BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Al-Quran adalah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
melalui malaikat Jibril yang memiliki kemukjizatan lafal, membacanya bernilai
ibadah, diriwayatkan secara mutawatir, yang tertulis secara mushaf, dimulai
dengan surat Al-Fatihah dan di akhiri dengan surat Al-Nas.1 Sebagai pedoman
bagi manusia dalam menata kehidupannya agar memperoleh kebahagian lahir
dan bathin, di dunia dan di akhirat kelak. Konsep konsep yang dibawa AlQuran selalu relevan dengan problem yang dihadapi manusia, karena itu
ia turun untuk berdialog dengan setiap umat yang ditemuinya, sekaligus
menawarkan pemecahan terhadap permasalahan yang dihadapi oleh umat
manusia.
Tiada bacaan semacam Al-Quran yang dibaca oleh
ratusan juta orang yang tidak mengerti artinya dan atau tidak
dapat menulis dengan aksaranya. Bahkan dihafal huruf demi
huruf oleh orang dewasa, remaja, dan anak-anak.
Tiada bacaan melebihi Al-Quran dalam perhatian yang
diperolehnya, bukan saja sejarahnya secara umum, tetapi ayat
demi ayat, baik dari segi masa, musim, maupun turunnya,
sampai kepada sebab-sebab serta waktu-waktu turunnya.
Tiada bacaan seperti Al-Quran yang dipelajari bukan
hanya susunan redaksi dan pemilihan kosakatanya, tetapi juga
kandungannya yang tersurat, tersirat bahkan sampai kepada
kesan yang ditimbulkannya. Semua dituangkan dalam jutaan
jilid
buku,
generasi
dan
generasi.
Kemudian
apa
yang
sesuai
kecenderungan
dengan
mereka,
perbedaan
namun
kemampuan
semua
dan
mengandung
kebenaran.
Al-Quran
layaknya
sebuah
permata
yang
mana
atau
yang
diperhalus
dipendekkan,
ucapannya,
dipanjangkan,
dimana
tempat
masih
yang
menawarkan
dirinya
untuk
dibaca,
seperti
17. dan Sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk
pelajaran, Maka Adakah orang yang mengambil pelajaran
mengatakan
bahwa
kita
umatnya
tidak
akan
adalah
Al-Quran.
Al-Quran
merupakan
institusi
melakukan
pembelajaran
penyelenggara
pengembangan
yang
kreatif
pendidikan
dituntut
pengembangan
dan
inovatif,
dalam
untuk
hal
sehingga
membacanya,
kandungannya,
terus
memiliki
menerus
kemampuan
mempelajari
yang
kuat
isi
untuk
mengamalkannya secara kaffah dalam kehidupannya seharihari.3 Islam telah banyak memberikan konsep pendidikan dan
pembinaan anak sebagai upaya menggapai generasi rabbani.
Seorang anak jika telah diberikan pendidikan agama yang baik
2 Asad Humam dkk, Pedoman, Pengelolaan, Pembinaan dan
Pengembangan Membaca, Menulis dan Memahami Al-Quran (M3A),
(Yogyakarta: Balai Litbang LPTQ Nasional, 2001), hal. 64
3 Budiyanto dkk, Panduan Praktis Pengelolaan Taman Kanak-Kanak AlQuran, Taman Pendidikan Al-Quran, Talimul Quran Lil Aulad (TKA-TPA-TQA)
Daerah Istimewa Yogyakarta, (Yogyakarta: Lembaga Dakwah dan Pendidikan
Al-Quran, 2005), hal. 6.
sebagai
generasi
penerus
haruslah
mendapat
bagi
anaknya
peletakan
dikemudian
pendidikan
formal
dasar
hari.
pendidikan
Selain
memegang
orang
peran
atau
tua,
yang
kehidupan
lembaga
tidak
kalah
agama
orang
tua,
kesibukan
orang
tua,
jaman
sekarang
yang
tidak
sikap
sesuai
anakdengan
satu
tujuan
pendidikan
agama
Islam
adalah
bagi
pertumbuhan
dan
perkembangan
generasi
Qurani. Penanaman nilai-nilai yang terkandung dalam AlQuran dengan bahasa Arabnya diberikan oleh orang tua dan
guru kepada anak didiknya, memberikan tempat tersendiri
terhadap penguasaan yaitu membaca, menulis dan berbicara.
Pembelajaran Al-Quran dimulai sejak zaman Nabi, bahkan
dapat dikatakan pengajaran Al-Quran merupakan ajaran yang
utama dan pertama dalam pendidikan Islam. Hal tersebut
berlangsung dan berkembang di negara-negara Islam, baik di
negara-negara Arab maupun di negara-negara lain.
Pembelajaran
Al-Quran
di
Indonesia
merupakan
Al-
kandungan Al-Quran
Strategi
Menyiapkan
Generasi
Qurani
Melalui
Buduran
A. Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini Fokus penelitian atau batasan
penelitian yang di kaji adalah Strategi Menyiapkan Generasi
Qurani,
yaitu
pembelajaran
Al-Quran
kepada
siswa,.
Konsep
Strategi
untuk
menyiapkan
ini tidak
terseret ombak
ke
lautan
generasi
qurani
yang
dipakai
dalam
atau
peningkatan
praktik
pendidikan
secara
kinerjanya,
dan
(3)
mengembangkan
strategi
yang
dipakai
untuk
menyiapkan
generasi
qurani
dalam
melalui
10
Pendidikan
pendidikan
Islam
seperti
Quran,
lainnya
Sekolah
Dasar,
dan lembaga-lembaga
terutama
Falah Buduran.
3. Secara teoritis, bagi SMP Unggulan Al-Falah
penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
bagi
terutama
dapat memberikan
terobosan-terobosan
khususnya guru
baru
dari
para
pendidikan agama
pendidikdan
Islam
untuk
11
istilah
merupakan
penjelasan
atas
konsep
keadaan
dan
kemampuan
siswa
menjadikan
untuk
mengamalkannya
secara
kaffah
dalam
kehidupannya sehari-hari.
3. pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh
individu
yang
baru
secara
keseluruhan,
sebagai
hasil
dari
12
Batasan
Kegunaan
dan
Penelitian,
Rumusan
Tinjauan
Masalah,
Pustaka,
dan
Tujuan
dan
Sistematika
Pembahasan.
Bab II: Landasan Teori yang menguraikan beberapa teori
daripara ahli dari berbagai literatur yang relevan dengan
penelitian ini yang terdiri dari; konsep strategi menyiapkan
generasi
qurani
qurani,
indikator-indikator
kemampuan
meliputi
membaca,
pengertian
generasi
strategi,
qurani,
mempelajari
generasi
meliputi
Al-Quran
dan
13
penyajian
dan
analisis
data
tentang
strategi
menyiapkan
generasi
qurani
melalui
program
Merupakan
bab
penutup
yang
terdiri
dari
14
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep Strategi Pembelajaran
1. Pengertian Strategi Pembelajaran
Strategi berasal dari kata strategos (Yunani) atau
strategus. Strategos berarti jendral atau berarti pula perwira
negara (state officer).5 Strategi dapat diartikan sabagai cara/
taktik/ siasat/ kiat/ trik.6 Secara terminologi, strategi adalah
suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai
tujuan.
Adapun kata pembelajaran sebenarnya mengandung
dua makna, yaitu mengajar dan belajar. Mengajar berarti
sesuatu yang biasa diberikan guru kepada muridnya. Tetapi
kadang sebaliknya, belajar sesuatu yang biasa dilakukan
oleh murid, tetapi kadang dilakukan oleh guru.
Pembelajaran sendiri yaitu kegiatan yang direncanakan
dan dilaksanakan untuk peserta didik agar mereka belajar.
Kemudian tujuan pembelajaran adalah hasil perubahan
tingkah laku pada diri siswa sesuai dengan tujuan yang
sudah ditentukan semua. Perubahan yang dimaksud tidak
lain
adalah
perubahan
kognitif,
psikomotorik,
maupun
perubahan afektif.
Strategi
pembelajaran
merupakan
suatu
kegiatan
15
pembelajaran yang
harus
dikerjakan
guru
dan
siswa
Dengan
kata
lain
strategi
belajar
mengajar
dan
komponen
Carey
strategi
menyebutkan
pembelajaran,
bahwa
yaitu
terdapat
(1)
kegiatan
akan
diuraikan
penjelasan
masing-masing
komponen:8
a. Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan
7 Wina Wijaya, Strategi Pembelajaran (Jakarta: Kencana,2007), hlm.
126.
16
pembelajaran
secara
keseluruhan
memegang
akan
dapat
peserta
didik.
Cara
pelajaran
melalui
meningkatkan
guru
motivasi
belajar
memperkenalkan
materi
contoh-contoh
ilustrasi
tentang
mempelajari
pokok
bahasan
tertentu
akan
tetapi
tidak
melakukan
kegiatan
pendahuluan
baik
situasi
dan
kondisi
yang
dihadapinya.
17
mengetahui
tercapainya
tujuan
pembelajaran
dengan
baik
oleh
guru.
Dalam
tiga, yaitu :
f. Strategi pengorganisasian
18
menata
isi
suatu
bidang
studi
dan
kegiatan
ini
pengorganisasian
membuat
urutan
adalah
(sequencing)
cara
dan
untuk
mensintesis
dan
synthesizing
terkait
dengan
cara
untuk
penyampaian
adalah
cara
untuk
respon
dan
strategi
menekankan pada
masukan
dari
siswa.
penyampaian
media
apa
yang
Uraian
pembelajaran
dipakai
untuk
digunakan.
Strategi
penyampaian
adalah cara-
19
kepada
siswa
merespon
dan
sekaligus
masukan-
untuk
masukan
dari
menerima
siswa.
serta
Dengan
dasarnya
strategi
penyampaian
mencakup
lingkungan fisik, guru, bahan pembelajaran dan kegiatankegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran. Dalam hal
ini
media
penting
pembelajaran
dari
strategi
merupakan
satu
penyampaian
komponen
pembelajaran.
dalam
mendeskripsikan
strategi
penyampaian
pembelajaran
yang
merangsang
peranan media
pembelajaran
adalah
belajar
mengajar
penyampaian
adalah
komponen
pembelajaran
yang
20
berlangsung.
Strategi
pengelolaan
pembelajaran
berhubungan
dengan
penjadwalan,
baiknya
pengorganisasian
perencanaan
dan
strategi
strategi
penyampaian
maka
efektivitas
pembelajaran
terkait
startegi
strategi
penyampaian
pembelajaran
yang
pengorganisasian
pembelajaran.
terkait,
maupun
Strategi
baik
strategi
pengelolaan
atau
keturunan.
Sedangkan
secara
istilah
21
Sedangkan menurut
ini
menjadi
harmonis.
22
Aisyah
RA
ditanya
dalam hadistnya
tentang
akhlak
nabi
dalam
praktek
kehidupan
mesyarakat
umat
Islam
dituntut
untuk
menunjukkan
nilai
moral
kemanusiaan
dan
spiritual.
kemajuan
dan
kemakmuran
serta
23
komponen
yang
berkaitan.14
saling
Sedangkan
yang
didukung
pula
beberapa
komponen
kegiatan
Pembelajaran,
terjadi
interaksi
kegiatan
belajar
dengan
pendidik
yang
membelajarkan
pendidikan
maupun
siswa
teori
menggunakan
belajar
yang
asas
merupakan
dan
prosedur
untuk
mencapai
tujuan
pembelajaran.16
Pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses
mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar
anak
didik,
sehingga
dapat
menumbuhkan
dan
Al-Quran
menurut
bahasa
berarti
24
berdasarkan
disimpulkan
uraian
diatas,
dapat
pendidik
dan sumber
dalam upaya
memiliki
tujuan.
Sehingga
diharapkan
dalam
perkembangannya
teori-teori
tentang
tujuan
.18
25
kegiatan
selesai.19
menurut
al-Syaibani,
yang
bahwa
tujuan
pendidikan
Islam
adalah
fungsi
berkesinambungan
iman,
bagi
ilmu
dan
terbinanya
amal
kehidupan
secara
yang
didik
menggapai,
setelah
anak
menguasai
didik
bahan
tersebut
pelajaran
menerima,
yang
telah
sorogan
atau
individu
(privat).
Dalam
26
dipergunakan
untuk
menerangkan
pokok-
sedangkan
membacanya
sangat
baca
menerangkan
simak.
Dalam
prakteknya
pokok
pelajaran
yang
guru
rendah
telah
dipelajari
dalam
rangka
mencapai
tujuan
belajar.21
Pendapat
berhubungan
bagi
diatas
menunjukkan
bahwa
metode
terciptanya
kondisi
pembelajaran
yang
kondusif,
27
proses
penting
pembelajaran.
pembelajaran,
dalam
Dalam
upaya
mempelajari
metode
mempunyai
pencapaian
Al-Quran,
tujuan
terutama
mempercepat
serta
menarik
perhatian
ada
beberapa
kekurangan
dan
kelebihan-kelebihan
Baghdadiyah
berasal
dari
Irak
dikota
metode ini
lebih
lama
untuk
mengajarkannya.
Metode
28
Salim
Zarkasyi
dari
Semarang.
Metode
ini
umum
dipendidikan-pendidikan
Al-Quran,
29
5) Metode Iqra
Metode Iqra adalah suatu sistem mempelajari cara
membaca Al-Quran yang sistematis dimulai dari yang
sederhana ketahap yang lebih sulit. Buku Iqra disusun
oleh Asad Human, terdiri dari enam jilid. Metode ini
termasuk salah satu metode yang sangat di kenal
masyarakat karena proses penyebarannya melalui banyak
jalan. Seperti melaui jalur Depag atau melalui cabangcabang yang menjadi pusat Iqra. Metode Iqra dalam
prakteknya tidak melalui alat yang bermacam-macam
karena hanya ditekankan pada membaca huruf Al-Quran
dengan fasih. Sifat metode Iqra adalah bacaan langsung
tanpa dieja. Artinya tidak diperkenalkan nama-nama huruf
hijaiyah dengan cara belajar siswa aktif (CBSA) dan lebih
bersifat individual. Bila harus terpaksa klasikal, santri
dikelompokkan berdasarkan kemampuan/jilid. Guru hanya
menerangkan
klasikal
pokok-pokok
pelajaran
secara
prakteknya
bermacam-macam,
tidak
karena
membutuhkan
hanya
alat
yang
ditekankan
pada
29
an-Nahdliyah
adalah
suatu
sistem
30
Qiroati
dan
Iqra.
Metode
an-Nahdliyah
ini
lebih
tidak
akan
terlepas
dari
strategi
yang
kepada
tujuan
pendidikan
yang
telah
ditetapkan sebelumnya.23
Pendekatan dalam teori pendidikan Islam adalah
usaha
dalam
rangka
aktivitas
penelitian
untuk
pendekatan
yang
digunakan
dalam
31
Perbedaan
individual
pada
anak
didik
dapat
harus
memperhatikan
perbedaan
anak
bagi
kepentingan
sangat
memerlukan
pengajaran.
Pengelolaan
pendekatan
individual.
terhadap
anak
didik
di
kelas.
Persoalan
kelompok
memang
suatu
waktu
kegiatan
dimaksudnya
yaitu
Pembelajaran
pada
setiap
al-Qur'an
disini
diri
didik
anak
ada
di
dalam
diri
mereka
masing-masing,
32
guru
ingin
menggunakan
pendekatan
pengelolaan
berhubungan
dengan
kelas,
terutama
penempatan
anak
yang
didik,
psikologis
dijadikan
sebagai
pijakan
dalam
bervariasi
bertolak
dari
konsepsi
diperlukan
variasi
tehnik
pemecahan
33
mencapai
tujuan.
Maka
dalam,
menentukan
mengabaikan
kompetensi
guru
itu
sendiri,
guru
yang
tidak
biasa
menguasai
teknik
34
3. Faktor Murid
Dalam
proses
belajar-mengajar,
adalah
objek
harus
peserta
diperhatikan,
didik
karena
keadaan
peserta
didik,
baik
tingkat
keadaan-keadaan
itu
ada
yang
Sekalipun
pada
umumnya
dalam
Demikian
beberapa
faktor
yang
harus
dapat
mencapai
sasaran
dan
tujuan
yang
ditetapkan.
E. Manfaat Pembelajaran al-Qur'an bagi siswa
Banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh bagi siswa
dalam
proses
kegiatan
Pembelajaran
al-Qur'an
diantaranya:
1. Siswa mampu membaca al-Qur'an dengan baik dan
35
benar
2. Siswa menjadi generasi qurani yang cerdas dan
pintar.
3. Siswa mendapatkan bekal yang cukup untuk proses
pembelajaran agama Islam selanjutnya.
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan
kualitatif deskriptif. Karena dalam pendekatan penelitian inilah yang sesuai
dengan kCondisi objek yang diteliti. Telah diungkapkan oleh Bogdan dan
Taylor tentang metode penelitian yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang- orang dan
perilaku yang dapat diamati.25
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian studi kasus
dengan rancangan studi multi kasus yaitu strategi penelitian yang mengkaji
secara rinci lebih dari satu latar, subyek atau tempat penyimpanan dokumen.26
Studi multi kasus ini dimaksudkan untuk mencoba mengamati dan berupaya
mencari kebenaran dari perkembangan dan fenomena yang terjadi pada suatu
kelompok atau lembaga atau instansi pendidikan. Dalam hal ini instansi yang
menjadi obyek penelitian adalah SMP Unggulan Al-Falah Buduran.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kasus (case study)
yang sifat utamanya adalah mempertahankan keutuhan dari subyek. Maka data
yang dikumpulkan dalam rangka studi kasus dipelajari sebagai satu
keseluruhan yang terintegrasi yang bertujuan untuk mengembangkan
pengetahuan yang mendalam mengenai subjek penelitian yang ada.
Menurut Lincoln dan Guba yang dikutip oleh Deddy Mulyana
penggunaan studi kasus sebagai suatu metode penelitian kualitatif memiliki
beberapa keuntungan, yaitu :27
25 1Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya, 2002), hlm.
26 Robert C. Bogdan dan Biklen, Qualitative Research for education :
An Introduction to Theory and Methods, (Boston, 1982), hlm. 27-30
27 Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 201
37
izin
kepada
pihak
sekolah/yayasan
dengan
38
subjek
39
yaitu orang
yang merespon
atau
menjawab pertanyaan-
40
informasi
strategi
menyiapkan
generasi
41
42
43
suasana umum atau latar penelitian di kedua sekolah tersebut. (2) peran
peneliti dalam observasi lebih ditingkatkan, yaitu secara dekat dan terangterangan peneliti mengamati situasi social tertentu yang terjadi pada latar
penelitian. Pada observasi tingkat ini, peran serta peneliti masih tergolong
pasif. Dalam hal ini peneliti mengamati bagian-bagian peristiwa dan situasi
yang terjadi, sampai pada akhirnya peneliti ikut aktif dalam kegiatan subjek
penelitian.
Dalam penelitian ini peneliti sudah mengamati dan menanyakan
masalah yang sesuai dengan focus masalah ddan dilakukan pada saat
pembelajaran Al-Quran dengan menggunakan pedoman observasi, catatan
lapangan dan foto. Dengan tujuan memperoleh data tentang progam
kegiatan keagamaan dengan strategi internalisasi nilai-nilai karakter
religius siswa. Instrument observasi, catatan lapangan dan foto digunakan
untuk membandingkan dan mencocokkan dengan data wawancara.
2. Metode Interview
Interview merupakan metode pengumpulan data yang digunakan
untuk mendapatkan keterangan atau informasi melalui percakapan secara
langsung atau tatap muka. Wawancara digunakan sebagai teknik
pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan
untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti.37
Metode ini digunakan untuk memperoleh data dan informasi
yang
44
terhadap
pembelajaran
siswa
Al-Quran
melalui
Islam
program
di
SMP
terkait
tentang
strategi
menyiapkan
Al-Quran
siswa
dalam
45
sudah
disederhanakan
selanjutnya
disajikan
dengan
cara
46
terjadi,
observasi,
kecukupan
referensial
(dokumen-dokumen),
47
kriteria
diantaranya
pemeriksaan
keabsahan
data
dengan
triangulasi yaitu
penelitian
ini
diperlukannya
kebenaran
data
dari
48