Anda di halaman 1dari 121

KATA PENGANTAR

Denga n menguc ap syukur alhamdulilla h kehadirat Allah SWT


yang telah

melim pahkan

rahmatNya,

sehingga

da pa t

terselesaikan pem buatan diktat kuliah Metode Elem en Hingga ini.


Diktat ini disusun dimaksudka n untuk me mba ntu serta menunjang
matakuliah Me tod a Elem en Hing ga seb aga i pega ngan d asar. Buku ini
disusun berdasarkan bebera pa buku a cuan serta pengalaman penulis
selama mengajar matakuliah ini. Dalam

kesemp atan

menguc apkan pa da semua fihak yang telah

ini

penulis

mem ba ntu hingga

tersusunnya diktat kuliah ini.


Akhirnya penulis menyad ari bahwa diktat ini masih ba nyak
kekuranga n, untuk itu ada nya kritik da n saran yang mem ba ngun sanga t
diharapkan ag ar karya-karya selanjutny a lebih sem purna lagi.

Malang, Septem ber 2003

Penulis

DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
DAFTAR ISI

II

BAB I : DASAR-DASAR METODE ELEMEN HINGGA 1


1.1 Penda huluan 1
1.2 Sistem Koordinat

1.1 Sistem koordinat 2-D/Siste m Koordinat Luasan

1.2 Sistem Koordinat 3-D (Elemen Tetrahedral)

1.3 Tra nsformasi Koordinat 4


1.4 Hubungan Tega ngan-Regangan

1.5 Konsep Dasar Analisis MEH 7


1.6 Me toda Untuk Formulasi Integral

1.7 Analisis Prinsip Energi Potensial Minimum 10


1.8 Konsep Ele men Hingg a 2-Dimensi 18
1.9 Elem en Segitiga Isop arametrik 26
1.10

Elem en Segiem pa t 29

BAB II : APLIKASI PADA STRUKTUR 31


2.1 T R U S S 31
2.2 B E A M 41
2.3 F R A M E 47

BAB III : INTERPOLASI DAN INTEGRASI NUMERIK 51


BAB IV : APLIKASI PADA PERPINDAHAN PANAS 54
4.1 Stea dy State Uniaxial Heat Flow 54
4.2 Model Elem en Hingga Aliran Panas 1-Dimensi 56
4.3 One Dimensional Heat Flow With Convection 58
4.4 Perpinda han Panas da n Aliran Fluida 2-Dimensi 62

BAB V : ANALISA TEGANGAN AXISYMMETRIC 64


5.1 Persama an Dasar untuk Elemen 66
5.2 Persamaa n Elastisitas Axisymme tric 67

DAFTAR PUSTAKA 71

DIKTAT METODE ELEMEN HINGGA


Oleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

BAB I

DASAR-DASAR
METODE ELEMEN HINGGA
Pada ba b ini diba has mengenai da sar-dasar

analisa

elem en

hingg a, yang didalamnya meliputi sistem koordinat, transformasi


koordinat, hubungan tega nga n-rega nga n, prinsip energi potensial
minimum, da n juga konsep mo del untuk eleme n 2 dimensi.
1.1 Pendahuluan
Perkem

bangan

dunia

kom

puter

telah

begitu

cepa

tnya

mempengaruhi bidang-bidang penelitian d an industri, sehingga impian


pa ra ahli dalam mengem ba ngkan ilmu pengetahuan da n industri telah
menjadi kenyataa n. Pa da trend sekarang ini, me toda da n analisa
desain telah ba nyak mengg unakan perhitungan me tem atis yang rumit
dalam penggunaan sehari-hari. Metode elem en hingga (finite elem ent
method) ba nyak mem berikan andil dalam melahirkan penem uan-penem
uan bidang riset d an industri, hal ini dikarenakan d apa t berperan sebag
ai research tool pad a eksperimen numerik. Aplikasi ba nyak dilakukan pad
a problem kom pleks diselesaikan denga n me tode elemen hingga seperti
rekayasa struktur, stead y state da n time dependent heat transfer, fluid
flow, da n electric al

potential problem,

a plikasi

bida ng me dikal.

Gamb aran dasar sebag ai berikut.

Program Semi-Que IV
Fakultas TeknikJurusan
mesin Universitas Brawijaya

Proses Analisa M E H

Change
of
physical
problem

Physical problem

Mathematic model Governed by


differential equations Assumptions on
Geometry
Kinematics
Material law
Loading
Boundary conditions, etc.

Finite element solution


Choice of

Finite elements
Mesh density
Solution parameters
Finite element solution of mathematical model
Representation of
Loading
Boundary conditions, etc.

Improve
mathematical
model

Refine mesh, solution


parameter etc.

Assessment of accuracy of finite element


solution of mathematical model
Interpretation result

Refine analysis

Design improvements Structural optimization

1.2 SISTEM KOORDINAT


-

Sistem koordinat glob al


koordinat struktur untuk sebuah titik pad a c ontinum

Ref untuk seluruh c ontinum

Ref untuk seluruh struktur

Sistem koordinat lokal

Sistem koordinat yang dipasang pa da eleme n (a cuan pa da


elemen yang bersangkut an)

dipa sang elemen

Ref untuk titik-titik yang a d a di elemen

Sistem koordinat natural


Terdiri atas koordinat tanpa dimensi untuk identifikasi posisi, dengan
tanpa terpengaruh oleh keluaran elem en.

Merupakan nisb ah koordinat tersebut terhad ap ukuran elem en


Sistem koordinat Natural 1-D (elemen garis)

Koordinat global P(xp)


Koordinat lokal P (xs)
Koordinat natural P(L1,L2)

L 1
1

1.2.1

S
L

;L
2

S
L

Sistem Koordinat 2-D / Sistem Koordinat Luasan

(elemen segitiga )

P (L1, L2, L3)

Dimana

L1 + L2 + L3 = 1
Luas P 2 3 S1
L1
1
Luas 1 2 3t
Luas P 1 3 S 2
L2
Luas 1 2 3t
2
Luas P 1 3 S3
L3
Luas 1 2 3t
3

1.2.2

Sistem koordinat 3-D (elemen tetrahedral)

P (L1, L2, L3, L4)

Dimana

Vol P 2 3 4
L1 Vol 1 2 3 4
Vol P 1 3 4
2
L
Vol 1 2 3 4
Vol P 1 2 4
L Vol 1 2 3 4

Vol P 1 2 3
L1 Vol 1 2 3 4
L1 + L2 + L3 + L4 = 1
1.3

TRANSFORMASI KOORDINAT
Koordinat yang ba nyak digunakan dalam metode elem en hingga

ada lah koordinat kartesian, da n koordinat sering dinyatakan dalam


bentuk vektor yang dijaba rkan seba gai berikut :

DIKTAT METODE ELEMEN HINGGA


Oleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

X
p p
Yp

X
P p
Yp

X p X p Cos Yp Sin
Y p X p Sin Y p Cos
X

Cos


Sin

Sin X
.
Sin
Cos Y
Cos

Matrik transformasi [T]


Sin
Sin X

Cos

Sin

Cos

.
Cos Y

[T]-1 = [T]T orthogo nality

Koordinat dinyatakan dalam 3 Dimensi


Orient asi X (l1, m1, n1)
Orient asi Y (l2, m2, n2)
Orient asi Y (l3, m3, n3)

l1

m1

n1

Y
l2
Z
l
3

m2
m


n2 Y
n Z
3

[T]

DIKTAT METODE ELEMEN HINGGA


Oleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

DIKTAT METODE ELEMEN HINGGA


Oleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

1.4

HUBUNGAN TEGANGAN REGANGAN

v. v.
x
y
z
x
E
v. v.
y
x
z
y
E
v. v.
z
x
y
z
E
xy


;
yz
;
xy

zx

yz

zx
G

G
E
dimana : G 2(1 v)
E = Mo dulus Elastisit as
= poisson ratio

{} [C].{
}

1 v v
0
v 1
0
0

1 . v v
1
0
c E

0 2.(1 v
0 0

)
0 0
0
0
0
0
0
0

xy

yz

0
0

0
0

0
0
2.(1 v ) 0
0

Selanjutny a :

E .
Dimana ;

a b

b a
E E b b
1V 00
0 0

0 0

zx

b 0 0 0

b 0 0 0
a 0 0 0

0 c 0 0 0 0
0 0
c

2.(1 v )

DIKTAT METODE ELEMEN HINGGA


Oleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

[E ]
1
[C]

1V
a 1
2V

;b

V
1
2V

; c

1
2

1.5

KONSEP DASAR ANALISIS MEH.

Dua kategori model matematik :


-

lumped-parameter models ( discrete-system )

continuum-mechanics-based models ( continuous-ystem ).

Kondisi Problem :
1. Steady - State Problems.
K.U=R
2. Propagation Problems / Dynamic Problem.
M . + K . U = R(t)
3. Eigenvalue Problems.

Konsep Dasar Metode Elem en Hingga


1.

Menjadikan elem en-elemen diskrit untuk memperoleh simpanga nsimp angan da n ga ya-gaya anggo ta dari suatu struktur.

2.

Mengg unakan elem en-elemen kontinum untuk memperoleh solusi


pendekatan

terhadap

permasalahan-permasalahan

perpind ahan p anas, mekanika fluid a d an mekanika solid.


Dua karakteristik yang membeda kan metoda elem en hingga denga n
metod a numeric yang lain yaitu :
-. Metod a ini menggunakan formulasi integral untuk menghasilkan
sistem persamaa n alja bar.
-. Metoda ini menggunakan fungs-fungsi kontinyu untuk pendekatan pa
rameter-parameter yang belum diketahui.

Lima langkah untuk menyelesaikan permasalahan fisik dengan me toda


elemen hingga yaitu :

1. Permasalahan fisik dibuat eleme n-elem en kecil. Eleme n-elemen


terse but ditandai denga n nomo r eleme n da n nomo r titik nodal,
termasuk juga harga-harga koordinat.

2. Tentukan

persamaan pendekatannya, linear atau kuad ratik.

Persamaa n-permsamaa n tersebut harus ditulis dalam bentuk


harga-harga nodal yang belum diketahui. Ini berlaku untuk setiap
elemen, artinya setiap elem en harus didefinisikan sifatnya dalam
bentuk persamaan diatas.
3. Bentuklah sistem persamaa n diatas dengan me toda Galerkin,
Varisional, Formulasi energi potensial, Colloc ation, Subdomain, dll.
Khusus untuk formulasi energi potensial, energi potensial d ari
sistem ditulis dalam bentuk simp anga n nodal da n kemudian
diminimalkan. Dimana akan

diberikan satu

persamaan

setiap

sim p angan yang belum diketahui.


4. Selesaikan sistem persamaan diatas.
5. Hitung besaran yang dic ari. Besaran bisa

berupa

kom ponen-

kom ponen teganga n, aliran panas atau kecepa tan fluida.


1.6

METODA UNTUK FORMULASI INTEGRAL

Me tod a Varisional

D dy

Qy
dx

2 dx

(1)

Harga numeric da pa t dikalkulasi dengan mem berikan persamaa n


c oba-c oba y=f(x). Misal persamaan c oba-coba yang mem berikan
harga terkecil ad alah y=g(x), maka persamaa n ini merupakan jawa b
dari persa maa n diferensial berikut :

d 2y
dx

Q0

(2)

denga n kondisi batas y(0)=y0 da n y(H)=yH harga minimum ad


alah merupa kan jawa b pendekatan.

Weighted Resid ual Method; Ritz Method

Anda ikan ba hwa y=h(x) ada lah merupa kan jaw ab pendekatan
terhad ap persamaan (2), denga n subsitusi akan mem berikan :

d 2 h(x)
dx

Q R(x) 0

karena y=h(x) tida k meme nuhi persyaratan persa maan, WRM


mengharuskan :
H

0 W i (x)R(x)dx 0

fungsi residual R(x) ;fungsi pemberat (weighting) Wi(x), Bebera pa pilihan


fun gsi pem berat dengan beberapa metoda yang popular :
1. Me tod a Collo c ation
2. Me tod a Subd om ain
3. Me tod a Galerkin
4. Metoda Least Squares

Formulasi Energi Potensial


Integral volume dengan hasil kali kom ponen tega ngan & rega ngan.

xx

xx

dV .

.
v

Prinsip energi potensial minimum da n energi rega ngan ba nyak


digunakan untuk menga nalisis masalah-masalah struktur da n mekanika
solid.

1.7

ANALISIS PRINSIP ENERGI POTENSIAL MINIMUM

Variab el tak bebas dof


Varia bel beb as
koordinat
Ad a syarat kontinuitas bentuk persamaa n tida k ad a gab unga n
Kom p atibilit as berkait an dengan dof
Elem en linear node diujung, seba ga i c ontoh seperti p ada elemen
linear sederhana
Dalam dom ain mekanika solid harus ad a bounda ry c ondition (BCs)
yaitu dof yang direstrin/ diberikan kendala.
Domain yang terba gi sumbu domain merupa kan :
-

Kasus per elem en dengan f interpolasi


-

Keseimbanga n statis pad a eleme n dengan kaidah struktur yang


dikenai beban akan terdeferensi (prinsip energi potensial minimum)

Keseimbangan terjad i kalau energi potensial minimum d alam suatu


sistem.
Dalam MEH merup akan suatu teknik numerik da ri mo del matematis
suatu sistem yang digam b arkan dari suatu fenom ena problem.
gai

Seba

gamb aran da pa t diterapkan pa da elem en ga ris, da n denga n

konsep energi potensial minimum (p ada solid mekanik) kemudian


dilakuka n denga n teknik numerik murni sehingga mem bentuk persamaan

diskrit seba gai berikut: [ ]

{}

{f},

yaitu

dengan vektor dof sama denga n vektor beban.

suatu

matrik

dikalikan

Energi potential total = Kerja gaya luar + Energi regangan


-

Beban terpusat
-

Beban traksi (bekerja pa da permukaa n)

Body force (c entrifugal, gaya magnit gravitasi, gaya


elektrom aknetik) (Beba n/ Variabel)

Prinsip Energi Potensial Minimum


Analisa tega ngan (prob elastisitas benda pada t) dengan FEM
didasarka n pa da prinsip Energi potensial

minimum yang

menyatakan :
Dari

sekian

persamaa n

perpinda han

yang

komp atibilitas interval d an memenuhi syarat


persamaan

perpindahan

yang

keseimbangan stabil ada lah


memberikan / menghasilkan

juga

meme nuhi
ba tas, maka

memenuhi

kondisi

persamaa n perpindahan yang


energi

potensial

yang terkecil

(minimum).
Prinsip tersebut mengimplikasikan hal-hal seba gai berikut :
-

Perlunya pendefinisian persamaan perpind ahan untuk


setiap elemen yang memenuhi syarat kom p abilitas antar
elem en.

Persamaa n perpinda han tersebut diatas harus mem enuhi


semua syarat batas

Penjab aran persamaa n energi potensial yang dianalisa.


Persamaa n diumpamakan sebag ai fungsi persamaa n (d alam hal
ini persamaan node) yang akan dic ari nilainya (yang tida k
diketahui)

Minimalisasi energi potensial terhad ap persamaan yang


tidak diketahui tersebut.

Energi Potensial
Energi rega ngan kerja yang dilakukan oleh ga ya-ga ya eksternal
yang bekerja pad a sistem.
Energi Potensial

Energi rega ngan kerja yang dilakukan oleh ga ya-ga ya eksternal


yang bekerja pad a sistem.

Energi rega ngan

U(e) 1
2 ( x . x y.y z.z xy xy yz .yz zx.zx )dv
V

T
T
T
1 {} {}dv 1
2
2 {d} [B] [E][B]dv
V

Kerja yang dilakuka n body forc e

Wbf

(u.bx v.by w.bz )dV


V

Kerja yang dilakukan oleh beba n traksi (beba n terdistribusi)

Wt (u. p x v. p y w. p z )dA
V

Kerja yang dilakukan oleh beba n terpusat

W f d x .Px d y .Py d z .Pz


Energi potensial total :
n

d .P
T

e1

Dimana : u Wbf Wt
e

Minimalisasi energi
potensial,
n

0 , maka

K .d f P
e

e1

e1

Merupakan rumus umum.


Dimana :

f f f
e

bf

Contoh penyelesaian MEH dari persamaan diferensial :


Persamaa n deferensial :

du1
2
u
dx
2

Kondisi ba tas :

u(0)= 0

; u(2)=0

Solusi eksak : u = 1 c os
x. Prose dur Penyelesaian
:
1. Diskrititasi region.
Dalam region dibag i dalam 4 elem en da n eleme n da n
nodal diberi nomo r.

u~

1
123

2
/2

4
4

3/ 2

2. Buat trial function.

u~
e

j
x

xi

Fungsi asumsi :

u~ a
1 a
2
x
u~ a1 a2
xi
u
i

u~
u

x j u i x i u j
a1

a1 a 2 x
j

xi
uj

ui
a2 x j x i

~ xj
u
x

x j x i

N q

ui

x
xi

N
x j xi u j

3. Substitusi trial fun ctions kedalam governing equation.

du

X2

W dx

X1

e1X

4
4
dW du~
~
W .dx 0
dx x
X
X
dx dxW
e
e
e1

e1

Weighting function untuk metode Galerkin :

Wi

u~
a
i

untuk masing-masing konstant a a1 da n a2


:

u~

u
~
W1

N1

W1 N1

x j x

W2

dW1
dx

1
dN1
dx x
j
xi

N2

W2 N 2

xj
xi
da n
:

a j

dW2
dx

xi

xj

xi

1
dN2
dx x x
j
i

go verning equation dalam bentuk matrik :

dN1

dx

x
dN2
i
xi

dx

dx
N
x j 1

N1
u
N2

N1 du

..dx
N2

xi

xj

xj

uj

N2

dN1

dN2 ui
dx

dx u j

j
1
N dx 0

i
x

dx
xi

N2

Pengem bangan suku 1 :

N `du
dx

du
N2dx

du
0 du

dx

x
x
du
i
i



x
i
du
dx

x j

dx

xi
dx x

N1du

dx

du
N2dx

x ji

Suku 2 :

dN1 dN2

dN1 dN1

xj

dx

xi

dx

ui

dx
dx

dN2 dN1

dN2 dN2

dx dx

i 1

Le
1

dx

u
j

dx

dx

1 ui


1 u j

dimana : Le = xj - xi
Suku 3 :
xj

N1

1
xi

N2

N2

uj

N
xj

dx

xi
3

NN u

N
1

i dx
N2N2 u j

N2 N1
3

x x i 3x i x j Le 2 1 ui
j

Suku 4
:

1 2 u j

6.L
e

dx

x 2 x 2 2.x
.x
i
j
j

1
i

xi

N2

2.Le

Sec ara keseluruhan :

du
(x i )
dx

du

(x )
j
dx

x 3 x 3 3.x .x .L 2 1 u
1 1 1 u

i

i
j e
i
j
i

u
u
1

6.Le
j
Le 1
1 2 j
2

2
2
x j 2x j 1
0
xi
.xi


2.Le
1
0

Aplikasi untuk setiap elemen, dengan asumsi Le = L

Ele men 1 : i = 1, j = 2, x1 = 0 , da n x2 = L

du

dx

u11

du

dx

1
1
0

L
1

x L

u1 L

1 u2

L 2

6 1 2 u2




0
2
1

Ele men 1 : i = 2, j = 3, x2 = L , d an x3 = 2L

du 1
1
x L

dx

du

dx x L

2L
1

21
u

1 u3

L 2 1

u2 L 1

6 1 2 u3

2
1

dst.

Diasumsika n du/ dxIx=L pada elem en 1 sama dengan du/ dxIx=L pad a
elemen 2 maka :
Asem bly persamaa n :

du
dx x 0

0
L

du
dx

x 4L

1 10

12

1 0

0 u1
0

10

01 21 11

1 2
0
0

2 1 0 0 0

1
4
1
0
0

u 2
L

u3 0 1 4 1 0

u
0 0 1 4 1

0 0 0 1

u1

u 2

u 3 2 2 0
u
0

2
4

2 u

2
L

denga n kondisi batas essential : u1 = 0 ; u5 = 0 maka :

1
L

0 u2

0 u2

L


12 1 u3
1 1 u 3 2 0

2
6 4

1
4
u
2

0 1 2 u4
4

0
0

disederhanakan da n denga n L = /2 didapa t :

2.1304

u2


2.1304 8.4674 u3 14.804

2.1304 u 4

8.4674

1
1

u2

1.130

u3 2.033
u4
1.130
X
/4
2/4
3/4
4/4
5/4
6/4
7/4

Exa ct
0.293
1.000
1.707
2.000
1.707
1.000
0.293

4 Elem
1.130
2.033
1.130
-

8 Elem
0.332
1.038
1.722
2.003
1.722
1.038
0.332

Gambar hasil yang yang diba ndingkan dengan solusi eksak da n MEH
denga n beda jumlah elem en sebag ai berikut :

u
2

X(rad)
0

1.8

KONSEP MODEL ELEMEN HINGGA 2 DIMENSI

ELEMEN LUASAN (SEGITIGA , SEGIEMPAT).

Sistem koordinat.

Global Coo rdinate


Fungsi asumsi :
U(X,Y) = 1 + 2 X + 3 Y
V(X,Y)= 1 + 2X + 3 Y

3
V1

2
U1

1
X

u1

u2
2

u
3

1 X 1 Y1 1

Y
1
2
2

1 X3

Y3

3
{q1}= [A 1] . {}

v1
1 X 1 Y1 1

Y
2
2
v2 1
X
2

v
3

Y3 3

1 X

{q2}= [A 1] . {}

1 X1

A1

Y1

Y2

Y3

adjo
int

of
[A1]

det er min
ant

a1
1

of [A1 ] det c1

a2
1 b2

c2

a3
b3

c3

1 X
3

{} = [A 1]

-1

. {q 1 }

{} = [A1 ] -1. {q 2 }

{u} = [1 X

Y}.[A1]

{v} = [1 X

Y}. [A1 ] -1. {q2 }

-1

. {q1}

u1

u2

u
3

Eksp ansi :
[1

v1

[1

Y}.[A1]

-1

Y}.[A1]

-1

v 2

v
3

Xb
det

= [N1

Yc

N2

N3 ]

sehingg
a:

u = [N1 N2

Xb

u1
N3 ] .

u
2
u3

Yc
2

a
Xb

Yc
3

v1

N3 ] . v 2

v
3

v = [N1 N2

u1

da lam bentuk matrik

N1

N2

v1

0 u2

N3

u

v

0 N1

N2


N3 v 2
u3

v
3

atau bentuk symbol : {u} = [N] . {q}


Koordinat local :
u(X,Y) = 1 + 2 x + 3 y
v(X,Y)= 1 + 2x + 3 y

3
y
2

1
X

u1

u
2

u3

1 0

x2
1 x3

{q1}= [A 1] . {}

0 1


0 2

y 3 3

adjo
int

of
[A1]

1 a 1
1
of [A ] det b

det er min ant

a2

a3

b2

b3

c1 c 2

{} = [A 1]

-1

c3

. {q 1 }

{} = [A1 ] -1. {q 2 }

{u} = [1 x

y}.[A 1]

{v} = [1 x

y}. [A1 ] -1. {q 2}

N1

-1

. {q1}

N2

u1

v1

0 u2

N3

u

v

0 N1

N2


N3 v 2
u3

v
3

atau bentuk symbol : {u} = [N] . {q} dimana :

N1

y 3 (x 2 x) y(x 3 x2 );

N2

x 2 .y

yx2
N3
x2 .y 3

x.y 3 yx3
x 2 .y 3

Koordinat Natural

L2

3
L3

Program Semi-Que IV
Fakultas TeknikJurusan
mesin Universitas Brawijaya

L1
X

21

Fungsi asumsi :
u = L1 u1 + L2 u2 + L3 u3
Hubungan koordinat natural :

L1 + L2 + L3 = 1

u = L1 u1 + L2 u2 + (1 L1 L2) u3
v = L1 v1 + L2 v2 + (1 L1 L2) v3
Untuk elem en isoparametrik :
X = L1 X1 + L2 X2 + (1 L1 L2) X3
Y = L1 Y1 + L2 Y2 + (1 L1 L2) Y3

Aplikasi solid (mekanik) : -plane stress


- plane strain

Elem en segitiga linear


(elemen rega ngan konstan)

Ciri : - 3 node per elem en


- 2 dof per node
u : displa ceme nt arah
x v : displa cement arah
y
Q variasinya diasumsikan fun gsi linear (p ada sub dom
ain bervariasi linear)

Program Semi-Que IV
Fakultas TeknikJurusan
mesin Universitas Brawijaya

22

Pa d a solid mekanik, konsekuensi linear rega nga n konstan di


titik mana pun di eleme n sehingg a teganga n juga konstan.

Program Semi-Que IV
Fakultas TeknikJurusan
mesin Universitas Brawijaya

23

Step 1
* me mbuat fun gsi line ar
Fungsi interpolasi (asumsi) displa cem ent

u(x, y) 1 2 .x 3
.y v(x, y) 1 2 .x
3 .y
x (x, y)

u
x
v

y (x, y)

xy (x, y)

u
v
y

32

x
u da n v titik sebarang pad a elem en (boleh node / tida k)
Shap e fun ction ;

Step
2

Menyatakan hubungan denga n displa ceme nt node


{} = [B] {d}

Step
3

[K

(e)

] [B] .[E].[B]dv
T

Untuk tebal elem en konstan = h

[K

(e)

] [B] .[E].[B].h.dA
T

(e)

[K ] [B] .[E].
[B].h.A

Untuk : plane stress

Pla ne strain untuk h = 1 unit yang me mbed akan [E]

Beban node ekuivalen akiba t body forc e

b N

bf

by

dV

body force jadi 2 kom ponen da lam fun gsi x da n y

ba tas integral untuk elem en

Beban node ekuivalen akiba t traksi

p N

bf

dA

py

Beban node ekuivalen akiba t beba n thermal (beba n mula)

th T

.T

.T

th V BT .
E

dV
th

Untuk setiap elem en perlu dianalisa

K
(e)

f f
(e)

bf

Untuk struktur
n

K [K (e) ]
e1

n
{F}
f

(e)

P
e1

K D F

Solusi kasus 2-D

Beba n terpusat

Fungsi interpolasi

u(x, y) 1 2 .x 3 .y

U1 1 2 .x1 3 .y1
U 2 1 2 .x2 3 .y 2
U 3 1 2 .x3 3 .y 3
U1

U2

1 X

Y1 1


Y2 . 2

U3

Y3 3

1 X

1 X

Y2

a
1 1
b1
J
c

a2
b2

a3

b3
c

U1

. U 2

Y1

U1

. U 2
U

a1 (x 2 .y 3 y 2 .x3 ) a2 ( y1 .x3 x1 .y 3 ) a3 (x1 .y 2 y1 .x2 )


;

b1 y2 y3 ; b2 y3 y1 ; b3 y1 y2
c1 x3 x2 ; c2 x1 x3 ; c3 x2 x1
J (x 2 .y 3 y2 .x3 ) x1 ( y 2 y3 ) y1 (x 3 x2 )

U 1
x

U 1
x

y.
1

. 2

a1

a2

U 1

y.

[(aU

a3 U1

b

b
1
1

2
2

b x c y)
1

. U
2
c U
3
3
3

b(a
2

U1
x c y)

(a b x c y
3
3
3 )]. U 2

U
3

DIKTAT METODE ELEMEN HINGGA


Oleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

U N
1

N
2

N
3

1.9

. U 2

U
3

(a b x c y)

J
1
2

U1

(a
b2
(a
3

x c2 y)

b3 x c3 y)

ELEMEN SEGITIGA ISOPARAMETRIK


Elem en isop arametrik yaitu fungsi interpolasi untuk koordinat

geome tri-id entik denga n fun gsi interpolasi untuk perpinda han. Pada
Eleme n segitiga digamb arkan seba gai berikut

X

Y

X 1

Y1

X2

N .
Y2
X3

Y3

Misal

DIKTAT METODE ELEMEN HINGGA


Oleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

Sehingg a yang dibic arakan ada lah koo dinat natural, tida k hanya :

U L1.U1 L2 .U 2 L3 .U 3
V L1 .V1 L2 .V2 L3 .V3
Tetapi

X L1 .X 1 L2 .X 2 L3
.X 3

X1, Y1 koordinat node

Y L1 .Y1 L2 .Y2 L3 .Y3


L1, L2, L3 = koordinat natural
(luasan) L1, L2, L3 = 1

Interpolasi Formula

X (s, t) N1 .X 1 N 2 .X 2 N 3 .X 3 N 4 .X 4
Y (s, t) N1.Y1 N 2 .Y2 N 3 .Y3 N 4 .Y4
N i (s, t)
Dengan formula interpolasi lagrange
Dalam arah x

da lam arah

y Untuk n = 2
1
l (x) x x2
1
x1 x2

l1 ( y)

Elem en shap e fun ction N1e


e

N1 (x, y) l1 (x).l1 ( y)

x x2

y y4

x1 x2 y1 y 4

y y4
y1 y 4

DIKTAT METODE ELEMEN HINGGA


Oleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

Untuk :

N1 (s, t)

s s2 t t
4
s1 s2 . t1 t 4

Node 1 : s1 = -1 ; t1 = -1

Node 3 : s3 = 1 ; t3 = 1

Node 2 : s2 = 1 ; t2 = -1

Node 4 : s4 = -1 ; t4 =

N 1 (s, t)

(s 1) (t 1) (1 s) (1 t)
.
.
1 1 1 2
2

1
(1 s).(1 t)
4
s s1
t
(s 1) (t 1) (1 (1 t)
.
t3
s)

.
.
N 2 (s, t)
1 1 1 2
2
s2 s1 t3
1
t2
N 1 (s, t)

N 2 (s, t)

(1 s).(1 t)
4

s s4 t t
(s 1) (t
(1 s).(1 t)
2
.

1)
s3 s4 t 3
4
11
.
11
t
s s3 2
(1 s).(1 t)
(s 1)
(t
s 4 s 3 t t1
4
N 4 (s, t)
.t
1)

t14
1. 1
11
N 3 (s, t)

Kelemahan elem en line ar


- Berawa l da ri
asumsi

U a1 a2 x a3 .y

reganga n konstan maka kalau mem bahas defleksi tegangan baik


hanya ditenga h
perb aikan denga n membentuk elem en nonlinear
untuk

U N1.U1 N 2 .U 2 N 3 .U

U a1 a2 x a3 .y V

b1 b2 x b3 .y

V N1.V1 N2.V2 N3.V34


denga n asumsi :

N1=Li

i = 1, 2, 3

1.10

ELEMEN SEGI EMPAT

Keuntun gan : pada FEM yang dida pa t distribusi


Pa da konvensional yang dida pat pada titik tertentu
Elem en Isoparametrik
n

U Ni

X N i .X i
1

.U i
i1
n

V Ni
.Vi
i1

i1
n

Y Ni
1

.Yi

i1

Ni = Ni1 isopa rametrik

Elem en Isoparametrik

Linear hanya mem puny ai node diujung-ujungnya


Penomo ran : sebarang, tapi analisa nya dimulai dengan CCW
Dimap ping ke koordinat s. t ke koordinat natural

Isoparametrik

U (s, t) N1.U1 N 2 .U 2 N 3 .U 3 N 4 .U 4
V (s, t) N1 .V1 N 2 .V2 N 3 .V3 N 4 .V4

X (s, t) N1 .X 1 N 2 .X 2 N 3 .X 3 N 4 .X 4
Y (s, t) N1.Y1 N 2 .Y2 N 3 .Y3 N 4 .Y4
N
t)

(1 s)(1

N3

(1 s)(1 t)
4

N4

(1 s)(1 t)
4

N2

(1 s)(1 t)
4

Asumsi fun gsi Interpolasi untuk perpindahan

U L1.U1 L2 .U 2 L3 .U 3
V L1 .V1 L2 .V2 L3 .V3
0

L2

0L

L3

U1

V1

0 U 2

L1

L

2
U3

V3

BAB II

APLIKASI PADA STRUKTUR

Aplikasi elem en hingga untuk analisa struktur, yaitu untuk struktur truss, beam, da n frame. Juga dij

2.1 T R U S S
Ad alah struktur yang istimew a, dimana joint yang diranc ang tidak
untuk mendukung mome n, da n da pa t dikatakan merupakan eleme n 2
Forc e mem ber yang seolah-olah merupa kan sambungan pin.

Konsekuensi
Karena tida k mendukung mome n dalam keseimb anganny a
ba tang sebagai 2- force member sehingg a beba n selalu dikerjakan di
joint. Sehingg a ga ya-ga ya berimpit dengan sumbu aksial ba tang.

Dalam MEH diskritisasi denga n setiap batang sebagai elem en dengan


mem buat node-node, dengan berat sendiri diab aikan. Struktur yang
dilas bisa didekati dengan truss asal fabrikasinya baik yaitu sumbu aksial
bertemu di satu titik. Ele men ga ris dap at berupa truss, beam, frame.
Metod a langsung Hubungan displa c ement da n kekakuan

PL
AE

P
AE

P
K

Derajat kebeb asan (dof) displa cement (d alam struktur)


variable analisa
Per node me miliki 1 dof

Elemen truss yang terletak pada sumbu x

Hubungan gaya, displa cem ent, stifness


Bagaimana dengan display yang ditengah Fungsi interpolasi
(pendekatan) untuk displa c ement : dipilih polynomial (karena muda h
didefferensialkan / diintegrasikan)
Syarat : - Kontinuitas
-

Komp abilitas

U (x) a1 a2
.x
E(x)

du(x)

(asumsi)

dx
T (x) E (x)
E.a2

(konstanta)
(konstanta)

pada x = 0
U1 = a 1

a 1 = ui

pada x = L

a2

U2 = a 1 + a 2 L

u 2 u1
L
x

U 2 U1
U (x) U1

X 1 U1 U 2
L
L

U (x)

E(x)

f1 (x)U1 f 2 (x)U 2
1

f1 (x)U 1 f2 (x)U 2

N1 (x) f (x) 1 x
1

f 2 (x)

N 2 (x)

Sha pe Function

(Sebaga i pola umum perpinda han sebag ai fun gsi da ri Shap e function
denga n dof)

L
1
1
X 1 EA f . f .dx u1 EA f1 . f 2

0
L

1
1

1
2

.dx
u
2

ditulis dalam bentuk vektor


[k]

{d}

Stiffness
matrix

{f}

vektor

vektor

disp. node loa d node

[k] = matrik kekakuan eleme n

kij

L
1

EA f i (x). f j (x)dx
0

k EA

k k

L
1

1 1
1

1 1

Persamaan kekakuan dengan Metode Energi :


axial forc e :

S T.A(x) E.A(x) EA
1

u
x

E.A(x)[ f 1 (x)U 1 f2 (x)U ]


2

d T d
Program Semi-Que IV
Fakultas TeknikJurusan
mesin Universitas Brawijaya

33

denga n c ara sama :

f T f

Program Semi-Que IV
Fakultas TeknikJurusan
mesin Universitas Brawijaya

33

DIKTAT METODE ELEMEN HINGGA


Oleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

[K ]d T f
[K ].[T ].d T f
[T ] .[K ].[T ].d f
T

[K ].{d} { f }
dimana

Cos

Sin
.Cos

Cos Sin .Cos


2

2
L Cos 2 Sin .Cos
Cos

AE Sin
Sin 2 Sin .Cos
Sin
2 Sin
Sin
[K ]

.Cos

Sin 2
.Cos
Sin2
Sin

mo del matematis

u1 x1
v

1 y1
[K ]
u2
x2
v
y
2
2

Elem en truss dengan orient asi semb arang

Mo del matem atis


(Persamaa n keseimbangan node)

AE 1

1 u1

X 1

Program Semi-Que IV
Fakultas TeknikJurusan
mesin Universitas Brawijaya

34

DIKTAT METODE ELEMEN HINGGA


Oleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

L 1
[K]

1 u 2

X 2

{d} = {f}

Spesifikasi elem en :

Program Semi-Que IV
Fakultas TeknikJurusan
mesin Universitas Brawijaya

34

DIKTAT METODE ELEMEN HINGGA


Oleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

2 node pe elem en
2 dof per node (u da n v) Data
teknis yang diperlukan :
E, A, L,
2 node per eleme n dengan asumsi perpindahan yang terjad i sepanjang
merupa kan variasi linear

X ,U ,Y ,V Koordinat lokal
Dalam sistem sumbu lokal

AE 1 1 U1 X 1

L
1

1 U 2 X2

Dikem bangkan dengan 2 persamaa n : nol = nol

AE 0

1 0 1 0

0 0 0

10

1
0

u1

X 1
Y

v1 1 Atau

0 u2
X 2
Y

2
0 v2

K .{d } { f }

Dimana

u1

Cos

Sin
v1

0
u2

v
0
2

Sin

Cos

Cos

Sin

0 u1
0
.
Sin

Cos

v 1

u2

2v

Resume
Truss digunakan tida k untuk mendukung mome n
Program Semi-Que IV
Fakultas TeknikJurusan
mesin Universitas Brawijaya

35

DIKTAT METODE ELEMEN HINGGA


Oleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

* Steps :
1. Diskritisasi denga n setiap batang sebagai elem en
dengan mem buat node-node da n diberi nomo r.

Program Semi-Que IV
Fakultas TeknikJurusan
mesin Universitas Brawijaya

35

2. Mem buat tabel, da ta yang diketahui da n Cos da n Sin arah


setiap elemen
3. Buat model matem atis elem en / K elem en
4. Beri notasi pa da K elem en sesuai denga n dof
5. Susun nomo r notasi da ri K elem en pa da susunan K total / assem bly
6. Identifikasi B . C
7. Tem ukan dof aktifny a
8. Tem ukan problem yang ditanyakan (reaksi pa da tumpuan,
tega ngan pa da ba tang, dsb)
* Ciri [K] struktur / assemble
-

Elem en matriknya : 2 x joint

Sime tris matrik

Singular matrik

Tida k semua persamaa n independent (hanya 2 persamaa


n independent)

* Konsep K Struktur / Assemble


Gaya node di tiap-tia p node pada struktur merupakan sigm a ga
ya node eleme n yang dikontribusikan masing-m asing nodenya.
* Konsep keseimba ngan truss
Gaya node p ada setiap node sama dengan gaya luar (beb an /
reaksi tumpuan) da lam arah yang sama.
Co ntoh

Program Semi-Que IV
Fakultas TeknikJurusan
mesin Universitas Brawijaya

36

Tab el
i

Cos

0o
60o

120o

* K elem en / model matem atis elem en

[K ]

Sin.Cos
Sin
.Cos
Sin
Cos
Cos
AE Sin

2
.Cos
L Cos Sin .Cos
Cos

2
2
2
Sin

Sin
Sin

(12):

1
AE 0

0 1 0

2
Sin .Cos
Sin

Sin .Cos

2
Sin

10

0 0

[K ]
L

AE

(13):

(23):

1 0 1 0
0

0 0 0
.
1 0 1 0

0 0 0 0

u1
x1
y

v1 1
u2
x2
y
2v
2


14
3 4
1 4

AE 3 4
3/ 4 3 4

L
1/ 4
1/ 4
3 4

3 4 3 4 3 14 4
1
3 4
3 4

3 4 u1 x1

3 / 4 v 1 y1

x3
3 4 u3

3/4
3
/4

Sin

v3

u2

AE
L 1/ 4

3/4

3 4
3 4

1/ 4

3/ 4 3 4

y33 4

x2

3 / 4 v2 y2

x3
3 4 u3

y
3/4
3
v
3

* K struktur

AE

X 1 (1 2)

[1.u1 0.v1 1.u2 0.v2 ]

X 1 (1 3) AE 1

1
1

3.v1 .u3 1 .v3


u1
4
L 4
4
4

AE 5
1
3
3
u1 4 .v1 1.u2 0.v2 u3
.v3
X 1
4
L 4
4

Y1 (1 2) AE
[0.u1 0.v1 0.u2 0.v2 ]

L
3
Y1 (1 3) AE
3
3
3

.u1 .v1 4 .u3 .v3

4
L
4

AE

Y1
L

3v

.u1 .v1 0.u2 0.v2 3 .u3


4
4

X 2 (1 2) AE
[1.u1 0.v1 1.u2 0.v2 ]

L
X 2 (2 3) AE

L 4

1
u 2 4 .v2 .u3 3 .v3
4
4

5
AE

1.u

0.v
X2
L

1
1

1
3
3
.u

u
.v2
3
4 2
4
4

.v3

Y2 (1 2)

AE

Y2 (2 3)

AE

[0.u1 0.v1 0.u2 0.v2 ]

3
3
3
3
4 .u2 .v2 4 .u3 .v3
L
4
4
+

Y2 AE

3
3
..u2 .v2 3 .u3 v3
4
4
4
4
3

0.u1 0.v1

X 3 (1 3) AE 1

1
3
3

.u1 4 .v1 .u3 4 .v3


L 4
4

3
X 3 (2 3) AE 1
4 .v 1 .u 3 .v

.u

2
3
4 3
L 4
4

AE 1

1
1
3
3

.u

u3 0.v3
X3 L
.u1 4 .v1
2
4 .v2
4
4
2

Y (1 3)

AE

.u

[3

.v

3
3
4 .u .v ]

4 1
1
3
L
4
AE 3
3
3
.v
Y3 (2 3)
.u

4 2 4 2 4 .u3
L
3

4
3
4

.v3

Y2 AE
3
4
L

3
3
3
6
.u1 .v1
..u2 .v2 0.u3 v3
4
4
4
4

* Mo del matematis struktur

5/
4

3
4

3
4

03
4

U1 0

3
4
3 / 4

5/ 4 3
4
3
4

X 1 Rx1

1/ 4 3 4

1/
4
3
4

3/4
V1 ?

3 U 2 ?
4 .

3/4

Y1 0
X 2 P

3 / 4 V2 0
U 3 0

1/
4

34

3/
4

1/ 3
4
4
3
3/ 4
4

Y2 R y 2

X 3 R x3
1/ 2
0

6/
4

[K]

V3 0

Y3 R y 3

{D}

= {f}

* Identifikasi B.C
U1 = V2 = U3 = V3 = 0 (kondisi tumpuan pa da joint)

* Dof aktif

AE 3 /
4
L

V1

5 / 4 U 2

V1 = 0 ; U

4 PL


5 EA
U2

Rx1

R y3

Rx1

R
y2

R x3

R y3

4 P.L 0

V1

* Gaya reaksi

R
y2

R x3


5 EA 1

EA 0

L 34
3 /
4

3
4

3 V1
4 .
1/ 4 U 2

3
4

1
1

0
0
3 4
3
4 4 P.L
EA
4

=
P

.
L 3
5 1/ 4
1/ 4 5 EA 1
4

3 4

3/ 4 3

* Gaya Aksial

S X 2 .Cos Y2 .Sin
U
U
S EACos Sin .

2 1

V2 V1
X2

EA
L
EA

C U
C
2

SCV1

U 2 SCV2

(U 2 U1 ) SC(V2 V1 )]

[(C L
Y2 EA
S SCU1
L

2 1

V S (U

V22
S

EA
L [SC(U 2 U1 )
S
EA

(V2 V1 )]
2

(U 2 U1 ) SC(V2 V1 )} S{SC(U 2 U1 ) (V2 V1 )}]


[C{C L 2 S
{C(U 2 U1 ) S (V2 V1 )} 2 {C(U 2 U1 ) S (V2 V1 )}]
EA
S

[C L

EA (C S )[C(U 2 U1 ) S (V2 V1 )]
2
L 2
EA
S L C(U 2 U1 ) S (V2 V1 )
U 2 U1
EA
S12
C S .

L
V2 V1
* Gaya ba tang / axial

S(12)

EA
L

Cos12

Sin12

4 P.L
.

(tension)

4
0.
EA .
5
P

EA

1
L

U 3 U1


S(13)

EA
L

EA
L

Cos13

1/

EA
S( 23)

U 2 U1
.

V
V
2
1

Cos

Sin13

V3 V1
. 0
0
3/2
U3 U2
0
EA

Sin 23
.

1/

.
3/2

4 P.L
.
2

5 EA

.P

23

(tension)

V3 V2

2.2 B E A M
Struktur yang diranc ang untuk mendukung beba n lateral.
Sehinngg a ut amanya dap at meneruskan bending, meskipun ad a shear
(sebaga i konsekuensi logis)
Tega ngan Bending Teganga n normal

Data teknis :
E, I, L

Pola mo del matematis


titik diluar node ba gaimana defleksi (asumsi dengan interpolasi)
Pa da elem en ad a 4 yang tidak diketahui 4 suku
Fisik
Justifikasi : truss da pa t menurunkan yang konstan sehingga T yang
konstan.

Beam
Fungsi interpolasi (asumsi) : Upa ya untuk mendukung yang sebenarnya
(yang didekati bukan fun gsinya tetapi nilai numeriknya)

V (x) a1 a2 x a3 x2 a4 x3
Justifikasi : di Beam

d 2v M (x)
v

EI 2 M (x)
d
2
2
dx
EI
dx

Keseimba ngan

Keseimba nga n

dV W
.dx

(M dM )
M

dV
W dx

dM V
.dx

d V
W
EI

V .dx

dx
4

dM
dx
3

d V
V EI dx3
Pemisalan harus bisa memo delkan da erah beam tida k ad a beba n
merata sehingg a fun gsi interpolasi turunan ke IV nya = nol
Model umum ;
Displa c ement =

fi(x)..di

Dimana fi(x) merupa kan fun gsi bentuk da n di merup akan Displa cement
da ri node.
Fungsi Interpolasi (asumsi)

V (x) a1 a2 x a3 x2 a4 x3

V (x)

f1 (x)V1 f 2 (x)1 f 3 (x)V2 f 4 (x) 2


1
1
1
dV (x) f 1
f (x) f
f (x)
(x)
(x)V
(x)V
dx

Gambaran penyelesaian pa da aplikasi Beam digam b arkan seba gai


berikut :
Suatu struktur Beam denga n berb ag ai beban .

W1(x)

W2(x)
M

Langkah yang dilakukan sebagai berikut :


1. Diskrititasi (minimal) dengan c ara sebag ai berikut :
-

Pa da ujung-ujung beam diberi nodal

Pada setiap tumpuan diberi nodal

Pada diskontinuitas geom etri diberi nodal

Pa da beba n terpusat diberi nodal

Pada diskontinuitas beban merata diberi nodal

2. Mem berikan nomo r nodal da n eleme n dilakukan dari kiri ke kanan


3. Membuat tabel spesifikasi d ari model yang dianalisa
4. Membuat mo del matem atik atau persamaa n kekakuan
per elemen
Denga n mem berikan penomo ran dof :
Elem en K :

elemen

nom or dof

3 4

5 6

da n seterusnya.
5. Me mbuat matrik kekakuan total dengan mengasembly
masing elemen

6. Denga n ad anya beba n merata, maka harus dibuat dulu beban


ekivalensinya dengan c ara sebag ai berikut :

Y,V

P(x)
M2
X,U

M1
Y1

Y2

Bentuk beba n ekivalen :

Y1

L
M1
Fi
P(x).f i (x).dx
Y2 0
M
2

7. Indentifikasi kondisi ba tas menjad i dof aktif da n dof non aktif

8. Denga n persamaan kesimbanga n total , tentukan dof


aktif denga n metoda ga uss eliminasi.
9. Menjaw ab pertanyaan da ri problem.

Prose dur yang dilakukan dalam struktur beam sebagai berikut :

Elem en Beam
Spesifikasi
-

2 node / elemen

2 dof / node

Fungsi Interpolasi

V (x)

f1 (x)V1 f 2 (x)1 f 3 (x)V2 f 4 (x) 2


1
1
1
dV (x) f 1
f (x) f
f (x)
(x)
(x)V
(x)V
1

dx

Shap e Function

f1(x) 1 3

X
2L

X X

f2 (x) X 2
2
L
L

2
X3
X
2L

f 3 (x) 3

L
X2
f4 (x)

X3

Persamaa n keseimbanga n struktur :


{f} = [K] {d}

kdengan Ele men stiffness :

"

"

f (x).f (x).dx
EI L

ij

2.3 F R A M E
masing-masing eleme n bisa menerima ga ya kearah x da n y da n
mampu mendukung mome n sehingg a dof = 3

mampu menerim a :
Beban lateral (bending)

Beban aksial

Beban terpusat/ merata

Beba n mome n Data


teknis
E, A, I, L,
2 node per elem en
3 dof pernode (u, v, )

Konsep
Seperti beam yang berorientasi terhadap x
Dalam pemo delan matematis kombinasi elemen truss d an beam
I. Analisa elem en tersebut terletak pad a sumbu x (tap i bukan beam)
(merupa kan ide frame = truss + beam)

lokal = global

(karena diput ar pad a sumbu yang sama)

Diskritisasi

K (6 x 6) elem en

Assem ble

Beban node ekivalen (karena ada beban merata)

B.C

Dof aktif

Jawa b pertanyaan

Tida k ad a tumpuan (d ari soal terlihat kesetimbanga n statis)

Tida k ad a rigid body mo tion

Tumpuan jadi B.C

Simetri

Sumbu sime tri

BC dengan kesime trianny a (d ari bentuk defleksi)


V1 = 1 = U3 = 3 = 0
U2 = 0 V2 = ? (tid ak nol/ hampir nol)
Penentu an BC
-

BC yang lebih / kelew atan bisa mem buat K tetap singular


-

Atau kalau tidak singular maka proses kalkulasinya


lebih pa njang

Bid ang sime tri tengah


Dua buah titik yang berjarak sama terhad ap bidang sime tri
Pada bida ng simetri syarat :
-

Struktur simetri

Beban simetri
BCs
u=0
y = 0
z = 0

contoh soal

Analisa

Diskritisasi node 1 anggo ta frame aslinya (v, u, ) sebaga i truss


hanya punya (u, v) dof aktif

12 / L2

frame

EA

x 6/

x
x

x
x

x
x

x
x

x
x

8
6/

x
L
x

6
/
L

Dof aktif EA 1/ 2

Ktruss

x
L

2L 1/
2

u1

u 2

.
6/
L
12 2
L

v2

2
v3

1
/

2 1/

12EI EA

[K
struktur

3
L

x
]

0
EA

4L

x 6

x
x
x

4L
x

4L
L
x

0 EA

x
x

L
x

x
x 8

x 6 12EI EA
L3

4L

BAB III

INTERPOLASI
DAN INTEGRASI NUMERIK
Interpolasi Lagrange merupakan pendekatan fungsi polynomial.
Seda ngkan Integrasi Gauss Quadrature merupakan suatu proses
integrasi numerik dimana batas integral harus sudah dilih at
melalui
Shap e fun ction hubungan matem atik dari fun gsi interpolasi

C0 C1 C22

C20

C
. 1

C
2

Tiga titik di

1 1
2 2
3 3

1 1 1 1

2 1

C0

. C1

C2

C0

. C1

3 1
3

C
2

C0

. C1

C2

1
C0
1 1 12 1

2
C1 1 2 . 2
2

2
1 1 C
1
1

0
2
2 1 2 . C1

2
2

C
3
2
3
1
3

C2

1 2
3
3

N1 ( )1 N 2 ( )2 N 3 ( )3
Curve fitting suatu pendekatan Lagranges interpolation
pendekatan f polynomial
FEM yang didekati bukan fun gsinya karena kom pleksnya tapi nilainya

2 independent variables
1, 2 . . . . . . 9 diketahui

I (x, y1 ) N1 (x).1 N 2 (x).2 N 3 (x).3


N1 (x x2 ).(x x3 )
(x1 x2 ).(x1 x3 )
N 2 (x x1 ).(x x3 )
(x 2 x1 ).(x2 x3 )
N 3 (x x1 ).(x x2 )
(x 3 x1 ).(x3 x2 )
II (x, y2 ) N 4 (x).4 N 5 (x).5 N 6 (x).6
N1 (x x5 ).(x x6 )
(x 4 x5 ).(x4 x6 )
III (x, y3 ) N 7 (x).7 N8 (x).8 N 9 (x).9
N 7 (x) =
Shap e kurva :

(x, y) N1 ( y) I (x, y1 ) N 2 ( y) II (x, y2 ) N 3 ( y)III (x, y3 )


( y y ).( y y )
( y y1 ).( y y3 )
2
3
N 1 ( y)
; N ( y)
( y1 y2 ).( y1 y3 )
( y 2 y1 ).( y 2 y3 )
2

N 3 ( y)

Integrasi numerik
Pa da softwa re yang dipakai integrasi Gauss

* GAUSS QUADRATURE
Batas integrasi :harus sud ah lihat : Analisa Numerik

Map ping merubah ba tas integral dengan mengg unakan


determinan Ja c obi
titik ga uss dinyatakan denga n koordinat natural
faktor bobot

(, , 0)

(0, , )

1/

(, 0, )

Koordinat natural

faktor bobot

( 1 /3, 1 / 3 , 1 / 3 )

-27 /

4 titik

3 titik

k oordinat natural

/3 A
3

/3 A

48

( 3 /5, 1 / 5 , 1 / 5 )
( 1 /5, 3 / 5 , 1 / 5 )

25 /

48

( 1 /5, 1 / 5 , 3 / 5 )
Hubungan antara x da n interpolasi dalam natural :
X = L1 X1 + L2 X2 + L3 X3
Kalau ada y
Y = L1 Y1 + L2 Y2 + L3 Y3
Shap e fun ction pa da elem en segitiga = koordinat natural Ni = Li
Dalam pengertian koordinat natural seba gai interpolasi.

BAB IV

APLIKASI PADA
PERPINDAHAN PANAS
Disamping ap likasi untuk struktur, metode eleme n hingg a dap at juga
diterap kan untuk perpindahan panas. Disini akan diba has mengenai
perpinda han alira n pa nas untuk 1-Dimensi da n juga untuk 2-Dimensi.

4.1 Steady State Uniaxial Heat Flow.

H(x)
Q2

Q1
x
H(x)

X1

X2

q+(dq/dx).dx

q
A

A+(dA/dx).dx
dx
Suatu da erah dengan luas penamp ang variable A(x) denga n aliran
pa nas Q (energy/ time) pada ujung da n sumber fluks pa nas, H(x)
(energy/ time -length), didistribusika n sepanjang arah x.

Kesetimbanga n energi dari differential elem ent :

d
dx

A.q H(x) 0

Fouriers Law :

q k.

dT

k: thermal c onductivity. ; T : Tem perature

dx

Substitusi Fourier Law ke differential equation :

d
dT
H(x) 0
A.k
dx
dx
Bentuk varisional ekivalen da ri persamaan diferensial :

0 x 2 d
H(x) .T .dx
A.k
dT

x1 dx
dx

x2

x1

A.k

dx

dT

T .dx

dx

x2

H(x).T .dx

x1

Integrasi suku pertama da n dikalikan dengan 1 dida pa t :

Ak

dT

x2

d
x1

x2
x1

A.k
dT
dx

T .dx x2 H(x).T.dx

dx

x1

denga n
T : essential bound ary c ondition (Dirichlet Bound ary Condition)
dT/ dx: natural boundary value (Neumann Boundary Co ndition)
untuk : Q =-A.k.dT / dx, maka

Q
.T
2

Q .T
2

x2

dT A.k

T .dx

dx dx

x2

H(x).T .dx

Functional untuk 1 dimensi problem perpind ahan p anas a dalah :

Q
.T

Q .T

x2

A.k

dT

2 .dx

dx

x2

H(x).T (x).dx

Newtons Law of cooling, aliran p anas konveksi pa da ba tas 1 da n


2: Q1 = Q1c = h.A.(T - T1)

da n

Q2 = Q2c = h.A.(T2 - T )

T : temperatur ambient ;
h : koefisien perpinda han panas konveksi.
Energi yang ditambahkan denga n konveksi pad a da erah panjang dx :
H(x).dx = h.(P.dx)(T - T(x))
H(x) = h.P.(T - T(x))
4.2 MODEL ELEMEN HINGGA UNTUK ALIRAN PANAS 1-DIMENSI.
Functional :

dT
Q .T
A.k
x2

Q
.T

.dx

x2
H(x)
.T
(x).
dx

dx

model elem en : dua noda l heat flow elem ent.

Q1

Q2
X

1
1. Asumsi fun gsi

yang menyatakan

variable

elemen.
Variasi linear temperatur
: T = [N] . {q t }

[N]

= [N1 N2] =

Xj X

X X
i
.

dependen

melalui

X j X
i

Xj Xi

Xj Xi = L

dT 1
dx
1
L
Substitusi
:

Tj ]T

d B .q
t
dx

x j H(x).N

.dx
q
t .dx

T B T
xq t B.q
xj

q t A.k

atau

1.q t

{q t } = [Ti

xi

Qi

Q
.q

atau :

A.k
1

2.L

.dx

j
1 . q xH(x).
Nq

Denga n Ritz proc edure d/ d{q t } = 0, maka go verning equation for the
single elem ent :

A.k
1
.L

1
q.t
11

x j H(x).N.dx
Qi
Qj

xi

atau : [ k cd ] . {q t } = {Q t }N + {Qt}H.
dimana :
[ k cd ]

= element c onduction matrix ; { q t } = noda l tem perature vector

{ Q t }N = noda l heat flow vector;

{ Q t }H = noda l heat flow vector equivalent to the distrib uted flux.


Assem bly elem en, dg n Rayleigh-Ritz Pro cedure thd fun ctional
seluruh region :
[ K cd ] . {rt} = {Rt }N + {Rt}H.
dimana

[ K cd ] = assembled c onduction matrix;


{ rt } = assembled nodal temperature vector
{ Rt }N = noda l heat flow at boundary and node sources

{ Rt }H = distributed heat flux vector.


4.3 ONE-DIMENSIONAL HEAT FLOW WITH CONVECTION

TH , hH
TL

TR

hL

hR
L

Persamaa n kesetimbanga n :
[ k cd ] . {q t }

= {Q t }N + {Qt}H.

asumsi konveksi terjad i hanya pa d a nod al loc al 1.

Qt N

h.A(T

T1 )

h.A.T

Q2

h.A.T1

Q2
h.A.TL

h.A.

2
atau :

1 0 T1

0 0 T2

{Q t }N = {Q cv} L.- [ k cv ]L .{q t }

Jika ujung kanan mem puny ai konveksi., kem udian denga n subtitusi
Q2 = h.A. (T2 - TR) didapa t :

Qt N

Q1

h.A.

0 0 T1

atau :

h.A.TR

1 T2
0

{Q t }N = {Q cv} R.- [ k cv ]R .{q t }

dimana

{Q cv } : Vektor aliran pa nas konveksi; [K cv ] : Matrik konveksi

Fluks pa nas terdistribusi :


L

Qt H

H(x)

.dx h.P.

[N]

(TH

T (x)).
[N]

Qt H

h.P.TH

.dx h.P

[N]

T
0

.
dx

atau :

.[N].dx.{qt }

[N]

Matrik fungsi bentuk d alam koordinat loc al :

[N]

1
L

Fluks terdistribusi :

h.P.L.T
Q

t
H


2
1

atau :

h.P.L
2
6

1 T1

2 T
1 2

{Q t} H = {Q cv } H [k cv ] H .{qt}.

Asumsi single elem en dengan konveksi pa da sisi ba tas kiri dan sepa njang
elemen da n aliran pa nas Q2 pada batas kanan.
[ k cd ] . {q t }

= {Q t }N + {Qt}H.

= {Q cv} L.- [ k cv ]L .{q t } + {Q cv} H [k cv ] H .{qt}.

T
k

h.A.T


T2

cd

Q2

h.A

h.P.L.T

1 0
T

0
0
T

H1

21 T

h.P.L

2 T2
direorganisir : (konveksi p a da sisi kiri)

k c k cv k c Qcv Qcv H
d

qt

(Konveksi pad a sisi kanan ) :

k c k cv k c Qcv Qcv H
d

Contoh :

qt

Aliran pa nas d alam sirip segiem pat seperti pa d a gamb ar dimodelkan


sebagai problem 1 dimensi. Sisi kiri sirip dipertahankan pa d a temperatur
2000C da n semua permukaa n diekspos pa da tem peratur ambien 500C.
Koefisien konveksi untuk semua permukaa n 0.02 W/ c m2.0C. konduktifitas
termal ba han 4 W/ c m.0C. Pertama mengg unakan mo del elem en tun gg
al da n kem udian model dua-elem en , estimasikan tem peratur pad a
ujung sirip da n pa nas yang hilang.
Penyelesaian :

20 cm
5 cm

20 cm

T=50 0C
2000C

Q1

Mo del satuelemen Matrik


konduksi :

kcd

Ak 1

L 1 1

100.4 1

20

11

20 20

20

20

Eleme n denga n konveksi pa da sisi kanan. Matrik konveksi untuk alira n


pa nas da ri sisi kanan ad alah :

h.A

cv R

0.02(100)

0 1

0 0

0 1

0 0

0 2

Matrik konveksi untuk aliran pa nas dari semua sisi :

cv H

hPL 2

1 2

0.02(50)(20) 2

6
1

1
2

6.7 3.3

3.3
6.7

Vektor konveksi untuk konveksi sisi kanan :

Q1

Q cvR

h.A.TR

Q1

0.02(100)(50)

Q1

100

Matrik konveksi untuk sisa sisi beb as :

Q1

cv H

h.P.L.TH 1

1

0.02(50)(20)(50)
2

500

500

1
Asem bly persamaa n matrik aliran pa nas kom plit :

kcd kcv R kcv H qt QcvR QcvH


26.7

16.7 T1

16.7

28.7 T2

Q1 500


600

kondisi ba tas esensial, T1 =200

0 T
1

28.7 T2

16.7

200

600

solusi untuk T2 :
-16.7 (200) + 28.7 T2 = 600

T2 = 137.3 0C.

Aliran pa nas Q1 d alam sisi kiri did ap atkan :


26.7T1 - - 16.7T2 = Q1 + 500
26.7(200) 16.7(137.3) = Q1 + 500

Q1 = 2547 W.

Aliran pa nas rata-rata dalam elem en :


Q1 = -k dT/ dx = - k[B] {q t } =

4
20

L
200
2
1
26.3W /
cm

137.3

T 1
1

T2

4.4 PERPINDAHAN PANAS DAN ALIRAN FLUIDA 2-DIMENSI

Governing equation.

Y
Lapla ce eq. :

T0

qcd k

Fourier eq. :

T(x,y)

qcdy k T
y
atau

qn k T
n

New tons Law of c oo ling : q CV = h.A (T - T


) Galerkin App roximation :

AWi .

T .t.dx.dy 0
2

.Wi
T

d alam bentuk lain


:

W .T Wi T

sehingga disubsitusi menjadi :

t .Wi T .dx.dy t Wi .T.dx.dy 0


A

Dengan Gauss Theorem :

t .W i T
A

!
atau :

.dx.dy

!
Wi .T .nds

, maka

t W i .T.nds t Wi .T .dx.dy 0
S

T
t Wi . ds t Wi T
S

x
Interpolation formula :

Wi T .dx.dy 0

y y

T = [N] . {q i }

SehinggT a :

d an Wi = Ni

ds t

Se
Ae

N N N N

dx.dy.

y
x
x

Persamaan Elemen :
Keseimbanga n energi : q cd n = q cv

qcv

qcdn

Se

qcd .i qcd . j .n
x
qcv y
T
t.k.
.ds h.t.ds.(T T )
T n h

.ds (T ).d
s
T

n
k

da n

qb

Se

T/n=0

untuk : T = [N] . {q t }

.ds

.ds
N.q
n
k

.ds

subsitusi :

e'

N .
N .ds.q
T

k.

N T .

.ds

h.

k.

Se'

N NN N

Ae

.
q

N T .

Se''

.dx.dy.

x
x

da lam bentuk persamaan elem en :


[KT] . {qt} = {Qcv} + {Qb}
Thermal stiffness matrix :
[KT] = [kcdx] + [kcdy] + [kcv].

k k.
cdx

N N

.dx.dy

Ae

.ds

k.k

cdy

Ae

N N

.dx.dy

k cv h.Se' N

Convection boundary vector Se :

Qcv
Applied heat boundary vector, Se :

h. N T.
Se'

Q k. N T
Se''
b

.ds

. .ds
T

BAB V

ANALISA
TEGANGAN AXISYMMETRIC
Sekelom pok problem yang ada pa da kenyataannya meliptui gaya
da n dom ainny a dalam tiga dimensi, tetapi akan

diup ayakan

mereduksi sec ara matematik menjadi dua dimensi. Problem-problem


tersebut disebut dengan axisymmetric problems, d an dikarakteristikan
denga n putran solid da n sifa t-sifat material da n beba n yang tak
beruba h sepanjang sekeliling putaran.Gambar berikut ada lah putaran
solid, dengan eleme n yang akan digunakan pa da diskrititasi da ri
kontinum yaitu toroid dengan penamp ang segitiga.
Suatu hal yang penting untuk merealisasikan pad a axisymmetric
problems, perpind ahan d alam kontinum d a pa t terjadi hanya d alam
arah radial da n aksial; perpinda han tidak dap at terjadi da lam arah
sirkumferensial,
menggunakan

seba

gai

akib

at

hal

tersebut,

sistem koordinat silinder dalam

menjadi

mengem

biasa

ba ngkan

persamaa n elem en umum, seperti pa da gamb ar berikut.

Sumbu putaran

Program Semi-Que IV
Fakultas Teknik Jurusan
Mesin Universitas Brawijaya

64

Put aran benda dari elemen toroid al.


Sistem Koordinat

w1 w1.k

u1 u1.e r

e r

Kom ponen teganga n koordinat silin der untuk kead aa n axisymm etric.

rz

dz
dr

5.1 Persamaan dasar untuk elemen


Persamaa n elem en sec ara umum untuk analisa tegangan
kontinum tiga dimensi identik dengan bentuk :

T
T
B .C.B.d.q B .C.T.d QNF QT QBF

walaupun aplikasi persamaa n ini untuk elem en tiga dimensi ad alah


identik dengan konsep elem en dua dimensi, upaya lebih besar karena
perpinda han tamba han pa da setiap nodal da n dimensi dalam tiga
variab el. Integral garis da n luasan dari eleme n problem bida ng
sekarang menjadi integral permukaan da n volume.
Dalam persamaan diatas, jika diaplikasikan ke kontinum tiga
dimensi didefinisikan kembali sebag ai berikut :
Matrik kekakuan

k
B

.C.B.d

Vektor beba n nodal tem peratur :

Qtemp
B

.C.T .d

Vektor gaya nod al


{Q} NF = ga ya-ga ya aplikasi pad a
nodal Vektor traksi permukaan

QT A

.T.d

Vektor Gaya bodi

QBF N

..Bf .d

5.2 Persamaa n Elastisitas Axisymmetric


Pada Axisymme tric, semua persa maan harus menjadi beb as da ri
da n sem ua perpinda han harus bera da dalam bidang rz. Hubungan
perpinda han regangan dalam koordinat silin der pa da problem khusus
seba gai berikut.

u
r

;
z

rz

w w
r
r

da lam bentuk matrik :

0
r
0 r

u
u

z


z
.

. w
1

w
0

r
rz

z r

Hubungan untuk material isotropik :

E
z


(1 )(1 2)

rz

atau

0
x
0

r

z

1

1

.T

1
1 2

rz

2

{} = [C] . ({} - {}T)

Vektor rega nga n termal didefinisikan seba gai

r
z



rz

1
1

1
0

Fungsi perpinda han elemen


Nod al dari elem en toroid al sebenarnya ad alah lingkaran konsentrik
yang lew at melalui punc ak penamp ang segitiga. Koordinatnya ad alah r
d an z. Spesifikasi perpind ahan radial , u, perpindahan aksial, w, posisi ra
dial, r, da n posisi aksial, z da ri suatu toroidal yang akan didefinisikan
dengan formulasi interpolasi linear d alam

koordinat natural d an sifat-

sifat nod al.

u = L1u1 + L2u2 + L3u3


w = L 1w 1 + L 2w 2 + L3 w 3
r = L1r1 + L2r2 + L3r3
z = L1z1 + L2z2 + L3z3
dimana :

L1+ L2 + L3 = 1

da lam bentuk matrik

1 1

r r1 r2
z z
z

1 2

r3
z

L1

L2
L
3
3

invers matrik :

L1

L2

L
3

a1

a2

det

b1
b2

b
a 3 3

c1

c2

c
3

r
z

dimana :
a 1 = r2z3 r3z2 ;

a2 = r3z1 r1z3 ;

a1 = r1z2 r1z2 ;

b 1 = z2 z3

b2 = z3 z1

b3 = z1 z2

c 1 = r3 r2

c 2 = r1 r3

c 3 = r2 r1

da n

det = (r1 r3)( z2 z3) - (r2 r3)( z1 z3) = 2 x luas segitiga .

Vektor fun gsi perpindahan


:

u1


u L1 0 L
2

w
0
L

1 0

L3

L2

w1

u
2
0
N.q
.

L3 w2
u
3
w3

Hubungan rega nga n denga n vektor dof :

N.q B.q
derivatif koordinat natural :

L1

a r.b z.c
b
1
1
1
1
det
det
r
r

da n seterusnya.

Selanjutny a matrik [B] menjadi :

dimana :

b2

b1
c1 0
0
L*
1
*
L
det 1 0 2

r
r

b
c

1
2
c1

L1* = a 1 + r.b1 + z.c 1

b3

c2

0
L*

c3

0
b3

b2

r
c3

L2* = a2 + r.b2 + z.c2 ;

Matrik kekakuan

k B

L3* = a 3 + r.b3 + z.c3

.C.B.d
Metode pendekatan yang sederhana [Zienkiewics] dinyatakan sebag ai
berrikut :

B Br, z
r r
r
dimana ; r 1 2 3
3

z z z
1 2

; z

volume : V 2..r.A
Matrik kekakuan eleme n
:

k 2..r.AB .C.B
T

Vektor beba n nodal tem peratur


:

T
B .C.

temp

1
1
2..r.A..T. B .C

1
0

.d
T

Vektor gaya nod al


{Q} NF = ga ya-ga ya aplikasi pad a nodal
{Q} NF = [F1r

F1z

F2r

F2z

Vektor traksi permukaan

rL1 0

Q
T

r.N .

2..
N .T.d
A

2..
S

0 rL1

0 . Tr .ds
rL2

rL2 Tz
0

rL3
0

0 rL3

r da lam istilah koordinat natural


: r = L1r1+ L2r2+ L3r3

Vektor Gaya bodi

F3r

F3z]T

Tr

Tz

.ds

Q
BF

2..
N ..
T

Br

r.N .

.d

Bz

Br

Bz

.dA

REFERENSI
1. Grandin Hartley, Jr.,1986, Funda ment als of the Finite Eleme nt
Method , Ma c millan Publishing Co mp any, New York.
2. Yang, T.Y., 1986,Finite Eleme nt Structural Analysis, Prentic eHall,Inc,Englew ood Cliffs.
3. Buchanan, Geo rge R.,1995, Finite Elem ent Analysis,
SchaumsOutline Series, Mc Graw-Hill International Editions
4. Bathe Klaus-Jurgen, 1996, Finite Elem ent Procedures, Prentice Hall
International Editions, Inc, USA.
5. Hughes Thom as J.R.,1987, The Finite Eleme nt Method , Prentic eHall Inc, New Jersey
6. Segerlind L., J., App lied Finite Elem ent Analysis, John Willey &
Son,Inc.

Anda mungkin juga menyukai