DIAPIR
Diapir adalah penerobosan (intrusi) batuan karena perbedaan tekanan
dan bouyancy (daya apung). Penerobosan biasanya vertikal melibatkan batuan
berdensitas rendah yang relatif mobile menerobos batuan berdensitas lebih
tinggi, biasanya melalui rekahan (fracture). Dalam proses penerobosannya diapir
akan mengakibatkan terbentuknya lipatan (anticline) atau dome di bagian atas.
Batuan yang berpotensial membentuk diapir yaitu tipe batuan seperti deposit
evaporitic salt, dan gas pengisi lumpur. Diapir ini menimbulkan banyak jebakan
reservoar, karena sifatnya yang masif tidak dapat mengalirkan fluida, berfungsi
sebagai seal. Garam biasanya terendapkan pada basin yang terjadi di awal
pembentukan sistem karang (rift), Pembentukan diapir dapat diakibatkan oleh
proses tektonik atau proses pengendapan yang cepat atau keduanya. Ketika
diapir di permukaan, menjadi mud volcanoes. Istilah mud vulcanoes umumnya
diterapkan pada letusan lebih atau kurang kekerasan atau ekstrusi permukaan
lumpur berair atau tanah liat yang hampir selalu disertai dengan gas metana,
Dalam hal ini, ketika diapirs memiliki sifat yang agak intrusif, sedangkan mud
volcanoes dicirikan oleh sifat ekstrusif.
B. KETIDAKSELARASAN
Ketidakselarasan adalah suatu konsep dalam stratigrafi yang membahas
tentang hubungan yang tidak normal antara lapisan batuan satu dengan yang
lain. Lapisan dikatakan selaras jika lapisan tersebut diendapkan secara teratur,
belum mengalami deformasi, mengikuti hukum superposisi (lapisan dibawah
lebih tua dari lapisan diatasnya) dan umurnya menerus/ tidak terjadi gap umur
antar lapisan. Macam-macam ketidakselarasan yaitu, disconformity,
nonconformity, paraconformitydan angular unconformity. Disconformity terjadi
ketika sedimentasi terhenti untuk waktu yang sangat lama, hingga lapisan batuan
yang terakhir terbentuk tergerus oleh erosi. Nonconformity, adanya lapisan
batuan sedimen yang menumpang di atas batuan beku atau metamorf.
Paraconformity terjadi sedimentasi dengan waktu yang lama tetapi batuan yang
terakhir tidak mengalami erosi, sehingga tetap terlihat seolah normal seperti
terbentuk keselarasan, jika tidak terdapat/ditemukannya "loncat fosil" dari lapisan
sebelahnya. Angular unconformity dicirikan oleh adanya beda dip yang sangat
tajam antara perlapisan di atas dan perlapisan di bawah pemukaan.
C. INTRUSI
Intrusi magma merupakan sebuah proses penerobosan magma melalui
kulit bumi namun tidak sampai pada permukaan bumi. Proses intrusi magma ini
juga kerap disebut dengan istilah lainnya yaitu plutonisme. Proses intrusi magma
ini tidak sampai pada permukaan bumi namun menghasilkan batuan beku yang
termasuk ke dalam golongan batuan beku intrusive. Dalam proses Intrusi magma
akan menghasilkan beberapa bentuk sebagai berikut :
Batolit adalah jenis batuan beku, yang mana batu tersebut terbentuk
D. EKSTRUSI
Ekstrusi magma merupakan sebuah penerobosan magma dari dalam
perut bumi melalui kerak bumi dan mencapai permukaan bumi. Ekstrusi magma
merupakan proses lanjutan dari adanya intrusi magma yang tidak sempat
mencapai permukaan bumi. Dalam proses ekstrusi magma ini terjadi
pengeluaran berbagai material dari dalam perut bumi seperti batu, gas, lahar,
lava, belerang, nitrogen, gas asam arang dan gas uap air.Menurut sifatnya
Erupsi / Ekstrusi magma dibedakan menjadi 2 yaitu:
DAFTAR PUSTAKA