dapat
diraba
pada
pemulaan
demam,
prognosa
buruk.
Penderita
DHF
memperlihatkan
terhadap
terjadinya
shock
sehingga
perlu
di
lakukan
Menghilangnya
plasma
melalui
endotelium
ditandai
oleh
Sebab lain kematian pada DHF adalah perdarahan hebat pada saluran
cerna, yang timbul setelah shock berlangsung lama dan tidak teratasi.
Perdarahan ini disebabkan oleh trombositopeni serta gangguan fungsi
trobosit disamping defisiensi ringan/sedang dari faktor I, II, V, VII, IX, X
dan faktor kapiler. Pada pemeriksaan sel-sel pagosit didapatkan
peningkatan daya pagositosis dan proliferasi sistim retikolo enditetial yang
berakibat penghancuran terhadap trombosit yang telah mengalami
metamorfosis seluler sehingga nampak adanya trombositopeni. Aktifasi
sistim komplemen juga memegang peranan penting dalam patogenesis
DHF , komplek imun biasanya ditemukan pada hari ke 5 sampai ke 7 saat
terserang shock terjadi. Produksi aktivitas komplemen ini bersifat
anafilaktoksin yang menyebabkan kerusakan dinding kapiler sehingga
permeabilitas diding pembuluh darah meningkat.
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
Parameter Laboratoris yang dapat diperiksa antara lain :
a. Leukosit: dapat normal atau menurun. Mulai hari ke-3 dapat
ditemui limfositosis relative (>45% dari total leukosit) disertai
adanya limfosit plasma biru (LPB) > 15% dari jumlah total leukosit
yang pada fase syok akan meningkat.
b. Trombosit: umumnya terdapat trombositopenia pada hari ke 3-8.
c. Hematokrit: Kebocoran plasma dibuktikan dengan ditemukannya
peningkatan hematokrit 20% dari hematokrit awal, umumnya
dimulai pada hari ke-3 demam.
d. Hemostasis: Dilakukan pemeriksaan PT, APTT, Fibrinogen, DDimer, atau FDP pada keadaan yang dicurigai terjadi perdarahan
atau kelainan pembekuan darah.
e. Protein/albumin: Dapat terjadi hipoproteinemia akibat kebocoran
plasma.
f. SGOT/SGPT (serum alanin aminotransferase): dapat meningkat.
g. Ureum, Kreatinin: bila didapatkan gangguan fungsi ginjal.Elektrolit:
sebagai parameter pemantauan pemberian cairan.
h. Golongan darah: dan cross macth (uji cocok serasi): bila akan
i.
mulai terdeteksi pada hari ke-14, pada infeksi sekunder IgG mulai
j.
efusi
pleura,
terutama
pada
kolaps
sehingga
kecepatan
tetesan
yang
diberikan
dengan
semprit,
dengan
paksaan
kebocoran
plasma,
maka
pemeriksaan
dan
perdarahannya
hematokrit
sendiri
menurun,
tidak
sedangkan
kelihatan.
Dengan
dan
pemeriksaan
trombosit,
jam
nilai
tekanan
pemeriksaan
hemoglobin,
darah,
dan
nilai
nadi,
memuat
hasil
hematokrit,
nilai
pernafasan,
suhu,
apabila
ada
jenis
gastrointestinal.
Penderita
renjatan
tidak
yang
dan
dengan
memberikan
jumlah
perdarahan
renjatan
berulang,
respon
terhadap
renjatan,
setelah
demam
berlangsung selama beberapa hari, keadaan umum penderita tibatiba memburuk. Hal ini biasanya terjadi pada saat atu setelah demam
menurun yaitu diantara hari ke 3 dan ke 7 sakit. Pada sebagian besar
penderita ditemukan tanda kegagalan peredaran darah, kulit teraba
lembab dan dingin, sianosis sekitar mulut dan nadi menjadi cepat dan
lembut. Penderita kelihatan lesu, gelisah dan secara cepat masuk
dalam fase krisis renjatan. Penderita sering kali mengeluh nyeri di
daerah perut sesaat sebelum renjatan timbul. Nyeri perut hebat sering
kali mendahului perdarahangastrointestinal, sedangkan Lim dkk
(1966) berpendapat bahwa nyeri di daerah retrosternal, tanpa sebab
yang dapat dibuktikan memberikan petunjuk terdapatnya perdarahan
gastrointestinal yang hebat.
Renjatan yang terjadi
selama
periode
demam
biasanya
H. Pathway
Abovirus (melalui nyamuk
aedes aegypty)
PGE2 hipothalamus
Membentuk dan
melepaskan zat C3a, C5a
Hipertermi
Peningkatan reabsorbsi
Na2 dan H2O
Agregasi trombosit
Kerusakan endotel
pembuluh darah
Trombositopeni
Merangsang dan
mengaktifasi faktor
pembekuan
DIC
Resiko perdarahan
Perdarahan
Asidosis metabolik
Hipoksia jaringan
Kekurangan volume
cairan
Ke ekstravaskuler
Paru-paru
Hepar
Efusi pleura
Hepatomegali
Ketidakefektifan pola
napas
Asites
Mual muntah
I.
Abdomen
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
pernapasan
dangkal,
pembesarn
limpa,
pembesaran
hati,
abdomen
1. Definisi
Penurunan sirkulasi darah ke perifer yang dapat mengganggu
kesehatan
2. Batasan karakteristik
a. Bruit femoral
b. Edema
c. Keterlambatan penyembuhan luka perifer
d. Nyeri ekstremitas
e. Parastesia
f. Penurunan nadi perifer
g. Perubahan fungsi motorik
h. Perubahan tekanan darah di ekstremitas
i. Warna kulit pucat saat elevasi
j. Waktu pengisian kapiler >3detik
k. Perubahan karakteristik kulit (mis. Warna, elastisitas, kelembapan,
sensasi, suhu)
3. Faktor yang berhubungan
a. Diabetes melitus
b. Gaya hidup kurang gerak
c. Hipertensi
d. Kurang pengetahuan tentang faktor pemberat (mis.merokok, gaya
hidup monoton, trauma, obesitas, asupan garam, immobilitas)
e. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit
f. Merokok
Diagnosa II : Nyeri akut (000132)
1. Definisi
Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan yang
muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang
digambarkan sebagai kerusakan; awitan yang tiba-tiba atau lambat
dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat
diantisipasi atau diprediksi.
2. Batasan Karakteristik
a. Bukti nyeri dengan menggunakan standar daftar periksa nyeri
untuk pasien yang tidak dapat mengungkapkannya (mis.
Neonatal infant pain scale, pain assesment checklist for senior
with limited ability to communicate).
b. Diaforesis
c. Dilatasi pupil
d. Ekspresi wajah nyeri (mis. Mata kurang bercahaya, tampak
kacau, gerakan mata berpencar, atau tetap pada satu fokus,
meringis)
e. Fokus pada diri sendiri
f.
waspada).
Perubahan selera makan
Putus asa
Sikap melindngi area nyeri
Sikap tubuh melindungi
Perubahan pada parameter fisiologis (mis, tekanan darah,
frekuensi jantung, frekuensi pernapasan, saturasi oksigenasi, end
tubuh
diatas
kisaran
normal
termoregulasi.
2. Batasan karakteristik
a. Apnea
b. Bayi tidak dapat mempertahankan menyusu
c. Gelisah
d. Hipotensi
e. Kejang
f. Koma
g. Kulit kemeahan
h. Kulit terasa hangat
i. Letargi
j. Stupor
k. Postrur abnormal
l. Takikardia
m. Takipnea
n. Vasodilatasi
3. Faktor yang berhubungan
a. agen farmaseutikal
karena
kegagalan
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
aktivitas berlebihan
dehidrasi
iskemia
pakaian yang tidak sesuai
peningkatan laju metabolisme
penurunan persepsi
penyakit
sepsis
suhu lingkungan tinggi
trauma
mengalami
penurunan
volume
darah,
yang
dapat
mengganggu kesehatan.
2. Faktor resiko
a. Aneurisme
b. Gangguan fungsi hati (mis, sirosis, hepatitis)
c. Gangguan gastrointestinal (mis, penyakit ulkus lambung, polip,
d.
e.
f.
g.
h.
varises)
Koagulopati inheren (misalnya, trombositopenia)
Komplikasi pascapartum
Komplikasi kehamilan
Trauma
Sirkumsisi
cairan/elektrolit:
mengatur
dan
mencegah
c. Pantau
parestesia
kebas,
kesemutan,
hiperparastesia,
hipoestesia
d. Pantau tromboplebitis
e. Pantau neurologis: mengumpulkan dan menganalisis data pasien
untuk mencegah atau meminimalkan komplikasi neurologis.
Diagnosa II : Nyeri Akut
1. Tujuan dan kriteria hasil
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama .......x 8 jam,
diharapakan nyeri berkurang dengan kriteria :
a. Tingkat Kenyamanan : Tingkat persepsi
positif
terhadap
berikut
(sebutkan
1-5:tidak
pernah,
jarang,kadang-
dapat menurun
Gunakan washlap hangat di aksila, kening, tengkuk dan lipat
paha
Rasional: Penggunaan washlap hangat dapat menjadi media
DAFTAR PUSTAKA
Nurarif A, dan Kusuma H. (2013). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosis Medis & Nanda NIC NOC, Edisi
Revisi jilid 1 & 2
Suhendro, Nainggolan, L., Chen, K., Pohan, H.T., 2006. Demam
Berdarah Dengue. In: Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I.,
Simadibrata, M., Setiati, S.,ed. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta,
Indonesia : 1709-1713
Wilkinson. J. M dan
Ahern.N.R .(2011). Buku Saku Diagnosis
Keperawatan, Edisi 9. Penerbit buku kedokteran :EGC.