Anda di halaman 1dari 11

Bab l

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Anak dengan kebutuhan khusus adalah anak yang secara signifikan
(bermakna) mengalami kelainan/penyimpangan (phisik, mental-intelektual, social,
emosional) dalam proses pertumbuhan/ perkembangannya dibandingkan dengan
anak-anak lain seusianya sehingga mereka memerlukan pelayanan pendidikan
khusus.
2. Rumusan Masalah
Untuk membicarakan jenis jenis abk dan faktor penyebab kelahinan
anak abk mengingat materinya sangat luas dan mengingat waktu yang terbatas
maka perkenakan kami dalam makalah ini hanya menyampaikan pokok-pokok
permasalahanya yang meliputi :
a. Pengertian anak berkebutuhan khusus
b. Jenis jenis anak berkebutuhan khusus
c. Faktor penyebab kelainan anak
3. Tujuan Masalah
Ada bermacam-macam jenis anak dengan kebutuhan khusus, tetapi
khusus untuk keperluan pendidikan inklusi, anak dengan kebutuhan khusus akan
dikelompokkan menjadi 9 jenis. Berdasarkan berbagai studi, ke 9 jenis ini paling
sering dijumpai di sekolah-sekolah reguler. Jika di luar 9 jenis tersebut masih
dijumpai di sekolah, maka guru dapat bekerjasama dengan pihak lain yang relevan
untuk menanganinya, seperti anak-anak autis, anak korban narkoba, anak yang
memiliki penyakit kronis, dan lain-lain.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus


Anak dengan kebutuhan khusus adalah anak yang secara signifikan
(bermakna) mengalami kelainan/penyimpangan (phisik, mental-intelektual, social,
emosional) dalam proses pertumbuhan/ perkembangannya dibandingkan dengan
anak-anak lain seusianya sehingga mereka memerlukan pelayanan pendidikan
khusus.
Dengan demikian, meskipun seorang anak mengalami kelainan/
penyimpangan tertentu, tetapi kelainan/penyimpangan tersebut tidak signifikan
sehingga mereka tidak memerlukan pelayanan pendidikan khusus, anak tersebut
bukan termasuk anak dengan kebutuhan khusus.
Ada bermacam-macam jenis anak dengan kebutuhan khusus, tetapi
khusus untuk keperluan pendidikan inklusi, anak dengan kebutuhan khusus akan
dikelompokkan menjadi 9 jenis. Berdasarkan berbagai studi, ke 9 jenis ini paling
sering dijumpai di sekolah-sekolah reguler. Jika di luar 9 jenis tersebut masih
dijumpai di sekolah, maka guru dapat bekerjasama dengan pihak lain yang relevan
untuk menanganinya, seperti anak-anak autis, anak korban narkoba, anak yang
memiliki penyakit kronis, dan lain-lain.
Banyak istilah yang dipergunakan sebagai variasi dari kebutuhan khusus,
seperti disability, impairment, dan Handicap. Menurut World Health Organization
(WHO), definisi masing-masing istilah adalah sebagai berikut :
1. Disability : keterbatasan atau kurangnya kemampuan (yang dihasilkan dari
impairment) untuk menampilkan aktivitas sesuai dengan aturannya atau
masih dalam batas normal, biasanya digunakan dalam level individu.
2. Impairment : kehilangan atau ketidaknormalan dalam hal psikologis, atau
struktur anatomi atau fungsinya, biasanya digunakan pada level organ.
3. Handicap : Ketidak beruntungan individu yang dihasilkan dari impairment
atau disability yang membatasi atau menghambat pemenuhan peran yang
normal pada individu.
Anak berkebutuhan khusus (Heward) adalah anak dengan karakteristik
khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada
ketidakmampuan mental, emosi atau fisik.

B. Jenis jenis Anak Berkebutuhan Khusus


Konsep anak berkebutuhan khusus (children with special needs)
memiliki makna dan spektrum yang lebih luas dibandingkan dengan konsep anak
luar biasa (exceptional children). Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang
secara pendidikan memerlukan layanan yang spesifik yang berbeda dengan anakanak pada umumnya. Anak berkebutuhan khusus ini memiliki apa yang disebut
dengan hambatan belajar dan hambatan perkembangan (barier to learning and
development). Oleh sebab itu mereka memerlukan layanan pendidikan yang
sesuai dengan hambatan belajar dan hambatan perkembang yang dialami oleh
masing-masing anak.
Yang termasuk kedalam anak berkebutuhan khusus antara lain :
tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar,
gangguan prilaku, anak berbakat, anak dengan gangguan kesehatan. istilah lain
bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa dan anak cacat. Karena
karakteristik dan hambatan yang dimilki, anak berkebutuhan khusus memerlukan
bentuk pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan
potensi mereka, contohnya bagi tunanetra mereka memerlukan modifikasi teks
bacaan menjadi tulisan Braille dan tunarungu berkomunikasi menggunakan
bahasa isyarat.
a. Tunanetra
Tunanetra

adalah

individu

yang

memiliki

hambatan

dalam

penglihatan. tunanetra dapat diklasifikasikan kedalam dua golongan yaitu:


buta total (Blind) dan low vision. Definisi Tunanetra menurut Kaufman &
Hallahan adalah individu yang memiliki lemah penglihatan atau akurasi
penglihatan kurang dari 6/60 setelah dikoreksi atau tidak lagi memiliki
penglihatan. Karena tunanetra memiliki keterbataan dalam indra penglihatan
maka proses pembelajaran menekankan pada alat indra yang lain yaitu indra
peraba dan indra pendengaran. Oleh karena itu prinsip yang harus
diperhatikan dalam memberikan pengajaran kepada individu tunanetra
adalah media yang digunakan harus bersifat taktual dan bersuara, contohnya
adalah penggunaan tulisan braille, gambar timbul, benda model dan benda
3

nyata. sedangkan media yang bersuara adalah tape recorder dan peranti
lunak JAWS. Untuk membantu tunanetra beraktifitas di sekolah luar biasa
mereka belajar mengenai Orientasi dan Mobilitas. Orientasi dan Mobilitas
diantaranya mempelajari bagaimana tunanetra mengetahui tempat dan arah
serta bagaimana menggunakan tongkat putih (tongkat khusus tunanetra yang
terbuat dari alumunium)
b. Tunarungu
Tunarungu

adalah

individu

yang

memiliki

hambatan

dalam

pendengaran baik permanen maupun tidak permanen. Klasifikasi tunarungu


berdasarkan tingkat gangguan pendengaran adalah: Gangguan pendengaran
sangat

ringan(27-40dB),

Gangguan

pendengaran

ringan(41-55dB),

Gangguan pendengaran sedang(56-70dB), Gangguan pendengaran berat(7190dB), Gangguan pendengaran ekstrim/tuli(di atas 91dB). Karena memiliki
hambatan dalam pendengaran individu tunarungu memiliki hambatan dalam
berbicara sehingga mereka biasa disebut tunawicara. Cara berkomunikasi
dengan individu menggunakan bahasa isyarat, untuk abjad jari telah
dipatenkan secara internasional sedangkan untuk isyarat bahasa berbedabeda di setiap negara. saat ini dibeberapa sekolah sedang dikembangkan
komunikasi total yaitu cara berkomunikasi dengan melibatkan bahasa
verbal, bahasa isyarat dan bahasa tubuh. Individu tunarungu cenderung
kesulitan dalam memahami konsep dari sesuatu yang abstrak.
c. Tunagrahita
Tunagrahita adalah individu yang memiliki intelegensi yang signifikan
berada dibawah rata-rata dan disertai dengan ketidakmampuan dalam
adaptasi prilaku yang muncul dalam masa perkembangan. klasifikasi
tunagrahita berdasarkan pada tingkatan IQ. Tunagrahita ringan (IQ : 51-70),
Tunagrahita sedang (IQ : 36-51), Tunagrahita berat (IQ : 20-35),
Tunagrahita sangat berat (IQ dibawah 20). Pembelajaran bagi individu
tunagrahita lebih dititik beratkan pada kemampuan bina diri dan sosialisasi.

d. Tunadaksa
Tunadaksa adalah individu yang memiliki gangguan gerak yang
disebabkan oleh kelainan neuro-muskular dan struktur tulang yang bersifat
bawaan, sakit atau akibat kecelakaan, termasuk celebral palsy, amputasi,
polio, dan lumpuh. Tingkat gangguan pada tunadaksa adalah ringan yaitu
memiliki keterbatasan dalam melakukan aktifitas fisik tetap masih dapat
ditingkatkan melalui terapi, sedang yaitu memilki keterbatasan motorik dan
mengalami gangguan koordinasi sensorik, berat yaitu memiliki keterbatasan
total dalam gerakan fisik dan tidak mampu mengontrol gerakan fisik.
e. Tunalaras
Tunalaras adalah individu yang mengalami hambatan dalam
mengendalikan emosi dan kontrol sosial. individu tunalaras biasanya
menunjukan prilaku menyimpang yang tidak sesuai dengan norma dan
aturan yang berlaku disekitarnya. Tunalaras dapat disebabkan karena faktor
internal dan faktor eksternal yaitu pengaruh dari lingkungan sekitar.
f. Kesulitan belajar
Adalah individu yang memiliki gangguan pada satu atau lebih
kemampuan dasar psikologis yang mencakup pemahaman dan penggunaan
bahasa, berbicara dan menulis yang dapat mempengaruhi kemampuan
berfikir, membaca, berhitung, berbicara yang disebabkan karena gangguan
persepsi, brain injury, disfungsi minimal otak, dislexia, dan afasia
perkembangan. individu kesulitan belajar memiliki IQ rata-rata atau diatas
rata-rata, mengalami gangguan motorik persepsi-motorik, gangguan
koordinasi gerak, gangguan orientasi arah dan ruang dan keterlambatan
perkembangan konsep

C. FAKTOR PENYEBAB KELAINAN ANAK

Ada berbagai faktor yang menyumbang terjadinya anak berkebutuhan


khusus. Adapun faktor tersebut meliputi :
1. Heriditer
IlustrasiSepasang suami istri yang cukup bahagia dengan menunggu
kelahiran anak pertamanya, kehamilan istrinya telah memasuki minggu ke
40. Setelah anaknya lahir betapa terkejutnya pasangan tersebut mendapatkan
anak yang mengalami kelaian, dokter menyebutnya dengan downs
syndrome atau mongolism. Setelah mereka berkonsultasi dengan dokter ahli
genetika maka diketahui bahwa pasangan suami istri tersebut memilki gen
yang sama. Hal ini dimungkinkan masih adanya jalinan darah atau saudara
dari pasangan suami istri tersebut. Adanya kesamaan gen pada pasangan
suami istri memiliki resiko tinggi untuk melahirkan anak kelainan
kromosome salah satunya adalah downs syndrome atau mongolism, bagi
anak downs syndrome sering kelainanya adalah kelebihan kromosome pada
pasangan kromosom ke-21 yang dikenal dengan trisome 21, dimana pada
manusia terdapat 23 pasang kromosome.
Ilustrasi tersebut memaparkan bahwa

faktor

penyebab

yang

berdasarkan keturunan atau sering dikenal dengan genetik, yaitu kelainan


kromosome. Pada kelompok faktor penyebab herediter masih ada kelianan
bawaan non genetic, seperti kelainan pre- mature dan BBLR ( berat bayi
lahir rendah) yaitu berat bayi lahir kurang dari 2500 gram, merupakan
resiko terjadinya anak berkebutuhan khusus. Demikian juga usia ibu
sewaktu hamil diatas 35 tahun memiliki resiko yang cukup tinggi untuk
melahirkan anak berkebutuhan khusus seperti terlihat pada table berikut :

Usia Ibu

Kelahiran

Downs

20 tahun

Dalam

2000

25 tahun

Dalam

1200

30 tahun

Dalam

1000

35 tahun

Dalam

660

40 tahun

Dalam

80

45 tahun

Dalam

17

49 tahun

Dalam

10

2. Infeksi
Merupakan suatu penyebab dikarenakan adanya berbagai serangan
penyakit infeksi yang dapat menyebabkan baik langsung maupun tidak
langsung terjadinya kelainan seperti infeksi TORCH (toksoplasma, rubella,
cytomegalo virus, herpes), polio, meningitis, dsb. Sebagai gambaran dapat
dikemukakan sebagai berikut Ilustrasi :
Ada seorang ibu yang tengah hamil, dalam pemeriksaan dokter
ternyata ibu tersebut mengidap virus teksoplasma maka oleh dokter
dikatakan

ibu

tersebut

memilliki

resiko

tinggi

melahirkan

anak

berkebutuhan khusus. Dalam perjalanan kehamilan ibu tersebut sering


mengalami resiko keguguran namun masih bias dipertahankan. Setelah
memasuki masa kelahiran yaitu minggu ke-40 ternyata lahirlah bayi dengan
resiko (DBR), artinya bayi yang akan dilahirkan tersebut memiliki resiko
menjadi anak berkebutuhan khusus karena terinfeksi virus tokso, sedangkan
virus tokso menyerang syaraf terutama syaraf pusat (otak) sehingga beresiko
menjadi anak berkebutuhan khusus.

3. Keracunan
Ilustrasi Seorang ibu muda sering merasa pusing dan mual-mual,
untuk menghilangkan rasa pusing sepeeti biasa ia mengkonsumsi obat sakit
7

kepala yang dijual bebas di pasaran. Setelah sekian lama kira-kira 2 bulan
rasa pusingnya juga tidak pernah mereda, maka ia memeriksakan dirinya ke
dokter. Dari pemeriksaan ternyata ibu tadi dinyatakan telah hamil kira-kira 2
bulan. Setelah mengetahui kehamilanya maka dia berhati-hati dalam
mengkonsumsi obat-obatan, pada usia kehamilanya yang ke-40 minggu ibu
tadi melahirkan anaknya dengan normal. Setelah mengikuti perkembangan
anaknya ternyata anak tersebut usia 2 tahun belum dapat berbicara . padahal
berdasarkan perkembangan anak normal seharusnya anak tersebut sudah
dapat berbicara 1 sampai 2 patah kata. Anak tersebut mengalami
keterlambatan wicara (delayed speech ).
Ilustrasi tersebut diatas merupakan gambaran salah satu penyebab
lahirnya anak berkebutuhan khusus. Masih banyak jenis keracunan yang
merupakan penyebab yang cukup banyak ditemukan karena seperti pola
hidup masyarakat, keracunan dapat secara langsung pada anak , maupun
melalui ibu hamil. Munculnya FAS (fetal alcohol syndrome ) adalah
keracunan janin yang disebabkan ibu mengkonsumsi alkohol yang
berlebihan, kebiasaan kaum ibu mengkonsumsi obat bebas tanpa
pengawasan dokter merupakan potensi keracuan pada janin. Jenis makanan
yang dikonsumsi bayi yang banyak mengandung zat-zat berbahaya
merupakan salah satu penyebab. Adanya pulusi pada sarana kehiduoan
terutama pada pencemaran udara dan iar, seperti peristiwa Bhopal dan
chernobil sebagai gambaranya.
4. Trauma
Kejadian yang tidak terduga dan menimpa langsung pada anak seperti
proses kelahiran yang sulit sehingga memerlukan pertolongan yang
mengandung resiko tinggi atau kejadian saat kelahiran saluran pernafasan
anak tersumbat sehingga menimbulkan kekurangan oksigen pada otak atau
(asfeksia) terjadinya kecelakaaan yang menimpa organ tubuh anak terutama
pada bagian kepala. Bencana alam seperti gempa bumi sering menyebabkan
kejadia trauma.
Ada seorang anak usia 4 tahun mengalami kejadian gempa bumi yang
terjadi mengguncang yogyakarata tahun 2006. Anak tersebut mengalami
8

frakturv pada tulang belakang, yang akhirnya menyebabkan anak tersebut


mengalami kelumpuhan pada kedua kakinya secara permanen. Hal ini
dimungkinkan karena adanya syaraf motoric angota gerak bawah anak
tersebut yang mengalami kerusakan, karena pada sumsum tulang belakang
(medulla spinalis). Merupakan pusat syaraf otonom dan motorik.
5. Kekurangan gizi
Masa tumbuh kembang sangat berpengaruh terhadap tingkat
kecerdasan anak terutama pada dua tahun pertama kehidupan. Kekurangan
gizi dapat terjadi adanya kelainan metabolisme maupun penyakit parasit
pada anak seperti cacingan. Hal ini mengingat Indonesia merupakan daerah
tropis yang banyak memunculkan atau tempat tumbuh kembangnya
penyakit parasite dan juga karena kurangnya asupan makanan yang sesuai
dengan kebutuhan anak pada masa tumbuh kembang. Hal ini didukung oleh
kondisi

penduduk

yang

berada

dibawah

garis

kemiskinan.

Jika dipandang dari sudut waktu terjadinya kelainan dapat dibagi menjadi :
a. Pre-natal
Terjadinya kelainan anak semasa dalam kandungan atau sebelum
proses kelahiran. Misalnya seorang ibu yang tengah hamil muda
>3bulan keracunan alkohol.
b. Peri-natal
Sering juga disebut natal waktu pada waktu terjadinya kelainan pada
saat proses kelahiran dan menjelang serta sesaat setelah proses
kelahiran.
c. Paska-natal
Terjdinya kelainan setelah anak dilahirkan sampai dengan sebelum
usia perkembangan selesai (kurang lebih usia 18 tahun).

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Ada bermacam-macam jenis anak dengan kebutuhan khusus, tetapi
khusus untuk keperluan pendidikan inklusi, anak dengan kebutuhan khusus akan
dikelompokkan menjadi 9 jenis. Berdasarkan berbagai studi, ke 9 jenis ini paling
sering dijumpai di sekolah-sekolah reguler. Jika di luar 9 jenis tersebut masih
dijumpai di sekolah, maka guru dapat bekerjasama dengan pihak lain yang relevan

10

untuk menanganinya, seperti anak-anak autis, anak korban narkoba, anak yang
memiliki penyakit kronis, dan lain-lain.
2. Saran
Sebagai penutup dari makalah ini kami selaku penulis menyarakan
kepada teman- teman sesama mahasiswa untuk benar benar dapat memahami
jenis jenis anak berkebutuhan khusus dan faktor penyebab anak berkebutuhan
khusus.
Dan kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah yang kami susun
ini jauh dari kesempurnan dan masih banayak yang tidak dapat kami jabarkan
semua di dalam makalah ini,semoga bermanfaat . Terimah kasih.

11

Anda mungkin juga menyukai

  • Ajajajja
    Ajajajja
    Dokumen11 halaman
    Ajajajja
    SennoAl-Fadjri
    Belum ada peringkat
  • Ringkasan PAP
    Ringkasan PAP
    Dokumen35 halaman
    Ringkasan PAP
    SennoAl-Fadjri
    Belum ada peringkat
  • Now
    Now
    Dokumen2 halaman
    Now
    SennoAl-Fadjri
    Belum ada peringkat
  • Hahahaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
    Hahahaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
    Dokumen216 halaman
    Hahahaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
    SennoAl-Fadjri
    Belum ada peringkat
  • Kewenangan Klinis DRG - Dwita
    Kewenangan Klinis DRG - Dwita
    Dokumen4 halaman
    Kewenangan Klinis DRG - Dwita
    SennoAl-Fadjri
    Belum ada peringkat
  • Kak Ika
    Kak Ika
    Dokumen1 halaman
    Kak Ika
    SennoAl-Fadjri
    Belum ada peringkat
  • Data Perancis
    Data Perancis
    Dokumen21 halaman
    Data Perancis
    SennoAl-Fadjri
    Belum ada peringkat
  • Panduan CP
    Panduan CP
    Dokumen22 halaman
    Panduan CP
    SennoAl-Fadjri
    Belum ada peringkat
  • Silabus Xii (Selesai)
    Silabus Xii (Selesai)
    Dokumen14 halaman
    Silabus Xii (Selesai)
    SennoAl-Fadjri
    Belum ada peringkat
  • Bab 5 Revisi Selasa
    Bab 5 Revisi Selasa
    Dokumen36 halaman
    Bab 5 Revisi Selasa
    SennoAl-Fadjri
    Belum ada peringkat
  • Cover Referat Lia
    Cover Referat Lia
    Dokumen14 halaman
    Cover Referat Lia
    SennoAl-Fadjri
    Belum ada peringkat
  • Cover Arif
    Cover Arif
    Dokumen4 halaman
    Cover Arif
    SennoAl-Fadjri
    Belum ada peringkat
  • Referat Lia
    Referat Lia
    Dokumen58 halaman
    Referat Lia
    SennoAl-Fadjri
    Belum ada peringkat
  • Skala Likert
    Skala Likert
    Dokumen6 halaman
    Skala Likert
    HerizkaRyeme
    Belum ada peringkat
  • Kak Ika
    Kak Ika
    Dokumen1 halaman
    Kak Ika
    SennoAl-Fadjri
    Belum ada peringkat
  • Referat Lia Fixed
    Referat Lia Fixed
    Dokumen35 halaman
    Referat Lia Fixed
    SennoAl-Fadjri
    Belum ada peringkat
  • Cover Referat Lia
    Cover Referat Lia
    Dokumen3 halaman
    Cover Referat Lia
    SennoAl-Fadjri
    Belum ada peringkat
  • Now
    Now
    Dokumen2 halaman
    Now
    SennoAl-Fadjri
    Belum ada peringkat
  • Salon Cantik
    Salon Cantik
    Dokumen2 halaman
    Salon Cantik
    SennoAl-Fadjri
    100% (2)
  • Agenda Guru
    Agenda Guru
    Dokumen6 halaman
    Agenda Guru
    SennoAl-Fadjri
    Belum ada peringkat
  • Program Semster Arif
    Program Semster Arif
    Dokumen16 halaman
    Program Semster Arif
    SennoAl-Fadjri
    Belum ada peringkat