Anda di halaman 1dari 4

1.

NILAI-NILAI ETIKA DAN ESTETIKA Teori Nilai membahas dua masalah yaitu masalah
Etika dan Estetika. Etika membahas tentang baik buruknya tingkah laku manusia sedangkan
estetika membahas mengenai keindahan. Ringkasnya dalam pembahasan teori nilai ini
bukanlah membahas tentang nilai kebenaran walaupun kebenaran itu adalah nilai juga.
Pengertian nilai itu adalah harga dimana sesuatu mempunyai nilai karena dia mempunyai
harga atau sesuatu itu mempunyai harga karena ia mempunyai nilai. Dan oleh karena itu nilai
sesuatu yang sama belum tentu mempunyai harga yang sama pula karena penilaian seseorang
terhadap sesuatu yang sama itu biasanya berlainan. Bahkan ada yang tidak memberikan nilai
terhadap sesuatu itu karena ia tidak berharga baginya tetapi mungkin bagi orang lain malah
mempunyai nilai yang sangat tinggi karena itu sangatlah berharga baginya. Perbedaan antara
nilai sesuatu itu disebabkan sifat nilai itu sendiri. Nilai bersifat ide atau abstrak (tidak nyata).
Nilai bukanlah suatu fakta yang dapat ditangkap oleh indra. Tingkah laku perbuatan manusia
atau sesuatu yang mempunyai nilai itulah yang dapat ditangkap oleh indra karena ia bukan
fakta yang nyata. Jika kita kembali kepada ilmu pengetahuan, maka kita akan membahas
masalah benar dan tidak benar. Kebenaran adalah persoalan logika dimana persoalan nilai
adalah persoalan penghayatan, perasaan, dan kepuasan. Ringkasan persoalan nilai bukanlah
membahas kebenaran dan kesalahan ( benar dan salah ) akan tetapi masalahnya ialah soal
baik dan buruk, senang atau tidak senang. Masalah kebenaran memang tidak terlepas dari
nilai, tetapi nilai adalah menurut nilai logika. Tugas teori nilai adalah menyelesaikan masalah
etika dan estetika dimana pembahasan tentang nilai ini banyak teori yang dikemukakan oleh
beberapa golongan dan mepunyai pandangan yang tidak sama terhadap nilai itu. Seperti nilai
yang dikemukakan oleh agama, positifisme, fragmatisme, fitalisme, hidunisme dan
sebagainya. 1.1 Etika Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata ethos yang berarti adat
kebiasaan tetapi ada yang memakai istilah lain yaitu moral dari bahasa latin yakni jamak dari
kata nos yang berarti adat kebiasaan juga. Akan tetapi pengertian etika dan moral ini
memiliki perbedaan satu sama lainnya. Etka ini bersifat teori sedangkan moral bersifat
praktek. Etika mempersoalkan bagaimana semestinya manusia bertindak sedangkan moral
mempersoalkan bagaimana semestinya tndakan manusia itu. Etika hanya mempertimbangkan
tentang baik dan buruk suatu hal dan harus berlaku umum. Secara singkat definisi etika dan
moral adalah suatu teori mengenai tingkah laku manusia yaitu baik dan buruk yang masih
dapat dijangkau oleh akal. Moral adalah suatu ide tentang tingkah laku manusia ( baik dan
buruk ) menurut situasi yang tertentu. Jelaslah bahwa fungsi etika itu ialah mencari ukuran
tentang penilaian tingkah laku perbuatan manusia ( baik dan buruk ) akan tetapi dalam
prakteknya etika banyak sekali mendapatkan kesukaran-kesukaran. Hal ini disebabkan
ukuran nilai baik dan buruk tingkah laku manusia itu tidaklah sama ( relatif ) yaitu tidal
terlepas dari alam masing-masing. Namun demikian etika selalu mencapai tujuan akhir untuk
menemukan ukuran etika yang dapat diterima secara umum atau dapat diterima oleh semua
bangsa di dunia ini. Perbuatan tingkah laku manusia itu tidaklah sama dalam arti
pengambilan suatu sanksi etika karena tidak semua tingkah laku manusia itu dapat dinilai
oleh etika. Tingkah laku manusia yang dapat dinilai oleh etika itu haruslah mempunyai
syarat-syarat tertentu, yaitu : A. Manusia itu dikerjakan dengan penuh pengertian Oleh karena
itu orang-orang yang mengerjakan sesuatu perbuatan jahat tetapi ia tidak mengetahui
sebelumnya bahwa perbuatan itu jahat, maka perbuatan manusia semacam ini tidak mendapat
sanksi dalam etika B. Perbuatan yang dilakukan manusia itu dikerjakan dengan sengaja
Perbuatan manusia ( kejahatan ) yang dikerjakan dalam keadaan tidak sengaja maka
perbuatan manusia semacam itu tidak akan dinilai atau dikenakan sanksi oleh etika.
Perbuatan manusia dikerjakan dengan kebebasan atau dengan kehendak sendiri Perbuatan
manusia yang dilakukan denan paksaan ( dalam keadaan terpaksa ) maka perbuatan itu tidak
akan dikenakan sanksi etika. Demikianlah persyaratan perbuatan manusia yang dapat
dikenakan sanksi ( hukuman ) dalam etika. 1.2 Estetika Estetika dan etika sebenarnya hampir

tidak berbeda. Etika membahas masalah tingkah laku perbuatan manusia ( baik dan buruk ).
Sedangkan estetika membahas tentang indah atau tidaknya sesuatu. Tujuan estetika adalah
untuk menemukan ukuran yang berlaku umum tentang apa yang indah dan tidak indah itu.
Yang jelas dalam hal ini adalah karya seni manusia atau mengenai alam semesta ini. Seperti
dalam etika dimana kita sangat sukar untuk menemukan ukuran itu bahkan sampai sekarang
belum dapat ditemukan ukuran perbuatan baik dan buruk yang dilakukan oleh manusia.
Estetika juga menghadapi hal yang sama, sebab sampai sekarang belum dapat ditemukan
ukuran yang dapat berlaku umum mengenai ukuran indah itu. Dalam hal ini ternyata banyak
sekali teori yang membahas mengenai masalah ukuran indah itu. Zaman dahulu kala, orang
berkata bahwa keindahan itu bersifat metafisika [ abstrak ). Sedangkan dalam teori modern,
orang menyatakan bahwa keindahan itu adalah kenyataan yang sesungguhnya atau sejenis
dengan hakikat yang sebenarnya bersifat tetap. 2. BEBERAPA PENGERTIAN DALAM
ETIKA PROFESI 2.1 Pengertian etika dan etika profesi Kata etik (atau etika) berasal dari
kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter ,watak kesusilaan atau adat. Sebagai suatu
subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang dimilikioleh individu maupun kelompok
untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk
atau baik. Menurut Martin [1993], etika didefinisikan sebagai the discipline which can actas
the performance index or reference for our control system . 14 April 2006 Etika adalah
refleksi dari apa yang disebut dengan self control, karena segala sesuatunya dibuat dan
diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok social (profesi) itu sendiri. Kehadiran
organisasi profesi dengan perangkat built-inmechanism berupa kode etik profesi dalam hal
ini jelas akan diperlukan untuk menjaga martabat dan serta kehormatan profesi, dan disisi lain
melindungi masyarakat dari segala bentuk penyimpangan maupun penyalahgunaan keahlian
(Wighnjosoebroto, 1999). Sebuah profesi hanya dapat memperoleh kepercayaan dari
masyarakat, bilamana dalam diri elit professional tersebut ada kesadaran untuk
mengindahkan etika profesi pada saat mereka inginmemberikan jasa keahlian profesi kepada
masyarakat yang memerlukan. 14 Apil 2006 Etika Profesi 3 2.2 Etika dan Estetika Etika
disebut juga filsafat moral adalah cabang filsafat yang berbicara tentang praxis (tindakan)
manusia. Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan mempersoalkan
bagaimana manusia harus bertindak. Tindakan manusia ini ditentukan oleh bermacam-macam
norma. Norma ini masih dibagi lagi menjadi norma hukum, norma moral, norma agama dan
norma sopan-santun. Norma hukum berasal dari hukum dan perundang-undangan, norma
agama berasal dari agama, norma sopan-santun berasal dari kehidupan sehari-hari, sedangkan
norma moral berasal dari suara batin dan etika. 14 April 2006 Etika Profesi 4 2.3 Etika dan
Etiket Etika (ethics) berarti moral sedangkan etiket berarti sopan-santun. Persamaan antara
etika dan etiket yaitu : Etika dan etiket menyangkut perilaku manusia. Istilah tersebut
dipakai mengenai manusia tidak mengenai binatang karena binatang tidakmengenal etika atau
etiket. Kedua-duanya mengatur perilaku manusia secara normatif artinya memberi norma
bagi perilaku manusia dan dengan demikian menyatakan apa yang harus dilakukan dan apa
yang tidak boleh dilakukan. Justru karena sifatnya normatif maka kedua istilah tersebut
sering dicampuradukkan. Perbedaan antara etika dengan etiket yaitu : 1. Etiket menyangkut
cara melakukan perbuatan manusia. Etiket menunjukkan cara yang tepat artinya cara yang
diharapkan serta ditentukan dalam sebuah kalangan tertentu. Etika tidak terbatas pada cara
melakukan melakukan sebuah perbuatan, etika memberi norma tentang perbuatan itu sendiri.
Etika menyangkut masalah apakah sebuah perbuatan boleh dilakukan atau tidak boleh
dilakukan. 2. Etiket hanya berlaku untuk pergaulan. Etika selalu berlaku walaupun tidak ada
orang lain. Barang yang dipinjam harus dikembalikan walaupun pemiliknya sudah lupa. 3.
Etiket bersifat relatif. Yang dianggap tidak sopan dalam sebuah kebudayaan, dapat saja
dianggap sopan oleh kebudayaan lain. Etika jauh lebih absolut. Perintah seperti jangan
berbohong,jangan mencuri merupakan prinsip etika yang tidak bisa ditawar-tawar. 4.

Etiket hanya memandang manusia dari segi lahiriah saja sedangkan etika memandang
manusia dari segi dalam. Penipu misalnya tutur katanya lembut, memegang etiket namun
menipu. Orang dapat memegang etiket namun munafik sebaliknya orang yang berpegang
pada etika tidak mungkin munafik karena seandainya dia munafik maka dia tidak bersikap
etis. Orang yang bersikap etis merupakan orang yang sungguh-sungguh baik. 2.4 Etika dan
Ajaran Moral 1. Etika perlu dibedakan dari moral. Ajaran moral membuat pandangan tentang
nilai dan norma moral yang terdapat pada sekelompok manusia. Ajaran moral mengajarkan
bagaimana orang harus hidup. Ajaran moral merupakan rumusan sistematik terhadap
anggapan tentang apa yang bernilai serta kewajiban manusia. 2. Etika merupakan ilmu
tentang norma, nilai dan ajaran moral. Etika merupakan filsafat yang merefleksikan ajaran
moral. Pemikiran filsafat mempunyai 5 ciri khas yaitu bersifat rasional, kritis, mendasar,
sistematik dan normatif (tidak sekedar melaporkan pandangan moral melainkan menyelidiki
bagaimana pandangan moral yang sebenarnya). Pluralisme moral diperlukan karena : 1.
Pandangan moral yang berbeda-beda karena adanya perbedaan suku, daerah budaya dan
agama yang hidup berdampingan, 2. Modernisasi membawa perubahan besar struktur dan
nilai kebutuhan masyarakat yang akibatnya menantang pandangan moral tradisional, 3.
Berbagai ideologi menawarkan diri sebagai penuntun kehidupan, masing-masing dengan
ajarannya sendiritentang bagaimana manusia harus hidup. Etika sosial dibagi menjadi :
Sikap terhadap sesama, Etika keluarga, Etika profesi, misalnya Etika untuk dokumentalis,
pialang iformasi, Etika politik, Etika lingkungan hidup, serta Kritik ideologi. Moralitas
Ajaran moral memuat pandangan tentang nilai dan norma moral yang terdapat diantara
sekelompok manusia. Adapun nilai moral adalah kebaikan manusia sebagai mansia. Norma
moral adalah Tentang bagaimana manusia harus hidup supaya menjadi baik sebagai manusia.
Ada perbedaan antara kebaikan moral dan kebaikan pada umumnya. Kebaikan moral
merupakan kebaikan manusia sebagai manusia sedangkan kebaikan pada umumnya
merupakan kebaikan manusia yang dilihat dari satu segi saja, misalnyasebagai suami atau
istri. Moral berkaitan dengan moralitas. Moralitas adalah sopan-santun, segala sesuatu yang
berhubungan dengan etiket atau sopan-santun. Moralitas dapat berasal dari sumber tradisi
atau adat, agama atau sebuah ideologi atau gabungan dari beberapa sumber. Etika dan
Moralitas Etika bukan sumber tambahan moralitas melainkan merupakan filsafat yang
merefleksikan ajaran moral. Pemikiran filsafat mempunyai 5 ciri khas yaitu bersifat rasional,
kritis, mendasar, sistematik dan normatif. Rasional berarti mendasarkan diri pada rasio atau
nalar, pada argumentasi yang bersedia untuk dipersoalkan tanpa perkecualian. Kritis berarti
filsafat ingin mengerti sebuah masalah sampai ke akar-akarnya, tidak puas dengan pengertian
dangkal. Sistematis artinya membahas langkah demi langkah, normatif berarti menyelidiki
bagaimana pandangan moral yang seharusnya. Etika dan Agama Etika tidak dapat
menggantikan agama. Agama merupakan hal yang tepat untuk memberikan orientasi moral.
Pemeluk agama menemukan orientasi dasar kehidupan dalam agamanya. Akan tetap agama
itu memerlukan keterampilan etika agar dapat memberikan orientasi, bukan sekedar
indoktrinasi. Hal ini disebabkan empat alasan sebagai berikut : 1. Orang agama
mengharapkan agar ajaran agamanya rasional. Ia tidak puas mendengar bahwa Tuhan
memerintahkan sesuatu, tetapi ia juga ingin mengerti mengapa Tuhan memerintahkannya.
Etika dapat membantu menggali rasionalitas agama. 2. Seringkali ajaran moral yang termuat
dalam wahyu mengizinkan interpretasiyang saling berbeda dan bahkan bertentangan, 3.
Karena perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan masyarakat maka agama menghadapi
masalah moral yang secara tidak langsung disinggung-singgung dalam wahyu. Misalnya bayi
tabung, reproduksi manusia dengan gen yang sama, 4. Adanya perbedaan antara etika dan
ajaran moral. Etika mendasarkan diri pada argumentasi rasional semata-mata sedangkan
agama pada wahyunya sendiri. Oleh karena itu ajaran agama hanya terbuka pada mereka
yang mengakuinya sedangkan etika terbuka bagi setiap orang dari semua agama dan

pandangan dunia. 2.5 Istilah berkaitan Kata etika sering dirancukan dengan istilah etiket, etis,
ethos, iktikad dan kode etik atau kode etika. Etika adalah ilmu yang mempelajari apa yang
baik dan buruk. Etiket adalah ajaran sopan-santunyang berlaku bila manusia bergaul atau
berkelompok dengan manusia lain. Etiket tidak berlaku bila seorang manusia hidup sendiri,
misalnya hidup di sebuah pulau terpencil atau di tengah hutan. Etis artinya sesuai dengan
ajaran moral, misalnya tidak etis menanyakan usia pada seorang wanita. Ethos artinya sikap
dasar seseorang dalam bidang tertentu. Maka ada ungkapan ethos kerja artinya sikap dasar
seseorang dalam pekerjaannya, misalnya ethos kerja yang tinggi artinya dia menaruh sikap
dasar yang tinggi terhadap pekerjaannya. Kode etika atau kode etik artinya daftar kewajiban
dalam menjalankan tugas sebuah profesi yang disusun oleh anggota profesi dan mengikat
anggota dalam menjalankan tugasnya.
Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef

Anda mungkin juga menyukai