit serumen,
mengubah mikroflora saluran telinga didominasi bakteri gram negatif
(Karen Koch 2012).
Adanya faktor predisposisi otitis eksterna dapat menyebabkan
berkurangnya lapisan protektif yang menimbulkan edema epitel
skuamosa. Keadaan ini menimbulkan trauma lokal yang memudahkan
bakteri masuk melalui kulit, terjadi inflamasi dan cairan eksudat. Rasa
gatal memicu terjadinya iritasi, berikutnya infeksi lalu terjadi
pembengkakan dan akhirnya menimbulkan rasa nyeri. Proses infeksi
menyebabkan peningkatan suhu lalu menimbulkan perubahan rasa
nyaman dalam telinga. Selain itu, proses infeksi akan mengeluarkan
cairan/nanah yang bisa menumpuk dalam liang telinga (meatus
27
28
abses,
di
aspirasi
secara
steril
untuk
29
30
besar
dinding
kanalis
4. Sekret yang sedikit
5. Pendengaran normal atau sedikit berkurang
6. Tidak adanya partikel jamur
Stroma yang menutupi tulang pada sepertiga bagian
dalam
liang
telinga
sangat
tipis
sehingga
hanya
2%,
hidrokortison),
dan
Chloromycetin
(kloramfenikol).
Terapi sistemik hanya dipertimbangka pada kasuskasus berat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan
kepekaan
bakteri.
Antibiotik
sistemik
khususnya
Manifestasi Klinis
Tanda otitis eksterna menggunakan otoskop yaitu kulit pada
saluran telinga tampak kemerahan, membengkak, bisa berisi nanah
dan serpihan sel-sel kulit yang mati (Abdullah F 2003).
Gejala otitis eksterna umumnya adalah rasa gatal dan sakit
(otalgia). Otalgia merupakan keluhan paling sering ditemukan. Otalgia
berat biasa ditemukan pada otitis eksterna sirkumskripta. Keluhan ini
bervariasi dan bisa dimulai dari perasaan sedikit tidak enak, perasaan
32
penuh dalam telinga, perasaan seperti terbakar, hingga rasa sakit hebat
dan berdenyut. Hebatnya rasa nyeri ini tidak sebanding dengan derajat
peradangan yang ada. Rasa nyeri terasa makin hebat bila menyentuh,
menarik, atau menekan daun telinga. Juga makin nyeri ketika pasien
sedang mengunyah ( Soepardi 2007, Abdullah F 2003).
Rasa penuh pada telinga merupakan keluhan yang umum pada
tahap awal dari otitis eksterna difusa dan sering mendahului terjadinya
rasa sakit dan nyeri tekan daun telinga. Gatal-gatal paling sering
ditemukan dan merupakan pendahulu otalgia pada otitis eksterna akut.
Pada kebanyakan penderita otitis eksterna akut, tanda peradangan
diawali oleh rasa gatal disertai rasa penuh dan rasa tidak enak pada
telinga (Abdullah F 2003).
Pendengaran berkurang atau hilang. Tuli konduktif ini dapat terjadi
pada otitis eksterna akut akibat sumbatan lumen kanalis telinga luar
oleh edema kulit liang telinga, sekret serous atau purulen, atau
penebalan kulit progresif pada otitis eksterna lama. Selain itu,
peredaman hantaran suara dapat pula disebabkan tertutupnya lumen
liang telinga oleh deskuamasi keratin, rambut, serumen, debris, dan
obat-obatan
yang
dimasukkan
ke
dalam
telinga.
Gangguan
33
1.
2.
3.
Deskuamasi.
Tinnitus.
Discharge dan otore. Cairan (discharge) yang mengalir dari liang
telinga (otore). Kadangkadang pada otitis eksterna difus
ditemukan sekret / cairan berwarna putih atau kuning, atau nanah.
Cairan tersebut berbau yang tidak menyenangkan. Tidak
4.
5.
6.
7.
darah dan nanah dalam jumlah kecil bisa bocor dari telinga.
Hiperemis dan udem (bengkak) pada liang telinga. Kulit liang
telinga pada otitis eksterna difus tampak hiperemis dan udem
dengan batas yang tidak jelas. Bisa tidak terjadi pembengkakan,
pembengkakan ringan, atau pada kasus yang berat menjadi
bengkak yang benar-benar menutup liang telinga (Abdullah F
2.2.7
34
35
Otalgia
Rasa penuh ditelinga
Gatal
Discharge (Awalnya, debit mungkin tidak jelas dan
tidak berbau, tetapi dengan cepat menjadi bernanah
36
tulang
dan
patognomonik
Pemeriksaan
tulang
pada
rawan.
otitis
otoskopi
Jaringan
eksterna
juga
dapat
ini
maligna.
melihat
keterlibatan tulang.
2. Nervus kranialis (V-XII) harus diperiksa
3. Status mental harus diperiksa. Gangguan status
mental dapat menunjukkan komplikasi intrakranial
4. Membran timpani biasanya intak
5. Demam tidak umum terjadi.
2.2.8.3 Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Jumlah leukosit
- Jumlah leukosit biasanya normal atau sedikit
-
meninggi
Adanya pergeseran ke kiri
rata-rata 87 mm/jam
Laju endap darah dapat digunakan untuk
mendukung diagnosis klinik dari otitis eksternal
akut atau keganasan pada telinga yang tidak
toleransi glukosanya
d. Kultur dan tes sensivitas dari liang telinga
37
nekrosis
jaringan,
dan
menyebabkan
neuropati
cranial
pembentukan
abses,
komplikasi
intracranial
akut
pada
pasien
yang
lebih
tua,
pada
pasien
yang
bertekanan
atau
di
dalam
air.
"Stresor"
berupa
39
hingga
mencapai
Ketidakseimbangan antara
telinga
dengan
tekanan
udara bertekanan
rongga
suatu
udara
keadaan
fisiologis
patologi.
dalam
tinggi (hiperbarik),
dapat
menyebabkan
1.
40
adalah
closed
circuit
scuba
karena
tidak
mengeluarkan
terjamin.
Penyelaman komersial, misalnya penyelaman untuk melakukan
kegiatan photography di dalam air ( Underwater Photography ),
dan penyelaman untuk mencari benda-benda berharga yang
3.
4.
5.
1.
(Breath Hold
Diving),
adalah
penyelam
hanya
mengandalkan
nafas
dengan
melakukan
squeeze
b.
mata
equalisasi,
dan
barotrauma
telinga
yang
dapat
menyebabkan ketulian.
Snorkelling, adalah penyelaman tahan nafas dengan
menggunakan masker kacamata (face mask) yang menutupi
mata dan hidung, sehingga memiliki keuntungan yaitu
penyelam mudah melakukan equalisasi. Tetapi kerugiannya,
41
terbatas.
d.
e.
dekompresi.
Penyelaman Saturasi, adalah penyelaman
dengan
gas
g.
42
b.
Psikologis
-
Teliti
Umur
Untuk melaksanakan kegiatan penyelaman pada dasarnya
tidak ada batasan umur yang tegas asal memenuhi persyaratan
menyelam. Umur yang ideal untuk belajar menyelam adalah 1635 tahun. Sedangkan penyelam profesional/pekerja batasan
umur sesuai dengan undang-undang/peraturan ketenagakerjaan.
c.
Pekerjaan
Sesuai jenis pekerjaan dan risiko bekerja.
d.
Jantung
43
e.
Paru-paru
-
f.
g.
Telinga
-
h.
Gigi
Kesehatan gigi pada penyelaman harus mendapatkan
perhatian,
tambalan
gigi
yang
tidak
sempurna
akan
Mata
-
Berpenglihatan
penglihatan
dapat
menggunakan
masker dengan
lensa
koreksi
-
Sebaiknya tidak
warna pada
44
2.3.4
Otak
-
Peralatan Penyelaman
Berbagai peralatan penyelaman dibuat oleh manusia bertujuan
agar dapat digunakan untuk mengadaptasikan keadaan tubuh pada
suatu lingkungan cair, diantaranya : dapat memberikan sebuah
rongga udara di depan kedua mata, merupakan
suatu
bentuk
Snorkel
Rompi apung
45
Bouyance Compensato
Sarung tangan
bawah air, beberapa kondisi medis yang terkait hal ini menjadi perhatian dan
menciptakan tantangan baru untuk profesi medis, dan juga karena itu,
munculnya sebutan pengobatan penyelaman mulai diperhatikan.
Lingkungan bawah air merupakan lingkungan yang berpotensi agresif
untuk manusia. Skues menuliskan bahwa tekanan meningkat seiring
bertambahnya kedalaman, penglihatan sering buruk, dan temperature
biasanya rendah pada dunia bawah air. Sebagai tambahan, tubuh manusia
46
disebabkan
terutama
karena
perubahan
tekanan
barometri
Berenan
g
Snorkelin
g
47
Trauma ringan
Trauma lokal
akibat
yang
membersihkan
memudahkan
liang telinga
bakteri mudah
secara berlebihan
Mengganggu
kulit
Terjadi proses
mekanisme
pembersihan
masuk melalui
inflamasi dan
cairan eksudat
berlebih
kuman dan
bakteri oleh
serumen
Pertumbuhan bakteri
dan jamur
Diteliti
Otitis Eksterna
Tidak diteliti
Snorkeling
Otitis
eksterna
48
Diving, berenang,
scuba,
OMA,OMSK
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan
pendekatan
rancangan
cross
sectional.
Penelitian
analitik
50
Definisi
operasional
dibuat
sebagai
batasan
dalam
Variabel
Definisi Operasional
Alat
Hasil Ukur
Skala Ukur
1. Ada
nominal
Ukur
1.
Riwayat
Seseorang
yang
pernah RM
snorkeling
dan
kuesion
riwayat
snorkeling
2. Tidak ada
er
riwayat
2.
Kejadian
Status
seseorang
Otitis
Eksterna
akut
maupun
kronis
yang Rekam
snorkeling
1. Otitis
eksterna
2. Tidak Otitis
yang
Eksterna
disebabkan
oleh
infeksi
Populasi
Populasi untuk penelitian ini adalah seluruh pasien di Poli
THT RSUD Kota Mataram yang telah terdiagnosa Otitis
eksterna dalam waktu Januari sampai dengan Desember 2015.
Kriteria inklusi dan eksklusi
1. Kriteria inklusi
51
nominal
2. Kriteria Eksklusi
-
Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Karena keterbatasan waktu,
tenaga dan dana maka peneliti menggunakan sampel yang
diambil dari populasi tersebut. Dengan syarat sampel harus
benar-benar mewakili (representative) (Sugiyono, 2012).
a. Tehnik pengambilan sampel
Hakikat dari pengambilan simple random sampling adalah
bahwa setiap anggota atau unit dari populasi mempunyai
kesempatan yang sama untuk di seleksi sebagai sampel.
52
Keterangan :
n = Besar sampel
N = Besar populasi
d2 = Tingkat kepercayaan atau ketetapan yang diizinkan
10%
Jadi besar sampel pada penelitian ini adalah :
N . d2
1+
N
n=
n=
350
2
1+(350. 0,1 )
n=
350
1+3,5
n=
350
4,5
n=77,7 ,
53
n=78
Kuesioner
Kuesioner adalah alat pengumpulan data yang berupa
pertanyaan pertanyaan tertulis untuk memperoleh informasi
tentang adanya riwayat snorkeling.
3.5.2
Alat Tulis
Alat tulis dalam penelitian ini digunakan untuk mencatat hasil
pemeriksaan dan mengisi kuesioner.
Populasi
Riwayat
snorkeling
Riwayat
snorkeling
55
3.8.2
3.8.3
56
Otitis Eksterna
Otitis
Otitis
TOTAL
Snorkeling
Eksterna (+)
A
Eksterna (-)
B
A+B
(+)
Snorkeling
C+D
(-)
TOTAL
A+C
B+D
A+B+C+D
Keterangan :
C
= Koefisien kontingensi
N
= Jumlah keseluruhan sampel
2
X
= Chi kuadrat
Ho ditolak apabila Pvalue 0,05 dan Ho diterima bila
Pvalue > 0,05.
57
58
Daftar Pustaka
Abdullah, F, 2003, Uji Banding Klinis Pemakaian Larutan Burrowi Saring
Dengan Salep Ichthyol Pada Otitis Eksterna Akut, Di unduh dari:
http://www.usudigitallibrary.com.
2016.
Adam GL, Boies LR, Higler PA; Wijaya C: alih bahasa; Effendi H, Santoso K:
editor. Penyakit telinga luar dalam Buku Ajar Ilmu Panyakit THT. Edisi 6.
Jakarta: EGC. 1997.78-84.
Azizi, MH, 2011, Ear Disorders In Scuba Divers, Academy of Medical Sciences
of the IR Iran, Tehran, Iran, volume 2 number 1
Cervoni, E, 2005, Complete Prevalence Of Otitis Externa In UK: A Survey In
West
59
Helmi, 2005, Otitis Media Supuratif Kronik, Dalam: Otitis Media Supuratif
Kronik: Pengetahuan Dasar Terapi Medik, Mastoidektomi, Timpanoplasti,
Balai Penerbit FKUI, Jakarta, Hal 76-92
Kartika,
Henny.
2008.
Otitis
Eksterna.
Availble
from
Surg.
2012
Mar;
64(1):
7178.
Di
Unduh
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3244586/,
Dari
Akses
Pada
60
http://www.amazon.com/Grays-Anatomy-Anatomical-
61
62