PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Anak dengan kebutuhan khusus adalah anak yang secara signifikan
(bermakna) mengalami kelainan/penyimpangan (phisik, mental-intelektual, social,
emosional) dalam proses pertumbuhan/ perkembangannya dibandingkan dengan
anak-anak lain seusianya sehingga mereka memerlukan pelayanan pendidikan
khusus.
2. Rumusan Masalah
Untuk membicarakan jenis jenis abk dan faktor penyebab kelahinan
anak abk mengingat materinya sangat luas dan mengingat waktu yang terbatas
maka perkenakan kami dalam makalah ini hanya menyampaikan pokok-pokok
permasalahanya yang meliputi :
a. Pengertian anak berkebutuhan khusus
b. Jenis jenis anak berkebutuhan khusus
c. Faktor penyebab kelainan anak
3. Tujuan Masalah
Ada bermacam-macam jenis anak dengan kebutuhan khusus, tetapi
khusus untuk keperluan pendidikan inklusi, anak dengan kebutuhan khusus akan
dikelompokkan menjadi 9 jenis. Berdasarkan berbagai studi, ke 9 jenis ini paling
sering dijumpai di sekolah-sekolah reguler. Jika di luar 9 jenis tersebut masih
dijumpai di sekolah, maka guru dapat bekerjasama dengan pihak lain yang relevan
untuk menanganinya, seperti anak-anak autis, anak korban narkoba, anak yang
memiliki penyakit kronis, dan lain-lain.
BAB II
PEMBAHASAN
adalah
individu
yang
memiliki
hambatan
dalam
nyata. sedangkan media yang bersuara adalah tape recorder dan peranti
lunak JAWS. Untuk membantu tunanetra beraktifitas di sekolah luar biasa
mereka belajar mengenai Orientasi dan Mobilitas. Orientasi dan Mobilitas
diantaranya mempelajari bagaimana tunanetra mengetahui tempat dan arah
serta bagaimana menggunakan tongkat putih (tongkat khusus tunanetra yang
terbuat dari alumunium)
b. Tunarungu
Tunarungu
adalah
individu
yang
memiliki
hambatan
dalam
ringan(27-40dB),
Gangguan
pendengaran
ringan(41-55dB),
Gangguan pendengaran sedang(56-70dB), Gangguan pendengaran berat(7190dB), Gangguan pendengaran ekstrim/tuli(di atas 91dB). Karena memiliki
hambatan dalam pendengaran individu tunarungu memiliki hambatan dalam
berbicara sehingga mereka biasa disebut tunawicara. Cara berkomunikasi
dengan individu menggunakan bahasa isyarat, untuk abjad jari telah
dipatenkan secara internasional sedangkan untuk isyarat bahasa berbedabeda di setiap negara. saat ini dibeberapa sekolah sedang dikembangkan
komunikasi total yaitu cara berkomunikasi dengan melibatkan bahasa
verbal, bahasa isyarat dan bahasa tubuh. Individu tunarungu cenderung
kesulitan dalam memahami konsep dari sesuatu yang abstrak.
c. Tunagrahita
Tunagrahita adalah individu yang memiliki intelegensi yang signifikan
berada dibawah rata-rata dan disertai dengan ketidakmampuan dalam
adaptasi prilaku yang muncul dalam masa perkembangan. klasifikasi
tunagrahita berdasarkan pada tingkatan IQ. Tunagrahita ringan (IQ : 51-70),
Tunagrahita sedang (IQ : 36-51), Tunagrahita berat (IQ : 20-35),
Tunagrahita sangat berat (IQ dibawah 20). Pembelajaran bagi individu
tunagrahita lebih dititik beratkan pada kemampuan bina diri dan sosialisasi.
d. Tunadaksa
Tunadaksa adalah individu yang memiliki gangguan gerak yang
disebabkan oleh kelainan neuro-muskular dan struktur tulang yang bersifat
bawaan, sakit atau akibat kecelakaan, termasuk celebral palsy, amputasi,
polio, dan lumpuh. Tingkat gangguan pada tunadaksa adalah ringan yaitu
memiliki keterbatasan dalam melakukan aktifitas fisik tetap masih dapat
ditingkatkan melalui terapi, sedang yaitu memilki keterbatasan motorik dan
mengalami gangguan koordinasi sensorik, berat yaitu memiliki keterbatasan
total dalam gerakan fisik dan tidak mampu mengontrol gerakan fisik.
e. Tunalaras
Tunalaras adalah individu yang mengalami hambatan dalam
mengendalikan emosi dan kontrol sosial. individu tunalaras biasanya
menunjukan prilaku menyimpang yang tidak sesuai dengan norma dan
aturan yang berlaku disekitarnya. Tunalaras dapat disebabkan karena faktor
internal dan faktor eksternal yaitu pengaruh dari lingkungan sekitar.
f. Kesulitan belajar
Adalah individu yang memiliki gangguan pada satu atau lebih
kemampuan dasar psikologis yang mencakup pemahaman dan penggunaan
bahasa, berbicara dan menulis yang dapat mempengaruhi kemampuan
berfikir, membaca, berhitung, berbicara yang disebabkan karena gangguan
persepsi, brain injury, disfungsi minimal otak, dislexia, dan afasia
perkembangan. individu kesulitan belajar memiliki IQ rata-rata atau diatas
rata-rata, mengalami gangguan motorik persepsi-motorik, gangguan
koordinasi gerak, gangguan orientasi arah dan ruang dan keterlambatan
perkembangan konsep
faktor
penyebab
yang
Usia Ibu
Kelahiran
Downs
20 tahun
Dalam
2000
25 tahun
Dalam
1200
30 tahun
Dalam
1000
35 tahun
Dalam
660
40 tahun
Dalam
80
45 tahun
Dalam
17
49 tahun
Dalam
10
2. Infeksi
Merupakan suatu penyebab dikarenakan adanya berbagai serangan
penyakit infeksi yang dapat menyebabkan baik langsung maupun tidak
langsung terjadinya kelainan seperti infeksi TORCH (toksoplasma, rubella,
cytomegalo virus, herpes), polio, meningitis, dsb. Sebagai gambaran dapat
dikemukakan sebagai berikut Ilustrasi :
Ada seorang ibu yang tengah hamil, dalam pemeriksaan dokter
ternyata ibu tersebut mengidap virus teksoplasma maka oleh dokter
dikatakan
ibu
tersebut
memilliki
resiko
tinggi
melahirkan
anak
3. Keracunan
Ilustrasi Seorang ibu muda sering merasa pusing dan mual-mual,
untuk menghilangkan rasa pusing sepeeti biasa ia mengkonsumsi obat sakit
7
kepala yang dijual bebas di pasaran. Setelah sekian lama kira-kira 2 bulan
rasa pusingnya juga tidak pernah mereda, maka ia memeriksakan dirinya ke
dokter. Dari pemeriksaan ternyata ibu tadi dinyatakan telah hamil kira-kira 2
bulan. Setelah mengetahui kehamilanya maka dia berhati-hati dalam
mengkonsumsi obat-obatan, pada usia kehamilanya yang ke-40 minggu ibu
tadi melahirkan anaknya dengan normal. Setelah mengikuti perkembangan
anaknya ternyata anak tersebut usia 2 tahun belum dapat berbicara . padahal
berdasarkan perkembangan anak normal seharusnya anak tersebut sudah
dapat berbicara 1 sampai 2 patah kata. Anak tersebut mengalami
keterlambatan wicara (delayed speech ).
Ilustrasi tersebut diatas merupakan gambaran salah satu penyebab
lahirnya anak berkebutuhan khusus. Masih banyak jenis keracunan yang
merupakan penyebab yang cukup banyak ditemukan karena seperti pola
hidup masyarakat, keracunan dapat secara langsung pada anak , maupun
melalui ibu hamil. Munculnya FAS (fetal alcohol syndrome ) adalah
keracunan janin yang disebabkan ibu mengkonsumsi alkohol yang
berlebihan, kebiasaan kaum ibu mengkonsumsi obat bebas tanpa
pengawasan dokter merupakan potensi keracuan pada janin. Jenis makanan
yang dikonsumsi bayi yang banyak mengandung zat-zat berbahaya
merupakan salah satu penyebab. Adanya pulusi pada sarana kehiduoan
terutama pada pencemaran udara dan iar, seperti peristiwa Bhopal dan
chernobil sebagai gambaranya.
4. Trauma
Kejadian yang tidak terduga dan menimpa langsung pada anak seperti
proses kelahiran yang sulit sehingga memerlukan pertolongan yang
mengandung resiko tinggi atau kejadian saat kelahiran saluran pernafasan
anak tersumbat sehingga menimbulkan kekurangan oksigen pada otak atau
(asfeksia) terjadinya kecelakaaan yang menimpa organ tubuh anak terutama
pada bagian kepala. Bencana alam seperti gempa bumi sering menyebabkan
kejadia trauma.
Ada seorang anak usia 4 tahun mengalami kejadian gempa bumi yang
terjadi mengguncang yogyakarata tahun 2006. Anak tersebut mengalami
8
penduduk
yang
berada
dibawah
garis
kemiskinan.
Jika dipandang dari sudut waktu terjadinya kelainan dapat dibagi menjadi :
a. Pre-natal
Terjadinya kelainan anak semasa dalam kandungan atau sebelum
proses kelahiran. Misalnya seorang ibu yang tengah hamil muda
>3bulan keracunan alkohol.
b. Peri-natal
Sering juga disebut natal waktu pada waktu terjadinya kelainan pada
saat proses kelahiran dan menjelang serta sesaat setelah proses
kelahiran.
c. Paska-natal
Terjdinya kelainan setelah anak dilahirkan sampai dengan sebelum
usia perkembangan selesai (kurang lebih usia 18 tahun).
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Ada bermacam-macam jenis anak dengan kebutuhan khusus, tetapi
khusus untuk keperluan pendidikan inklusi, anak dengan kebutuhan khusus akan
dikelompokkan menjadi 9 jenis. Berdasarkan berbagai studi, ke 9 jenis ini paling
sering dijumpai di sekolah-sekolah reguler. Jika di luar 9 jenis tersebut masih
dijumpai di sekolah, maka guru dapat bekerjasama dengan pihak lain yang relevan
10
untuk menanganinya, seperti anak-anak autis, anak korban narkoba, anak yang
memiliki penyakit kronis, dan lain-lain.
2. Saran
Sebagai penutup dari makalah ini kami selaku penulis menyarakan
kepada teman- teman sesama mahasiswa untuk benar benar dapat memahami
jenis jenis anak berkebutuhan khusus dan faktor penyebab anak berkebutuhan
khusus.
Dan kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah yang kami susun
ini jauh dari kesempurnan dan masih banayak yang tidak dapat kami jabarkan
semua di dalam makalah ini,semoga bermanfaat . Terimah kasih.
11