DEFINISI
Hepatitis adalah keadaan radang atau cedera pada hati, sebagai reaksi
terhadap virus, obat atau alkohol (FKAUI, 2006).
Hepatitis adalah infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia
serta seluler yang khas (Wening Sari, 2008).
Hepatitis merupakan suatu peradangan hati yang dapat disebabkan oleh infeksi
atau oleh toksin termasuk alkohol dan dijumpai pada kanker hati (Corwn Elizabeth
J, 2001).
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan
inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis,
biokimia serta seluler yang khas. Hepatitis virus yang sudah teridentifikasi secara
pasti adalah hepatitis A, B, C, D dan E. Hepatitis A dan E mempunyai cara
penularan yang serupa (jalur vekal-oral) sedangkan hepatitis B, C dan D
mempunyai banyak karakteristik yang sama (Smeltzer Suzanne C 2002).
B. ETIOLOGI
Hepatitis Virus
1.
Hepatitis A
Nama virusnya HAV/Hepatitis infeksiosa dengan agen virus RNA untai
tunggal dan disebabkan oleh virus RNA dari famili enterovirus serta dapat terjadi
pada usia anak-anak & dewasa muda. Cara penularan fekal-oral, makanan,
penularan melalui air, parenteral (jarang), seksual (mungkin) dan penularan
melalui darah. Masa inkubasi 15-45 hari, rata-rata 30 hari pada usia anak-anak
dan dewasa muda. Resiko penularan pada sanitasi buruk, daerah padat seperti
rumah sakit, pengguna obat, hubungan seksual dengan orang terinfeksi dan
daerah endemis. Tanda dan gejala dapat terjadi dengan atau tanpa gejala, sakit
mirip flu.
Virus ini merupakan virus RNA kecil berdiameter 27 nm yang dapat
dideteksi didalam feses pada masa inkubasi dan fase praikterik. Awalnya kadar
antibodi IgM anti-HAV meningkat tajam, sehingga memudahkan untuk
mendiagnosis secara tepat adanya suatu inveksi HAV. Setelah masa akut
virusnya
HBV/Hepatitis
serum
dengan
agen
virus
DNA
berselubung ganda yang dapat terjadi pada semua usia. Cara penularannya
parenteral (fekal-oral) terutama melalui darah, kontak langsung, kontak seksual,
oral-oral dan perinatal. Masa inkubasinya 50-180 hari dengan rata-rata 60-90
hari. Resiko penularan pada aktivitas homoseksual, pasangan seksual multipel,
pengguna obat melalui suntikan IV, hemodialisis kronis, pekerja layanan
kesehatan, tranfusi darah dan bayi lahir dengan ibu terinfeksi. Bisa terjadi tanpa
gejala akan tetapi bisa timbul atralgia dan ruam. Dapat juga mengalami
penurunan selera makan, dispepsia, nyeri abdomen, pegal-pegal menyeluruh,
tidak enak badan dan lemah. Apabila ikterus akan disertai dengan tinja berwarna
cerah dan urin berwarna gelap. Hati penderita akan terasa nyeri tekan dan
membesar hingga panjangnya mencapai 12-14 cm, limpa membesar dan
kelenjar limfe servikal posterior juga membesar.
Virus hepatitis B merupakan virus DNA yang tersusun dari partikel
HbcAg, HbsAg, HbeAg dan HbxAg. Virus ini mengadakan replikasi dalam hati
dan tetap berada dalam serum selama periode yang relatif lama sehingga
memungkinkan penularan virus tersebut.
3. Hepatitis C
Nama virusnya RNA HCV/sebelumnya NANBH dengan agen virus RNA
untai tunggal yang dapat terjadi pada semua usia. Cara penularan terutama
melalui darah hubungan seksual dan perinatal. Masa inkubasinya 15-160 hari
penggantian
darah,
memberikan
rasa
nyaman
dan
tindakan
pendukung.
Hepatitis yang Ditimbulkan oleh Obat
Setiap obat dapat mempengaruhi fungsi hati namun obat yang paling
berkaitan denagn cedera hati tidak terbatas pada obat anastesi tapi mencakup
obat-obat yang dipakai untuk mengobati penakit rematik seta muskuloskletal,
obat anti depresan,, psikotropik, antikonvulsan dan antituberkulosis.
C. PATHWAY
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi
virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit
fungsional dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai
darah sendiri. Sering dengan berkembangnya inflamasi pada hepar, pola
normal pada hepar terganggu. Gangguan terhadap suplai darah normal pada
sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar. Setelah
lewat masanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh
respon sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat. Oleh
karenanya, sebagian besar klien yang mengalami hepatitis sembuh dengan
fungsi hepar normal.
Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan
suhu badan dan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan
tidak nyaman pada perut kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan
adanya rasa mual dan nyeri di ulu hati.
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
adanya
pembesaran
sesudah
baru
glukosa
dalam
sulit
untuk
diserap/dimetabolisme
sehingga
akan
membebani hepar.
2.
c.
d.
dengan
Monitor tanda vital : suhu badan R/ sebagai indikator untuk mengetahui status
hypertermi
b.
c.
dengan
tubuh
melalui
penguapan
d.
pertumbuhan jamur.
timbulnya
ruam kulit.
b.
Sarankan klien untuk tirah baring R/ tirah baring akan meminimalkan energi
yang dikeluarkan sehingga metabolisme dapat digunakan untuk penyembuhan
penyakit.
c.
Bantu
individu
untuk
mengidentifikasi
kekuatan-kekuatan,
kemampuan-
Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan pruritus
sekunder terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu
Hasil yang diharapkan :
Jaringan kulit utuh, penurunan pruritus.
a. Pertahankan kebersihan tanpa menyebabkan kulit kering
-
menambah
pruritus
dengan
meningkatkan
sensitivitas
melalui
vasodilatasi
c.
merangsang
d. Berikan latihan nafas dalam dan batuk efektif R/ membantu ekspansi paru dalam
memobilisasi lemak
e.
7.
Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular dari
agent virus
Hasil yang diharapkan :
Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi.
a.
Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan semua klien atau
spesimen
Gunakan sarung tangan untuk kontak dengan darah dan cairan tubuh
Tempatkan spuit yang telah digunakan dengan segera pada wadah yang
tepat, jangan menutup kembali atau memanipulasi jarum dengan cara
apapun R/ pencegahan tersebut dapat memutuskan metode transmisi virus
hepatitis
b.
c.
d.
absorbsi dan
metabolisme pencernaan
makanan,
kegagalan
masukan untuk
memenuhi
metabolik
karena
kebutuhan
5.
6.
E. IMPLEMENTASI
Menurut Carpenito, (2009, hal 57). komponen implementasi dalam proses
keperawatan mencakup penerapan keterampilan yang diperlukan untuk
mengimplementasikan intervensi keperawatan. Keterampilan dan pengetahuan
yang diperlukan untuk implementasi biasanya berfokus pada
1. Melakukan aktivitas untuk klien atau membantu klien.
2. Melakukan pengkajian keperawatan untuk mengidentifikasi masalah baru
atau memantau status masalah yang telah ada
3. Memberi pendidikan kesehatan untuk membantu klien mendapatkan
pengetahuan yang baru tentang kesehatannya atau penatalaksanaan
gangguan.
4. Membantu klien membuat keputusan tentang layanan kesehatannya sendiri
5. Berkonsultasi dan membuat rujukan pada profesi kesehatan lainnya untuk
mendapatkan pengarahan yang tepat.
6. Memberi tindakan yang spesifik untuk menghilangkan, mengurangi, atau
menyelesaikan masalah kesehatan.
7. Membantu klien melakukan aktivitasnya sendiri
8. Membantu klien mengidentifikasi risiko atau masalah dan menggali pilihan
yang tersedia
DAFTAR PUSTAKA
Corwm, Elizabeth J,2001, Buku Saku Patofisiologi; alih bahasa Brahm U. Pendit...(et.
Al.) ; Editor Endah P, Jakarta : EGC
Johnson Marion, dkk, 2000, Nursing Out Come Classification (NOC), Mosby.
Mansjoer A., dkk, 2005, Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1, Jakarta, Media Aesculapius.
Mc. Closkey, Joanne Mc., Nursing Intervention Classification (NIC), Mosby.
Price, Sylvia Anderson, 2006, Patofisiologi : Konsep Klinis Proes-proses Penyakit.; alih
bahasa, Brahm U. Pendit(et. Al.) edisi 6, Jakarta : EGC
Priharjo Robert, 2006, Pengkajian Fisik Keperawatan, Jakarta, EGC.
Ralph Sheila Sparh S., dkk, Nursing Diagnosis : Definition & Classification 2005-2006,
NANDA International.
Suddarth & Brunner, 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2,
Jakarta, EGC.